Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENGUKURAN DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

WAWANCARA DRIVER TRAVEL


PENERAPAN ANTROPOMETRI, DESAIN TEMPAT KERJA, DISPLAY,
LINGKUNGAN KERJA, 5 S, KEIZEN, BEBAN KERJA, STRES KERJA,
PENGUKURAN KERJA, WAKTU BAKU, K3, APD, DAN HAZARD PADA
DRIVER TRAVEL

Disusun Oleh :
Muhammad Farel Iqbal
Jhonastri Wirnadatul Jannah
Rednaldi

INSTITUT TEKNOLOGI PERKEBUNAN PELALAWAN INDONESIA


2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Travel Agent merupakan usaha yang bergerak di bidang jasa yang memiliki
tujuan untuk menyiapkan suatu perjalanan bagi seseorang yang merencanakan
untuk mengadakannya (Nyoman 1994). Bisnis travel agent di Indonesia
mengalami perkembangan sangat pesat. Dilihat dari kenaikan perusahaan travel
agent pada tahun 2007 sampai 2019. Pada tahun 2007 perusahaan travel agent
berjumlah 655, terjadi peningkatan 24,43 % menjadi 815 perusahaan di tahun
2010. Di tahun 2015 kembali meningkat yakni 16,81 % menjadi 952 perusahaan ,
terjadi peningkatan 17,23 % menjadi 1.116 perusahaan di tahun 2017.
Salah satu agen travel yang terkenal di pangkalan kerinci adalah SCM
group, yang terletak di Jalan Seminai, Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan.
Agent travel SCM group ini melayani perjalanan, pengeriman paket, dokumen,
rental mobil, dropping dan carteran dalam dan luar kota. SCM group berdiri sejak
tahun 2014, dengan memiliki jadwal keberangkatan setiap 2 jam sekali di mulai
dari pukul 07:00 WIB sampai dengan pukul 20:00 WIB.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian kami ini adalah untuk mengetahui sistem dan
pengaplikasian tentang materi yang kami pelajari sebelumnya yaitu antropometri
dan desain kerja, 5R dan keizen, lingkungan kerja, beban kerja dan stres kerja,
pengukuran kerja dan waktu baku , K3 APD dan hazard.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Antropometri dan desain kerja


2.1.1 Antropometri
Antropometri adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang dimensi
tubuh manusia. Antropometri berasal dari 'antro' yang berarti manusia dan 'metri'
yang mempunyai arti pengukuran. Oleh sebab itu, ilmu antropometri digunakan
sebagai bidang yang akan membahas perihal pengukuran manusia secara fisik.
Terdapat 8 item antropometri yang meliputi berat badan, tinggi badan, tinggi
duduk, panjang tungkai, panjang telapak tangan, rentang lengan, panjang jengkal,
dan panjang telapak kaki. Data antropometri tersebut digunakan untuk berbagai
keperluan, seperti perancangan stasiun kerja, fasilitas kerja, dan desain produk
agar diperoleh ukuran-ukuran yang sesuai dan layak dengan dimensi anggota
tubuh manusia yang akan menggunakannnya.
2.1.2 Desain kerja
Simamora (2004) mengatakan desain pekerjaan adalah proses penentuan
tugas-tugas yang akan dilaksanakan, metode-metode yang digunakan untuk
melaksanakan tugas-tugas ini, dan bagaimana pekerjaan tersebut berkaitan dengan
pekerjaan lainnya di dalam organisasi. Manfaat desain pekerjaan sangat besar.
Desain pekerjaan merupakan faktor penting dalam manajemen terutama
manajemen operasi karena selain berhubungan dengan produktifitas juga
menyangkut tenaga kerja yang akan melaksanakan kegiatan perusahaan (Sulipan
2000). Desain pekerjaan mutlak dimiliki oleh setiap perusahaan karena dalam
desain pekerjaan yang dilakukan adalah merakit sejumlah tugas menjadi sebuah
pekerjaan agar pekerjaan yang dilakukan menjadi terarah dan jelas.
Menurut (Sunarto, 2005) desain pekerjaan memiliki tujuan agar:
1. Efisiensi operasional, produktifitas dan kualitas pelayanan menjadi optimal. 
2. Fleksibilitas dan kemampuan melaksanakan proses kerja secara horizontal dan
hirarki. 
3. Minat, tantangan, dan prestasi menjadi optimal. 
4. Tanggung jawab tim ditetapkan sedemikian rupa, sehingga bisa meningkatkan
kerja sama dan efektifitas tim. 
5. Integrasi kebutuhan individu karyawan dengan kebutuhan organisasi.
2.2 5R Dan Keizen
2.2.1 5R  (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) 
Budaya Kerja 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) merupakan suatu
metode penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara intensif yang berasal dari Jepang
yang dikenal dengan 5S yang digunakan oleh manajemen dalam usaha memelihara
ketertiban, efisiensi, dan disiplin di lokasi kerja sekaligus meningkatan kinerja
Manajemen 5R merupakan konsep mendasar dalam pengelolaan lingkungan kerja.
Adapun keunggulan dari manajemen 5R adalah sebagaiberikut:
1. Adanya penyempurnaan yang berkesinambungan (kaizen).
2. Penerapan 5R seringkali menjadi barometer manajemen.
3. Keberhasilan 5R memiliki daya jual bagi organisasi.
4. 5R sebagai media perubahan perilaku manusia.
5. Menanamkan perilaku tanggung jawab individual.
6. 5R sebagai falsafah dan budaya manajemen.
7. 5R sebagai sasaran utama produktivitas
2.2.2 Keizen
Kaizen terdiri dari dua huruf kanji Kai dan Zen. Kai memiliki arti perubahan
dan Zen memiliki arti kebaikan. Dikutip dari Forbes, Kaizen adalah sebuah
praktek untuk memperbaiki diri dengan tindakan kecil secara bertahap yang
kemudian akan menjadi kebiasaan dan dapat mengarah pada kesuksesan. Salah
satu manfaat Kaizen terbesar adalah peningkatan produktivitas di pabrik, kantor
dan fasilitas perusahaan. Ketika diterapkan dengan benar, maka akan
mengidentifikasi area di mana ada waste, dan kemudian mencari cara untuk
memperbaikinya. Menghilangkan segala jenis waste akan meningkatkan
produktivitas.adapun 6 pola dasar keizen yaitu :
1. Menemukan potensi perbaikan.
2. Menganalisis metode yang digunakan saat ini.
3. Mencetuskan ide orisinal.
4. Menyusun rencana penerapan.
5. Menerapkan rencana.
6. Mengevaluasi metode baru.
2.3 Lingkungan kerja
Lingkungan kerja adalah segala hal yang mendukung aktivitas karyawan di
dalam kantor.lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu:
 Lingkungan fisik
Lingkungan fisik meliputi semua (benda atau alat, red) yang terdapat di
sekitar tempat kerja yang dapat memengaruhi pegawai baik secara langsung
maupun tidak langsung. 
Ada dua kategori yang berada di jenis ini. Berikut di antaranya:
1. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan. Hal ini bisa
berupa ruangan kerja, kursi, meja dan sebagainya.
2. Lingkungan yang tidak langsung memengaruhi kondisi manusia.
Contohnya adalah temperatur, kelembapan, sirkulasi udara, pencahayaan,
kebisingan, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain.
Lingkungan fisik amat terkait dengan tempat kerja atau aktivitas untuk
setiap pegawai. Oleh karena itu, lingkungan fisik memengaruhi semangat dan
emosi para karyawan. 
 Lingkungan nonfisik
Lingkungan nonfisik adalah semua keadaan yang berkaitan dengan
hubungan antarkaryawan. Misalnya, hubungan dengan atasan maupun dengan
sesama serta bawahan.Jika merujuk pada Indeed, elemen yang terkait dengan
lingkungan nonfisik ini adalah budaya perusahaan dan kondisi kerja seperti work-
life balance hingga gaya hidup sehat.
Lingkungan nonfisik berpengaruh terhadap kondisi perusahaan. Perusahaan
dapat menciptakan kondisi yang baik serta mendukung produktivitas orang-orang
di dalamnya.
2.4 Beban dan stres kerja
Haryanto (2010), menyatakan bahwa beban kerja adalah sejumlah kegiatan
yang harus diselesaikan oleh seseorang ataupun sekelompok orang, selama
periode waktu tertentu dalam keadaan normal.sedangkan Menurut Handoko
(2008) stres kerja merupakan suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang
dialami seseorang ketika bekerja yang disebabkan oleh suatu kondisi ketegangan
yang dapat mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi fisik seseorang
Berdasarkan nilai koefisien korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
kuat antara beban kerja dengan stress kerja. Arah korelasi yang menunjukkan arah
positif menunjukkan bahwa semakin berat beban kerja maka reponden akan
mengalami stress kerja yang semakin berat. Indikator Stres Kerja Menurut
Robbins (2006) yaitu : Tuntutan tugas, Tuntutan peran, Tuntutan antar pribadi,
Struktur organisasi dan Kepemimpinan organisasi.
2.5 Pengukuran kerja dan waktu baku
Pengukuran waktu kerja adalah suatu aktivitas untuk menentukan waktu
yang dibutuhkan oleh seorang operator terampil dalam melaksanakan sebuah
kegiatan kerja, yang dilakukan dalam kondisi dan tempo kerja yang normal.
Tujuan pengukuran waktu kerja berkaitan erat dengan usaha menetapkan waktu
baku atau standar (standard time). Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
mengukur waktu baku atau standar (standard time), yaitu: Stopwatch Time Study,
sampling kerja, standard data, dan predetermined motion time system.sedangkan
waktu baku ini merupakan waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang
memiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan pekerjaan. Dalam hal
ini meliputi waktu kelonggaran yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan
kondisi pekerjaan yang harus diselesaikan.Manfaat dari pengukuran kerja dan
waktu baku ini adalah  untuk menetapkan standar waktu kerja, dapat diketahui
jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit produk, dengan
demikian perusahaan akan dapat menentukan output optimal danjumlah
tenaga kerja, hal ini akan berpengaruh terhadap peningkatan efek- tivitas waktu.
2.6 K3 , APD , Hazard
2.6.1 Kesehatan dan keselamatan kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja
khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju
masyarakat adil dan makmur. Pengertian K3 adalah semua ilmu dan
penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja
(PAK), kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan. Pengertian K3
Menurut OHSAS (2007) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua
kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja
tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di
tempat kerja.
Disamping itu, tujuan K3 tidak hanya untuk memberikan perlindungan
terhadap tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja agar terjamin
keselamatannya, tetapi juga untuk mengendalikan resiko terhadap peralatan, aset,
dan sumber produksi sehingga dapat digunakan secara aman dan efisien agar
terhindar dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Perlindungan K3 yang efektif
dan efisien dapat mendorong produktivitas jika di laksanakan dan di terapkan
melalui sistem manajemen K3 sebagaimana amanat pasal 83 Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Untuk itu, tema peringatan
bulan K3 Nasional tahun ini dimaksudkan untuk mendorong semua pihak
berpartisipasi aktif membudayakan K3 yang diharapkan menjadi bagian integral
dalam pembangunan nasional untuk meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan
masyarakat.
2.6.2 Alat pelindung diri
Alat Pelindung Diri selanjutnya disingkat APD adalah suatu alat yang
mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi
sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja (Peraturan
Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia No.
PER.08/MEN/VII/2010).
Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat keselamatan yang
digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau seabagian tubuhnya dari
kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Pengumpulan data dilaksanakan pada hari Senin tanggal 19 Desember 2022.
Di Jalan Maharaja Indra. Pangkalan Kerinci. Pelalawan. Riau.
3.2 Cara Kerja

Mewawancara salah satu driver dari SCM Grup di warung kopi Bukittinggi, di
Jalan Maharaja Indra. Pangkalan Kerinci. Pelalawan. Riau.

Mencatat jawaban dari driver SCM Grup.

Menyusun data hasil wawancara di Power Point (PPT), dan laporan


menggunakan Microsoft Word.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Dan pembahasan dari penelitian kami yang kami lakukan dengan cara
mewawancarai seorang Driver travel kami mendapatkan beberapa pembahasan
terkait ke 6 materi.
1. Anthropometri dan Desain Tempat Kerja driver
Tempat kerja Driver ini diantaranya adalah kendaraan seperti Mobil,
Truk, Motor, dll,dan Di tempat kerja driver travel ini sendiri yaitu kendaraan
Mobil.

2. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja sebagai driver ini yaitu lintasan atau jalanan lintas mau itu
lintas kota ataupun lintas provinsi,driver ini selalu menjaga kerbersihan kendaraan
baik itu dari dalam mobil maupun di luar bodi mobil.

3. 5R dan Kaizen
Seorang Driver selalu menjaga program 5 R diantaranya Ringkas, Rapi,
Resik, Rawat, dan Rajin. Seperti posisi berkas-berkas yang di perlukan diletakan
pada tempat yang mudah di jangkau oleh driver seperti
STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) di letakan pada
dompet yang tergantung pada kunci kendaraan,
minuman di letak pada car holder yang berada di pintu,
perawatan kendaraan ini dilakukan sebulan sekali oleh seorang driver, dan selalu
menjaga kebersihan kendaraan nya ,setiap selesai mengantarkan penumpang
driver ini mencuci mobil nya agar bersih dan membuat mobil selalu awet tidak
mudah rusak.
4. Beban Kerja dan Stress Kerja
Stres Kerja yang di tanggung oleh driver yaitu saat macet di jalan lintas, ini
membuat driver lelah, ngantuk dan membuat driver stres, karna menunggu antrian
kendaraan yang sangat lama. Stres yang dialami oleh kendaraan saat macet mesin
tetap hidup sehingga mesin butuh perawatan rutin agar tidak terjadi hal yang tidak
diinginkan seperti bocor ban, mogok di jalan atau mati saat di perjalanan.

5. Pengukuran Kerja dan Waktu Baku


Sistem kerja driver memilki waktu fleksibel, dimana saat ada penumpang di saat
itu driver mulai bekerja.Upah driver di hitung persenan (%) dari jumlah sewa
yang dibawa dari suatu agen.

6. K3, APD, HAZARD


K3 yang diterapkan oleh driver diantaranya istirahat jika saat lelah, tidur
saat ngantuk, serta menjaga kesehatan dengan minum vitamin,sebelum melakukan
perjalanan. APD yang digunakan yaitu menggunakan Sepatu saat berkendara/
mengemudikan mobil.
BAB V
KESIMPULAN

1. Driver ini sangat mematuhi 5R dan kaizen,driver ini meletakkan dengan baik
berkas berkas seperti STNK mobil di dompet yang tergantung pada stir mobil agar
mudah mengambilnya,dan minuman di letakkan pada car holder yang berada di
pintu
2. Driver ini mengalami strees kerja pada saat jalanan macet membuat mata driver
mengantuk dan mesi mobil harus di servis rutin.
3. Agar membuat kenyamanan penumpang driver ini selalu menajaga kebersihan
kendaraan nya baik dalam mobil maupun luar mobil.
DAFTAR PUSTAKA

https://deputi3.kemenpora.go.id/detail/206/mengenal-antropometri-dan-itemnya-
dalam-pengukuran-potensi-fisik-peserta-didik-yang-berbakat-menjadi-atlet
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2012-2-00149-IF%20Bab1001.pdf
https://ojs.unsulbar.ac.id/index.php/mandar/article/download/236/130
http://repository.untag-sby.ac.id/652/3/BAB%202.pdf
http://herususilofia.lecture.ub.ac.id/files/2015/03/Mendesain-Jabatan-Kel-1-FIX1.pdf
https://disnakertrans.bantenprov.go.id/Berita/topic/288
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2603/4/bab%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai