Oleh
Kamalia
1804101010036
Secara prinsip dan konsep peraturan perundang-undangan ini tidak berubah dari
konsep pengaturan dalam ketentuan sebelumnya, perubahan lebih diarahkan untuk
penyempurnaan kebijakan dan aturan pelaksanaan sesuai dengan tujuan memberikan
kemudahan (penyederhanaan sistem perizinan berusaha) kepada pelaku usaha dalam
memperoleh Persetujuan Lingkungan namun dengan tetap memenuhi ketentuan yang
ditetapkan.
Beberapa hal penting dari Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 Tentang
Penyelenggaraan Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yaitu:
Cakupan dalam PP 22/2021 antara lain persetujuan lingkungan, mutu air, mutu
udara, mutu laut, pengendalian kerusakan lingkungan hidup, pengelolaan limbah B3
dan Non-B3, dana penjaminan, sistem informasi lingkungan hidup, pengawasan dan
sanksi. Robert menjelaskan PP 22/2021 menambah 70 ketentuan, mengubah 73
ketentuan dan menghilangkan 11 ketentuan. Pada PP 22 tahun 2021 ini terdapat 13
Bab dimana pada Bab II membahas mngenai Persetujuan Lingkungan. Secara prinsip
Izin Lingkungan tidak dihilangkan hanya tujuan dan fungsinya diintegrasikan kedalam
Ijin Berusaha.
1. IDENTITAS PEMRAKARSA
3. LOKASI KEGIATAN
ƒ Nama desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, luas lahan yang akan digunakan harus
jelas dan sebaiknya dilengkapi dengan letak geografis (koordinat);
ƒ Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (sesuai dengan RTRW Nasional,
Provinsi, dan Kabupaten/Kota), harus disertakan Peraturan Daerah yang mengatur tata
ruang tersebut;
Sesuai dengan dampak yang ditimbulkan, secara garis besar panduan ini akan
mengelompokkan jalan dalam dua kategori besar yaitu jalan tol dan jalan non tol.
Dalam menilai dokumen AMDAL atau UKL-UPL kegiatan pembangunan dan
pengoperasian jalan, harus diperhatikan deskripsi detail mengenai spesifikasi teknis
dan desain jalan akan dibangun. Pada umumnya, baik jalan non tol (arteri dan kolektor)
maupun jalan tol mencakup hal-hal seperti:
ƒ Lebar Jalur
ƒ Lebar dan Jumlah Lajur, adalah lebar bagian jalan untuk satu kendaraan
ƒ Lebar Median, adalah ukuran lebar pembatas antara dua jalur jalan
ƒ Lebar Bahu Luar, adalah ukuran lebar bahu jalan sebelah luar
ƒ Lebar Bahu Dalam adalah ukuran lebar bahu jalan sebelah dalam
ƒ Tipe perkerasan
ƒ Keberadaaan persimpangan
ƒ Saluran drainase
ƒ Overpass (apabila ada) Khusus untuk jalan tol, perlu lebih diperhatikan terhadap:
ƒ Desain dalam mengelola aksesibilitas masyarakat sekitar rencana jalan tol, apakah
cukup menggunakan jembatan penyeberangan, Underpass, atau Overpass
ƒ Desain dan Lokasi pintu keluar masuk Secara umum jalan tol akan membutuhkan
RUMIJA yang lebih besar dari pada jalan non tol, sehingga akan lebih baik apabila
dokumen AMDAL atau UKL-UPL juga menyertakan Preliminary Design atau Basic
Design dari rencana jalan yang akan dibangun, termasuk apabila ada perbedaan desain
dari beberapa ruas jalan tersebut.
Perlu dilihat juga sudahkah disampaikan dalam dokumen AMDAL atau UKL-UPL
tersebut alternatif sumber bahan material (lokasi quarry) tanah urug, batu kerikil dan
pasir. Disamping itu, perlu diuraikan pula berapa banyak material batu dan tanah urug
yang diperlukan oleh masing-masing alternatif.
Buku panduan ini adalah alat bantu penilaian dokumen AMDAL atau UKL-UPL
yang bersifat umum dan cukup fleksibel terhadap kemungkinan perubahan terhadap
hal-hal yang perlu diperhatikan akibat perbedaan kondisi di lapangan. Kegiatan
pembangunan jalan memiliki beberapa aspek yang sangat tergantung pada kondisi
setempat, sehingga diharapkan penilai dapat memperhatikan pula kondisi lokal dalam
melakukan penilaian. Semoga buku panduan ini dapat memberikan manfaat untuk
terwujudnya pembangunan yang berwawasan lingkungan, khususnya pada
pembangunan jalan.
3. Perbandingan antara “PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2021 TENTANG
PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP” dengan “Panduan Penilaian AMDAL atau
UKL/UPL untuk Kegiatan Pembangunan Jalan”