Disusun oleh :
KELOMPOK 4
HADIJAH (P2217250)
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Tim Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esa atas
Rahmat-Nya yang telah dilimpahkan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
Makalah yang berjudul “Program Pembinaan Kesehatan Komunitas Gizi
Masyarakat, Pengembangan Pola Hidup Sehat Masyarakat Pedesaan dan
Perkotaan pada Masa Pandemic COVID-19dan New Normal Life” yang
merupakan salah satu tugas matakuliah Keperawatan Komunitas.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat beberapa
kekurangan, hal ini tidak terlepas dari terbatasnya pengetahuan dan wawasan yang
tim penulis miliki. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran yang konstruktif untuk perbaikan di masa yang akan dating, karena manusia
yang maju adalah orang yang mau menerima kritik dan belajar dari suatu
kesalahan.
Akhir kata dengan penuh harapan tim penulis berharap semoga makalah
yang berjudul “Program Pembinaan Kesehatan Komunitas Gizi Masyarakat,
Pengembangan Pola Hidup Sehat Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan pada Masa
Pandemic COVID-19dan New Normal Life” mendapat ridho dari Allah SWT, dan
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Penting bagi masyarakat baik di perkotaan maupun di pedesaan untuk
memahami bahwa gizi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan,
dan bahwa memperhatikan asupan gizi adalah bagian dari tanggung jawab
mereka untuk menjaga kesehatan mereka. Melalui edukasi dan informasi yang
tepat, serta akses yang mudah bagi makanan bergizi dan gaya hidup sehat,
diharapkan masyarakat dapat membuat pilihan-pilihan yang bijaksana dan
menjaga kesehatan gizi mereka.
2
memperoleh informasi dan edukasi yang cukup tentang gizi, serta
menyediakan akses yang mudah bagi masyarakat untuk memperoleh makanan
bergizi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud program pembinaan kesehatan komunitas gizi
masyarakat?
2. Apa saja program pembinaan kesehatan komunitas gizi masyarakat
perkotaan dan pedesaan?
3. Apa penyebab peningkatan tingkat kekurangan gizi dan masalah gizi
buruk di kalangan masyarakat pedesaan?
4. Apa faktor yang mempengaruhi distribusi makanan bergizi ke daerah
pedesaan pada masa pandemic COVID-19 dan new normal life?
5. Apa saja dampak Kesehatan yang menyerang masyarakat perkotaan dan
pedesaan pada saat pandemic Covid 19?
6. Bagaimana pembinaan tentang kesehatan gizi bagi masyarakat perkotaan
dan pedesaan pada saat pandemic COVID-19dan New Normal Life?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
kesehatan di komunitas tersebut. Kedua, dilakukan pemetaan dan penelitian
tentang masalah gizi dan kesehatan di komunitas tersebut. Ketiga, dilakukan
sensitisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya gizi dan
kesehatan. Keempat, dilakukan pembagian makanan bergizi dan vitamin bagi
masyarakat. Kelima, dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap program
pembinaan kesehatan komunitas gizi masyarakat.
5
3. Pameran Kesehatan
Menyelenggarakan pameran kesehatan untuk mengedukasi masyarakat
tentang berbagai topik kesehatan dan gizi. Pameran ini dapat mencakup
sesi pendidikan, demonstrasi memasak, dan kegiatan interaktif lainnya.
4. Program Nutrisi Sekolah
Bekerja sama dengan sekolah setempat untuk menyediakan makanan
bergizi bagi siswa dan mempromosikan kebiasaan makan yang sehat.
5. Program Aktivitas Fisik
Dorong aktivitas fisik melalui program olahraga dan kebugaran yang
terorganisir untuk segala usia.
6. Program Bantuan Makanan
Bermitra dengan bank makanan lokal dan organisasi lain untuk
memberikan bantuan makanan kepada keluarga yang membutuhkan.
Berfokus untuk menyediakan pilihan yang sehat dan bergizi untuk
membantu meningkatkan kesehatan dan nutrisi secara keseluruhan.
1. Kemiskinan
6
Masyarakat pedesaan sering dicirikan oleh kemiskinan, yang dapat
membatasi akses ke makanan dan perawatan kesehatan yang memadai.
Hal ini dapat menyebabkan malnutrisi, karena masyarakat terpaksa
mengandalkan makanan yang lebih murah dan kurang bergizi untuk
memenuhi kebutuhan kalori hariannya.
2. Kurangnya Pendidikan
Pengetahuan dan pendidikan gizi yang buruk juga dapat menyebabkan
kekurangan gizi. Di banyak komunitas pedesaan, akses informasi tentang
makan sehat dan pentingnya diet seimbang sangat terbatas. Hal ini dapat
menyebabkan kebiasaan makan yang buruk dan kurangnya pemahaman
tentang cara memenuhi kebutuhan gizi.
3. Krisis Pangan
Akses terhadap pangan merupakan faktor kunci dalam menentukan tingkat
malnutrisi. Di daerah pedesaan, kerawanan pangan seringkali menjadi
masalah, dengan terbatasnya akses ke supermarket, toko kelontong, dan
sumber makanan segar dan bergizi lainnya.
4. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan, seperti kelangkaan air, degradasi tanah, dan pola cuaca
ekstrem, juga dapat menyebabkan kekurangan gizi di daerah pedesaan.
Misalnya, kekeringan dan banjir dapat menghancurkan tanaman dan
menyebabkan kekurangan pangan, sedangkan degradasi tanah dapat
mengurangi hasil panen dan mengurangi akses ke makanan bergizi.
5. Perawatan Kesehatan
Akses yang terbatas ke perawatan kesehatan juga dapat menyebabkan
malnutrisi di daerah pedesaan. Kondisi kesehatan dan medis yang buruk
dapat mempersulit orang untuk menyerap dan menggunakan nutrisi dalam
makanan yang mereka makan. Pada saat yang sama, akses yang terbatas ke
layanan kesehatan dapat mempersulit diagnosis dan pengobatan malnutrisi
dan masalah kesehatan lainnya.
6. Faktor Sosial dan Budaya
7
Sikap budaya terhadap makanan dan makan juga dapat berperan dalam
tingkat kekurangan gizi di masyarakat pedesaan. Misalnya, kepercayaan
tradisional tentang makanan dan cara makan dapat membatasi akses ke
makanan tertentu, sedangkan norma dan ekspektasi sosial dapat
memengaruhi apa yang orang makan dan berapa banyak yang mereka
makan.
7. Praktik Pertanian
Praktik pertanian juga dapat berperan dalam tingkat kekurangan gizi di
daerah pedesaan. Sebagai contoh, fokus pada tanaman ekspor dan tanaman
komersial dapat menyebabkan penurunan produksi tanaman pangan
bergizi, sedangkan penggunaan pupuk kimia dan pestisida dapat
menurunkan kandungan gizi pangan yang ditanam.
8
makanan. Hal ini mempersulit masyarakat pedesaan untuk mengakses
makanan bergizi yang mereka butuhkan.
2. Dampak Ekonomi
Dampak ekonomi dari pandemi juga signifikan, dengan banyak orang
kehilangan pekerjaan dan mengalami kesulitan keuangan. Hal ini telah
mengurangi kemampuan banyak orang di pedesaan untuk mengakses
makanan bergizi, karena mereka terpaksa fokus pada pilihan yang lebih
terjangkau dan kurang bergizi.
3. Logistik dan Transportasi
Pandemi juga berdampak pada logistik dan transportasi, sehingga semakin
sulit mendapatkan makanan dan barang lainnya ke daerah pedesaan. Hal
ini menyebabkan penundaan, kekurangan, dan kenaikan harga makanan
dan barang-barang penting lainnya.
4. Penurunan Produksi Pangan Lokal
Pandemi juga berdampak pada produksi pangan lokal, karena petani dan
produsen pangan lainnya menghadapi tantangan dengan akses ke input,
tenaga kerja, dan pasar. Hal ini telah mengurangi ketersediaan pangan
lokal yang bergizi bagi masyarakat pedesaan.
5. Peningkatan Kerawanan Pangan
Pandemi COVID-19 dan dampak ekonomi yang ditimbulkannya telah
menyebabkan peningkatan kerawanan pangan bagi banyak orang, terutama
di daerah pedesaan. Hal ini mempersulit orang untuk mengakses makanan
bergizi yang mereka butuhkan untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan
mereka.
6. Perubahan Perilaku Konsumen
Pandemi dan peralihan ke New Normal juga menyebabkan perubahan
perilaku konsumen, dengan banyak orang mengalihkan fokus mereka ke
belanja online dan layanan pesan antar ke rumah. Hal ini mempersulit
9
masyarakat pedesaan untuk mengakses makanan bergizi, karena mereka
mungkin tidak memiliki akses ke layanan ini atau teknologi yang
diperlukan untuk menggunakannya.
10
sementara, mengurangi ketersediaan layanan medis dan membebani sistem
layanan kesehatan. Hal ini sangat bermasalah di daerah pedesaan, di mana
akses ke layanan kesehatan seringkali terbatas, dan banyak orang terpaksa
melakukan perjalanan jauh untuk mendapatkan perawatan.
11
3. Dampak kesehatan mental
Pandemi juga berdampak signifikan pada kesehatan mental, dengan
banyak orang mengalami peningkatan stres, kecemasan, dan depresi
sebagai akibat dari gangguan dan ketidakpastian yang ditimbulkannya. Hal
ini terutama terlihat di daerah perkotaan, di mana isolasi sosial dan
kesepian menjadi hal biasa.
4. Peningkatan beban penyakit tidak menular
Pandemi ini juga menyebabkan peningkatan beban penyakit tidak menular
(PTM) seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, dan kanker. Hal ini
disebabkan oleh terganggunya layanan kesehatan, perubahan gaya hidup
dan perilaku, serta penurunan akses terhadap perawatan preventif dan
kuratif.
5. Disparitas dalam hasil Kesehatan
Pandemi ini juga menyoroti disparitas yang ada dalam hasil kesehatan,
terutama di antara populasi yang terpinggirkan seperti orang lanjut usia,
masyarakat berpenghasilan rendah, dan etnis dan ras minoritas.
Kesenjangan ini lebih terlihat di daerah pedesaan, di mana akses ke
layanan kesehatan seringkali terbatas dan di mana hasil kesehatan
umumnya lebih buruk daripada di daerah perkotaan.
6. Disparitas kesehatan dalam mengakses informasi
Pandemi ini juga mengungkap disparitas dalam akses informasi, terutama
di daerah pedesaan di mana akses ke internet dan bentuk teknologi lainnya
seringkali terbatas. Hal ini mempersulit orang-orang di daerah pedesaan
untuk mengakses informasi yang dapat dipercaya tentang COVID-19 dan
membuat keputusan berdasarkan informasi tentang kesehatan dan
kesejahteraan mereka.
12
langkah kesehatan preventif. Selain itu, penting untuk bekerja dengan
komunitas dan organisasi lokal untuk membantu mengatasi kesenjangan dan
ketidaksetaraan kesehatan yang ada, dan untuk mempromosikan pemerataan
kesehatan dan akses ke perawatan kesehatan untuk semua.
13
Pemerintah dan organisasi layanan kesehatan dapat bekerja untuk
mengatasi kesenjangan dan ketidaksetaraan kesehatan yang ada, termasuk
dengan memberikan intervensi yang ditargetkan untuk mendukung
populasi yang terpinggirkan dan meningkatkan akses ke layanan kesehatan
untuk semua.
5. Mendorong Jarak Fisik dan Kebersihan Tangan
Pemerintah dan organisasi kesehatan dapat bekerja untuk mempromosikan
praktik jarak fisik dan kebersihan tangan, termasuk melalui kampanye
media massa dan penyediaan fasilitas cuci tangan dan masker. Ini akan
membantu mengurangi penyebaran COVID-19 dan penyakit menular
lainnya.
6. Mendukung Komunitas Lokal
Pemerintah dan organisasi layanan kesehatan dapat bekerja sama dengan
komunitas dan organisasi lokal untuk mendukung upaya mereka mengatasi
dampak pandemi. Ini mungkin termasuk menyediakan dana, bantuan
teknis, dan sumber daya lain untuk mendukung inisiatif kesehatan yang
dipimpin masyarakat dan untuk mempromosikan program dan layanan
kesehatan berbasis masyarakat.
7. Melindungi Pekerja
Pemerintah dan pengusaha dapat mengambil langkah-langkah untuk
melindungi pekerja, terutama yang berada di sektor penting seperti
perawatan kesehatan, produksi makanan, dan transportasi. Ini mungkin
termasuk menyediakan alat pelindung diri, memastikan tindakan jarak
fisik yang memadai, dan memberikan dukungan bagi pekerja yang sakit
atau terpapar virus.
8. Meningkatkan Akses Informasi
Pemerintah dan organisasi layanan kesehatan dapat bekerja untuk
meningkatkan akses informasi tentang COVID-19 dan masalah kesehatan
lainnya, termasuk dengan meningkatkan ketersediaan informasi dalam
14
berbagai bahasa dan melalui berbagai platform, termasuk media sosial dan
media tradisional.
15
Pemerintah dan organisasi layanan kesehatan dapat mendukung program
gizi berbasis masyarakat, seperti pendidikan dan konseling gizi, program
distribusi makanan, dan program fortifikasi makanan, untuk
mempromosikan gizi yang baik dan meningkatkan hasil kesehatan.
5. Dukungan Untuk Populasi Rentan
Pemerintah dan organisasi layanan kesehatan dapat memberikan dukungan
yang ditargetkan kepada populasi rentan, termasuk lansia, penyandang
disabilitas, dan orang yang hidup dalam kemiskinan, untuk membantu
mereka mengakses makanan sehat dan mempertahankan nutrisi yang baik
selama pandemi dan kehidupan normal baru.
6. Dukungan Untuk Ibu Menyusui
Pemerintah dan organisasi kesehatan dapat mendukung ibu menyusui
dengan memberikan pendidikan, konseling, dan akses ke pompa ASI dan
perlengkapan menyusui lainnya, untuk membantu mereka memberikan
susu bergizi kepada bayi mereka.
7. Pemantauan dan Evaluasi
Pemerintah dan organisasi layanan kesehatan dapat memantau dan
mengevaluasi kegiatan promosi kesehatan terkait gizi mereka, termasuk
dengan mengumpulkan data tentang hasil gizi, dan menggunakan
informasi ini untuk meningkatkan program mereka dan untuk menargetkan
intervensi mereka dengan lebih baik.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
17
Penting untuk mengambil pendekatan komprehensif yang mengatasi
dampak kesehatan dari pandemi pada populasi perkotaan dan pedesaan. Ini
mungkin termasuk upaya untuk memperkuat sistem perawatan kesehatan,
meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan, dan mendukung langkah-
langkah kesehatan preventif. Selain itu, penting untuk bekerja dengan
komunitas dan organisasi lokal untuk membantu mengatasi kesenjangan dan
ketidaksetaraan kesehatan yang ada, dan untuk mempromosikan pemerataan
kesehatan dan akses ke perawatan kesehatan untuk semua.
B. Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alomedika.com/cme-upaya-kesehatan-masyarakat-dalam-
menghadapi-pandemi-virus-corona
http://evyhadaming.blogspot.com/2014/04/program-pembinaan-kesehatan-
komunitas.html
https://scholar.google.co.id/scholar?
q=kesehatan+masyarakat+pada+saat+pandemi+covid+19&hl=en&as_sdt=
0&as_vis=1&oi=scholart
Setyawati, V. V., & Hartini, E. (2018). Buku Ajar Dasar Ilmu Gizi Kesehatan
Masyarakat. Yogyakarta: Deepublish.
19