Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Fisioterapi Terapan Indonesia or Indonesian Journal of

Applied Physiotherapy
Volume 1
Issue 1 Exercise to Improve Community Article 17
Wellbeing

6-27-2022

Efektivitas Balance dan Core Exercise untuk meningkatkan


Keseimbangan Statis pada Kasus Stroke Hemiparese Sinistra
Aditya Denny Pratama
Physiotherapy Department, Vocational Education Program, Universitas Indonesia,
pratama.aditya@ui.ac.id

Fatimah Fatimah
Physiotherapy Department, Vocational Education Program, Universitas Indonesia

Mita Noviana
Physiotherapy Department, Vocational Education Program, Universitas Indonesia, mitanoviana@ui.ac.id

Riza Pahlawi
Physiotherapy Department, Vocational Education Program, Universitas Indonesia, Rizapahalawi@ui.ac.id

Follow this and additional works at: https://scholarhub.ui.ac.id/jfti

Part of the Physical Therapy Commons, and the Physiotherapy Commons

Recommended Citation
Pratama, Aditya Denny; Fatimah, Fatimah; Noviana, Mita; and Pahlawi, Riza (2022) "Efektivitas Balance
dan Core Exercise untuk meningkatkan Keseimbangan Statis pada Kasus Stroke Hemiparese Sinistra,"
Jurnal Fisioterapi Terapan Indonesia or Indonesian Journal of Applied Physiotherapy: Vol. 1: Iss. 1, Article
17.
Available at: https://scholarhub.ui.ac.id/jfti/vol1/iss1/17

This Article is brought to you for free and open access by UI Scholars Hub. It has been accepted for inclusion in
Jurnal Fisioterapi Terapan Indonesia or Indonesian Journal of Applied Physiotherapy by an authorized editor of UI
Scholars Hub.
Jurnal Fisioterapi Terapan Indonesia
Volume 1 No. 1, 27 Juni 2022
E-ISSN: 2798-5520

Efektivitas Balance dan Core Exercise untuk meningkatkan


Keseimbangan Statis pada Kasus Stroke Hemiparese Sinistra

Aditya Denny Pratama, Fatimah, Mita Noviana, Riza Pahlawi


1
Program Studi Fisioterapi Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia
(Coreponding author: pratama.aditya@ui.ac.id)

ABSTRAK: Stroke adalah hilangnya fungsi otak yang berkembang dengan cepat karena gangguan pasokan
darah ke otak. Hal ini dapat disebabkan oleh penyumbatan ataupun pendarahan di pembuluh darah pada otak.
Tujuan dari tugas karya akhir ini untuk mengetahui dan memahami bagaimana efektivitas balance dan core
exercise untuk meningkatkan keseimbangan statis pada kasus stroke hemiparese sinistra di Karmel Stroke
Services. Dari berbagai metode fisioterapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang dapat timbul
seperti kelemahan otot, gangguan keseimbangan, gangguan postur, dan gangguan Activity Daily Living (ADL)
pada kasus stroke hemiparese sinistra, dalam penulisan tugas karya akhir ini, penulis memilih menggunakan
Balance dan Core Exercise. Metode penulisan yang digunakan dalam kasus ini adalah evidence-based case
report dengan pertanyaan klinis. “Bagaimana efektivitas balance dan core exercise untuk meningkatkan
keseimbangan statis dengan parameter functional reach test pada kasus hemiparese sinistra et causa stroke
haemorrhage?” untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut dilakukan penelusuran bukti pada 3 data base yaitu
Pubmed, Science Direct, dan Chocrane Library. Kata kunci yang digunakan adalah “balance exercise OR core
exercise AND Stroke” dengan kriteria inklusi artikel full text, diagnosa medis stroke, penangangan dengan
balance exercise dan core exercise.
Pada penulusuran didapatkan 8 artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Kemudian tahap pencarian dilanjutkan
dengan membaca keseluruhan artikel dan ditemukan artikel yang sesuai sebanyak 2 artikel pada Pubmed, 0
artikel pada Science Direct, dan 1 artikel pada Cochrane Library.

Kata Kunci : balance exercise, core exercise, stroke.

Pendahuluan
Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan menyebabkan ketidakmampuan untuk
manusia yang bisa kapan saja berubah mempertahankan postural control saat
mengikuti perkembangan zaman. Gaya hidup melakukan aktifitas fungsional (Sharma V. et
yang tidak sehat seperti kurangnya aktifitas al., 2017).
fisik dimana salah satu contohnya adalah
berolahraga, merokok, mengkonsumsi Prevalensi stroke di Indonesia mencapai
makanan yang mengandung kadar garam, 10,9 per 1.000 penduduk yang mengalami
kadar lemak, kadar gula maupun kadar stroke per 2018, yakni tertinggi berada di
kolesterol tinggi, merupakan faktor-faktor Provinsi Kalimantan Timur (14,7 per mil), dan
yang dapat meningkatkan risiko terjadinya terendah berada di Provinsi Papua (4,1 per
penyakit stroke. mil), Sementara itu Jakarta masih di atas
rata-rata nasional dengan (12,2 per mil)
Hipertensi merupakan salah satu contoh (RISKESDAS, 2018).
gangguan vascular yang menjadi faktor risiko
stroke paling penting yang dapat dimodifikasi Masalah-masalah yg ditimbulkan oleh
baik bagi laki‐laki ataupun wanita. Stroke stroke akan menghambat kualitas gerak dan
merupakan manifestasi klinik dari gangguan fungsi tubuh dan hal ini tentu akan berefek
fungsi serebral, baik fokal maupun global yang pada limitasi dari aktifitas sehari-hari. Balance
berlangsung dengan cepat dan lebih dari 24 dan Core exercise merupakan contoh
jam atau berakhir dengan kematian tanpa intervensi fisioterapi dalam menangani
ditemukannya penyakit selain daripada kasus-kasus neuromuskular, dan kombinasi
gangguan vascular. (WHO, 2019) Gejala latihan berupa double dan single leg bridging
umum pada kasus stroke meliputi kelemahan exercise, cycling exercise, dual task training,
dan hilangnya keseimbangan pada sisi lesi dan stepping exercise diperkirakan mampu
meningkatkan keseimbangan statis secara
Jurnal Fisioterapi Terapan Indonesia
Volume 1 No. 1, 27 Juni 2022
E-ISSN: 2798-5520

optimal sehingga pasien mampu beraktivitas Penyebab paling umum dari


secara optimal. Dari latar belakang tersebut, Intracerebral hemorrhage adalah tekanan
penulis tertarik untuk melakukan sebuah darah tinggi (hipertensi). Karena tekanan
penelusuran berbasis bukti terkait latihan darah tinggi dengan sendirinya sering
pernapasan yang diaplikasikan pada pasien tidak menimbulkan gejala, banyak orang
yang di diagnosa Hemiparese Sinistra et causa dengan perdarahan intrakranial tidak
Stroke Haemorrhage dengan cara sistematik menyadari bahwa mereka memiliki
studi literature yang didapatkan dari publikasi tekanan darah tinggi, atau perlu diobati.
systematic review dan meta analisis. Sehingga Penyebab perdarahan intraserebral yang
penulis dapat memberikan pandangan lain lebih jarang termasuk trauma, infeksi,
mengenai pemilihan metode terapi latihan tumor, defisiensi pembekuan darah, dan
yang sesuai dengan masalah yang dihadapi kelainan pada pembuluh darah (seperti
oleh pasien, dalam hal ini pasien Hemiparese malformasi arteriovenosa).
Sinistra et causa Stroke Haemorrhage
2. Subarachnoid Hemorrhage
Tinjauan Pustaka
Subarachnoid hemorrhage paling
Stroke adalah hilangnya fungsi otak yang sering disebabkan oleh kelainan arteri di
berkembang dengan cepat karena gangguan dasar otak, yang disebut cerebral
pasokan darah ke otak. Hal ini disebabkan oleh aneurysms. Kelainan ini merupakan area
penyumbatan ataupun pendarahan di kecil yang bengkak membulat atau tidak
pembuluh darah pada otak. Stroke iskemik beraturan di arteri. Efek dari
adalah penyumbatan arteri secara tiba-tiba pembengkakan paling parah yaitu
yang mengarah ke otak.10 Stroke Haemorrhage menyebabkan dinding pembuluh darah
adalah disfungsi fokal otak, retina, atau menjadi lemah dan rentan pecah.
sumsum tulang belakang yang berlangsung
Pada berbagai kasus stroke yang terjadi,
lebih dari 24 jam, atau dalam durasi apa pun
stroke ischaemic menjadi yang paling banyak
jika dilakukan Ct-scan dan MRI menunjukkan
terjadi dengan presentasi 88%. Untuk stroke
infark fokal atau perdarahan yang relevan
Haemorrhage hanya terjadi dengan presentasi
dengan gejala (Hankey et al., 2017).
12%, dengan terbagi lagi menjadi 9% untuk
Salah satu penyebab paling umum stroke intracerebral hemorrhage (ICH) dan 3% untuk
Haemorrhage adalah hipertensi. Stroke karena subarachnoid hemorrhage (SAH) (Boehringer
hipertensi terjadi pada lokasi yang umum, I., 2016).
yaitu pada basal ganglia, thalamus, pons, dan
otak kecil. Arteriovenous malformations
(AVM) atau malformasi pembuluh darah
adalah penyebab lain stroke Haemorrhage.
AVM harus dipertimbangkan pada pasien yang Intracerebral hemorrhage terjadi ketika
berusia lebih tua dengan diagnosis stroke pembuluh darah yang sakit di dalam otak
Haemorrhage akut. AVM ditandai oleh koneksi pecah. Peningkatan tekanan yang tiba-tiba di
arteriovenous abnormal dengan vascular dalam otak dapat menyebabkan kerusakan
nidus, dan tidak adanya ranjang kapiler yang pada sel-sel otak yang mengelilingi darah. Jika
mengintervensi. Cerebral amyloid angiopathy jumlah darah meningkat dengan cepat, tekanan
adalah penyebab lain stroke Haemorrhage volume darah di dalam otak dapat
yang harus dipertimbangkan pada pasien yang menyebabkan ketidaksadaran atau kematian.
lebih tua yang datang dengan multiple, cortical Intracerebral hemorrhage biasanya terjadi di
Haemorrhage dan subcortical pada stroke bagian otak tertentu, termasuk ganglia basal,
yang berulang.17 otak kecil, batang otak, atau korteks.

Penyebab stroke Haemorrhage terbagi Subarachnoid hemorrhage terjadi ketika


menjadi dua, yaitu (Stroke Center pembuluh darah di luar otak pecah. Daerah
Organization, 2020) : tengkorak yang mengelilingi otak
(subarachnoid space) dengan cepat terisi
1. Intracerebral Hemorrhage dengan darah. penderita Subarachnoid
Jurnal Fisioterapi Terapan Indonesia
Volume 1 No. 1, 27 Juni 2022
E-ISSN: 2798-5520

hemorrhage mungkin tiba-tiba merasakan stepping exercise. Sedangkan Core exercise


sakit kepala hebat, sakit leher, dan mual atau bertujuan untuk meningkatkan kekuatan
muntah. Penumpukan tekanan yang tiba-tiba di otot-otot stabilisasi trunk, dimana otot
luar otak juga dapat menyebabkan hilangnya stabilisasi trunk digunakan untuk menjaga
kesadaran atau kematian dengan cepat (Stroke kontrol postur tubuh. Core exercise terbukti
Center Organization, 2020). menjadi latihan yang efektif dalam
meningkatkan keseimbangan tubuh pada kasus
Berdasarkan International Classification stroke (Haruyama K. et al., 2017). Dalam
Functioning (ICF), diagnosis fisioterapi pada kasus ini, core exercise dilakukan dalam posisi
kasus Hemiparese Sinistra et causa Stroke double dan sigle leg bridging exercise, dan
Haemorrhage adalah Impairment: Adanya cycling exercise.
hipotonus pada ektremitas atas dan bawah
sinistra, adanya kelemahan otot ekstremitas Metodologi Penelitian
atas dan bawah sinistra dan otot core, dan
adanya gangguan postur. Functional Metodologi penelitian yang digunakan dalam
Limitation berupa pasien tidak mampu penulisan artikel ini adalah case report study
mempertahankan keseimbangan statis dan dengan resume kasus dan masalah klinis
tidak dapat melakukan ADL secara mandiri sebagai berikut:
dan Participation restriction berupa masalah Resume Kasus
yang dialami seseorang dalam situasi aktivitas
sosial seperti tidak dapat berkumpul dengan Seorang wanita berusia 57 tahun
keluarga, dan beribadah ke gereja. mengeluh tubuhnya lemas pada 15 Desember
2020 karena tidak mengonsumsi obat
Keseimbangan merupakan kemampuan
hipertensi selama 3 hari belakangan. Lalu
untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh
keluarga Os langsung mengantarnya ke RS
dalam berbagai posisi. Tujuan dari
Grha Kedoya dan saat sampai di RS Os
mempertahankan keseimbangan yaitu untuk
kehilangan kesadarannya. Os langsung
mempertahankan center of body mass agar
dilarikan ke IGD dan dilakukan pemeriksaan
seimbang dengan bidang tumpu, untuk
CT-Scan. Didapatkan hasil adanya darah
menstabilisasi bagian tubuh ketika bagian
sebanyak 17,43 cc didalam otaknya dan saat
tubuh yang lain begerak, dan yang paling
itu juga Os ditindak operasi penyedotan darah
penting yaitu untuk menyanggah tubuh dalam
di otak. Setelah dioperasi, Os dirawat di ruang
melawan gravitasi bumi dan faktor eksternal
ICU selama 7 hari. dan dipindah rawat ke
lainnya. Keseimbangan dibagi 2 macam, yaitu
ruang rawat inap Selama 14 hari dan selama di
keseimbangan statis yang berarti menjaga
rawat Os mendapatkan penanganan
kesetimbangan pada posisi tetap dan
Fisioterapi, Terapi wicara dan Akupuntur.
keseimbangan dinamis yang berarti menjaga
kesetimbangan dalam posisi yang tidak tetap / Pada tanggal 5 Januari 2020, Os
bergerak. (Ikatan Fisioterapi Indonesia, 2016) diperbolehkan pulang ke rumah oleh dokter
karna kondisi secara klinis yang sudah mulai
Untuk menangani masalah yang muncul,
stabil, yaitu Os sudah dapat diposisikan duduk
dilakukan pemilihan intervensi fisioterapi
di kursi dengan senderan dibelakangnya. Pada
berupa Balance dan Core Exercise. Balance
tanggal 6 Januari 2020, Os mulai terapi di
exercise bertujuan untuk meningkatkan
Karmel Stroke Services dengan kondisi belum
keseimbangan tubuh. Latihan ini difokuskan
dapat melakukan aktifitas fisik secara mandiri
dalam meningkatkan otot stabilisasi trunk dan
dan masih sangat lemas. Os datang diantar
kekuatan otot-otot ekstremitas bawah, dimana
oleh keluarga dan suster menggunakan kursi
keseimbangan akan meningkat jika tubuh
roda.
mulai dapat mempertahankan control postur.
Balance exercise terbukti menjadi latihan yang Pada tanggal 5 Febuari 2020 Os
efektif dalam meningkatkan keseimbangan mendapatkan penanganan fisioterapi, dengan
tubuh pada kasus stroke (Church et al., 2019). hasil pemeriksaan berupa tekanan darah
dalam kasus ini, metode balance exercise yang 110/80 mmHg, laju nadi 72 kali/menit, laju
digunakan yaitu dual task training dan nafas 22 kali/menit, Berat badan 61 kg, tinggi
Jurnal Fisioterapi Terapan Indonesia
Volume 1 No. 1, 27 Juni 2022
E-ISSN: 2798-5520

badan 160 cm dengan kesan gizi normal functional reach test pada kasus hemiparese
(Berdasarkan IMT). Terdapat depresi sinistra sinistra et causa stroke haemorrhage?”
dan protraksi pada bahu dan kurva pada
vertebrae thoracokyphosis.
Metode Penelusuran
Terdapat hipotonus pada ekstremitas atas
dan bawah sinistra dan otot core. Tidak Untuk menjawab masalah klinis,
ditemukan adanya subluksasi shoulder, nyeri dilakukan penelusuran kepustakaan secara
tekan dan pitting oedema. Tidak ditemukan online menggunakan instrumen pencari
adanya gangguan sensibilitas dan refleks Pubmed, Science Direct, dan Cochrane
fisiologis. Namun, ditemukan adanya Library. Kata Kunci yang digunakan adalah
gangguan refleks patologis melalui stroke, balance exercise, dan core exercise
pemeriksaan reflex Babinski, chadoks, dan dengan menggunakan batasan (limit): studi
openheim. yang dilakukan pada manusia, publikasi
Bahasa inggris, kata kunci terdapat pada judul
Untuk pengukuran gerak dan sendi, atau abstrak, serta jenis publikasi berupa uji
ditemukan adanya keterbatasan gerak aktif klinis, uji klinis terandomisasi, meta-analisis,
pada ekstremitas atas dan bawah sinistra. Dan dan review.
tidak ditemukan adanya keterbatasan gerak
pasif pada ekstremitas atas dan bawah sinistra.
Hasil Penelusuran
Pada pemeriksaan awal belum bisa
dilakukan pengukuran keseimbangan Dengan metode pencarian yang telah
menggunakan timed up and go test karena os dijelaskan diatas, didapatkan 79 artikel yang
masih belum dapat mempertahankan memenuhi kriteria. Penelusuran lebih lanjut
keseimbangan statis. Untuk pengukuran dilakukan secara manual pada daftar pustaka
keseimbangan statis menggunakan functional yang relevan. Setelah penelusuran judul dan
reach test dari evaluasi 1 yaitu 12,50 cm abstrakk artikel-artikel tersebut, didapatkan 8
dengan interpretasi risiko jatuh tinggi dan pada artikel yang memenuhi kriteria inklusi.
evaluasi 4 bertambah menjadi 22,33 cm Kemudian tahap pencarian dilanjutkan dengan
dengan interpretasi risiko jatuh sedang, dengan membaca keseluruhan artikel dan ditemukan
selisih mencapai 9,83 cm. artikel yang sesuai sebanyak 2 artikel pada
Pubmed, 0 artikel pada Science Direct, dan 1
Masalah Klinis artikel pada Cochrane Library. Gambar 1
menjelaskan proses pencarian artikel yang
Terdapat berbagai macam masalah klinis
sesuai dengan topik yang diangkat.
yang timbul akibat stroke. Fisioterapi menjadi
salah satu upaya untuk menghilangkan
masalah-masalah tersebut. Masalah fisioterapi
yang ditemukan diataranya yaitu adanya
hipotonus pada ektremitas atas dan bawah
sinistra, adanya kelemahan otot ekstremitas
atas dan bawah sinistra dan otot core, dan
adanya gangguan postur. Pemilihan latihan
yang tepat dapat membantu meningkatkan
keseimbangan statis pada pasien Berdasarkan
hal tersebut, masalah fisioterapi yang diangkat
pada tulisan ini adalah keseimbangan statis
dan intervensi terapi latihan yaitu balance dan
core exercise, dan active ROM exercise.
Sehingga dapat diajukan pertanyaan
klinis sebagai berikut: “Bagaimana efektivitas
balance dan core exercise untuk meningkatkan
keseimbangan statis dengan parameter
Jurnal Fisioterapi Terapan Indonesia
Volume 1 No. 1, 27 Juni 2022
E-ISSN: 2798-5520

“Balance Exercise” OR “Core


AND Stroke
Exercise”
Pubmed Science Direct Cochrane Library
17 57 5
↓ ↓ ↓
Kriteria Inklusi: Kriteria Eksklusi :
1. Artikel full text ● Topik yang tidak sesuai
2. Diagnosa medis stroke ● Artikel Non-data based
3. Penangangan dengan balance
exercise dan core exercise
↓ ↓ ↓
Screenning Judul/abstrak
Pubmed Science Direct Cochrane Library
3 2 3
↓ ↓ ↓
Membaca artikel full teks
Pubmed Science Direct Cochrane Library
2 0 1

Gambar 1. Tahapan pencarian dan pemilihan artikel yang sesuai

Pasien yang saya teliti diberikan dua jenis


balance exercise yaitu dual task training dan
Diskusi stepping exercise. Dan dua jenis core exercise
Salah satu masalah yang timbul akibat yaitu double dan single leg bridging exercise
stroke adalah gangguan keseimbangan. dan cycling exercise dan active ROM exercise.
Dengan adanya gangguan keseimbangan tentu Latihan ini diberikan secara bertahap. Skala
akan menghambat segala aktivitas pasien keseimbangan diukur menggunakan functional
dalam kehidupan sehari-hari. dampak lain dari reach test¸ Setelah dilakukan 4 kali evaluasi
gangguan keseimbangan adalah pasien sulit didapatkan hasil keseimbangan statis seperti
mengikuti terapi latihan yang akan diberikan pada Tabel berikut.
oleh fisioterapis. Untuk itu, mengatasi
gangguan keseimbangan menjadi prioritas
utama untuk diatasi terlebih dahulu.

Tabel 1. Hasil Evaluasi keseimbangan


statis

Evaluasi I Evaluasi II Evaluasi III Evaluasi IV


5-02-2020 12-02-2020 19-02-2020 26-02-2020
Functional reach 12,50 cm 18,53 cm 18,50 cm 22,33 cm
test
Resiko jatuh Tinggi Sedang Sedang Sedang
Jurnal Fisioterapi Terapan Indonesia
Volume 1 No. 1, 27 Juni 2022
E-ISSN: 2798-5520

Untuk meningkatkan keseimbangan statis leg bridging exercise dan cycling exercise.
diberikan teknik terapi latihan yaitu balance Core exercise mempersiapkan tubuh secara
exercise. Balance exercise yang diberikan integral, aman dan efisien untuk meningkatkan
yaitu dual task training dan stepping exercise. keseimbangan dan postural control tubuh
Saat melakukan balance exercise, maka terjadi (Martins HS. et al., 2019). Core Exercise akan
peningkatan kekuatan pada m. gastrocnemius, meningkatkan kekuatan otot-otot stabilitator
m. tibialis anterior, m. hamstring, m. trunk yang berfungsi sebagai postural control
quadriceps, otot-otot ekstensor trunk, dan m. seperti m. multifidus, m. erector spine, dan m.
abdominal dimana otot-otot tersebut bertujuan abdominal (m. transversus, m. rectus dan m.
untuk menyangga tubuh dari adanya oblique ). Penelitian yang dilakukan Yu et al,
keterbatasan stabilitas sehingga latihan ini menunjukkan adanya peningkatan amplitudo
akan meningkatkan kestabilan tubuh saat pada m. erector spine, m. multifidus, dan m.
melakukan gerakan pada pusat gravitasi dalam abdominal setelah dilakukannya core exercise.
posisi anteroposterior dan mediolateral (Sibley Latihan ini juga dapat memberikan input pada
et al., 2015). sistem saraf pusat untuk meningkatkan
Selanjutnya yaitu Active ROM exercise aktivitas otot-otot trunk tersebut (Wowiling et
yang ditujukkan untuk meningkatkan tonus al., 2016).
otot dan mempersiapkan ekstremitas dalam
meningkatkan keseimbangan statis. Menurut Kesimpulan
Guyton et al, latihan ROM dapat
menimbulkan rangsangan sehingga Hasil dari intervensi balance dan core
meningkatnya proses aktivasi dari kimiawi, exercise menunjukkan bahwa latihan tersebut
neuromuskuler dan muskuler. mekanisme efektif dalam meningkatkan keseimbangan
kontraksi dapat meningkatkan otot polos pada statis. Selain intervensi yang penulis berikan,
ekstremitas karena otot polos mengandung penulis juga memberikan home program
filamen aktin dan myosin yang mempunyai kepada pasien yaitu melakukan perpindahan
sifat kimiawi dan berintraksi antara satu dan berat badan ke kiri dan ke kanan dalam posisi
lainnya. Proses interaksi dapat memberikan duduk, latihan melebarkan dan menyempitkan
energi bagi kontaraksi otot ekstremitas yang tungkai kiri, menaikkan dan menurunkan
diaktifkan oleh ion kalsium, dan adeno tungkai kiri dengan lutut kiri menekuk,
triphospat (ATP), selanjutnya dipecah menjadi dilakukan pada posisi berdiri dan berpegangan
adeno difosfat (ADP). ATP dihasilkan oleh pada quadripod, dan latihan berjalan di dalam
aktivasi melalui muskulus terutama pada otot rumah dengan didampingi oleh suster.
polos ekstremitas yang akan meningkatkan
Dari hasil evaluasi yang didapat,
metabolisme pada mitokondria, lalu ATP
peningkatan dapat terjadi karena beberapa
tersebut dimanfaatkan oleh otot polos
faktor seperti latihan di rumah yang diberikan
ekstremitas sebagai energi untuk kontraksi dan
oleh fisioterapis dilakukan dengan teratur dan
meningkatkan tonus otot polos ekstremitas
sesuai dengan anjuran fisioterapis,
yang menghasilkan peningkatan kekuatan otot
menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan
sebagai salah satu komponen dalam
pasien terjatuh dan peran keluarga yang
mempertahankan keseimbangan statis (Guyton
memotivasi kesembuhan pasien.
et al., 2018). Manfaat dari Active ROM
exercise yaitu untuk memperbaiki tonus otot,
meningkatkan mobilisasi sendi, memperbaiki
toleransi otot untuk latihan, dan meningkatkan
massa otot. Dosis yang diberikan yaitu 3 set
dengan frekuensi 2 kali sehari (Sahmad et al.,
2018)
Latihan selanjutnya yang diberikan yaitu
core exercise, yang digunakan untuk
penguatan otot core, dan postural control serta
dapat meningkatkan keseimbangan. Latihan
core yang diberikan yaitu double dan single
Jurnal Fisioterapi Terapan Indonesia
Volume 1 No. 1, 27 Juni 2022
E-ISSN: 2798-5520

Daftar Pustaka
Anggriani, A., Zulkarnain, Z., Sulaiman, S., & Martins, H. S., Lüdtke, D. D., de Oliveira
Gunawan, R. (2018). Pengaruh ROM Araújo, J. C., Cidral-Filho, F. J.,
(Range of Motion) Terhadap Kekuatan Salgado, A. S. I., Viseux, F., & Martins,
Otot Ekstremitas Pada Pasien Stroke D. F. (2019). Effects of core
Non Hemoragic. Jurnal Riset Hesti strengthening on balance in university
Medan Akper Kesdam I/BB Medan, 3(2), judo athletes. Journal of bodywork and
64-72. movement therapies, 23(4), 758-765.
doi: 10.1016/j.jbmt.2019.05.009
Balitbang Kemenkes RI. (2018). Riset
Kesehatan Dasar. Jakarta. Sahmad, S., Yunus, R., & Sarmawan, A.
(2018). PENGARUH PEMBERIAN
Boehringer Ingelheim. (2016). Classification RANGE OF MOTION (ROM) PASIF
of stroke. American : Stroke forum. doi: TERHADAP FLEKSIBILITAS SENDI
https://doi.org/10.1161/STROKEAHA.1 PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL
10.586206 TRESNA WERDA MINAULA
Church, G., Parker, J., Powell, L., & Mawson, KENDARI. Jurnal Kesehatan
S. (2019). The effectiveness of group Manarang, 2(2), 89-94.
exercise for improving activity and Sharma, V., & Kaur, J. (2017). Effect of core
participation in adult stroke survivors: a strengthening with pelvic proprioceptive
systematic neuromuscular facilitation on trunk,
review. Physiotherapy, 105(4), 399-411. balance, gait, and function in chronic
doi : 10.1016/j.physio.2019.01.005 stroke. Journal of exercise
Haruyama, K., Kawakami, M., & Otsuka, T. rehabilitation, 13(2), 200.
(2017). Effect of core stability training doi: 10.12965/jer.1734892.446
on trunk function, standing balance, and Sibley, K. M., Beauchamp, M. K., Van
mobility in stroke patients: a randomized Ooteghem, K., Straus, S. E., & Jaglal, S.
controlled trial. Neurorehabilitation and B. (2015). Using the systems framework
neural repair, 31(3), 240-249. doi: for postural control to analyze the
10.1177/1545968316675431 components of balance evaluated in
Humphrey, L. L., Deffebach, M., & Midthun, standardized balance measures: a
D. E. (2017). Inaccuracies describing scoping review. Archives of physical
results of a lung cancer screening medicine and rehabilitation, 96(1),
demonstration project. JAMA internal 122-132. doi:
medicine, 177(9), 1396-1397. 10.1016/j.apmr.2014.06.021
doi:10.1001/jamainternmed.2017.3120 Stroke Center Organization. (2020). Stroke
Ikatan Fisioterapi Indonesia. Keseimbangan Proffesionals.
Pada manusia. 2016. Diunduh dari : World Health Organization. (2019).
https://ifi.or.id/artikel02.html Hypertension.
Johnson, W., Onuma, O., Owolabi, M., & Wowiling, P. E., Sengkey, L. S., &
Sachdev, S. (2016). Stroke: a global Lolombulan, J. H. (2016). Pengaruh
response is needed. Bulletin of the World latihan core-strengthening terhadap
Health Organization, 94(9), 634. stabilitas trunkus dan keseimbangan
Knight-Greenfield, A., Nario, J. J. Q., & pasien pasca stroke. JURNAL
Gupta, A. (2019). Causes of Acute BIOMEDIK: JBM, 8(1).
Stroke: A Patterned
Approach. Radiologic Clinics, 57(6),
1093-1108.
doi: 10.1016/j.rcl.2019.07.007

Anda mungkin juga menyukai