2. Lintang Agustriani 3. Moh Tedo 4. Dwi Febriyanto 5. M Havidh
Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya
Topik 4. Kerangka Strategi
Ruang Kolaborasi
A. Teaching At The Right Level
Teaching at the Right Level merupakan pendekatan pedagogis yang memperhatikan per-samaan level kemampuan berdasarkan evaluasi. Siswa dikelompokkan berdasarkan tingkat pembelajaran dari usia dan kelas. Selanjutnya guru harus secara kon-sisten mengukur kemampuan membaca, menulis dan memahami. Jika dalam prosesnya siswa tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka guru harus menyiapkan program remedial. Pendekatan TaRL terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Teaching at the right level (TaRL) merupakan pendekatan belajar yang tidak mengacu pada tingkat kelas, melainkan mengacu pada tingkat kemampuan siswa. Inilah yang menjadikan TaRL berbeda dari pendekatan biasanya.
B. Mengapa Capaian Pembelajaran Dirumuskan Per Fase?
Capaian pembelajaran dirumuskan per fase karena untuk membedakannya dengan kelas karena peserta didik di satu kelas yang sama bisa jadi belajar dalam fase pembelajaran yang berbeda. Penyusunan Capaian Pembelajaran (CP) per fase merupakan upaya penyederhanaan sehingga peserta didik dapat memiliki waktu yang memadai dalam menguasai kompetensi. Penyusunan CP per fase ini juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan tingkat pencapaian (Teaching at the Right Level), kebutuhan, kecepatan, dan gaya belajar mereka. C. Capaian Pembelajaran Capaian Pembelajaran (CP) merupakan ungkapan tujuan pembelajaran, pernyataan tentang apa yang diharapkan untuk diketahui, dipahami, dan dikerjakan oleh peserta didik setelah menyelesaikan proses belajar. Capaian Pembelajaran mencakup sekumpulan kompetensi dan lingkup materi, yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi. Capaian pembelajaran memuat sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi.
D. Mengapa Perlu Capaian Pembelajaran?
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase. Melalui CP, guru mendapatkan pedoman kompetensi pembelajaran sebagai tujuan umum dan ketersediaan waktu yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut (fase). Berdasarkan kegiatan analisis capaian pembelajaran, guru dapat menyusun Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran sehingga mendapatkan peta kompetensi yang akan menjadi rujukan untuk pelaksanaan pembelajaran.
E. Menyesuaikan Pembelajaran Dengan Situasi Dan Lingkungan Belajar Yang Ada
Lingkungan belajar lebih dari sekadar ruang kelas karena lingkungan belajar adalah ruang di mana siswa merasa aman dan didukung dalam mengejar pengetahuan serta terinspirasi oleh lingkungan sekitar. Guru juga dapat mempengaruhi lingkungan belajar dengan cara mereka mengajar dan suasana yang mereka ciptakan di dalam kelas. Mereka dapat membantu memengaruhi pembelajaran siswa dengan mendorong keterlibatan siswa, memberikan umpan balik positif dan konstruktif yang mendukung eksplorasi, komunitas di antara teman sebaya, dan keragaman. Penelitian telah menunjukkan bahwa lingkungan belajar yang berkembang membantu meningkatkan fokus siswa dan penerimaan informasi. Ketika siswa terus tumbuh dan berkembang sebagai pembelajar, demikian pula lingkungan tempat mereka belajar. Lingkungan belajar telah berubah dari waktu ke waktu dan dapat terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan siswa, memungkinkan guru untuk terus mengoptimalkan lingkungan belajarnya untuk membantu siswa mencapai tujuan pendidikannya.
F. Capaian Pembelajaran Setiap Fase
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai murid pada setiap fase perkembangan. Capaian Pembelajaran mencakup sekumpulan kompetensi dan lingkup materi, yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi. Capaian Pembelajaran untuk pendidikan anak usia dini (PAUD) terdiri atas satu fase, yaitu fase Fondasi. Capaian Pembelajaran untuk pendidikan dasar dan menengah terdiri dari 6 fase (A–F), atau tahapan yang meliputi seluruh jenjang pendidikan dasar dan menengah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, SDLB, SMPLB, SMALB, Paket A, Paket B, dan Paket C). CP dirumuskan dalam bentuk fase- fase yang menyatakan target capaian untuk rentang waktu yang lebih panjang (bukannya per tahun seperti kurikulum terdahulu). Durasi setiap fase dapat berbeda untuk setiap jenjang pendidikan. Penggunaan istilah “fase” dilakukan untuk membedakannya dengan kelas karena peserta didik di satu kelas yang sama bisa jadi belajar dalam fase pembelajaran yang berbeda. Ini merupakan penerapan dari prinsip pembelajaran sesuai tahap capaian belajar atau yang dikenal juga dengan istilah teaching at the right level (mengajar pada tahapan/tingkat yang sesuai). Apabila peserta didik kelas 5 masih harus belajar materi Fase B (fase untuk kelas 3- 4), misalnya, maka guru dapat menggunakan materi pelajaran fase tersebut. Dengan adanya fase, diharapkan siswa dapat memiliki banyak waktu untuk menjalani proses belajar sehingga dapat mengupas konsep-konsep dan mempelajari keterampilan kunci, dengan demikian siswa dapat menyerap materi secara eksploratif dan pendalaman.
G. Cara Membuat Capaian Pembelajaran
1. Penetapan profil lulusan. Profil ditetapkan berdasarkan hasil kajian terhadap kebutuhan ilmu pendidikan dan teknologi. 2. Dalam penjabaran kemampuan, keterlibatan dari pemangku kepentingan juga akan memberikan kontribusi. Hal ini menjamin mutu kemampuan lulusan. Perumusan kemampuan lulusan harus mencakup empat unsur untuk menjadikannya sebagai capaian pembelajaran, yakni unsur sikap, pengetahuan, keterampilan umum, dan keterampilan khusus seperti yang dinyatakan dalam SN DIKTI. 3. Penentuan sejumlah kemampuan (CP) wajib merujuk kepada jenjang kualifikasi KKNI, terutama yang berkaitan dengan unsur kemampuan kerja dan penguasaan pengetahuan. Sedang yang mencakup sikap dan keterampilan umum dapat mengacu sepenuhnya pada (dikaji kesesuaian dengan) rumusan yang telah ditetapkan dalam SN DIKTI. 4. Untuk membangun kekhasan mata pelajaran yang akan di susun capaiannya, dianjurkan untuk mengidentifikasi keunggulan atau kearifan lokal/daerah. 5. Menyusun keterampilan khusus 6. Untuk dapat memilki sikap dan keterampilan umum, diperlukan pengetahuan/keilmuan dengan tingkat keluasan serta kedalaman tertentu. Perumusan pengetahuan yang dikuasai dapat dilakukan dengan membuat daftar gugus keilmuan dan atau keahlian yang dipelajari pada program studi (mata pelajaran yang terpilih. 7. Agar lulusan memiliki kualifikasi sesuai dengan KKNI dan memenuhi standar yang telah ditetapkan, maka rumusan CP lulusan harus dikaji kesetaraannya terhadap deskripsi CP dari KKNI, dan dikaji terhadap Standar Isi Pembelajaran dari SN DIKTI.
H. Cara Menggunakan Capaian Pembelajaran Dengan Prinsip Pembelajaran
1. Ciptakan lingkungan yang penuh perhatian, saling peduli, terbuka, dan nyaman untuk belajar. 2. Tumbuhkan hubungan yang positif dan konsisten dengan anak-anak lain dan orang dewasa (dalam jumlah yang terbatas). 3. Ciptakan kebiasaan saling menghargai dalam ruang kelas sehingga anak juga belajar untuk menghormati dan memahami perbedaan-perbedaan yang ada dan mampu menghargai kelebihan-kelebihan tiap orang. 4. Berikan anak-anak kesempatan untuk bermain bersama, mengerjakan tugas dalam kelompok kecil, berbicara dengan teman-temannya atau orang dewasa. Melalui hal-hal tersebut anak belajar bahwa kelebihan dan minatnya berpengaruh terhadap kelompoknya. 5. Lingkungan belajar harus mempunyai tempat untuk dapat bergerak dan beraktivitas dengan leluasa namun juga menyediakan tempat dimana mereka dapat beristirahat. 6. Berikan anak keleluasan untuk belajar dengan berbagai cara tetapi sediakan juga kegiatan yang terjadawal dan rutin. 7. Gunakan metode mengajar yang tepat. 8. Ciptakan lingkungan yang tanggap akan kebutuhan anak dan merangsang kecerdasan. 9. Gabungkan bermacam-macam pengalaman, material dan strategi mengajar dalam menyusun kurikulum dan sesuaikan dengan pengalaman-pengalaman yang dipunyai anak sebelumnya, tingkat kematangan, gaya belajar, kebutuhan, dan minatnya. 10. Gabungkan bahasa dan budaya dari rumah anak dengan sekolah sehingga setiap anak dapat menyumbangkan keunikannya dan belajar untuk menghargai perbedaan yang ada. 11. Berikan kesempatan anak untuk memilih dan membuat rencana untuk aktivitas belajar agar mereka belajar berinisiatif dan ajukan pertanyaan dan komentar yang merangsang anak berpikir. 12. Berikan perhatian dan dukungan dalam berbagai bentuk seperti pujian dan kedekatan fisik (misal: membelai kepala anak, memeluk, dll). 13. Sesuaikan derajat kesulitan dengan tingkat keterampilan dan pengetahuan anak agar anak menjadi percaya diri bila berhasil mengejakan tugas-tugasnya. 14. Kembangkan kemampuan anak untuk bertanggung jawab dan mengatur diri. 15. Susunlah kurikulum yang tepat dan buatlah evaluasi atas proses dan hasil belajar anak.