Anda di halaman 1dari 3

Tugas : Assessing Logic and Reasoning

Kemampuan penalaran umum termasuk menilai apakah suatu fakta itu benar dan
sesuai dengan argumen atau masalah yang dihadapi, serta menilai kebenaran dari dua atau
lebih hal itu konsisten. Deduktif berarti penalaran dari suatu prinsip ke contohnya. Contoh
dalam materi matematika adalah siswa belajar mengenai prinsip komutatif untuk
penjumlahan yang menyatakan bahwa a  b  b  a . Oleh karena itu secara deduktif pasti
benar bahwa 2  3  3  2 . Dalam deduktif dimulai dengan satu atau lebih premis kemudian
menggunakan penalaran untuk menghasilkan kesimpulan. Jika suatu premis itu tidak benar,
kesimpulan mungkin tidak valid. Jika ada asumsi yang goyah dibalik premis maka
kesimpulannya mungkin tidak valid. Dan jika kesimpulan tidak mengikuti premis maka
kesimpulan tersebut mungkin tidak valid. Mengidentifikasi asumsi dan premis yaitu
terkadang premis dinyatakan dan asumsi tidak dinyatakan.
Penalaran untuk sebuah kesimpulan yaitu setelah kebenaran premis ditetapkan, siswa
harus menggunakan penalaran yang masuk akal untuk sampai pada kesimpulan. Salah satu
kemampuan berpikir yang diperlukan untuk penalaran deduktif yang baik adalah kemampuan
untuk memutuskan suatu elemen ini masuk pada kategori apa. Atau penalaran deduktif yang
baik adalah pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan kondisi, dan penalaran deduktif
yang baik adalah kemampuan untuk bernalar menggunakan logika “Jika-maka”, Serta
penalaran deduktif yang baik adalah kemampuan untuk menalar secara logis dengan konsep-
konsep ini seperti dan, atau, tidak, beberapa dll.
Untuk menilai bagaimana siswa membuat atau mengevaluasi kesimpulan deduktif
adalah dengan memberikan siswa pernyataan yang mereka anggap benar dari satu atau lebih
kesimpulan yang benar dan salah secara logis. Kemudian tanyakan kepada siswa
kesimpulannya. Cara yang sangat umum untuk mengevaluasi penalaran deduktif dalam
matematika adalah meminta siswa untuk melakukan pembuktian aljabar. Contoh dalam
matematika sebagai berikut:
Tunjukkan bahwa x  23  6  3( x  4)
Untuk menunjukkan bahwa persamaan diatas benar, siswa harus membuat daftar serangkaian
langkah penalaran tertentu, masing-masing dibenarkan dengan penerapan sifat aljabar
x  23  6 
x  3  2  3  6  sifat distributif untuk perkalian terhadap penjumlahan

3x  2  3  6  sifat komutatif untuk komputasi


3x  6  6  perkalian 2  3  6

3x  6  6  sifat asosiatif untuk perhitungan


3x 12  penjumlahan 6  6  12
3x  3  4  substitusi, 12  3  4

3x  4 sifat distributif kiri untuk perkalian terhadap penjumlahan


Jika siswa menerapkan setiap sifat dengan tepat, persamaan berlaku untuk semua nilai
x. Dan nilai siswa telah menunjukkan kemampuan berpikir deduktif dalam matematika.
Perhatikan bahwa pengetahuan dan penalaran diperlukan untuk menjawab pertanyaan diatas.
Siswa perlu mengetahui sifat distributif, asosiatif, dan komutatif serta fakta dasar
pengetahuan.
Karena penalaran deduktif pasti, hanya dibutuhkan satu contoh untuk menyangkal
suatu deduktif. Berikut ini adalah contoh soal pilihan ganda yang menilai pemahaman
tersebut, serta pemahaman konten tentang persegi panjang dan bentuk geometris lainnya:
Alan mengatakan bahwa jika suatu bangun memiliki empat sisi maka pasti persegi panjang.
Gina tidak setuju. Manakah dari gambar berikut yang menunjukkan bahwa Gina benar?
b. c. d.
a.

jawaban yang benar adalah d. disini ada 2 cara untuk menentukan jawaban yang
benar. Cara yang pertama adalah dengan menyeleksi satu persatu jawaban yang salah hingga
menyisahkan satu jawaban yang benar. Kemudian cara kedua yaitu dengan langsung
menentukan jawaban yaitu empat sisi yang bukan persegi panjang.
Induktif berarti penalaran dari suatu contoh prinsip ke prinsip. Jadi untuk penalaran
dari data, contoh, dan informasi lainnya, induksi adalah penalaran dari contoh data, contoh
informasi lainnya untuk menggeneralisasi suatu prinsip. Contoh dalam materi matematika
adalah jika siswa melakukan banyak penjumlahan komutatif yaitu 2 3  3 2 ,
4  2  2  4, 6  1  1  6 , dll. Setelah beberapa saat sebagian siswa akan dapat
menyimpulkan dengan induksi bahwa a  b  b  a . Salah satu kemampuan berpikir yang
diperlukan untuk penalaran induktif yang baik adalah kemampuan untuk melihat pola dalam
data atau bukti lain. Selain itu yaitu kemampuan untuk memutuskan kesimpulan mana yang
paling baik menjelaskan pola-pola tersbut. Secara umum, berpikir induktif adalah tentang
membuat kesimpulan yang tepat dari bukti. Jenis lain dari penalaran induktif adalah
penalaran dengan analogi. Penalaran analogi adalah penalaran berdasarkan kesamaan dua hal
dan kualitas penalarannya tergantung pada apakah kedua hal itu serupa dalam hal-hal yang
benar-benar relevan dengan argumen. Untuk menilai bagaimana siswa membuat atau
mengevaluasi kesimpulan induktif, berikan siswa sebuah skenario dan beberapa informasi.
Kemudian minta siswa untuk menarik kesimpulan yang tepat dari informasi tersebut dan
jelaskan mengapa kesimpulannya benar.

Anda mungkin juga menyukai