Anda di halaman 1dari 3

Nama : Akhmad Tanjug Anwar Dini

: Antung Gazali
: M. Haris Padilah
Lokal : A/2
MK : Psikologi Belajar PAI
Tema : Penanganan Kekerasan Di Sekolah
Oleh; Helen Cowie & Dawn Jennifer

1. Temukan gagasan ideal, konsep dasar, atau landasan teorinya.

Pendekatan penulis bertujuan untuk mempromosikan anti kekerasan, meningkatkan iklim


sekolah, meningkatkan hubungan antar staf, murid, dan orang tua serta mendukung kesehatan
emosi dan kesjahteraan seluruh anggota komunitas sekolah. Strategi-strateginya mencakup
metode pencegahan, persdiaan bagi kebutuhan murid perongan , dan dukungan kawan sebaya,
serta upaya untuk mengatasi emosi
Para penulis juga menyajikan pedoman tentang cara menciptakan pemahaman bersama
dari kekerasan di sekolah, cara menyiapkan perubahan, serta cara melaksanakan analisis
kebutuhan yang efektif guna mengatasi masalahnya dengan sukses.

2. Kemukakan pentingnya Tema tersebut ;

Buku ini, di tulis oleh para pakar dalam riset, praktik, dan pelatihan dalam bidangnya,
menyarankan pendekatan komunitas sekolah seutuhnya guna mengurangi serta mencegah
kekeraan sekolah. Di dukung oleh penemuan riset terkini, dari awal hingga akhir buku ini di beri
ilustrasi dengan studi kasus. Cotoh-contoh dari yang praktik yang baik dalam tindakan, ide dan
sumber termasuk latihan, ativitas dan daftar pencegahan. Buku ini :
a. Menjelajahi sifat kekerasan sekolah sekaligus membagikan pengalaman langsung dari sekolah
bersangkutan.
b. Membantu para peserta memperdalam pemahaman mereka tentang apa yang melibatka
pendekatan komunitas sekolah seutuhnya.
c. Persiapan bagi perubahan
d. Melaksanakan anlisis kebutuhan kekerasan yang unik bagi sekolah
e. Memberikan pedoman dasar tentang intervensi efektif guna melawan kekerasan.
f. Membantu pendekatan anti kekerasan melalui daftar pengecekan bantuan diri.

3. Permasalahan Atau kesenjangan antara mestinya dengan nyatanya

Dalam permasalahan kekerasan disekolah sangat jarang sekali terjadi yang namanya
kesenjangan dalam suatu kasus, karena kasus kekerasan disekolah tidak pernah dibuat-buat
layaknya drama, hanya saja masih banyak kasus yang tidak dilaporkan siswa kepada pihak
berwenang bawhwa sudah terjeadi kekerasan atau pelecehan terahadapya, dan buku ini pun
melakukan studi kasus diantaranya bekerja sama dengan polisi setempat, bekerja sama dengan
organisasi sukarela nasional, dan menggunakan pertemuan untuk mencegah masalah
persahabatan.

4. Adakah dampaknya bila permasalahan tersebut tidak teratasi Kejahatan

Anak-anak yang terlibat dalam perilaku kekerasan sebagai pelaku kejahatan, korban atau
hanya penonton semuanya berisiko. Jika di biarkan tidak di awasi maka para pelaku kejahatan itu
menjadi tidak sensitif terhadap penderitaan orang lain dan kian lama kian tidak menyadari sifat
anti social dari perbuatan mereka. Agaknya lebih penting dari orang lain, anak-anak ini akan
menjadi kawula muda kemudian menjadi orang dewasa yang terlibat dalam kejahatan dan
kekerasan dalam rumah tangga. Anak-anak yang menjadi korban krap kali enggan membuka
mulut tentang pengalamannya karena merasa malu atau takut, dan akibatnya, mereka kian lama
kian menganggap dirinya sebagai bawahan “ bawahan “. Mereka memendam perasaan akan
harga diri yang rendah dan rasa penyesalan kelas berat. Diantara kedua kelompok ini, terdapat
penonton-mereka yang mengamati penindasan ini walaupun mereka tidak secara lagsung
berpartisipsi. Penonton cenderung menerima kekerasan sebagai “ sesuatu yang wajar “. Beberapa
mengabaikan msalahnya, menjadi “ orang luar “ yang tidak ikut bertanggung jawab atas apa
yang tengah terjadi dalam komunitas sekolah mereka. Beberapa ikut membantu atau menguatkan
para pelaku kekeasa atau pengucilan social.
5. Upaya apa yang di lakukan untuk mengatasi atau meminimaisir dampak tersebut :

Apa yang dapat di berikan oleh pendekatan komunitas berlingkup sekolah terhadap
masalah kekerasan di sekolah..?
Di sekolah-sekolah yang mempromosikan pendekatan komunitas berklingkup sekolah terhadap
kekerasan, murid-murid dan stafnya mengembangkan kualitas berikut ini :

Keterampilan dan rasa percaya diri dalam :


a. Berbagi ide tentang pemechan konflik.
b. Mengenali waktu yang tepat untuk berkompromi.
c. Mengenali waktu dan cara yang tepat untuk ikut campur guna mencegah kekerasan.
d. Mengembangkan kosa kata emosi
e. Mengembangkan kesadaran diri
f. Mengemangkan sensitivitas bagi orang lain.

Memahami dan berkemampuan tentang :


a. Sifat kekerasan
b. ha-hak anak-anak
c. Sifat keanekaragaman
d. Menguji gagasan tentang hak dan tangggung jawab :
e. Peran penonton dala meniadakan kekerasan
f. Toleransi dari sederetan perspektif tentang setiap permasalahan.

Anda mungkin juga menyukai