Anda di halaman 1dari 3

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AUDI
INDONESIA
TAHUN 2019

Dosen :Etika Mulia Sari,SST,M.Keb


Mata Kuliah : Efikasi Diri
Semester :I
Nama Mahasiswa : Christin Hutagalung

Petunjuk soal !

1. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi belakangan ini banyak merubah gaya hidup
masyarakat, tidak terkecuali mahasiswa. Mereka semakin mudah untuk mengakses
informasi yang mereka butuhkan dengan adanya internet. Akan tetapi disisi lain, hal ini
membawa dampak negatif dengan informasi yang dapat merusak moral, seperti budaya
hedonis, pornografi dll. Selain itu dosen dan orangtua semakin sulit mengontrol perilaku
mahasiswa karena semakin mudahnya akses informasi ini didapat bahkan dari telepon
genggam mereka. Menurut anda apa yang dapat seorang bidan sumbangkan untuk
memperbaiki keadaan ini?
Jawaban :

Dalam hal ini ada keunggulan yang dapat diperoleh oleh seorang bidan dengan kemajuan
teknologi dengan pesat, serta merta tidak boleh hanya melihat sudut pandang negatif dari
kemajuan teknologi yang berlangsung ditengah-tengah masyarakat, dalam konteks ini
seharusnya kita boleh mengurangi dampak negatif yang mungkin boleh terjadi.
Penyuluhan mungkin boleh dilaksanakan untuk mengurang resiko yang terjadi, jadi
seorang bidan boleh memberi arahan terkait kemajuan teknologi bidang informasi, para
pasien bahkan masyarakat boleh diarahkan untuk menggali informasi yang baik terkait
kesehatan mungkin atau hal berdampak positif lainnya, jadi proses penyuluhan boleh kita
bagi menjadi tiga tahap, dimulai dari anak-anak sampai remaja, kemudian dewasa dan
terakhir orang tua, kenapa dibagi menjadi tiga tahap penyuluhan? Kita beranjak dari pola
pikir mereka, pola pikir remaja, dewasa bahkan orangtua berbeda menanggapi dan
mengelola informasi, karena ini juga menjadi permasalahan penyalah gunaan teknologi
dan informasi. Dalam hal melakukan penyuluhan skalanya mungkin boleh diatur sendiri,
boleh didalam praktek sendiri atau bahkan skala besar dengan bantuan orang lain. Dalam
konteks skala mandiri boleh kita arahkan ketika dalam praktik mandiri kita, semisal “
boleh kok mengakses informasi kesehatan dari halo doc untuk mencoba mencari tahu
penyakit kita, kalau masih belum cukup infonya boleh mendatangi perawat medis
terdekat” ini mungkin boleh kata pengantar kita untuk mengarahkan penggunaan
kemajuan tekonologi kearah yang baik dan benar.
2. Raya adalah kakak tingkat Ani di fakultas kesehatan. Keduanya beberapa kali mengikuti
mata kuliah bersama dalam satu kelas. Namun begitu Raya mengikuti mata kuliah
tertentu dan kebetulan bersama dengan Ani, karena Sule tidak lulus di mata kuliah
tersebut dan harus mengulang untuk persyaratan kelulusan. Didalam kelas Raya terlihat
malas-malasan mengikuti perkuliahan, ia hanya bermain game di HP nya atau tidur
dikelas. Ia berpendapat bahwa meskipun ia ingin lulus, tetapi beberapa mata kuliah yang
sedang ia tempuh sangatlah sulit dan ia percaya sekeras apapun usahanya, nilai yang akan
ia dapat juga akan jelek. Sebenarnya Raya bukan orang yang bodoh, namun perilakunya
sering membuat kuliahnya menjadi terhambat. Dua semester kemudian, Ani sudah
mengerjakan skripsi hingga sampai bab terakhir, namun Raya masih mengulang beberapa
matakuliah bersama adik-adik tingkatnya. Menurut anda, apa yang terjadi pada Raya
terkait dengan konsep efikasi diri (self efficacy), optimisme dan harapan? Apa yang harus
dilakukan Raya agar ia berhasil dalam studinya?
Jawaban :

Sebelum kita beranjak apa yang dilakukan oleh Raya untuk berhasil dalam studinya,
terlebih dahulu Raya harus membuat pemetaan masalah dalam masa studinya, dari situ
boleh melihat hal-hal apa saja yang boleh diperbaiki raya dalam pengambilan suatu
keputusan untuk kedepannya, dari hal analisis yang sudah disampaikan di soal, kita boleh
simpulkan ternyata masalah yang dialami Raya adalah, “Krisis Kepercayaan diri” dan
aspek yang menimbulkan ini adalah mata kuliah yang sulit, dalam hal ini mungkin
pengembalian kepercayaan mungkin bleh dilakukan, karna dalam topik efikiasi diri kita
bisa melihat bagaiaman responnya raya dalam kuliah, tidak percayanya raya akan kualitas
dalam dirinya bahwa ia mampun untuk menyelesaikan studi yang ia tempuh, jadi proses
pengembalian kepercayaan boleh menjadi salah satu cara untuk raya, meyakinkan diri
raya bahwa ia termasuk anak yang pandai di kelas, mencoba mengembalikan potensi raya
terkait apa yang sudah ia tempuh selama masa studi berlangsung, keberhasilan ada pada
diri raya, sehingga raya harus mencoba kilas balik dahulu apa yang sudah dilakukan
untuk sebuah prospek dalam studinya. Raya boleh mengklasifikasi Bidang studi apa yang
menjadi sulit untuk dipecahkan, jadi dia mengerti tingkat kesulitan yang dia hadapi dan
mencoba mencari tahu satu persatu-satu bagaimana penyelesainnya, boleh saja dia
mempertanyaakn dosen yang bersangkutan atau teman-teman yang bisa membantunya.
Namun pada intinya adalah kemauan dari individu untuk boleh bangkit dari
permasalahan.

3. Nick Vujicic merupakan motivator dunia yang memiliki tubuh cacat. Ia tidak memiliki
kaki dan tangan sama sekali, akan tetapi ia mampu bangkit bahkan memberi motivasi
pada orang-orang yang lebih “lengkap” daripada dirinya secara fisik. Nick juga mampu
melakukan aktifitas fisik yang sama dengan orang lain. Ia mampu berenang, menendang
bola, bermain music dan bahkan memperoleh pasangan dan memiliki anak. Dilain sisi
jika anda melihat orang-orang cacat yang bahkan tidak separah Nick, banyak diantara
mereka yang merasa sebagai “korban kehidupan”, mereka tidak bisa melakukan apa-apa
dan harus mengemis dijalanan. Menurut anda apa yang membedakan Nick dengan orang
cacat lainnya, atau bahkan dengan orang normal lainnya seperti kita?
Jawaban :

Menurut saya adalah “pola pikir dan pandangan” karna menurut saya pribadi, bagaimana
cara kita merespon keadaan, cara nick merespon keadaan yang dimilikinya sangat baik,
dengan kekurangan yang dia alami, dia masih punya rasa berjuang untuk pribadinya,
boleh kita katakan pamor dan keluarga merupakan hadiah dari Tuhan atas kepercayaan
diri yang dia miliki, jika kita melihat kondisi yang dialami nick, tidak ada potensi yang
bisa dikembangkan dalam dirinya, namun pola pikir serta kepercayaan dirinya yang
membangun potensi baru dalam dirinya, jadi yang perlu dibangun oleh orang banyak
melihat apa yang sudah dialami oleh nick , bagaiman respon kita terhadap segala hal
yang kita hadapi, kita berthan di satu titik atau kita menggali potensi dalam diri kita untuk
kehidupan ang lebih maju.

Anda mungkin juga menyukai