Anda di halaman 1dari 2

Nama : Iqbal Rifadli

NIT : 22DI8676
Kelas :I
Prodi : D-1 PPK
Tanggal : 11 Januari 2023
Mata Kuliah : B. Indonesia

JAWABAN UAS

1. A. Permasalahan tersebut menarik karena terdapat dampak negatif dan dampak


positif dari rencana tersebut. Sehingga menimbulkan pendapat dari berbagai pihak
yang memicu timbulnya penentangan dari pihak yang merasa dirugikan yaitu warga
Wadas.
B. Menurut saya, rencana pembangunan bendungan untuk warga Wadas kurang
tepat. Karena, dapat merusak lingkungan di Desa Wadass. Serta terdapat
kemungkinan sebagian besar warga Wadas kehilangan mata pencaharian mereka
sebagai petani yang memanfaatkan lahan. Memang pembangunan tersebut bertujuan
untuk menunjang perekonomian warga Wadas. Tetapi, dalam pembangunan tersebut
dapat merusak lingkungan yang selama ini mereka jaga. Terlebih sebelum ada
rencana pembangunan tersebut, warga Wadas tidak mengalami kesulitan ekonomi.
Jadi, rencana pembangunan bendungan di Desa Wadas yang memanfaatkan
pertambangan dinilai kurang tepat.
C. Aktor yang terlibat dalam kasus ini adalah warga Desa Wadas, Pemerintah,
dan pihak yang akan melakukan penambangan. Aktor utama dalam konflik ini adalah
warga Desa Wadas.
D. Pandangan saya dalam kasus ini adalah sebaiknya melakukan diskusi dengan
baik. Warga Desa Wadas dan pihak penambang diberi kesempatan mengenai alasan
mereka. Warga Desa Wadas diberi satu perwakilan dan menjelaskan kenapa mereka
menentang rencana pembangunan tersebut. Pihak penambang juga dibri kesempatan
mengapa mereka harus melakukan hal tersebut. Tidak perlu sampai terjadi hal yang
tidak diinginkan. Semua masalah pasti ada solusi dan hanya bisa diselesaikan dengan
kepala dingin.
2. Potensi Kalurahan Jepitu, Kab. Gunung Kidul

Jepitu yang meskipun profesi dominan masyarakatnya adalah petani (53%).


Namun, masih terhambat keterbatasan dalam memperoleh air baku. Seperti lazimnya
daerah karst dipegunungan sewu jepitu memiliki sumber air bawah tanah yang melimpah.
Namun, posisi air yang berada di dalam tanah membuatnya sulit untuk diakses dan
berakibat pada sistem tanamnya yang mengandalkan air hujan. Sektor pertanian dan
perkebunan dengan mengingat profesi sebagian besar warganya sebagai petani. Menjadi
hal yang sangat krusial untuk ditemukan solusi, agar pertanian atau perkebunan di Jepitu
tidak selalu bergantung pada musim hujan dan terbatas pada komoditas palawija dan padi
gogo.
Masalah ini masih ditambah dengan pemasalahan alami berupa tanah berbatu (ciri
khas tanah karst) yang juga membatasi jenis tanaman untuk dikembangkan. Kondisi tanah
ini memerlukan rekayasa tertentu karena tidak mudah dan membutuhkan biaya besar.
Agar tanah tersebut memiliki kapabilitas untuk ditanami dengan berbagai tanaman yang
lebih bervariasi. Sejauh ini, solusi sudah diupayakan dengan melakukan pengangkatan air
tanah dari sungai pulejajar. Rencananya air dari sungai bawah tanah tersebut akan
ditampung untuk kemudian didistribusikan bagi berbagai keperluan warga Jepitu. Namun,
karena besarnya dana yang diperlukan untuk melakukan distribusi hingga kini air dari
sungai bawah tanah tersebut belum bisa didistribusikan secara luas.
Kondisi sulit dalam mengembangkan sektor pertanian di jepitu ini, memang sudah
menjadi hal yang jamak dikawasan pegunungan sewu. Sebagai konsekuensinya,
memerlukan upaya terstruktur cukup panjang dengan kunci pada eksplorasi dan
eksploitasi air baku. Konsekuensinya dalam jangka pendek dan menengah harus ada
solusi untuk menaikkan taraf hidup warga secara finansial.
Namun, disisi lain jepitu memiliki potensi berupa lanskap perbukitan karst yang
langsung bertemu dengan laut, menghasikan deretan pantai yang secara visual sangat
menarik. Potensi inilah yang menjadi keberuntungan pula bagi kelurahan Jepitu, salah
satu wilayah paling ujung tenggara kabupaten gunung kidul. Apabila kemajuan dibidang
pertanian memerlukan waktu dan effort yang panjang. Maka dibidang pariwisata, jepitu
sudah dianugerahi bentangan karst yang langsung bertemu dengan pantai, dan
menghasilkan potensi visual yang menjanjikan.

Anda mungkin juga menyukai