Anda di halaman 1dari 3

Nama : Farida Yanti Sianturi

NIM :2110501004
Jawaban UAS Mata Kuliah Psikologi Pendidikan Matematika
Jawaban:
1. Salah satu aspek afektif dalam pembelajaran matematika adalah resiliensi matematis.
Bagaimana implementasi pembelajaran yang anda laksanakan sebagai upaya
mengoptimalkan capaian pembelajaran anak didik terkait resiliensi matematis
tersebut?
Jawab :
Resiliensi matematis merupakan bagian dari ketahanan siswa untuk mengatasi
kecemasan matematis yang melekat pada dirinya. Resiliensi matematis adalah
kemampuan mempertahankan sikap afektif positif dalam kaitannya dengan
pembelajaran matematika dalam mengatasi masalah matematik, serta
mengembangkan keterampilan baru jika diperlukan. Implementasi pembelajaran yang
digunakan terkait resiliensi matematis itu adalah dengan menerapkan strategi
pembelajaran yang tepat. Karena menurut Jhonston-Wilder (2013a) mengemukakan
empat faktor yang saling berkorelasi yang mengkonstruksi kemampuan resiliensi
matematis: 1. Value, yaitu kepercayaan bahwa matematika adalah subjek yang
berharga dan bernilai untuk dipelajari. 2. Struggle yaitu kesadaran dan pengakuan
bahwa bergelut dengan matematika merupakan hal bersifat universal bahkan bagi
orang-orang yang memiliki keterampilan matematika tingkat tinggi. 3. Growth,
merupakan keyakinan bahwa semua orang dapat mengembangkan keterampilan
matematika dan tidak percaya bahwa beberapa dilahirkan dengan atau tanpa
kemampuan untuk belajar matematika. 4. Resiliensce, merupakan sebuah orientasi
untuk menghasilkan respon positif ketika menghadapi situasi negatif atau kesulitan
dalam belajar matematika.
Diperlukan strategi pembelajaran yang bisa diterapkan oleh guru untuk meningkatkan
emampuan resiliensi matematis.
2. Bagaimana anda menganalisis pengembangan strategi pengorganisasian pembelajaran
konstruktivisme menurut teori Vygotsky ? Elaborasi jawaban anda menggunakan
contoh yang nyata/spesifik.
Jawab :
Terkait konsep penting dalam teori konstruktivisme Lev Vygotsky, selain Interaksi-
interaksi sosial yang berperan dalam membangun pengetahuan anak empat konsep
utama teori konstruktivisme Vygotsky yang terdiri dari Zone of Proximal
Development (ZPD), Scaffolding, serta bahasa dan pemikiran.
a. Zone of Proximal Development (ZPD)
Satu konsep vygotsky yang paling utama yang menyatakan bahwa pemecahan
masalah yang dilakukan oleh anak jauh lebih cakap jika adanya diskusi atau
bimbingan dari teman sebaya maupun orang dewasa dibandingkan secara mandiri.
Contohnya : jika ada sebuah proyek/tugas matematika , dimana tugas ini meminta
siswa untuk mendapatkan informasi sebanyak mugnkin tentang materi yang akan
dipelajari dan mempersentasekannya didepan kelas. Tugas tersebut akan lebih
maksimal hasilnya jika dikerjakan secara berkelompok dibandingkan secara
pribadi.
b. Scaffolding
Tingkatan pengetahuan atau pengetahuan berjenjang disebut sebagai Scaffolding.
Scaffolding berarti memberikan kepada individu sejumlah besar bantuan selama
bertahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut
dan memberikan kesempatan kepada anak didik tersebut untuk mengambil alih
tanggung jawab yang semakin besar, segera setelah mampu mengerjakan sendiri.
Contoh : Guru menyajikan tugas belajar secara berjenjang dengan tetap Penerapan
Metode Pembelajaran Scaffolding Pada materi deret aritmatika memberikan
penjelasan, peringatan, dorongan serta penguraian masalah ke dalam langkah
pemecahan. Artinya siswa lebih aktif menyelesaikan tugas yang diberikan setelah
guru menjelaskan konsep materi tersebut.
c. Bahasa dan Pemikiran
Teori Vygotsky mengundang banyak perhatian karena teorinya mengandung
pandangan bahwa pengetahuan itu dipengaruhi situasi dan bersifat kolaboratif.
Artinya pengetahuan didistribusikan diantara orang dan lingkungan, yang
mencakup objek, alat, buku, dan komunitas dimana orang berada. Hal ini
menunjukkan bahwa memperoleh pengetahuan dapat dicapai dengan baik melalui
interaksi dengan orang lain dalam kegiatan bersama.
Berdasarkan uraian aplikasi teori konstruktivisme Lev Vygotsky di atas beberapa
hal yang perlu ditekankan dalam penerapannya yaitu: 1) pembelajaran harus
dimulai dari batas zona bahwah dalam ZPD; 2) penggunaan teknik scaffolding
digunakan ketika siswa membutuhkan bantuan; 3) memberdayakan teman sebaya
sebagai ahli; 4) pembelajaran akan lebih efektif dengan melibatkan komunitas
orang belajar.
3. Bagaimana anda mengidentifikasi kecerdasan intuitif dan kecerdasan reflektif peserta
didik?. Uraikan dengan mengaitkannya dengan salah satu topik/materi matematika.
Jawab : .Kecerdasan intuitif adalah suatu istilah psikologi dalam proses pemahaman
kognitif yang secara spontan memunculkan dan menyeleksi konsep ataupun skema
yang sudah diketahuidengan cara memahami pengetahuan melalui sesuatu yang
konkret, eksperimental, atau secara intelektual untuk merespon stimulus dengan
tingkat akurasi yang tinggi..
Hal yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi kecerdasan intuitif adalah :
pada tingkat intuitif, kita mengetahui akan data-data dari lingkungan luar melalui alat-
alat penerima kita (terutama penglihatan dan pendengaran). Hal ini dikarenakan,
secara otomatis data tersebut diklasifikasikan dan dihubungkan dengan data serupa
yang sudah ada. Dengan otot-otot yang dimiliki, kita dapat menggerakan kerangka
untuk berbuat pada lingkungan luar (Suatu uraian yang meliputi bicara dan menulis).
Aktifitas ini banyak dikontrol dan diarahkan oleh umpan balik, selanjutnya informasi
mengenai kemajuan dan hasilnya dapat diketahui melalui reseptor luar. Dalam banyak
kasus, hal tersebut dapat berhasil tanpa adanya kesadaran. Misalnya, ketika membaca
dengan suara keras mengemudikan mobil, atau menjawab pertanyaan 16 x 25.
Kecerdasan reflektif sebagai sesuatu yang dilakukan dengan aktif, gigih, dan penuh
pertimbangan keyakinan didukung oleh alasan yang jelas dan dapat membuat
kesimpulan/memutuskan sebuah solusi untuk masalah yang diberikan. pada tahap
reflektif, aktifitas mental yang telah berintervensi menjadi obyek kesadaran untuk
introspeksi diri. Sebagai contoh seorang siswa yang menumpang kendaraan bertanya?
“mengapa memindahkan versnelling sebelum mencapai belokan tajam di jalan.
Biarpun kita telah berbuat begitu ‘tanpa berfikir’, kita tidak kesulitan untuk
menjelaskan alasan tersebut”.
4. Terdapat berbagai teori terkait psikologi pembelajaran matematika. Berikan analisis
anda tentang teori psikologi apa yang memiliki keterkaitan dengan pembelajaran
matematika berbasis permainan/games.
Jawab :
Teori psikologi anak yang memiliki keterkaitan dengan pemebelajaran matematika
berbasis games adalah Teori Jan Piaget dimana berkenaan dengan tahap
perkembangan kognitif anak salah satu cara yang dapat memungkinkan untuk
mengembangkan kemampuan nya sendiri untuk memahami konsep matematika dan
lebih termotuvasi dalam mempelajarinya adalah dengan menggunakan pendekatan
Learning by playing. Beberapa manfaat anaak jika berlajar sambil bermain
diantaranya :
a. Anak terjun ke alam masyarakat, anak akan mengenal satu sama lain perlahan
lahan timbullah kebersamaan dan rasa sosial.
b. Mampu emngenal kekuatan sendiri. Setelah bermain anak-anak akan mengenal
sifat atau benda yang mereka miliki.
c. Mendapat kesempatan mnegembangkan fantasi atau menyalurkan
kemmapuannya.
d. Berlatih menempa perasaaannya ada anak yang menikmati permainan ada yang
mengalami kecewa.
e. Memperoleh kepuasan sendiri.
Teori perkmebangan kognitif menurut Piaget (6-12 tahun) termasuk dalam
operasional konkret, ciri cinrinya adalah anak paling baik jika dihadapakan pada
masalah nyata.jadi sia anak harus dihadapakan pada masalah yang konkret dulu
baru bisa dihadapkan ke masalah abstrak. Learning by Playing dapat diterapkan
dengan model-model koperatif seperti Jigsaw, Team game Tournament, STAD,dll.

Anda mungkin juga menyukai