Anda di halaman 1dari 2

56

menggunakan korelasi sederhana (bivariate correlation) dibantu dengan


bantuan komputer melalui program SPSS versi 23 for windows.
Uji validitas suatu aitem secara empirik memiliki daya diskriminasi
aitem dan memiliki kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem
total dengan batas sebagai berikut (Azwar, 2017):
a. Batasan rix > 0,30 dengan anggapan aitem yang validitasnya
memuaskan.
b. Apabila jumlah aitem valid belum mencukupi untuk dijadikan skala,
maka batas
kriteria dapat diturunkan menjadi rix > 0,25.
c. Apabila masih belum tercukupi, maka batas kriteria dapat diturunkan
menjadi rix >0,20.
Untuk menguji kualitas butir-butir dalam instrument yang digunakan
dalam penelitian apakah telah tepat untuk mengukur apa yang hendak
diukur dan dapat diandalkan konsistensinya, maka dilakukan uji validitas
dan reliabilitas. Penelitian ini terdiri dari tiga skala yaitu skala kepribadian
proaktif, skala pemberdayaan psikologis dan skala perilaku kerja inovatif.
Uji validitas konstrak dalam penelitian ini menggunakan rumusan
korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson, yang akan
dibantu oleh IBM SPSS versi 23.0 for Windows 10. Setelah dibantu
menggunakan IBM SPSS versi 23.0 for Windows 10, kemudian peneliti
mencari aitem-aitem yang valid. Koefisien yang valid yaitu >0,30 dan
>0,25 dan dianggap bahwa nilai tersebut sebagai aitem yang validitasnya
memuaskan (Azwar, 2018). Skala yang diukur dalam penelitian ini
variabel bebas atau independent yaitu skala kepribadian proaktif (X1),
pemberdayaan psikologis (X2), serta variabel terikat atau dependent yaitu
perilaku kerja inovatif (Y).
Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan TO (Try Out) terpakai
untuk uji validitas, menurut Hadi (Sanuddin & Widjojo, 2013)
menjelaskan bahwa dalam try out atau uji coba terpakai hasil uji cobanya
langsung digunakan untuk menguji hipotesis penelitian dan tentu saja
57

hanya data dari butir-butir yang sahih saja yang dianalisis. Adapun
kelebihan dari try out terpakai adalah cara pengambilan datanya hanya
sekali dan hasil uji-cobanya langsung digunakan untuk menguji hipotesis
sementara itu, kelemahan metode ini adalah jika ditemukan banyak butir
yang gugur maka harus dilakukan penyebaran ulang. Hal ini berarti bahwa
item uji-coba skala dalam penelitian ini bersamaan dengan pelaksanaan
penelitian yang sesungguhnya atau dengan maksud bahwa subyek yang
dijadikan uji coba juga dipakai sebagai subyek penelitian. Oleh karena itu,
peneliti menggunakan TO (Try Out) terpakai dikarenakan sulitnya mencari
responden sehingga peneliti menggunakan data yang sama dengan dua kali
uji validitas. Peneliti melakukan dua kali putaran dalam menggunakan
SPSS, dimana putaran pertama sebagai uji coba dan putaran kedua sebagai
hasil validitas. Alasan peneliti menggunakan TO (Try Out) terpakai adalah
karena mempertimbangkan kondisi di lapangan yang tidak memungkinkan
untuk diadakannya TO (Try Out) secara langsung.
1. Instrument Skala Kepribadian Proaktif
Skala kepribadian proaktif ini merupakan modifikasi alat ukur PPS
(Proactive Personality Scale) yang dikembangkan oleh Seibert,
Bateman dan Crant (Anindita & Muafi, 2020), yang diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia dan dimodifikasi. Siebert (Helmy & Pratama,
2018) terdapat 4 dimensi dalam kepribadian proaktif, yaitu.
Kemampuan mengidentifikasi peluang, menunjukan inisiatif,
mengambil tindakan dan bertahan hingga mencapai penutupan dengan
membawa perubahan. Terdapat 19 aitem dalam skala kepribadian

Anda mungkin juga menyukai