Anda di halaman 1dari 10

e-ISSN: 2745-6072

p-ISSN: 2745-6064
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Maju UDA
Universitas Darma Agung Medan

TINJAUAN KRIMINOLOGI MENGENAI KETIMPANGAN RELASI KUASA DAN


RELASI GENDER DALAM KASUS KEKERASAN SEKSUAL

Oleh
1)
Nanci Yosepin Simbolon
Ria Sintha Devi 2)
Alusianto Hamonangan 3)
4)
Muhammad Yasid
Universitas Darma Agung, Medan 1,2,3,4)
E-mail:
nancisimbolon123@gmail.com 1)
kokriasintha@gmail.com 2)
alusiantohamonangan@gmail.com 3)
yasidfakultashukum@gmail.com 4)

ABSTRACT
Currently, there is a lot of sexual violence happening in the educational environment, with
the average victim being a woman and the perpetrators of sexual violence being people who
are known to the victim or someone close to the victim. Where the occurrence of sexual
violence is always related to the inequality of gender relations and power relations which
always makes the perpetrators in a superior position and the victim in an inferior position.
The method used in this study is a normative juridical method. In the occurrence of sexual
violence in the educational environment, the victim as the aggrieved party needs protection,
and the government has tried to provide protection through several laws and regulations
such as Permendikbud Number 30 of 2021 concerning the Prevention and Handling of
Sexual Violence . The Law on the Elimination of Sexual Violence and other regulations as
well as several theories of the causes of crime from criminologists.
Keywords: Criminology, Gender Relations, Power Relations, Sexual Violence

ABSTRAK
Saat ini sedang banyak terjadi kekerasan seksual di lingkungan pendidikan, dengan rata-rata
korban adalah seorang perempuan dan rata-rata pelaku kekerasan seksual adalah orang yang
dikenal oleh korbannya ataupun orang terdekat korban. Dimana dalam terjadinya kekerasan
seksual ini selalu berkaitan dengan adanya ketimpangan relasi gender dan relasi kuasa yang
selalu membuat pelakunya berada dalam posisi superior dan korbannya berada dalam posisi
inferior. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode yuridis normatif. Dalam
terjadinya kekerasan seksual di lingkungan pendidikan maka korban sebagai pihak yang
dirugikan membutuhkan suatu perlindungan, dan pemerintah telah berusaha memberikan
perlindungan melalui beberapa peraturan perundang-undangan seperti Permendikbud Nomor
30 tahun 2021 Tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS). Undang-
Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (UU PKS) dan peraturan- peraturan lainnya serta
beberapa teori sebab-sebab terjadinya kejahatan dari para tokoh kriminolog.
Kata Kunci: Kriminologi, Relasi Gender, Relasi Kuasa, Kekerasan Seksual

JURNAL PENGABDIAN kepada MASYARAKAT, Volume 3, No 3, (2022) Oktober : 1-10 1


e-ISSN: 2745-6072
p-ISSN: 2745-6064
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Maju UDA
Universitas Darma Agung Medan

1. PENDAHULUAN sebaliknya kesalahan bagi ujung


Kekerasan intim ialah sesuatu penglihatan sosiologis merupakan sesuatu
wujud kesalahan kesusilaan, yang dimana wujud aksi ataupun aksi laris orang yang
kesalahan kesusilaan ini bisa dimaksud tidak hanya mudarat sang pengidap
dengan sesuatu kesalahan yang ataupun dengan tutur lain korban, pula
berhubungan dengan tingkah laku amat mudarat warga yang menimbulkan
seseorang orang yang lagak ataupun watak lenyapnya penyeimbang, ketentraman,
serta tingkah laku nya itu menyimpang serta pula kedisiplinan. Banyaknya
serta pula menyimpang ketentuan, permasalahan kekerasan intim yang
ketentuan dalam perihal ini merupakan mengenai kalangan wanita meyakinkan
sesuatu ketentuan yang diresmikan oleh kalau kesenjangan dalam kedekatan
sesuatu badan ataupun penguasa yang kelamin itu betul terdapatnya, dimana pria
bertabiat menata serta butuh ditaati pula lebih berkuasa jadi pelakon. Kesenjangan
dilaksanakan. Di dalam Buku Hukum kedekatan kelamin pula mempunyai ikatan
Hukum Kejahatan Ayat XIV Novel II ada yang kokoh dengan tutur toxic masculinity
18 (8 simpati) tipe kesalahan yang masuk ataupun membesar- besarkan kedudukan
dalam jenis kesalahan kepada kesusilaan, dari kelamin pria. Terdapatnya
kesalahan sendiri bisa dibedakan lewat 2 kesenjangan kedekatan kelamin ini bisa
(dua) ujung penglihatan yang berlainan memunculkan sesuatu wujud pembedaan
serta bagi R. Soesilo sudutyang lagak kepada wanita. Indonesia sudah
ataupun watak serta aksi laris nya itu mensupport Kesepakatan Penghapusan
menyimpang serta pula menyimpang Seluruh Wujud Pembedaan kepada Wanita
ketentuan, ketentuan dalam perihal ini ataupun Convention on Elimination of All
merupakan sesuatu ketentuan yang Forms of Discrimination against Women
diresmikan oleh sesuatu badan ataupun (CEDAW) semenjak 22 tahun kemudian,
penguasa yang bertabiat menata serta lewat Hukum No 7 Tahun 1984.
butuh ditaati pula dilaksanakan. Di dalam Dimana pada tahun 1967
Buku Hukum Hukum Kejahatan Ayat XIV Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) sudah
Novel II ada 18 (delapan belas) tipe menghasilkan Keterangan yang berisikan
kesalahan yang masuk dalam jenis mengenai Penghapusan Pembedaan
kesalahan kepada kesusilaan, kesalahan kepada wanita. Dalam keterangan itu muat
sendiri bisa dibedakan lewat 2 (dua) ujung hak serta pula peranan wanita bersumber
penglihatan yang berlainan serta bagi R. pada pertemuan hak dengan pria, oleh
Soesilo ujung penglihatan itu berbentuk sebab itu seharunya telah tidak terdapat
ujung penglihatan yuridis serta pula ujung lagi kesenjangan kedekatan kelamin di
penglihatan sosiologis. penglihatan itu Indonesia. Tidak hanya kedekatan
berbentuk ujung penglihatan yuridis serta kelamin, kedekatan daya pula
pula ujung penglihatan sosiologis. mempengaruhi kepada terbentuknya
Dimana kesalahan bagi ujung sesuatu permasalahan kekerasan intim
penglihatan yuridis merupakan sesuatu dimana umumnya pelakon mempunyai
wujud aksi ataupun aksi laris seseorang daya ataupun menggenggam kontrol penuh
orang yang berlawanan dengan sesuatu atas korbannya. Kekerasan intim
peraturan ataupun sesuatu hukum, senantiasa sama dengan pelakon kesalahan

2 TINJAUAN KRIMINOLOGI MENGENAI KETIMPANGAN RELASI KUASA DAN RELASI


GENDER DALAM KASUS KEKERASAN SEKSUAL
1) 4)
Nanci Yosepin Simbolon , Ria Sintha Devi 2), Alusianto Hamonangan 3), Muhammad Yasid
e-ISSN: 2745-6072
p-ISSN: 2745-6064
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Maju UDA
Universitas Darma Agung Medan

serta korban, pula senantiasa membidik kesalahan bisa dibedakan jadi 2 bagian
pada sesuatu peraturan hukum, hingga dari ialah aspek dalam serta aspek external,
itu pada riset ini pengarang memilah pada biasanya kesalahan itu berawal dari
meninjau kasus yang terdapat lewat ilmu dalam diri sang pelakon, ataupun bisa
kriminologi. Dalam bahasa latin crimen dibilang selaku fakto dalam yang ialah
mempunyai maksud penjahat serta logos faktor- faktor yang ada pada tiap orang
mempunyai maksud wawasan hingga bisa semacam baya, kelamin, peran orang,
disimpulkan kalau ilmu kriminologi pembelajaran orang pula agama yang
merupakan ilmu yang menekuni mengenai dianut oleh orang itu. Serta kesenjangan
kesalahan atau penjahat, dengan ruang kedekatan kelamin ataupun kedekatan
lingkup yang mencakup faktor- faktor daya bisa di golongkan selaku aspek dalam
ataupun sedi- segi terpaut dengan adanya sebab perihal itu berawal dari dalam diri
sesuatu kesalahan serta pula fokus mencari sang pelakon. Sebaliknya aspek yang
sesuatu sebab- musabab tampaknya berawal dari luar diri sang pelakon bisa
kesalahan. dibilang selaku aspek eksternal, sebab
aspek ini berpokok akar pada area orang
2. TINJAUAN PUSTAKA semacam durasi kesalahan, tempat
Kriminologi timbul pada kesalahan, serta lain- lain. Bila diamati
pertengahan era ke- 19, dimana pada lebih lanjut hal kesenjangan yang terjalin
tahun 1876 sudah dikemukakan hasil dalam permasalahan kekerasan intim,
pelacakan dari Cesare Lombroso hal sepatutnya pelakon mengetahui
filosofi atavisme serta jenis jenis penjahat terdapatnya norma- norma yang
bersama timbulnya filosofi yang ditegakkan di Indonesia serta seharunya
bertepatan dengan ikatan kausalitas keadaan yang menyangkut kesusilaan
bersama- sama dengan figur Enrico Ferri tidak butuh terjalin. Norma norma sudah
yang melahirkan gerakan area dari lama diaplikasikan dengan tujuan buat
kesalahan. Kriminologi pada medio era dijadikan suatu referensi atau utama
XX sudah bawa sesuatu pergantian kaidah buat menata seorang dalam
pemikiran. Pada awal mulanya kriminologi
berkelakuan laris di kehidupan warga,
menyelediki kausa kesalahan dalam warga serta norma- norma yang ada di Indonesia
serta setelah itu mulai berpindah pada cara antara lain:
pembuatan sesuatu perundang- undangan
1) Norma agama, ialah prinsip orang
yang berawal dari kewenangan( Negeri)
yang berasal dari Tuhan Yang
selaku pemicu timbulnya suatu kesalahan
Maha Satu, isi dari norma ini
bersama penjahat- penjahat terkini di
merupakan sesuatu perintah,
dalam warga. Krimonologi merupakan
anutan serta pula pantangan. Tiap
ilmu yang memfokuskan atensi pada
penganut agama beriktikad kalau
faktor- faktor pemicu terbentuknya sesuatu
mereka yang menaati serta
kesalahan, ilmu kriminologi pula
menghindari pantangan Tuhan
bermaksud buat mengatakan corak dari
hendak mendapatkan kehidupan
pelakon kesalahan.
Dalam ilmu krimonologi aspek
yang bagus, sedangkan ganjaran 2) Norma kesusilaan, norma ini
dari pelanggaran norma ini berasal langsung dari batin batin
merupakan suatu kesalahan. orang, mendesak orang buat

JURNAL PENGABDIAN kepada MASYARAKAT, Volume 3, No 3, (2022) Oktober : 1-10 3


e-ISSN: 2745-6072
p-ISSN: 2745-6064
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Maju UDA
Universitas Darma Agung Medan

senantiasa melakukan bagus serta dari 3 bagian yang mencakup orang, yang
menghidari suatu kesalahan. Bila maksudnya merupakan kemampuan kejam
seorang melanggar norma ini, yang sudah terdapat dalam diri sang
ganjaran yang legal merupakan pelakon ataupun bisa dibilang kalau
suatu penyanggahan kekecewaan, kesalahan bisa diakibatkan oleh aspek dari
celaan dari orang dekat, pula orang itu sendiri semacam baya, tipe
diasingkan oleh warga. norma ini kemaluan, situasi intelektual, serta metode
legal dengan cara umum sebab berasumsi orang itu. Sosial, merupakan
karakternya menempel pada diri akibat dari area dimana umumnya perihal
perseorangan, serta norma ini legal ini diakibatkan sebab terdapatnya
dimanapun serta kapanpun. pergaulan diantara orang yang ialah insan
3) Norma sopan santun, norma ini sosial, namun bila orang ini merambah
terdapat sebab sesuatu Kerutinan, lingkup sosial yang kurang baik hingga
kelaikan, pula kepantasan yang tiap pertemuan sosial nya merupakan
legal di warga, serta berasal dari penjerumusan tiap- tiap orang ke dalam
pergaulan orang. suatu kesalahan yang bisa disimpulkan
4) Norma hukum, ialah sesuatu norma kalau akibat sosial merupakan akibat dari
yang berasal dari negeri ataupun terdapatnya pergaulan yang bagus ataupun
sesuatu penguasa yang sudah diatur yang kurang baik. Yang terakhir
dalam sesuatu Hukum, norma ini merupakan raga, Yang yang ialah akibat
bertabiat memforsir serta area alam ataupun aspek bawaan tiap
bermaksud buat mencegah orang yang ilustrasinya membidik pada
kebutuhan seorang. Karakternya kaum bangsa seorang.
yang memforsir dengan suatu Filosofi yang lain merupakan
ganjaran jelas ialah keunggulan filosofi dari figur A. Lacassagne ialah
norma ini, sebab negeri berdaulat filosofi Ajaran Perancis ataupun Ajaran
buat mendesakkan aturan- aturan Area, dimana baginya" yang berarti
hukum supaya dipatuhi serta untuk merupakan kondisi sosial di sekitar kita,
banyak orang yang berperan kondisi sosial sekitar kita merupakan
melawan hukum hingga hendak sesuatu pembuahan buat kesalahan; bakteri
diancam dengan ganjaran kejahatan merupakan sang penjahat, serta sesuatu
pula kompensasi. faktor yang terkini memiliki maksud bila
Kekerasan intim bagi Worl Health menciptakan pembuahan yang buatnya
Organization( World Health Organization) bertumbuh". Dari filosofi A. Lacassagne
ialah suatu aksi yang dicoba dengan tujuan itu bisa disimpulkan kalau kesalahan bisa
buat mendapatkan sesuatu aksi intim terjalin ataupun bisa timbul sebab
ataupun aksi lain yang ditunjukan pada terdapatnya sesuatu pembuahan yang
seksualitas seorang dengan sesuatu disebabkan oleh kondisi sosial, pembuahan
desakan serta tanpa memandang status dalam perihal ini artinya merupakan
hubungannya dengan korban terdapatnya sesuatu cara menyesuaikan
Bagi Enrico Ferri kesalahan terdiri diri yang pada kesimpulannya
memunculkan sesuatu kemauan buat cara tidak langsung mensupport
melakukan kejam. Pembuahan itu bisa terbentuknya sesuatu kesalahan, semacam
terjalin sebab kondisi sosial yang dengan ilustrasi yang sudah dikemukakan lebih

4 TINJAUAN KRIMINOLOGI MENGENAI KETIMPANGAN RELASI KUASA DAN RELASI


GENDER DALAM KASUS KEKERASAN SEKSUAL
1) 4)
Nanci Yosepin Simbolon , Ria Sintha Devi 2), Alusianto Hamonangan 3), Muhammad Yasid
e-ISSN: 2745-6072
p-ISSN: 2745-6064
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Maju UDA
Universitas Darma Agung Medan

dahulu dimana terjalin suatu permasalahan ataupun guna pembiakan, dengan cara
pelecehan di salah satu universitas dimana menuntut, berlawanan dengan kemauan
peristiwa itu berjalan disebuah ruangan seorang, yang menimbulkan seorang itu
yang notabene nya tertutup serta membuat tidak sanggup membagikan persetujuan
sang pelakon lapang melaksanakan dalam kondisi leluasa, sebab kesenjangan
kelakuan bejatnya itu. Kekerasan intim kedekatan daya serta atau ataupun
bagi Artikel 5 Permendikbud No 30 Tahun kedekatan kelamin, yang menyebabkan
2021 merupakan sesuatu aksi yang dicoba beban ataupun kesusahan dengan cara
bagus dengan cara lisan, nonfisik, raga raga, kejiwaan, serta kehilangan dengan
serta ataupun lewat teknologi data serta cara ekonomi, sosial adat ataupun politik".
komunikasi. Serta yang saat ini lagi gempar terjalin
merupakan kekerasan intim di area
3. METODE PELAKSANAAN pembelajaran, tidak memandang apakah
Metode yang digunakan dalam
itu sekolah bawah, sekolah menengah
pelaksanaan pengabdian kepada
awal, sekolah menengah atas, akademi
masyarakat ini adalah dengan metode
besar, serta apalagi kasusyang sangat
nmenarasikan data yang sudah didapat
mencengangkan bermacam pihak
dan data tersebut dihadirkan dengan
merupakan terdapatnya kekerasan intim di
penjelasan deskriptif
area pembelajaran agama ialah madrasah.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Bumi pembelajaran sepatutnya jadi tempat
Kekerasan intim merupakan yang nyaman untuk seluruh orang yang
seluruh aksi berbentuk perkataan ataupun tengah menempuh pembelajaran, terlebih
aksi yang hendak serta sudah dicoba oleh dalam aspek pembelajaran agama dimana
seorang dengan arti memahami, memforsir sepatutnya banyak orang yang merambah
pula memalsukan orang lain supaya ikut pembelajaran itu memperoleh ilmu yang
serta dalam kegiatan intim yang tidak bagus terlebih dalam ilmu agama.
dikehendaki. Perbuatan- perbuatan yang Namun yang nampak oleh semua
bisa dibilang selaku kekerasan intim warga merupakan bumi pembelajaran saat
merupakan sesuatu aksi yang di dalamnya ini telah tidak dapat jadi tempat yang
ada sedi- segi berarti hal kekerasan intim, nyaman lagi, nyaman dalam arti seorang
ada 2( 2) pandangan ialah: 1) pandangan sepatutnya bisa berlatih serta berkembang
pemaksaan yang berarti tidak hendak serta dengan bagus dalam edukasi serta
tidak terdapatnya sesuatu persetujuan dari pengawasan para pakar di bidangnya tanpa
salah satu pihak ataupun yang lazim terdapatnya perlakuan pembedaan, yang
diucap dengan korban; 2) korban tidak dimaksud selaku wujud tindakan yang
sanggup ataupun apalagi belum senantiasa diskriminatif, mengucilkan pula
membagikan persetujuan dikala kekerasan melaksanakan pemisahan yang dicoba atas
intim itu terjalin. Bagi Artikel 1 UU PKS bawah tipe kemaluan dengan tujuan buat
kekerasan intim merupakan" tiap aksi yang kurangi apalagi mengahapuskan
mengurangkan, menghinakan, melanda pengakuan, penikmatan serta pemakaian
serta atau ataupun aksi yang lain kepada
badan, ambisi intim seorang, serta atau
hak asas orang serta pula independensi kehidupan. Pula perlakuan abusive, yang
yang lain dalam bermacam pandangan dimaksud selaku perlakuan yang dicoba

JURNAL PENGABDIAN kepada MASYARAKAT, Volume 3, No 3, (2022) Oktober : 1-10 5


e-ISSN: 2745-6072
p-ISSN: 2745-6064
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Maju UDA
Universitas Darma Agung Medan

seorang selaku usaha buat memahami serta berkaitan dengan kedekatan kelamin
mengatur pihak yang lain dengan sikap merupakan sangat kerap di lakukan tutur“
yang minus, yang umumnya dipadati toxic masculinity” ataupun membesar-
dengan suatu kekerasan lisan, raga, apalagi besarkan kedudukan dari seseorang pria,
intim. yang umumnya melahirkan asumsi kalau
Kekerasan intim bisa digolongkan laki laki wajib lebih menang dari rival
kedalam sesuatu wujud kekerasan rupanya, yang pada kesimpulannya
berplatform kelamin( kelamin based memperkenalkan keinginan buat
violence) yang maksudnya merupakan mempunyai kedekatan daya kepada area
sesuatu aksi yang bisa memunculkan dekat serta menimbulkan desakan buat
ataupun menyebabkan suatu kehancuran senantiasa tampak menang, kokoh serta
ataupun beban bagus raga, kejiwaan serta pula hebat.
seksualitas seorang, yang didalamnya ada Toxic Masculinity sering kali
faktor pemaksaan, perebutan independensi terjalin serta sangat kerap diaplikasikan
ataupun sesuatu bahaya yang dibarengi oleh warga sendiri, dimana umumnya
dengan aksi khusus. Sebab mayoritas dari pihak laki laki ditempatkan selaku pihak
korban kekerasan intim merupakan yang superior ataupun menang yang tidak
seorang dengan kelamin wanita, hingga ini jauh dengan tutur pimpinan, atasan serta
amat akrab kaitannya dengan terdapatnya lain- lain yang berkaitan dengan posisi
kesenjangan kedekatan kelamin. menang. Perihal itu terus menjadi
Kedekatan kelamin sendiri dimaksud menguatkan pemikiran aku selaku
selaku sesuatu ikatan sosial antara pria pengarang kalau kedekatan kelamin pula
serta wanita yang dibangun dengan cara jadi aspek kokoh atas terbentuknya
sosial serta adat dalam melaksanakan kekerasan intim, Simone de Beauvoir
seluruh perihal, ikatan kelamin ini seseorang filsuf wanita serta figur
umumnya hendak berbeda- beda feminisme Prancis mempunyai pemikiran
bersamaan berjalannya durasi serta kalau wanita tidak memiliki hak atas
pemikiran antara warga satu serta warga dirinya sendiri, atas badan serta
yang yang lain. bila diamati dari pemikiran pikirannya, apalagi kesantunan juga wajib
feminisme, kekerasan intim yang membiasakan dengan kemauan area
berplatform kelamin ini terjalin sebab ataupun komunitas yang dalam perihal ini
pandangan sang pelakon yang senantiasa merupakan pria. Baginya wanita
mempunyai pemikiran kepada keberadaan merupakan si" liyan" yang tidak cuma
seseorang wanita yang dimana umumnya berlainan namun terencana di perlakukan
wanita di tempatkan selaku pihak yang beda serta eksklusif oleh pria bagus
inferior ataupun lebih kecil serta atau dengan cara perorangan ataupun dalam
ataupun kecil diri serta di tempatkan wujud sistem pula angka, tutur" liyan"
selaku pihak yang submisif pula adem dimaksud selaku wujud yang dikira
ayem, perihal itu terus menjadi abnormal, tidak normal serta tidak biasa.
memarginalkan posisi para wanita serta Kedekatan kelamin ialah sesuatu
membuat para wanita rentan hadapi penghadapan yang pada kesimpulannya
kekerasan intim. Perihal yang lain yang jadi adat serta terus menjadi membudaya
di kehidupan warga bagus dalam aspek ekonomi, politik serta hukum yang
sosial, adat, pembelajaran, bahasa, dijalani, dilembagakan, serta apalagi di

6 TINJAUAN KRIMINOLOGI MENGENAI KETIMPANGAN RELASI KUASA DAN RELASI


GENDER DALAM KASUS KEKERASAN SEKSUAL
1) 4)
Nanci Yosepin Simbolon , Ria Sintha Devi 2), Alusianto Hamonangan 3), Muhammad Yasid
e-ISSN: 2745-6072
p-ISSN: 2745-6064
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Maju UDA
Universitas Darma Agung Medan

sosialisasikan lewat seluruh institusi yang serta pula wawasan.


senantiasa ikut serta di dalam kehidupan Di dalam Peraturan Dewan Agung
warga semacam keluarga, warga, tempat No 3 Tahun 2017 mengenai Prinsip
kegiatan, sekolah, agama serta lain- lain. Memeriksa Masalah Wanita Yang
Superioritas pria atas wanita bisa diucap Berdekatan Dengan Hukum menarangkan
pula dengan" patriarki" yang maksudnya kalau kedekatan daya merupakan sesuatu
merupakan suatu sistem sosial yang kedekatan yang bertabiat hierarkis,
senantiasa menaruh pria selaku pemegang ketidaksetaraan serta atau ataupun
kewenangan penting serta memimpin ketergantungan suatu status sosial adat,
dalam kedudukan. wawasan atau pembelajaran serta atau
Adat patriarki sudah tertancap ataupun ekonomi yang hendak
dalam prinsip warga Indonesia, dimana memunculkan kewenangan pada salah satu
pada kesimpulannya cuma memunculkan pihak kepada pihak yang lain dalam
serta menyebabkan pelemahan hendak kondisi kedekatan dampingi kelamin
bagian wanita serta terus menjadi alhasil mudarat salah satu pihak yang
memantapkan bagian pria. Bila adat mempunyai posisi lebih kecil. Ada 2( 2)
patriarki lalu menembus ditanamkan faktor berarti dalam kedekatan daya yang
dalam kehidupan tiap hari, hingga sebutan dituturkan selaku selanjutnya: Watak
toxic masculinity tidak hendak sempat Hierarkis, yang mencakup posisi dampingi
dapat dihilangkan. Tutur patriarki sendiri orang yang lebih kecil ataupun apalagi
berawal serta berasal dari sesuatu lebih besar dalam sesuatu golongan
penafsiran kecil yang merujuk pada sistem ataupun tanpa golongan, Watak
yang dengan cara historis berawal dari Ketergantungan, yang maksudnya salah
hukum Yunani serta pula Romawi, dimana satu pihak hendak tergantung pada pihak
disitu kepala rumah tangga merupakan yang lain sebab status sosial, adat,
seseorang pria yang mempunyai wawasan atau pembelajaran, ekonomi.
kewenangan hukum ataupun ekonomi Jalan yang terhambur di alat
yang telak atas semua badan keluarga merupakan kalau dikala itu korban selaku
tercantum pula para budak yang jadi mahasiswa hendak melaksanakan edukasi
tanggungannya. skripsi di area kampus dengan dosen itu,
Sebab sama dengan kewenangan tetapi korban merasa tidak aman kala
serta seluruh suatu yang menang pria pelakon mulai menanya hal keadaan yang
ataupun pelakon kekerasan intim ini sering bertabiat pribadi sampai melaksanakan
kali menggunakan kedekatan daya nya, kontak raga dengan korban. Sang pelakon
bagi Foucault bersumber pada teorinya ini luang memberi tahu balik korban atas
ialah kedekatan daya yang dimaksud asumsi kontaminasi julukan bagus hingga
selaku" kewenangan tidak bisa dipisahkan kesimpulannya sang pelakon diresmikan
dari wawasan, sebab dengan terdapatnya selaku terdakwa. Perihal itu jadi fakta
kewenangan hendak menciptakan kalau kesenjangan kedekatan daya jadi
wawasan serta wawasan hendak dibangun aspek kokoh terbentuknya kekerasan intim
oleh kewenangan", maksudnya ada di area pembelajaran.
kedekatan energik diantara kewenangan Fakta kesenjangan kedekatan daya
yang lain merupakan pemerkos- aan yang Administrator Mahasiswa di salah satu
dicoba seseorang demisioner badan Tubuh universitas kepada 3( 3) mahasiswa

JURNAL PENGABDIAN kepada MASYARAKAT, Volume 3, No 3, (2022) Oktober : 1-10 7


e-ISSN: 2745-6072
p-ISSN: 2745-6064
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Maju UDA
Universitas Darma Agung Medan

terkini( maba) yang pula menjajaki terus menjadi dekat orang itu dengan
rekrutmen pada badan itu, apalagi salah kesalahan. Seorang yang ceroboh hendak
satu korban berterus terang di rudapaksa agama bisa menimbulkan keagamaan nya
oleh sang pelakon, dimana korban berterus jadi lemas, bila itu terjalin hendak
terang kalau pelakon memforsir korban gampang sekali orang melaksanakan
berkaitan dikala korban dalam era haid. keadaan kurang baik, Area sosial, perihal
Permasalahan itu merupakan fakta kalau ini berhubungan dengan kehidupan di area
seorang dengan daya penuh ataupun warga. Orang merupakan insan sosial yang
seorang yang mempunyai posisi lebih ialah badan dari warga, area amat
menang hendak lebih leluasa mempengaruhi pada mutu hidup seorang
melaksanakan perihal apapun, sekalipun paling utama dalam pembuatan
itu merupakan perihal yang minus serta kepribadian, bila seorang hidup dalam area
apalagi mudarat pihak lain pula mengusik pidana, yang maksudnya banyak sekali
situasi pihak lain bagus raga ataupun perbuatan pelakon kesalahan di area itu,
kejiwaan. hingga tidak bisa di bantah kalau orang itu
Banyak kasus- kasus kekerasan hendak menjajaki aksi laris serta pola
intim yang berkuasa terjalin sebab kehidupan banyak orang disekitarnya,
kesenjangan kedekatan daya pula Pergaulan, perihal ini amat mempengaruhi
kedekatan kelamin, tidak hanya sebab dalam pembuatan kepribadian seorang.
aspek kesenjangan kedekatan daya Bila seorang bersahabat dengan pemadat
ataupun kedekatan kelamin banyak aspek narkoba hingga lama- kelamaan beliau
pemicu terbentuknya kekerasan intim. hendak mulai menjajalnya, perihal itu
Sebagian aspek itu merupakan: kemauan, dilandasi sebab rasa penasaran dengan
merupakan sesuatu keinginan yang timbul perihal yang senantiasa beliau temui nyaris
dari dalam diri sang pelakon, umumnya setiab harinya, Teknologi, kemajuan
keinginan ini amat kokoh dorongannya teknologi bawa akibat besar untuk setiab
alhasil sang pelakon hendak amat terobsesi kehidupan, terdapat akibat positif pula
buat melaksanakan perihal itu. misalnya minus. Bila kita bisa mengatur diri kita
seorang menyaksikan sesuatu segmen supaya bisa memakai tegnologi dengan
ataupun insiden yang dengan cara tidak bijaksana hingga akibat itu hendak jadi
langsung sudah memunculkan ambisi yang amat profitabel untuk diri kita. Namun bila
sedemikian itu kokoh buat menjiplak kemajuan tegnologi cuma dipakai buat
perihal itu, Peluang, merupakan sesuatu keadaan kurang baik, hingga perihal itu
kondisi yang membolehkan atauSangat cuma hendak mudarat serta memunculkan
mensupport buat terbentuknya suatu tindakan- tindakan tidak baik.
kesalahan berbentuk kekerasan intim.
Misalnya area yang hening, hendak
5. SIMPULAN
membuat pelakon terus menjadi lapang
Kekerasan intim dimaksud selaku
dalammenjalankan aksinya, Keagamaan,
sesuatu aksi yang dicoba oleh seorang
perihal ini berhubungan dengan agama
yang bisa dibilang mempunyai posisi lebih
ataupun ikatan antara manusia dengan
berkuasa dibanding seseorang yang lain.
tuhan. Bagi filosofi ini, terus menjadi jauh
ikatan seorang dengantuhannya hingga
aksi itu berbentuk suatu perkataan ataupun aksi yang membidik pada kegiatan intim

8 TINJAUAN KRIMINOLOGI MENGENAI KETIMPANGAN RELASI KUASA DAN RELASI


GENDER DALAM KASUS KEKERASAN SEKSUAL
1) 4)
Nanci Yosepin Simbolon , Ria Sintha Devi 2), Alusianto Hamonangan 3), Muhammad Yasid
e-ISSN: 2745-6072
p-ISSN: 2745-6064
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Maju UDA
Universitas Darma Agung Medan

yang pastinya tidak dikehendaki oleh salah pelampiasan hak korban begitu juga
satu pihak, pihak yang tidak menginginkan diartikan pada bagian 1 ialah peranan
ini bisa diucap selaku korban. Kekerasan negeri serta dilaksanakan cocok dengan
intim terdapat sebab terbentuknya suatu situasi serta keinginan korban. Buat
desakan, bahaya, ataupun ancaman dari menanggulangi serta membasmi kekerasan
salah satu pihak pada pihak yang lain. intim ini pastinya menginginkan
Amat banyak permasalahan yang lagi serta kedudukan dari seluruh golongan warga,
lagi korbannya merupakan seseorang mulai dari liabel kepada area dekat pula
wanita, serta tidak tidak sering pula wanita mulai hirau pada orang lain.
selaku korban sedang kerap disalahkan Kemudian terdapat metode yang
oleh bermacam pihak, misalnya busana lain ialah lewat tata cara pendekatan, yang
korban yang dikira sangat terbuka, ataupun awal merupakan tata cara pendekatan sah
style serta metode berdialog nya ataupun dimana di tingkatan nasional bisa berupa
gerak- gerik badannya yang seakan hukum ataupun peraturan sejenisnya serta
memancing pelakon kesalahan. Lalu di tingkatan badan ataupun di tingkatan
dimana wanita wajib hidup dengan leluasa, lembaga- lembaga khusus bisa berupa
nyaman serta aman tanpa ruang yang peraturan yang legal di dalam lingkup itu.
terbatas serta senantiasa dibatasi oleh Kemudian yang kedua merupakan tata cara
pihak lain, pada permasalahan semacam pendekatan individual- psikologis yang
ini dimana korban kerap disalahkan malah berbentuk pendampingan kepada korban
cuma terus menjadi menaikkan catatan untuk memperbaiki situasi raga serta
jauh wanita selaku korban kekerasan kejiwaan korban.
intim.
Dalam pasal 1 ayat 4 6. DAFTAR PUSTAKA
Permendikbud No 30 Tahun 2021 Buku
dituturkan kalau" penangkalan merupakan Abintoro Prakoso, Pembaruan Sistem
aksi ataupun metode ataupun cara yang Peradilan Pidana Anak, CV.
dicoba supaya seorang ataupun Aswaja, Surabaya: 2016.
segerombol orang tidak melaksanakan Abdul Wahid dan Muhammad Irfan,
Kekerasan Intim di area akademi besar". Perlindungan Terhadap Korban
Seluruh wujud usaha dalam penangkalan, Kekerasan Seksual (Advokasi atas
serta pula penyelesaian kekerasan sudah Hak Asasi Perempuan),
dicoba oleh penguasa, bila kekerasan intim Cet.Kesatu, PT Refika Aditama,
terjalin hingga penguasa atau badan yang Bandung, 2001.
berhubungan butuh mencermati situasi Ahmad Redi dan Ibnu Sina Chandranegara
korban, sebab korban lah yang amat (Ed), Segi Hukum Terhadap
dibebani dalam perihal itu. Salah satu Implikasi Covid-19 Di Indonesia:
wujud perhatian penguasa tertera dalam Hasil Pemikiran Kritis Pimpinan
Artikel 22 RUU PKS yang mangulas hal APPTHI, Penerbit Kencana,
hak korban, pasal 22 ayat 1 mengatakan Jakarta: 2020.
hak korban yang mencakup hak atas A Muktie Fadjar, Tipe Negara Hukum,
penindakan, hak atas proteksi, serta hak Bayumedia Publishing, Malang:
atas penyembuhan. Kemudian di dalam
Artikel 22 bagian 2 pula dituturkan kalau"

JURNAL PENGABDIAN kepada MASYARAKAT, Volume 3, No 3, (2022) Oktober : 1-10 9


e-ISSN: 2745-6072
p-ISSN: 2745-6064
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Maju UDA
Universitas Darma Agung Medan

2004. Edisi Desember 2020.


Rohani Budi Prihatin, Dina Martiany, H. Hafrida dan Helmi, Perlindungan
Mohammad Mulyadi, Sali Susiana, Korban melalui Kompensasi
Penghapusan Kekerasan Seksual Dalam Peradilan Pidana Anak,
Dalam Berbagai Perspektif (Pusat Jurnal Bina Mulia Hukum, Edisi
Penelitian Badan Keahlian DPR RI 5 Cet. Ke-1, 2020.
2017) 115. Herni Widanarti Raesa Astiti Putri.,
Romli Atmasasmita, Teori dan Kapita Yunanto, „Pengangkatan Anak
Selekta Kriminologi (Refika Warga Negara Indonesia Oleh
Aditama 2018) 5. Orang Tua Angkat Dalam
Soetandyo Wigjosoebroto, Kejahatan Perkawinan Campuran Di
Kesusilaan dan Pelecehan Indonesia (Studi Kasus:
Seksual Dalam Prespektif Sosial Pengangkatan Dalam Kasus
Budaya, Pelecehan Angeline Di Bali)‟, Jurnal
Seksual:Pergumulan Antara Diponogoro Law Review, Vol.5,
Tradisi Hukum dan Kekuasaan, No. 2, 2016
Yogyakarta: Fakultas Hukum UII, Irwan Safaruddin Harahap, Perlindungan
1995 Hukum Terhadap Anak Korban
Teguh Prasetyo dan Abdul Hlmim Kejahatan Seksual dalam
Baraktullah, Filsafat, Teori & Perspektif Hukum Progresif,
Ilmu Hukum: Pemikiran Menuju Jurnal Media Hukum, Vol. 23,
Masyarakat yang Berkeadilan No.1, Edisi Juni 2016.
dan Bermartabat, Lilik Purwastuti Yudaningsih, Pengaturan
PT.RajaGrafindo Persada, Tindak Pidana Inses Dalam
Jakarta: 2016. Perspektif Kebijakan Hukum
Teguh dan Aria, Hukum Pidana Horizon Pidana, Jurnal Inovatif, Vol. VII,
baru Pasca Reformasi, No. II, Edisi Mei 2014.
RajaGrafindo Persada, Jakarta: Perundang-Undangan
2011. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Winarno, Paradigma Baru Pendidikan (KUHP)
Kewarganegaraan Panduan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3
Kuliah Di Perguruan Tinggi, Tahun 2017 tentang Pedoman
Bumi Aksara, Jakarta: 2007. Mengadili Perkara Perempuan Yang
Artikel Jurnal Berhadapan Dengan Hukum
Anis Soraya, Binahayati Rusyidi, & Permendikbud Nomor 30 Tahun 2021
Maulana Irfan, Perlindungan Tentang Pencegahan dan
Terhadap Anak Korban Penanganan Kekerasan Seksual
Trafficking, Prosiding KS: RISET (PPKS)
& PKM, Vol. 2, No.1, 2018. Undang-Undang Penghapusan Kekerasan
Diana Yusyanti, Perlindungan Hukum Seksual (RUU PKS)
Terhadap Anak Korban Dari
Pelaku Tindak Pidana Kekerasan
Seksual, Jurnal Penelitian
HukumDe Jure, Vol. 20, No. 4,

10 TINJAUAN KRIMINOLOGI MENGENAI KETIMPANGAN RELASI KUASA DAN RELASI


GENDER DALAM KASUS KEKERASAN SEKSUAL
1) 4)
Nanci Yosepin Simbolon , Ria Sintha Devi 2), Alusianto Hamonangan 3), Muhammad Yasid

Anda mungkin juga menyukai