BAB 1 Mersa
BAB 1 Mersa
PENDAHULUAN
Masa lansia adalah masa penurunan fungsi-fungsi tubuh dan semakin banyak
keluhan karena tubuh tidak dapat lagi bekerja sama dengan baik seperti kala
penyakit jantung 4,5 %, stroke 4,4 %, masalah mulut 17 %, gagal ginjal 0,8 %,
kematian jaringan. Stroke merupakan penyakit yang tidak menular, faktor risiko
menyempitnya pembuluh darah otak. Apabila pembuluh darah otak pecah maka
timbullah pendarahan otak dan apabila pembuluh darah otak menyempit, maka
1
2
aliran darah ke otak akan terganggu dan sel-sel otak akan mengalami kematian
pada saraf (deficit neurologic) akibat gangguan aliran darah pada salah satu
bagian otak. Stroke ada dua yaitu Hemoragik dan iskemik/non hemoragik. Stroke
hemoragik adalah kejadian dimana pembuluh darah pecah sehingga aliran darah
darah ke otak terhenti karena adanya bekuan darah yang menyumbat pembuluh
stroke di seluruh dunia setiap tahun. Dari jumlah tersebut, 5 juta meninggal dan 5
berkontribusi lebih dari 12,7 juta pada kejadian stroke di seluruh dunia. Jenis
stroke yang utama adalah iskemik dan hemoragik. Jumlah total stroke iskemik
sekitar 83% dari seluruh kasus stroke. Sisanya sebesar 17% adalah stroke
Indonesia tahun 2018 yaitu 10.9‰. Angka kejadian stroke tertinggi berada di
Kalimantan Timur dengan 14.7‰ dan kejadian terendah berada di Papua dengan
dengan 7.6‰ (Kemenkes RI, 2018). Data Riskesdas provinsi aceh, didapatkan
angka kejadian stroke di Aceh tahun 2018 yaitu 13,389 jiwa dengan persentase
Salah satu tanda dan gejala dari pasien stroke yang sering dijumpai adalah
oleh stroke arteri serebral anterior atau media sehingga mengakibatkan infark
pada bagian otak yang mengontrol gerakan (saraf motorik) dari korteks bagian
adalah untuk meningkatkan kekuatan otot. Pencegahan dan pengobatan yang tepat
pada penderita stroke merupakan hal yang sangat penting. Stroke yang tidak
yang sakit dan ketidakmampuan dalam hal melakukan aktivitas tertentu (Bella,
2021). Penderita stroke dapat mengalami kesulitan saat berjalan karena gangguan
Hambatan mobilitas fisik merupakan salah satu dampak dari Stroke Non
2018). Hambatan mobilitas fisik yaitu keterbatasan dalam gerakan fisik satu atau
lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah (Herdman & Kamitsuru, 2018).
Latihan range of motion (ROM) merupakan salah satu bentuk latihan dalam
proses yang dinilai cukup efektif untuk mencegah terjadinya kecacatan pada
4
penderita stroke. Latihan ini adalah salah satu bentuk intervensi fundamental
penderita dan dalam upaya pencegahan terjadinya kondisi cacat permanen pada
yang terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh darah otak. Stroke non-
terjadinya kelamahan otak. Dari hasil penelitian terdahulu, teknik ROM (Range
Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan pada
Aceh Selatan.
Selatan.
Selatan.
Selatan.
Selatan.
b. Institusi Pendidikan
c. Perawat
d. Klien
kekuatan otak. .