Anda di halaman 1dari 1

Pandemi Covid-19 membawa banyak dampak yang besar di segala sektor yang

menyebabkan terhambatnya pertumbuhan ekonomi hingga membawa masalah


kesehatan. Pandemi ini menimbulkan dampak yang cukup besar khususnya dalam
bidang pariwisata.

Saat ini, pandemi memang sudah mereda, namun puing-puingnya masih tersisa di
tengah masyarakat. Mereka yang bergantung pada sektor pariwisata sudah lama
terhenti dan diam. Pasca pandemi Covid-19, jumlah wisatawan yang berkunjung
hanya sekitar 60-70% dari angka sebelum pandemi melanda.

Namun, terdapat satu desa yang mampu bertahan di tengah pandemi yang
melanda. Masyarakat menyebut mereka sebagai “Masyarakat Adat Osing”.
Disebut Orang Osing karena setiap ditanya apakah mereka orang Blambangan,
mereka selalu menjawab bukan, kami orang Osing.

Masyarakat osing selalu menjaga kearifan lokalnya yang notabene adalah


masyarakat agraris. Masyarakat Adat Osing tetap teguh melaksanakan ajaran-
ajaran walaupun di saat pandemi. Mereka melakukan ritual di tengah malam guna
menghindari kerumunan. Ritual yang dilakukan merupakan ritual tahunan dari
Desa Kemiren yang apabila ditinggalkan akan menjadi musibah.

Ketika mereka belum melakukan ritual tersebut, mereka merasa seperti ada yang
kurang. Kepercayaan inilah yang mampu membuat mereka yakin bahwa mereka
mampu melalui pandemi dengan baik-baik saja. Sugesti inilah yang melahirkan
kekuatan yang mampu membuat mereka bertahan di tengah pandemi. Mereka
percaya dengan berpegang teguh pada nilai-nilai kepercayaan yang mereka yakini,
maka mampu menyelamatkan mereka dari pandemi Covid-19.

Anda mungkin juga menyukai