Anda di halaman 1dari 27

PENGERTIAN WARGA NEGARA DAN PENDUDUK

(Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keterpaduan Ilmu-Ilmu Sosial)

Dosen Pengampu:
Yustia Suntari, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:

Claris Fransiska 1107621190


Hasnah Fadiyah 1107621270
Linna Afara 1107621217
Putri Khoirunnisa 1107621098
Qothrun Nada 1107621201
Rahmalia Intan Bardilah 1107621221
Rahmi Tri Handayani 1107621173
Siti Naurah Laila Rasyidah 1107621184

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebagai pencipta atas
segala kehidupan yang senantiasa memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “Pengertian Warga Negara dan Penduduk” ini dengan tepat waktu
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Yustia Suntari, S.Pd.,
M.Pd, selaku dosen mata kuliah Keterpaduan Ilmu-Ilmu Sosial. Kami juga mengucapkan terima
kasih dengan hati yang tulus kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini semoga Tuhan senantiasa membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna baik pada
teknik penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna perbaikan dan
kelengkapan penyusunan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua, khususnya bagi pembaca.

Jakarta, 08 Desember 2022

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................1

1.3 Tujuan Pembahasan.......................................................................................................2

BAB I PEMBAHASAN.................................................................................................................3

2.1 Peduduk dan Kependudukan........................................................................................3

2.2 Pertumbuhan Penduduk................................................................................................9

2.3 Sensus Penduduk...........................................................................................................13

2.4 Warga Negara...............................................................................................................14

BAB III PENUTUP......................................................................................................................22

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................22

3.2 Saran..............................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu unsur yang ada dalam suatu negara adalah adanya penduduk (ingezetenen)
atau rakyat. Penduduk atau penghuni suatu negara merupakan semua orang pada suatu
waktu mendiami wilayah negara. Mereka secara sosiologis lazim dinamakan “rakyat‟
dari negara tersebut, yaitu sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh suatu rasa
persamaan dan yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu.

Negara sebagai suatu entitas adalah abstrak, yang tampak adalah unsur-unsur negara
yang berupa rakyat, wilayah dan pemerintah. Salah satu unsur negara adalah rakyat.
Rakyat yang tinggal di wilayah negara menjadi penduduk negara yang bersangkutan.
Warga negara adalah bagian dari penduduk suatu negara. Warga negara memiliki
hubungan dengan negaranya. Kedudukannya sebagai warga negara menciptakan
hubungan berupa peranan, hak dan kewajiban, yang bersifat timbal balik.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa status warga negara dan penduduk
merupakan dua hal yang berbeda. Perbedaan kedua status dan kedudukan ini dapat
diidentifikasi dari beberapa aspek. Berkaitan dengan hal tersebut, pada pembahasan
makalah ini akan diuraikan berbagai hal terkait dengan warga negara dan penduduk
beserta penjabaran terkait dengan perbedaan satu sama lain.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan warga negara?


2. Bagaimana cara mengetahui status Warga Negara Indonesia (WNI)?
3. Apa perbedaan antara Penduduk dan Bukan Penduduk, Warga Negara dan Bukan
Warga Negara, serta Rakyat?
4. Apa saja yang termasuk dalam asas-asas kewarganegaraan Indonesia?

1
5. Apa saja syarat-syarat menjadi Warga Negara Indonesia?
6. Apakah yang menyebabkan hilangnya kewarganegaraan Indonesia?
7. Apa yang dimaksud dengan penduduk?
8. Bagaimana komposisi penduduk itu?
9. Seperti apa konsep kependudukan?
10. Apa saja yang menjadi aspek kependudukan?
11. Ada berapa jenis-jenis penduduk?
12. Apa saja contoh penduduk?
13. Seperti apa pertumbuhan penduduk dan bagaimana dampaknya?
14. Apa yang dimaksud dengan migrasi penduduk?
15. Bagaimana konsep dari sensus penduduk dan apa saja jenis-jenisnya?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Memahami terkait apa yang dimaksud dengan warga negara.


2. Mengetahui tentang status Warga Negara Indonesia (WNI).
3. Memahami perbedaan antara Penduduk dan Bukan Penduduk, Warga Negara dan
Bukan Warga Negara, serta Rakyat.
4. Mengetahui terkait apa saja yang termasuk dalam asas-asas kewarganegaraan
Indonesia.
5. Mengetahui terkait apa saja syarat-syarat menjadi Warga Negara Indonesia.
6. Memahami terkait apa saja yang menyebabkan hilangnya kewarganegaraan
Indonesia.
7. Memahami terkait apa yang dimaksud dengan penduduk.
8. Mengetahui terkait dengan komposisi penduduk.
9. Memahami terkait apa yang dimaksud dengan konsep kependudukan.
10. Mengetahui terkait apa saja yang menjadi aspek kependudukan.
11. Memahami terkait dengan jenis-jenis penduduk.
12. Mengetahui contoh-contoh dari penduduk.
13. Memahami terkait apa itu pertumbuhan penduduk dan dampaknya yang akan terjadi.
14. Mengetahui terkait apa yang dimaksud dengan migrasi penduduk.

2
15. Memahami terkait dengan konsep dari sensus penduduk dan dapat mengkategorikan
jenis dari sensus penduduk

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peduduk dan Kependudukan

A. Pengertian Penduduk
Penduduk adalah Warga Negara Indonesia (WNI) dan orang asing yang bertempat
tinggal di wilayah Indonesia dan telah menetap atau berniat menetap selama minimal 1
tahun. Penduduk adalah individu atau sekumpulan individu yang bertempat tinggal di
suatu wilayah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Penduduk meliputi warga
asli dan warga asing. Di Indonesia, penduduk memiliki durasi bertempat tinggal
minimal 6 bulan ataupun kurang dari 6 bulan dengan tujuan pasti menetap.
Pengertian Penduduk Menurut Para Ahli:
1. UUD Pasal 26 tahun 1945
Penduduk adalah sekelompok warga Negara yang bertempat tinggal di wilayah
tertentu yang wilayah tersebut dijadikannya domisili atau wilayah sementara dan
dapat juga untuk ditinggali secara menetap.
2. Mantra (2009)
Penduduk adalah individu dengan status sosialnya sebagai pribadi, anggota dalam
keluarga, masyarakat, warga negara, dan serangkaian himpunan kuantitas yang
bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah tertentu.
3. AA Nurdiman
Arti penduduk adalah individu dalam status sosialnya yang menetap dan
berdomisili dalam suatu negara yang bisa disebut sebagai warga negara maupun
bukan.
4. Said

3
Yang di maksud dengan penduduk adalah jumlah orang yang bertempat tinggal di
suatu wilayah pada waktu tertentu dan merupakan hasil dari proses-proses
demografi seperti fertilitas, mortalitas, dan migrasi.

Sehingga dapat kami simpulkan bahwa penduduk adalah sejumlah manusia baik
secara individu maupun kelompok yang menempati wilayah atau negara tertentu
minimal dalam jangka waktu satu tahun pada saat dilaksanakan pendataan atau sensus
penduduk.
Fenomena penduduk dinamakan dengan antroposfer yang dikaji dalam dua ilmu,
yaitu demografi dan ilmu kependudukan. Dalam mengkaji fenomena penduduk harus
memperhatikan tiga hal, yaitu sebagai berikut.
1. Periode waktu terjadinya suatu peristiwa penduduk
2. Kelompok penduduk yang mengalami peristiwa tersebut
3. Peristiwa apa yang diukur

B. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk adalah susunan atau pengelompokkan penduduk
berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya saja pengelompokkan dengan menggunakan
usia, jenis kelamin, agama, mata pencaharian, pendidikan, dan lain-lain. Namun, pada
umumnya komposisi penduduk melihat pada kriteria usia dan jenis kelamin, angkatan
kerja, serta rasio ketergantungan. Komposisi penduduk ini digunakan untuk acuan
dasar dalam pembentukan kebijakan pembangunan suatu negara.
1. Komposisi Penduduk Menurut usia dan jenis kelamin
 Sistem pengelompokkan digambarkan dalam grafik batang secara horizontal
 Komposisi penduduk dengan menggunakan usia disebut juga sebagai struktur
penduduk meliputi:
a. Struktur penduduk muda -> kelompok penduduk dengan usia 15 tahun ke
bawah (di atas 35%), sedangkan usia 65 tahun ke atas sedikit (sekitar 3%)
b. Struktur penduduk tua -> kebalikan dari struktur penduduk muda
2. Komposisi Penduduk Menurut angkatan kerja
 Biasanya 15 tahun ke atas yang aktif melakukan kegiatan ekonomi meliputi:

4
a. Penduduk yang bekerja
b. Penduduk yang memiliki pekerjaan tapi sementara tidak bekerja
c. Penduduk yang secara aktif sedang mencari pekerjaan
 Dapat terlebih dahulu mengetahui TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja)

3. Komposisi Penduduk Menurut Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)


 Angka perbandingan yang menunjukkan besar beban tanggungan kelompok
usia produktif atas kelompok usia tidak produktif
 Usia produktif meliputi penduduk dengan usia 15 – 64 tahun, sedangkan usia
tidak produktif dengan usia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun

 Terdapat tiga golongan:

a. Rendah (< 30)


b. Sedang (30 – 40)
c. Tinggi (>41)

C. Konsep Kependudukan
Penduduk merupakan unsur penting dalam kegiatan ekonomi serta tenaga kerja,
tenaga ahli, pimpinan perusahaan tenaga kerja usahawan dalam menciptakan kegiatan
ekonomi. Adioetomo teori konfusius membahas hubungan antara jumlah penduduk
dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Menurutnya jumlah penduduk yang terlampau
besar akan menekan standar hidup masyarakat, terutama jika jumlah penduduk di
kaitkan dengan luas tanah atau lahan pertanian yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhan penduduk.
Konfusius menganggap ada suatu proporsi yang ideal antara luas tanah dan
jumlah penduduk. Sebagai pemecah masalah kelebihan penduduk, ia menganjurkan
agar pemerintah memindahkan penduduk kedaerah yang masih kekurangan penduduk.

5
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan jumlah penduduk, ada tiga faktor
yang dominan yaitu tingkat kelahiran, tingkat kematian, dan tingkat migrasi atau
perpindahan penduduk.

D. Aspek Kependudukan
Aspek kependudukan meliputi jumlah dan perkembangan, pertumbuhan,
persebaran, kepadatan, kualitas, serta mobilitas penduduk.
1. Jumlah dan Perkembangan Penduduk
Jumlah penduduk pada suatu wilayah atau negara pada dasar nya dapat di
kelaskan sebagai suatu modal atau beban pembangunan yang mana hal ini bisa
berdampak baik untuk negara jika di sertai dengan kualitas yang memadai baik
tingkat kesehatan, pendidikan, maupun kemampuan beradaptasi dengan
perkembangan teknologi sangat mendukung terhadap proses pembangunan
negara. Namun jika kondisi yang terjadi sebaliknya maka akan menjadi beban
bagi pembangunan dan menjadi suatu hambatan bagi lajunya roda pertumbuhan
ekonomi negara yang bersangkutan.
2. Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Terdapat beragam
faktor yang menyebabkan perubahan jumlah penduduk. Misalkan, peperangan,
wabah penayakit, atau epidemic, kelaparan, dan bencana alam. Selain itu
kestabilan negara , peningkatan gizi, dan kesehatan dapat mengakibatkan jumlah
penduduk cenderung naik.
3. Persebaran Penduduk
Persebaran penduduk Indonesia tidak merata. Hal ini terliahat hampir 60%
dari seluruh penduduk Indonesia tinggal di pulau jawa dan Madura. Padahal,
kedua pulau tersebut hanya memiliki luas kurang lebih 7% dari luas wilayah
Indonesia. Maka hal itu akan berdampak pada berkurang nya lahan perekonomian
akibat dijadikan tempat tinggal oleh sekalangan orang yang tinggal diwilayah itu
sendiri.
4. Kepadatan Penduduk

6
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk di suatu daerah persatuan luas.
Kepadatan penduduk di suatu wilayah dapat di cari dengan menggunakan rumus:

Jumlah Penduduk Total


Kepadatan Penduduk ¿
Luas Wilayah

Dalam demografi, dikenal adanya kepadatan penduduk fisiologis dan kepadatan


penduduk agraris.
a. Kepadatan penduduk fisiologis adalah perbandingan antara jumlah penduduk
total dan luas lahan pertanian.
b. Kepadatan penduduk agraris adalah perbandingan antara jumlah penduduk
petani dan luas lahan pertanian.
5. Kualitas Penduduk
Kualitas penduduk adalah suatu penduduk yang memiliki tingkat kemampuan
dan mampu memberikan kontribusi nyata untuk negara. Kualitas penduduk bisa di
lihat dari pasilitas negara yang mempasilitasinya jika suatu negara mampu
memberikan pasilitas yang baik terhadap penduduk nya maka penduduknya akan
mempunyai tingkat kualitas yang bagus namun sebalik nya jika pasilitas yang
diberikan oleh negara tidak cukup untuk menampung penduduk nya maka hal itu
akan berdampak pada ketidak stabilan kualitas penduduk satu dengan yang
lainnya. Sebab jika suatu wilayah mempunyai pasilitas yang baik namun di
wilayah yang lain tidak baik maka aka nada perbedaan di antaranya.
6. Mobilitas Penduduk
Mobiltas penduduk merupakan suatu gerakan perubahan dari setiap orang
kearah yang lebih baik misalkan s A yang tadinya pengangguran akibat ada rasa
keinginan yang kuat dan usaha yang keras s A mampu bekerja dan bisa
menghasilkan uang. Dan hal ini bisa di sebut sebagai mobilisasi penduduk yang
artinya tindakan untuk bergerak.

E. Jenis Penduduk
Adapun untuk bentuk penggolongan sistem kependudukan. Antara lain;
1. Asas ius soli

7
Asas ius soli adalah jenis penggolongan kependudukan yang dilihat dari
darimana dia lahir. Pada kartu tanda penduduk tercantum bahwa seseorang lahir
di Kota Semarang namun kartu tanda penduduk tersebut dikeluarkan di Kota
Surakarta dan dia bertempat tinggal di Kota Surakarta. Orang tersebut dapat
mengatakan dia berasal dari Kota Semarang jika dirinya menganut asas ius soli.
2. Asas ius sanguinsis
Asas ius sanguinsi adalah jenis kependudukan yang dilihat dari mana dia
berasal. Pada kartu tanda penduduk tercantum bahwa seseorang lahir di Kota
Surabaya namun kartu tanda penduduk tersebut dikeluarkan di Kota Malang,
tetapi orang tersebut sudah bertempat tinggal lama di Kota Surabaya. Orang
tersebut dapat mengatakan bahwa dia berasal dari Kota Malang apabila dirinya
menganut asas ius sanguinsis.
3. Bipatride
Bipatride adalah jenis kependudukan yang dilihat dari 2 kewarganegaraan
yang berbeda dari 1 orang. Kasus bipatride ini ditemukan pada seseorang yang
menjadi remigran. Orang tersebut mempunyai kartu identitas Negara Australia
namun kartu tanda penduduk Indonesia miliknya masih berlaku, orang tersebut
masih dianggap mempunyai 2 kewarganegaraan yang berbeda.
4. Apatride
Apatride merupakan jenis kependudukan yang tidak diakui oleh Negara
manapun. Di Negara Indonesia kasus apatride ini terjadi pada remigran yang telah
terdeportasi karena melakukan suatu tindak kriminal yang berulang-ulang lalu
tidak diakui oleh Negara manapun. Dan dia masih bisa dianggap warga Negara
Indonesia meskipun tidak memiliki kartu tanda penduduk karena asalnya dari
Indonesia.

F. Contoh Penduduk
Sedangkan yang menjadi bagian daripada contoh status penduduk. Misalnya saja;
1. Penduduk Lokal
Perihal ini tentusaja sudah jelas bahwa penduduk lokal ialah seseorang
yang hidup dalam wilayah kesatuan negara tertentu. Misalnya saja Indonesia

8
dengan memiliki kewajiban berupa membayar pajak, menjaga keamanan,
ketentraman, dan lain sebagainya. Adapun haknya ialah memperoleh pendidikan.
2. Penduduk Internasional
Adapun status yang menjadi penggolongan penduduk internasional
misalnya saja adanya konselor ataupun diplomat dari warga negara asing yang
tinggal di Indonesia dengan kurun waktu tertentu selama bertugas, sehingga ia
hanya memiliki kewajiban saja tidak memiliki hak yang sama dengan penduduk
lokal.

2.2 Pertumbuhan Penduduk

A. Pengertian Pertumbuhan Penduduk


Pertumbuhan penduduk adalah suatu kegiatan urbanisasi atau perpindahan tempat
tinggal yang dilakukan masyarakat kota kepemukiman perkampungan atau masyarakat
kecil. sehingga hal itu menjadi permasalahan penduduk yang cukup tinggi yang dapat
mengakibatkan hambatan dalam laju perekonomian terutama berdampak kepada
peningkatan pengeluaran konsumsi rumah tangga. Dengan keadaan yang demikian itu
di mungkinkan pertumbuhan penduduk menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi di
suatu wilayah jika dalam penanganannya tidak bisa dilakukan dengan efektif.

B. Teori Pertumbuhan Penduduk


1. Teori menurut adam smith menganggap bahwa jumlah penduduk merupakan input
yang poensial yang dapat di gunakan sebagai faktor produksi untuk meningkatkan
produksi suatu rumah tangga perusahaan. Semakin banyak penduduk maka
semakin banyak pula tenaga kerja yang dapat di gunakan.
2. Teori menurut Robert Malthus menganggap bahwa pada kondisi awal jumlah
penduduk memang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi namun pada suatu
keadaan optimum pertambahan penduduk tidak akan menaikan pertumbuhan
ekonomi malahan dapat menurunkannya.
3. Teori David Ricardo berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk yang terlalu
besar hingga 2 kali lipat bisa menyebabkan melimpahnya tenaga kerja. Tenaga

9
kerja yang melimpah menyebabkan upah yang diterima menurun, di mana upah
tersebut hanya bisa untuk membiayai tingkat hidup minimum (subsistence level).
Pada taraf ini, perekonomian mengalami stagnasi (kemandekan) yang disebut
Stationary State.

C. Menentukan Laju Pertumbuhan Penduduk


Laju pertumbuhan penduduk adalah angka yang menunjukkan persentase
pertambahan penduduk dalam jangka waktu tertentu. Laju pertumbuhan penduduk
adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu.
Kegunaannya adalah memprediksi jumlah penduduk sutu wilayah di masa yang akan
mendatang. Laju pertumbuhan penduduk geometrik menggunakan asumsi bahwa laju
pertumbuhan penduduk sama setiap tahunnya. Rumus laju pertumbuhan penduduk
geometrik adalah sebagai berikut:
Pt =P0 (1 + r) t
Keterangan:
Pt = Jumlah penduduk pada tahun t
P0 = Jumlah penduduk pada tahun dasar
t = Jangka waktu
r = Laju pertumbuhan penduduk

Menurut Maier dikalangan para pakar pembangunan telah ada consensus bahwa
laju pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak hanya berdampak buruk terhadap supply
bahan pangan, namun juga semakin membuat kendala bagi pengembangan tabungan,
cadangan devisa, dan sumberdaya manusia. terdapat tiga alasan mengapa pertumbuhan
penduduk pertumbuhan penduduk yang tinggi akan memperlambat pembangunan:
1. Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan dibutuhkan untuk membuat konsumsi
dimasa mendatang semakin tinggi, rendahnya sumberdaya perkapita akan
menyebabkan penduduk tumbuh lebih cepat, yang akan mempengaruhi investasi
dalam kualitas manusia semakin sulit.
2. Banyak negara dimana penduduknya masih sangat tergantung dengan sektor
pertanian, pertumbuhan penduduk mengancam kesimbangan antara sumberdaya

10
alam yang langka dan penduduk. Sebagian karena pertumbuhan penduduk
memperlambat perpindahan penduduk dari sektor pertanian yang rendah
produktifasnya ke sektor pertanian modern dan pekerjaan modern lainnya.
3. Pertumbuhan penduduk yang cepat membuat semakin sulit melakukan perubahan
yang dibutuhkan untuk meningkatkan perubahan ekonomi dan sosial, tingginya
tingkat kelahiran merupakan penyumbang utama pertumbuhan kota yang cepat.

Menurut Maltus kecenderungan umum penduduk suatu negara untuk tumbuh


menurut deret ukur yaitu dua kali lipat setiap 30-40 tahun. Sementara itu pada saat
yang sama, karena hasil yang menurun dari faktor produksi tanah, persediaan pangan
hanya tumbuh menurut deret hitung. Oleh karena itu pertumbuhan persediaan pangan
tidak bisa mengimbangi pertumbuhan penduduk yang sangat cepat dan tinggi, maka
pendapatan perkapita (dalam masyarakat tani di definisikan sebagai produksi pangan
perkapita).

D. Dampak Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk yang meningkat dapat menyebabkan kepadatan pada


suatu wilayah tersebut, hal itu terjadi karena persebaran penduduk yang tidak merata.
Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi kualitas hidup penduduknya. Pada wilayah
dengan kepadatan penduduk yang tinggi juga akan mempersulit peningkatan kualitas
penduduknya hal ini dapat menimbulkan permasalahan sosial ekonomi, kesejahteraan,
keamanan, ketersediaan lahan, air bersih, dan kebutuhan pangan.

Dampak yang paling besar adalah kerusakan lingkungan. Semua kebutuhan


manusia dipenuhi dari lingkungan karena lingkungan merupakan sumberdaya alam
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Ledakan penduduk yang
cepat menimbulkan dampak buruk. bagi kehidupan masyarakat terutama bidang sosial
ekonomi masyarakat

E. Migrasi Penduduk

11
Migrasi penduduk merupakan perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat
lainnya dengan tujuan menetap. Migrasi pendudu terbagi menjadi dua jenis, yaitu
migrasi internasional dan migrasi nasional.
1. Migrasi Internasional
Migrasi internasinal merupakan perpindahan penduduk dari satu negara ke negara
lain. Migrasi internasional terdiri atas dua tipe, yaitu sebagai berikut.
 Imigrasi: masuknya penduduk ke suatu negara dan menjadi warga negara di
negara barunya
 Emigrasi: keluarnya penduduk dari suatu negara
 Remigrasi: kembalinya penduduk ke negara asalnya
2. Migrasi Nasional
Migrasi nasional merupakan perpindahan penduduk dari satu wilayah ke wilayah
lain dalam suatu negara. Migrasi nasional terdiri atas dua tipe, yaitu sebagai
berikut.
a. Transmigrasi
 Dari daerah padat penduduk ke daerah yang jarang penduduknya
 Tujuannya untuk meratakan penyebaran jumlah penduduk dan
meningkatkan kesejahteraan penduduk
 Meliputi: (1) umum dengan biaya ditanggung pemerintah; (2) swakarsa
dengan biaya ditanggung pribadi tetapi tanah diberikan oleh pemerintah;
(3) bedol desa untuk wilayah yang terkena program proyek pemerintah;
dan (4) spontan dengan kemauan sendiri
 Contoh di Indonesia adalah Provinsi Lampung menjadi salah satu contoh
wilayah yang dijadikan tujuan transmigrasi penduduk dari Pulau Jawa
b. Urbanisasi
 Dari desa ke kota
 Faktor pendorong meliputi pertambahan penduduk, keterbaasan lapangan
pekerjaan, upah kerja masih rendah, dan masih kurangnya fasilitas-
fasilitas umum untuk pemenuhan kebutuhan

12
 Faktor penarik meliputi kesempatan pendidikan dan pekerjaan yang lebih
baik, banyaknya lapangan pekerjaan, fasilitas umum lebih memadai, serta
adanya tempat hiburan atau pusat kebudayaan
 Dampak positif dari urbanisasi hanya dirasakan oleh desa yaitu dengan
menurunnya jumlah pengangguran dan meningkatkan taraf hidup
 Dampak negatif dari urbanisasi dirasakan di desa ataupun kota meskipun
lebih besar di kota seperti meningkatnya jumlah pengangguran,
meningkatnya tindak kejahatan, dan munculnya permukiman kumuh
(urban sprawl)

2.3 Sensus Penduduk

A. Pengertian Sensus Penduduk


Sensus penduduk didefinisikan sebagai keseluruhan proses pencacahan,
pengumpulan, penyusunan, dan penerbitan data demografi, ekonomi, dan sosial yang
menyangkut semua orang pada waktu tertentu di suatu wilayah atau negara tertentu.

B. Konsep dari sensus penduduk, meliputi:


 Pencatatan menyeluruh terhadap semua orang
 Dilaksanakan pada jangka waktu tertentu -> setiap 10 tahun sekali
 Mencakup wilayah tertentu
 Bersifat individual -> data yang diperoleh berasal dari individu
Menurut PBB, terdapat beberapa poin penting yang harus ada di data sensus penduduk
yaitu sebagai berikut.
 Geografi dan migrasi penduduk
 Rumah tangga
 Karakteristik sosial dan demografi
 Karakteristik pendidikan
 Karakteristik ekonomi

13
C. Jenis Sensus Penduduk:
 Sensus de jure, merupakan perhitungan penduduk yang hanya dikenakan pada
individu yang bertempat tinggal di daerah atau negara yang bersangkutan. Kesulitan
dari sensus ini apabila ada penduduk yang memiliki dua tempat tinggal. Penduduk
yang bertempat tinggal di daerah yang bersangkutan selama 9 – 12 bulan dianggap
sebagai penduduk tetap.
 Sensus de facto, merupakan perhitungan penduduk terhadap setiap orang yang pada
waktu sensus berada di daerah atau negara yang bersangkutan. Sensus ini lebih
sederhana dibandingnya jenis sebelumnya, namun untuk jumlah penduduknya tidak
dapat dikatakan valid. Hal ini dikarenakan tidak dapat diketahui secara pasti jumlah
penduduk yang sebenarnya.

D. Metode dalam sensus penduduk


Metode dalam sensus penduduk terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
1. House Holder dimana pengisian seluruh daftar pertanyaan dilakukan oleh kepada
rumah tangga yang dissensus
2. Canvasser dimana petugas sensus yang mengisi daftar pertanyaan sesuai dengan
jawaban dari penduduk

E. Kelebihan sensus penduduk


Kelebihan dari sensus penduduk meliputi
1. Hasilnya dianggap lebih akuran karena data asli bukan estimasi
2. Sampling error rendah dikarenakan pengambilan data dilakukan secara
keseluruhan
3. Hasil sensus dapat digunakan untuk kerangka sampel kegiatan survei

F. Kekurangan sensus penduduk


Kekurangan dari sensus penduduk meliputi:
1. Membutuhkan waktu yang lama dan dana yang besar
2. Non sampling error lebih besar -> dapat terjadinya kesalahan pada penulisan data,
data penduduk yang terlewat atau terhitung ganda

14
3. Cakupan variabel terbatas karena keterbatasan jadwal sensus

2.4 Warga Negara

A. Pengertian Warga Negara


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian warga negara adalah penduduk
sebuah negara atau bangsa yang berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan
sebagainya mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga negara dari
negara itu. Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia pasal 1 angka (1) pengertian warga negara adalah warga suatu
negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Secara umum, pengertian warga negara adalah anggota suatu negara yang
mempunyai keterikatan timbal balik dengan negaranya. Warga negara dalam bahasa
Inggris dikenal dengan kata citizens. Seseorang dapat menjadi warga negara setelah
memenuhi persyaratan yang telah ditentu an oleh suatu negara.

B. Status Warga Negara Indonesia


Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU Nomor 12 Tahun 2006
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut UU ini, orang yang menjadi
Warga Negara Indonesia (WNI) adalah sebagai berikut.

1. Setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI.


2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI.
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga
negara asing (WNA), atau sebaliknya.
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang
tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah tidak
memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.
5. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia
dari perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI.
6. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI.

15
7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui oleh
seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak
tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin.
8. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir
tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
9. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia
selama ayah dan ibunya tidak diketahui.
10. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya
tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.
11. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu WNI,
yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.
12. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Salah satu syarat berdirinya negara adalah adanya rakyat. Tanpa adanya rakyat,
negara itu tidak mungkin terbentuk. Pengertian antara rakyat, penduduk, dan warga
negara berbeda, satu dan yang lainnya merupakan konsep yang serupa tapi tidak sama.
Masing-masing memiliki pengertian yang berbeda.

1. Penduduk dan Bukan Penduduk


Penduduk adalah orang yang bertempat tinggal atau menetap dalam suatu
negara, sedangkan yang bukan penduduk adalah orang yang berada di suatu
wilayah suatu negara dan tidak bertujuan tinggal atau menetap di wilayah negara
tersebut.

2. Warga Negara dan Bukan Warga Negara


Warga negara ialah orang yang secara hukum merupakan anggota dari suatu
negara, sedangkan bukan warga negara disebut orang asing atau warga negara
asing.

3. Rakyat

16
Rakyat sebagai penghuni negara, mempunyai peranan penting dalam
merencanakan, mengelola dan mewujudkan tujuan negara. Keberadaan rakyat yang
menjadi penduduk maupun warga negara, secara konstitusional tercantum dalam
Pasal 26 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai berikut.

 Warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang- orang bangsa
lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
 Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal
di Indonesia.
 Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dalam undang-undang.

Istilah penduduk lebih luas cakupannya daripada warga negara Indonesia. Pasal
26 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa
“penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia”. Dengan demikian di Indonesia semua orang yang tinggal di Indonesia
termasuk orang asing pun adalah penduduk Indonesia. Perlu diketahui bahwa di
Indonesia banyak orang asing atau warga negara asing yang bertempat tinggal
menjadi penduduk Indonesia. Mereka itu misalnya anggota Korps Diplomatik dari
negara-negara sahabat, pelajar atau mahasiswa asing yang sedang menuntut ilmu,
dan orang-orang asing yang bekerja di Indonesia.

Selain itu, ada pula orang-orang asing yang datang ke Indonesia sebagai
pelancong. Mereka itu berlibur untuk jangka waktu tertentu, paling lama sebulan
sampai dua bulan, tidak sampai menetap satu tahun lamanya. Oleh karena itu,
mereka tidak dapat disebut sebagai penduduk Indonesia. Akan tetapi, ada juga di
antara orang-orang asing yang telah masuk menjadi WNI atau keturunan orang-
orang asing yang telah turun-temurun bertempat tinggal di Indonesia dan telah
menjadi orang-orang Indonesia.

Kita dapat menyaksikan adanya WNI keturunan Tionghoa, Belanda, Arab,


India dan lain-lain. Di antara WNI keturunan itu, WNI keturunan Tionghoa-lah
yang paling banyak. Sebagai penduduk Indonesia yang sah, setiap orang harus
memiliki surat keterangan penduduk. Surat keterangan tersebut di negara kita

17
dikenal dengan nama KTP (Kartu Tanda Penduduk). Surat keterangan penduduk itu
sangat penting, apabila sudah dewasa kelak (sudah mencapai usia 17 tahun),
diwajibkan memiliki KTP. Hanya mereka yang memiliki KTP yang dapat memilih
dan dipilih dalam Pemilu (Pemilihan Umum). Demikian pula, hanya mereka yang
memiliki KTP-lah yang dapat memperoleh Surat Izin Mengemudi (SIM).

C. Asas-asas Kewarganegaraan Indonesia


Asas kewarganegaraan adalah dasar berpikir dalam menentukan masuk tidaknya
seseorang dalam golongan warga negara dari suatu negara tertentu. Pada umumnya
asas dalam menentukan kewarganegaraan dibedakan menjadi dua sebagai berikut.

1. Asas ius sanguinis (asas keturunan), yaitu kewarganegaraan seseorang ditentukan


berdasarkan pada keturunan orang yang bersangkutan. Misalnya, seseorang
dilahirkan di negara A, sedangkan orang tuanya berkewarganegaraan negara B,
maka ia adalah warga negara B. Jadi berdasarkan asas ini, kewarganegaraan anak
selalu mengikuti kewarganegaraan orang tuanya tanpa memperhatikan di mana
anak itu lahir.
2. Asas ius soli (asas kedaerahan/tempat kelahiran), yaitu kewarganegaraan
seseorang ditentukan berdasarkan tempat kelahirannya. Misalnya, seseorang
dilahirkan di negara B, sedangkan orang tuanya berkewarganegaraan negara A,
maka ia adalah warganegara B. Jadi menurut asas ini kewarganegaraan seseorang
tidak terpengaruh oleh kewarganegaraan orang tuanya, karena yang menjadi
patokan adalah tempat kelahirannya.

Adanya perbedaan dalam menentukan kewarganegaraan di beberapa negara, baik


yang menerapkan asas ius soli maupun ius sanguinis, dapat menimbulkan dua
kemungkinan status kewarganegaraan seorang penduduk.

1. Apatride, yaitu adanya seorang penduduk yang sama sekali tidak mempunyai
kewarganegaraan. Misalnya, seorang keturunan bangsa A yang menganut asas ius
soli lahir di negara B yang menganut asas ius sanguinis. Orang tersebut tidaklah
menjadi warga negara A dan juga tidak dapat menjadi warga negara B. Orang
tersebut tidak mempunyai kewarganegaraan.
18
2. Bipatride, yaitu adanya seorang penduduk yang mempunyai dua macam
kewarganegaraan sekaligus (kewarganegaraan rangkap). Misalnya, seseorang
keturunan bangsa B yang menganut asas ius sanguinis lahir di negara A yang
menganut asas ius soli. Karena ia keturunan bangsa B, maka ia dianggap sebagai
warga negara B. Akan tetapi, negara A juga menganggap dia warga negaranya
berdasarkan tempat kelahirannya.

Dalam menentukan status kewarganegaraan seseorang, pemerintah suatu negara


lazim menggunakan dua stelsel sebagai berikut.

1. Stelsel aktif, yaitu seseorang harus melakukan tindakan hukum tertentu secara
aktif untuk menjadi warga negara (naturalisasi biasa).
2. Stelsel pasif, yaitu seseorang dengan sendirinya dianggap menjadi warga negara
tanpa melakukan suatu tindakan hukum tertentu (naturalisasi Istimewa).

Berkaitan dengan kedua stelsel tadi, seorang warga negara dalam suatu negara
pada dasarnya mempunyai hal-hal sebagai berikut.

1. Hak opsi, yaitu hak untuk memilih suatu kewarganegaraan (dalam stelsel aktif).
2. Hak repudiasi, yaitu hak untuk menolak suatu kewarganegaraan (stelsel pasif).

Menurut penjelasan Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2006 tentang


Kewarganegaraan Republik Indonesia dinyatakan bahwa Indonesia dalam penentuan
kewarganegaraan menganut asas-asas sebagai berikut.

1. Asas ius sanguinis, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang


berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat dilahirkan.
2. Asas ius soli secara terbatas, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi
anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur undang-undang.
3. Asas kewarganegaraan tunggal, yaitu asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang.

19
4. Asas kewarganegaraan ganda terbatas, yaitu asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam undang-undang.

D. Syarat-Syarat Menjadi Warga Neara Indonesia


Pada bagian sebelumnya disebutkan bahwa orang yang menjadi warga Negara
Indonesia adalah warga negara Indonesia asli dan orang asing yang disahkan dengan
undang-undang menjadi warga Negara Indonesia. Penduduk asli negara Indonesia
secara otomatis adalah warga Negara Indonesia, sedangkan orang dari bangsa asing
untuk menjadi warga negara harus mengajukan permohonan kepada pemerintah
Indonesia. Proses permohonan itu dinamakan dengan pewarganegaraan atau
naturalisasi. Permohonan pewarganegaraan dapat dibedakan menjadi dua sebagai
berikut.

1. Naturalisasi Biasa
Orang dari bangsa asing yang akan mengajukan permohonan
kewarganegaraan dengan cara naturalisasi biasa, harus memenuhi syarat
sebagaimana yang ditentukan dalam pasal 9 Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun
2006, sebagai berikut.

 Berusia 18 tahun atau sudah kawin.


 Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah
negara Republik Indonesia paling singkat lima tahun berturut-turut atau
paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut.
 Sehat jasmani dan rohani.
 Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
 Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang dengan
ancaman pidana penjara satu tahun lebih.
 Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak
menjadi berkewarganegaraan ganda.
 Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap.

20
 Membayar uang kewarganegaraan ke kas negara.

2. Naturalisasi Istimewa
Naturalisasi istimewa diberikan sesuai dengan ketentuan Pasal 20 Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006. Naturalisasi Istimewa
diberikan kepada orang asing yang telah berjasa kepada negara Republik
Indonesia atau dengan alasan kepentingan negara, setelah memperoleh
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Naturalisasi
istimewa batal diberikan jika menyebabkan orang asing tersebut
berkewarganegaraan ganda.

E. Penyebab Hilangnya Kewarganegaraan Indonesia


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006, seorang
warga negara Indonesia dapat kehilangan kewarganegaraannya jika yang bersangkutan
melakukan hal-hal sebagai berikut.

1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri.


2. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain.
3. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh presiden atas kemauannya sendiri,
dengan ketentuan telah berusia 18 tahun dan bertempat tinggal di luar negeri.
4. Masuk ke dalam dinas tentara asing tanpa disertai izin dari presiden.
5. Masuk dalam dinas negara asing atas kemauan sendiri, yang mana jabatan dalam
dinas tersebut di Indonesia hanya dapat dijabat oleh warga negara Indonesia.
6. Mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau bagian
dari negara asing tersebut atas dasar kemauan sendiri.
7. Turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu
negara asing, meskipun tidak diwajibkan keikutsertaannya.
8. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat
yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari
negara lain atas namanya.

21
9. Bertempat tinggal di luar wilayah negara republik Indonesia selama lima tahun
terus menerus bukan dalam rangka dinas negara. Tanpa alasan yang sah dan
dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi warga negara
Indonesia sebelum jangka waktu lima tahun tersebut berakhir, dan setiap lima
tahun berikutnya yang bersangkutan tetap tidak mengajukan pernyataan ingin
menjadi warga negara Indonesia kepada perwakilan Indonesia, meskipun telah
diberi pemberitahuan secara tertulis.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Warga negara adalah anggota suatu negara yang mempunyai keterikatan timbal
balik dengan negaranya. Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia, pengertian kewarganegaraan adalah segala hal
ihwal yang berhubungan dengan warga negara. Asas kewarganegaraan Indonesia
berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 terdiri atas asas ius sanguinis asas
ius soli.
Kewarganegaraan Indonesia dapat diperoleh dengan cara keturunan, kelahiran,
pengangkatan anak, pewarganegaraan, melalui perkawinan, dan pernyataan memilih.
Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun
dan berhak mendapatkan perlindungan yang tidak bersifat diskriminatif. Salah satu
unsur yang ada dalam suatu negara adalah adanya penduduk (ingezetenen) atau rakyat.
Penduduk atau penghuni suatu negara merupakan semua orang pada suatu waktu
mendiami wilayah negara. Mereka secara sosiologis lazim dinamakan “rakyat‟ dari
negara tersebut, yaitu sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh suatu rasa
persamaan dan yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu.

22
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa status warga negara dan penduduk
merupakan dua hal yang berbeda. Perbedaan kedua status dan kedudukan ini dapat
diidentifikasi dari beberapa aspek. Berkaitan dengan hal tersebut, pada pembahasan
makalah ini akan diuraikan berbagai hal terkait dengan warga negara dan penduduk
beserta penjabaran terkait dengan perbedaan satu sama lain.
3.2 Saran

Untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan di antara semua komponen bangsa,


kita harus saling menghormati persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan
ras, agama, gender, golongan, budaya, dan suku.

DAFTAR PUSTAKA

Bakry, Noor Ms. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.


Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Srijanti, A. Rahman H.I., Purwanto S.K. 2008. Etika Berwarganegara. Jakarta: Salemba Empat.
Sundawa, Dadang. 2007. “Kerangka Sosial Budaya Masyarakat Indonesia dan Kebanggaan
sebagai Bangsa Indonesia” dalam Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Taniredja, Tukiran dan Kawan-kawan. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta.

Wuryan, Sri dan Syaifullah. 2006. Ilmu Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan


Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.

Bakry, Noor Ms. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.


Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Srijanti, A. Rahman H.I., Purwanto S.K. 2008. Etika Berwarganegara. Jakarta: Salemba Empat.

23
Sundawa, Dadang. 2007. “Kerangka Sosial Budaya Masyarakat Indonesia dan Kebanggaan
sebagai Bangsa Indonesia” dalam Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Taniredja, Tukiran dan Kawan-kawan. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta.

Wuryan, Sri dan Syaifullah. 2006. Ilmu Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan


Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.
http://repository.uinbanten.ac.id/7944/4/BAB%20II.pdf

Dosen Geografi. 2022. Pengertian Penduduk, Faktor, Jenis, dan 2 Contoh.”


https://dosengeografi.com/pengertian-penduduk/. Diakses: 6 Desember 2022

Studio Belajar. 2022. “Penduduk – Pengertian, Komposisi, Piramida, Pertumbuhan, Sensus”.


https://www.studiobelajar.com/penduduk/. Diakses: 6 Desember 2022.

24

Anda mungkin juga menyukai