Anda di halaman 1dari 25

PENDEKATANDANMODEL-MODELPEMBELAJARAN

PendekatanpembelajaranmenurutSyaifuddinSagala(2005:68),adalajalanyangakanditempuholeh
guru dan siswa dalam mencapai tujuaninstruksional untuk suatu satuan
instruksionaltertentu.ModelpembelajaranmenurutSlavin(2010),adalahsuatuacuankepadasuatu
pendekatanpembelajarantermasuktujuannya,sintaksnya,lingkungannya,dansistempengelolaany
a.

1. PendekatanSaintifik
Pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran berbasis proses keilmuan.
Kriteriapendekatansaintifikdalampembelajaranadalah:
a. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan
denganlogikaataupenalarantertentu;bukansebataskira-
kira,khayalan,legenda,ataudongengsemata.
b. Penjelasanguru,responsiswa,daninteraksiedukatifguru-
siswaterbebasdariprasangkayangserta-
merta,pemikiransubjektif,ataupenalaranyangmenyimpangdarialurberpikirlogis.
c. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis,dantepat
dalammengidentifikasi,memahami,memecahkanmasalah,danmengaplikasikanmateripe
mbelajaran.
d. Mendorong dan menginspirasi siswa untuk mampu berpikir hipotetik dalam
melihatperbedaan,kesamaan,dantautansatusamalaindarimateripembelajaran.
e. Mendorongdanmenginspirasisiswamampumemahami,menerapkan,danmengembangka
npolaberpikiryangrasionaldanobjektifdalammeresponmateripembelajaran.
f. Berbasispadakonsep,teori,dan faktaempirisyangdapatdipertanggungjawabkan.
g. Tujuanpembelajarandirumuskansecarasederhanadanjelas,namunmenariksistempenyaji
annya.
Langkah-langkahpendekaransantifikdalampembelajaransebagaiberikut,

LangkahPembelajaran KegiatanBelajar Kompetensi


yangdikembang
kan
1.MENGAMATI( Membaca, Melatih
OBSERVING)
mendengar,menyimak,melih kesungguhan,ketelitian,men
at(tanpaataudenganalat) cariinformasi
2.MENANYA(QUES Mengajukanpertanyaantent Mengembangkan
TIONING) ang informasi yang kreativitas,rasa ingin tahu,
tidakdipahamidariapayangdi kemampuanmerumuskanpe
amatiataupertanyaanuntuk rtanyaanuntukmembentukpi
kirankritis yang perlu untuk
mendapatkaninformasi hidupcerdasdanbelajarsepan
tambahan janghayat
tentangapayangdiamati(dim
ulaidaripertanyaanfaktualsa
mpai kepertanyaan
yangbersifathipotetik)
3.MENGUMPULKANINFORM - Melakukaneksperimen Mengembangkan sikap
ASI/ - Membaca sumber teliti,jujur,sopan,menghargai
lainselainbukuteks pendapatoranglain,kemamp
MENCOBA(EXPERIMENTI - Mengamati uan
NG) objek/kejadian berkomunikasi,menerapkan
- Aktivitas kemampuanmengumpulkani
nformasimelaluiberbagaicar
wawancaradengannarasu ayang
mbe dipelajari,mengembangkan
kebiasaanbelajardanbelajarse
panjanghayat.

4.MENGOLAHINFORMASI/ - Mengolahinformasiyangsu Mengembangkan sikap


MENALAR/ dahdikumpulkanbaikterba jujur,teliti,disiplin,taataturan
MENGASOSIASI(ASSOCIAT tasdarihasilkegiatanmeng ,kerjakeras,kemampuanmen
ING) umpulkan/ erapkanprosedurdankemam
eksperimenmaupunhasild puan berpikir
arikegiatanmengamatidan induktifsertadeduktifdalam
kegiatan menyimpulkan.
mengumpulkaninformasi.
- Pengolahaninformasiyang
dikumpulkandariyangbersi
fatmenambahkeluasanda
nkedalamansampai

kepadapengolahaninform
asiyangbersifatmencarisol
usidariberbagaisumberyan
gmemilikipendapatyangbe
rbedasampaikepadayangb
ertentangan

5. MENGOMUNIKASI -Menyampaikan Mengembangkan sikap


jujur,teliti, toleransi,
KAN(COMUNICATING) hasilkonseptualisasidalam kemampuanberpikir
bentuklisan,tulisan,diagra
m,bagan,gambarataumedi sistematis,mengungkapkanp
alainnya,baik endapatdengansingkatdanjel
as,dan
mengembangkan
hasilkerjaindividumaupun kemampuan berbahasa
kelompok; yangbaikdanbenar
-
Pesertadidiksalingmember
ikantanggapanterhadap

presentasiindividuataukel
ompoklain dan guru
memberikanpenilaian

2. PedekatanTematik
Modelpembelajarantematikadalahpembelajaranyangmenggunakantemauntukmengaitkanb
eberapamatapelajaransehinggadapatmemberikanpengalamanbelajarbermakna kepada
peserta didik di SD kelas rendah. Pembelajaran tematik akan terjadi jikaeksplorasi dari suatu
tema yang merupakan inti dalam pembelajaran berjalan secara wajar.Selain itu dibutuhkan
juga peran aktif siswa dalam eksplorasi tema tersebut agar
dapatdipelajaridenganmudah.Kegiatanpembelajaranakanberlangsungdiseputartemakemudi
anakanmembahaskonsep-konseppokokyangterkaitdengantemayangdiusung.
Adapaun karakteristik dan kelebihan pendekatan tematik menurut beberapa ahli
yaitu;KarakteristikdaripembelajarantematikmenurutTimPengembangPGSD(1997:3-
4)adalahsebagaiberikut:
a. Holistik, Suatu gejala atau peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam
pembelajarantematikdimulaidandikajidaribeberapabidangstudisekaligus,tidakdarisudut
pandangyangterkotak-kotak.
b. Bermakna,Pengkajiansuatufenomenadariberbagaimacamaspeksehinggamemungkinkan
terbentuknya semacam jalinan antar schemata yang dimiliki oleh siswayang pada
gilirannyananti akan memberikan dampak kebermaknaan dari materi yangdipelajari.
c. Otentik,Pembelajarantematikmemungkinkansiswamemahamisecaralangsungkonsepdari
prinsip yang ingin dipelajari. Mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri,
hasildariinteraksinyadenganfaktadanperistiwasecaralangsung,bukansekedardasilpember
itahuan guru. informasi dan pengetahuan yang diperoleh sifatnya menjadi lebihotentik.
d. Aktif,Pembelajarantematikpadadasarnyadikembangkandenganberdasarkepadapendekat
andiskoveriinkuiri.Siswaperluterlibatsecaraaktifdalamprosespembelajaran,mulaidaripere
ncanaan,pelaksanaanhinggaprosesevaluasi.
SedangkankarakteristikmodelpembelajarantematikdiSekolahDasarmenurutTimPuskur(2007:7)a
dalah;
(1) berpusatpadasiswa,
(2) memberikanpengalamanlangsung,
(3) pemisahanmatapelajarantidakbegitujelas,
(4) menyajikankonsepdariberbagaimatapelajaran,
(5) bersifatfleksibel,
(6) hasilpembelajaransesuaidenganminatdankebutuhansiswa,dan
(7) menggunakanprinsipbelajarsambilbermain danmenyenangkan.
Menurut Tim pengembang PGSD dalam Trianto (2007;12) pembelajaran tematik
memilikibeberapakelebihansebagaiberikut:
(1)Pengalamandankegiatanbelajaranakakanrelevandengantingkatperkembangannya,
(2)Kegiatanyangdipilihsesuaidenganminatdankebutuhananak,
(3)Kegiatanbelajarakanmenjadilebihbermakna,
(4)Keterampilanberfikiranakberkembangdalamprosespembelajarantematik,
(5)Kegiatanbelajarmengajarbersifatpragmatissesuaidenganlingkungananak,dan(6)
Keterampilansocialanakakandapatlebihberkembangsecaraoptimal.
Langkah-langkahmodelpembelajarantematikdiSD
1. TahapPerencanaan
a. PemetaanKompetensiDasar
Kegiatanpemetaaninidilakukanuntukmemperolehgambaransecaramenyeluruhdanutuht
entangsemuastandarkompetensi,kompetensidasardanindikatordari
berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan
yangdilakukandalampemetaankompetensidasaradalah:
1) Penjabaranstandarkompetensidankompetensidasarkedalamindicator;Melakukan
kegiatan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar
darisetiapmatapelajarankedalamindikator.
2) Menentukan Tema; Dalam menentukan tema dapat dilakukan dengan dua
cara,yaitu (a) mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
terdapatdalammasing-
masingmatapelajaran,dilanjutkandenganmenentukantemayangsesuai,dan(b)me
netapkanterlebihdahulu72tema-temapengikatketerpaduan,untuk menentukan
tema tersebut, guru dapat bekerjasama dengan peserta
didiksehinggasesuaidenganminatdankebutuhananak.
3) Mengindentifiakasi dan menganalisis standar kompetensi, kompetensi dasar
danindicator;LakukanidentifikasidananalisisuntuksetiapStandarKompetensi,Kom
petensi Dasar danindikator yang cocok untuk setiap tema sehingga
semuastandarkompetensi,kompetensidasardanindikatorterbagihabis.
b. PengembanganJaringanTema
Menetapkan jaringan tema dengan menghubungkan kompetensi dasar dan
indikatordengan tema pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut maka akan
terlihat
kaitanataratema,kompetensidasardanindikatordarisetiapmatapelajaran.Jaringantem
ainidapatdikembangkansesuaidenganalokasiwaktusetiaptema.
c. MenyusunSilabus
Hasil seluruh proses yang telah silakukan pada tahap-tahap sebelumnya
dijadikandasar dalam penyusunan silabus. Komponen silabus terdiri dari standar
kompetensi,kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, alat dan sumber serta
penilaianatauevaluasi.
d. MenyusunRencanaPembelajaran(RPP)
Rencanapembelajaranmerupakanrealisasidaripengalamanbelajarsiswayangtelahdite
tapkan dalam silabus pembelajaran. Komponen rencana pembelajaran
tematikmeliputi:
1) Identitasmatapelajaran(namamatapelajaranyangakandipadukan,kelas,semester,

danwaktu/banyaknyajampertemuanyang dialokasikan).
2) Kompetensidasardanindikatoryang akandilaksanakan.

3) Materipokokbesertauraiannyayangperludipelajarisiswadalamrangkamencapaiko
mpetensi dasardanindikator.
4) Strategipembelajaran(kegiatanpembelajaransecarakonkretyangharusdilakukan

siswa dalam berinteraksi denganmateri pembelajarandan sumberbelajar untuk


menguasai kompetensi dasar dan indikator, kegiatan ini
tertuangdalamkegiatanpembukaan/eksplorasi,inti/elaborasidanpenutup/
konfirmasi).
5) Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian
kompetensidasar,sertasumberbahanyangdigunakandalam
kegiatanpembelajarantematiksesuaidengankompetensidasaryang harus dikuasai.
6) Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan
untukmenilaipencapaian belajar pesertadidiksertatindaklanjuthasilpenilaian)
2. TahapPelaksanaan
a. Kegiatanpembukaanataupendahuluan/eksplorasi
Kegiatan ini dilakukan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran sebagai
upayamendorong siswa memfokuskan diri agar mampu mengikuti proses
pembelajarandengan baik. Sifat dari kegiatan pembukaan ini adalah untuk
pemanasan. Pada tahapini dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak
tentang tema yang
akandisajikanmisalnyadenganbercerita,bernyanyiataukegiatanfisik/jasmani.
b. Kegiataninti/elaborasi
Dalamkegiataninidifokuskanpadakegiatan-
kegiatanyangbertujuanuntukpengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung.
Penyajian bahan pembelajarandilakukan dengan menggunakan berbagai strategi
atau metode yang bervariasi
dandapatdilakukansecaraklasikal,kelompokkecilataupun perorangan.
c. Kegiatanpenutup/konfirmasi
Sifatdarikegiatanpenutupiniadalahuntukmenenangkandanmengakhiripembelajaran.
Kegiatanpenutupdapatdilakukandenganmenyimpulkanataumenyampaikanhasil
pembelajaranyangtelahdilakukan.
3. TahapEvaluasi
Menurut Departemen Pendidikan Nasional (1996:6) dalam tahap evaluasi
hendaknyamemperhatikanprinsipevaluasipembelajarantematiksebagaiberikut:
1) Memberikesempatankepadasiswauntukmelakukanevaluasidiridisampingbentukeval

uasilainnya.
2) Guruperlumengajakparasiswauntukmengevaluasiperolehanbelajaryangtelahdicapaib

erdasarkankriteriakeberhasilan pencapaiantujuan yangakandicapai.


3) Penilaiandilakukansecaraterusmenerusdanselamaprosespembelajaranberlangsung.
4) Penilaiandilakukandenganmengacu padaindikatordarimasing-
masingkompetensidasardanhasilbelajardarimatapelajaran.
5) Hasilkaryasiswadapatdigunakansebagaibahanmasukangurudalammengambilkeputus
an
Adapun alat penilaian yang yang dapat digunakan dalam pembelajaran tematik
dapatberupa tes dan non tes. Tes mencakup tertulis, lisan atau perbuatan, catatan
harianperkembangan siswa dan portofolio. Pada pembelajaran tematik penilaian
dilakukanuntuk mengkaji ketercapaian kompetensi dasar dan indikator pada tiap mata
pelajaranyang terdapat pada tema yang diajarkan. Dengan demikian penilaian tidak lagi
terpadumelalui tema, melainkan sudah terpisah-pisah sesuai dengan kompetensi dasar,
hasilbelajardanindikatormatapelajaran.
3. PendekatanSTEM
Pendekatan STEM adalah pendekatan yang memadukan dua atau lebih disiplin ilmu
STEMyakni Science, Technology, Engineering and Mathematics ke dalam sebuah
pembelajaran.NSSESatauNationalSTEMSchoolEducationStrategy(2015)menyatakanbahwaba
gipesertadidik,STEMbertujuanuntukmengembangkanketerampilandalampemikirancrossdisc
iplinary,keterampilankolaborasi,pemikirankritisdankreatif,sertapemecahan
masalah dan teknologi. Semua keterampilan ini termasuk keterampilan yang penting
dalamabad21.
Penerapan STEM dapat berhasil jika didukung oleh model pembelajaran yang
menuntutpesertadidikbekerjasecarakelompokuntukmenyelesaikan masalah
dalamkehidupansehari-hari. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan
tersebut adalahPjBL atau yang disebut dengan Project-Based Learning (Laboy-Rush, 2011;
Permanasari,2016).DedovetsdanRodionov(2015)jugamengemukakanbahwapendidikanSTE
Mmerupakanpendekatanbaru dalampendidikandenganmenggunakanmodelPjBL.
ManfaatbelajarmelaluipendekatanSTEM:
1. Mendorongsiswauntukmembuatkeputusanmerekasendiri,mengembangkanketerampilan
kreatif mereka dan mengevaluasi pencapaian mereka sendiri di sepanjangjalan.
2. Membantu siswa untuk menjadi orang muda yang penuh hormat, refleksif dan
emosionaldan mempromosikan semangat kritis yang menjadikan mereka protagonis aktif
dalamproses belajar-mengajarmerekasendiri.
3. Mahasiswamampumenjadigenerasimudayangdemokratis,partisipatif,suportif,bahagiadan
berkomitmen

Contohproyekpada pembelajaranSTEM:

1. Rancanglahdenahrumahidamanmu!
2. Buatlahbrosur tentangpromosiwisatadidaerahtempattinggalmu!
3. Temukanlah pola untuk menentukan jatuh pada hari apakah Kemerdekaan
Indonesiapadatahun2024!

4. PendekatanSTEAM
STEAM adalah sebuahpendekatan pembelajaran terpaduyang mendorong siswa
untukberpikir lebih luas tentang masalah di dunia nyata. STEAM juga mendukung
pengalamanbelajaryangberartidanpemecahanmasalah,danberpendapatbahwasains,teknolo
gi,
teknik,senidanmatematikasalingterkait.DalamSTEAM,sainsdanteknologidapatdiartikanmelal
uisenidanteknik,termasukjugakomponenmatematika.
KomponendalamSTEAMyaitu;
1. Pemecahanmasalahmelalui inovasidandesain
2. Keterkaitanantaraasesmen,rencanabelajardanstandarpembelajaran
3. KombinasilebihdarisatusubjekdalamSTEAMdankegunaannyadalamseni
4. Lingkunganpembelajaranyangkolaboratifdanprocessbasedlearning
5. Fokuspadahal–halyangterjadidikehidupan

Dalam model pendidikan STEAM, seni tidak hanya dianggap sebagai subjek tersendiri,
tetapisebagaititikakseskesemuamatapelajaranlainnya,danjugasebagaiinovasi.

ManfaatpembelajaranSTEAM,ialah;

1. Manfaat model pembelajaran STEAM bisa diketahui dari kegunaanya untuk


menjawabtantangan zaman yang serba cepat. Karena apabila pembelajaran ini
diimplementasikan,siswakedepannyaakanlebih mudahuntukberadaptasidenganzaman.
2. Selain itu dengan memanfaatkan pembelajaran STEAM, guru atau lembaga
pendidikanakanmembantukemajuansistempendidikanIndonesia.

Langkah-langkahatausintakpembelajarSTEAM,antaralain:

Pada pembelajaran STEAM sesungguhnya tidak ada langkah-langkah atau biasa


bernamasintaks. InidisebabkanSTEAMbukanlahsebuahmodelpembelajaran.

Namunlebihpadapendekatan,dimanaaluryangbiasadigunakanuntukpendekatanSTEAMini
adalah dengan terminologi EDP yakni Engineering Design Process yang artinya
adalahteknikmendesainproses(aktivitas membuatkarya).

Pada perkembangannya EDP mempunyai banyak perkembangan oleh para pakar.


NamunEDPmempunyaialuryang lebihumum,diantaranyaadalah:

1. Rumusanmasalah.
2. Mendesainpemecahanmasalah.
3. Menciptakandanmengembangkanmodel.
4. Memakaimodel.
5. Evaluasi.
6. Komunikasidanmelakukanrefleksi.
5. ModelPembelajaranPerubahanKonseptual(ConceptualChange)
Modelbelajarperubahankonseptualmerupakansalahsatumodelpembelajaranyangmenganut
paham konstruktivis. Konstruktivisme memberikan penekanan kepada
pebelajaruntukmengkonstruksendiripengetahuanyangakandipelajaridenganmemperhatikan
pengetahuanawaldaninteraksidenganlingkungan.Fase-
fasemodelpembelajaranperubahankonseptual tersebutsebagaiberikut;
4. Orientasi (orientation). Pebelajar diberi kesempatan untuk mengembangkan
motivasidalammempelajarisuatutopik.Pebelajardiberikesempatanuntukmengadakanobs
ervasiterhadaptopikyang akandipelajari
5. Pemunculan ide (elicitation of ideas). Pebelajar dibantu mengungkapkan idenya
secarajelasdenganberdiskusi,menulis,membuatposter,danlain-
lain.Pebelajardiberikesempatan untuk mendiskusikan masalah yang diobservasi, dalam
wujud lisan, tulisan,gambarataupunposter.
6. Penyusunanulangide(restructuringofideas),meliputiaktivitasyangmemberikesempatanke
padapebelajaruntuk:
a) Klarifikasiide(clarificationandexchange):salingbertukarpikirandenganteman.
b) Memunculkansituasikonflik(exposuretoconflictsituation):ketikaberhadapandengan
ide-ide lain, seseorang dapat terangsang untuk merekonstruksi idenya
kalautidakcocokatausebaliknya, menjadilebihyakin bilagagasannyacocok.
c) Membangun ide yang baru (construction of new ideas). Ini terjadi bila dalam
diskusiituidenyabertentangandenganidelainatauidenyatidakdapatmenjawabpertanya
an–pertanyaanyang diajukanteman-teman.
d) Mengevaluasi ide baru (evaluation): Kalau dimungkinkan, ada baiknya bila ide
yangbarudibentukitudiujidengansuatupercobaanataupersoalanyang baru.
e) Penerapan ide (application of ideas). Ide atau pengetahuan yang telah dibentuk
olehpebelajar perlu diaplikasikan pada bermacam-macam situasi yang dihadapi. Hal
iniakan membuat pengetahuan pebelajar lengkap dan bahkan lebih rinci dengan
segalamacampengecualiannya.
f) Review perubahan ide (review change in idea). Pebelajar mengkaji ulang peru-
bahanidedengancaramembandingkanideyangtelahdipelajaridengan ideawal.
Modelpembelajaraninidapatmengembangkanempatkompetensiutamayangharusdimilikisisw
acalonguru;
1) kompetensiprofesionalberkaitandengandampakinstruksionaldarimodelpembelajaran,
yaitu penguasaan materi secara luas dan mendalam (berpikir kritis
dankreatif),yangterkaitdengankonsep,prinsip,dan teoridalamdisiplin ilmu.
2) kompetensi keperibadianberkaitandengan kemampuan melakukanrefleksi,
disiplin,tekun,mandiri,danmengendalikianemosi.
3) kompetensisosialberkaitandengankemampuanberkomunikasi,bekerjasama,demokrasi,d
anmenghargai pendapatoranglain.
4) kompetensi profesional merupakan kemampuan siswa untuk merancang
pembelajarandan menerapkan model pembelajaran perubahan konseptual secara
adaptif yang dapatdigunakanketikamerekamengajar.
Beberapa metode yang digunakan adalah tanya jawab, diskusi, demonstrasi, simulasi,
daneksperimen.
ContohpenerapanpadamaterihimpunandiSMP
1. Orientasi: Guru meminta siswa menuliskan anggota himpunan bilangan asli dan
anggotahimpunanbilangancacah.Lalusiswadimintamembandingkananggotahimpunanbil
anganaslidengananggotahimpunanbilangancacah.
(Jawab:A={1,2,3,4,5,...}danC={0,1,2,3,4,5,...}
2. Pemunculan ide: Guru meminta siswa secara individual menjawab pertanyaan
berikut;“Apakah dapat disimpulkan bahwa banyak anggota himpunan bilangan asli lebih
sedikitdaribanyakanggotahimpunanbilangancacah?”
3. Penyusunanulang ide
a. Klarifikasiide:Gurumemintasiswamendiskusikanjawabannyadalamkelompok/
berpasangan.(Berdasarkan penelitian,umumnyasiswamenjawab“ya”)
b. Memunculkansituasikonflik:Gurumemintasiswamenyebutkansyaratduahimpunan
finit yang ekivalen. (Jawaban yang diharapkan: dua himpunan
dikatakanekivalenjikaterdapatkorespondensisatu-
satuantarakeduaanggotahimpunantersebut). Lalu guru mengajukan pertanyaan:
“Apakah dapat dibuat korespondensisatu-
satuantarahimpunanbilanganaslidenganhimpunanbilangancacah?”.
(Diharapkanterjadikonflikkognitif):
c. Membangunidebaru:Gurumemintasiswamenyimpulkanhubunganantarhimpunanbila
ngancacahdenganbilangan asli, ekivalen atau tidak. Lalugurumemberikaninformasi
bahwa kata yang tepat digunakan untuk himpunan infinit adalah
bilangankardinalataukardinalitas,bukanbanyakanggotahimpunan.Jadidisimpulkankar
dinalitas himpunan bilangan asli sama dengan kardinalitas himpunan bilangancacah.
d. Mengevaluasiidebaru:Gurumemintasiswamenyelesaikansoal-
soalbaruyangterkaitdenganekivalensiduahimpunan.
4. Penerapan ide: ide atau pengetahuan yang telah terbentuk diaplikasikan pada
berbagaisituasi
5. Memeriksaperubahanide:Gurumemintasiswamelakukanrefleksidengancaramembanding
kanideyang dipelajaridenganideawal.
6. ModelPembelajaranQuantum (QuantumTeaching)
Porter(2001)menjelaskanbahwaQuantum Teachingmerupakancarabelajaryangbaikbagiguru
untuk membina dan membentuk watak anak didik. Peran guru lebih dari sekedarpemberi
ilmu pengetahuan. Guru adalah rekan belajar, model, pembimbing, fasilitator,
danpenggugah kesuksesan pebelajar. Azas utama Quantum Teaching adalah “bawalah
duniamerekakeduniakitadanantarduniakitakeduniamereka”.
QuantumTeachingberisilimaprinsip,yaitusebagaiberikut;
1. Segalanyaberbicara,Maksudnya,segalasesuatuyangtimbuldarilingkungankelas,seperti
intonasi guru dan ruang kelas, semuanya merupakan informasi yang
mengirimpesantentang belajar.
2. Segalanya bertujuan, Maksudnya, semua yang dipraktekkan, disampaiakan guru,
sertayang terjadi dalam proses belajar mempunyai tujuan tersendiri dalam
meningkatkankualitaspembelajaran.Dikelas,tujuanyangsamabagiseluruhpebelajaradalah
mengembangkankecakapandalammatapelajaran,menjadipelajaryangbaik,sertamengem
bangkanketerampilanyang dimiliki.
3. Pengalaman sebelum pemberian nama, Maksudnya, proses paling baik terjadi
ketikapebelajartelahmenjalani(mengetahui)terlebihdahuluinformasisebelummerekame
mperolehnamauntukapayangdipelajaridalamprosesbelajar mengajardikelas.
4. Akui setiap usaha, Maksudnya, setiap usaha yang ditempuh oleh pebelajar
selayaknyamendapatkanpengakuandariguruyang bersangkutan
5. Jika layak dipelajari layaklah dirayakan, Maksudnya, guru memberikan umpan balik
bagikemajuandanmeningkatkanasosiasiemosipositifdenganbelajarkepadapebelajar.
Selanjutnya Porter (2001) menjelaskan enam kerangka perancangan Quantum
Teaching,Dalamproses belajarmengajar,kerangkaTANDURpenulisrumuskansepertiberikut.
1. Tumbuhkan
Gurumenumbuhkanminatbelajarsiswadenganmemuaskan―apakahmanfaatbagiku‖,yait
u manfaat mempelajari suatu konsep bagi siswa. Untuk itu, guru menjelaskan
tujuanpembelajarandanmanfaatnyabagisiswa.
2. Alami
Guru meminta siswa menyelesaikan masalah real (nyata) secara individu atau
kelompokdenganmemanfaatkansumberbelajar/alat/bahan.Gurumemberikanbimbingan
kepadasiswa “seperlunya” ketika siswa menyelesaikan masalah real dan memberikan
komentaratau penguatan. Pada langkah ini guru juga dapat memberikan pertanyaan-
pertanyaanyangmerangsangberpikirsiswadanmengarahkansiswauntuklebihmemahamip
ermasalah yang diberikan sehingga mereka dapat menyelesaikannya. Setelah
siswamenyelesaikantugaskelompokatau
individu,gurumemintasiswamenjelaskanjawaban
terhadappermasalahyangdiberikandanmempresentasikannyadalamkelompokataudidep
ankelas.
3. Namai
Guru memberikan nama konsep/simbol/definisi/rumus/algoritma yang terkait
denganmasalahyang telahdiselesaikansiswapadalangkah2
4. Demonstrasi
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan masalah-
masalahbaruyang miripdenganmasalahsebelumnyasebagailatihan.
5. Ulangi
Selanjutnya guru bersama siswa merangkum materi yang telah dipelajari melalui
tanyajawabdengansiswa
6. Rayakan
Gurumemberikanpenghargaanberupapujianatauhadiahseperti“gambarbintang”bagisisw
aataukelompokyangmenyelesaikanmasalahdengantepatdanmemberikansemangat bagi
siswa yang kurang aktif serta memberikan nilai pada buku latihan ataulembarkuis.
ContohPembelajaranKonsepLimitdiSMA
1. Tumbuhkan: Guru menjelaskan bahwa siswa akan mempelajari nilai fungsi yang
didekatisuatutitikdariarahkiri dankanan.
2. Alami:Siswadimintamenggambarsketsagrafikfungsiyangkontinudanfungsiyangtidakkonti
nu, dan menentukan nilai suatu fungsi yang didekati oleh titik tertentu dari kiri
dankanan,apakahnilai fungsinyasamaatautidak
3. Namai:Gurumemberikaninformasibahwajikanilaifungsiyangdidekatidariarahkiridankana
nsuatutitikadalahtunggal,makadikatakanfungsitersebutmempunyailimitdititiktersebut.S
ebaliknya,jikanilaifungsiyangdidekatitidaktunggaldikatakanfungsitersebuttidak
mempunyai limit di titik tersebut. Lalu guru memberikan pengertian limit
danmenuliskansimbolnya, yang memuatdan
4. Demonstrasi:Gurumemintasiswamenggambarkansketsagrafikdanmenentukanperubaha
ndanuntukmenentukanlimitfungsitersebutdi duatitik.
5. Ulangi: Guru memberikan contoh membuktikan limit fungsi secara formal dan
memintasiswamenyelesaikansoal-soallatihan.
6. Rayakan:Gurumemberikankomentartertulisataulisanterhadappenyelesaianpembuktianli
mityang telahdikerjakansiswa.
7. ModelPembelajaranKooperatif
Implementasi berbagaimodel yangmengacu pada pendekatansaintifik
sangatbergunadalamupayameningkatkankinerjapembelajaran.Terdapatlebihdariseratusmo
delpembelajaran yang dapat digunakan dalam implementasi pendekatan sainfitik, dan
salahsatunyaadalahcooperativelearning.suatupembelajarandikatakanmerupakanpembelajar
an kooperatif jika pembelajaran tersebut mencerminkan karakteristik sebagaiberikut: a)
siswa-siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai enamanggota
dengan level dan latar belakang yang bervariasi, b) siswa-siswa melakukan interaksisosial
satu sama lain dalam bentuk diskusi, curah pendapat, dan sejenisnya, c) tiap-tiapindividu
memiliki tanggungjawab dan sumbangannya bagi pencapaian tujuan belajar
baiktujuanindividumaupunkelompok,d)dangurulebihberperansebagaifasilitatordancoacherd
alamprosespembelajaran.
Beberapa elemen yang menjadi karakteristik atau ciri pembelajaran kooperatif
menurutSlavin(1995)adalah:1)salingketergantunganpositif(positiveinterdependence),2)inter
aksitatap muka (face-to-face promotive interaction), (3) tanggungjawab individual
(individualaccountability,4)keterampilan-
keterampilankooperatif(cooperativeskills),5)proseskelompok (group proces), 6)
pengelompokan siswa secara heterogen, dan 7)
kesempatanyangsamauntuksukses(equalopportunitiesforsuccess).Dengankatalain,dalampe
mbelajarankooperatifterdapatsalingketergantunganpositifdiantarasiswauntukmencapai
tujuanpembelajaran.Setiap siswa mempunyai kesempatan yangsama
untuksukses.Aktivitasbelajar berpusatpadasiswadalambentukdiskusi, mengerjakan
tugasbersama, saling membantu dan saling mendukung dalam memecahkan masalah.
Melaluiinteraksi belajar yang efektif siswa lebih termotivasi, percaya diri, mampu
menggunakanstrategi berpikir tingkat tinggi, serta mampu membangun hubungan
interpersonal.
Modelpembelajarankooperatifmemungkinkansiswamenguasaimateripadatingkatpenguasaa
n
yangrelatifsama.SecaraumumTimPKPDikti(2007)menyebutkanadaempattahappembelajaran
kooperatifyaitu:LangkahOrientasi,gurumenyampaikantujuan,materi,waktu, langkah-langkah
serta hasil akhir yang diharapkan dikuasai oleh siswa, serta sistempenilaiannya.
Pada langkah ini siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya tentang
apasaja,termasukcarakerjadanhasilakhiryangdiharapkanatausistempenilaiannya.Negosiasid
apat terjadi antara guru dan siswa, hingga terjadi kesepakatan bersama di akhir
orientasi.LangkahKerjaKelompok,nerupakantahapintikegiatanpembelajaran.Kerjakelompokd
apatberbentuk kegiatan memecahkan masalah, atau memahami dan menerapkan suatu
konsepyang dipelajari dengan berbagai cara seperti berdiskusi, eksplorasi, observasi,
percobaan,hingga browsing melalui internet, dan sebagainya. Guru perlu membuat
panduan
untukmengarahkankegiatankelompok.Panduanmemuattujuan,materi,waktu,carakerjakelom
pok dan tanggung jawab masing-masing anggota kelompok, serta hasil akhir
yangdiharapkan dapat dicapai. Langkah Tes/Kuis, yaitu langkah di mana semua siswa
diharapkantelah mampu memahami konsep/topik/masalah yang sudah dikaji bersama dan
mampumenjawab tes atau kuis untuk mengetahui pemahaman mereka terhadap
konsep/topik/masalah yang dikaji. Penilaian individu ini mencakup penguasaan ranah
kognitif, afektif
danketrampilansosial.LangkahPenghargaanKelompok,yaitulangkahuntukmemberikanpengh
argaankepadakelompokyangberhasilmemperolehkenaikanskordalamtesindividu.Kenaikan
skor dihitung dari selisih antara skor dasar dengan skor tes individual. Menghitungskor yang
didapat kelompok dengan cara menjumlahkan skor yang didapat siswa di
dalamkelompoktersebutkemudiandihitung rata-ratanya.
Selanjutnya berdasarkan skor rata-rata tersebut ditentukan penghargaan masing-
masingkelompok.Evaluasibelajardilakukanpadaawalpelajaransebagaiprates,selamapembelaj
aran,sertahasilakhirbelajarsiswabaikindividumaupunkelompok.Selamaprosespembelajaran,
evaluasi dilakukan dengan mengamati sikap, keterampilan dan
kemampuanberpikirsertaberkomunikasisiswa.Kesungguhanmengerjakantugas,hasileksplora
si,kemampuanberpikirkritisdanlogisdalammemberikanpkitanganatauargumentasi,kemauan
untukbekerjasamadanmemikultanggungjawabbersama,tanggungjawab,
keterbukaan, empati, menghormati orang lain, persatuan, dan lain-lain, merupakan
contohaspek-
aspekyangdapatdinilaiselamaprosespembelajaranberlangsung.Penilaiandilakukandalam
bentuk penilaian individu dan kelompok. Penilaian individu adalah evaluasi terhadaptingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang dikaji, meliputi ranah kognitif, afektif,
danketerampilan.Sedangkan,penilaiankelompokmeliputiberbagaiindikatorkeberhasilankelo
mpokmeliputikekohesifan,dinamikakelompok,kepemimpinan,kerjasama,dansebagainya.Unt
ukkriteriapenilaian dapatdisepakatibersamapadawaktuorientasiawal.
8. ModelPembelajaranLangsung
Modelpembelajaranlangsungataudisebutjugasebagai
DirectInstructionmerupakanmodelpembelajaranyangdidasarkanpadabangunanpenelitianya
ngluasdanterutamaefektifsaatberhadapan dengan siswa bermotif prestasi rendah dan siswa
dengan kesulitan belajar.Dalam model pembelajaran ini, diharapkan seorang pengajar tidak
hanya akan
menjelaskansuatuteorisaja,melainkanmengajaksiswalangsungmenyelamimateriyangdiajarka
ndengan cara praktik atau mencobanya langsungmelaluitugasatau kegiatan
yangakandibimbing dan dijelaskan langsung oleh pendidik. Oleh karena itu, model
pembelajaran
inimerupakansalahsatumodelkuatyangdapatdigunakanuntukmemperkuatkompetensidanke
terampilan siswa dari praktik, latihan, hingga berbagai pengetahuan yang diberikan
dalamtahapan tertentu agar dapat diikuti dengan mudah oleh siswa. Untuk lebih jelasnya,
berikutadalah berbagai uraian mengenai pembelajaran langsung mulai dari pengertian, ciri,
hinggatujuandansintaksnya.
MenurutFathurrahman(2015,hlm.167)ModelPembelajaranLangsungadalahsuatumodelyang
dapat membentuk peserta didik untuk mempelajari serta menguasai
keterampilandasardanmendapatkansebuahinformasiselangkahdemiselangkah.Artinya,mode
lpembelajaraninimembutuhkantugasbelajaryangbertahapsertaguruyangmemilikikeahlian,ke
aktifan,danketerampilansertakreativitasdalammateri.Pembelajaranlangsungtidak hanya
menggunakan teknik ceramah saja, tetapi juga bisa menggunakan dalam
bentukdemonstrasi,praktik,maupunkerjakelompok.
SenadadenganFathurrahman,menurutMashudi(2013,hlm.47)modelpembelajarandirectinstr
uctionmerupakanmodelpembelajaranyangdirancangsecarakhususgunamenunjang
pembelajaransiswayangberkaitandenganpengetahuandeklaratifdanpengetahuanprosedural
yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan
yangbertahapselangkahdemiselangkah.
Model ini juga dikenal sebagai medium yang efektif untuk memberikan pembelajaran
yanglebihdetailataumendalampadasuatumateri.Haltersebutmemungkinkankarenamodelinia
kan memberikan instruksi untuk mendapatkan keterampilan nyata berdasarkan
praktiklangsung pada suatu teori. Pengajaran langsung (direct instruction) adalah satu
model yangmenggunakan peragaan dan penjelasan guru digabungkan dengan latihan dan
umpan baliksiswa untuk membantu mereka mendapatkan pengetahuan dan keterampilan
nyata yangdibutuhkan untuk pembelajaran lebih jauh (Eggen & Kauchak, 2012, hlm. 363).
Sebetulnya,model pembelajaran ini bisa digunakan di bidang studi apa pun, namun yang
paling
sesuaiadalahuntukmengajarkanmatapelajaranyangberarahpadapenampilanataukinerjaprak
tis(praktik)sepertimenulis,membacadanlain-
lain.Intinya,apabilainformasiyangakandisampaikanterstrukturdenganbaik,makapembelajara
njugadapatdiajarkansecaraterstrukturyangartinyadapatdilakukanmelaluipembelajaranlangs
ung.
9. ModelPembelajaranPenemuan
Metodepembelajaran discovery
(penemuan)adalahmetodemengajaryangmengaturpengajaran sedemikian rupa sehingga
anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnyabelum diketahuinya itu tidak melalui
pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukansendiri.Dalampembelajaran
discovery(penemuan)kegiatanataupembelajaranyangdirancang sedemikian rupa sehingga
siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-
prinsipmelaluiprosesmentalnyasendiri.Dalammenemukankonsep,siswamelakukanpengamat
an,menggolongkan,membuatdugaan,menjelaskan,menarikkesimpulandansebagainya untuk
menemukan beberapa konsep atau prinsip. Metode discovery
diartikansebagaiprosedurmengajaryangmementingkanpengajaranperseorang,memanipulasi
objeksebelumsampaipadageneralisasi.SedangkanBrunermenyatakanbahwaanakharusberpe
ran aktif didalambelajar.Lebihlanjutdinyatakan, aktivitas itu perlu dilaksanakanmelalui suatu
cara yang disebut discovery. Discovery yang dilaksanakan siswa dalam
prosesbelajarnya,diarahkanuntukmenemukansuatukonsepatauprinsip.
Discovery ialah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep
atauprinsip.Prosesmentalyangdimaksudantaralain:mengamati,mencerna,mengerti,menggol
ong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulandan
sebagainya. Dengan teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalamiproses
mental sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi. Dengan
demikianpembelajaran discovery
ialahsuatupembelajaranyangmelibatkansiswadalamproseskegiatan mental melalui tukar
pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencobasendiri, agar anak dapat
belajar sendiri. Metode pembelajaran discovery merupakan suatumetode pengajaran yang
menitikberatkan pada aktifitas siswa dalam belajar. Dalam prosespembelajaran dengan
metode ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan
fasilitatoryangmengarahkansiswauntukmenemukankonsep,dalil,prosedur,algoritmadansem
acamnya.
Tiga ciri utama belajar menemukan yaitu: (1) mengeksplorasi dan memecahkan
masalahuntuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan; (2)
berpusat padasiswa; (3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan
pengetahuan yang sudahada. Blake et al. membahas tentang filsafat penemuan yang
dipublikasikan oleh Whewell.Whewell mengajukan model penemuan dengan tiga tahap,
yaitu: (1) mengklarifikasi; (2)menarikkesimpulansecarainduksi;
(3)pembuktiankebenaran(verifikasi).Salahsatumetodebelajar yang akhir-akhir ini banyak
digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalahmetode discovery. Hal ini disebabkan
karena metode ini: (1) merupakan suatu cara untukmengembangkan cara belajar siswa
aktif; (2) dengan menemukan dan menyelidiki sendirikonsep yang dipelajari, maka hasil
yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tidakmudah dilupakan siswa; (3)
pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yangbetul-betul dikuasai dan
mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain; (4)
denganmenggunakanstrategidiscoveryanakbelajarmenguasaisalahsatumetodeilmiahyangak
andapat dikembangkan sendiri; (5) siswa belajar berpikir analisis dan mencoba
memecahkanproblemayangdihadapisendiri,kebiasaaniniakanditransferdalamkehidupannyat
a.
Beberapa keuntungan belajar discovery yaitu: (1) pengetahuan bertahan lama dan
mudahdiingat;(2)hasilbelajardiscoverymempunyaiefektransferyanglebihbaikdaripadahasil
lainnya;(3)secaramenyeluruhbelajar discovery
meningkatkanpenalaransiswadankemampuan untuk berpikir bebas. Secara khusus belajar
penemuan melatih keterampilan-
keterampilankognitifsiswauntukmenemukandanmemecahkanmasalahtanpapertolonganora
nglain.
Selainmemilikibeberapakeuntungan,metode discovery
(penemuan)jugamemilikibeberapakelemahan,diantaranyamembutuhkanwaktubelajaryangl
ebihlamadibandingkandenganbelajarmenerima.Untukmengurangikelemahantersebutmaka
diperlukanbantuanguru.Bantuangurudapatdimulaidenganmengajukanbeberapapertanyaan
dan dengan memberikan informasi secara singkat. Pertanyaan dan informasitersebut dapat
dimuat dalam lembar kerja siswa (LKS) yang telah dipersiapkan oleh gurusebelum
pembelajaran dimulai. Metode discovery (penemuan) yang mungkin
dilaksanakanpadasiswaSMPadalahmetodepenemuanterbimbing.HalinidikarenakansiswaSM
Pmasihmemerlukanbantuan guru sebelum menjadi penemu murni. Oleh sebab
itumetode discovery (penemuan)yangakandigunakandalampenelitian ini
adalahmetodediscovery(penemuan)terbimbing(guideddiscovery).
10. ModelPembelajaranLangsung
Modelpembelajaraninidilandasiolehteorikonstruktivistikyangmengakomodasiketerlibatan
siswa dalam belajar dan pemecahan masalah otentik. Pada model ini dalampemerolehan
informasi dan pengembangan pemahaman tentang topik-topik, siswa
belajarbagaimanamengkonstruksikerangkamasalah,mengorganisasikandanmenginvestigasi
masalah,mengumpulkandanmenganalisisdata,menyusunfakta,mengkonstruksiargumentasi
mengenai pemecahan masalah, dan bekerja secara individual atau
kolaborasidalampemecahanmasalah.
Mengacu pada pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaranberbasismasalahmerupakankerangkakonseptualtentangprosespembelajarany
angmenggunakan masalah-masalah riil dalam kehidupan nyata (otentik), bersifat tidak
tentu,terbukadanmenduauntukmerangsangdanmenantangsiswaberpikirkritisuntukmemeca
hkannya. Dalam pemecahan masalah tersebut, sebagaimana dikemukakan oleh
Tan(dalamRusman,2014),siswamenggunakanberbagaimacamkecerdasanyangdiperlukan
untukmelakukankonfrontasiterhadaptantangandunianyata,kemampuanuntukmenghadapi
segala sesuatu yangbarudankompleksitasyangada.Suatu pembelajarandikatakan
menerapkan model PBL jika pembelajaran tersebut memiliki ciri-ciri
sebagaimanadikemukakan oleh Putu Arnyana (2004) sebagai berikut: a) terdapat kegiatan
mengajukanpertanyaanataumasalah,b)pembelajaranterfokuspadaketerkaitanantardisiplin,c
)penyelidikan autentik, d) siswa menghasilkan produk berupa karya nyata seperti laporan,
e)kerjasama, siswa bekerjasama kelompok. Arends (2004: 406) mengemukakan ada 5
fase(tahap) yang perlu dilakukan untuk mengimplementasikan PBL. Kelima tahap model
PBLtersebutsecararincidapatdilihatpadatabelsintakmodelPBLdibawahini.
Sistem sosial dalam model ini antara lain adalah interaksi guru dengan siswa lebih
dekatdalamprosesteacher-
asistedinstruction,perangurusebagaitransmitterpengetahuanmenjadiberkurang,interaksisos
ialmakinefektif,dansiswaberlatihmenginvestigasimasalahyangkompleks.Prinsipreaksiyangda
patdikembangkanadalahperanangurusebagaipembimbing dan negosiator. Peran-peran
tersebut dapat ditampilkan secara lisan
selamaprosespendefinisiandanpengklarifikasianmasalah.Saranapendukungmodelpembelaja
ranini meliputi lembaran kerja siswa, bahan ajar, panduan bahan ajar siswa dan guru,
artikel,jurnal,kliping,peralatandemonstrasiataueksperimenyangsesuai,modelanalogi,mejada
nkursiyangmudahdimobilisasiatauruangkelasyangtelahdikondisikan.Dampakpembelajaran(i
nstructionaleffect)modelPBLadalahpemahamantentangkaitanpengetahuandengandunianya
ta,danbagaimanamenggunakanpengetahuandalampemecahan masalah kompleks. Dampak
pengiringnya adalah mempercepat pengembanganself-regulated learning, siswa terbentuk
kemampuan berpikir kritisnya, keterampilan sosialdan karakter siswa meningkat, seperti:
sikap kerjasama, tangungjawab, peduli, toleran, dansebagainya

11. ModelPembelajaranBerbasisProyek
Pengembanganmodelprojectbasedlearningdengankonsepkelompokkooperatifditujukanuntu
klebihmempermudahpengimplementasianprojekdalampembelajaranmelaluikegiatankelom
pok.Haltersebutdimaksudkanuntukmengatasikelemahanpembelajaran
projek yaitu membutuhkan banyak waktu dan biaya untuk menyelesaikan sebuah
projek.Projek yang dilaksanakan secara kooperatif akan lebih efektif serta menghemat
waktu
danbiaya.Pembelajarankooperatifsangatcocokuntukmengorganisasikegiatandalampembelaj
aran berbasis projek sehingga menjadi model gabungan bernama project
basedcooperativelearning.
Sistemsosialpadamodelprojectbasedcooperativelearningmengacupadakonsepkooperatifyan
gdikenaldenganistilahpembelajarangotongroyongyaitusistempembelajaranyangmemberika
nkesempatankepadasiswauntukbekerjasamadenganpeserta didik lain dalam tugas yang
terstruktur (Lie, 2008: 28). Anda dapat melibatkan
siswadalampengalamannyataatauproyekdanmenjadipembelajaranyangmandiriberpusatpad
asiswaataustudentcentermelaluimodelini.SepertidisampaikanParkay(2010:387),penerapanp
rojekdalampembelajaranmerupakancarauntukmelibatkanparapesertadidik,mengurangiketi
dakhadiran,meningkatkanketerampilanpembelajarankooperatif,danmeningkatkanskortes.
Secaraumum,dalammodelprojectbasedcooperativelearningguruberperansebagaifasilitatorb
agikegiatansiswadalammelaksanakanprojeksecarakooperatif.Denganbantuanguru siswa
dapat meningkatkan kemampuan yang dimiliki melalui proses
pembelajaran.Modelinimembutuhkankemandiriandankemampuanberpikirtinggidarisiswaun
tukmenentukan topik hingga menyelesaikan projek, sehingga dapat dilaksanakan
sepenuhnyamulaipadajenjangSMPdanSMA/SMK.Penerapanmodelinidilakukandenganmemb
erikansiswa tugas mengembangkan tema/ topik pembelajaran dengan melakukan kegiatan
projekyangrealistik.SebagaimanadisampaikanBender(2012:7),pembelajaranyangmenggunak
anprojekmenjadikanpembelajarantersebutmenarikkarenatugasyangdiberikandihubungkand
enganmasalahyangadadidunianyata.Penerapanpembelajaranprojekmendorongtumbuhnya
kreativitas, kemandirian, tanggungjawab, kepercayaan diri, serta berpikir kritisdan analitis
pada siswa. Berkaitan dengan hal ini perlu ada sistem dukungan dari lingkungansiswa.
Pengimplementasian model ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikirdan
karakter siswa dengan pendekatan ilmiah melalui projek dan pemerataan
penyampaianinformasimelalui kelompokkooperatif.
12. ModelPembelajaranBerbasisTeks
Pembelajaranberbasisteksberdasarpadapandanganbahwabahasaadalahfenomenasosialden
gan pengertian bahwa bahasa adalah sumber daya untuk membuat arti
antarmanusia.Dengansifatbahasasebagaifenomenasosial,belajarbahasaakanlebihefektifjikap
embelajarbelajarmenggunakanteksdalamkontekssosialyangotentik.Gurudanpembelajarterb
abitdalaminteraksiuntukmenyampaikanartidenganteks.Dengankatalain,guru dan
pembelajar terbabit dalam upaya pembentukan teks dalam konteks sosial yangberterima
atau alamiah. Walaupun tidak terpusat pada guru (teacher-centered), peran
gurutidakdapatdihilangkanataudihindarkandarimemberimodel,denganmelepassiswabelajar
sendiri. Dengan kata lain, intervensi gurudalam pembelajaran tidak dapat
dihindarkan.Intervensi guru terealisasi pada upayanya membingkai (scaffolding) kegiatan
pembelajaruntukmencapaitujuanataufokuspembelajaranpadasetiaptahapdalamsikluspemb
elajaran berbasis teks. Feez (1998: 28) merinci kegiatan pembelajaran berbasis teksdalam
siklus yang terjadi dari lima tahap, yakni 1) membangun konteks, 2)
memberikanmodeldandekonstruksiteks,3)membentukteksbersama,4)membuattekssecaram
andiri,dan5)menautkanteksyangterkait.Sikluspembelajaranyangmelibatkangurudanpembela
jar diringkas dalam Figura 4 berikut: 1. Membangun konteks, 2. Memberikan
modeldandekonstruksiteks,3.Membentukteksbersamadan4.Membuattekssecaramandiri.
Padasetiaptahapsikluspembelajaranitugurudanpembelajarterbabitdengankegiatanyangtertu
jukesuatutujuanatauterfokuspadasuatuhal.Padatahapawalguruberperandominan,
kemudian peran itu semakin menurun pada tahap berikutnya hingga akhirnyaperan guru
hampir tidak ada atau sangat rendah pada tahap akhir. Hal itu berimplikasisebaliknya pada
peran pembelajar, yakni pada tahap awal peran pembelajar minimal
danmeningkatpadatahap-
tahapberikutnyahinggadominanpadatahapakhirsikluspembelajaranitu.Tujuanataufokuskegi
atanpembelajaranpadasetiaptahapsikluspembelajaran itu diuraikan dengan merujuk Feez
(1998: 28-31) sebagai berikut. Padat tahapmembangaun konteks sosial teks (1) pertama
sekali konteks sosial teks yang otentik yangakan dipelajari diperkenalkan kepada
pembelajar, lalu (2) para pembelajar
mengekplorasikonteksbudayateksdanfungsisosialteks,dan(3)parapembelajar,kemudianmen
gamati
atau mengeksplorasi konteks situasi teks yang secara spesifik mengamati unsur register
teksyang menjadi kebutuhan pembelajar. Unsur konteks situasi, seperti diuraikan
terdahulumencakupiunsurmedan, pelibatdansarana.

Anda mungkin juga menyukai