Human-Integrated System
Topic 2
Design and Evaluation Methods
1. Mahasiswa mampu menerapkan konsep desain dan metode evaluasi dalam masalah
sistem terintegrasi manusia
Sebagai mana terlihat dalam kehidupan sehari-hari, sebagian besar produk dan sistem
masih dirancang dan diproduksi tanpa pertimbangan faktor manusia yang memadai. Para
desainer cenderung berfokus terutama pada teknologi dan fitur-fiturnya tanpa sepenuhnya
mempertimbangkan para penggunaan produk dari sudut pandang manusia. Desain yang
buruk adalah umumnya karena produk menjadi lebih canggih secara teknologi, tetapi
cenderung lebih sulit untuk digunakan.
Tidak sulit untuk memahami mengapa para insinyur kurang senang menerima hasil
analisis faktor manusia. Para insinyur telah berinvestasi dalam desain, jelas percaya pada
desain, dan sering enggan menerima rekomendasi faktor manusia. Proses memasukkan atau
menambahkan analisis faktor manusia pada akhir fase desain produk secara inheren
menempatkan setiap orang yang terlibat saling berselisih satu sama lain. Karena investasi
dalam desain awal dan resistensi perancang untuk berubah, hasilnya seringkali merupakan
produk yang tidak terlalu berhasil dalam mendukung kinerja, kepuasan, dan keselamatan
manusia.
Dalam analisis biaya dan manfaat, seseorang menghitung biaya yang diinginkan
berdasarkan upaya faktor manusia dan memperkirakan manfaat potensial dalam hal moneter
(keuangan). Mayhew (1992) memberikan contoh sederhana dari analisis semacam itu seperti
digambarkan pada Tabel 1 yang menunjukkan contoh hipotetis dari biaya melakukan studi
kegunaan untuk prototipe sebuah software (perangkat lunak).
Sebagian besar menganggap faktor manusia sebagai langkah “evaluasi produk” yang
dilakukan terutama menjelang akhir proses desain. tetapi pada dasarnya, aktivitas faktor
manusia terjadi dalam banyak tahapan, dan memang sebagian besar analisis faktor manusia
dilakukan lebih awal. Terdapat enam tahap utama faktor manusia dalam siklus hidup produk
meliputi:
Task Analysis (Analisis tugas) merupakan salah satu alat yang paling penting untuk
memahami para pengguna yang dapat sangat bervariasi dalam tingkat detailnya. Bergantung
pada sifat sistem yang dirancang, spesialis faktor manusia mungkin perlu melakukan analisis
tugas awal (Nielson, 1993), kadang-kadang disebut analisis aktivitas (Meister, 1971). Task
Analysis pada awalnya secara tradisional menentukan pekerjaan, tugas, tugas, dan tindakan
yang akan dilakukan seseorang.
Misalnya, dalam mendesain gergaji rantai, perancang menulis daftar tugas yang harus
dilakukan dengan gergaji. Tugas-tugas harus cukup spesifik untuk memasukkan jenis-jenis
potongan, jenis bahandan sebagainya. Sebagai contoh sederhana, analisis tugas awal untuk
desain ATM dapat menghasilkan daftar tugas yang relatif singkat yang ingin dilakukan oleh
Seperti terlihat pada Tabel 2 menunjukkan contoh bagian dari analisis tugas
menggunakan kamera digital.
Seperti terlihat pada Gambar 1 yang menjelaskan secara lengkap hirrarki analisa tugas.
Demikian juga Gambar 2 menunjukkan contoh diagram aliran operasi. Sedangkan Gambar 3
memperlihatkan contoh grafik dan matrik.
Gambar 3. Representasi grafis dan matriks dari arus informasi antar fungsi
Evaluasi awal didasarkan pada analisis tugas dan diikuti oleh kegiatan lainnya seperti
evaluasi desain heuristik, studi trade-off, prototyping, dan pengujian kegunaan. Studi evaluasi
memberikan umpan balik untuk membuat modifikasi pada desain atau prototipe. Seringkali,
prototipe awal untuk pengembangan perangkat lunak dibuat dengan menggambar layar
potensial untuk membuat prototipe kertas. Karena prototipe kertas dapat digambar ulang
dengan sedikit biaya sehingga sangat efektif pada awal proses pengembangan karena
memungkinkan untuk mencoba banyak alternatif desain. Prototipe kertas digunakan untuk
memverifikasi pemahaman tentang kebutuhan para pengguna yang diidentifikasi dalam
analisis front-end. Tujuan dari tahap desain ini adalah mampu mengidentifikasi dan
mengevaluasi bagaimana teknologi dapat memenuhi kebutuhan para pengguna dan
memenuhi tuntutan pekerjaan. Redesain dan evaluasi ini berlanjut untuk banyak iterasi,
kadang-kadang sampai 10 atau 20.
Adapun pertanyaan yang dijawab selama tahap proses desain ini meliputi hal berikut:
a. Apakah fitur dan fungsi yang diidentifikasi cocok dengan preferensi user dan
memenuhi persyaratan para pengguna/user?
b. Apakah ada kendala yang ada sehubungan dengan desain sistem?
c. Bagaiman kriteria faktor manusia untuk solusi desain yang diharapkan?
d. Alternatif desain apa yang paling sesuai dengan batasan manusia?
Terdapat beberapa teknik yang digunakan oleh faktor manusia untuk memahami
kebutuhan pengguna dan merancang sistem untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Desainer
menggunakann teknik analisis front-end untuk mengidentifikasi pengguna, kebutuhan
pengguna, dan tugas-tugas lainnya agar menciptakan desain yang mampu berpusat pada
teknologi dan penggunanya. Sehingga, langkah penting dalam merancang sistem yang
berpusat pada pengguna adalah menyediakan kriteria faktor manusia untuk desain. Banyak
dari kriteria ini bergantung pada karakteristik persepsi, kognitif, dan kontrol manusia.
Mark R. Lehto and Steven J. Landry. (2013). Introduction to Human Factors and Ergonomics
for Engineers, Second Edition. CRC Press. ISBN 13: 978-1-4665-8416-7.
Robert Schmitt, Björn Falk, Sebastian Stiller. 2014. Advances in Product Technology.
(https://bit.ly/2r3YzHW)