Anda di halaman 1dari 5

KELOMPOK 5

1. Ahmad Aldi Asfiansyah


2. Lintang Agustriani
3. Moh Tedo
4. Dwi Febriyanto
5. M Havidh

Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya

Topik 4. Kerangka Strategi

Ruang Kolaborasi

A. Teaching At The Right Level


Teaching at the Right Level merupakan pendekatan pedagogis yang memperhatikan
per-samaan level kemampuan berdasarkan evaluasi. Siswa dikelompokkan berdasarkan
tingkat pembelajaran dari usia dan kelas. Selanjutnya guru harus secara kon-sisten mengukur
kemampuan membaca, menulis dan memahami. Jika dalam prosesnya siswa tidak mencapai
hasil yang diharapkan, maka guru harus menyiapkan program remedial. Pendekatan TaRL
terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Teaching at the right level (TaRL) merupakan
pendekatan belajar yang tidak mengacu pada tingkat kelas, melainkan mengacu pada tingkat
kemampuan siswa. Inilah yang menjadikan TaRL berbeda dari pendekatan biasanya.

B. Mengapa Capaian Pembelajaran Dirumuskan Per Fase?


Capaian pembelajaran dirumuskan per fase karena untuk membedakannya dengan kelas
karena peserta didik di satu kelas yang sama bisa jadi belajar dalam fase pembelajaran yang
berbeda. Penyusunan Capaian Pembelajaran (CP) per fase merupakan upaya penyederhanaan
sehingga peserta didik dapat memiliki waktu yang memadai dalam menguasai kompetensi.
Penyusunan CP per fase ini juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar
sesuai dengan tingkat pencapaian (Teaching at the Right Level), kebutuhan, kecepatan, dan
gaya belajar mereka.
C. Capaian Pembelajaran
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan ungkapan tujuan pembelajaran, pernyataan
tentang apa yang diharapkan untuk diketahui, dipahami, dan dikerjakan oleh peserta didik
setelah menyelesaikan proses belajar. Capaian Pembelajaran mencakup sekumpulan
kompetensi dan lingkup materi, yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi.
Capaian pembelajaran memuat sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun
secara komprehensif dalam bentuk narasi.

D. Mengapa Perlu Capaian Pembelajaran?


Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai
peserta didik pada setiap fase. Melalui CP, guru mendapatkan pedoman kompetensi
pembelajaran sebagai tujuan umum dan ketersediaan waktu yang tersedia untuk mencapai
tujuan tersebut (fase). Berdasarkan kegiatan analisis capaian pembelajaran, guru dapat
menyusun Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran sehingga mendapatkan
peta kompetensi yang akan menjadi rujukan untuk pelaksanaan pembelajaran.

E. Menyesuaikan Pembelajaran Dengan Situasi Dan Lingkungan Belajar Yang Ada


Lingkungan belajar lebih dari sekadar ruang kelas karena lingkungan belajar adalah
ruang di mana siswa merasa aman dan didukung dalam mengejar pengetahuan serta
terinspirasi oleh lingkungan sekitar. Guru juga dapat mempengaruhi lingkungan belajar
dengan cara mereka mengajar dan suasana yang mereka ciptakan di dalam kelas. Mereka dapat
membantu memengaruhi pembelajaran siswa dengan mendorong keterlibatan siswa,
memberikan umpan balik positif dan konstruktif yang mendukung eksplorasi, komunitas di
antara teman sebaya, dan keragaman. Penelitian telah menunjukkan bahwa lingkungan belajar
yang berkembang membantu meningkatkan fokus siswa dan penerimaan informasi. Ketika
siswa terus tumbuh dan berkembang sebagai pembelajar, demikian pula lingkungan tempat
mereka belajar. Lingkungan belajar telah berubah dari waktu ke waktu dan dapat terus
berkembang untuk memenuhi kebutuhan siswa, memungkinkan guru untuk terus
mengoptimalkan lingkungan belajarnya untuk membantu siswa mencapai tujuan
pendidikannya.

F. Capaian Pembelajaran Setiap Fase


Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai
murid pada setiap fase perkembangan. Capaian Pembelajaran mencakup sekumpulan
kompetensi dan lingkup materi, yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi.
Capaian Pembelajaran untuk pendidikan anak usia dini (PAUD) terdiri atas satu fase, yaitu
fase Fondasi. Capaian Pembelajaran untuk pendidikan dasar dan menengah terdiri dari 6
fase (A–F), atau tahapan yang meliputi seluruh jenjang pendidikan dasar dan menengah
(SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, SDLB, SMPLB, SMALB, Paket A, Paket B, dan
Paket C). CP dirumuskan dalam bentuk fase- fase yang menyatakan target capaian untuk
rentang waktu yang lebih panjang (bukannya per tahun seperti kurikulum terdahulu).
Durasi setiap fase dapat berbeda untuk setiap jenjang pendidikan.
Penggunaan istilah “fase” dilakukan untuk membedakannya dengan kelas karena
peserta didik di satu kelas yang sama bisa jadi belajar dalam fase pembelajaran yang berbeda.
Ini merupakan penerapan dari prinsip pembelajaran sesuai tahap capaian belajar atau yang
dikenal juga dengan istilah teaching at the right level (mengajar pada tahapan/tingkat yang
sesuai). Apabila peserta didik kelas 5 masih harus belajar materi Fase B (fase untuk kelas 3-
4), misalnya, maka guru dapat menggunakan materi pelajaran fase tersebut. Dengan
adanya fase, diharapkan siswa dapat memiliki banyak waktu untuk menjalani proses
belajar sehingga dapat mengupas konsep-konsep dan mempelajari keterampilan kunci, dengan
demikian siswa dapat menyerap materi secara eksploratif dan pendalaman.

G. Cara Membuat Capaian Pembelajaran


1. Penetapan profil lulusan. Profil ditetapkan berdasarkan hasil kajian terhadap
kebutuhan ilmu pendidikan dan teknologi.
2. Dalam penjabaran kemampuan, keterlibatan dari pemangku kepentingan juga akan
memberikan kontribusi. Hal ini menjamin mutu kemampuan lulusan. Perumusan
kemampuan lulusan harus mencakup empat unsur untuk menjadikannya sebagai
capaian pembelajaran, yakni unsur sikap, pengetahuan, keterampilan umum, dan
keterampilan khusus seperti yang dinyatakan dalam SN DIKTI.
3. Penentuan sejumlah kemampuan (CP) wajib merujuk kepada jenjang kualifikasi
KKNI, terutama yang berkaitan dengan unsur kemampuan kerja dan penguasaan
pengetahuan. Sedang yang mencakup sikap dan keterampilan umum dapat mengacu
sepenuhnya pada (dikaji kesesuaian dengan) rumusan yang telah ditetapkan dalam SN
DIKTI.
4. Untuk membangun kekhasan mata pelajaran yang akan di susun capaiannya,
dianjurkan untuk mengidentifikasi keunggulan atau kearifan lokal/daerah.
5. Menyusun keterampilan khusus
6. Untuk dapat memilki sikap dan keterampilan umum, diperlukan pengetahuan/keilmuan
dengan tingkat keluasan serta kedalaman tertentu. Perumusan pengetahuan yang
dikuasai dapat dilakukan dengan membuat daftar gugus keilmuan dan atau keahlian
yang dipelajari pada program studi (mata pelajaran yang terpilih.
7. Agar lulusan memiliki kualifikasi sesuai dengan KKNI dan memenuhi standar yang telah
ditetapkan, maka rumusan CP lulusan harus dikaji kesetaraannya terhadap deskripsi
CP dari KKNI, dan dikaji terhadap Standar Isi Pembelajaran dari SN DIKTI.

H. Cara Menggunakan Capaian Pembelajaran Dengan Prinsip Pembelajaran


1. Ciptakan lingkungan yang penuh perhatian, saling peduli, terbuka, dan nyaman untuk
belajar.
2. Tumbuhkan hubungan yang positif dan konsisten dengan anak-anak lain dan orang
dewasa (dalam jumlah yang terbatas).
3. Ciptakan kebiasaan saling menghargai dalam ruang kelas sehingga anak juga belajar
untuk menghormati dan memahami perbedaan-perbedaan yang ada dan mampu
menghargai kelebihan-kelebihan tiap orang.
4. Berikan anak-anak kesempatan untuk bermain bersama, mengerjakan tugas dalam
kelompok kecil, berbicara dengan teman-temannya atau orang dewasa. Melalui hal-hal
tersebut anak belajar bahwa kelebihan dan minatnya berpengaruh terhadap kelompoknya.
5. Lingkungan belajar harus mempunyai tempat untuk dapat bergerak dan beraktivitas
dengan leluasa namun juga menyediakan tempat dimana mereka dapat beristirahat.
6. Berikan anak keleluasan untuk belajar dengan berbagai cara tetapi sediakan juga kegiatan
yang terjadawal dan rutin.
7. Gunakan metode mengajar yang tepat.
8. Ciptakan lingkungan yang tanggap akan kebutuhan anak dan merangsang kecerdasan.
9. Gabungkan bermacam-macam pengalaman, material dan strategi mengajar dalam
menyusun kurikulum dan sesuaikan dengan pengalaman-pengalaman yang dipunyai anak
sebelumnya, tingkat kematangan, gaya belajar, kebutuhan, dan minatnya.
10. Gabungkan bahasa dan budaya dari rumah anak dengan sekolah sehingga setiap anak
dapat menyumbangkan keunikannya dan belajar untuk menghargai perbedaan yang ada.
11. Berikan kesempatan anak untuk memilih dan membuat rencana untuk aktivitas belajar
agar mereka belajar berinisiatif dan ajukan pertanyaan dan komentar yang merangsang
anak berpikir.
12. Berikan perhatian dan dukungan dalam berbagai bentuk seperti pujian dan kedekatan fisik
(misal: membelai kepala anak, memeluk, dll).
13. Sesuaikan derajat kesulitan dengan tingkat keterampilan dan pengetahuan anak agar anak
menjadi percaya diri bila berhasil mengejakan tugas-tugasnya.
14. Kembangkan kemampuan anak untuk bertanggung jawab dan mengatur diri.
15. Susunlah kurikulum yang tepat dan buatlah evaluasi atas proses dan hasil belajar anak.

Anda mungkin juga menyukai