Anda di halaman 1dari 16

LECTURE NOTES

Human-Integrated System

Topic 2
Design and Evaluation Methods

ISYE6188 – Human-Integrated System


LEARNING OUTCOMES

1. Mahasiswa mampu menerapkan konsep desain dan metode evaluasi dalam masalah
sistem terintegrasi manusia

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):

1. Introduction of design and evaluation


2. Front-End analysis
3. Iterative design and testing

ISYE6188 – Human-Integrated System


DESIGN AND EVALUATION METHODS

1. Introduction of Design and Evaluation


Tujuan khusus human factor (faktor manusia) adalah membuat sistem terbaik dengan
meningkatkan kinerja, kepuasan, dan keselamatan. Selain melakukan penelitian dasar dan
terapan untuk memperluas pemahaman, perlu dilakukan penerapan prinsip-prinsip faktor
manusia, metode, dan data untuk desain produk atau sistem baru. Namun, konsep "desain"
bisa sangat luas, termasuk kegiatan seperti berikut:
a) Merancang desain produk atau sistem baru, terutama bagian interface.
b) Memodifikasi desain produk yang ada untuk mengatasi masalah faktor manusia.
c) Desain lingkungan kerja yang ergonomis, seperti workstation individu, lingkungan
kerja lengkap dengan modul kerja yang kompleks dan pola lalu lintas, Lingkungan
untuk disabilitas dan lingkungan bebas gravitasi.
d) Melakukan aktivitas keselamatan, seperti melakukan analisis bahaya,
mengimplementasikan program keselamatan industri, merancang label peringatan,
dan memberikan instruksi yang terkait dengan keselamatan.
e) Mengembangkan program pelatihan dan bahan pendukung kinerja lainnya seperti
daftar pengontrolan, pemeriksaan dan instruksi manual.
f) Mengembangkan metode pelatihan dan menilai kelompok kerja dan tim.
g) Menerapkan prinsip-prinsip ergonomis untuk pengembangan dan restrukturisasi
organisasi.

Sebagai mana terlihat dalam kehidupan sehari-hari, sebagian besar produk dan sistem
masih dirancang dan diproduksi tanpa pertimbangan faktor manusia yang memadai. Para
desainer cenderung berfokus terutama pada teknologi dan fitur-fiturnya tanpa sepenuhnya
mempertimbangkan para penggunaan produk dari sudut pandang manusia. Desain yang
buruk adalah umumnya karena produk menjadi lebih canggih secara teknologi, tetapi
cenderung lebih sulit untuk digunakan.

Bahkan ketika desainer berusaha untuk mempertimbangkan faktor manusia, mereka


sering menyelesaikan desain produk terlebih dahulu dan baru kemudian menyerahkan cetak
biru atau prototipe kepada ahli faktor manusia. Para expert yang ditugaskan ini kemudian
ditempatkan pada posisi tidak nyaman karena harus kembali dengan kritik terhadap desain

ISYE6188 – Human-Integrated System


yang mungkin telah menghabiskan waktu berbulan-bulan dan ribuan dolar untuk
dikembangkan oleh seseorang atau tim desain.

Tidak sulit untuk memahami mengapa para insinyur kurang senang menerima hasil
analisis faktor manusia. Para insinyur telah berinvestasi dalam desain, jelas percaya pada
desain, dan sering enggan menerima rekomendasi faktor manusia. Proses memasukkan atau
menambahkan analisis faktor manusia pada akhir fase desain produk secara inheren
menempatkan setiap orang yang terlibat saling berselisih satu sama lain. Karena investasi
dalam desain awal dan resistensi perancang untuk berubah, hasilnya seringkali merupakan
produk yang tidak terlalu berhasil dalam mendukung kinerja, kepuasan, dan keselamatan
manusia.

1.1 Analisis Biaya / Manfaat kontribusi Faktor Manusia


Faktor manusia pada akhirnya dapat menghemat waktu dan uang perusahaan. Tetapi
untuk memaksimalkan manfaat yang dicapai dengan menerapkan metode faktor manusia,
kegiatan harus diperkenalkan di awal siklus desain sistem. Sehingga, cara terbaik untuk
menunjukkan nilai faktor manusia kepada manajemen adalah dengan melakukan analisis
biaya dan manfaat (benefit cost analysis).

Namun, analisis faktor manusia kadang-kadang dipandang sebagai pengeluaran tambahan


yang tidak menuai imbalan uang yang sama atau lebih besar dari biaya analisis. Seorang
expert di bidang faktor manusia mungkin diminta untuk membenarkan keterlibatannya dalam
suatu proyek serta secara eksplisit menunjukkan kebutuhan akan adanya biaya tambahan.
Dalam hal ini, analisis biaya manfaat dapat dilakukan untuk menunjukkan kepada manajemen
keuntungan keseluruhan dari upaya yang dilakukan (Alexander, 2002; Bias & Mayhew,
1994; Hendrick, 1996).

Dalam analisis biaya dan manfaat, seseorang menghitung biaya yang diinginkan
berdasarkan upaya faktor manusia dan memperkirakan manfaat potensial dalam hal moneter
(keuangan). Mayhew (1992) memberikan contoh sederhana dari analisis semacam itu seperti
digambarkan pada Tabel 1 yang menunjukkan contoh hipotetis dari biaya melakukan studi
kegunaan untuk prototipe sebuah software (perangkat lunak).

ISYE6188 – Human-Integrated System


Tabel 1. Biaya Hipotetis terkait Studi Kegunaan Sebuah software

1.2 Faktor Manusia dalam Siklus Desain Produk


Salah satu tujuan utama dalam faktor manusia adalah agar mampu mendukung desain
produk dengan cara yang efektif dan tepat waktu, sehingga produk tersebut dapat
mendukung, memperluas, dan mengubah pekerjaan yang dilakukan oleh operator atau para
pengguna (Wixon et al., 1990). Seperti dijelaskan sebelumnya, untuk memberi manfaat
maksimal pada produk akhir, faktor manusia harus dilibatkan sedini mungkin dalam desain
produk (atau sistem) daripada dilakukan sebagai evaluasi akhir setelah desain produk.
Ada banyak model desain sistematis, yang menentukan urutan langkah-langkah untuk
analisis produk, desain, dan produksi (misalnya, lihat Bailey, 1996; Blanchard & Fabrycky,
1990; Dix et al., 1993; Meister, 1987; Shneiderman, 1992) . Model desain produk semuanya
relatif sama dan mencakup tahapan yang mencerminkan kegiatan desain awal atau analisis
ujung-depan, desain produk, produksi, dan uji serta evaluasi lapangan. Model siklus hidup
produk juga menambahkan implementasi, pemanfaatan dan pemeliharaan produk, dan
pembongkaran atau disposal.

Sebagian besar menganggap faktor manusia sebagai langkah “evaluasi produk” yang
dilakukan terutama menjelang akhir proses desain. tetapi pada dasarnya, aktivitas faktor
manusia terjadi dalam banyak tahapan, dan memang sebagian besar analisis faktor manusia
dilakukan lebih awal. Terdapat enam tahap utama faktor manusia dalam siklus hidup produk
meliputi:

ISYE6188 – Human-Integrated System


a. Front End Analysis
b. Desain iteratif dan pengujian
c. Produksi sistem,
d. Implementasi dan evaluasi,
e. Operasi dan pemeliharaan sistem,
f. Sistem disposal.

1.3 User-Centered Design


Perlu menjadi perhatian khusus, sumber data yang digunakan oleh faktor manusia
yang digunakan praktisi dalam mencapai tujuan dalam konsep desain berpusat dan
berorientasi pada para pengguna (User-Centered Design). Cara paling efektif untuk
melibatkan faktor manusia dalam desain produk adalah dengan membuat anggota tim desain
multidisiplin bekerja bersama sejak awal. Hal ini sejalan dengan penekanan industri pada
teknik kolaboratif (Chao, 1993) di mana tim desain terdiri dari anggota berbagai kelompok
fungsional yang bekerja pada produk dari awal hingga akhir. Anggota tim terdiri dari personil
pemasaran, insinyur dan desainer, spesialis faktor manusia, insinyur produksi atau
manufaktur, penyedia layanan, dan satu atau lebih para pengguna/user atau pelanggan. Selain
itu, Untuk proyek-proyek skala besar, banyak sekali tim ahli dibentuk dalam mencapai tujuan
tersebut.
Desain yang berpusat pada para pengguna tidak berarti bahwa para pengguna
mendesain produk atau memiliki kendali atas proses desain. Tujuan spesialis faktor manusia
adalah untuk menemukan desain sistem yang mendukung kebutuhan para pengguna
ketimbang membuat sistem yang harus diadaptasi oleh para pengguna. Desain yang berpusat
pada para pengguna juga diwujudkan dalam sub-bidang yang dikenal sebagai usability
engineering (Gould & Lewis, 1985; Nielson, 1993; Rubin, 1994; Wiklund 1994, 1993).
Usability engineering melibatkan empat pendekatan umum untuk desain yaitu:
a) Fokus awal pada para pengguna dan tugas
b) Pengukuran empiris menggunakan kuesioner, studi kegunaan, dan studi
usabilitas yang berfokus pada data kinerja kuantitatif
c) Desain berulang menggunakan prototipe, di mana perubahan cepat dilakukan
pada desain antarmuka (interface)
d) Desain partisipatif, di mana para pengguna terlibat langsung sebagai bagian
dari tim desain.

ISYE6188 – Human-Integrated System


2. Front-End Analysis
Tujuan dari front-end analysis adalah bagaimana mampu memahami para pengguna,
kebutuhan dan tuntutan situasi kerja. Tidak semua kegiatan dilakukan secara terperinci untuk
setiap proyek. Akan tetapi secara umum, desainer harus dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan berikut sebelum solusi desain dihasilkan pada tahap desain, diantaranya:
a) Siapa para pengguna produk/sistem tersebut? Hal Ini tidak hanya mencakup para
pengguna dalam pengertian secara tradisional, tetapi juga orang-orang yang akan
memproduksi, memelihara, memantau, memperbaiki, dan aktivitas disposal pada
sistem
b) Apa fungsi utama yang harus dilakukan oleh sistem, apakah oleh manusia atau
mesin? Serta, Tugas apa yang harus dilakukan?
c) Bagaimana kondisi lingkungan di mana sistem/produk akan digunakan?
d) Bagaimana preferensi atau persyaratan para pengguna untuk produk tersebut?

2.1 User Analysis


Sebelum analisis lain dilakukan, para pengguna sistem potensial harus dapat
diidentifikasi dan dikarakterisasi untuk setiap tahap siklus hidup sistem. Populasi pengguna
yang paling penting adalah mereka yang akan menjadi para pengguna reguler atau "operator"
produk atau sistem tersebut. Setelah mengidentifikasi karakteristik populasi para pengguna,
perancang juga harus menentukan siapa yang akan menginstalasi atau memelihara sistem
tersebut.
Amat penting untuk membuat deskripsi secara lengkap terkait populasi para pengguna
potensial. Hal ini biasanya mencakup karakteristik seperti usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikan atau kemampuan membaca, ukuran fisik, kemampuan fisik (atau cacat),
keakraban dengan jenis produk, dan keterampilan yang relevan dengan tugas yang
ditentukan. Untuk situasi di mana produk atau sistem sudah ada, salah satu cara desainer
dapat menentukan karakteristik para pengguna utama adalah dengan menggunakan sampel
populasi para pengguna yang tersedia
.
Misalnya, perancang mesin ATM dapat mengukur tipe orang yang saat ini
menggunakan ATM. Namun perlu diperhatikan bahwa jika hanya berfokus bagaimana
menghasilkan deskripsi yang jelas terkait para pengguna yang mampu menggunakan, dan

ISYE6188 – Human-Integrated System


memang menggunakan ATM yang ada, maka hal Ini bukan analisis yang tepat jika tujuannya
adalah untuk menarik, atau merancang untuk para pengguna secara lebih luas.

2.2 Enviromental Analysis


Dalam kebanyakan kasus, karakteristik para pengguna harus dipertimbangkan dalam
kondisi lingkungan tertentu. Misalnya, jika ATM ditempatkan di dalam ruangan, analisis
lingkungan akan mencakup serangkaian faktor yang agak terbatas, seperti jenis akses
misalnya, apakah lokasi dapat diakses kursi roda, Kondisi cuaca seperti apakah akan ada di
lobi jenis area dengan suhu luar dan jenis pakaian yang akan dikenakan orang apakah mereka
akan mengenakan sarung tangan atau lainnya. Analisis lingkungan dapat dilakukan
bersamaan dengan analisis para pengguna dan tugas. Kegiatan atau tugas dasar yang
diidentifikasi dalam analisis tugas harus dijelaskan dengan lingkungan spesifik di mana
kegiatan dilakukan (Wixon et al., 1990)

2.3 Function and Task Analysis


Banyak dari kegiatan analisis front-end menfokuskan pada analisis terperinci dari
fungsi-fungsi yang harus diselesaikan oleh sistem manusia, mesin, lingkungan dan tugas-
tugas yang dilakukan oleh manusia untuk mencapai fungsi-fungsi tersebut. Setelah populasi
para pengguna potensial telah diidentifikasi, spesialis faktor manusia melakukan analisis
fungsi dasar yang dilakukan oleh "sistem" yang dapat didefinisikan sebagai manusia-mesin,
manusia-perangkat lunak, manusia-peralatan-lingkungan, dan hubungan lainnya.

Task Analysis (Analisis tugas) merupakan salah satu alat yang paling penting untuk
memahami para pengguna yang dapat sangat bervariasi dalam tingkat detailnya. Bergantung
pada sifat sistem yang dirancang, spesialis faktor manusia mungkin perlu melakukan analisis
tugas awal (Nielson, 1993), kadang-kadang disebut analisis aktivitas (Meister, 1971). Task
Analysis pada awalnya secara tradisional menentukan pekerjaan, tugas, tugas, dan tindakan
yang akan dilakukan seseorang.
Misalnya, dalam mendesain gergaji rantai, perancang menulis daftar tugas yang harus
dilakukan dengan gergaji. Tugas-tugas harus cukup spesifik untuk memasukkan jenis-jenis
potongan, jenis bahandan sebagainya. Sebagai contoh sederhana, analisis tugas awal untuk
desain ATM dapat menghasilkan daftar tugas yang relatif singkat yang ingin dilakukan oleh

ISYE6188 – Human-Integrated System


para pengguna, seperti menarik & menyetor uang dari rekening giro atau tabungan, dan
menentukan saldo.

Tujuan/Sasaran, fungsi, dan tugas sering membingungkan, tetapi pada prinsipnya


tidaklah sama. Tujuan adalah kondisi akhir atau alasan untuk melakukan tugas. Fungsi
mewakili transformasi umum yang diperlukan untuk mencapai tujuan, dan tugas mewakili
aktivitas spesifik orang yang diperlukan untuk menjalankan suatu fungsi. Tujuan tidak
tergantung pada teknologi, tetapi tetap konstan; Namun, teknologi dapat mengubah tugas
secara substansial. Seringkali sulit untuk membedakan daftar fungsi dari daftar tugas
pendahuluan karena daftar tugas pendahuluan tidak memberikan deskripsi terperinci tentang
apa yang sebenarnya dilakukan orang tersebut. Misalnya, pembuka surat memiliki fungsi
membuka huruf (dan mungkin paket), dan tugasnya adalah membuka surat. Daftar tugas yang
lebih rinci akan menjelaskan subtugas yang terlibat dalam membuka surat itu.
Demikian pula, tujuan dan fungsi kadang-kadang bingung dalam analisis awal sistem
sederhana karena keadaan akhir (misalnya Meminta surat dapat terbuka) sangat mirip dengan
fungsi atau transformasi yang diperlukan untuk mencapai keadaan itu (misalnya Buka surat).
Daftar rangkuman dari analisis tugas pendahuluan seringkali memadai pada awal proses
desain, tetapi analisis tugas yang lebih luas mungkin diperlukan saat proses desain
berlangsung.

Dengan demikian, task analysis (analisis tugas) adalah serangkaian cara


menggambarkan interaksi manusia secara sistematis dengan suatu sistem untuk memahami
bagaimana menyesuaikan tuntutan sistem dengan kemampuan manusia. Langkah-langkah
berikut menjelaskan elemen-elemen dasar dari suatu task analysis
a) Tetapkan tujuan analisis dan identifikasi jenis data yang diperlukan.
b) Kumpulkan data tugas.
c) Ramgkum dan Ringkas data tugas.
d) Analisis data tugas.

Seperti terlihat pada Tabel 2 menunjukkan contoh bagian dari analisis tugas
menggunakan kamera digital.

ISYE6188 – Human-Integrated System


Tabel 2. Part of Task Analysis for Using a Digital Camera

Seperti terlihat pada Gambar 1 yang menjelaskan secara lengkap hirrarki analisa tugas.

Gambar 1. Hirarki dari Task Analysis

Demikian juga Gambar 2 menunjukkan contoh diagram aliran operasi. Sedangkan Gambar 3
memperlihatkan contoh grafik dan matrik.

ISYE6188 – Human-Integrated System


Gambar 2. Diagram operational sequence

Gambar 3. Representasi grafis dan matriks dari arus informasi antar fungsi

ISYE6188 – Human-Integrated System


3. Iterative Design and Testing
Setelah analisis front-end dilakukan, para desainer perlu memiliki pemahaman tentang
kebutuhan para pengguna. Pemahaman ini kemudian harus dikonsolidasikan dan digunakan
untuk mengidentifikasi spesifikasi sistem awal dan membuat prototipe awal. Ketika prototipe
awal dikembangkan, perancang atau tim desain mulai mengkarakterisasi produk secara lebih
terperinci. Spesialis faktor manusia biasanya bekerja dengan para perancang dengan satu atau
lebih pengguna untuk mendukung aspek faktor manusia dari desain yang dirancang.
Umumnya pekerjaan ini merupakan proses menganalisa cara di mana para pengguna harus
melakukan fungsi yang telah dialokasikan untuk manusia. Lebih khususnya, spesialis faktor
manusia melakukan evaluasi fungsi untuk memastikan bahwa mereka memerlukan tindakan
fisik dan kognitif yang berada dalam batas kemampuan manusia. Dengan kata lain,
memungkinan para pengguna atau manusia melakukan fungsinya dengan aman dan mudah.

Evaluasi awal didasarkan pada analisis tugas dan diikuti oleh kegiatan lainnya seperti
evaluasi desain heuristik, studi trade-off, prototyping, dan pengujian kegunaan. Studi evaluasi
memberikan umpan balik untuk membuat modifikasi pada desain atau prototipe. Seringkali,
prototipe awal untuk pengembangan perangkat lunak dibuat dengan menggambar layar
potensial untuk membuat prototipe kertas. Karena prototipe kertas dapat digambar ulang
dengan sedikit biaya sehingga sangat efektif pada awal proses pengembangan karena
memungkinkan untuk mencoba banyak alternatif desain. Prototipe kertas digunakan untuk
memverifikasi pemahaman tentang kebutuhan para pengguna yang diidentifikasi dalam
analisis front-end. Tujuan dari tahap desain ini adalah mampu mengidentifikasi dan
mengevaluasi bagaimana teknologi dapat memenuhi kebutuhan para pengguna dan
memenuhi tuntutan pekerjaan. Redesain dan evaluasi ini berlanjut untuk banyak iterasi,
kadang-kadang sampai 10 atau 20.

Adapun pertanyaan yang dijawab selama tahap proses desain ini meliputi hal berikut:
a. Apakah fitur dan fungsi yang diidentifikasi cocok dengan preferensi user dan
memenuhi persyaratan para pengguna/user?
b. Apakah ada kendala yang ada sehubungan dengan desain sistem?
c. Bagaiman kriteria faktor manusia untuk solusi desain yang diharapkan?
d. Alternatif desain apa yang paling sesuai dengan batasan manusia?

ISYE6188 – Human-Integrated System


Salah satu contohnya adalah penerapan metode QFD (Quality Function Deployment).
Analisis QFD mengidentifikasi kepentingan relatif dari fitur sistem potensial berdasarkan
seberapa baik mereka melayani tujuan para pengguna. Pentingnya fitur potensial dapat
berfungsi sebagai input untuk analisis biaya / manfaat, yang membandingkan fitur desain
yang berbeda sesuai dengan biaya relatif terhadap manfaatnya.Berikut contoh dari QFD
seperti gambar di bawah ini:

Gambar 4. Contoh Matrix QFD

ISYE6188 – Human-Integrated System


Gambar 4. Contoh QFD -(lanjutan)

ISYE6188 – Human-Integrated System


KESIMPULAN

Terdapat beberapa teknik yang digunakan oleh faktor manusia untuk memahami
kebutuhan pengguna dan merancang sistem untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Desainer
menggunakann teknik analisis front-end untuk mengidentifikasi pengguna, kebutuhan
pengguna, dan tugas-tugas lainnya agar menciptakan desain yang mampu berpusat pada
teknologi dan penggunanya. Sehingga, langkah penting dalam merancang sistem yang
berpusat pada pengguna adalah menyediakan kriteria faktor manusia untuk desain. Banyak
dari kriteria ini bergantung pada karakteristik persepsi, kognitif, dan kontrol manusia.

ISYE6188 – Human-Integrated System


DAFTAR PUSTAKA
Wickens, C. D., Lee, J. D., Liu, Y., & Gordon-Becker, S. E. (2014). An Introduction to
Human Factors Engineering. (2). Pearson. ISBN 13: 978-1-292-02231-4

Mark R. Lehto and Steven J. Landry. (2013). Introduction to Human Factors and Ergonomics
for Engineers, Second Edition. CRC Press. ISBN 13: 978-1-4665-8416-7.

Robert Schmitt, Björn Falk, Sebastian Stiller. 2014. Advances in Product Technology.
(https://bit.ly/2r3YzHW)

ISYE6188 – Human-Integrated System

Anda mungkin juga menyukai