(PKL)
Disusun Oleh:
ALPIN HAKIKI
NIS : 18886/3216.079
LAPORAN HASIL
PRAKTIK KERJA LAPANGAN(PKL)
Mengesahkan,
Kepala SMK NEGERI 5 JEMBER
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkebunan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang bergerak di
usaha bidang pertanian tanaman komersial dalam skala besar dan kompleks yang
memiliki organisasi tenaga kerja yang besar dengan pembagian kerja secara rinci,
menggunakan lahan yang luas, menggunakan teknologi modern yang canggih dan
memiliki sistem administrasi dan birokrasi (Pahan, 2008). Secara umum kegiatan
budidaya tanaman perkebunan hasilnya akan digunakan untuk kebutuhan ekspor
dan digunakan sebagai bahan baku industri. Indonesia merupakan salah satu
negara yang memiliki potensi dalam mengembangkan tanaman perkebunan di
wilayahnya. Secara umum kondisi iklim di Indonesia memenuhi kriteria untuk
tanaman perkebunan dimana tanaman perkebunan sangat cocok ditanam di
wilayah tropis dan subtropis. Indonesia memiliki iklim tropis yang cocok untuk
kegiatan budidaya tanaman perkebunan. Beberapa komoditi dari tanaman
perkebunan yang banyak dikembangkan atau dibudidayakan di Indonesia meliputi
tanaman karet, tebu, kopi, kakao, kelapa sawit, teh, dan sebagainya. Salah satu
komoditi perkebunan yang banyak dibudidayakan yaitu tanaman karet sebagai
penghasil lateks dan tanamn kakao.
Tanaman karet(Hevea brasiliensis) ) memainkan peranan cukup penting
bagi perekonomian negara Indonesia. Karet merupakan salah satu hasil
perkebunan terkemuka di Indonesia yang banyak menunjang perekonomian
sebagai bahan yang diekspor, sumber devisa negara, sumber bahan baku industri,
sumber pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta sebagai pengembangan
pusat- pusat pertumbuhan perekonomian di daerah dan sekaligus berperan dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup. Tanaman karet berasal dari negara Brazil,
tanaman tersebut merupakan tanaman yang memiliki umur panjang dan
memberikan hasil yang cukup menjanjikan sehingga banyak diminati oleh
masyarakat khususnya kalangan menengah ke atas
Kakao adalah jenis tanaman perkebunan yang sangat populer dengan
olahan buahnya. Cokelat adalah olahan yang berasal dari biji kakao. Kakao diduga
berasal dari daratan Amerika dan tepatnya di Amerika Selatan. Pohon kakao di
alam bebas dapat mencapai ketinggian hingga belasan meter.(Theobroma cacao)
merupakan tumbuhan berwujud pohon yang berasal dari Amerika Selatan.
Tanaman kakao yang ditanam di perkebunan pada umumnya adalah kakao jenis
Forastero (bulk cocoa atau kakao lindak), Criolo (fine cocoa atau kakao mulia),
dan hibrida (hasil persilangan antara jenis Forastero dan Criolo).Biji kakao atau
biji coklat adalah biji buah pohon kakao (Theobroma cacao) yang telah melalui
proses fermentasi dan pengeringan dan siap diolah.
B. TUJUAN
1. Mengenalkan siswa pkl pada dunia kerja nyata khususnya bidang pertanian di
PTPN XII Kebun Kendenglembu.
2. Membekali siswa pkl untuk mendapatkan keterampilan dan pengalaman
bekerja di PTPN XII Kebun Kendenglembu pada komoditi karet dan kakao.
3. Mengembangkan kepekaan dalam menganalisis berbagai permasalahan di
tempat kerja dengan mengelola pekerjaan dan menggunakan teknologi dalam
memecahkan masalah.
4. Membangun etos kerja siswa pkl sebagai yang dikembangkan dan disyaratkan
di PTPN XII Kebun Kendenglembu.
5. Meningkatkan kompetensi siswa pkl sesuai dengan yang disyaratkan ditempat
kerja atau kebutuhan stakeholders.
6. Memberikan bekal dan pengalaman kepada siswa pkl untuk bekerja sama
dalam mengelola suatu pekerjaan dibidang perkebunan, khususnya tanaman
karet.
C. MANFAAT
Bagi siswa pkl
1. Menjadikan siswa yang kreatif, inovatif, bertanggung jawab dan memiliki
etos kerja serta pengalaman yang berguna dalam menghadapi dunia kerja.
2. Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman yang tidak didapat selama
disekolah.
3. Memperoleh bekal yang memadai dari pengalaman selama pkl.
4. siswa dapat mengetahui dan memahami cara budidaya dan mengolah tanaman
karet di PTPN XII Kebun K.
5. Memperoleh pengalaman praktis dan pengenalan dunia kerja.
6. Bagi instansi atau perusahaan
7. Memberikan kemudahan bagi instansi atau perusahaan terkait untuk
melakukan evaluasi demi perkembangan perusahaan.
8. Adanya siswa pkl maka dapat menjalankan fungsi sosial dalam pendidikan
dan pembinaan tenaga kerja.
II. TINJAUAN PERUSAHAAN
Misi
a. Melaksanakan reformasi bisnis, strategi, struktur, dan budaya
perusahaan untuk mewujudkan profesionalisme berdasarkan prinsip-
prinsip Good Corporate Governance.
b. Meningkatkan nilai dan daya saing perusahaan (competitive advantage)
melalui inovasi serta peningkatan produktivitas dan efisiensi dalam
penyediaan produk berkualitas dengan harga kompetitif dan pelayanan
bermutu tinggi.
c. menghasilkan laba (profit) yang dapat membawa perusahaan tumbuh
danberkembang untuk meningkatkan nilai bagi shareholders dan
stakeholderslainnya.
d. Mengembangkan usaha agribisnis dengan tata kelola yang baik serta
peduli pada kelestarian alam dan tanggung jawab sosial pada lingkungan
usaha (community development).
C. Tata Nilai Perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) dalam mewujudkan Visi dan Misi
Perusahaan selalu menjunjung tinggi dan menerapkan panduan tata nilai yang
disebut dengan akronim SPIRIT, yang terdiri atas nilai-nilai Sinergi,
Profesionalitas, Integritas, Responsibilitas, Inovasi dan Transparansi. Berikut ini
makna dari masing-masing tata nilai insan perkebunan:
1. Sinergi adalah selalu memadukan berbagai kekuatan yang saling mendukung
untuk mencapai hasil yang terbaik.
2. Profesionalitas merupakan wujud dari sikap PTP. Nusantara XII sebagai
pelaku agribisnis yang loyal kepada perusahaan dan memiliki komitmen yang
tinggi, dalam menjalankan tugas dan perannya, menghasilkan produk bernilai
tinggi, dan selalu berupaya meningkatkan kompetensi.
3. Integritas adalah selalu berpegang teguh pada prinsip kebenaran dalam
menjalankan tugas dan perannya sesuai peraturan yang berlaku secara jujur,
konsisten, ikhlas dan sepenuh hati.
4. Responsibilitas (Tanggung Jawab) berarti selalu menggunakan logika berpikir
(untuk mempertimbangkan untung dan rugi), kesadaran diri, mengembangkan
imajinasi maupun mendengarkan suara hati dalam mengambil setiap
keputusan dan tindakan.
5. Inovasi merupakan kemampuan mengembangkan dan memperbaiki diri atau
keadaan secara kreatif dengan semangat hari esok harus lebih baik dari hari ini
dan kemarin.
6. Transparansi adalah landasan untuk menjunjung tinggi keterbukaan dan
keadilan.
D. Organisasi Perusahaan
1. Sruktur Organisasi
Organisasi atau perusahaan yang telah didirikan tentunya membentuk
sebuah struktur organisasi, sehingga tidak hanya sebuah gedung tempat kerja,
melainkan juga organisasi yang dimaksud. Struktur organisasi yang ada di PTPN
XII (persero) pada umumnya terdiri dari seorang Manajer, Asisten Kepala,
Asisten Administrasi Keuangan dan Umum (AKU), Asisten Teknologi dan
Pengolahan (astekpol) dan Asisten Tanaman. Berikut merupakan struktur
organisasi yang ada di PTPN XII kebun Kendenglembu
5) Tugas Insidentil
Melakukan tugas dari atasan.
6) Wewenang dan Tanggung Jawab
Mengamankan dan memanfaatkan asset perusahaan.
Memimpin, mengkoordinasi dan mengawasi serta mempertanggung jawabkan
kegiatan kerja UUS (Unit Usaha Strategis).
Melaksanakan pembinaan dan pengembangan SDM yang menjadi tanggung
jawabnya.
Melakukan penilaian terhadap kinerja bawahan.
Menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar.
Menggunakan modal kerja sesuai PPAP yang sudah disetujui.
b. Asisten Kepala
1) Asisten Kepala bertanggung jawab pada Manajer UUS (Unit Usaha Strategis),
2) Membawahi : Asisten Tanaman dan Asisten Teknik dan Pengolahan
3) Fungsi dan Sasaran Jabatan
Bersama- sama Manajer UUS mengelola Unit Usaha Strategis), sehingga dapat
menghasilkan profit bagi perusahaan.
4) Tugas Rutin
Melaksanakan pengawasan operasional terhadap asisten tanaman, asisten teknik
atau pengolahan, dalam pencapaian produksi, mutu dan rendemen.
Menghimpun dan mengevaluasi laporan produksi dan hama penyakit.
Menghimpun dan mengevaluasi perkembangan pelaksanaan investasu tanaman
dan non tanaman.
Bersama-sama manajer UUS (Unit Usaha Strategis), menyusun rencana kerja
triwulan (PPAP).
Bersama-sama manajer UUS (Unit Usaha Strategis), menyusun rencana kerja
tahunan (RJP).
Bersama-sama manajer UUS (Unit Usaha Strategis), menyusun rencana kerja
jangka panjang (RJP).
Menghimpun dan mengevaluasi pelaksanaan pemupukan.
Bersama-sama manajer UUS (Unit Usaha Strategis), melaksanaan kegiatan CD di
wilayah kerjanya.
5) Tugas Insidentil
Mewakili manajer apabila manajer berhalangan.
6) Wewenang dan Tanggung Jawab
Bersama-sama manajer UUS (Unit Usaha Strategis), memimpin,
mengkoordinasi dan mengawasi kegiatan kerja UUS.
Bersama-sama manajer UUS (Unit Usaha Strategis), membina dan
mengembangkan SDM yang menjadi tanggung jawabnya.
Menjaga hubugan baik dengan masyarakat sekitar.
2. Iklim
- Curah hujan minimum 1.500 mm pertahun, jumlah hari hujan 100 - 150 hari,
curah hujan optimum 2.500 - 4.000 mm.
- Hujan selain bermanfaat bagi pertumbuhan karet, ada hubungannya dengan
pemungutan hasil, terutama jumlah hari hujan sering turun pada pagi hari
- Unsur angin berpengaruh terhadap ;
- Kerusakan tanaman akibat angin kencang,
- Kelembaban sekitar tanaman,
- Produksi akan berkurang.
B. Bahan Tanaman
Produktivitas tanaman karet ditentukan oleh mutubahan tanaman/bibit yang
ditanam, mutu bibit/benihdipengaruhi oleh mutu genetik, mutu fisiologi, mutu
fisik.Persiapan bahan tanam dilakukan sebelum penanamandengan tenggang
waktu kira-kira 1,0- 1,5 tahun.Klon-klon unggul anjuran pada tanaman Karet
diantaranya yaitu :
a. Klon penghasil lateks; BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR104, PB 217, PB
260.
b. Klon penghasil lateks dan kayu; AVROS 2037, BPM 1, IRR5, IRR 32, IRR
39, IRR 112, IRR 118, PB 330, PB 340, RRIC100.
c. Klon penghasil kayu; IRR 70, IRR 71, IRR 72, IRR 78
Khusus bahan tanaman ada tiga komponen yang perlu disiapkan yaitu: batang
bawah (root stoct), entres/batang atas (budwood) dan okulasi (grafting) pada
penyiapan bahan tanam.Persiapan batang bawah adalah suatu kegiatan untuk
memperoleh bibit yang perakarannya kuat dan daya serap hara yang baik. Oleh
karena itu diperlukan pembibitan batang bawah yang memenuhi syarat teknis
mencakup persiapan tanah pembibitan, penanganan benih,perkecambahan,
penanaman kecambah serta pemeliharaan tanaman di pembibitan Produktivitas
tinggi hanya bisa diperoleh dari bibit klon unggul yang telah melewati ujicoba di
lapangan,dianjurkan memilih klon yang direkomendasi.Persiapan bahan tanaman
dijelaskan sebagai berikut :
1. Menyiapkan batang bawah
2. Menyiapkan bataang atas
3. Okulasi
4. Bibit polybag
Pengendalian gulma pada tanaman karet fase Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
dilakukan secara manual, teknis, maupun kimiawi. Pengendalian gulma pada TBM
meliputi weeding, wipping, rambet, bokor, strip barisan. Hal ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Weeding adalah pengendalian gulma yang mengganggu tanaman pokok pada fase
tanaman belum menghasilkan yang dilakukan secara manual ataupun
teknis.Pengendalian gulma bertujuan agar pada tanaman karet tidak terjadi
perebutan unsur hara antara gulma dengan tanaman karet, agar tanaman karet
dapat tumbuh dengan maksimal. Pengendalian secara manual dilakukan dengan
cara mencabut gulma yang berada di dekat tanaman karet dengan jarak 1 m dari
tanaman.Sedangkan pengendalian secara teknis yaitu dilakukan dengan cara
menggunakan alat manual seperti sabit dan cangkul. Pengendalian secara teknis
dilakukan dengan cara mencabut gulma yang berada di dekat tanaman karet
dengan jarak 1 m dari tanaman. Kegiatan weeding dilakukan sebanyak 2 kali
dalam sebulan.
2) Wipping merupakan kegiatan mengendalikan alang-alang yang tumbuh di sekitar
tanaman karet. Pengendalian ini dilakukan dengan cara kimiawi yaitu
menggunakan herbisida berbahan aktif glyfosat 5%, 20cc/Ha, alang-alang dilap
dengan menggunakan kain yang telah dicelupkan ke dalam larutan herbisida,
daripangkal hingga ujung daun, kemudian ujungnya dipotong sebagai tanda
bahwa sudah dilakukan wipping.
3) Rambet merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menurunkan atau
menyingkirkan tanaman LCC yang melilit batang tanaman karet secara manual
dan teknis. Apabila LCC tidak dikendalikan maka tanaman karet
pertumbuhannya akan terhambat dan kerdil.
4) Bokor merupakan kegiatan membersihkan piringan atau barisan pohon karet
dengan cara mengoret atau menyingkirkan semua tumbuhan liar yang tumbuh di
piringan tanaman. Bokor dikerjakan pada TBM I radius 100 cm dan TBM II-IV
radius 150 cm, dengan 10 rotasi pada TBM I, 12 rotasi pada TBM II dan 6 rotasi
pada TBM IV dalam setahun.
5) Strip barisan ini dilakukan dengan menggunakan bahan kimiawi berupa
herbisida. Penggunaan dosis herbisida berbahan aktif glyphosat dengan
konsentrasi 5%, 0,5l/Ha dilihat dari keadaan gulma yang ada pada lapangan, dan
rata-rata dosis yang digunakan yaitu 50-70cc/15 liter air.
2. Pemupukan
Penyulaman adalah kegiatan mengganti tanaman yang mati atau tanaman yang
tumbuhnya tidak normal. Penyulaman dilakukan pada saat awal-awal penanaman yaitu
pada TBM I-TBM 2, karena pada kondisi ini jarak umur tanaman tidak terlalu jauh
sehingga tanaman susulan mampu menyesuaikan pertumbuhan tanaman sebelumnya. Hal
ini dilakukan untuk mempertahankan populasi dan keseragaman tanaman tersebut.
4. Sensus Tanaman
Tanaman matang sadap apabila tanaman karet sudah mampu diambil lateksnya tanpa
mengganggu pertumbuhan dan kesehatan tanaman. Tanaman matang sadap ditentukan
dengan umur tanaman 4 tahun, lilit batang ≥ 45 cm dan ketebalan kulit≥ 6mm. Dalam
penentuan matang sadap dilakukan dengan sensus matang sadap bila 60% dari populasi
pada suatu areal lahan sudah memenuhi kriteria matang sadap maka areal tersebut sudah
bisa di buka sadap.
Selain sebagai penentu matang sadap pada suatu areal lahan sensus tanaman juga
berfungsi untuk data inventaris tanaman.
5. Konsolidasi atau Skur
Menunas merupakan kegiatan membuang tunas liar yang tumbuh di bawah ketinggian
300 cm menggunakan cutter atau pisau. Penunasan dilakukan pada TBM I dan TBM II
dengan rotasi 12 kali dalam setahun.
7. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama pada fase TBM ini harus dilakukan, karena akan menentukan
keuntungan jangka panjang. Hama yang menyerang TBM adalah rayap, sedangkan
penyakit yang menyerang fase TBM adalah penyakit jamur akar putih (TBM).
Penyakit yang menyerang TBM karet adalah penyakit jamur akar putih (JAP). Jamur akar
putih disebabkan oleh jamur Rigidhoporus lignosus. Penyakit ini menyerang akar
tanaman sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan optimal dan tanaman karet juga
akan tumbang karena akar yang terserang akan lapuk dan membusuk. Penyakit jamur akar
putih dapat dilihat gejalanya pohon bewarna coklat, daun bewarna kuning lama kelamaan
daun akar gugur.
Pengendalian jamur ini yaitu dengan cara menggali tanah di sekitar pohon yang terserang
lalu diobati menggunakan bayleton dengan dosis 25 gr/pohon.
8. Penyanggulan (Folding)
Pengendalian gulma pada tanaman menghasilkan dilakukan dengan cara manual, mekanis
maupun kimiawi. Pengendalian gulma pada fase TM bertujuan untuk mengurangi
kompetisi antara tanaman dan gulma, memudahkan dalam perawatan maupun
pemanenan, mengurangi inang hama maupun penyakit. Perawatan yang dilakuakan dalam
pengendalian gulma yaitu Weeding, dan Strip barisan.
1) Weeding yaitu kegiatan pembersihan tanaman dari gulma yang mengganggu
tanaman dapat dibersihkan secara manual dengan dicabut dengan tangan, atau
mekanis dengan menggunakan cangkul.
2) Strip barisan yaitu kegiatan pembersihan lahan dari gulma yang mengganggu
tanaman , pengendalian dilakukan dengan cara pengaplikasian herbisida yang
dapat membunuh gulma dengan cara disemprotkan menggunakan sprayer yang
dilakukan di sekitar tanaman yaitu 3 m dari batang tanaman atau 1,5 m dari sisi
kiri dan kanan tanaman dan setelah selesai lalu diberi tanda dengan cara mengikat
pohon pada bagian terahir dilakukan strip barisan untuk mengetahui batas akhir
dilakukan penyetripan.
a) Stimulasi merupakan kegiatan pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) yang dari
golongan etilen yang berfungsi merangsang pembuluh lateks untuk lebih lama
terbuka, sehingga jumlah lateks yang keluar lebih banyak. Stimulansia yang
digunakan dalam eksploitasi tanaman karet ini mengandung bahan aktif
ethephone. Pada perkebunan XII KALIREJO menggunakan stimulansia dengan
merk dagang AMCOTREL 10PA dengan bahan aktif ethephone 10%
Pemberian stimulansia dilakukan 2 kali dalam sebulan, sehari setelah
penyadapan. Pada TM I-II aplikasi AMCHOTREL dengan konsentrasi 2% atau
0,5 g/pohon/aplikasi. Sedangkan padaTM III dan seterusnya dengan konsentrasi
2,5% atau 0,5 g/pohon/ aplikasi.Pengaplikasian dilakukan pada saat pagi hari,
kondisi tidak hujan, tanaman tidak pada saat gugur daun (trek), dan tanaman
yang terserang penyakit BB atau KAS. Jika pada saat hujan pengaplikasian
stimulan tetap dilakukan dapat merangsang terjadinya penyakit kering alur
sadap (KAS). Tanaman yang diberi stimulan harus dilakukan pemupukan
dengan teratur agar dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik.
Gambar : pemberian stimulansia
b) Karet full merupakan pemberian vitamin pada tanaman karet berupa cairan
kental yang berfungsi untuk memberi vitamin dan mengobati tanaman karet.
Cara aplikasi karet full yaitu pada bidang sadap yang akan diaplikasi harus
bersih dari scrap maupun kotoran yang menempel di irisan sadap, kemudian
celupkan kuas berukuran 8 mm kedalam botol karet full lalu oleskan pada
bidang sadapan.Tanaman menghasilkan karet yang berumur 1-2 tahun
diaplikasikan dengan dosis 0,5 gr sedangkan pada TM >3 dengan dosis 1 gr.
5. Pengendalian Hama Penyakit
Hama dan penyakit perlu dikendalikan karena akan mempengaruhi populasi dan produksi
yang akan dihasilkan. Hama yang menyerang pada TM adalah kerbau. Penyakit yang
menyerang pada fase TM memiliki kerugian parah dan berpengaruh pada tanaman,
sedangkan penyakit yang menyerang pada fase TM adalah jamur akar putih (JAP), jamur
upas (JUP), mouldyrot, dan kering alur sadap (KAS). Penyakit yang menyerang TM di
PTPN XII KALIREJO meliputi :
1) Jamur Akar Putih(JAP),Penyakit Jamur Akar Putih merupakan penyakit yang
sangat merugikan bagi tanaman karet, terutama pada bagian akar karena jamur
akar putih menyerang sistem perakaran pada tanaman karet yang mengakibatkan
akar tanaman membusuk dan lama kelamaan tanaman akan mati, ciri ciri serangan
jamur akar putih daun tanaman berbentuk cekung, dan berwarna kekuningan dan
memucat, tajuk tanaman menipis dan daun muda pada tanaman banyak yang mati.
Pada tanaman belum menghasilkan tumbuhan akan cepat berbunga sebelum
waktunya.Cara pengendalian jamur akar putih : dapat dilakukan dengan cara
menggali bagian akar tanaman yang terserang jamur dan tanah galian yang digali
tidak diperbolehkan diletakkan di dekat tanaman yang tidak terserang dikarnakan
tanah tersebut dapat menginfeksi tanaman yang tidak terserang melainkan tanah
galian harus di letakan didekat batang yang terserang. Setelah itu akar tanaman
disiram dengan cairan fungisida berbahan aktif bayleton, digunakan untuk
tanaman yang terserang jamur tidak terlalu parah, jika tanaman sudah terserang
sangat parah maka pengendalian dapat dilakukan dengan cara isolasi atau
membuat paritsedalam 40 cm dan kemudian siram dengan cairan fungisida
bayleton yang disarankan lalu pembuangan tanahdiletakan kedalam tanah yang
terserang JAP agar tidak menyebar ke tanaman karet yang lain.
2) Jamur Upas
Jamur upas merupakan jamur yang menyerang pada bagian batang tanaman karet
tepatnya pada bagian tajuk tanaman.Jamur upas merupakan penyakit yang
disebabkan oleh patogen Coeticium salmoniccolor. Penyakit ini banyak
menyerang percabangan, yang ditandai dengan pencahayaan kulit lalu keluar
getah berwarna hitam, dan lama-kelamaan cabang akan rapuh dan patah.
Pengendalian Jamur Upas yaitu dilakukan dengan cara mengeruk bagian batang
tanaman terserang lalu dioleskan dengan cairan fungisida Antico 96 yang dapat
diaplikasikan 3 bulan sekali dengan dosis 120 cc/pohon.
3) Mouldy Root
Mouldy root merupakan penyakit pada bidang sadap yang ditandai dengan
munculnya bintik-bintik putih pada bidang sadap yang kemudian akan
menimbulkan benang benang putih dan kemudian membusuk sampai mengenai
kambium. Cara pengendaliannya yaitu dengan cara mengoleskan cairan fungisida
Antico 96 pada bagian bidang sadapan yang terserang penyakit Mouldy Root.
4) Kering Alur Sadap (KAS)
Kering Alur Sadap merupakan penyakit pada bidang sadapan yaitu pada bidang
sadapan tidak dapat lagi mengeluarkan lateks sehinga dapat menurunkan produksi.
Pengendaliannya dengan cara menghentikan kegiatan penyadapan pada bidang
sadap terserang KAS atau dapat beralih ke bidang sadap yang tidak terserang
KAS.
6. Panen
Panen merupakan pemungutan hasil lateks dari tanaman karet yang dilakukan mulai dari
penyadapan hingga pengiriman ke pabrik karet untuk menjadi bahan olah karet (Bokar).
Sebelum pemanenan, dilakukan beberapa hal, diantaranya adalah:
1. Penentuan Matang Sadap
Sebelum dilakukan penyadapan harus diketahui kesiapan atau kematangan pohon karet
yang akan disadap. Cara menentukan kesiapan atau kematangan adalah dengan melihat
umur dan mengukur lilit batangnya. Kebun karet memiliki tingakat pertumbuhan normal
siap disadap pada umur lima tahun dengan masa produksi selama 25-30 tahun. Namun,
hal ini dianggap tidak tepat karena adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman, tetapi tampak dan tidak bisa dikontrol oleh manusia. Seandainya
memungkinkan, pohon karet yang masih berumur dibawah lima tahun pun sudah dapat
disadap. Akan tetapi, hampir semua tanaman rata-rata dapat disadap di atas umur lima
tahun .
Pendapat tersebut didukung oleh sifat tanaman terhadap lingkungan. Pada lingkungan
yang baik, pertumbuhan tanaman cepat. Sedangkan pada lingkungan yang kurang baik,
pertumbuhan tanaman akan lambat. Melihat kekurangan seperti yang diuraikan tersebut
maka penentuan matang sadap dengan memperhatikan umur tanaman hanya dijadikan
sebagai dasar, bukan sebagai patokan mutlak. Artinya umur menjadi dasar untuk melihat
kematangan pohon dengan cara lainnya, yaitu mengukur lilit batang.
Pengukuran lilit batang merupakan cara yang dianggap paling efektif umtuk menentukan
matang sadap. Pohon karet siap sadap adalah pohon karet yang diukur dari ketinggian 100
cm diatas permukaan tanah lingkar batang atau lilit batang 45 cm atau lebih. Kebun karet
mulai disadap bila 60% pohonnya dalam satu areal sudah menunjukan matang sadap. Jika
belum mencapai 60% maka sebaiknya penyadapan ditunda. Penyadapan yang dilakukan
sebelum mencapai persentase tersebut akan mengurangi produksi lateks dan akan
mempen garuhi pertumbuhan pohon karet.
2. Persiapan Peralatan Sadap
Peralatan sadap menentukan keberhasilan penyadapan, semakin baik alat yang
digunakan maka semakin baik hasilnya. Berbagai peralatan sadap yang digunakan adalah
sebagai berikut.
2. Pisau Sadap Pisau sadap ada dua macam yaitu pisau sadap
atas dan pisau sadap bawah. Pisau sadap
mempunyai ketajaman yamg
tinggi.Ketajaman pisau berpengaruh pada
kecepatan menyadap dan kerapihan
sadapan.Pisau sadap atas digunakan untuk
menyadap kulit karet pada bidang sadap atas,
ketinggian diatas 130 cm. Sedangkan pisau
sadap bawah digunakan untuk menyadap
kulit karet pada bidang sadap bawah,
ketinggian mulai 130 cm ke arah
bawah.Pisau sadap mempunyai tangkai yang
panjang untuk mempermudah penyadapan
dari permukaan tanah. Pisau sadap bentuknya
beragam sesuai anjuran perkebunan karet
yang bersangkutan.
3. Talang Lateks Talang lateks terbuat dari seng dengan lebar
2,5 cm dan panjangnya antara 5-10
cm.Pemasangan talang lateks pada pohon
karet dilakukan dengan cara ditancapkan 15-
20 cm dari titik atau ujung terendah irisan
sadapan.Penancapannya jangan terlalu dalam
supaya tidak merusak lapisan kambium atau
pembuluh lateks.Talang lateks digunakan
untuk mengalirkan cairanlateks atau getah
karet dari irisan sadap ke dalam mangkuk.
1) Ketebalan Irisan
Lateks akan mengalir keluar jika kulit batang diiris, aliran lateks ini semula cepat, tetapi
lambat laun akan menjadi lambat dan akhirnya berhenti sama sekali. Lateks berhenti
mengalir karena pembuluhnya tersumbat oleh lateks yang mengering.
Jenis klon berpengaruh pada cepat lambatnya penyumbatan pada pembuluh lateks.Klon
karet ada 2 macam yaitu quick stater dan slow starter. Quick starter diantaranya PB 260
dan IRR 118, dan slow starter diantaranya GT1, BPM 24 dan RRIC 100. Untuk
mengalirkan lateks kembali, pembuluh lateks harus dibuka dengan cara mengiris kulit
pohon.
Pengirisan kulit karet tidak perlu tebal. Pemborosan dalam pengirisan kulit berarti akan
mempercepat habisnya kulit batang karet yang produktif sehingga masa produksinya
menjadi singkat. Tebal irisan sadap yang diajurkan adalah 1,5 cm untuk ½ S d4, dan 1,2
cm untuk ½ S d3. Konsumsi kulit per bulan atau pertahun ditentukan oleh rumus sadap ½
S, d/2, 100% , ½ S, d/4, 100%, atau ½ S, d/3, 67%, artinya dari rumus tersebut adalah ½ S
berarti penyadapan setengah lingkaran batang pohon, d/2 artinya pohon disadap setiap 2
hari sekali, dan 100% untuk itensitas sadapan. Bila disadap 2 hari sekali maka kulit karet
yang terpakai 2,5 cm/bulan atau 10 cm/kuartal atau 30 cm/tahun. Agar lebih mudah
dikontrol maka pada batang sadap atau kulit pohon karet biasanya diberi tanda-tanda
pembatas untuk melakukan pengirirsan. Tanda-tanda ini biasanya dibuat untuk konsumsi
per 3 bulan dengan jumlah tanda 3 buah(mal sadap)
2) Kedalaman Irisan Sadap
Jika tebal irisan berpengaruh pada banyaknya kulit yang dikonsumsi pada saat
penyadapan maka dalamnya irisan sangat berpengaruh pada jumlah berkas pembuluh
lateks yang terpotong.Semakin dalam irisannya, semakin banyak berkas pembuluh lateks
yang terpotong.Ketebalan kulit hingga 7 mm dari lapisan kambium memiliki pembuluh
lateks terbanyak.Oleh sebab itu, sebaiknya penyadapan dilakukan sedalam mungkin,
tetapi jangan sampai menyentuh lapisan kambium. Kedalaman irisan yang dianjurkan
adalah 0,5 - 1 mm dari lapisan kambium. Bagian ini harus disisakan untuk menutupi
lapisan kambium. Jika dalam penyadapan lapisan kambium tersentuh maka kulit pulihan
akan rusak dan nantinya berpengaruh pada produksi lateks.
3) Waktu Penyadapan
Dalam tinjauan waktu, prinsip yang harus dipedomani adalah : semakin siang penyadapan
dilakukan, semakin rendah produksi per pohon yang diperoleh. Prinsip ini didasarkan atas
mekanisme fisiologi internal tanaman.Sepertidiketahui, tanaman menanggapi perubahan
lingkungan dengan mengendalikan transpirasi.Ini berarti, pada saat suhu dan intensitas
matahari tinggi, tanaman menekan transpirasi serendah mungkin untuk mencegah
kehilangan air di jaringannya.Dalam konteks sel, terjadi perubahan turgor yang memberi
dampak pelambatan aliran cairan sel. Bersamaan dengan itu, stomata daun pun menutup
sehingga air dapat dihemat pelepasannya.Mekanisme ini berlangsung pada siang hari dan
sejalan dengan turunnya suhu serta rendahnya intensitas matahari, sel-sel membesar,
membentuk turgor yang tinggi.Dengan pendekatan inilah lateks di dalam pembuluhnya
dinamik mengalir, sejalan dengan fluktuasi suhu dan intensitas matahari.
Singkatnya penyadapan yang semakin siang akan sedikit sekali mengalirkan lateks oleh
sebab terjadinya penurunan turgor. Percobaan- percobaan sehubungan dengan hal ini
sudah dilakukan dan membuktikan bahwa penyadapan di siang hari adalah pekerjaan sia-
sia dan hanya akan merusak pohon. Dalam pelaksanaannya, penyadapan dianjurkan mulai
jam 00.00-6.00 WIB dan selesai tidak lebih dari jam 10.00 WIB atau saat terang tanah
dan terang pohon (terlihat 10 pohon di depan kita). Penyadapan setengah hanca pertama
(270–275 pohon) dilakukan pada jam 01.30-04.30 WIB, dilanjutkan dengan setengah
hanca berikutnya (270–275 pohon) pada jam 05.00–8.00 WIB. Kontrol waktu ini
menjadi bagian pengawasan yang perlu dipertimbangkan sehingga penilaian terhadap
mutu sadapan, kecepatan sadap tiap pohon dapat dievaluasi..
Gambar 3.1 proses sadap karet
5. Pengambilan Lateks
Pengambilan lateks dilakukan 3 jam setelah penyadapan batang karet terakhir, hal ini
dilakukan untuk mendapatkan lateks yang maksimal dari awal penyadapan pohon
pertama.
6. Pengangkutan
Pengangkutan lateks dilakukan dari kebun kestasiun lateks dan dilakukan penimbangan
yang pertama, setelah penimbangan lateks dikumpulkan ke tempat penimbangan lateks
dan diberi cairan amoniak dengan takaran 6:1 (6 liter air dan 1 liter amoniak) untuk 1000
kg lateks basah.Setelah itu lateks diangkut menggunakan truk pengangkut ke pabrik
untuk selanjutnya menuju proses pengolahan.
7. Istilah Istilah dalam Tanaman Menghasilkan
1) Double CAT,Penyadapan yang dilakuan pada dua bidang sadap yaitu Sadap Karet
Atas(SKA) dan Sadap Karet Bawah(SKB). Akan tetapi pada sadap karet atas
hanya menggunakan kulit seperempat spiral dengan ketebalan irisan yang berbeda
dengan irisan sadap karet bawah serta pisau yang digunakan berbeda.
2) Losses,Merupakan istilah pada tanaman menghasilkan yang dapat menurunkan
produksi seperti keterlambatan penyadap, ketebalan irisan sadap yang tidak sesuai
dengan norma yang berlaku karena dapat menyebabkan pemborosan dalam
pemakaian kulit, kerterlambatan dalam pemungutan lateks karena jika terlambat
maka lateks dapat membeku dan produksi tidak mencapai target yang diinginkan
pabrik, pecurian lateks maupun lump oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung
jawab.
3) Kalibrasi yaitu kegiatan yang menyatakan pembagian skala seperti penghitungan
jumlah tetesan lateks perpohon, kecepatan penyadapan, kecepatan pemungutan
lateks serta banyaknya lateks yang didapat perpohon.
4) DRC (Dry Rubber Creppe)Kegiatan pengambilan sampel KKK atau kadar karet
kering dari masing masing masing penyadap untuk mengetahui kadar karet kering
yang didapat dari masing masing penyadap. Setiap penyadap diambil sample 100
cc, kemudian dibekukan menggunakan asam semut. Setelah beku dimasukkan ke
plastik dan ditempel label atau nama, setelah itu dibawa ke pabrik pengolahan.
Setelah itu digiling selama 12 kali giling agar dapat diketahui KKK nya. Kegiatan
ini juga sering disebut master bujang.
5) LSU ( Leaf Sampling Unit ),LSU yaitu kegiatan pengambilan sample daun
tanaman yang diambil 45 pohon dari satu blok dan 2 cabang pohon dari setiap
pohon dan masing masing cabangpohon diambil 3 sampel daun. Dan ditambah
lagi 45 pohon dalam satu blok yang berbeda jadi total dari satu afdeling diambil 2
blok untuk sample dan masing masing satu blok diambil 180 lembar daun dari 45
pohon, pengambilan sample daun tidak boleh jatuh mengenai tanah agar tidak
kontaminasi. Selanjutnya yaitu pengambilan sample tanah yang diambil dari blok
tempat pengambilan sample daun. Kemudian sample daun dibawa ke kantor
afdeling untuk dibersihkan dengan cara dilap menggunakan kain bersih agar
terhindar dari kontaminasi selanjutnya dimasukan ke dalam plastik yang telah
disiapkan lalu dibawa ke kantor induk untuk disetorkan ke balai besar penelitian
pertanian untuk dilakukan penelitian yang kemudian hasil dari penelitian akan
dijadikan sebagai acuan untuk pemupukan dan lain sebagainya.
TANAMAN KAKAO
8rata-rata setahun 250C dengan temperatur harian rata-rata terdingin tidak boleh kurang
dari 150C. Bila terjadi penurunan temperatur dibawah 220C, maka perkembangan
primordial bunga terhenti dan akan normal kembali setelah suhunaik menjadi
250C.Lingkungan hidup tanaman kakao adalah daerah hutan yang banyak ditumbuhi
pohon yang tinggi sehingga memberi naungan dan mengurangi pencahayaan penuh.
Tanaman kakao kalau tidak diberi naungan pelindung akanmengakibatkan lilit batang
kecil, daun sempit dan tanaman relatif pendek.Faktor iklim yang relevan dengan
pertumbuhan kakao adalah curah hujantahunan dan sebarannya sepanjang tahun. Curah
hujan yang terlalu rendah atauterlalu tinggi mempunyai dampak negatif pada tanaman
kakao. Bila terlalurendah, tidak tersedia cukup air bagi tanaman, dapat menyebabkan
stress dankematian tanaman, tergantung pada taraf kekeringannya. Sebaliknya,
curahhujan tahunan terlalu tinggi dapat menyebabkan dampak negatif berupa pelindihan
dan erosi
Tanah
TanahKakao dapat tumbuh pada semua jenis tanah. Hal yang terpenting adalahlapisan
tanah harus dalam, sehingga dapat memberi kesempatan pertumbuhanakar dengan bebas,
dan kandungan bahan organik yang cukup. Artinya tidakkekurangan air dan tidak pula
terendam air untuk waktu lebih dari 24 jam.Perbedaan dalam pertumbuhan semata-mata
akibat pengaruh curah hujan dankesuburan tanah atau kadar humus dari tanah (Waluyo,
2010).Tanaman kakao memerlukan solum tanah yang dalam (minimal 1,5 m, bahkan
lebih dalam untuk tanah berpasir dengan curah hujan rendah), sebaiknyamempunyai
strutur tanah yang berdrainase baik, serta kelembapan tanah yangcukup. Sistem perakaran
tanaman kakao sangat dangkal; lebih dari 80% dariakar-akarnya berada pada kedalaman
15 cm dari permukaan tanah, sehinggasangat peka terhadap kekeringan. Hal itu
merupakan masalah yang seringdidapatkan pada tanah yang bertekstur ringan yang
biasanya mempunyaikapasitas menahan air dan kapasitas tukar kation rendah
Kakao pada umumnya ditanam pada ketinggian 0-800 m dpl. Tekstur tanahyang
diperlukan lempung liat berpasir dengan komposisi 30-40% fraksi liat,50% pasir, dan 10-
20% debu. Tanah yang banyak mengandung humus dan bahanorganik dengan pH antara
6,0-7,0, kedalaman air + 3 m, dan berdrainase baik,sesuai bagi pertumbuhan kakao
.
Pemeliharaan tanaman kakao yang dilakukan adalah dengan melakukan pemangkasan,
penyiangan, penyiraman, pemupukan, serta pengendalian dari hama dan penyakit.
Pemangkasan dilakukan pada tanaman pelindung dan pada tanaman kakao. Pemangkasan
pohon pelindung dilakukan supaya bisa berfungsi dalam jangka waktu yang lama.
Sedangkan Pemangkasan pada tanaman kakao merupakan usaha meningkatkan produksi
dan mempertahankan umur ekonomis tanaman. Dengan melakukan pemangkasan, akan
mencegah serangan hama dan penyakit, membentuk tajuk pohon, memelihara tanaman,
dan memacu produksi.
Penyiangan dilakukan untuk membersihkan dan membuang gulma yang mengganggu
tanaman kakao. Sedangkan penyiraman dilakukan untuk membantu pertumbuhan kakao
dan menjaga kelembapan tanah kakao.
Pemupukan dilakukan dengan cara ditugal. Pemupukan yaitu dengan pemupukan
menggunakan pupuk Urea, TSP, KCl, dan Kieserite (MgSO4), dosis pupuk berdasarkan
umur tanaman kakao.
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kakao dilakukan dengan sanitasi lahan,
tanaman yang terserang dipangkas dan di bakar dan juga menggunakan pestisida. Hama
dan penyakit yang sering menyerang tanaman kakao adalah ulat kilan (Hyposidea
infixaria), ulat jaran atau kuda (Dasychira inclusa), parasa lepida dan ploneta diducta(Ulat
Srengenge), kutu – kutuan (Pseudococcus lilacinus), Helopeltis antonii, Cacao Mot
( Ngengat Buah), Acrocercops cranerella, penyakit busuk buah (Phytopthora palmivora),
Jamur Upas (Upasia salmonicolor).