Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PELAKSANAAN

PENGENALAN LAPANGAN PERSEKOLAHAN II


SEKOLAH MENENGAH ATAS 8 BANDA ACEH

Mahasiswa PLP II SMAN 8 BANDA ACEH

BAGIAN PENGENALAN LAPANGAN PERSEKOLAHAN (PLP)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan
keikhlasan sehingga kami dapat menyelesaikan program PLP II di SMA Negeri 8 Banda Aceh.
Shalawat dan salam penulis sanjungkan kepangkuan Nabi besar Muhammad SAW.

Dalam melaksanakan program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP II) dan


penyusunan laporan ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang telah ikut serta membantu.
Atas segala bantuan dan dukungan tersebut, maka pada kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ismul Huda, M. Si selaku kepa UP-PPL.


2. Ibu Nurrizayani,S.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 8 Banda Aceh.
3. Bapak Jhonny S. Pd. I selaku koordinator mahasiswa PLP II
4. Seluruh dewan guru yang juga banyak memberikan arahan kepada mahasiswa PLP II

Kami menyadari bahwa laporan Pengenalan Lapangan Persekolah (PLP II) ini masih banyak
terdapat kekurangan serta keterbatasan kemampuan, baik dalam melaksanakan maupun dalam
penulisan lapora PLP ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dan menambah wawasan serta pengalaman kami untuk kedepannya.

Banda Aceh, 27 Agustus 2022

Mahasiswa PLP II

i
ABSTRAK
Magang adalah upaya pengembangan pengetahuan, pembentuka keterampilan, dan
meneguhkan sifat yang dilakukan melalui aktifitas belajar mengajar. Secara umum program magang
bertujuan untuk membangun jadi diri calon pendidik, memantapkan kompetensi akademik
kependidikan dan bidang studi, memantapkan kemampuan awal mahasiswa calon guru,
mengembangkan perangkat pembelajaran dan kecakapan pedagogic dalam membangun bidang
keahlian pendidikan. Magang merupakan kegiatan akademis dan praktik yang lebih memfokuskan
pada bidang manajemen pembelajaran di sekolah mitra (SMAN 8 BANDA ACEH). Dalam kegiatan
magang yang dilaksanakan mulai 25 juni sampai 31 agustus 2022 telah memperoleh hasil yang
sangat baik dalam kegiatan belajar dan mengajar di lingkungan sekolah mitra ( SMAN 8 Banda
Aceh). Setelah melakukan pengamatan yang penulis lakukan selama kegiatan PLP 2, maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa untuk menyelesaikan laporan ini diperlukan adanya kerja sama dari
berbagai pihak terutama pihak sekolah, selain itu untuk laporan ini juga diperlukan ketelitian yang
penuh untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari isi laporan

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................i
ABSTRAK................................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................................v
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................................................................1
1.2. Tujuan Program PLP II............................................................................................................3
1.3. Manfaat Program PLP II..........................................................................................................3
BAB II.......................................................................................................................................................5
HASIL PENGAMATAN DAN PELAKSANAAN PLP II.............................................................................5
2.1. Format Identifikasi Masalah....................................................................................................5
2.2. Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran.....................................................................8
2.3. Hasil Latihan Mengajar Terbimbing......................................................................................19
2.4. Hasil Latihan Mengajar Mandiri............................................................................................21
2.5. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Non-Teaching.........................................................................25
BAB III....................................................................................................................................................38
PENUTUP..............................................................................................................................................38
3.1. Kesimpulan............................................................................................................................38
3.2. Saran.....................................................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................40

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1. Format Identifikasi Masalah................................................................................................11
Tabel 2.5.1. Instrumen Kegiatan Ekstrakulikuler dan korikuler............................................................39

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.5.1. Buku Induk SIswa SMAN 8 Banda Aceh......................................................................33
Gambar 2.5.2. Buku Kegiatan Harian...................................................................................................35
Gambar 2.5.3. Kegiatan Ekstrakulikuler SMAN 8 Banda Aceh............................................................37
Gambar 2.5.4. Pelaksanaan Kegiatan Upacara Bendera.....................................................................38
Gambar 2.5.5. Membuat Bubur Asyura Untuk Memperingati Tahun Baru Islam.................................38
Gambar 2.5.6. Gotong Royong Bersama Warga Sekolah....................................................................39
Gambar 2.5.7. Membaca Surah Yasin Bersama..................................................................................39
Gambar 2.5.8. Jadwal Piket Zikir dan Jadwal Piket Guru.....................................................................43
Gambar 2.5.9. Jurnal/Agenda Guru......................................................................................................44

v
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PELAKSANAAN
PENGENALAN LAPANGAN PERSEKOLAHAN II

Laporan pelaksanaan Pengenalan Lapangan Persekolahan II (PLP II) Fakultas Keguruan


dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala oleh:

Mahasiswa PLP 2 SMAN 8 Banda Aceh

Laporan ini dibuat berdasarkan data dan informasi dari hasil pengamatan, diskusi dan wawancara di
sekolah tersebut, sehingga dapat dipertanggungjawabkan dengan baik dan ilmiah.

Banda Aceh, 27 Agustus 2022


Ketua Kelompok Mahasiswa PLP II,

Gilang Audithia Pratama

NPM. 1906103020099
Disahkan oleh,
Dosen Pembimbing PLP II, Guru Pamong PLP II,

...................................................... ....................................................
NIP. .............................................. NIP. ............................................

Menyetujui, Mengetahui,
Kepala Bagian PLP FKIP USK, Kepala Sekolah SMAN 8 Banda Aceh.

Dr. Ismul Huda, M.Si Nurrizayani, S.Pd.


NIP. 196810281994031004 NIP. 19810129 200701 2001

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang dapat berlangsung dalam
lingkungan dan sepanjang hidup ( long life education). Pendidikan juga diartikan sebagai
situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu. Secara simplistik pendidikan
didefinisikan sebagai sekolah, yakni pengajaran yang dilaksanakan atau diselenggarakan di
sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Selain itu pendidikan juga diartikan sebagai
segala pengaruh yang diupayakan terhadap anak dan juga remaja yang diserahkan
kepadanya agar memiliki kemampuan yang bisa dikatakan sempurna dan kesadaran penuh
terhadap hubungan-hubungan dan tugas sosial mereka.
Guru yang berkualitas dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas pula. Guru
adalah jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus dalam tugas utamanya
seperti mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan menengah. Guru haruslah bersikap professional, demi mewujudkan hal itu
diharapkan guru dapat melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh, dan
menjunjung tinggi prinsip dan asas-asas keprofesionalitas.
Guru professional dapat dicetak oleh lembaga pendidikan yang mengemban tugas
untuk menyiapkan pendidik generasi bangsa untuk masa depan, hal ini harus dipersiapkan
dengan baik dikarenakan seorang pendidik atau guru merupakan jabatan professional yang
memberikan layanan ahli dan menuntut kemampuan pesyaratan akademik. Oleh karena itu
untuk memperoleh pendidik atau tenaga kependidikan yang memenuhi kriteria baik
tersebut, maka Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala
menpersiapkan Program PLP II. Program ini wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa apabila
sudah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan sebelumnya.
Pengenalan Lapangan Persekolahan II (PLP II) adalah tahapan kedua dalam
pengenalan lapangan persekolahan program sarjana pendidikan yang diprogramkan pada
semester ketujuh dan pelaksanaannya dibuka pada setiap semester ganjil dan genap.

1
Sebagai tahap lanjutan dari PLP I, PLP II dimaksudkan untuk memantapkan kompetensi
akademik kependidikan dan bidang studi melalui berbagai bentuk aktivitas di sekolah. PLP
II merupakan suatu program yang dijadikan sebagai wadah atau tempat berlatih mahasiswa
yang bertujuan menerapkan seluruh keterampilan mengajar secara terintergrasi dengan
bahan pelajaran bidang yang diajarkannya, juga adanya bimbingan dari guru bidang studi
bersangkutan di sekolah latihan. PLP II dimaksudkan untuk memantapkan kompetensi
akademik kependidikan dan bidang studi melalui berbagai bentuk aktivitas di sekolah.
Dalam mata kuliah PLP II ini, para mahasiswa dapat melatih diri sampai dimana
kemampuannya serta dapat menerapkan secara langsung ilmu-ilmu yang telah didapat
selama kuliah, dan diharapkan setelah pelaksanaan PLP II nantinya mahasiswa menjadi
tenaga pendidik yang siap pakai dikemudian hari.
Salah satu lembaga pendidikan yang menerima mahasiswa praktikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala adalah SMAN 8 Banda Aceh.
Pelaksanaan program PLP II telah bekerjasama dengan sekolah yang melaksanakan
pembelajaran secara luring (offline). SMA Negeri 8 Banda Aceh telah bersedia menerima
dan membimbing mahasiswa sebagai salah satu sekolah tempat pelaksaan PLP II. Guru
pamong/pembimbing dibagikan sesuai jurusan masing-masing untuk membimbing, memberi
saran dan menambah pengetahuan bagi mahasiswa, hal ini merupakan salah satu cara
untuk mewujudkan terciptanya guru yang profesional di masa yang akan datang. Penetapan
mahasiswa PLP II di SMAN 8 Banda Aceh pada periode 2022 dimulai dari tanggal 25 Juli
2022 sampai dengan 31 Agustus 2022. SMA Negeri 8 Banda Aceh terletak di Kecamatan
Kuta Alam tepatnya di Kelurahan Kota Baru jalan Tgk. Chiek Dipineung Raya yang
wilayahnya termasuk kedalam Kota Banda Aceh. Sekolah ini didirikan pada tahun 2000 dan
mulai aktif pada tahun 2001. Sekolah ini memiliki lahan seluas 7.995 m 2 dengan luas
bangunan 3.331,5 m2.
SMA Negeri 8 Banda Aceh pada tahun 2022 sedang menerapkan kurikulum 2013
dan kurikulum merdeka, kurikulum 2013 diterapkan pada siswa kelas XI dan kelas XII
dengan ditetapkan dua jurusan yaitu IPA dan IPS. Sedangkan kurikulum merdeka
diaplikasikan pada siswa kelas X dengan jurusan IPAS yang terdiri atas 8 kelas. Sekolah
yang terletak tak jauh dari kantor Gubernur Aceh tersebut memiliki fasilitas yang memadai

2
yang dilengkapi dengan ruang kelas, ruang dewan guru dan tenaga pendidik, ruang tata
usaha, pos satpam, parkir, mushalla, perpustakaan, kantin, dan laboratorium, diantaranya
adalah laboratorium kimia, fisika, biologi, komputer, multimedia dan agama. SMAN 8 Banda
Aceh berakreditas A dan telah banyak meraih sejumlah prestasi baik di tingkat kota maupun
provinsi, alumni sekolah SMAN 8 Banda Aceh juga telah tersebar ke berbagai perguruan
tinggi di Indonesia.

1.2. Tujuan Program PLP II


Setelah mengikuti kegiatan PLP II para mahasiswa diharapkan dapat memantapkan
kompetensi akademik kependidikan dan bidang studi yang disertai dengan kemampuan
berpikir kritis dan kemampuan berpikir tingkat tinggi melalui kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan orientasi sekolah
2. Mengembangkan perangkat pembelajaran (RPP, media pembelajaran, LKPD bahan
ajar, dan perangkat evaluasi) dengan bimbingan guru pamong dan DPL pada
semester berjalan
3. Latihan mengajar dengan bimbingan guru pamong dan dosen pembimbing PLP II,
dengan tujuan merasakan langsung proses pembelajaran, serta pemantapan jati diri
calon pendidik
4. Melaksanakan tugas-tugas pendampingan peserta didik dan kegiatan ekstrakurikuler
5. Membantu dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaan administrasi sekolah
menyangkut proses kegiatan pembelajaran, kegiatan ko-kurikuler dan
ekstrakurikuler.

1.3. Manfaat Program PLP II


Manfaat dari program PLP II antara lain adalah:
1. Manfaat bagi mahasiswa
Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan PLP ini adalah sebagai berikut:
a. Pengalaman selama mengikuti PLP dapat digunakan sebagai modal dasar
dalam mengembangkan professional sebagai guru kelak di sekolah tempat
tugasnya;

3
b. Pengalaman selama mengikuti PLP, keterampilan melaksanakan
pembelajaran dan kompetensi lain dapat digunakan dalam melaksanakan
kerja sebagai seorang guru;
c. Berbagai pengalaman yang berhasil didpat selama PLP, baik secara langsung
maupun tidak langsung akan bermakna bagi lulusan sebagai bekal hidup di
masyarakat.

2. Manfaat bagi sekolah


Dapat menerapkan metode pengajaran yang di terapkan oleh mahasiswa dan dapat
pula mengembangkannya menjadi lebih baik di masa yang akan datang sehingga
dapat berfungsi sebagai penunjang dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

3. Manfaat bagi FKIP USK


a. Guna pembangunan kurikulum perguruan tinggi yang disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat.
b. Memperoleh berbagai sumber belajar dan menemukan berbagai
permasalahan untuk pengembangan penelitian dan pendidikan.
c. Terjalin kerjasama yang baik dengan instansi terkait, dan sekolah untuk
pengembangan tridarma perguruan tinggi.

4
BAB II
HASIL PENGAMATAN DAN PELAKSANAAN PLP II

2.1. Format Identifikasi Masalah

Tabel 2. 1. Format Identifikasi Masalah

Data Identifikasi Rumusan Rencana


No Keterangan
Observasi Masalah Masalah Aksi/Solusi

1 2 3 4 5 6
1. Beberapa Aktifitas Bagaimana Guru lebih Observasi
siswa kurang pembelajaran rancangan memberikan Pada X, XI
fokus dalam pembelajaran perhatian khusus dan Xll
belajar yang dapat kepada siswa yang
meningkatkan kurang fokus
semangat siswa
dalam belajar?

2. Belum optimal Penyiapan media Bagaimana cara Perlu penambahan Observasi


jumlah LCD agar semua guru jumlah LCD pada
yang tersedia dapat seluruh
menggunakan kelas
LCD dalam
proses belajar
mengajar?

3. Minat siswa Model, metode, Bagaimana Memberikan Observasi


dalam lintas dan strategi menyiapkan motivasi yang lebih pada kelas
minat mata pembelajaran materi ajar agar banyak contoh X, XI, dan
pelajaran dapat memotivasi nyata tentang XII
ekonomi pada peserta didik penerapan
kelas IPA dalam belajar ? ekonomi dalam
masih perlu kehidupan sehari-
5
peningkatan hari
motivasi

4. Beberapa Sarana dan Apa yang Sekolah sudah Sekolah


siswa tidak prasarana diberlakukan memberlakukan
tepat waktu sekolah agar absensi digital
pada saat siswa tepat waktu appsheet untuk
shalat pada saat shalat? mendisiplinkan
dikarenakan siswa
adanya
pembagian
shift

5. Kantin dan Sarana dan Apa yang harus Perlunya perluasan Sekolah
mushala prasarana dilakukan sekolah kantin dan
sudah bagus, terhadap kantin mushalla
namun perlu dan mushalla?
diperluas
karena kurang
sesuai dengan
jumlah siswa.

6. Fasilitas UKS Sarana dan Apa yang harus Perlunya perluasan Sekolah
sekolah masih Prasarana dilakukan sekolah dan kelengkapaan
kurang bagus, terhadap fasilitas obat-obatan (P3K)
ada UKS agar
perlengkapan memadai?
yang ada
didalamnya
kurang
lengkap
seperti obat-

6
obatan (P3K).
Adapun juga
ruangan perlu
diperluas
karena kurang
sesuai dengan
jumlah siswa

7. Ruang kelas Bangunan Apa yang Perlunya perbaikan Sekolah


sudah dilakukan pihak fisik bangunan
memadai, sekolah terhadap
akan tetapi bangunan yang
terjadi rusak?
kerusakan
ringan pada
plafon ruangan

8. Ruang Saran dan Apa yang Perlunya Sekolah


perpustakan prasarana dilakukan pihak kelengkapan buku
sudah bagus, sekolah terhadap diperpustakaan
namun ada kelengkapan
beberapa fasilitas
fasilitas seperti perpustakaan
buku, meja, yang belum
kursi yang tersedia?
kurang
lengkap
tersedia dan
juga tidak
tersedianya
pendingin

7
ruangan (AC)

9. Toilet siswa Sarana dan Apa yang harus Perlunya perbaikan Sekolah
belum prasarana dilakukan pihak pada toilet
memadai, sekolah terhadap
karena ada toilet yang rusak?
kerusakan
pada bagian
pintu

10. Ruang lab Sarana dan Apa yang harus Perlunya Sekolah
sudah bagus, prasarana dilakukan pihak kelengkapan alat
akan tetapi sekolah terhadap peraga lab
ada beberapa ruang lab?
alat-alat
peraga yang
belum lengkap

2.2. Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran

2.2.1 RPP
Rencana Pelaksanaan Pelajarann (RPP) adalah pegangan seorang guru dalam
mengajar di dalam kelas. RPP dibuat oleh guru untuk membantunya dalam mengajar agar
sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada hari tersebut.
RPP Kurikulum 2013 adalah suatu rencana yang menggambarkan langkah-langkah
yang akan dilakukan seorang guru yang akan melaksanakan pembelajaran berdasarkan
pada ketentuan kurikulum 2013. Kesuksesaan implementasi kurikulum 2013 ditentukan juga
oleh strategi pembelajaran yang tepat dan menunjang terwujudnya seluruh kompetensi
yang dimuat dalam kurikulum 2013. Kurikulum 2013 memuat apa yang seharusnya
diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa
yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik.

8
RPP Kurikulum 2013 berdasar penjelasan yang tertera di dalam Permendikbud 81a
berisi elemen-elemen sebagai berikut:
1. Data sekolah, mata pelajaran, dan kelas/semester
2. Materi pokok
3. Alokasi waktu
4. Tujuan pembelajaran, KD dan indikator pencapaian kompetensi
5. Materi pembelajaran, metode pembelajaran
6. Media,alat dan sumber belajar
7. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran, dan
8. Penilaian.
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang
beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk
mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasan untuk memilih
berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan
belajar dan minat peseta didik.
Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan
berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah. Projek tersebut tidak
diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada
konten mata pelajaran. Terdapat 3 karakteristik Kurikulum Merdeka, yaitu :
1. Lebih fokus pada materi yang esensial
2. Struktur kurikulum yang lebih Fleksibel
3. Tersedianya banyak perangkat ajar

2.2.2 Bahan Ajar


a. Pengertian Bahan Ajar
Menurut Abdul Majid (2007:174) mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah segala
bentuk bahan, informasi, alat dan teks yang digunakan untuk membantu guru/instruktur
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud dapat berupa
tertulis maupun bahan yang tidak tertulis. Bahan ajar atau materi kurikulum (curriculum

9
material) adalah isi atau muatan kurikulum yang harus dipahami oleh siswa dalam upaya
mencapai tujuan kurikulum.
Sedangkan dalam website Dikmenjur mengungkapkan bahwa bahan ajar
merupakan seperangkat materi atau substansi pembelajaran (teaching material) yang
disusun secara sistematis dan menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan
dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Bahan ajar dapat digunakan siswa dalam
mempelajari suatu kompetensi secara runtut dan sistematis, sehingga secara akumulatif
mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu (Depdiknas, 2008:6).
Daripengertian diatas, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa bahan ajar
merupakan segala bahan baik itu informasi, alat, maupun teks yang harus disusun secara
sistematis dan menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dipelajari oleh siswa
melalui proses pembelajaran yang mendorong keterlibatan peserta didik secara aktif dan
menyenangkan. Jadi, bahan ajar tidak hanya mendorong siswa untuk mengetahui (learning
to know), tetapi juga untuk melakukan (learning to do), untuk menjadi (learning to be), dan
untuk hidup bersama (learning to live together).

b. Karakteristik Bahan Ajar


Menurut Trianto dalam Prastowo (2013 : 313) menyebutkan bahwa bahan ajar
tematik harus memunculkan berbagai karakteristik dasar pembelajaran tematik. Dengan
kata lain, setidak-tidaknya karakteristik bahan ajar tematik itu ada empat macam, yaitu aktif,
menarik, menyenangkan, holistik dan autentik.
Aktif disini maksudnya adalah bahan ajar memuat materi yang menekankan pada
pengalaman belajar mendorong keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik,
mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan
mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi
untuk teru-menerus belajar.
Menarik atau menyenangkan artinya bahan ajar memiliki sifat memesona,
merangsang, nyaman dilihat, dan banyak kemanfaatannya sehingga siswa senantiasa
terdorong untuk terus belajar dan belajar darinya, bahkan siswa sampai terlibat asyik
dengan bahan ajar tersebut sampai lupa waktu, karena penuh tantangan yang memicu
adrenalin siswa.
10
Holistis mengandung arti bahan ajar memuat kajian suatu fenomena dari beberapa
bidang kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Dengan demikian,
keberadaan bahan ajar tersebut memungkinkan siswa dapat memahami suatu fenomena
dari segala sisi, menjadi lebih arif dan bijaksana.
Autentik adalah karakteristik dari bahan ajar tematik yang menekankan pada sisi
autentik atau pengalaman langsung yang diberikan oleh suatu bahan ajar. Dengan kata lain,
bahan ajar memberikan sebuah pengalaman dan pengetahuan yang dapat diperoleh oleh
siswa sendiri. Selain itu, bahan ajar tersebut memberikan informasi yang kontekstual
dengan kenyataan empiris atau fenomena sosial budaya di sekitar siswa. hal ini berdampak
pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari.

c. Prinsip Penyusunan Bahan Ajar


Menurut Depdiknas (2008:11) dalam buku Panduan Pengembangan Bahan Ajar
diungkapkan bahwa ada enam prinsip pembelajaran yang perlu diperhatikan untuk
penyusunan bahan ajar, diantaranya yaitu :
Prinsip pertama dalam penyusunan bahan ajar adalah disusun mulai dari yang
mudah untuk memahami yang sulit, dari yang konkret untuk memahami yang abstrak.
Siswa akan lebih mudah memahami suatu konsep tertentu apabila penjelasan dimulai dari
yang mudah atau yang konkret, sesuatu yang nyata ada dilingkungan mereka.
Pengulangan akan memperkuat pemahaman merupakan prinsip kedua. Dalam
pembelajaran, pengulangan sangat dibutuhkan agar siswa lebih memahami suatu konsep.
Artinya, walaupun maksudnya sama, suatu informasi yang diulang-ulang akan lebih
berbekas pada ingatan siswa.
Dalam penyusunan bahan ajar umpan balik positif akan memberikan penguatan
terhadap pemahaman siswa. sebaliknya, respon negatif akan mematahkan semangat
siswa. untuk itu, jangan lupa memberikan umpan balik positif terhadap hasil kerja siswa.
Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
belajar. Seseorang siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan berhasil dalam
belajar. Oleh karena itu, salah satu tugas guru dalam melaksanakan pembelajaran adalah
memberikan dorongan (motivasi) agar siswa mau belajar.

11
Pembelajaran merupakan suatu proses yang bertahap dan berkelanjutan. Untuk
mencapai suatu kompetensi yang tinggi perlu dibuatkan tujuan. Untuk itu guru harus
menyusun tujuan pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik siswa. Dalam
penyusunan bahan ajar, mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk
terus mencapai tujuan. Dalam pembelajaran, setiap anak akan mencapai tujuan tersebut,
dengan kecepatannya sendiri-sendiri, namun mereka semua akan sampai pada tujuan
meskipun dengan waktu yang berbedabeda. Inilah sebagian dari prinsip belajar tuntas.
Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
penyusunan bahan ajar harus memperhatikan beberapa hal diantaranya bahan ajar disusun
mulai dari yang mudah, dalam penyusunan bahan ajar pengulangan materi diperlukan untuk
lebih memahamkan siswa, serta umpan balik positif diperlukan untuk memberikan
semangat belajar kepada siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

d. Manfaat Pengembangan Bahan Ajar


Terdapat beberapa manfaat dalam mengembangkan bahan ajar baik manfaat untuk
guru ataupun manfaat untuk siswa. Menurut Depdiknas (2008 : 9) manfaat pengembangan
bahan ajar bagi guru diantaranya yaitu diperoleh bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan
kurikulum dan kebutuhan siswa, tidak tergantung dengan buku teks yang sulit diperoleh,
bahan ajar memiliki banyak referensi sehingga lebih banyak manfaatnya, menambah
wawasan guru dalam mengembnagkan bahan ajar, serta bahan ajar dapat bermanfaat
dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.
Selain manfaat bagi guru, dalam pengembangan bahan ajar juga memiliki manfaat
atau kegunaan untuk siswa diantaranya kegiatan pembelajaran akan lebih menarik, siswa
akan lebih mudah belajar secara mandiri dengan bimbingan guru, serta kompetensi yang
akan dikuasai siswa akan mudah dicapai.
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
pengembangan bahan ajar terdapat sejumlah manfaat atau kegunaan baik untuk siswa
maupun guru. Bahan ajar yang dikembangkan sendiri oleh guru pasti disesuaikan dengan
kebutuhan dan karakteristik siswanya serta pembelajaran akan lebih menarik dan
komunikasi antara siswa dan guru lebih terbangun karena bahan ajar dikembangkan sendiri
oleh guru.
12
e. Bahan Ajar Cetak
Menurut Warpala (2011: 23) bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori
berdasarkan media yang digunakan, yaitu: 1) bahan ajar audio seperti manusia, rekaman
suara, radio; 2) bahan ajar cetak seperti buku, koran, majalah, poster; 3) bahan ajar visual
seperti poster, foto, gambar; 4) bahan ajar audio-visual seperti film, video; 5) bahan ajar
berbasis komputer seperti bahan ajar berbasis komputer, computer assisted instruction.
Berdasarkan lima kategori bahan ajar diatas, bahan ajar yang akan dikembangkan
peneliti termasuk dalam bahan ajar cetak. Bahan ajar cetak dapat diartikan sebagai segala
bahan yang berisikan tentang materi atau isi pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran
serta dituangkan dengan menggunakan teknologi cetak. Dalam penyusunan bahan ajar
cetak, langkah awal yang harus ditempuh adalah dengan menganalisis materi pokok dan
tujuan pembelajaran sehingga dapat ditentukan bahan ajar cetak yang sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan siswa.
Karakteristik bahan ajar cetak menurut Yunus (2007 : 87) dikelompokkan menjadi
tiga. Pertama, bahan ajar cetak harus disusun dengan sangat jelas untuk membantu siswa
dalam proses pembelajaran, baik dalam bimbingan guru maupun secara mandiri. Kedua,
bahan ajar cetak memuat segala hal sesuai dengan kebutuhan siswa misalnya materi-
materi yang akan dipelajari, tujuan pembelajaran, latihan-latihan soal, soal evaluasi, kunci
jawaban serta tindak lanjut. Ketiga, bahan ajar cetak harus mampu memicu siswa untuk
aktif dalam mempelajarinya sehingga siswa dapat memudahkan siswa dalam mencapai
kompetensi yang ditentukan.
Bahan ajar cetak terbagi menjadi beberapa jenis diantaranya modul, handout,
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan buku. Jenis bahan ajar cetak yang digunakan peneliti
dalam pengembangan ini adalah buku. Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu
pengetahuan buah pikiran dari pengarangnya. Isi buku didapat dari berbagai cara misalnya,
hasil penelitian, hasil pengamatan, aktualisasi pengalaman, otobiografi, atau hasil imajinasi
seseorang yang disebut sebagai fiksi.

f. Pembelajaran Tematik
i. Pengertian Pembelajaran Tematik

13
Pembelajaran tematik merupakan bentuk yang akan menciptakan sebuah
pembelajaran terpadu, yang akan mendorong keterlibatan siswa dalam belajar, membuat
siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan menciptakan situasi pemecahan
masalah sesuai dengan kebutuhan siswa, dalam belajar secara tematik siswa akan dapat
belajar dan bermain dengan kreativitas yang tinggi. Pembelajaran tematik juga diartikan
sebagai pola pembelajaran mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, kemahiran, nilai
dan sikap pembelajaran dengan menggunakan tema.

ii. Kelemahan dan Kelebihan Pembelajaran Tematik


Menurut Trianto dalam Prastowo (2013 : 141-142) mengungkapkan bahwa terdapat
beberapa kelebihan dalam pembelajaran tematik diantaranya yaitu siswa mudah
memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, siswa dapat mempelajari pengetahuan
dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang
sama, pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan, kompetensi
dasar dapat dikembangkan lebih baik, siswa dapat lebih merasakan manfaat dan makna
belajar, siswa dapat lebih semangat dalam belajar karena dapat berkomunikasi dalam
situasi nyata untuk , guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan
secara terpadu.
Menurut Trianto (dalam Prastowo, 2013 : 152-154) menyatakan bahwa kelemahan
atau keterbatasan pembelajaran tematik meliputi enam aspek, yaitu pertama pada aspek
guru, guru harus berwawasan luas, memilki integritas tinggi, keterampilan metodologis yang
handal, rasa percaya diri yang tinggi dan berani mengemas dan mengembangkan materi.
Kedua, pembelajaran tematik menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relatif baik.
Ketiga, pembelajaran tematik memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang
cukup banyak dan bervariasi. Keempat, kurikulum harus luwes, berorientasi pada
pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik, bukan pada pencapaian target
penyampaian materi. Kelima, pembelajaran tematik membutuhkan cara penilaian yang
menyeluruh. Keenam, pembelajaran terpadu cenderung mengutamakan salah satu bidang
kajian dan tenggelamnya bidang kajian lain, tergantung pada latar belakang pendidikan
gurunya.

14
2.2.3 Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran terdiri dari dua kata yaitu media dan pembelajaran. Media
dalam bahasa latin merupakan bentuk jamak dari kata “medium”. Yang berarti “pengantar”
atau “perantara” secara harfiah (Haryono, 2015: 47). Sanaky (2013: 3-4) mengatakan
bahwa media pembelajaran adalah sarana atau alat bantu yang digunakan dalam proses
pembelajaran supaya dapat berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Arsyad (2014: 6) mengartikan bahwa media pembelajaran adalah alat perantara
untuk membantu komunikasi pendidik dan peserta didik dalam menyampaikan
pembelajaran. Munadi (2012: 7) mengartikan media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat menyampaikan pesan dari sumber yang terencana sehingga tercipta lingkungan
belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efektif.
Pendapat para ahli diatas, dapat diperoleh kesimpulan bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan oleh pendidik untuk mernyampaikan informasi
kepada peserta didik. Alat yang digunakan untuk merangsang peserta didik agar aktif dalam
kegiatan belajar mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar akan jauh lebih baik. Secara
garis besar media pembelajaran adalah sesuatu yang membantu pendidik dalam
menyampaikan materi, membantu peserta didik dalam memahami materi dan meningkatkan
minat belajarnya.

b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran


Menurut Sudjana dan Rivai mengemukakan bahwa manfaat media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar yaitu: 1) membangkitkan motivasi belajar peserta didik; 2)
membantu peserta didik dalam memahami materi sehingga dapat tercapai tujuan
pembelajaran; 3) menciptakan pembelajaran yang bervariasi, tidak hanya mendengarkan
penjelasan guru; 4) membantu peserta didik untuk melakukan aktivitas berupa mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, mememerankan.
Sanaky menyebutkan bahwa terdapat 2 manfaat media pembelajaran yaitu bagi
guru dan peserta didik. Bagi guru manfaat media pembelajaran antara lain: 1) Membantu
guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, 2) Media pembelajaran dapat

15
meningkatkan inovasi pembelajaran, 3) Media pembelajaran menjadikan pembelajaran di
kelas menyenangkan dan tidak tertekan. Sedangkan manfaat media bagi peserta didik
yaitu: 1) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik, 2) Memudahkan peserta didik dalam
berpikir dan beranalisis, 3) Meningkatkan dan memebrikan inovasi peserta didik dalam
belajar, serta 4) Media pembelajaran dapat membuat peserta didik merasa pembelajaran
yang menyenangkan dan tidak tertekan.

c. Jenis Media Pembelajaran


Haryono menyatakan bahwa jenis media pembelajaran berdasarkan rancangannya
dibagi menjadi dua yaitu: 1) Media yang dirancang (by design), yaitu media yang dirancang
secara khusus sebagai komponen pembelajaran yang terarah dan bersifat formal, 2) Media
yang dimanfaatkan (by utilization), yaitu media yang digunakan untuk keperluan
pembelajaran, tersedia dimana saja dan tidak dirancang secara khusus, diterapkan dalam
keperluan pembelajaran.
Dan menurut Harjanto media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran dibedakan menjadi empat jenis, antara lain: 1) Media grafis atau media dua
dimensi seperti bagan, foto, poster, grafik dan lain-lain, 2) Media tiga dimensi yaitu media
yang memiliki lebih dari dua sisi, contohnya pop up, mock up, diorama dan lain-lain, 3)
Media proyeksi, contohnya slide, film, penggunaan OHP dan lain-lain, 4) Lingkungan sekitar
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran.
Berdasarkan uraian diatas, jenis media pembelajaran terdapat media peneliti
termasuk kedalam media tiga dimensi berbentuk media verbal yang dapat dipindah tempat.
Media yang dikembangkan cenderung berupa alat peraga yang dapat dimainkan oleh
peserta didik.

2.2.4 LKPD
LKPD merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembaran-lembaran kertas yang
berisi materi, ringkasan dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus
dikerjakan oleh peserta didik yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai.
Pada proses pembelajaran penggunaan LKPD oleh peserta didik yang masih banyak
digunakan oleh sekolah dan peserta didik haruslah diimbangi dengan kualitas LKPD yang

16
bermutu bagus. Jika LKPD yang digunakan adalah LKPD yang bermutu rendah, tentu
sangat merugikan penggunanya yakni peserta didik. Apalagi dalam kurikulum 2013 dituntut
untuk aktif dan dapat bekerja secara mandiri. Sarana yang tepat sebagai pendukung bagi
peserta didik untuk dapat aktif dan mandiri dalam pembelajaran adalah Lembar Kegiatan
Peserta Didik (Wirdani, 2019).
Desain perangkat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang baik sangat dibutuhkan
agar tercapainya proses pembelajaran yang mendorong peserta didik lebih berperan aktif.
Berdasarkan
penelitian yang pernah dilakukan, LKPD bisa dijadikan sebagai panduan peserta
didik di dalam melakukan kegiatan belajar, seperti melakukan percobaan. LKPD berisi alat
dan bahan serta prosedur kerja (Munandar, 2015).
LKPD perlu didesain secara menarik agar dapat merangsang peserta didik untuk
tertarik belajar. Terdapat dua faktor saat mendesain LKPD, yakni tingkat kemampuan
membaca, dan pengetahuan peserta didik. LKPD didesain untuk dimanfaatkan secara
mandiri oleh peserta didik.
Batasan umum menentukan desain LKPD antara lain ukuran, kepadatan halaman,
dan kejelasan.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam pembuatan LKPD
(Lembar Kerja Peserta Didik):
1. Anda harus terlebih dahulu menyiapkan judul yang akan di tulis pada LKPD tersebut,
judul yang di ambil harus sesuai dengan materi pokok yang akan di ajarkan pada
pembelajaran nantinya.
2. Menuliskan kompetensi dasar yang akan dicapai pada pembelajaran tersebut pada
LKPD (memuat kompetensi dasar pengetahuan dan kompetensi dasar keterampilan).
3. Menuliskan indikator pencapaian kompetensi (IPK), dimana indikator yang ditulis akan
lebih baik jika memuat 2 indikator pencapaian kompetensi pada masing-masing KD.
4. Menuliskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh peserta didik dalam
pembelajaran dengan media LKPD. Untuk tujuan pembelajaran harus memuat aspek
ABCD (Audience, Behavior, Condition dan Degree).

17
5. Menuliskan waktu penyelesaian LKPD. Tujuannya adalah agar LKPD yang dikerjakan
dapat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sehingga peserta didik dapat benar-
benar memaksimalkan waktu yang telah ditetapkan.
6. Menentuka teknik penilaian yang akan digunakan dalam proses pengerjaan LKPD.
7. Menuliskan petunjuk penggunaan LKPD. Tujuannya agar peserta didik dapat
memahami cara menggunakan dan mengerjakan kegiatan yang ada di dalam LKPD.
8. Menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penyelesaian LKPD.
Tujuannya adalah membantu peserta didik dalam mempersiapkan alat dan bahan
sehingga semua peralatan yang dibutuhkan dalam pengerjaan LKPD nantinya dapat
terlengkapi dengan baik sehingga proses pengerjaan LKPD dapat lebih efektif.
9. Menuliskan langkah-langkah kegiatan yang akan dikerjakan pada LKPD.
10. Mempersiapkan waktu untuk mempresentasikan pengerjaan LKPD bagi tiap-tiap
kelompok.
11. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyimpulkan hasil dari
pembelajaran yang telah berlangsung.
12. Guru memberikan penguatan berupa umpan balik sehingga tujuan pembelajaran dapat
benar-benar tercapai.

2.2.5 Instrumen Evaluasi


Kegiatan penilaian siswa merupakan komponen penting dan integral di dalam
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Untuk memperoleh informasi tentang pencapaian
hasil dari proses pembelajaran peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan,
maka dibutuhkan penilaian hasil belajar (Hamid, 2016).
Menurut Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2016, instrumen penilaian adalah alat
yang digunakan oleh pendidik dapat berupa tes, pengamatan, penugasan perseorangan
atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat
perkembangan peserta didik. Pengertian instrumen dalam lingkup evaluasi didefinisikan
sebagai perangkat untuk mengukur hasil belajar siswa yang mencakup hasil belajar dalam
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Instrumen penilaian yang digunakan harus
memenuhi beberapa persyaratan standar yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Permendikbud nomor 23 tahun 2016 Pasal 14 menyatakan bahwa instrumen penilaian yang
18
digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk penilaian akhir dan/atau ujian
sekolah/madrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki
bukti validitas empirik. Instrumen penilaian dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu
instrumen evaluasi hasil belajar kognitif, instrumen evaluasi hasil belajar afektif, instrumen
evaluasi hasil belajar psikomotor. Instrumen evaluasi untuk ketiga hasil belajar tersebut
perlu dianalisis sebelum dan sesudah digunakan yang tujuannya agar dapat dihasilkan
instrumen evaluasi yang memiliki kualitas tinggi (Badriyah, 2018).
Pada kurikulum merdeka belajar penilaian tidak hanya sebatas menentukan dari
perangkingan, akan tetapi pada kurikulum ini lebih menekankan pada bakat dan kecerdasan
dari setiap peserta didik karena pastinya setiap peseta didik memiliki kemampuan yang
berbeda-beda pada masing-masing bidang. Kebijakan kurikulum baru ini harapannya dapat
membentuk peserta didik yang siap kerja serta memiliki kompeten dengan moral tinggi dan
dapat berguna bagi lingkungan masyarakat. Peserta didik memiliki kompeten serta cerdas
dalam meningkatkan SDM bangsa dan memiliki moral yang tinggi. Motto dari kebijakan
merdeka belajar adalah “Merdeka Belajar Guru Penggerak”.

2.3. Hasil Latihan Mengajar Terbimbing

Pelaksanaan praktik mengajar terbimbing (teaching) dimulai dengan melaksanakan


observasi kelas selama 1 Minggu. Dalam hal ini, mahasiswa praktikan mengamati cara,
teknik, dan metode belajar yang diterapkan oleh guru pamong ketika kegiatan belajar
mengajar sedang berlangsung. Setelah observasi kelas dilaksanakan, guru pamong
memberi kesempatan kepada mahasiswa praktikan untuk melaksanakan kegiatan belajar
mengajar secara mandiri dengan dimonitoring oleh guru pamong masing-masing.
Guru pamong menilai setiap kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa praktikan,
misalnya cara menyajikan materi pelajaran, metode belajar yang digunakan, cara
pengelolaan kelas, cara membuka dan menutup pembelajaran, dan kegiatan-kegiatan
belajar mengajar lainnya. Bila semua kegiatan belajar mengajar itu dilaksanakan dengan
baik, maka barulah guru pamong memberikan kepercayaan kepada mahasiswa praktikan
untuk mengajar secara mandiri tanpa dimonitoring lagi. Terlepas dari bimbingan dan

19
konsultasi dengan guru pamong artinya konsultasi dan bimbingan dengan guru pamong
tetap berlanjut hingga kegiatan PLP II ini berakhir.
Untuk kelancaran proses belajar mengajar disekolh, mahasiswa praktikan juga
diberikan pelatihan keterampilan dalam melaksanakan tugas-tugas keguruan lainnya yang
dilakukan secara terbimbing, antara lain:
1) Membuat Program Tahunan dan Program Semester
2) Membuat perhitungan minggu dan jam efektif
3) Membuat penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
4) Membuat pengembangan silabus
5) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebelum melaksanakan kegiatan
belajar mengajar
6) Menjadi petugas piket pada hari yang telah ditentukan
7) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara terbimbing
8) Melaksanakan penilaian hasil belajar (melakukan evaluasi)
9) Memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar atau yang
bermasalah
10) Berkonsultasi dengan guru pamong apabila ada kesulitan dan kendala
Semua kegiatan yang bersifa “Teaching” ini di konsultasikan dengan guru pamong
termasuk mengenai cara menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dalam masa
pelaksanaan PLP II tersebut. Bimbingan ini dilakukan di antara waktu yang tersedia dan
memungkinkan pada saat tidak ada jam mengajar.
Selain kegiatan-kegiatan yang bersifat “Teavhing” tersebut, mahaiswa PLP juga
melaksanakan sejumlah kegiatan yang bersifat “non teaching”. Kegiatan ini juga
berlangsung di luar jam mengajar di kelas. Kegiatan ini diantaranya adalah mengobservasi
keadaan fisik sekolah, membantu para guru, dan mengikuti kegiatan siswa. Selama
kegiatan ini berlangsung, mahasiswa PLP II dibimbing oleh guru dan staf terutama oleh
koordinatior pamong.

2.4. Hasil Latihan Mengajar Mandiri

2.4.1 Pengertian dan Tujuan

20
Latihan praktik mengajar mandiri adalah latihan praktik mengajar yang dilakukan
oleh mahasiswa sebagai guru kelas. Terdapat dua jenis mengajar mandiri yaitu mengajar
mandiri untuk satu bidang studi dan mengajar mandiri dari jam pertama sampai jam terakhir.
Tujuan dilakukannya praktik mengajar mandiri adalah agar mahasiswa memliki
kemampuan mengajar secara penuh sebagai guru kelas SMAN 8 Banda Aceh. Ada 3 tugas
pokok guru dalam pembelajaran. Sebagai pengajar, pendidik dan pelatih.Sebagai pengajar,
guru bertugas mentransformasi ilmu pengetahuan dalam pembelajaran melalui strategi dan
metode tertentu. Dalam proses transformasi ini guru menjadi seorang fasilitator kebutuhan
siswa dalam belajar. Memberikan rujukan dan referensi tentang sumber dan bahan belajar
yang dibutuhkan siswa. Sebagai pendidik, guru bertugas mentransformasikan nilai-nilai
sikap dan tingkah laku serta budi pekerti luhur. Nilai-nilai ini terintegrasi dalam sumber dan
bahan belajar yang diberikan oleh guru. Oleh sebab itu, semua mata pelajaran yang ada di
sekolah sudah memuat nilai-nilai sikap positif, tingkah laku yang baik dan nilai budi pekerti
luhur.Tugas sebagai pelatih dalam pembelajaran menempatkan guru untuk
memberdayakan potensi keterampilan dasar dan sikap mandiri pada siswa.Potensi ini
tercermin dari keterampilan siswa ketika melakukan aktivitas belajar di ruang kelas.

2.4.2 Kegiatan Praktik Mengajar Mandiri


Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh mahasiswa dalam kegiatan praktik
mengajar mandiri ini adalah :
1. Mempelajari standar kompetensi Kurikulum Kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka.
2. Mengembangkan materi ajar dari bahan yang diperoleh.
3. Menyusunrencanapembelajaran.
4. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
5. Melaksanakan evaluasi baik lisan maupun tertulis.
Prosedur :
1. Sebelum melaksanakan praktik mengajar mandiri mahasiswa harus dinyatakan layak
mengajar mandiri oleh guru kelas, kepala sekolah dan dosen pembimbing lapangan
(DPL).
2. Mahasiswa menyusun rencana pembelajaran secara mandiri.
3. Melaksanakan tugas mengajar mandiri sesuai jadwal
21
2.4.3 Praktek Mengajar Mandiri
Dalam praktek mengajar mandiri, praktikan melaksanakan praktik mengajar yang
sesuai dengan program studi praktikan dan sesuai dengan mata diklat yang diajarkan oleh
guru pembimbing di dalam kelas secara penuh. Kegiatan praktek mengajar meliputi:
1. Membuka pelajaran :
a. Salam pembuka
b. Berdoa
c. Presensi
d. Apersepsi
e. Memberikan motivasi
2. Pokok pembelajaran :
a. Menyampaikan materi
b. Memberikan kesempatan bertanya (diskusi) aktif dua arah
c. Menjawab pertanyaan siswa
d. Memotivasi siswa untuk aktif.
3. Menutup pelajaran:
a. Membuat kesimpulan
b. Memberi tugas dan evaluasi
c. Berdoa
d. Salam Penutup
Adapaun model pembelajaran yang digunakan adalah Discovery Learning dan
Cooperative Learning. Model pembelajaran penyingkapan/penemuan ( Discovery/Inquiry
Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk
akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat terutama
dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan
prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan,
dan inferensi. Proses di atas disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri
adalah the mental process of assimilating concepts and principles in the mind .
Ada pun langkah kerja model pembelajaran Discovery Learning:
1. Pemberian rangsangan (stimulation)

22
2. Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement)
3. Pengumpulan data (data collection)
4. Pengolahan data (data processing)
5. Pembuktian (verification)
6. Menarik simpulan/generalisasi (generalization)
Kemudian Cooperative learning adalah model pembelajaran dengan memberikan
tugas kepada siswa yang lebih pandai dalam sebuah kelompok kecil yang hasilnya akan
dipresentasikan kepada kelompok lain di dalam kelas. Hasil kelompok tersebut kemudian
didalami dan ditanggapi sehingga terjadi proses belajar yang aktif dan dinamis.
Falsafah model pembelajaran ini adalah pembelajaran gotong royong. Robert Slavin
mengatakan cooperative learning adalah salah satu bentuk paham pembelajaran
konstruktivis. Pembelajaran konstruktivisme adalah suatu teknik pembelajaran yang
melibatkan siswa untuk membina sendiri secara aktif pengetahuan dengan menggunakan
pengetahuan yang telah siswa miliki sebelumnya. Model ini sangat bagus karena
komunikasi antarsiswa secara informal membuat siswa cepat memahami suatu materi yang
sedang dibahas. Siswa yang agak terlambat menerima materi pelajaran, dengan penjelasan
temannya yang lebih pandai, akan lebih mudah menerima dan memahami materi yang
sedang didiskusikan, di samping mereka juga terlatih untuk belajar mendengarkan pendapat
orang lain.Bagi siswa yang pandai, cara ini menjadi sarana untuk menanamkan karakter
peduli, tenggang rasa, sifat berbagi, bertanggungjawab kepada teman sejawat, dan melatih
kemampuan berkomunikasi. Secara tidak langsung, melalui aktivitas ini, siswa yang pandai
akan memperdalam dan memperluas pengetahuannya, dia akan belajar lebih keras agar
bisa lebih baik menjelaskan kepada teman di kelompoknya.
Berdasarkan dua metode yang telah dilakukan cooperative learning menunjukkan
hasil yang positif. Siswa yang mempraktikkan cooperative learning hasilnya lebih baik dari
model pembelajaran discovery. Begitu pula hasil dengan membandingkan model
cooperative learning dengan model individual dan model kompetisi. Hasilnya, siswa lebih
efektif belajar ketika bekerja sama. Dengan bekerja sama, prestasi lebih kuat untuk dicapai.
Di samping itu komunikasi dan toleransi antarsiswa jadi lebih baik karena mereka tidak
membedakan ras, agama, latar belakang keluarga, dan perbedaan lainnya.

23
2.4.4 Umpan balik Guru Pembimbing
a. Sebelum praktik mengajar
Manfaat keberadaan guru pembimbing sangat dirasakan besar ketika kegiatan PPL
dilaksanakan, guru pembimbing memberikan arahan-arahan yang berguna seperti
pentingnya merancang pembelajaran pengajaran dan alokasi waktu sebelum pengajaran di
kelas dimulai, fasilitas yang dapat digunakan dalam mengajar, serta memberikan informasi
yang penting dalam proses belajar mengajar yang diharapkan. Selain itu guru pembimbing
dapat memberikan beberapa pesan dan masukan yang akan disampaikan sebagai bekal
praktikan mengajar di kelas.

b. Sesudah praktik mengajar


Dalam hal ini guru pembimbing diharapkan memberikan gambaran kemajuan
mengajar praktikan, memberikan arahan, masukan dan saran baik secara visual, material
maupun mental serta evaluasi bagi praktikan.

2.4.5 Penyusunan Laporan


Kegiatan penyusunan laporan dilaksanakan pada jam-jam kosong atau pada libur
sekolah. Laporan ini berfungsi sebagai pertanggung jawaban atas pelaksanaan program
PPL.

2.4.6 Evaluasi
Evaluasi digunakan untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki mahasiswa maupun
kekurangannya serta pengembangan dan peningkatannya dalam pelaksanaan PPL.

2.5. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Non-Teaching

Kegiatan Non-Teaching adalah serangkaian kegiatan yang berhubungan dengan


tugas guru, namun bukan dalam hal mengajar, tetapi dalam kegiatan untuk mendidik siswa
dan administrasi guru. Dalam laporan akhir PLP II mengenai kegiatan Non-Teaching ini ada
beberapa lampiran yang harus didata oleh mahasiswa magang diantaranya;

a. Daftar (Buku) Induk Siswa

24
Buku induk siswa adalah kumpulan data peserta didik sepanjang masa dari awal
berdirinya suatu sekolah yang berisi data lengkap dari setiap siswa yang pernah terdaftar di
sekolah tersebut. Data siswa yang ada di dalam buku induk peserta didik adalah terdiri dari :
1. Biodata/Keterangan Siswa
Yaitu nama siswa, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, jumlah saudara, dan
alamat tempat tinggal
2. Keterangan Orangtua/Wali Siswa
Yaitu nama orangtua/wali, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penghasilan
3. Penilaian/Prestasi Belajar Siswa
Mulai dari tahun pertama siswa tersebut masuk hingga kelulusan
Setiap penyelenggaraan pendidikan wajib memiliki buku induk siswa. Rujukan
penting bagi assesor untuk melihat data identitas siswa, perkembangan dan data lainnya
yang berkaitan dengan siswa dari mulai masuk sampai nanti menjadi alumni.
Buku induk siswa adalah sekumpulan daftar nama siswa sepanjang masa dari
sekolah tersebut. Setiap siswa harus dicatat dalam buku besar yang biasanya disebut buku
pokok. Catatan dalam buku induk siswa harus lengkap yang meliputi data dan identitas
siswa. Data-data tersebut diambil dari formulir pada saat Pendaftaran Penerimaan Peserta
Didik Baru(PPDB). Selain dari identitas siswa yang meliputi nama orang tua dan lain-lain.
Dalam buku induk juga tertera nomor induk siswa, nomor induk siswa nasional, nomor kode
sekolah , keterangan orangtua/wali siswa dan prestasi belajar siswa ( daftar nilai raport) dari
tahun ke tahun selama siswa tersebut belajar di sekolah.
Manfaat dari buku induk siswa adalah menentukan siswa yang berhak memperoleh
dana bantuan, mengetahui perkembangan jumlah siswa dari tahun ke tahun, memahami
kondisi siswa terutama bagi yang memiliki masalah baik akademik maupun nonakademik.
Selain itu, buku induk juga sebagai dokumen rujukan utama untuk bahan akreditasi.
Pada penempatan sekolah latihan, penulis mengamati bahwa terdapat Daftar
Buku Induk Siswa di SMA Negeri 8 Banda Aceh. Berikut lampiran Daftar Buku Induk Siswa;

25
Gambar 2.5.1. Buku Induk SIswa SMAN 8 Banda Aceh
b. Remediasi
Remediasi adalah proses pemulihan dari kondisi terkontaminasi cemaran menjadi
acuan. Peserta didik yang belum menguasai materi atau SKBM ( Standar Ketuntasan
Belajar Minimal ) setelah mengikuti tes kompetenti dasar tertentu, ujian blok, atau ujian
semester. Guru melakukan penilaian kembali dengan soal yang sejenis atau memberikan
tugas individu terkait dengan topik yang telah dibahas. Remedial dilaksanakan pada waktu
dan hari tertentu yang disesuaikan, contoh: pada saat jam belajar, apabila masih ada waktu,
atau di luar jam pelajaran (30 menit setelah jam pelajaran selesai). Progran remedial ini
dilakukan dua kali, sehingga bila peserta didik sudah melaksanakan remedial atau
perbaikan sebanyak dua kali namun nilainya belum mencapai SKBM maka penanganannya
harus melibatkan orang tua peserta didik dengan melibatkan pihak Bimbingan dan

26
Konseling untuk mengetahui kemungkinan sebab lain dari kelambanan peserta didik
tersebut.

c. Buku Kegiatan Harian


Guru dalam setiap kali memberikan pembelajaran kepada siswa, diharuskan dan
wajib memiliki buku kegiatan harian mengajar, bukan hanya sebagai pelengkap administrasi
melainkan sebagai arah dalam proses pembelajaran yang dituangkan ke dalam proses
pembelajaran. Kegiatan harian guru mengajar merupakan bagian dari kelengkapan
perangkat pembelajaran guru pada buku guru bagian kedua yang memuat jurnal agenda
harian mengajar guru. Buku kegiatan harian atau buku agenda guru adalah buku kerja yang
berisi catatan aktivitas guru selama pembelajaran, baik yang dilakukan di dalam maupun di
luar kelas. Buku kegiatan harian guru menjadi bukti bahwa guru telah melaksanakan
pembelajaran sesuai jadwal pembagian tugas yang disepakati bersama.
Pada penempatan sekolah latihan, penulis mengamati bahwa terdapat Buku
Kegiatan Harian di SMA Negeri 8 Banda Aceh. Berikut lampiran Buku Kegiatan Harian;

Gambar 2.5.2. Buku Kegiatan Harian


d. Tugas Pengayaan
Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik
yang telah melampaui Kriteria Ketuntasan Minimal atau KKM. Program pengayaan adalah
27
salah satu upaya guru untuk membantu peserta didik yang sudah mencapai KKM untuk
memperluas pengetahuan dan keterampilan yang telah dimilikinya. Dengan demikian fokus
dari program pengayaan adalah pendalaman dan perluasan dari kompetensi yang dipelajari
peserta didik. Pengayaan biasanya diberikan segera setelah peserta didik diketahui telah
mencapai KKM berdasarkan hasil penilaian harian. Pembelajaran Pengayaan biasanya
hanya diberikan satu kali sebagaimana pembelajaran remedial. Pembelajaran pengayaan
umumya tidak diakhiri dengan penilaian.
Pada penempatan sekolah latihan, penulis mengamati bahwa terdapat Tugas
Pengayaan di SMA Negeri 8 Banda Aceh. Berikut lampiran Tugas Pengayaan;

e. Lembar Refleksi Guru


Refleksi pada sebuah pembelajaran merupakan proses penggalian siswa dan guru,
apakah aktivitas pembelajaran sudah ideal atau belum. Dalam praktiknya, siswa didorong
untuk bisa mengungkapkan kegelisahan, beban dan kekurangan dari proses pembelajaran.
Termasuk mengekspresikan halangan dan kesulitan mereka dalam menyerap materi
pembelajaran. Bagi guru, aktivitas refleksi bisa berguna sebagai sebagai alat peninjau pada
sebuah grup atau kelas yang berguna untuk menggambarkan situasi dan kondisi dari
sebuah kelas, sehingga potensi setiap grup dan individu terlihat. Hal tersebut, bisa untuk
meningkatkan kegiatan evaluasi yang berlanjut dan berjenjang. Manfaat lain bagi guru
adalah agar bisa memahami apa saja kelemahan dan kekurangan dari sebuah
pembelajaran yang telah dipresentasikan di kelas serta untuk memahami akurasi sebuah
model, pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang telah diimplementasikan.

f. Kegiatan Ekstrakulikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang sifatnya lebih kepada minat peserta
didik dan pengembangan diri, contohnya seperti olahraga, seni, ataupun kegiatan
keagamaan.Berbeda dengan kegiatan kokurikuler, dimana kegiatan ini lebih menekankan
pada penguatan dari kegiatan intrakurikuler yang biasa dilaksanakan pada sekolah.Dimana
kegiatan kokurikuler ini seperti melakukan pengunjungan pada museum guna untuk
penguatan dari kegiatan intrakurikuler.

28
Kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatan tambahan yang dilakukan di luar jam
pelajaran yang dilakukan baik di sekolah atau diluar sekolah dengan tujuan untuk
mendapatkan tambahan pengetahuan, keterampilan dan wawasan serta membantu
membentuk karakter peserta didik sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki oleh peserta
didik, kegiatan esktrakurikuler yang terdapat di SMAN 8 Banda Aceh antara lain: Paskibra,
Pramuka, PMR, Sanggar seni, Futsal, Beladiri, PIK-R, Tahfizh Qur’an, Basket.

Gambar 2.5.3. Kegiatan Ekstrakulikuler SMAN 8 Banda Aceh


g. Kegiatan Kokulikuler
Kokulikuler adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk menguatkan pemahaman
terhadap terhadap materi ajar yang diberikan guru di kelas kepada siswa. Dengan kata lain
bahwa kokulikuler menjadi penunjang kegiatan intrakulikuler agar siswa dapat lebih mudah
memahami apa yang disampaikan oleh guru melalui pelajaran di kelas. Kokulikuler adalah
kegiatan diluar jam pelajaran sekolah yang dilakukan untuk menambah pengetahuan siswa
dan menguatkan materi pelajaran yang diberikan di kelas. Kegiatan kokulikuler yang
dilakukan secara maksimal dapat meningkatkan kemampuan siswa dan membantu
memahami apa yang diajarkan melalui kegiatan intrakurikuler. Contoh dari kegiatan
kokulikuler yang biasa dilakukan adalah mengunjungi museum, melakukan darma wisata ke
tempat-tempat wisata edukasi mengunjungi komunitas tertentu dan masih banyak lagi.
29
Di SMA Negeri 8 kota Banda Aceh terdapat kegiatan kokulikuler yaitu, mengunjungi
museum tsunami Aceh untuk kegiatan projek kurikulum merdeka sekaligus untuk penguatan
materi. Selain itu, kegiatan kokulikuler adalah kegiatan partisipasi aktif warga sekolah dalam
mengikuti atau memperingati hari besar dan kegiatan rutin pembelajaran guna
menumbuhkan sikap disipilin, tanggung jawab, bekerja sama serta menumbuhkan
semangat patriotism seperti melaksanakan upacara bendera pada setiap hari senin di
lapangan sekolah dan melaksanakan peringatan hari-hari besar seperti tahun baru islam
dan acara perlombaan 17 agustus. Berikut adalah lampiran kegiatan kokulikuler di SMAN 8
Banda Aceh;

Gambar 2.5.4. Pelaksanaan Kegiatan Upacara Bendera

30
Gambar 2.5.5. Membuat Bubur Asyura Untuk Memperingati Tahun Baru Islam

Gambar 2.5.6. Gotong Royong Bersama Warga Sekolah

31
Gambar 2.5.7. Membaca Surah Yasin Bersama

32
Pada sekolah yang penulis amati terdapat dua kegiatan tersebut, adapun hasil
pengamatan yang dilakukan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tanggal Pengamatan : 24 Agustus 2022


Nama Sekolah : SMA Negeri 8 Kota Banda Aceh

Tabel 2.5.1. Instrumen Kegiatan Ekstrakulikuler dan korikuler

Penilaian
No Indikator Keterangan
Ada Tidak

kegiatan ini direalisasikan


tidak menggunakan jadwal
rutin. Kegiatan kokulikuler
dilakukan dengan
mengunjungi tempat
1 Kegiatan kokurikuler terjadwal  bersejarah. Peserta didik
melakukan kegiatan
kokulikuler untuk
mengerjakan tugas projek
kurikulum merdeka terkait
materi yang diajarkan.

Kegiatan ekstrakurikuler
dilaksanakan terjadwal
2 Kegiatan ekstrakurikuler terjadwal    sesuai dengan waktu
kesepakatan yang
disetujui.

33
 Tidak adanya pelatihan
kegiatan Kokulikuler,
namun saat melakukan
kegiatan tersebut, guru
Pembinaan/Pelatihan kegiatan
3  akan bertugas menjaga
kokurikuler
dan membina peserta didik
selama proses kegiatan
Kokulikuler itu
berlangsung.

 Pada pelaksanaan
kegiatan ektrakurikuler
yang dilakukan pada
sekolah ini, para peserta
didik dibina oleh seorang
Pembinaan/Pelatihan kegiatan
4    pelatih yang juga berasal
ekstrakurikuler
dari sekolah tersebut.
Pembinaan/pelatihan
kegiatan ini biasanya
terjadwal pada satu hari
yang telah ditentukan.

5 Daftar prestasi kegiatan Kokurikuler   

6 Daftar prestasi kegiatan     Daftar prestasi kegiatan


Ekstrakurikuler ekstrakurikuler ini terdapat
dan termuat dalam bentuk
sertifikat maupun piagam
penghargaan dari hasil
kegiatan yang telah diikuti.
Untuk piala yang diperoleh
oleh peserta didik akan
34
dipajang di lemari
pajangan.

 Pihak sekolah terlibat


dalam kegiatan Kokulikuler
Keterlibatan Pihak sekolah dalam yang diselenggarakan
7 
kegiatan Kokurikuler berdasarkan persetujuan
dari wali murid/orang tua
siswa..

 Pihak sekolah terlibat


penuh dalam kegiatan
ekstrakurikuler untuk
mengembangkan minat
dan juga bakat siswa yang
Keterlibatan Pihak sekolah dalam
8    disalurkan melalui
kegiatan Ekstrakurikuler
keterampilan akademik
maupun non akademik
yang nantinya berfungsi
untuk membawa nama
baik sekolah.

h. Piket Sekolah
Tugas tambahan lain yang dapat dijadikan untuk mencukupi kekurangan jam bagi
guru di sekolah adalah menjadi guru piket. Guru piket sebagaimana diatur dalam
Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018 Ekuivalen dengan 2 jam tatap muka. Bukti fisik untuk
kelengkapan ekuivalen guru piket adalah Surat Pembagian Tugas persemester yag
dikeluarkan oleh atasan, program dan jadwal piket laporan hasil kegiatan piket per tugas.
Tugas guru piket sehari-hari adalah memeriksa kondisi lingkungan sekolah menyangkut
keamanan maupun kebersihan lingkungan sekolah, mengawasi kegiatan K3 (ketertiban,

35
kebersihan dan keindahan), mengisi data administrasi piket harian, mengawasi siswa ketika
jam istirahat dan melaporkan peristiwa atau kejadian penting.
Pada penempatan sekolah latihan, penulis mengamati bahwa terdapat data Piket
Sekolah di SMA Negeri 8 Banda Aceh. Data piket sekolah tersebut terbagi menjadi
beberapa yaitu data guru piket zikir bersama dengan pemerintahan aceh dan data piket
guru di meja piket. Berikut lampiran data Piket Sekolah;

Gambar 2.5.8. Jadwal Piket Zikir dan Jadwal Piket Guru


i. Agenda/Jurnal Mengajar
Jurnal agenda guru adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh guru selama
setahun (dua semester) dan bukan kegiatan proses belajar mengajar di dalam kelas. Ia
merupakan aktivitas guru di luar kelas namun masih berhubungan dengan tugas dan
fungsinya sebagai seorang guru. Jurnal mengajar guru memiliki fungsi penting dalam
pelaksanaan pembelajaran. Jurnal mengajar digunakan guru untuk mencatat hal-hal terjadi
dalam proses pembelajaran. Jurnal mengajar berfungsi sebagai rekaman kegiatan
pembelajaran, sehingga sering disebut juga sebagai jurnal refleksi guru. Melalui jurnal
mengajar tersebut, guru akan dapat menganalisis jenis hambatan pembelajaran dan juga
kemajuan proses pembelajaran. Jurnal mengajar juga dapat menjadi acuan atau tolak ukur
kualitas penyelenggaraan pembelajaran.
36
Pada penempatan sekolah latihan, penulis mengamati bahwa terdapat data
Agenda/Jurnal Mengajar di SMA Negeri 8 Banda Aceh. Berikut lampiran Agenda/Jurnal
Mengajar;

Gambar 2.5.9. Jurnal/Agenda Guru

37
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Pengenalan Lapangan Persekolahan II atau yang biasa disingkat dengan PLP II


merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Syiah Kuala guna memberikan pengalaman dalam ruang lingkup
persekolahan.
Pada kegiatan Pengenalan Lapangan Persekolahan II ini juga memiliki beberapa
tujuan umum dan khusus, salah satunya adalah untuk menghasilkan mahasiswa sebagia
calon guru yang memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada tuhan yang Maha Esa.
Kegiatan Pengenalan Lapangan II ini juga memili manfaat bagi sekolah dan bagi
mahasiswa PLP II. Manfaat PLP II bagi sekolah adalah menjadi bahan referensi untuk
melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan pembelajaran di sekolah dan memperoleh
kesempatan untuk ikut dalam menyiapkan calon guru yang berdedikasi dan profesional.
Sedangkan manfaat PLP II bagi mahasiswa adalah menambah pemahaman dan
penghayatan tentang proses pendidikan dan pembelajaran disekolah, mahasiswa
memperoleh pengalaman nyata yang terkait dengan proses perancangan perangkat
pembelajaran, mahasiswa dapat mengetahui kurikulum dan perangkat pembelajaran yang
digunakan guru serta dapat merancang perangkat pembelajaran.

3.2. Saran

1. Bagi sekolah
Diharapkan sekolah SMA NEGERI 8 BANDA ACEH lebih memaksimalkan
infrastruktur baik media yang sudah ada maupun yang sedang dalam usaha pengadaan
untuk pengoptimalan peningkatan kemampuan anak baik untuk kegiatan belajar maupun
untuk terapi bagi anak dan kami berharap semoga sekolah SMA NEGERI 8 BANDA ACEH
terus meningkatkan kualitas sekolah, baik prestasi nasional maupun internasional.

38
2. Bagi Universitas
Berdasarkan program pelaksanaan Pengenalan Lapangan Persekolahan II yang
telah dilakukan selama 40 hari diperoleh saran dari pelaksanaan tersebut yaitu semoga
program pelaksanaan Pengenalan Lapangan Persekolahan II kedepannya dapat
dipertahankan dan ditingkatkan diprogram berikutnya dan kami berharap semoga
kedepannya untuk absen dibuatkan web atau absen seperti sim kuliah serta diharapkan
Universitas Syiah Kuala Menjalin koordinasi yang intensif antara pihak universitas, dosen
pembimbing lapangan, sekolah, dan mahasiswa.

3. Bagi Mahasiswa
Saran bagi mahasiswa pelaksanaan lapangan persekolahan II kedepannya harus
terus belajar untuk menjadi pendidik yang mampu memberikan ilmu kepada peserta didik
dengan menggunakan model pembelajan dan media belajar yang lebih bervariasi

39
DAFTAR PUSTAKA

Badriyah, N. L., Thamrin., & Aryanti, N. 2018. `Analisis Instrumen Penilaian Hasil Belajar Mata
Pelajaran Gambar Teknik Siswa Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan Program Keahlian
Bangunan. IJCEE, 4:2, 93-102.
Hamid, M. A. 2016. Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Siswa Berbasis TIK pada
Pembelajaran Dasar Listrik Elektronika. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro , 1:1, 37-46.
Munandar, H., Yusrizal., & Mustanir. 2015. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Berorientasi Nilai Islami pada Materi Hidrolisis Garam. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia,
3:1, 27-37.
Wirdani, R., Lazulva., & Zona, O. 2019. Desain dan Uji Coba Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Berbasis Sets (Science, Environment, Technology, and Society) pada Materi Koloid.
JEDCHEM (Journal Education and Chemistry) , 1:2, 56-63.

40

Anda mungkin juga menyukai