Dosen Pengampu:
Yustia Suntari, S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh:
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebagai pencipta atas
segala kehidupan yang senantiasa memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “Pengertian Warga Negara dan Penduduk” ini dengan tepat waktu
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Yustia Suntari, S.Pd.,
M.Pd, selaku dosen mata kuliah Keterpaduan Ilmu-Ilmu Sosial. Kami juga mengucapkan terima
kasih dengan hati yang tulus kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini semoga Tuhan senantiasa membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna baik pada
teknik penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna perbaikan dan
kelengkapan penyusunan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua, khususnya bagi pembaca.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
BAB I PEMBAHASAN.................................................................................................................3
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................22
3.2 Saran..............................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu unsur yang ada dalam suatu negara adalah adanya penduduk (ingezetenen)
atau rakyat. Penduduk atau penghuni suatu negara merupakan semua orang pada suatu
waktu mendiami wilayah negara. Mereka secara sosiologis lazim dinamakan “rakyat‟
dari negara tersebut, yaitu sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh suatu rasa
persamaan dan yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu.
Negara sebagai suatu entitas adalah abstrak, yang tampak adalah unsur-unsur negara
yang berupa rakyat, wilayah dan pemerintah. Salah satu unsur negara adalah rakyat.
Rakyat yang tinggal di wilayah negara menjadi penduduk negara yang bersangkutan.
Warga negara adalah bagian dari penduduk suatu negara. Warga negara memiliki
hubungan dengan negaranya. Kedudukannya sebagai warga negara menciptakan
hubungan berupa peranan, hak dan kewajiban, yang bersifat timbal balik.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa status warga negara dan penduduk
merupakan dua hal yang berbeda. Perbedaan kedua status dan kedudukan ini dapat
diidentifikasi dari beberapa aspek. Berkaitan dengan hal tersebut, pada pembahasan
makalah ini akan diuraikan berbagai hal terkait dengan warga negara dan penduduk
beserta penjabaran terkait dengan perbedaan satu sama lain.
1
5. Apa saja syarat-syarat menjadi Warga Negara Indonesia?
6. Apakah yang menyebabkan hilangnya kewarganegaraan Indonesia?
7. Apa yang dimaksud dengan penduduk?
8. Bagaimana komposisi penduduk itu?
9. Seperti apa konsep kependudukan?
10. Apa saja yang menjadi aspek kependudukan?
11. Ada berapa jenis-jenis penduduk?
12. Apa saja contoh penduduk?
13. Seperti apa pertumbuhan penduduk dan bagaimana dampaknya?
14. Apa yang dimaksud dengan migrasi penduduk?
15. Bagaimana konsep dari sensus penduduk dan apa saja jenis-jenisnya?
2
15. Memahami terkait dengan konsep dari sensus penduduk dan dapat mengkategorikan
jenis dari sensus penduduk
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penduduk
Penduduk adalah Warga Negara Indonesia (WNI) dan orang asing yang bertempat
tinggal di wilayah Indonesia dan telah menetap atau berniat menetap selama minimal 1
tahun. Penduduk adalah individu atau sekumpulan individu yang bertempat tinggal di
suatu wilayah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Penduduk meliputi warga
asli dan warga asing. Di Indonesia, penduduk memiliki durasi bertempat tinggal
minimal 6 bulan ataupun kurang dari 6 bulan dengan tujuan pasti menetap.
Pengertian Penduduk Menurut Para Ahli:
1. UUD Pasal 26 tahun 1945
Penduduk adalah sekelompok warga Negara yang bertempat tinggal di wilayah
tertentu yang wilayah tersebut dijadikannya domisili atau wilayah sementara dan
dapat juga untuk ditinggali secara menetap.
2. Mantra (2009)
Penduduk adalah individu dengan status sosialnya sebagai pribadi, anggota dalam
keluarga, masyarakat, warga negara, dan serangkaian himpunan kuantitas yang
bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah tertentu.
3. AA Nurdiman
Arti penduduk adalah individu dalam status sosialnya yang menetap dan
berdomisili dalam suatu negara yang bisa disebut sebagai warga negara maupun
bukan.
4. Said
3
Yang di maksud dengan penduduk adalah jumlah orang yang bertempat tinggal di
suatu wilayah pada waktu tertentu dan merupakan hasil dari proses-proses
demografi seperti fertilitas, mortalitas, dan migrasi.
Sehingga dapat kami simpulkan bahwa penduduk adalah sejumlah manusia baik
secara individu maupun kelompok yang menempati wilayah atau negara tertentu
minimal dalam jangka waktu satu tahun pada saat dilaksanakan pendataan atau sensus
penduduk.
Fenomena penduduk dinamakan dengan antroposfer yang dikaji dalam dua ilmu,
yaitu demografi dan ilmu kependudukan. Dalam mengkaji fenomena penduduk harus
memperhatikan tiga hal, yaitu sebagai berikut.
1. Periode waktu terjadinya suatu peristiwa penduduk
2. Kelompok penduduk yang mengalami peristiwa tersebut
3. Peristiwa apa yang diukur
B. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk adalah susunan atau pengelompokkan penduduk
berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya saja pengelompokkan dengan menggunakan
usia, jenis kelamin, agama, mata pencaharian, pendidikan, dan lain-lain. Namun, pada
umumnya komposisi penduduk melihat pada kriteria usia dan jenis kelamin, angkatan
kerja, serta rasio ketergantungan. Komposisi penduduk ini digunakan untuk acuan
dasar dalam pembentukan kebijakan pembangunan suatu negara.
1. Komposisi Penduduk Menurut usia dan jenis kelamin
Sistem pengelompokkan digambarkan dalam grafik batang secara horizontal
Komposisi penduduk dengan menggunakan usia disebut juga sebagai struktur
penduduk meliputi:
a. Struktur penduduk muda -> kelompok penduduk dengan usia 15 tahun ke
bawah (di atas 35%), sedangkan usia 65 tahun ke atas sedikit (sekitar 3%)
b. Struktur penduduk tua -> kebalikan dari struktur penduduk muda
2. Komposisi Penduduk Menurut angkatan kerja
Biasanya 15 tahun ke atas yang aktif melakukan kegiatan ekonomi meliputi:
4
a. Penduduk yang bekerja
b. Penduduk yang memiliki pekerjaan tapi sementara tidak bekerja
c. Penduduk yang secara aktif sedang mencari pekerjaan
Dapat terlebih dahulu mengetahui TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja)
C. Konsep Kependudukan
Penduduk merupakan unsur penting dalam kegiatan ekonomi serta tenaga kerja,
tenaga ahli, pimpinan perusahaan tenaga kerja usahawan dalam menciptakan kegiatan
ekonomi. Adioetomo teori konfusius membahas hubungan antara jumlah penduduk
dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Menurutnya jumlah penduduk yang terlampau
besar akan menekan standar hidup masyarakat, terutama jika jumlah penduduk di
kaitkan dengan luas tanah atau lahan pertanian yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhan penduduk.
Konfusius menganggap ada suatu proporsi yang ideal antara luas tanah dan
jumlah penduduk. Sebagai pemecah masalah kelebihan penduduk, ia menganjurkan
agar pemerintah memindahkan penduduk kedaerah yang masih kekurangan penduduk.
5
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan jumlah penduduk, ada tiga faktor
yang dominan yaitu tingkat kelahiran, tingkat kematian, dan tingkat migrasi atau
perpindahan penduduk.
D. Aspek Kependudukan
Aspek kependudukan meliputi jumlah dan perkembangan, pertumbuhan,
persebaran, kepadatan, kualitas, serta mobilitas penduduk.
1. Jumlah dan Perkembangan Penduduk
Jumlah penduduk pada suatu wilayah atau negara pada dasar nya dapat di
kelaskan sebagai suatu modal atau beban pembangunan yang mana hal ini bisa
berdampak baik untuk negara jika di sertai dengan kualitas yang memadai baik
tingkat kesehatan, pendidikan, maupun kemampuan beradaptasi dengan
perkembangan teknologi sangat mendukung terhadap proses pembangunan
negara. Namun jika kondisi yang terjadi sebaliknya maka akan menjadi beban
bagi pembangunan dan menjadi suatu hambatan bagi lajunya roda pertumbuhan
ekonomi negara yang bersangkutan.
2. Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Terdapat beragam
faktor yang menyebabkan perubahan jumlah penduduk. Misalkan, peperangan,
wabah penayakit, atau epidemic, kelaparan, dan bencana alam. Selain itu
kestabilan negara , peningkatan gizi, dan kesehatan dapat mengakibatkan jumlah
penduduk cenderung naik.
3. Persebaran Penduduk
Persebaran penduduk Indonesia tidak merata. Hal ini terliahat hampir 60%
dari seluruh penduduk Indonesia tinggal di pulau jawa dan Madura. Padahal,
kedua pulau tersebut hanya memiliki luas kurang lebih 7% dari luas wilayah
Indonesia. Maka hal itu akan berdampak pada berkurang nya lahan perekonomian
akibat dijadikan tempat tinggal oleh sekalangan orang yang tinggal diwilayah itu
sendiri.
4. Kepadatan Penduduk
6
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk di suatu daerah persatuan luas.
Kepadatan penduduk di suatu wilayah dapat di cari dengan menggunakan rumus:
E. Jenis Penduduk
Adapun untuk bentuk penggolongan sistem kependudukan. Antara lain;
1. Asas ius soli
7
Asas ius soli adalah jenis penggolongan kependudukan yang dilihat dari
darimana dia lahir. Pada kartu tanda penduduk tercantum bahwa seseorang lahir
di Kota Semarang namun kartu tanda penduduk tersebut dikeluarkan di Kota
Surakarta dan dia bertempat tinggal di Kota Surakarta. Orang tersebut dapat
mengatakan dia berasal dari Kota Semarang jika dirinya menganut asas ius soli.
2. Asas ius sanguinsis
Asas ius sanguinsi adalah jenis kependudukan yang dilihat dari mana dia
berasal. Pada kartu tanda penduduk tercantum bahwa seseorang lahir di Kota
Surabaya namun kartu tanda penduduk tersebut dikeluarkan di Kota Malang,
tetapi orang tersebut sudah bertempat tinggal lama di Kota Surabaya. Orang
tersebut dapat mengatakan bahwa dia berasal dari Kota Malang apabila dirinya
menganut asas ius sanguinsis.
3. Bipatride
Bipatride adalah jenis kependudukan yang dilihat dari 2 kewarganegaraan
yang berbeda dari 1 orang. Kasus bipatride ini ditemukan pada seseorang yang
menjadi remigran. Orang tersebut mempunyai kartu identitas Negara Australia
namun kartu tanda penduduk Indonesia miliknya masih berlaku, orang tersebut
masih dianggap mempunyai 2 kewarganegaraan yang berbeda.
4. Apatride
Apatride merupakan jenis kependudukan yang tidak diakui oleh Negara
manapun. Di Negara Indonesia kasus apatride ini terjadi pada remigran yang telah
terdeportasi karena melakukan suatu tindak kriminal yang berulang-ulang lalu
tidak diakui oleh Negara manapun. Dan dia masih bisa dianggap warga Negara
Indonesia meskipun tidak memiliki kartu tanda penduduk karena asalnya dari
Indonesia.
F. Contoh Penduduk
Sedangkan yang menjadi bagian daripada contoh status penduduk. Misalnya saja;
1. Penduduk Lokal
Perihal ini tentusaja sudah jelas bahwa penduduk lokal ialah seseorang
yang hidup dalam wilayah kesatuan negara tertentu. Misalnya saja Indonesia
8
dengan memiliki kewajiban berupa membayar pajak, menjaga keamanan,
ketentraman, dan lain sebagainya. Adapun haknya ialah memperoleh pendidikan.
2. Penduduk Internasional
Adapun status yang menjadi penggolongan penduduk internasional
misalnya saja adanya konselor ataupun diplomat dari warga negara asing yang
tinggal di Indonesia dengan kurun waktu tertentu selama bertugas, sehingga ia
hanya memiliki kewajiban saja tidak memiliki hak yang sama dengan penduduk
lokal.
9
kerja yang melimpah menyebabkan upah yang diterima menurun, di mana upah
tersebut hanya bisa untuk membiayai tingkat hidup minimum (subsistence level).
Pada taraf ini, perekonomian mengalami stagnasi (kemandekan) yang disebut
Stationary State.
Menurut Maier dikalangan para pakar pembangunan telah ada consensus bahwa
laju pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak hanya berdampak buruk terhadap supply
bahan pangan, namun juga semakin membuat kendala bagi pengembangan tabungan,
cadangan devisa, dan sumberdaya manusia. terdapat tiga alasan mengapa pertumbuhan
penduduk pertumbuhan penduduk yang tinggi akan memperlambat pembangunan:
1. Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan dibutuhkan untuk membuat konsumsi
dimasa mendatang semakin tinggi, rendahnya sumberdaya perkapita akan
menyebabkan penduduk tumbuh lebih cepat, yang akan mempengaruhi investasi
dalam kualitas manusia semakin sulit.
2. Banyak negara dimana penduduknya masih sangat tergantung dengan sektor
pertanian, pertumbuhan penduduk mengancam kesimbangan antara sumberdaya
10
alam yang langka dan penduduk. Sebagian karena pertumbuhan penduduk
memperlambat perpindahan penduduk dari sektor pertanian yang rendah
produktifasnya ke sektor pertanian modern dan pekerjaan modern lainnya.
3. Pertumbuhan penduduk yang cepat membuat semakin sulit melakukan perubahan
yang dibutuhkan untuk meningkatkan perubahan ekonomi dan sosial, tingginya
tingkat kelahiran merupakan penyumbang utama pertumbuhan kota yang cepat.
E. Migrasi Penduduk
11
Migrasi penduduk merupakan perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat
lainnya dengan tujuan menetap. Migrasi pendudu terbagi menjadi dua jenis, yaitu
migrasi internasional dan migrasi nasional.
1. Migrasi Internasional
Migrasi internasinal merupakan perpindahan penduduk dari satu negara ke negara
lain. Migrasi internasional terdiri atas dua tipe, yaitu sebagai berikut.
Imigrasi: masuknya penduduk ke suatu negara dan menjadi warga negara di
negara barunya
Emigrasi: keluarnya penduduk dari suatu negara
Remigrasi: kembalinya penduduk ke negara asalnya
2. Migrasi Nasional
Migrasi nasional merupakan perpindahan penduduk dari satu wilayah ke wilayah
lain dalam suatu negara. Migrasi nasional terdiri atas dua tipe, yaitu sebagai
berikut.
a. Transmigrasi
Dari daerah padat penduduk ke daerah yang jarang penduduknya
Tujuannya untuk meratakan penyebaran jumlah penduduk dan
meningkatkan kesejahteraan penduduk
Meliputi: (1) umum dengan biaya ditanggung pemerintah; (2) swakarsa
dengan biaya ditanggung pribadi tetapi tanah diberikan oleh pemerintah;
(3) bedol desa untuk wilayah yang terkena program proyek pemerintah;
dan (4) spontan dengan kemauan sendiri
Contoh di Indonesia adalah Provinsi Lampung menjadi salah satu contoh
wilayah yang dijadikan tujuan transmigrasi penduduk dari Pulau Jawa
b. Urbanisasi
Dari desa ke kota
Faktor pendorong meliputi pertambahan penduduk, keterbaasan lapangan
pekerjaan, upah kerja masih rendah, dan masih kurangnya fasilitas-
fasilitas umum untuk pemenuhan kebutuhan
12
Faktor penarik meliputi kesempatan pendidikan dan pekerjaan yang lebih
baik, banyaknya lapangan pekerjaan, fasilitas umum lebih memadai, serta
adanya tempat hiburan atau pusat kebudayaan
Dampak positif dari urbanisasi hanya dirasakan oleh desa yaitu dengan
menurunnya jumlah pengangguran dan meningkatkan taraf hidup
Dampak negatif dari urbanisasi dirasakan di desa ataupun kota meskipun
lebih besar di kota seperti meningkatnya jumlah pengangguran,
meningkatnya tindak kejahatan, dan munculnya permukiman kumuh
(urban sprawl)
13
C. Jenis Sensus Penduduk:
Sensus de jure, merupakan perhitungan penduduk yang hanya dikenakan pada
individu yang bertempat tinggal di daerah atau negara yang bersangkutan. Kesulitan
dari sensus ini apabila ada penduduk yang memiliki dua tempat tinggal. Penduduk
yang bertempat tinggal di daerah yang bersangkutan selama 9 – 12 bulan dianggap
sebagai penduduk tetap.
Sensus de facto, merupakan perhitungan penduduk terhadap setiap orang yang pada
waktu sensus berada di daerah atau negara yang bersangkutan. Sensus ini lebih
sederhana dibandingnya jenis sebelumnya, namun untuk jumlah penduduknya tidak
dapat dikatakan valid. Hal ini dikarenakan tidak dapat diketahui secara pasti jumlah
penduduk yang sebenarnya.
14
3. Cakupan variabel terbatas karena keterbatasan jadwal sensus
Secara umum, pengertian warga negara adalah anggota suatu negara yang
mempunyai keterikatan timbal balik dengan negaranya. Warga negara dalam bahasa
Inggris dikenal dengan kata citizens. Seseorang dapat menjadi warga negara setelah
memenuhi persyaratan yang telah ditentu an oleh suatu negara.
15
7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui oleh
seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak
tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin.
8. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir
tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
9. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia
selama ayah dan ibunya tidak diketahui.
10. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya
tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.
11. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu WNI,
yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.
12. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Salah satu syarat berdirinya negara adalah adanya rakyat. Tanpa adanya rakyat,
negara itu tidak mungkin terbentuk. Pengertian antara rakyat, penduduk, dan warga
negara berbeda, satu dan yang lainnya merupakan konsep yang serupa tapi tidak sama.
Masing-masing memiliki pengertian yang berbeda.
3. Rakyat
16
Rakyat sebagai penghuni negara, mempunyai peranan penting dalam
merencanakan, mengelola dan mewujudkan tujuan negara. Keberadaan rakyat yang
menjadi penduduk maupun warga negara, secara konstitusional tercantum dalam
Pasal 26 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai berikut.
Warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang- orang bangsa
lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal
di Indonesia.
Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dalam undang-undang.
Istilah penduduk lebih luas cakupannya daripada warga negara Indonesia. Pasal
26 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa
“penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia”. Dengan demikian di Indonesia semua orang yang tinggal di Indonesia
termasuk orang asing pun adalah penduduk Indonesia. Perlu diketahui bahwa di
Indonesia banyak orang asing atau warga negara asing yang bertempat tinggal
menjadi penduduk Indonesia. Mereka itu misalnya anggota Korps Diplomatik dari
negara-negara sahabat, pelajar atau mahasiswa asing yang sedang menuntut ilmu,
dan orang-orang asing yang bekerja di Indonesia.
Selain itu, ada pula orang-orang asing yang datang ke Indonesia sebagai
pelancong. Mereka itu berlibur untuk jangka waktu tertentu, paling lama sebulan
sampai dua bulan, tidak sampai menetap satu tahun lamanya. Oleh karena itu,
mereka tidak dapat disebut sebagai penduduk Indonesia. Akan tetapi, ada juga di
antara orang-orang asing yang telah masuk menjadi WNI atau keturunan orang-
orang asing yang telah turun-temurun bertempat tinggal di Indonesia dan telah
menjadi orang-orang Indonesia.
17
dikenal dengan nama KTP (Kartu Tanda Penduduk). Surat keterangan penduduk itu
sangat penting, apabila sudah dewasa kelak (sudah mencapai usia 17 tahun),
diwajibkan memiliki KTP. Hanya mereka yang memiliki KTP yang dapat memilih
dan dipilih dalam Pemilu (Pemilihan Umum). Demikian pula, hanya mereka yang
memiliki KTP-lah yang dapat memperoleh Surat Izin Mengemudi (SIM).
1. Apatride, yaitu adanya seorang penduduk yang sama sekali tidak mempunyai
kewarganegaraan. Misalnya, seorang keturunan bangsa A yang menganut asas ius
soli lahir di negara B yang menganut asas ius sanguinis. Orang tersebut tidaklah
menjadi warga negara A dan juga tidak dapat menjadi warga negara B. Orang
tersebut tidak mempunyai kewarganegaraan.
18
2. Bipatride, yaitu adanya seorang penduduk yang mempunyai dua macam
kewarganegaraan sekaligus (kewarganegaraan rangkap). Misalnya, seseorang
keturunan bangsa B yang menganut asas ius sanguinis lahir di negara A yang
menganut asas ius soli. Karena ia keturunan bangsa B, maka ia dianggap sebagai
warga negara B. Akan tetapi, negara A juga menganggap dia warga negaranya
berdasarkan tempat kelahirannya.
1. Stelsel aktif, yaitu seseorang harus melakukan tindakan hukum tertentu secara
aktif untuk menjadi warga negara (naturalisasi biasa).
2. Stelsel pasif, yaitu seseorang dengan sendirinya dianggap menjadi warga negara
tanpa melakukan suatu tindakan hukum tertentu (naturalisasi Istimewa).
Berkaitan dengan kedua stelsel tadi, seorang warga negara dalam suatu negara
pada dasarnya mempunyai hal-hal sebagai berikut.
1. Hak opsi, yaitu hak untuk memilih suatu kewarganegaraan (dalam stelsel aktif).
2. Hak repudiasi, yaitu hak untuk menolak suatu kewarganegaraan (stelsel pasif).
19
4. Asas kewarganegaraan ganda terbatas, yaitu asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam undang-undang.
1. Naturalisasi Biasa
Orang dari bangsa asing yang akan mengajukan permohonan
kewarganegaraan dengan cara naturalisasi biasa, harus memenuhi syarat
sebagaimana yang ditentukan dalam pasal 9 Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun
2006, sebagai berikut.
20
Membayar uang kewarganegaraan ke kas negara.
2. Naturalisasi Istimewa
Naturalisasi istimewa diberikan sesuai dengan ketentuan Pasal 20 Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006. Naturalisasi Istimewa
diberikan kepada orang asing yang telah berjasa kepada negara Republik
Indonesia atau dengan alasan kepentingan negara, setelah memperoleh
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Naturalisasi
istimewa batal diberikan jika menyebabkan orang asing tersebut
berkewarganegaraan ganda.
21
9. Bertempat tinggal di luar wilayah negara republik Indonesia selama lima tahun
terus menerus bukan dalam rangka dinas negara. Tanpa alasan yang sah dan
dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi warga negara
Indonesia sebelum jangka waktu lima tahun tersebut berakhir, dan setiap lima
tahun berikutnya yang bersangkutan tetap tidak mengajukan pernyataan ingin
menjadi warga negara Indonesia kepada perwakilan Indonesia, meskipun telah
diberi pemberitahuan secara tertulis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Warga negara adalah anggota suatu negara yang mempunyai keterikatan timbal
balik dengan negaranya. Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia, pengertian kewarganegaraan adalah segala hal
ihwal yang berhubungan dengan warga negara. Asas kewarganegaraan Indonesia
berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 terdiri atas asas ius sanguinis asas
ius soli.
Kewarganegaraan Indonesia dapat diperoleh dengan cara keturunan, kelahiran,
pengangkatan anak, pewarganegaraan, melalui perkawinan, dan pernyataan memilih.
Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun
dan berhak mendapatkan perlindungan yang tidak bersifat diskriminatif. Salah satu
unsur yang ada dalam suatu negara adalah adanya penduduk (ingezetenen) atau rakyat.
Penduduk atau penghuni suatu negara merupakan semua orang pada suatu waktu
mendiami wilayah negara. Mereka secara sosiologis lazim dinamakan “rakyat‟ dari
negara tersebut, yaitu sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh suatu rasa
persamaan dan yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu.
22
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa status warga negara dan penduduk
merupakan dua hal yang berbeda. Perbedaan kedua status dan kedudukan ini dapat
diidentifikasi dari beberapa aspek. Berkaitan dengan hal tersebut, pada pembahasan
makalah ini akan diuraikan berbagai hal terkait dengan warga negara dan penduduk
beserta penjabaran terkait dengan perbedaan satu sama lain.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Srijanti, A. Rahman H.I., Purwanto S.K. 2008. Etika Berwarganegara. Jakarta: Salemba Empat.
Sundawa, Dadang. 2007. “Kerangka Sosial Budaya Masyarakat Indonesia dan Kebanggaan
sebagai Bangsa Indonesia” dalam Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Srijanti, A. Rahman H.I., Purwanto S.K. 2008. Etika Berwarganegara. Jakarta: Salemba Empat.
23
Sundawa, Dadang. 2007. “Kerangka Sosial Budaya Masyarakat Indonesia dan Kebanggaan
sebagai Bangsa Indonesia” dalam Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
24