Kami menyadari bahwa laporan Pengenalan Lapangan Persekolah (PLP II) ini masih banyak
terdapat kekurangan serta keterbatasan kemampuan, baik dalam melaksanakan maupun dalam
penulisan lapora PLP ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dan menambah wawasan serta pengalaman kami untuk kedepannya.
Mahasiswa PLP II
i
ABSTRAK
Magang adalah upaya pengembangan pengetahuan, pembentuka keterampilan, dan
meneguhkan sifat yang dilakukan melalui aktifitas belajar mengajar. Secara umum program magang
bertujuan untuk membangun jadi diri calon pendidik, memantapkan kompetensi akademik
kependidikan dan bidang studi, memantapkan kemampuan awal mahasiswa calon guru,
mengembangkan perangkat pembelajaran dan kecakapan pedagogic dalam membangun bidang
keahlian pendidikan. Magang merupakan kegiatan akademis dan praktik yang lebih memfokuskan
pada bidang manajemen pembelajaran di sekolah mitra (SMAN 8 BANDA ACEH). Dalam kegiatan
magang yang dilaksanakan mulai 25 juni sampai 31 agustus 2022 telah memperoleh hasil yang
sangat baik dalam kegiatan belajar dan mengajar di lingkungan sekolah mitra ( SMAN 8 Banda
Aceh). Setelah melakukan pengamatan yang penulis lakukan selama kegiatan PLP 2, maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa untuk menyelesaikan laporan ini diperlukan adanya kerja sama dari
berbagai pihak terutama pihak sekolah, selain itu untuk laporan ini juga diperlukan ketelitian yang
penuh untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari isi laporan
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................i
ABSTRAK................................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................................v
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................................................................1
1.2. Tujuan Program PLP II............................................................................................................3
1.3. Manfaat Program PLP II..........................................................................................................3
BAB II.......................................................................................................................................................5
HASIL PENGAMATAN DAN PELAKSANAAN PLP II.............................................................................5
2.1. Format Identifikasi Masalah....................................................................................................5
2.2. Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran.....................................................................8
2.3. Hasil Latihan Mengajar Terbimbing......................................................................................19
2.4. Hasil Latihan Mengajar Mandiri............................................................................................21
2.5. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Non-Teaching.........................................................................25
BAB III....................................................................................................................................................38
PENUTUP..............................................................................................................................................38
3.1. Kesimpulan............................................................................................................................38
3.2. Saran.....................................................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................40
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1. Format Identifikasi Masalah................................................................................................11
Tabel 2.5.1. Instrumen Kegiatan Ekstrakulikuler dan korikuler............................................................39
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.5.1. Buku Induk SIswa SMAN 8 Banda Aceh......................................................................33
Gambar 2.5.2. Buku Kegiatan Harian...................................................................................................35
Gambar 2.5.3. Kegiatan Ekstrakulikuler SMAN 8 Banda Aceh............................................................37
Gambar 2.5.4. Pelaksanaan Kegiatan Upacara Bendera.....................................................................38
Gambar 2.5.5. Membuat Bubur Asyura Untuk Memperingati Tahun Baru Islam.................................38
Gambar 2.5.6. Gotong Royong Bersama Warga Sekolah....................................................................39
Gambar 2.5.7. Membaca Surah Yasin Bersama..................................................................................39
Gambar 2.5.8. Jadwal Piket Zikir dan Jadwal Piket Guru.....................................................................43
Gambar 2.5.9. Jurnal/Agenda Guru......................................................................................................44
v
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PELAKSANAAN
PENGENALAN LAPANGAN PERSEKOLAHAN II
Laporan ini dibuat berdasarkan data dan informasi dari hasil pengamatan, diskusi dan wawancara di
sekolah tersebut, sehingga dapat dipertanggungjawabkan dengan baik dan ilmiah.
NPM. 1906103020099
Disahkan oleh,
Dosen Pembimbing PLP II, Guru Pamong PLP II,
...................................................... ....................................................
NIP. .............................................. NIP. ............................................
Menyetujui, Mengetahui,
Kepala Bagian PLP FKIP USK, Kepala Sekolah SMAN 8 Banda Aceh.
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang dapat berlangsung dalam
lingkungan dan sepanjang hidup ( long life education). Pendidikan juga diartikan sebagai
situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu. Secara simplistik pendidikan
didefinisikan sebagai sekolah, yakni pengajaran yang dilaksanakan atau diselenggarakan di
sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Selain itu pendidikan juga diartikan sebagai
segala pengaruh yang diupayakan terhadap anak dan juga remaja yang diserahkan
kepadanya agar memiliki kemampuan yang bisa dikatakan sempurna dan kesadaran penuh
terhadap hubungan-hubungan dan tugas sosial mereka.
Guru yang berkualitas dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas pula. Guru
adalah jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus dalam tugas utamanya
seperti mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan menengah. Guru haruslah bersikap professional, demi mewujudkan hal itu
diharapkan guru dapat melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh, dan
menjunjung tinggi prinsip dan asas-asas keprofesionalitas.
Guru professional dapat dicetak oleh lembaga pendidikan yang mengemban tugas
untuk menyiapkan pendidik generasi bangsa untuk masa depan, hal ini harus dipersiapkan
dengan baik dikarenakan seorang pendidik atau guru merupakan jabatan professional yang
memberikan layanan ahli dan menuntut kemampuan pesyaratan akademik. Oleh karena itu
untuk memperoleh pendidik atau tenaga kependidikan yang memenuhi kriteria baik
tersebut, maka Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala
menpersiapkan Program PLP II. Program ini wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa apabila
sudah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan sebelumnya.
Pengenalan Lapangan Persekolahan II (PLP II) adalah tahapan kedua dalam
pengenalan lapangan persekolahan program sarjana pendidikan yang diprogramkan pada
semester ketujuh dan pelaksanaannya dibuka pada setiap semester ganjil dan genap.
1
Sebagai tahap lanjutan dari PLP I, PLP II dimaksudkan untuk memantapkan kompetensi
akademik kependidikan dan bidang studi melalui berbagai bentuk aktivitas di sekolah. PLP
II merupakan suatu program yang dijadikan sebagai wadah atau tempat berlatih mahasiswa
yang bertujuan menerapkan seluruh keterampilan mengajar secara terintergrasi dengan
bahan pelajaran bidang yang diajarkannya, juga adanya bimbingan dari guru bidang studi
bersangkutan di sekolah latihan. PLP II dimaksudkan untuk memantapkan kompetensi
akademik kependidikan dan bidang studi melalui berbagai bentuk aktivitas di sekolah.
Dalam mata kuliah PLP II ini, para mahasiswa dapat melatih diri sampai dimana
kemampuannya serta dapat menerapkan secara langsung ilmu-ilmu yang telah didapat
selama kuliah, dan diharapkan setelah pelaksanaan PLP II nantinya mahasiswa menjadi
tenaga pendidik yang siap pakai dikemudian hari.
Salah satu lembaga pendidikan yang menerima mahasiswa praktikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala adalah SMAN 8 Banda Aceh.
Pelaksanaan program PLP II telah bekerjasama dengan sekolah yang melaksanakan
pembelajaran secara luring (offline). SMA Negeri 8 Banda Aceh telah bersedia menerima
dan membimbing mahasiswa sebagai salah satu sekolah tempat pelaksaan PLP II. Guru
pamong/pembimbing dibagikan sesuai jurusan masing-masing untuk membimbing, memberi
saran dan menambah pengetahuan bagi mahasiswa, hal ini merupakan salah satu cara
untuk mewujudkan terciptanya guru yang profesional di masa yang akan datang. Penetapan
mahasiswa PLP II di SMAN 8 Banda Aceh pada periode 2022 dimulai dari tanggal 25 Juli
2022 sampai dengan 31 Agustus 2022. SMA Negeri 8 Banda Aceh terletak di Kecamatan
Kuta Alam tepatnya di Kelurahan Kota Baru jalan Tgk. Chiek Dipineung Raya yang
wilayahnya termasuk kedalam Kota Banda Aceh. Sekolah ini didirikan pada tahun 2000 dan
mulai aktif pada tahun 2001. Sekolah ini memiliki lahan seluas 7.995 m 2 dengan luas
bangunan 3.331,5 m2.
SMA Negeri 8 Banda Aceh pada tahun 2022 sedang menerapkan kurikulum 2013
dan kurikulum merdeka, kurikulum 2013 diterapkan pada siswa kelas XI dan kelas XII
dengan ditetapkan dua jurusan yaitu IPA dan IPS. Sedangkan kurikulum merdeka
diaplikasikan pada siswa kelas X dengan jurusan IPAS yang terdiri atas 8 kelas. Sekolah
yang terletak tak jauh dari kantor Gubernur Aceh tersebut memiliki fasilitas yang memadai
2
yang dilengkapi dengan ruang kelas, ruang dewan guru dan tenaga pendidik, ruang tata
usaha, pos satpam, parkir, mushalla, perpustakaan, kantin, dan laboratorium, diantaranya
adalah laboratorium kimia, fisika, biologi, komputer, multimedia dan agama. SMAN 8 Banda
Aceh berakreditas A dan telah banyak meraih sejumlah prestasi baik di tingkat kota maupun
provinsi, alumni sekolah SMAN 8 Banda Aceh juga telah tersebar ke berbagai perguruan
tinggi di Indonesia.
3
b. Pengalaman selama mengikuti PLP, keterampilan melaksanakan
pembelajaran dan kompetensi lain dapat digunakan dalam melaksanakan
kerja sebagai seorang guru;
c. Berbagai pengalaman yang berhasil didpat selama PLP, baik secara langsung
maupun tidak langsung akan bermakna bagi lulusan sebagai bekal hidup di
masyarakat.
4
BAB II
HASIL PENGAMATAN DAN PELAKSANAAN PLP II
1 2 3 4 5 6
1. Beberapa Aktifitas Bagaimana Guru lebih Observasi
siswa kurang pembelajaran rancangan memberikan Pada X, XI
fokus dalam pembelajaran perhatian khusus dan Xll
belajar yang dapat kepada siswa yang
meningkatkan kurang fokus
semangat siswa
dalam belajar?
5. Kantin dan Sarana dan Apa yang harus Perlunya perluasan Sekolah
mushala prasarana dilakukan sekolah kantin dan
sudah bagus, terhadap kantin mushalla
namun perlu dan mushalla?
diperluas
karena kurang
sesuai dengan
jumlah siswa.
6. Fasilitas UKS Sarana dan Apa yang harus Perlunya perluasan Sekolah
sekolah masih Prasarana dilakukan sekolah dan kelengkapaan
kurang bagus, terhadap fasilitas obat-obatan (P3K)
ada UKS agar
perlengkapan memadai?
yang ada
didalamnya
kurang
lengkap
seperti obat-
6
obatan (P3K).
Adapun juga
ruangan perlu
diperluas
karena kurang
sesuai dengan
jumlah siswa
7
ruangan (AC)
9. Toilet siswa Sarana dan Apa yang harus Perlunya perbaikan Sekolah
belum prasarana dilakukan pihak pada toilet
memadai, sekolah terhadap
karena ada toilet yang rusak?
kerusakan
pada bagian
pintu
10. Ruang lab Sarana dan Apa yang harus Perlunya Sekolah
sudah bagus, prasarana dilakukan pihak kelengkapan alat
akan tetapi sekolah terhadap peraga lab
ada beberapa ruang lab?
alat-alat
peraga yang
belum lengkap
2.2.1 RPP
Rencana Pelaksanaan Pelajarann (RPP) adalah pegangan seorang guru dalam
mengajar di dalam kelas. RPP dibuat oleh guru untuk membantunya dalam mengajar agar
sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada hari tersebut.
RPP Kurikulum 2013 adalah suatu rencana yang menggambarkan langkah-langkah
yang akan dilakukan seorang guru yang akan melaksanakan pembelajaran berdasarkan
pada ketentuan kurikulum 2013. Kesuksesaan implementasi kurikulum 2013 ditentukan juga
oleh strategi pembelajaran yang tepat dan menunjang terwujudnya seluruh kompetensi
yang dimuat dalam kurikulum 2013. Kurikulum 2013 memuat apa yang seharusnya
diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa
yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik.
8
RPP Kurikulum 2013 berdasar penjelasan yang tertera di dalam Permendikbud 81a
berisi elemen-elemen sebagai berikut:
1. Data sekolah, mata pelajaran, dan kelas/semester
2. Materi pokok
3. Alokasi waktu
4. Tujuan pembelajaran, KD dan indikator pencapaian kompetensi
5. Materi pembelajaran, metode pembelajaran
6. Media,alat dan sumber belajar
7. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran, dan
8. Penilaian.
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang
beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk
mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasan untuk memilih
berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan
belajar dan minat peseta didik.
Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan
berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah. Projek tersebut tidak
diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada
konten mata pelajaran. Terdapat 3 karakteristik Kurikulum Merdeka, yaitu :
1. Lebih fokus pada materi yang esensial
2. Struktur kurikulum yang lebih Fleksibel
3. Tersedianya banyak perangkat ajar
9
material) adalah isi atau muatan kurikulum yang harus dipahami oleh siswa dalam upaya
mencapai tujuan kurikulum.
Sedangkan dalam website Dikmenjur mengungkapkan bahwa bahan ajar
merupakan seperangkat materi atau substansi pembelajaran (teaching material) yang
disusun secara sistematis dan menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan
dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Bahan ajar dapat digunakan siswa dalam
mempelajari suatu kompetensi secara runtut dan sistematis, sehingga secara akumulatif
mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu (Depdiknas, 2008:6).
Daripengertian diatas, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa bahan ajar
merupakan segala bahan baik itu informasi, alat, maupun teks yang harus disusun secara
sistematis dan menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dipelajari oleh siswa
melalui proses pembelajaran yang mendorong keterlibatan peserta didik secara aktif dan
menyenangkan. Jadi, bahan ajar tidak hanya mendorong siswa untuk mengetahui (learning
to know), tetapi juga untuk melakukan (learning to do), untuk menjadi (learning to be), dan
untuk hidup bersama (learning to live together).
11
Pembelajaran merupakan suatu proses yang bertahap dan berkelanjutan. Untuk
mencapai suatu kompetensi yang tinggi perlu dibuatkan tujuan. Untuk itu guru harus
menyusun tujuan pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik siswa. Dalam
penyusunan bahan ajar, mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk
terus mencapai tujuan. Dalam pembelajaran, setiap anak akan mencapai tujuan tersebut,
dengan kecepatannya sendiri-sendiri, namun mereka semua akan sampai pada tujuan
meskipun dengan waktu yang berbedabeda. Inilah sebagian dari prinsip belajar tuntas.
Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
penyusunan bahan ajar harus memperhatikan beberapa hal diantaranya bahan ajar disusun
mulai dari yang mudah, dalam penyusunan bahan ajar pengulangan materi diperlukan untuk
lebih memahamkan siswa, serta umpan balik positif diperlukan untuk memberikan
semangat belajar kepada siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
f. Pembelajaran Tematik
i. Pengertian Pembelajaran Tematik
13
Pembelajaran tematik merupakan bentuk yang akan menciptakan sebuah
pembelajaran terpadu, yang akan mendorong keterlibatan siswa dalam belajar, membuat
siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan menciptakan situasi pemecahan
masalah sesuai dengan kebutuhan siswa, dalam belajar secara tematik siswa akan dapat
belajar dan bermain dengan kreativitas yang tinggi. Pembelajaran tematik juga diartikan
sebagai pola pembelajaran mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, kemahiran, nilai
dan sikap pembelajaran dengan menggunakan tema.
14
2.2.3 Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran terdiri dari dua kata yaitu media dan pembelajaran. Media
dalam bahasa latin merupakan bentuk jamak dari kata “medium”. Yang berarti “pengantar”
atau “perantara” secara harfiah (Haryono, 2015: 47). Sanaky (2013: 3-4) mengatakan
bahwa media pembelajaran adalah sarana atau alat bantu yang digunakan dalam proses
pembelajaran supaya dapat berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Arsyad (2014: 6) mengartikan bahwa media pembelajaran adalah alat perantara
untuk membantu komunikasi pendidik dan peserta didik dalam menyampaikan
pembelajaran. Munadi (2012: 7) mengartikan media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat menyampaikan pesan dari sumber yang terencana sehingga tercipta lingkungan
belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efektif.
Pendapat para ahli diatas, dapat diperoleh kesimpulan bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan oleh pendidik untuk mernyampaikan informasi
kepada peserta didik. Alat yang digunakan untuk merangsang peserta didik agar aktif dalam
kegiatan belajar mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar akan jauh lebih baik. Secara
garis besar media pembelajaran adalah sesuatu yang membantu pendidik dalam
menyampaikan materi, membantu peserta didik dalam memahami materi dan meningkatkan
minat belajarnya.
15
meningkatkan inovasi pembelajaran, 3) Media pembelajaran menjadikan pembelajaran di
kelas menyenangkan dan tidak tertekan. Sedangkan manfaat media bagi peserta didik
yaitu: 1) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik, 2) Memudahkan peserta didik dalam
berpikir dan beranalisis, 3) Meningkatkan dan memebrikan inovasi peserta didik dalam
belajar, serta 4) Media pembelajaran dapat membuat peserta didik merasa pembelajaran
yang menyenangkan dan tidak tertekan.
2.2.4 LKPD
LKPD merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembaran-lembaran kertas yang
berisi materi, ringkasan dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus
dikerjakan oleh peserta didik yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai.
Pada proses pembelajaran penggunaan LKPD oleh peserta didik yang masih banyak
digunakan oleh sekolah dan peserta didik haruslah diimbangi dengan kualitas LKPD yang
16
bermutu bagus. Jika LKPD yang digunakan adalah LKPD yang bermutu rendah, tentu
sangat merugikan penggunanya yakni peserta didik. Apalagi dalam kurikulum 2013 dituntut
untuk aktif dan dapat bekerja secara mandiri. Sarana yang tepat sebagai pendukung bagi
peserta didik untuk dapat aktif dan mandiri dalam pembelajaran adalah Lembar Kegiatan
Peserta Didik (Wirdani, 2019).
Desain perangkat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang baik sangat dibutuhkan
agar tercapainya proses pembelajaran yang mendorong peserta didik lebih berperan aktif.
Berdasarkan
penelitian yang pernah dilakukan, LKPD bisa dijadikan sebagai panduan peserta
didik di dalam melakukan kegiatan belajar, seperti melakukan percobaan. LKPD berisi alat
dan bahan serta prosedur kerja (Munandar, 2015).
LKPD perlu didesain secara menarik agar dapat merangsang peserta didik untuk
tertarik belajar. Terdapat dua faktor saat mendesain LKPD, yakni tingkat kemampuan
membaca, dan pengetahuan peserta didik. LKPD didesain untuk dimanfaatkan secara
mandiri oleh peserta didik.
Batasan umum menentukan desain LKPD antara lain ukuran, kepadatan halaman,
dan kejelasan.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam pembuatan LKPD
(Lembar Kerja Peserta Didik):
1. Anda harus terlebih dahulu menyiapkan judul yang akan di tulis pada LKPD tersebut,
judul yang di ambil harus sesuai dengan materi pokok yang akan di ajarkan pada
pembelajaran nantinya.
2. Menuliskan kompetensi dasar yang akan dicapai pada pembelajaran tersebut pada
LKPD (memuat kompetensi dasar pengetahuan dan kompetensi dasar keterampilan).
3. Menuliskan indikator pencapaian kompetensi (IPK), dimana indikator yang ditulis akan
lebih baik jika memuat 2 indikator pencapaian kompetensi pada masing-masing KD.
4. Menuliskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh peserta didik dalam
pembelajaran dengan media LKPD. Untuk tujuan pembelajaran harus memuat aspek
ABCD (Audience, Behavior, Condition dan Degree).
17
5. Menuliskan waktu penyelesaian LKPD. Tujuannya adalah agar LKPD yang dikerjakan
dapat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sehingga peserta didik dapat benar-
benar memaksimalkan waktu yang telah ditetapkan.
6. Menentuka teknik penilaian yang akan digunakan dalam proses pengerjaan LKPD.
7. Menuliskan petunjuk penggunaan LKPD. Tujuannya agar peserta didik dapat
memahami cara menggunakan dan mengerjakan kegiatan yang ada di dalam LKPD.
8. Menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penyelesaian LKPD.
Tujuannya adalah membantu peserta didik dalam mempersiapkan alat dan bahan
sehingga semua peralatan yang dibutuhkan dalam pengerjaan LKPD nantinya dapat
terlengkapi dengan baik sehingga proses pengerjaan LKPD dapat lebih efektif.
9. Menuliskan langkah-langkah kegiatan yang akan dikerjakan pada LKPD.
10. Mempersiapkan waktu untuk mempresentasikan pengerjaan LKPD bagi tiap-tiap
kelompok.
11. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyimpulkan hasil dari
pembelajaran yang telah berlangsung.
12. Guru memberikan penguatan berupa umpan balik sehingga tujuan pembelajaran dapat
benar-benar tercapai.
19
konsultasi dengan guru pamong artinya konsultasi dan bimbingan dengan guru pamong
tetap berlanjut hingga kegiatan PLP II ini berakhir.
Untuk kelancaran proses belajar mengajar disekolh, mahasiswa praktikan juga
diberikan pelatihan keterampilan dalam melaksanakan tugas-tugas keguruan lainnya yang
dilakukan secara terbimbing, antara lain:
1) Membuat Program Tahunan dan Program Semester
2) Membuat perhitungan minggu dan jam efektif
3) Membuat penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
4) Membuat pengembangan silabus
5) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebelum melaksanakan kegiatan
belajar mengajar
6) Menjadi petugas piket pada hari yang telah ditentukan
7) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara terbimbing
8) Melaksanakan penilaian hasil belajar (melakukan evaluasi)
9) Memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar atau yang
bermasalah
10) Berkonsultasi dengan guru pamong apabila ada kesulitan dan kendala
Semua kegiatan yang bersifa “Teaching” ini di konsultasikan dengan guru pamong
termasuk mengenai cara menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dalam masa
pelaksanaan PLP II tersebut. Bimbingan ini dilakukan di antara waktu yang tersedia dan
memungkinkan pada saat tidak ada jam mengajar.
Selain kegiatan-kegiatan yang bersifat “Teavhing” tersebut, mahaiswa PLP juga
melaksanakan sejumlah kegiatan yang bersifat “non teaching”. Kegiatan ini juga
berlangsung di luar jam mengajar di kelas. Kegiatan ini diantaranya adalah mengobservasi
keadaan fisik sekolah, membantu para guru, dan mengikuti kegiatan siswa. Selama
kegiatan ini berlangsung, mahasiswa PLP II dibimbing oleh guru dan staf terutama oleh
koordinatior pamong.
20
Latihan praktik mengajar mandiri adalah latihan praktik mengajar yang dilakukan
oleh mahasiswa sebagai guru kelas. Terdapat dua jenis mengajar mandiri yaitu mengajar
mandiri untuk satu bidang studi dan mengajar mandiri dari jam pertama sampai jam terakhir.
Tujuan dilakukannya praktik mengajar mandiri adalah agar mahasiswa memliki
kemampuan mengajar secara penuh sebagai guru kelas SMAN 8 Banda Aceh. Ada 3 tugas
pokok guru dalam pembelajaran. Sebagai pengajar, pendidik dan pelatih.Sebagai pengajar,
guru bertugas mentransformasi ilmu pengetahuan dalam pembelajaran melalui strategi dan
metode tertentu. Dalam proses transformasi ini guru menjadi seorang fasilitator kebutuhan
siswa dalam belajar. Memberikan rujukan dan referensi tentang sumber dan bahan belajar
yang dibutuhkan siswa. Sebagai pendidik, guru bertugas mentransformasikan nilai-nilai
sikap dan tingkah laku serta budi pekerti luhur. Nilai-nilai ini terintegrasi dalam sumber dan
bahan belajar yang diberikan oleh guru. Oleh sebab itu, semua mata pelajaran yang ada di
sekolah sudah memuat nilai-nilai sikap positif, tingkah laku yang baik dan nilai budi pekerti
luhur.Tugas sebagai pelatih dalam pembelajaran menempatkan guru untuk
memberdayakan potensi keterampilan dasar dan sikap mandiri pada siswa.Potensi ini
tercermin dari keterampilan siswa ketika melakukan aktivitas belajar di ruang kelas.
22
2. Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement)
3. Pengumpulan data (data collection)
4. Pengolahan data (data processing)
5. Pembuktian (verification)
6. Menarik simpulan/generalisasi (generalization)
Kemudian Cooperative learning adalah model pembelajaran dengan memberikan
tugas kepada siswa yang lebih pandai dalam sebuah kelompok kecil yang hasilnya akan
dipresentasikan kepada kelompok lain di dalam kelas. Hasil kelompok tersebut kemudian
didalami dan ditanggapi sehingga terjadi proses belajar yang aktif dan dinamis.
Falsafah model pembelajaran ini adalah pembelajaran gotong royong. Robert Slavin
mengatakan cooperative learning adalah salah satu bentuk paham pembelajaran
konstruktivis. Pembelajaran konstruktivisme adalah suatu teknik pembelajaran yang
melibatkan siswa untuk membina sendiri secara aktif pengetahuan dengan menggunakan
pengetahuan yang telah siswa miliki sebelumnya. Model ini sangat bagus karena
komunikasi antarsiswa secara informal membuat siswa cepat memahami suatu materi yang
sedang dibahas. Siswa yang agak terlambat menerima materi pelajaran, dengan penjelasan
temannya yang lebih pandai, akan lebih mudah menerima dan memahami materi yang
sedang didiskusikan, di samping mereka juga terlatih untuk belajar mendengarkan pendapat
orang lain.Bagi siswa yang pandai, cara ini menjadi sarana untuk menanamkan karakter
peduli, tenggang rasa, sifat berbagi, bertanggungjawab kepada teman sejawat, dan melatih
kemampuan berkomunikasi. Secara tidak langsung, melalui aktivitas ini, siswa yang pandai
akan memperdalam dan memperluas pengetahuannya, dia akan belajar lebih keras agar
bisa lebih baik menjelaskan kepada teman di kelompoknya.
Berdasarkan dua metode yang telah dilakukan cooperative learning menunjukkan
hasil yang positif. Siswa yang mempraktikkan cooperative learning hasilnya lebih baik dari
model pembelajaran discovery. Begitu pula hasil dengan membandingkan model
cooperative learning dengan model individual dan model kompetisi. Hasilnya, siswa lebih
efektif belajar ketika bekerja sama. Dengan bekerja sama, prestasi lebih kuat untuk dicapai.
Di samping itu komunikasi dan toleransi antarsiswa jadi lebih baik karena mereka tidak
membedakan ras, agama, latar belakang keluarga, dan perbedaan lainnya.
23
2.4.4 Umpan balik Guru Pembimbing
a. Sebelum praktik mengajar
Manfaat keberadaan guru pembimbing sangat dirasakan besar ketika kegiatan PPL
dilaksanakan, guru pembimbing memberikan arahan-arahan yang berguna seperti
pentingnya merancang pembelajaran pengajaran dan alokasi waktu sebelum pengajaran di
kelas dimulai, fasilitas yang dapat digunakan dalam mengajar, serta memberikan informasi
yang penting dalam proses belajar mengajar yang diharapkan. Selain itu guru pembimbing
dapat memberikan beberapa pesan dan masukan yang akan disampaikan sebagai bekal
praktikan mengajar di kelas.
2.4.6 Evaluasi
Evaluasi digunakan untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki mahasiswa maupun
kekurangannya serta pengembangan dan peningkatannya dalam pelaksanaan PPL.
24
Buku induk siswa adalah kumpulan data peserta didik sepanjang masa dari awal
berdirinya suatu sekolah yang berisi data lengkap dari setiap siswa yang pernah terdaftar di
sekolah tersebut. Data siswa yang ada di dalam buku induk peserta didik adalah terdiri dari :
1. Biodata/Keterangan Siswa
Yaitu nama siswa, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, jumlah saudara, dan
alamat tempat tinggal
2. Keterangan Orangtua/Wali Siswa
Yaitu nama orangtua/wali, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penghasilan
3. Penilaian/Prestasi Belajar Siswa
Mulai dari tahun pertama siswa tersebut masuk hingga kelulusan
Setiap penyelenggaraan pendidikan wajib memiliki buku induk siswa. Rujukan
penting bagi assesor untuk melihat data identitas siswa, perkembangan dan data lainnya
yang berkaitan dengan siswa dari mulai masuk sampai nanti menjadi alumni.
Buku induk siswa adalah sekumpulan daftar nama siswa sepanjang masa dari
sekolah tersebut. Setiap siswa harus dicatat dalam buku besar yang biasanya disebut buku
pokok. Catatan dalam buku induk siswa harus lengkap yang meliputi data dan identitas
siswa. Data-data tersebut diambil dari formulir pada saat Pendaftaran Penerimaan Peserta
Didik Baru(PPDB). Selain dari identitas siswa yang meliputi nama orang tua dan lain-lain.
Dalam buku induk juga tertera nomor induk siswa, nomor induk siswa nasional, nomor kode
sekolah , keterangan orangtua/wali siswa dan prestasi belajar siswa ( daftar nilai raport) dari
tahun ke tahun selama siswa tersebut belajar di sekolah.
Manfaat dari buku induk siswa adalah menentukan siswa yang berhak memperoleh
dana bantuan, mengetahui perkembangan jumlah siswa dari tahun ke tahun, memahami
kondisi siswa terutama bagi yang memiliki masalah baik akademik maupun nonakademik.
Selain itu, buku induk juga sebagai dokumen rujukan utama untuk bahan akreditasi.
Pada penempatan sekolah latihan, penulis mengamati bahwa terdapat Daftar
Buku Induk Siswa di SMA Negeri 8 Banda Aceh. Berikut lampiran Daftar Buku Induk Siswa;
25
Gambar 2.5.1. Buku Induk SIswa SMAN 8 Banda Aceh
b. Remediasi
Remediasi adalah proses pemulihan dari kondisi terkontaminasi cemaran menjadi
acuan. Peserta didik yang belum menguasai materi atau SKBM ( Standar Ketuntasan
Belajar Minimal ) setelah mengikuti tes kompetenti dasar tertentu, ujian blok, atau ujian
semester. Guru melakukan penilaian kembali dengan soal yang sejenis atau memberikan
tugas individu terkait dengan topik yang telah dibahas. Remedial dilaksanakan pada waktu
dan hari tertentu yang disesuaikan, contoh: pada saat jam belajar, apabila masih ada waktu,
atau di luar jam pelajaran (30 menit setelah jam pelajaran selesai). Progran remedial ini
dilakukan dua kali, sehingga bila peserta didik sudah melaksanakan remedial atau
perbaikan sebanyak dua kali namun nilainya belum mencapai SKBM maka penanganannya
harus melibatkan orang tua peserta didik dengan melibatkan pihak Bimbingan dan
26
Konseling untuk mengetahui kemungkinan sebab lain dari kelambanan peserta didik
tersebut.
f. Kegiatan Ekstrakulikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang sifatnya lebih kepada minat peserta
didik dan pengembangan diri, contohnya seperti olahraga, seni, ataupun kegiatan
keagamaan.Berbeda dengan kegiatan kokurikuler, dimana kegiatan ini lebih menekankan
pada penguatan dari kegiatan intrakurikuler yang biasa dilaksanakan pada sekolah.Dimana
kegiatan kokurikuler ini seperti melakukan pengunjungan pada museum guna untuk
penguatan dari kegiatan intrakurikuler.
28
Kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatan tambahan yang dilakukan di luar jam
pelajaran yang dilakukan baik di sekolah atau diluar sekolah dengan tujuan untuk
mendapatkan tambahan pengetahuan, keterampilan dan wawasan serta membantu
membentuk karakter peserta didik sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki oleh peserta
didik, kegiatan esktrakurikuler yang terdapat di SMAN 8 Banda Aceh antara lain: Paskibra,
Pramuka, PMR, Sanggar seni, Futsal, Beladiri, PIK-R, Tahfizh Qur’an, Basket.
30
Gambar 2.5.5. Membuat Bubur Asyura Untuk Memperingati Tahun Baru Islam
31
Gambar 2.5.7. Membaca Surah Yasin Bersama
32
Pada sekolah yang penulis amati terdapat dua kegiatan tersebut, adapun hasil
pengamatan yang dilakukan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Penilaian
No Indikator Keterangan
Ada Tidak
Kegiatan ekstrakurikuler
dilaksanakan terjadwal
2 Kegiatan ekstrakurikuler terjadwal sesuai dengan waktu
kesepakatan yang
disetujui.
33
Tidak adanya pelatihan
kegiatan Kokulikuler,
namun saat melakukan
kegiatan tersebut, guru
Pembinaan/Pelatihan kegiatan
3 akan bertugas menjaga
kokurikuler
dan membina peserta didik
selama proses kegiatan
Kokulikuler itu
berlangsung.
Pada pelaksanaan
kegiatan ektrakurikuler
yang dilakukan pada
sekolah ini, para peserta
didik dibina oleh seorang
Pembinaan/Pelatihan kegiatan
4 pelatih yang juga berasal
ekstrakurikuler
dari sekolah tersebut.
Pembinaan/pelatihan
kegiatan ini biasanya
terjadwal pada satu hari
yang telah ditentukan.
h. Piket Sekolah
Tugas tambahan lain yang dapat dijadikan untuk mencukupi kekurangan jam bagi
guru di sekolah adalah menjadi guru piket. Guru piket sebagaimana diatur dalam
Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018 Ekuivalen dengan 2 jam tatap muka. Bukti fisik untuk
kelengkapan ekuivalen guru piket adalah Surat Pembagian Tugas persemester yag
dikeluarkan oleh atasan, program dan jadwal piket laporan hasil kegiatan piket per tugas.
Tugas guru piket sehari-hari adalah memeriksa kondisi lingkungan sekolah menyangkut
keamanan maupun kebersihan lingkungan sekolah, mengawasi kegiatan K3 (ketertiban,
35
kebersihan dan keindahan), mengisi data administrasi piket harian, mengawasi siswa ketika
jam istirahat dan melaporkan peristiwa atau kejadian penting.
Pada penempatan sekolah latihan, penulis mengamati bahwa terdapat data Piket
Sekolah di SMA Negeri 8 Banda Aceh. Data piket sekolah tersebut terbagi menjadi
beberapa yaitu data guru piket zikir bersama dengan pemerintahan aceh dan data piket
guru di meja piket. Berikut lampiran data Piket Sekolah;
37
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
1. Bagi sekolah
Diharapkan sekolah SMA NEGERI 8 BANDA ACEH lebih memaksimalkan
infrastruktur baik media yang sudah ada maupun yang sedang dalam usaha pengadaan
untuk pengoptimalan peningkatan kemampuan anak baik untuk kegiatan belajar maupun
untuk terapi bagi anak dan kami berharap semoga sekolah SMA NEGERI 8 BANDA ACEH
terus meningkatkan kualitas sekolah, baik prestasi nasional maupun internasional.
38
2. Bagi Universitas
Berdasarkan program pelaksanaan Pengenalan Lapangan Persekolahan II yang
telah dilakukan selama 40 hari diperoleh saran dari pelaksanaan tersebut yaitu semoga
program pelaksanaan Pengenalan Lapangan Persekolahan II kedepannya dapat
dipertahankan dan ditingkatkan diprogram berikutnya dan kami berharap semoga
kedepannya untuk absen dibuatkan web atau absen seperti sim kuliah serta diharapkan
Universitas Syiah Kuala Menjalin koordinasi yang intensif antara pihak universitas, dosen
pembimbing lapangan, sekolah, dan mahasiswa.
3. Bagi Mahasiswa
Saran bagi mahasiswa pelaksanaan lapangan persekolahan II kedepannya harus
terus belajar untuk menjadi pendidik yang mampu memberikan ilmu kepada peserta didik
dengan menggunakan model pembelajan dan media belajar yang lebih bervariasi
39
DAFTAR PUSTAKA
Badriyah, N. L., Thamrin., & Aryanti, N. 2018. `Analisis Instrumen Penilaian Hasil Belajar Mata
Pelajaran Gambar Teknik Siswa Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan Program Keahlian
Bangunan. IJCEE, 4:2, 93-102.
Hamid, M. A. 2016. Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Siswa Berbasis TIK pada
Pembelajaran Dasar Listrik Elektronika. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro , 1:1, 37-46.
Munandar, H., Yusrizal., & Mustanir. 2015. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Berorientasi Nilai Islami pada Materi Hidrolisis Garam. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia,
3:1, 27-37.
Wirdani, R., Lazulva., & Zona, O. 2019. Desain dan Uji Coba Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Berbasis Sets (Science, Environment, Technology, and Society) pada Materi Koloid.
JEDCHEM (Journal Education and Chemistry) , 1:2, 56-63.
40