LINGKUNGAN HIDUP
BIDANG
J A L A N
Ir. Agus Nugroho, MM
PEJABAT FUNGSINAL JALAN DAN JEMBATAN AHLI MADYA
Breaking
News
Sudahkah Anda memiliki
Izin Lingkungan ?
Kenyam
Batas Batu
Trase rencana jalan memotong zona inti di 2 lokasi, sepanjang + 4 Km dari
total panjang 140 Km
TAMAN NASIONAL – LORENZ
PAPUA
SE-MENLH Pasal 121 UU 32/2009
dan DELH/DPLH
Kebijakan terhadap Usaha dan/atau Kegiatan yang tidak
Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup
• PP 29 Tahun 1986;
SEMDAL
1986
• Berlaku selama 13 Tahun
(1986-1999)
Upaya 2012
‘Penegakan • Pasal 121 UU 32/2009 (PP27/2012)
Hukum’ DELH/DPLH •
•
Peraturan MENLH No. 14 Tahun 2010
SE MENLH 27 Desember 2013
• Berlaku selama 2 Tahun (2013-2015)
Undang-undang No. 32 tahun 2009
Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pasal 121
SE-MENLH tentang
Pelaksanaan
Pasal 121 UU 32/2009
1. Usaha dan/atau Belum Memiliki
Kegiatan sudah DELH atau DPLH
memiliki Izin Usaha • Sanksi Administrasi
yang Telah
SEBELUM 3 Oktober
Disetujui
SE- Teguran Tertulis (Paling
2009, Lambat 18 bulan setelah
2. Sudah beroperasi MENLH SE)
SEBELUM 3 Oktober Tidak • Penyusunan dan Penilaian
2009; DELH/DPLH (6 Bulan)
3. Lokasi usaha Berlaku Izin Lingkungan
dan/atau kegiatan
sesuai dengan
rencana tata ruang,;
1. Usaha dan/atau Kegiatan sudah memiliki Izin Jika Tidak
dan,
Usaha SETELAH 3 Oktober 2009, dan
4. belum memiliki
dokumen lingkungan 2. belum memiliki dokumen lingkungan Pasal 109
UU32/2009
Waktu/Time Line UU 32/2009 PP 27/2012 Saat ini
3 Okt 2011
3 Okt 2009 23 Feb 2012
Timeline Pelaksaan SE-MENLH Pasal 121 UU No. 32 Tahun 2009
Batas akhir penerbitan
SE-MENLH Pasal Batas akhir
persetujuan DELH/DPLH dan Izin
121 UU 32/2009 penerapan sanksi
Lingkungan untuk penerapan
(mulai berlaku 27 Administrasi
sanksi Administrasi
Desember 2013) (27 Juni 2015)
27 Juni 2015
Penegakan Hukum
Administrasi LH:
Penerapan sanksi
administrasi
27 Des teguran tertulis 27 Juni 27 Des
2013 2015 2015
Keterangan: (PENTING)
• Jika penerapan sanksi administrasi dilakukan pada tanggal 1 Januari 2014, maka dalam masa 6 (enam)
bulan, DELH/DPLH sudah harus disusun dan dinilai/diperiksa serta diterbitkan persetujuannya dan izin
lingkungan (JIKA DISETUJUI), (1 Juli 2014).
• Untuk usaha dan/atau kegiatan pemerintah, masa penerapan sanksi administrasi disesuaikan dengan
penganggaran untuk penyusunan dan penilaian/pemeriksaan DELH dan DPLH
UU NO. 32 TAHUN 2009 ttg PPLH
PASAL 109
Setiap orang yg melakukan usaha dan/atau
keg. tanpa memiliki izin lingkungan,
dipidana dgn pidana penjara paling singkat
1 thn & paling lama 3 thn & denda plg
sedikit Rp. 1.000.000.000,- & plg banyak
Rp. 3.000.000.000
ACUAN NORMATIF
Aspek LINGKUNGAN bidang JALAN ( 1 )
1) Undang Undang Dasar RI 1945, Pembangunan ekonomi
nasional, berdasar prinsip pembangunan berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan.
2) Undang – Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
Pasal 2: Penyelenggaraan jalan berdasarkan pada asas
kemanfaatan, keamanan dan keselamatan, keserasian,
keselarasan dan keseimbangan, keadilan, transparansi
dan akuntabilitas, keberdayaan dan keberhasilgunaan,
serta kebersamaan kemitraan.
Pasal 5 Ayat 1: Jalan sebagai bagian prasarana
transportasi mempunyai peran penting dalam bidang
ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, politik,
pertanahan dan keamanan, serta dipergunakan untuk
sebesar kemakmuran rakyat.
UU NO. 41/1999 PP No. 24 /2010: PENGGUNAAN
KAWASAN HUTAN
ttg KEHUTANAN
Ps 3:
Penggunaan utk kepentingan
pembangunan diluar keg. Kehutanan
Pengelompokkan hanya dapat dilakukan di dalam
KAWASAN HUTAN: Kw. Hutan Produksi
Kw. Hutan lindung
Hutan Konservasi
Ps 4:
(suaka alam, hutan Kepentingan pembangunan diluar keg.
pelestarian alam & Kehutanan:
a.…
hutan buru) e. Jalan umum, jalan tol, dan jalur
Hutan Lindung kereta api
Ps 6:
Hutan Produksi. Dilakukan berdasarkan IZIN PINJAM
PAKAI
IZIN PINJAM PAKAI
• Diberikan oleh MENTERI KEHUTANAN
berdasarkan permohonan
• JANGKA WAKTU utk kepentingan
pertahanan negara, sarana keselamatan
lalu lintas laut atau udara, jalan umum,
…berlaku selama digunakan untuk
kepentingan dimaksud (PP No.24/2010
Ps 18)
• Menyusun AMDAL (PP NO. 34 Tahun
2002)
• BENTUK KOMPENSASI:
• Hutan Provinsi < 30 % lahan
ratio 1 : 1
• Hutan Provinsi > 30 %
membayar Penerimaan Negara
Bukan Pajak Penggunaan Kawasan
Hutan dan melakukan penanaman
• Tanpa kompensasi tertentu
KONDISI HUTAN INDONESIA
Penggundulan hutan
di Papua dan Papua
New Guinea di tahun
1980 dan perkiraan
di tahun 2020
Hutan Berdasarkan Fungsi Pokok
Hutan Konservasi.
• adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok
pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Hutan
konservasi terdiri atas :
a.Hutan Suaka Alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu yang mempunyai
fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan, satwa
dan ekosistemnya serta berfungsi sebagai wilayah penyangga kehidupan.
Kawasan hutan suaka alam terdiri atas cagar alam, suaka margasatwa
b.Kawasan Hutan Pelestarian Alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik
didarat maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem
penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa,
serta pemanfaatan secara lestari sumber alam hayati dan ekosistemnya. Kawasan
pelestarian alam terdiri atas taman nasional, taman hutan raya (TAHURA) dan
taman wisata alam.
c.Taman Buru adalah kawasan hutan yang di tetapkan sebagai tempat wisata
berburu
Penggunaan Kawasan Hutan Konservasi
Untuk Pembangunan Jalan
Pada dasarnya kegiatan pembangunan jalan tidak diijinkan apabila
melintasi kawasan konservasi. UU Nomor 5 Tahun 1990 Tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya mengatur
bahwa :
• Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengaki-batkan
perubahan terhadap keutuhan kawasan suaka alam (pasal 19 ayat 1)
• Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengaki-batkan
perubahan terhadap keutuhan zona inti taman nasional. (pasal 35
ayat 1)
• Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan
fungsi zona pemanfaatan dan zona lain dari taman nasional, taman
hutan raya, dan taman wisata alam (pasal 35 ayat 3)
TRASE JALAN MELALUI KAWASAN
HUTAN?
• konsultasi dengan Balai Pemantapan Kawasan Hutan
(BPKH)/ atau Ditjen Planologi Kehutanan, Kementerian
Kehutanan
• Instruksi Presiden (Inpres) No.10/2011 tentang
Penundaan Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola
Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut atau lebih
dikenal sebagai Moratorium, yang dituangkan ke dalam
Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru (PIPIB).
Inpres No. 10/2011 yang berakhir pada Mei 2013 telah
dilanjutkan oleh Inpres No. 6/2013 dengan isi serupa,
tentang Penundaan Izin Baru dan Penyempurnaan Tata
Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut
Lokasi/Sensitifitas
Menteri Kehutanan:
a) Melanjutkan penundaan terhadap penerbitan izin baru hutan
alam primer dan lahan gambut yang berada di hutan
konservasi, hutan lindung, hutan produksi (hutan produksi
terbatas, hutan produksi biasa/tetap, hutan produksi yang
dapat dikonversi) berdasarkan Peta Indikatif Penundaan
Izin Baru (PIPIB).
b) ...
c) Melakukan revisi terhadap PIPIB pada kawasan hutan setiap
6 (enam) bulan sekali.
PIPIB
Pasal 4:
Kepentingan pembangunan diluar keg. Kehutanan:
a. …
e. Jalan umum, jalan tol, dan jalur kereta api
Pasal 6:
Dilakukan berdasarkan IZIN PINJAM PAKAI
(Permohonan Menteri PU/Gubernur/Bupati kepada Menteri Kehutanan)
Pembangunan Jalan di Kawasan Hutan
PASAL 1:
•adalah bidang lahan pertanian yg ditetapkan untuk
dilindungi & dikembangkan secara konsisten pangan
pokok bagi kemandirian, ketahanan, & kedaulatan pangan
nasional.
PASAL 44 dilindungi & PASAL 46 Kompensasi
Sawah Abadi
dilarang dialihfungsikan
• untuk kepentingan umum Penyediaan lahan pengganti :
dpt dialihfungsikan, dgn Minimal 3X luas lahan u/ lahan
syarat : beririgasi;
kajian kelayakan strategis; Minimal 2 X u/ lahan reklamasi
rencana alih fungsi lahan; rawa pasang surut &
dibebaskan kepemilikan nonpasang surut (lebak)
haknya dari pemilik Minimal 1 X luas u/ lahan tdk
disediakan lahan beririgasi.
pengganti Lahan pengganti sudah harus
dimasukkan ke dalam;
• Penyediaan lahan
Rencana Program Tahunan
pengganti untuk
Rencana Program Jangka
infrastruktur akibat
bencana paling Menengah (RPJM)
lama 24 bulan Rencana Program Jangka
Panjang (RPJP)
PERMEN PU Nomor : 19 /PRT/M/2011 TENTANG PERSYARATAN DAN
PERENCANAAN TEKNIS JALAN
Pasal 59
1) Kelestarian lingkungan hidup wajib dipertimbangkan untuk
setiap Perencanaan Teknis Jalan
2) Setiap perencanaan teknis Jalan harus dilengkapi dengan
dokumen AMDAL atau UKL-UPL atau SPPL sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
3) Integrasi pertimbangan lingkungan dilakukan dengan
memasukan rekomendasi lingkungan yang terdapat didalam
AMDAL/UKL-UPL/SPPL sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ke dalam Perencanaan Teknis Rinci.
PERMEN PU No. 11/PRT/M/2010 ttg TATA CARA DAN
PERSYARATAN LAIK FUNGSI JALAN
ORGANISASI DAN PERSONIL TEAM ELFJ
Persyaratan kompetensi Teknis:
Ahli bidang perkerasan jalan,
Team ELFJ-Pusat Ahli bidang Geoteknis jalan
(minimum 5 orang) Ahli bidang Geometrik & Teknik Lalu-lintas
Ahli bangunan pelengkap jalan
1 Ketua merangkap anggota Ahli bangunan perlengkapan jalan
1 Sekretaris merangkap anggota Ahli penegakan hukum lalu-lintas
3 Anggota
Persyaratan kompetensi Administrasi:
Ahli Jalan yang paham dokumen:
Anggota Team terdiri dari: Administrasi perlengkapan jalan;
- Unsur keBina-Margaan Status jalan;
- Unsur Perhubungan Kelas jalan;
- Unsur Kepolisian Lalu-lintas Sertifikat Rumija;
Leger Jalan;
AMDAL jalan ( Dokumen Lingkungan )
PERMASALAHAN
DALAM PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN
PERMASALAHAN
• Di internal, masalah lingkungan masih disikapi secara beragam.
• Dokumen lingkungan, tebal dan dianggap kelengkapan administrasi semata
• Penyusunannya masih dianggap beban dan bukan kewajiban.
• Dokumen bersifat kualitatif ( tidak bisa diukur )
• Tidak sebanding jumlah konsultan lingkungan dengan kebutuhan.
(Jumlah penyusun Amdal bersertifikat: 640 orang (sumber:
http://www.amdal.intakindo.org))
. Kecenderungan pekerjaan jalan mengutamakam pelaksanaan fisik jalan saja.
• Tidak sinkron dokumen lingkungan dengan DED dan pelaksanaan fisik
• Waktu legalisasi dokumen sulit diprediksi (ketergantungan eksternal -
KLH/BLHD )
Merupakan keharusan, sesuai UU 32/2009 tentang
SEHARUSNYA PPLH, ada sanksi ( tidak menyusun ),
Integrasi Dok Lingkungan ke dalam Detailed
Engineering Design (DED) dan Pelaksanaan fisik ,
Diatur dalam Spek, TOR Perencanaan, dok kontrak dan
TOR supervisi SPESIFIKASI UMUM 2010 Revisi 2,
Harus terkuantifikasi.
Bagan Alir Pembangunan Jalan yang
Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan
Penyaringan Lingkungan
(6) PASCA KONSTRUKSI
(Operational & Maintenance) Penyusunan AMDAL/UKL-UPL/SPPL
- As build drawing
- RKL/UKL-RPL/UPL (3) PERENCANAAN TEKNIS AKHIR:
Implementasi RKL/UKL-RPL/UPL, Pelaporan - SPPL
DED yg terintegrasi oleh Rekomendasi RKL/UKL-RPL/UPL
dan Audit Keselamatan Jalan
(5) KONSTRUKSI
Implementasi RKL/UKL-RPL/UPL
(4) PRA-KONSTRUKSI
Ya I P
WAJIB AMDAL AMDAL Z E
I K
Tidak N E
R
L J
DAERAH SENSITIF Ya
DAMPAK Ya I A
PENTING N A
G N
Tidak K
U F
Tidak N I
G S
Ya
WAJIB UKL-UPL UKL–UPL A I
N K
Tidak
SPPL
KAWASAN LINDUNG DAN DAERAH SENSITIF LAINNYA
1. Kawasan Hutan Lindung;
2. Kawasan Bergambut & Kawasan Resapan Air;
3. Sempadan Pantai & Sempadan Sungai;
4. Kawasan Sekitar Danau/Waduk & Kawasan Sekitar Mata Air;
5. Kawasan Suaka Alam (terdiri dari Cagar Alam, Suaka Marga Satwa, Hutan
Wisata, Daerah Perlindungan Plasma Nutfah, dan Daerah Pengungsian
Satwa);
6. Kawasan Suaka Alam Laut dan Perairan Lainnya yang Mempunyai Ciri
Khas berupa Keanekaragaman dan/atau Keunikan Ekosistem;
7. Kawasan Pantai berhutan Bakau (mangrove);
8. Taman Nasional, Taman Hutan Raya & Taman Wisata Alam;
9. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan;
10. Kawasan Rawan Bencana Alam & Daerah berlereng Curam;
11. Komunitas Rentan (Komunitas Adat, termasuk KAT & kelompok Fakir
Miskin);
12. Daerah Pemukiman Padat, Daerah Komersial;
13. Lahan Produktif.
MATRIK RKL - RPL
TIDAK
DOK SEKEDAR :
LINGKUNGAN KEBISINGAN
PENCEMARAN
BIDANG UDARA
JALAN
NAMUN HARUS
Dokumen Lingkungan, DED dan Fisik Jalan
Tidak terintegrasi
GGGGAMBAR DESAIN
JALAN
DOKUMEN FISIK
LINGKUNGAN
Longsor terjadi sepanjang 30 m pada ruas
jalan atambua-haliwen STA 3+450 s/d STA
3+480.
Opsi Penanganan:
1. Pemasangan retaining wall dan/atau bronjong
pada STA 3+450 s/d STA 3+480
2. Penguatan konstruksi badan & perkerasan
jalan.
3. Penanaman rumput vetiver pada STA 3+450
s/d STA 3+480
CONTOH
ISU LINGKUNGAN SOSIAL; POTENSI DAMPAK; DAN OPSI MITIGASI
DAMPAK LINGKUNGAN TERHADAP RENCANA KEGIATAN
Sarjana Strata Satu (S1) Teknik Sipil atau yang relevan yang pernah mengikuti minimal Kursus
Dasar AMDAL (yang dibuktikan dengan kepemilikan Sertifikat AMDAL A) dan berpengalaman
dalam kegiatan perencanaan teknik jalan/jembatan.
ANALISIS TUGAS POKOK FUNGSI
AHLI LINGKUNGAN
PADA KEGIATAN PENGAWASAN TEKNIS (SUPERVISION CONSULTANT)
RINCIAN TUGAS:
KUALIFIKASI DAN PERSYARATAN PERSONIL:
Penentuan kualifikasi dan persyaratan personil ahli lingkungan sebagai berikut:
Sarjana Strata Satu (S1) Teknik Sipil atau yang relevan yang pernah mengikuti minimal Kursus
Dasar AMDAL (yang dibuktikan dengan kepemilikan Sertifikat AMDAL A) dan berpengalaman
dalam perencanaan teknik dan/atau pengawasan jalan/jembatan.
SPESIFIKASI
DIVISI I UMUM
SEKSI 1.17
PENGAMANAN
LINGKUNGAN HIDUP
• Penyedia Jasa harus memenuhi setiap rekomendasi
yang telah dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan
(AMDAL/UKL-UPL/SPPL).
• PPK/Satker harus menyampaikan dokumen
lingkungan kepada penyedia jasa dan/atau Direksi
teknik sebagai rujukan pelaksanaan pengamanan
lingkungan hidup.
• Kegiatan integrasi rekomendasi dokumen lingkungan
harus dilaksanakan pada tahap perencanaan dan
diimplementasikan pada tahap pelaksanaan pekerjaan
konstruksi.
• PEMBAYARAN dilakukan untuk pekerjaan:
1. Pengelolaan lingkungan
2. Pengambilan sampel:
a. baku mutu air tanah,
b. baku mutu air permukaan
c. baku mutu udara dan kebisingan
.
Nomor Mata Uraian Satuan
Pembayaran Pengukuran