Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KASUS

HORDEOLUM

Oleh :
Nurul Annisatussholeha, S.Ked
17360125

Pembimbing:
dr. Rahmat Syuhada, Sp.M

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA


RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2017

1
STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. L
Umur : 17 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kemiling
Pekerjaan : Pelajar
No. RM : 102291

II. ANAMNESIS
Autoanamnesa pada hari Jumat, 16 Januari 2018 di Poliklinik Mata RS
Pertamina Bintang Amin
 Keluhan Utama :
Ada benjolan di kelopak mata kiri sejak 1 bulan yang lalu
 Keluhan Tambahan :
Nyeri tekan pada kelopak mata kiri atas
 Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Poliklinik Mata RS Pertamina Bintang Amin
dengan keluhan terdapat benjolan di kelopak mata kiri sejak 1 bulan
yang lalu
 Riwayat Penyakit Terdahulu :
Tidak ada
 Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada
 Riwayat Pengobatan :
Tidak ada

2
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS PASIEN
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran : Compos mentis
 Status Gizi : Baik
 Vital Sign
- Tekanan Darah : 110/80 mmhg
- Nadi : 78x/menit
- Respirasi : 18x/menit
- Suhu : 36,70 C
B. STATUS GENERALIS
 Kepala
- Bentuk : Normal
- Mata : Simetris, normal
- Telinga : Simetris, normal
- Mulut : Normal
 Thoraks
- Jantung : Tidak dilakukan
- Paru : Tidak dilakukan
 Abdomen
- Hepar : Tidak dilakukan
- Lien : Tidak dilakukan
 Ekstremitas : Tidak dilakukan

3
C. STATUS OFTALMOLOGIS

OD OS
2/60 VISUS 4/60
- 4.50 20/30 KOREKSI - 4.50 : 20/30
Orthoforia BULBUS OCULI Orthoforia
Trichiasis (-), Madarosis (-) SUPERSILIA Trichiasis (-), Madarosis (-)
Dalam batas normal PALPEBRA SUPERIOR Benjolan (+), nyeri tekan
(+)
Dalam batas normal PALPEBRA INFERIOR Dalam batas normal
Dalam batas normal KONJUNGTIVA Dalam batas normal
PALPEBRA
Dalam batas normal KONJUNGTIVA Dalam batas normal
FORNICES
Dalam batas normal KONJUNGTIVA BULBI Dalam batas normal
Putih SKLERA Putih
Jernih KORNEA Jernih
Dalam CAMERA OCULI Dalam
ANTERIOR
Coklat, utuh IRIS Coklat, utuh
Reflek cahaya (+) PUPIL Reflek cahaya (+)
Jernih LENSA Jernih

4
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan

E. RESUME
Nn. L datang ke Poliklinik Mata RS Pertamina Bintang Amin dengan
keluhan terdapat benjolan pada kelopak mata kiri sejak 1 bulan yang lalu
Pada pemeriksaan oftamologi Oculi dextra : Tajam penglihan 2/60, Oculi
sinistra tajam penglihatan 4/60. Pada palpebra superior sinistra terdapat
benjolan dan nyeri tekan (+). Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum dan
status generalis dalam batas normal.

F. DIAGNOSIS
1. Hordeolum internum
2. Hordeolum eksternum
3. Chalazion

G. DIAGNOSIS KERJA
Hordeolum eksternum OS

H. PENATALAKSANAAN
 R/ C. Micos zalf No. I
S 3 dd apl 1 OS
 R/ Asam Mefenamat tab No. X
S 3 dd 1
 R/ Ciprofloxacin tab No. X
S 2 dd 1
I. PROGNOSIS
 Quo ad vitam : Dubia ad bonam
 Quo ad functionam : Dubia ad bonam

5
 Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA

I. Anatomi palpebra

Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat
menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip melindungi kornea
dan konjungtiva dari dehidrasi. Palpebral terdiri atas lima bidang jaringan utama.
Dari superficial ke dalam terdapat lapisan kulit, lapisaan otot rangka, jaringan
areolar, jaringan fibrosa, dan lapisan membran mukosa.

1. Kulit
Kulit palpebral berbeda dari kulit bagian tubuh lain karena tipis,
longgar, dan elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak
subkutan
2. Musculus orbicularis okuli
Fungsi otot ini untuk menutup palpebra. Serat ototnya mengelilingi
fissure palpebra secara konsentris.
3. Jaringan areolar
Terdapat di bawah musculus orbicularis oculi, berhubungan dengan
lapisan subaponeurotik dari kulit kepala
4. Tarsus
Struktur penyokong utama dari palpebra. Tarsus terdiri atas jaringan
penyokong kelopak mata dengan kelenjar meibom (40 buah di
kelopak atas dan 20 buah di kelopak bawah)
5. Konjungtiva palpebrae
Bagian posterior dilapisi selapis membrane mukosa, konjungtiva
palpebra, yang melekat erat pada tarsus.

6
II. Definisi Hordeolum

Hordeolum adalah infeksi kelenjar pada palpebra. Bila kelenjar meibom


yang terkena, timbul pembengkakan besar yang disebut hordeolum internum.
Sedangkan hordeolum eksternum yang lebih kecil dan superfisial adalah infeksi
kelenjar zeiss atau moll.

III. Klasifikasi

Dikenal 2 bentuk hordeolum

1. Hordeolum eksternum
Merupakan infeksi pada kelenjar zeiss atau moll dengan penonjolan
terutama ke daerah kulit kelopak. Nanah dapat keluar dari pangkal
rambut.

2. Hordeolum internum
Merupakan infeksi kelenjar meibom yang terletak di dalam tarsus
dengan penonjolan terutama ke daerah kulit konjungtiva tarsal.
Biasanya berukuran lebih besar.

IV. Etiologi
Staphylococcus aureus adalah agen infeksi pada 90-95 % kasus hordeolum.

V. Gambaran Klinis

1) Gejala

a. Pembengkakan
b. Rasa nyeri pada kelopak mata
c. Perasaan tidak nyaman dan sensai terbakar pada kelopak mata

7
2) Tanda

a. eritema
b. Edema
c. Nyeri bila ditekan didekat pangkal bulu mata

VI. Diagnosa Banding

Diagnosa banding hordeolum adalah :

 Kalazion
 Dakriosistitis
 Selulitis preseptal
 Konjungtivitis adenovirus
 Karsinoma sel basal

VII. Penatalaksanaan

Biasanya hordeolum dapat sembuh sendiri dalam waktu 5-7 hari

a. Non farmakologi
i. Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya
untuk membantu drainase. Lakukan dengan mata tertutup
ii. Bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan
sabun atau sampo yang tidak menimbulkan iritasi.
iii. Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat
menimbulkan infeksi yang lebih serius.
iv. Hindari pemakaian make up pada mata, karena kemungkinan
hal itu menjadi penyebab infeksi
v. Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan
infeksi ke kornea.

8
b. Farmakologi
Antibiotik yang diindikasikan bila dengan kompres hangat selama
24 jam tidak ada perbaikan dan bila proses peradangan menyebar ke
sekitar daerah hordeolum
i. Antibiotik topical
Bacitracin atau tobramycin salep mata diberikan setiap 4 jam
selama 7-10 hari. Dapat juga diberikan eritromisin salep mata
untuk kasus hordeolum eksterna dan hordeolum interna yang
ringan
ii. Antibiotik sistemik
Diberikan bila terdapat tanda-tanda bacteremia atau terdapat
tanda pembesaran kelenjar limfe di preauricular. Pada kasus
hordeolum internum dengan kasus yang sedang sampai berat
dapat diberiksan cephalexin atau dicloxacilin 500 mg per oral
4 kali sehari selama 7 hari. Bila alergi penisilin atau
cephalosporin dapat diberikan clindamycin 300 mg oral 4
kali sehari selama 7 hari atau klaritromycin 500 mg 2 kali
sehari selama 7 hari.

c. Pembedahan
Bila dengan pengobatan tidak berespon dengan baik, maka prosedur
pembedahan mungkin diperlukan untuk membuat drainase pada
hordeolum. Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anastesi
local dengan pantokain atau lidokain di daerah hordeolum dan
dilakukan insisi yang bila
a. Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi
pus, tegak lurus pada margo palpebra

9
b. Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan
margo palpebra

Setelah dilakukan insisi, dilakukan ekskohleasi atau kuretase


seluruh isi jaringan meradang di dalam kantongnya dan kemudian
diberika salep antibotik.

VIII. Komplikasi

Komplikasi hordeolum adalah mata kering, simblefaron, abses, atau selulitis


palpebra yang merupakan radang jaringan ikat jarang palpebra di depan septum
orbita dan abses palpebra.

IX. Pencegahan
Pencegahan hordeolum dapat dilakukan dengan cara berikut :
a. Menjaga kebersihan wajah dan membiasakan mencuci tangan sebelum
menyentuh wajah agar hordeolum tidak mudah berulang
b. Mengusap kelopak mata dengan lembut menggunakan washlap hangat
untuk memberikan ekresi kelenjar lemak
c. Menjaga kebersihan peralatan make-up mata agar tidak terkontaminasi
oleh kuman
d. Menggunakan kacamata pelindung jika berpergian di daerah berdebu
X. Prognosis

Umumnya baik, karena proses peradangan pada hordeolum bisa mengalami


penyembuhan dengan sendirinya, asalkan kebersihan daerah mata tetap
terjaga dan dilakukan kompres hangat pada mata yang sakit serta terapi
yang sesuai

10

Anda mungkin juga menyukai