Anda di halaman 1dari 5

VITAMIN DAN MINERAL

Vitamin A ditambah 50 mg/hari, tiamin di tambah 0,2 mg/hari, riboflavin di tambah 0,2 mg/hari,
niacin ditambah 2 mg/har, vitamin C ditambah 20 mg/hari, dan zat besi di tambah 2 mg/hari.

Pada waktu hamil, keperluan akan zat besi akan sangat meningkat untuk pembentukan
darah janin dan persediaan ibu masa lakatasi sampai enam bulan sesudah melahirkan, karena air
susu ibu tidak mengandung garam besi. Persediaan ibu sebagai cadangan untuk penggantian
darah yang hilang pada waktu persalinan.

Pemberian zat besi dimulai setelah rasa mual dan muntah hilang, satu tablet sehari
selama minimal 90 hari. Tiap tablet mengandung FeSO₄320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat
500 mg. Bila ibu merasa mual, konstipasi utau diare akibat tablet zat besi, di anjurkan untuk
meminumnya setelah makan. Sebaiknya, tablet zat besi di makan bersama buah-buahan yang
mengandung vitamin C, karena untuk menambah penyerapan. Jangan minu dengan susu, teh atau
kopi, karena akan menghambat penyerapan. Tablet zat besi dapat di minum separuh pada pagi
hari dan separuh lagi pada malam hari, untuk mennguranngi efek samping. Bahan makanan yang
mengandung zat besi yaitu yang bersumber dari hewan seperti telur, hati, ginjal dan daging atau
yang bersumber dari nabati seperti kacang-kacangan dan sayuran hijau.

Para ahli kesehatan dan dokter setuju, mengonsumsi makanan sehat dan beragam adalah cara
terbaik untuk mendapatkan vitamin dan mineral yang diperlukan bayi Anda selama masa
kehamilan. Meski begitu, tubuh Anda mungkin saja tetap kekurangan nutrisi-nutrisi utama yang
diperlukan janin untuk bisa bertumbuh secara maksimal. Itulah sebabnya sebagian ibu hamil
membutuhkan suplemen kehamilan untuk mengisi kekosongan tersebut.

Suplemen bagi ibu hamil mengandung banyak vitamin dan mineral, tapi beberapa kandungan
terpenting yang paling diperlukan oleh ibu hamil dari suplemen kehamilan adalah asam folat,
vitamin D, kalsium, dan zat besi.

Asam Folat

Asam folat yang cukup diperlukan untuk mencegah munculnya neural tube defect (NTD), yaitu
cacat pada sistem saraf bayi. NTD biasanya mulai berkembang pada 28 hari pertama setelah
pembuahan. Pada saat itu, kebanyakan wanita bahkan belum menyadari bahwa mereka hamil.
Karena itulah bagi para wanita yang sedang berupaya mendapatkan anak atau menjalani program
kehamilan, sangat disarankan untuk mengonsumsi 400 mikrogram asam folat tiap hari sampai
kehamilan mencapai usia 3 bulan.

Selain melalui suplemen, Anda juga bisa mendapatkan asam folat alami dari makanan-makanan
yang Anda konsumsi, seperti sayuran hijau, nasi dari beras berwarna cokelat, kacang-kacangan,
dan jeruk.
Vitamin D dan Kalsium

Ibu hamil atau mereka yang sedang menyusui, disarankan untuk minum 10 mikrogram vitamin D
tiap hari dan 200-300 miligram kalsium. Vitamin D dan kalsium sangat berperan dalam
kesehatan tulang dan gigi. Ibu hamil membutuhkan vitamin D dan kalsium lebih banyak selama
masa kehamilan untuk menunjang pertumbuhan tulang bayi.

Kekurangan vitamin D membuat anak-anak rentan untuk mengalami pertumbuhan tulang yang
abnormal. Kalsium juga sangat dibutuhkan oleh para ibu hamil. Kalsium yang dikonsumsi ibu
hamil akan digunakan para bayi untuk membentuk tulang. Kalsium dapat ditemukan di makanan
seperti tahu, tempe, kacang merah, dan susu kedelai.

Anda juga bisa mendapatkan vitamin D secara alami dari ikan seperti salmon dan sarden, telur,
dan daging. Berjemur di bawah sinar matahari juga merupakan sumber vitamin D terbaik bagi
tubuh Anda.

Zat Besi

Ibu hamil membutuhkan zat besi yang cukup sebagai pembentuk sel-sel darah merah karena sel
darah merahlah yang membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh Anda dan juga kepada bayi
Anda. Kekurangan zat besi akan menimbulkan anemia yang bisa membuat ibu hamil terus-
menerus merasa lelah, pusing, lemah, dan pucat. Selain itu, zat besi juga sangat penting dalam
pertumbuhan bayi. Kekurangan zat besi dalam masa kehamilan membuat risiko bayi menderita
anemia setelah lahir lebih tinggi. Kondisi ini juga meningkatkan risiko bayi untuk lahir prematur
dan terlahir dengan berat badan di bawah rata-rata.

Suplemen untuk menambah zat besi bisa menyebabkan konstipasi dan mengganggu penyerapan
nutrisi-nutrisi lain yang dibutuhkan tubuh. Cobalah untuk mendapatkan zat besi dari sumber-
sumber  alami terlebih dahulu, seperti daging tanpa lemak, sayuran berdaun hijau gelap, buah
kering, dan kacang-kacangan. Tapi jika masih belum cukup, konsumsilah suplemen penambah
zat besi.

Suplemen Kehamilan Terbaik

Secara umum, suplemen yang Anda butuhkan pada masa kehamilan sebaiknya mengandung
vitamin dan mineral berikut ini.

 400 unit vitamin D


 250 miligram kalsium
 400-800 mikrogram asam folat
 30 miligram zat besi
 2 miligram tembaga
 2 miligram vitamin B6
 15 miligram zinc
 50 miligram vitamin C
Meski begitu, selalu ingat untuk terlebih dahulu menanyakan tiap suplemen yang Anda minum
dengan dokter kandungan Anda. Melalui pemeriksaan yang tepat, dokter Anda akan mengetahui
vitamin serta mineral apa yang paling dibutuhkan oleh tubuh dan janin Anda.

Ingatlah bahwa suplemen kehamilan merupakan pelengkap dan bukan pengganti makanan Anda.
Selain itu jangan mengonsumsi vitamin dalam dosis yang terlalu tinggi karena malah dapat
berdampak buruk pada Anda dan bayi Anda.

PENTINGNYA PEMBERIAN OBAT PADA IBU HAMIL


Kategori obat untuk ibu hamil harus selalu diperhatikan, sebisa mungkin pilih yang berkategori
A.

Soal keamanan pemberian obat untuk ibu hamil sudah menjadi perhatian berbagai pihak sejak
dulu. United States Food and Drug Administration (US FDA) menggunakan 5 kategori obat (A,
B, C, D, dan X) untuk keamanan itu.

Obat yang masuk ke dalam kategori A dan B berarti tidak memperlihatkan adanya risiko
terhadap janin dan aman dikonsumsi pada masa kehamilan. Hanya saja, pada keadaan tertentu
dan dosis tertentu, obat tersebut dapat berubah menjadi kategori C.

Vitamin C dan asam folat (untuk perkembangan saraf janin), misal, masuk kategori A. Namun
bila dosis vitamin C melebihi US RDA dan asam folat melebihi 0,8 mg per hari, akan masuk
kategori C. Begitu pun dengan vitamin E dan Nystatin Vaginal Suppository (obat untuk
keputihan karena jamur) yang juga kategori A, dapat masuk kategori C bila dosis-nya berlebihan.
Hal sama akan terjadi pula pada obat kategori B, seperti Amoxylin (antibiotik) dan parasetamol
(penurun demam).

Penggunaan obat pada kategori C masih dapat dibenarkan bila manfaatnya dipertimbangkan
melebihi risiko terhadap janin. Umpama, untuk mengatasi kondisi yang membahayakan jiwa
atau untuk mengobati penyakit berat karena tidak ada pilihan obat lain yang lebih aman. Obat-
obatan kategori C, antara lain : Ciprofloxacin (golongan antibiotika); Furosemide (obat diuresis);
dan Captopril (obat anti hipertensi).

Sementara obat kategori D sudah terbukti dapat menimbulkan dampak negatif pada janin bila
diberikan kepada wanita hamil. Namun obat dalam kategori ini masih dapat diberikan bila
manfaatnya lebih besar daripada risiko potensialnya. Dalam brosur produk obat, risiko ini
umumnya dicantumkan dalam subjudul “Peringatan dan Perhatian”. Contoh obat-obatan kategori
D, yaitu Diazepam (obat penenang), Tetracyclin dan Doxycyclin (golongan antibiotik).
Kategori terakhir, yaitu X, bila diberikan pada ibu hamil akan menimbulkan dampak negatif
pada calon bayi dan risiko penggunaannya pada perempuan hamil jelas melebihi manfaat
potensialnya. Obat dalam kategori ini dikontraindikasikan bagi wanita hamil. Tertera dalam
subjudul“Kontraindikasi”.

Berikut beberapa penyakit yang mungkin terjadi pada ibu hamil :

1. Flu. Flu umumnya tidak berdampak negatif pada janin. Flu yang ringandapat ditangani
tanpa obat-obatan, seperti : menambah jam istirahat ibu hamil atau bila hidung tersumbat,
ibu bisa mengoleskan minyak penghangat di dada, perut, punggung, atau hidung.
Flu yang disertai demam, penurunan nafsu makan, serta keringat di malam hari, migrain
hebat, perlu segera dikonsultasikan pada dokter. Sekali lagi hindari minum obat bebas.
Tidak semua kandungan dalam obat flu aman untuk ibu hamil dan janin. Beberapa di
antaranya dapat meningkatkan risiko keguguran, gangguan pertumbuhan janin, cacat
bawaan pada janin, dan cacat pada bayi.
2. Cacar. Tidak perlu menunggu beberapa hari, segera konsultasikan kondisi ini pada
dokter. Cacar dikhawatirkan memiliki dampak pada janin dan dapat menimbulkan
komplikasi kehamilan bergantung pada usia kehamilan saat itu. Contohnya :
Pada usia kehamilan di bawah 20 minggu dapat terjadi komplikasi berupa : ancaman
keguguran janin; bayi lahir cacat (Congenital Varicella Syndrome); terjadi kelainan pada
jari, tulang, alat-alat persendian, dan buta; ukuran kepala yang lebih kecil dari ukuran
normal; timbul bercak-bercak putih pada kulit atau jaringan parut.
Pada usia kehamilan setelah 20 minggu dapat terjadi komplikasi berupa gangguan
pertumbuhan janin dan keterlambatan perkembangan mental.
Pada usia kehamilan trimester 3, komplikasi yang dapat terjadi ialah jika bayi lahir 2-4
hari setelah ibu terpapar cacar air, bayi bisa mengalami cacar air hebat yang dapat
mengancam jiwanya. Dalam keadaan demikian, si bayi harus segera diimunisasi
Varicella Zoster Immune Globulin (VZIG).
3. Campak. Merupakan jenis penyakit sangat menular yang penyebarannya melalui udara
dari kontak dengan orang terinfeksi. Campak pada ibu hamil yang tidak diobati dapat
menyebabkan keguguran, bayi lahir mati atau prematur. Jadi diwajibkan untuk segera
berkonsultasi dengan dokter bila menemukan gejala-gejala campak seperti : demam,
pilek, batuk, dan ruam (ditandai dengan bintik-bintik merah pada kulit), atau baru saja
melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi dan tidak yakin jika ibu telah
divaksinasi.
4. Tifus. Demam tifoid pun sama, penyakit endemik Indonesia ini mempunyai risiko
terjadinya abortus, lahir prematur, atau bayi lahir kecil.
5. TB. Hal yang sama dengan penyakit TB, selain mengurangi produktivitas pada diri ibu
hamil, juga berdampak pada lingkungannya. TB pada umumnya tidak akan memperburuk
kondisi janin, namun infeksi terjadi setelah bayi lahir. Oleh karena itu, segera
berkonsultasi dengan dokter untuk pengobatan TB pada ibu hamil, karena pengobatan TB
memakan waktu untuk sembuh sempurna. Setelah melahirkan, ibu dengan TB aktif
sebaiknya diisolasi dari bayinya untuk mencegah kontak.
6. Penyakit Mata. Penyakit mata tidak memiliki efek membahayakan pada kehamilan,
namun kondisi ini tetap perlu di konsultasikan pada dokter, terutama mengenai obat yang
aman untuk dikonsumsi. Terkadang, gangguan pada mata juga bisa berhubungan dengan
preklamsia (hipertensi dalam kehamilan).
7. Hipertensi. Ingat, kadar gula darah yang melebihi ambang batas normal (>200 mg/dl) dan
tekanan darah yang lebih dari 140/90 mmHg dapat berakibat tidak baik pada bayi dan ibu
bila tidak ditangani sejak awal kehamilan. Untuk itu, segeralah berkonsultasi dengan
dokter bila memiliki riwayat keluarga atau potensi mendapatkan penyakit tersebut sejak
prakehamilan. Jangan mengobati sendiri, karena ada golongan obat anti hipertensi yang
tidak boleh / tidak aman dikonsumsi oleh ibu hamil.
8. Hipotensi. Hipotensi (darah rendah) dapat dikatakan normal terjadi pada ibu hamil jika
dalam batas yang memang lazim, yaitu sekitar 10 mmHg pada awal kehamilan. Seiring
dengan meningkatnya usia kehamilan, tekanan darah akan kembali lagi ke kisaran
normal.
Tapi perlu diketahui, apabila tekanan darah tidak kunjung meningkat dapat
mengakibatkan dampak yang kurang baik pada janin. Disini menjadi alasan pentingnya
pengontrolan tekanan darah dalam pemeriksaan kehamilan (antenatal care) untuk
mendeteksi dini segala kelainan yang mungkin timbul pada saat kehamilan.
Jika ibu hamil mengalami Hipotensi, bisa mengikuti tips berikut ini : istirahat yang
cukup; berbaring telentang dengan kaki yang diganjal oleh bantal; mengkonsumsi zat
besi bila mengalami anemia; dan bila berlanjut, segera komunikasikan dengan dokter.

Anda mungkin juga menyukai