Anda di halaman 1dari 11

JTB Vol. 11 No.

3 (2022) 058-068 ISSN: 2301-5012

JURNAL TATA BOGA


Tersedia online di
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-tata-boga/

PELATIHAN MEMBUAT NUGGET PISANG DENGAN METODE


DEMONSTRASI DI MA NIZHAMIYAH
1Shofyan Karimulloh, 2Nugrahani Astuti, 3Dwi Kristiastuti Suwardiah, 4Mauren Gita
Miranti

1,2,4Pendidikan Tata Boga, Universitas Negeri Surabaya


3Diploma IV Tata Boga, Universitas Negeri Surabaya

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian yang


mendeskripsikan tentang proses dan hasil belajar pada
pelatihan membuat nugget pisang melalui penerapan
metode demonstrasi di MA Nizhamiyah. Penelitian ini
memiliki tujuan 1) untuk mengetahui aktivitas pelatih,
Keyword:
Pelatihan, Nugget Pisang, Metode
2) untuk mengetahui aktivitas peserta, 3) untuk
Demonstrasi, Demonstrasi mengetahui hasil belajar peserta, 4) untuk mengetahui
respon peserta pada pelatihan membuat nugget pisang
melalui penerapan metode demonstrasi di MA
Nizhamiyah. Penelitian ini menggunakan metode
eksperimen dengan desain penelitian pre-experimental
design model one-shot case study, Teknik pengumpulan
Corresponding author: data menggunakan observasi, tes pengetahuan dan
shofyankarim@gmail.com keterampilan, serta dokumentasi. Hasil penelitian ini
yaitu 1) Aktivitas pelatih mencakup tiga aspek yaitu
aspek kegiatan pendahuluan, aspek kegiatan inti,
aspek kegiatan penutup dengan hasil persentase 96%
masuk dalam kategori sangat baik. 2) Aktivitas peserta
mencakup tiga aspek yaitu aspek kegiatan
pendahuluan, aspek kegiatan inti, aspek kegiatan
penutup, dengan hasil persentase 92,20% masuk
dalam kategori sangat baik. 3) Hasil belajar dalam
penerapan metode demonstrasi pada pelatihan
membuat nugget pisang masuk pada kategori sangat
baik dengan persentase mencapai 86,60%. 4) Respon
peserta pelatihan mencakup tiga aspek yaitu aspek
pelatih, aspek materi, aspek kegiatan, dengan hasil
89% masuk dalam kategori baik.

PENDAHULUAN 38 orang. Visi dan misi MA Nizhamiyah sesuai


MA Nizhamiyah merupakan salah satu sekolah dengan putusan nomor Ma.5/PC-
terakreditasi B, setara jenjang SMA yang berada B4/PP.006/050/2020 tentang visi Madrasah yaitu
di daerah Ploso, Jombang. MA Nizhamiyah unggul dibidang IPTEK dan IMTAQ. Dengan misi
didirikan pada tahun 1983, MA Nizhamiyah yaitu mewujudkan peserta didik unggul dalam
berdiri dibawah naungan Yayasan Pendidikan bidang pengetahuan dan teknologi dan
Islam Nizhamiyah. MA Nizhamiyah memiliki mewujudkan peserta didik unggul dalam bidang
peserta didik putra sebanyak 40 orang, keterampilan, kreatifitas, dan kemandirian,
sedangkan jumlah peserta didik putri sebanyak

58
JTB Vol. 11 No. 3 (2022) 058-068 ISSN: 2301-5012
mendidik peserta didik unggul dibidang iman dan makan (pisang raja, pisang ambon, pisang susu)
taqwa. rata-rata harganya mencapai Rp. 15.000 - Rp.
Untuk mewujudkan salah satu misinya yaitu 25.000 persisir. Perbedaan harga yang jauh ini
unggul di bidang keterampilan, sekolah perlu upaya untuk meningkatkan nilai
mendukung atau mengembangkan potensi diri ekonominya, yang diharapkan baik dari sisi
peserta didik untuk menjadi lulusan yang petani maupun penjual untuk memperoleh
memiliki bekal kecakapan hidup (life skill). keuntungan yang lebih baik. Untuk meningkatkan
Sehingga ketika mereka lulus disamping mereka nilai ekonomi salah satu upaya yang dilakukan
menguasai ilmu pengetahuan juga menguasai adalah membuat suatu produk olahan yang saat
ilmu keterampilan. Keterampilan yang diberikan ini banyak digemari. Berdasarkan pengamatan
diajarkan melalui ekstrakurikuler, yang terdiri dari penulis hasil olahan pisang yang banyak dijual di
beberapa pilihan sesuai dengan minat peserta daerah Ploso adalah pisang goreng, pisang
didik yaitu permesinan, menjahit, dan tata boga. kukus, keripik pisang, naga sari, pisang coklat,
Keterampilan yang diberikan di dalam molen pisang, dan lain sebagainya.
ekstrakurikuler itu sekaligus merupakan Sementara itu ada olahan pisang yang
keterampilan yang dapat digunakan sebagai kekinian, digemari dan banyak dijumpai di daerah
bekal kecakapan hidup atau life skill perkotaan antara lain Mafia Gedang membuat
Life skill merupakan suatu sikap dan produk seperti lumpia pisang dengan berbagai
pengetahuan yang diperlukan seseorang dalam macam topping dan Sang Pisang membuat
menjalani kehidupan bermasyarakat [1]. Tujuan produk nugget pisang dengan bermacam macam
diberikan life skill bagi peserta didik yaitu, topping. Dari beberapa contoh merk olahan
peserta didik dapat belajar mandiri, menunjukan pisang yang terkenal dan banyak diminati, tidak
sikap positif dan bertanggung jawab, peserta menutup kemungkinan bagi peserta didik untuk
didik dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki mengembangkan minat berwirausaha dalam hal
untuk menghadapi perannya di masa olahan pisang.
mendatang. Wadah yang tepat untuk Nugget adalah suatu bentuk produk olahan
mengembangkan life skill yaitu ekstrakurikuler. daging yang terbuat dari daging giling yang
ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di dicetak dan dilapisi dengan tepung berbumbu
luar jam sekolah yang berfungsi untuk mewadahi (battered dan breaded) [3]. Nugget pisang pada
dan mengembangkan potensi, minat dan bakat dasarnya merupakan tiruan dari nugget yang
peserta didik [2]. MA Nizhamiyah sering umumnya dibuat dari bahan makanan sumber
memberikan pelatihan untuk mengembangkan protein hewani namun dimodifikasi dengan
keterampilan peserta didik disaat kegiatan bahan makanan berbasis buah dalam hal ini
ekstrakurikuler berlangsung. khususnya pisang. Dengan demikian nugget
Pelatihan keterampilan tata boga yang pernah pisang adalah restructure pisang yang sudah
diberikan MA Nizhamiyah kepada peserta didik dihancurkan diberi bahan pengikat, bahan
diantaranya pelatihan membuat produk jamu, penambah rasa, dan dilapisi tepung roti. Nugget
membuat produk susu kedelai, dan pelatihan pisang dipilih sebagai materi pelatihan
membuat camilan kering (keripik bayam, peyek, dikarenakan pembuatan nugget pisang
onde-onde pecah dan lain sebagainya). Bahan- membutuhkan bahan yang mudah didapatkan di
bahan yang digunakan untuk pelatihan ini wilayah Ploso, pengolahan nugget pisang
semuanya berbasis pada bahan kearifan lokal menggunakan peralatan yang sederhana, nugget
dan menggunakan peralatan yang sederhana pisang dapat dijadikan produk awetan atau
pada umumnya dimiliki oleh masing-masing frozen food sehingga tidak harus memproduksi
peserta didik di tempat tinggalnya. Bahan-bahan nugget setiap hari dan dapat diaplikasikan
yang digunakan berbasis kearifan lokal yang dengan berbagai macam topping kekinian
banyak ditemui di wilayah setempat diantaranya, Pelatihan merupakan suatu kegiatan untuk
kedelai, bayam, buah dan lain sebagainya, masih meningkatkan keterampilan dan pengetahuan
banyak potensi pangan lokal yang belum seseorang pada bidang tertentu [4].Pelaksanaan
dioptimalkan salah satunya buah pisang. pelatihan di dalamnya pasti terdapat proses
Buah pisang pada umumnya dibagi menjadi pembelajaran yang bertujuan untuk
dua jenis yaitu pisang olahan dan pisang siap meningkatkan aspek kognitif maupun
makan. Pisang olahan harganya relatif lebih psikomotor. Pelatihan merupakan hal yang
murah, di Ploso pisang ada beberapa jenis yang berkaitan erat dengan pendidikan [5] terdapat
memiliki nilai ekonomi yang cukup rendah karakteristik pelatihan yaitu: bertujuan
diantaranya pisang sobo, pisang candi, dan meningkatkan kemampuan individu, peningkatan
pisang raja bandung yang rata-rata harganya kinerja jangka pendek, orientasi kebutuhan
Rp.20.000, - pertandan yang isinya antara 6 sekarang, dampak yang didapat berkaitan
sampai 7 sisir, sementara itu pisang yang siap dengan karir. Dari pengertian diatas dapat

59
JTB Vol. 11 No. 3 (2022) 058-068 ISSN: 2301-5012
disimpulkan bahwa pelatihan adalah proses Tabel 1. Sintaks Metode Demonstrasi [8]
penambahan wawasan seseorang terhadap
kemampuan untuk melaksanakan keahlian Tahap Peran pelatih
dibidang tertentu. Untuk melaksanakan Pelatihan Pelatih membuat rancangan
membuat nugget pisang tentunya membutuhkan Tahap 1 pelatihan mulai dari tujuan
Tahap pelatihan, materi pelatihan,
metode pelatihan
perencanaan alokasi waktu, dan output
Metode dalam pembelajaran merupakan salah pelatihan.
satu tolok ukur tercapainya tujuan pembelajaran. Pelatih memberikan motivasi,
Salah satu metode pembelajaran yang sangat Tahap 2 apersepsi dan mengingatkan
populer adalah metode demonstrasi. metode Tahap pokok-pokok pelatihan. Pelatih
demonstrasi adalah suatu proses dalam pelaksanaan melakukan peragaan materi
mengajar dengan menggunakan ilustrasi secara runtut.
kejadian secara urut dan runtut secara langsung Tahap 3 Pelatih mengecek pemahaman
maupun menggunakan media pembelajaran Penilaian dan peserta serta memberikan
evaluasi bimbingan dan evaluasi hasil.
yang sesuai dengan pokok bahasan atau materi
yang sedang dibicarakan [6], maka metode
demonstrasi merupakan suatu proses metode Sebelum melakukan metode demonstrasi
pengajaran yang menggunakan media pelatih pelatihan pasti membutuhkan rancangan
pembelajaran sesuai dengan materi yang untuk melakukan pelatihan. Langkah-langkah
disampaikan. metode demonstrasi [8] terdapat tiga tahapan
Metode demonstrasi memiliki tujuan dan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan,
manfaat. Tujuan metode demonstrasi adalah dan tahap evaluasi. Dalam tahap perencanaan
untuk memperlihatkan proses terjadinya suatu menjelaskan mengenai tujuan secara jelas,
peristiwa sesuai dengan materi yang akan menetapkan garis besar apa yang akan
disampaikan, agar memudahkan peserta dilakukan, serta memperhitungkan waktu yang
pelatihan dalam memahami pengajar pelatihan. dibutuhkan. Pada tahap pelaksanaan meneliti
Sedangkan manfaat metode demonstrasi adalah hal-hal yang akan disampaikan, memulai
dapat memusatkan perhatian peserta didik, penjelasan dengan cara yang menarik perhatian
proses pelatihan atau pembelajaran lebih terarah atau fokus peserta pelatihan, menandai materi
pada materi yang akan dipelajari, pengalaman pokok yang akan disampaikan agar sesuai
dan kesan lebih melekat pada peserta pelatihan. dengan tujuan atau sasaran, memperhatikan
Kelebihan dan kekurangan metode situasi kondisi dan keadaan peserta pelatihan,
demonstrasi [7], kelebihan metode demonstrasi: serta memberikan kesempatan peserta pelatihan
1) melalui metode demonstrasi, perhatian untuk lebih aktif dengan materi yang telah
peserta didik lebih terfokus dan dapat terpusat, disampaikan. Tahapan evaluasi yaitu kegiatan
mudah dalam menyamakan pemikiran dalam pemberian tugas seperti tanya jawab,
satu tujuan, waktu dan durasi lebih efisien. 2) melaksanakan pelatihan lebih lanjut.
proses pembelajaran lebih menarik, sebab Dalam hal ini akan dilakukan penelitian
peserta didik tidak hanya mendengarkan saja mengenai penerapan metode demonstrasi pada
namun juga dapat melihat secara eksklusif pelatihan membuat nugget pisang di MA
peristiwa yang terjadi. 3) peserta didik memiliki Nizhamiyah. Metode demonstrasi dipilih karena
kesempatan mengamati secara eksklusif serta dianggap menarik, efisien dan tepat dalam
juga memiliki kesempatan untuk pelatihan yang akan dilangsungkan. Metode
membandingkan antara teori dan fenomena demonstrasi dalam pelatihan dipilih karena
sekitar. Sedangkan kekurangan metode sebelumnya telah diteliti [9] dengan menunjukan
demonstrasi: 1) metode demonstrasi hasil yang baik. Penelitian yang sama pernah
memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab dilakukan [10] dengan menerapkan metode
tanpa persiapan yang matang metode ini tidak demonstrasi pada pelatihan yang menunjukan
bisa berjalan dengan baik, serta metode ini bisa hasil sangat baik. MA Nizhamiyah dipilih sebagai
tidak efektif. 2) demonstrasi memerlukan alat- tempat penelitian karena terdapat ekstrakurikuler
alat, bahan-bahan dan tempat yang memadai, 3) tata boga. Penelitian ini membahas tentang:
demonstrasi memerlukan kemampuan serta 1. Bagaimana aktivitas pelatih pelatihan dalam
keterampilan guru secara khusus dan penerapan metode demonstrasi.
profesional. 2. Bagaimana aktivitas peserta pelatihan dalam
Metode pembelajaran memiliki sintaks guna penerapan metode demonstrasi.
memberikan tahapan dan mempermudah 3. Bagaimana hasil belajar penerapan metode
pelaksanaan metode pembelajaran, sintaks demonstrasi.
metode demonstrasi sebagai berikut. 4. Bagaimana respon peserta pelatihan dalam
penerapan metode demonstrasi.

60
JTB Vol. 11 No. 3 (2022) 058-068 ISSN: 2301-5012
Tujuan penelitian ini yaitu: mengetahui ∑SM= Total skor maksimal
aktivitas pelatih, mengetahui aktivitas peserta
pelatihan, mengetahui hasil belajar dan Tabel 2. Kriteria validasi Instrumen [12]
mengetahui respon peserta pelatihan dalam
penerapan metode demonstrasi pada pelatihan Kategori Skala Persentase
membuat “nugget pisang” di MA Nizhamiyah. Sangat Layak 81%-100%
Layak 61%-80%
Cukup 41%-60%
METODE
Kurang 21%-40%
Jenis penelitian ini adalah penelitian
Sangat Tidak Layak 0%-20%
kuantitatif. Metode atau desain penelitian yang
digunakan adalah Pre-Experimental Design
a. Hasil Uji Validasi Instrumen Perangkat
dengan menggunakan Model One-Shot Case
Pelatihan
Study.
Uji validitas perangkat pelatihan ini
One-Shot Case Study dilakukan dengan cara
berupa silabus, RPP, instrumen penilaian,
memberikan treatment dan hasilnya diobservasi.
Handout, dan Lembar Kerja Peserta
Paradigma tersebut dapat dilihat pada gambar
Pelatihan.
dibawah,
Tabel 3. Hasil Validasi Perangkat Pelatihan
X = Treatment yang diberikan
X O O = Observasi
Perangkat Persentase
Kategori
Pelatihan Skor
Gambar 1. Gambaran Model One-Shot
Case Study [11] Silabus 90 Sangat layak
RPP 89.5 Sangat layak
Penelitian ini dilaksanakan di MA Nizhamiyah Instrumen
96.875 Sangat layak
di Jalan Darmo Sugondo No. 75, Rejoagung, Penilaian
Ploso Jombang, Jawa Timur. Populasi penelitian Handout 100 Sangat layak
adalah peserta didik yang mengikuti LKPP 100 Sangat layak
ekstrakurikuler tata boga dengan sampel Sumber: (Dokumen Pribadi, 2022)
berjumlah 15 dengan kriteria peserta didik kelas
11. Berdasarkan hasil uji validasi perangkat
Teknik pengumpulan data yang digunakan pelatihan, perangkat pelatihan yang akan
adalah: 1) Observasi, 2) penilaian pengetahuan digunakan sangat layak untuk kegiatan
dan keterampilan, dan 3) dokumentasi. pelatihan.
Instrumen untuk memperoleh informasi dalam
penelitian berupa: 1) Silabus. 2) RPP. 3) b. Hasil Uji Validasi Lembar Pengamatan
Instrumen Penilaian. 4) Handout. 5) Lembar Penelitian
kerja peserta pelatihan. 6) Lembar observasi Uji validitas lembar pengamatan berbentuk
aktivitas pelatihan. 7) angket respon peserta lembar pengamatan aktivitas pelatih, lembar
pelatihan. pengamatan aktivitas peserta pelatihan dan
kuesioner respon peserta pelatihan.
1. Teknik Analisis Data Hasil Validasi
Instrumen Pelatihan Table 4. Hasil Uji Validasi Lembar Observasi
Validitas instrumen bertujuan untuk
menguji kelayakan perangkat pelatihan Lembar Persentase
yang akan digunakan. Validitas instrumen Kategori
pengamatan Skor
dilakukan oleh dua validator ahli dari Aktiitas
program pendidikan S1 Pendidikan Tata 90 Sangat layak
Pelatih
Boga Universitas Negeri Surabaya. Uji Aktivitas
89.5 Sangat layak
validitas berfungsi untuk mengetahui Peserta
kelayakan instrumen. Respon
96.875 Sangat layak
Teknik analisis hasil validasi instrumen Peserta
menggunakan rumus sebagai berikut. Sumber: (Dokumen Pribadi, 2022)

𝑻𝑽 =
∑𝑺𝑷
𝑿 𝟏𝟎𝟎 Berdasarkan hasil uji validasi lembar
∑𝑺𝑴
pengamatan di atas lembar pengamatan
Keterangan: sangat layak digunakan untuk pelatihan
TV= Tingkat Valid karena sesuai dengan model pembelajaran
∑SP= Total skor yang didapat yang akan diterapkan.

61
JTB Vol. 11 No. 3 (2022) 058-068 ISSN: 2301-5012
Table 5. Teknik Analisis Aktivitas dan
2. Teknik Analisis Data Hasil Belajar Respon [13]
Penelitian ini merupakan penelitian yang
fokus mengembangkan life skill peserta didik, Kategori Skor Persentase
hasil belajar yang dimaksud pada penelitian Sangat Baik A 90%-100%
ini adalah hasil belajar pada ranah kognitif dan Baik B 80%-89%
psikomotor yang nantinya akan dianalisis. Cukup C 70%-79%
Hasil belajar dapat dikatakan tercapai apabila
Kurang Baik D 60%-69%
melampaui Kriteria Ketuntasan Minimal
Sangat
(KKM). Skala penilaian hasil belajar E >59%
Kurang Baik
menggunakan skala nilai mulai dari 1-100.
Dalam hal ini peneliti menetapkan KKM yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
diterapkan sekolah [14] sebesar 72 dengan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
komposisi nilai 30% pengetahuan dan 70%
aktivitas pelatihan, hasil belajar, dan respon
keterampilan, jika perolehan nilai peserta
peserta pelatihan dengan menerapkan metode
dibawah 72 maka dinyatakan tidak lulus.
demonstrasi pada pelatihan membuat nugget
Skala hasil belajar pelatihan dapat dilihat pada
pisang di MA Nizhamiyah
tabel 6.
1. Aktivitas Pelatih dalam Penerapan
Table 6. Teknik Analisis Hasil Belajar [15]
Metode Demonstrasi Pada Pelatihan
Skala Membuat Nugget Pisang di MA
Paraf Kategori Nizhamiyah
Angka
A Sangat Baik 80-100 Aktivitas pelatih pelatihan diamati
B Baik 66-79 dengan lembar pengamatan mencakup tiga
C Cukup 56-65 aspek yang harus dinilai yaitu aspek
D Kurang 40-55 kegiatan pendahuluan, aspek kegiatan inti
E Gagal 0-39 dan aspek kegiatan penutup. Lembar
pengamatan aktivitas peserta pelatihan
Rumus persentase ketercapaian hasil dinilai oleh dua pengamat yang merupakan
belajar pelatihan sebagai berikut. guru dari MA Nizhamiyah. Hasil dari
∑𝑵𝑿 penilaian aktivitas pelatih dapat dilihat pada
𝑷= 𝑿 𝟏𝟎𝟎
∑𝑵𝑻 gambar berikut.
Keterangan:
P : Persentase ketercapaian nilai 100,00% 90,63% 97,22% 100,00%
∑𝑁𝑋 : Total peserta pelatihan yang
80,00%
nilainya diatas KKM
∑𝑁𝑇 : Total peserta pelatihan 60,00%
40,00%
3. Teknik Analisis Data Aktivitas 20,00% 9,38%
Pelatihan dan Respon Peserta 3,00% 0,00%
Pelatihan 0,00%
Teknik analisis aktivitas dan respon Pendahuluan Inti Penutup
berupa deskripsi. Teknik analisis aktivitas Baik Kurang Baik
dan respon menerapkan rumus sebagai
Gambar 2. Hasil Persentase Aktivitas Pelatih
berikut.
Sumber: (Dokumen Pribadi, 2022)
∑𝑺𝑷
𝑻𝑲 = 𝑿 𝟏𝟎𝟎
∑𝑺𝑴 Pada gambar 2 menggambarkan bahwa
Keterangan: tingkat keberhasilan aktivitas pelatih dalam
TK= Persentase Keefektifan/ respon penerapan metode demonstrasi pada
∑SP= Total skor didapat pelatihan membuat nugget pisang di MA
∑SM= Total skor maksimal Nizhamiyah mencapai nilai rata-rata 96%,
dapat dijelaskan bahwa aktivitas pelatih
tergolong dalam kategori sangat baik,
karena pelatih mampu menerapkan metode
demonstrasi sesuai dengan tahapan-
tahapan yang telah disusun. Tahapan yang
telah disusun dapat dibuktikan dengan hasil

62
JTB Vol. 11 No. 3 (2022) 058-068 ISSN: 2301-5012
validasi instrumen penelitian pada tabel 4, 100,00% 94,64% 100%
yang memiliki hasil kriteria sangat layak. 81,25%
80,00%
Ketidak tercapaian yang terjadi pada saat
pelaksanaan kegiatan adalah aspek 60,00%
pendahuluan sebesar 9.38% dan aspek 40,00%
18,75%
kegiatan inti sebesar 3%. Saat kegiatan 20,00% 5,36% 0%
pendahuluan dimulai pelatih belum 0,00%
sepenuhnya mampu mengelola kelas pada Pendahuluan Inti Penutup
saat kegiatan pembuka, sehingga situasi
Tercapai Tidak Tercapai
kelas yang ramai membuat peserta tidak
memperhatikan penyampaian apersepsi
oleh pelatih yang menjadikan pelatih tidak Gambar 3. Hasil Persentase Aktivitas
optimal dalam mengaitkan apa yang Peserta Pelatihan
diketahui atau dialami oleh peserta pelatihan Sumber: (Dokumen Pribadi, 2022)
dengan apa yang akan dipelajari oleh
peserta pelatihan. Apersepsi adalah suatu Pada gambar diatas 3 menjelaskan
kegiatan pada awal pembelajaran yang bahwa peserta didik telah melakukan
bertujuan untuk mengarahkan fokus siswa kegiatan sesuai dengan aspek yang telah
pada saat kegiatan belajar akan dimulai. disusun mencapai nilai rata-rata 94,20%
Sedangkan pada aspek kegiatan inti, Pencapaian persentase aktivitas peserta
penyampaian materi oleh pelatih kurang pelatihan tergolong dalam kategori sangat
komunikatif, peserta didik kurang antusias baik, karena peserta melaksanakan kegiatan
dikarenakan media pembelajaran yang pelatihan sesuai dengan tahapan-tahapan
digunakan kurang menarik hanya memakai yang telah disusun. Tahapan yang telah
modul sederhana untuk dibaca. Sehingga disusun dapat dibuktikan dengan hasil
diskusi atau komunikasi dua arah antara validasi instrumen penelitian pada tabel 4,
pelatih dan peserta kurang aktif. yang memiliki hasil kriteria sangat layak.
Pernyataan tersebut sesuai dengan Ketidak tercapaian yang terjadi pada saat
pendapat [16] yaitu menjelaskan tentang pelaksanaan kegiatan adalah aspek
pengelolaan kelas oleh guru dapat pendahuluan sebesar 18.75% dan aspek
mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil kegiatan inti sebesar 5.36%. Pada kegiatan
penelitian [17] menjelaskan mengapa awal pembelajaran, berdasarkan
apersepsi sangat penting pada saat awal pengamatan pelatih kurang dalam
pembelajaran, karena apersepsi akan penguasaan kegiatan pembuka, seperti:
mengartikan sebuah ide, menyatukan suatu kurang komunikatif, kurang tegas, kaku dan
pandangan dengan pengalaman yang telah kurang luwes sehingga peserta didik ramai
dimiliki, oleh sebab itu siswa dapat belajar tidak terkontrol dan mengobrol sendiri
secara fokus dan terarah. Dapat ditarik dengan temannya. Penyampaian materi
kesimpulan bahwa pengelolaan kelas dan oleh pelatih kurang komunikatif dan media
apersepsi pada awal pembelajaran pembelajaran yang digunakan hanya modul
sangatlah penting karena akan berdampak singkat untuk dipelajari, mengakibatkan
pada tahapan pembelajaran yang peserta didik kurang antusias pada saat
selanjutnya. mengisi lembar kerja peserta pelatihan.
Peristiwa tersebut menjadikan diskusi atau
2. Aktivitas Peserta Pelatihan dalam komunikasi dua arah antara pelatih dan
Penerapan Metode Demonstrasi pada peserta kurang aktif juga menjadikan
Pelatihan Membuat Nugget Pisang di pengisian lembar kerja oleh kelompok
MA Nizhamiyah peserta kurang efektif.
Aktivitas peserta pelatihan diamati Dapat ditarik kesimpulan bahwa
dengan lembar pengamatan mencakup tiga kemampuan pelatih dalam menerapkan
aspek yang harus dinilai yaitu aspek metode belajar yang digunakan sangat
kegiatan pendahuluan, kegiatan aspek inti berhubungan dengan aktivitas peserta pada
dan aspek kegiatan penutup. Lembar kegiatan belajar. Pernyataan ini sesuai
pengamatan aktivitas peserta pelatihan dengan teori yang menunjukkan bahwa
dinilai oleh dua pengamat yang merupakan kompetensi guru sangat mempengaruhi
guru dari MA Nizhamiyah. Hasil penilaian aktivitas dan hasil belajar siswa, pemilihan
aktivitas peserta pelatihan dapat dilihat pada metode dan media belajar yang tepat juga
gambar 3. akan memudahkan siswa untuk menerima

63
JTB Vol. 11 No. 3 (2022) 058-068 ISSN: 2301-5012
dan memahami materi yang disampaikan 100,00%
[18] [19].
80,00%
Aspek yang disusun meliputi aspek
54,00%
kegiatan pendahuluan yaitu 1) menjawab 60,00% 46,00%
salam pembuka 2) memperhatikan 40,00%
penyampaian motivasi, apersepsi dan tujuan
20,00%
pembelajaran. Aspek kegiatan inti meliputi
1) menyimak materi 2) mengisi lembar kerja 0,00%
3) mengidentifikasi kebutuhan bahan dan
Tercapai Tidak Tercapai
harga jual 4) menghitung kebutuhan bahan
dan harga jual 5) mengikuti pelatih dengan Gambar 4. Persentase Hasil Belajar
seksama 6) menghidangkan pisang nugget Ranah Kognitif/ Pengetahuan
7) mengidentifikasi penyebab kegagalan. Sumber: (Dokumen Pribadi, 2022)
Aspek kegiatan penutup meliputi 1)
menyimak penjelasan pelatih 2) Pada gambar 4 dapat dijelaskan
mengerjakan soal tes 3) fokus selama bahwa persentase penilaian
kegiatan 4) aktif dan antusias menjawab pengetahuan peserta pelatihan yang
pertanyaan. Berdasarkan penjelasan aspek lulus hanya mencapai 54%, sedangkan
kegiatan pendahuluan, aspek kegiatan inti persentase nilai peserta yang tidak
dan aspek kegiatan penutup bertujuan tercapai sejumlah 46% rincian perolehan
untuk mengetahui aktivitas peserta nilai pengetahuan dapat dilihat pada
pelatihan dalam praktik membuat nugget tabel 6.
pisang dengan menerapkan metode
demonstrasi. Tabel 6. Rincian Jawaban Tes Obyektif

3. Hasil Belajar Peserta Dalam Penerapan Butir soal Jumlah benar Frekuensi %
Metode Demonstrasi Pada Pelatihan 1 6 40 %
Membuat Nugget Pisang di MA 2 11 73.3 %
Nizhamiyah 3 10 66.6 %
Hasil penerapan pelatihan penilaian 4 5 33.3 %
dibagi menjadi dua yaitu penilaian 5 13 86.6 %
pengetahuan dan penilaian keterampilan. 6 5 33.3 %
7 12 80 %
Hasil belajar dapat dikatakan tercapai
8 11 73.3 %
apabila melampaui KKM. Penilaian hasil
9 11 73.3 %
belajar pelatihan menggunakan skala nilai
10 11 73.33%
mulai dari 1-100. Peneliti menetapkan KKM
Sumber: (Dokumen Pribadi, 2022)
yang diterapkan oleh sekolah sebesar 72
dengan komposisi nilai 30% pengetahuan
Dari rincian penilaian pengetahuan
dan 70% keterampilan [14], jika perolehan
pada tabel 6, terdapat beberapa soal
nilai peserta dibawah 72 maka dinyatakan
yang memiliki jumlah kesalahan jawaban
tidak lulus.
tinggi, diantaranya:
1. Soal nomor 1, tentang pengertian
a. Hasil Belajar Ranah Kognitif
nugget pisang terdapat 9 jawaban
Penilaian pengetahuan diberikan tes
salah. Faktor ini terjadi dikarena
Objektif yang mencakup 10 butir soal
banyak peserta pelatihan yang
pilihan ganda yang diikuti oleh peserta
terkecoh dengan jawaban yang
pelatihan yang berjumlah n=15. Penalian
salah.
pengetahuan dilakukan setelah kegiatan
2. Soal nomor 4 tentang fungsi bahan
pelatihan telah selesai. Hasil penilaian
terdapat 10 jawaban salah. Hal ini
pengetahuan dapat dilihat pada gambar
dapat terjadi mengingat teori
4.
tentang fungsi bahan merupakan
teori yang membutuhkan media
untuk menyampaikannya, hal ini
sesuai dengan pendapat [20] yang
berisi mengenai manfaat
penggunaan media pembelajaran
dapat menumbuhkan minat belajar
peserta didik untuk mempelajari hal

64
JTB Vol. 11 No. 3 (2022) 058-068 ISSN: 2301-5012
baru pada materi pembelajaran dalam aspek terdapat indikator yang
yang disampaikan sehingga bisa memiliki beberapa poin yaitu pada
dipahami dengan mudah. proses persiapan mencakup dua poin,
3. Soal nomor 6 tentang menghitung proses pembuatan mencakup tujuh poin
kebutuhan bahan terdapat 10 dan proses penyajian mencakup dua
jawaban salah. Untuk memahami poin. Sedangkan aspek penilaian produk
cara menghitung kebutuhan bahan, mencakup enam indikator yaitu
peserta tidak hanya butuh belajar kesesuaian tema, rasa, warna, aroma,
secara teori. Akan tetapi mereka tekstur dan penyajian. Pada penilaian
juga membutuhkan praktik keterampilan terdapat komposisi
menghitung kebutuhan bahan, penilaian yang terdiri dari dua aspek,
pembelajaran praktik sama dengan pada aspek kinerja memiliki bobot
learning by doing dengan sebesar 4, sedangkan pada aspek produk
menerapkan learning by doing siswa memiliki bobot sebesar 6. Hasil
akan dapat lebih memahami. persentase penilaian keterampilan dapat
Pernyataan diatas sesuai dengan dilihat pada gambar 5.
hasil penelitian yang dilakukan oleh
[21] yang menyatakan bahwa 100,00% 100,00
Metode learning by doing sangat %
membantu untuk meningkatkan 80,00%
prestasi peserta didik. 60,00%
Alasan mengapa terdapat banyak 40,00%
jawaban salah jika dikaitkan dengan hasil
aktivitas pelatihan salah satu faktor 20,00%
0,00%
penyebab hasil belajar ranah kognitif 0,00%
rendah adalah kurangnya pengelolaan
Tercapai Tidak Tercapai
kelas oleh pelatih membuat peserta
pelatihan ramai, asik mengobrol sendiri
Gambar 5. Persentase Hasil Belajar
dengan temannya dan tidak
Ranah Psikomotor/ Keterampilan
memperhatikan penyampaian materi.
Sumber: (Dokumen Pribadi, 2022)
Penyampaian materi oleh pelatih
menggunakan metode ceramah yang
Pada gambar 5 dijelaskan bahwa
kurang komunikatif dan media
persentase hasil penilaian keterampilan
pembelajaran yang digunakan hanya
dinyatakan sangat baik. Peserta
modul sederhana untuk dibaca,
pelatihan mampu mengikuti praktik
mengakibatkan peserta didik kurang
dengan sangat baik, sehingga hasil jadi
antusias pada saat pelatih
produk olahan nugget pisang memenuhi
menyampaikan materi. Kondisi seperti ini
standar kriteria hasil jadi yang telah
membuat peserta tidak sepenuhnya
disusun dalam instrumen pelatihan.
paham tentang materi nugget pisang.
Hasil psikomotor berbanding terbalik
Hasil analisis diatas, dapat disimpulkan
dengan hasil kognitif, hal ini terjadi
bahwa penilaian pengetahuan
dikarenakan metode demonstrasi yang
dinyatakan kurang baik.
digunakan adalah demonstrasi
Pernyataan tersebut sesuai dengan
terbimbing. Dimana peserta melakukan
penelitian terdahulu yang menerangkan
pembuatan nugget pisang beriringan
bahwa kompetensi guru sangat
atau mengikuti instruksi dari pelatih.
mempengaruhi aktivitas dan prestasi
Penjelasan diatas didukung dengan
Peserta didik [18]. Pemilihan metode dan
penelitian terdahulu [22] yang
media pembelajaran yang efektif
menyatakan bahwa metode demonstrasi
menjadikan peserta didik mudah untuk
terbimbing dalam pembelajaran
menerima dan memahami materi yang
menunjukan hasil yang baik.
disampaikan oleh guru [19].
c. Hasil Belajar Kegiatan Pelatihan
b. Hasil Belajar Ranah Psikomotor
Berdasarkan perolehan nilai hasil
Penilaian keterampilan mencakup dua
belajar kognitif dan psikomotor dapat
aspek yaitu aspek kinerja dan aspek
diambil nilai akhir dari pembelajaran yang
produk. Aspek kinerja dibagi menjadi tiga
dilakukan. Skala penilaian hasil belajar
indikator yaitu proses persiapan, proses
menggunakan skala nilai mulai dari 1-
pembuatan dan proses penyajian, di

65
JTB Vol. 11 No. 3 (2022) 058-068 ISSN: 2301-5012
100. Dalam hal ini peneliti menetapkan pelatihan dinilai oleh seorang pengamat. Hasil
KKM yang diterapkan oleh [14] sebesar dari penilaian aktivitas peserta pelatihan
72 dengan komposisi nilai 30% dapat dilihat pada gambar 7
pengetahuan dan 70% keterampilan,
alasan ditetapkannya pembobotan nilai 100,00% 88,75% 87,85% 92,22%
yang menitik beratkan pada
80,00%
keterampilan, dikarenakan latar belakang
60,00%
utama pelatihan ini untuk menambah life
skill peserta dibidang kuliner atau tata 40,00%
11,25% 12,14%
boga. Hasil belajar peserta secara 20,00% 7,77%
keseluruhan dapat dilihat pada gambar 6. 0,00%
Instruktur Materi Kegiatan
100,00% 86,60% Baik Kurang Baik
80,00%
Gambar 7. Hasil Persentase Respon
60,00%
Peserta Pelatihan
40,00% Sumber: (Dokumen Pribadi, 2022)
20,00% 13,40%
Pada gambar 7 dapat dijelaskan bahwa
0,00%
respon peserta pelatihan terhadap
Lulus Tidak Lulus penerapan metode demonstrasi pada
pelatihan membuat nugget pisang di MA
Gambar 6. Total Persentase Hasil Nizhamiyah mencapai nilai rata-rata sebesar
Belajar Peserta pelatihan 89%, jumlah tersebut tergolong dalam
Sumber: (Dokumen Pribadi, 2022) kategori baik, dikarenakan banyak dari
peserta yang memberikan respon sangat
Pada gambar 6 dapat dijelaskan setuju dari pernyataan yang telah disusun.
mengenai keberhasilan persentase hasil Sedangkan respon kurang baik terdapat
belajar mencapai 86,60%. Hasil ini pada aspek pelatih sebanyak 11.25%,
menunjukkan kegiatan pelatihan materi 12.14%, dan kegiatan sebesar
membuat nugget pisang dengan 7.77%. Pada aspek pelatih ada beberapa
menggunakan metode demonstrasi di respon peserta yang kesulitan mengikuti
MA Nizhamiyah khususnya pada anggota materi yang diperagakan. Pada aspek materi
ekstrakurikuler tata boga dinyatakan terdapat respon peserta yang kesulitan
sangat baik. memahami teori, tidak hanya itu terdapat
Peserta yang tidak lulus berjumlah beberapa respon peserta yang kesulitan
sebesar 13% disebabkan oleh rendahnya untuk menentukan harga jual. Pada aspek
tingkat ketercapaian pada tes kegiatan terdapat respon peserta yang
pengetahuan. Rendahnya tingkat kurang tertarik pada kegiatan pelatihan.
ketercapaian pada tes pengetahuan Respon peserta pelatihan disusun sesuai
sangat berhubungan dengan kompetensi dengan kegiatan pelatihan yang
pelatih, media dan model pembelajaran dilangsungkan, aspek yang disusun meliputi
yang diterapkan, pernyataan tersebut aspek pelatih, aspek materi dan aspek
dapat dilihat pada bagian pembahasan kegiatan. Aspek pelatih meliputi 1) pelatih
aktivitas pelatihan dan hasil belajar ranah menunjukkan penguasaan materi pelatihan
kognitif. 2) penyampaian materi mudah dipahami 3)
menggunakan berbicara secara jelas, baik
4. Respon Peserta Pelatihan dengan dan benar 4) menunjukkan gaya atau
Penerapan Metode Demonstrasi pada gesture yang sesuai. Aspek materi meliputi
Pelatihan Membuat Nugget Pisang di MA 1) penyampaian materi menggunakan
Nizhamiyah metode demonstrasi 2) model pembelajaran
Respon peserta pelatihan diamati dengan yang dipilih mudah 3) media yang
angket respon peserta pelatihan yaitu diagunkan membantu dalam memahami
mencakup tiga aspek yang diamati meliputi materi 4) materi yang disampaikan mudah
aspek pelatih, aspek materi, aspek kegiatan. diikuti 5) materi yang disampaikan runtut
Aspek pelatih mencakup empat poin, aspek dan jelas 6) handout dan LKK mudah dibaca
materi mencakup tujuh poin, aspek kegiatan dan dipahami 7) menghitung HPP/ food cost
mencakup tiga poin. Angket respon peserta membantu menentukan harga jual produk.

66
JTB Vol. 11 No. 3 (2022) 058-068 ISSN: 2301-5012
Aspek kegiatan meliputi 1) materi yang [6]. Muhibbin Syah. 2013. Psikologi
diberikan sangat menarik dan bermanfaat 2) Pendidikan, Dengan Pendekatan Baru.
pelatihan memberikan keterampilan produk Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
yang dapat dijual 3) menumbuhkan minat [7]. Majid, A. 2013. Strategi Pembelajaran.
dan motivasi dalam berwirausaha. Bandung : Remaja Rosdakarya.
[8]. Hasibuan, j,j, dan Moedjiono. 2012.
SIMPULAN Proses Belajar Mengajar. Bandung :
Berdasarkan hasil dan pembahasan Remaja Rosdakarya.
penerapan metode demonstrasi pada pelatihan [9]. Syharil pratama, Buktika. 2019.
membuat nugget pisang di MA Nizhamiyah Pelaksanaan Metode Demonstrasi Oleh
dinyatakan sangat baik, dengan rincian hasil Pelatih Pada Pelatihan Kreativitas
berikut ini: Menjahit Di UKM Kota Padang Provinsi
1. Aktivitas pelatih dalam penerapan metode Sumatera Barat. Universitas Negeri
demonstrasi pada pelatihan membuat Padang : Skripsi.
nugget pisang di MA Nizhamiyah masuk [10]. Puspitasari, M. 2020. Pelatihan
dalam tergolong sangat baik dengan hasil Pembuatan Aneka Awetan Berbahan
96% Baku Lokal Melalui Metode Demonstrasi
2. Aktivitas peserta pelatihan dalam penerapan Di Desa Kebonrejo Kecamatan Kepung
metode demonstrasi pada pelatihan Kabupaten Kediri. E-Jurnal Tata Boga. 9
membuat nugget pisang di MA Nizhamiyah (1): 605-611.
masuk dalam kategori sangat baik dengan [11]. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
persentase 92,20%. Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung
3. Hasil belajar dalam penerapan metode : CV. Alfabeta.
demonstrasi pada pelatihan membuat [12]. Wahyu Diono, A. 2022. Penerapan Video
nugget pisang masuk pada kategori sangat Tutorial Pada Pelatihan Membuat
baik dengan hasil mencapai 86,6%. Bomboloni Bagi Ibu-Ibu PKK Di RT 5 RW
4. Respon peserta pelatihan dalam penerapan 2 Simo Pomahan Surabaya. E-Jurnal
metode demonstrasi pada pelatihan Tata Boga. 11 (1): 96-105.
membuat nugget pisang di MA Nizhamiyah [13]. Arifin, Zainal. 2016. Evaluasi
masuk dalam kategori baik dengan Pembelajaran (Prinsip, Teknik, dan
persentase mencapai 89%. Prosedur) Cetakan Kedelapan. Jakarta :
Rosda karya.
SARAN [14]. Madrasah Aliyah Nizhamiyah Ploso.
1. Perlu didalam penelitian proses dan hasil Dokumen 1 Kurikulum Tingkat Satuan
belajar melakukan penilaian afektif. Pendidikan (KTSP) Madrasah Aliyah
2. Perlu adanya pengembangan media Nizhamiyah Tahun Pelajaran 2021/2022.
pembelajaran yang digunakan pada saat Jombang: MA Nizhamiyah.
pelatihan untuk meningkatkan pemahaman [15]. Arikunto, Suharsimi. 2015. Dasar-Dasar
dan daya tarik peserta pelatihan. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Akasara.
REFERENSI [16]. Aulia, R. 2018. Pengelolaan kelas
[1]. Setiani, Fani dkk. 2016. sebagai determinan terhadap hasil
Mengembangkan Soft skill Siswa Melalui belajar. E journal UPI. 3 (2): 149-157.
Proses Pembelajaran. Jurnal Pendidikan [17]. Rahma Octaviani, F. 2020. Apersepsi
Manajemen Perkantoran. 1(1), 160-166. Berbasis Lingkungan Sekitar sebagai
[2]. Wibowo, Yuyun Ari. dkk. 2015. Pemusatan Fokus Pembelajaran Biologi
Pengembangan Ekstrakurikuler Olahraga Selama Pembelajaran Daring. UMS E-
Sekolah. Yogyakarta: UNY Press. Journal System. 2 (2): 8-17.
[3]. Mardiyah Al, B. 2019. Pengaruh [18]. Choirubiza Rizqi Devi, C. 2016, Pengaruh
Penambahan Daun Kelor dan Tulang Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar
Ayam Terhadap Sifat Organoleptik dan Siswa Kelas V Sdn
Tingkat Kesukaan Nugget Ayam. E- Nogotirto.(http://citrachoiruniza7.blogs.
Jurnal Tata Boga. 8 (2): 364-371. uny.ac.id/wp-
[4]. Eko, Widodo Suparno. 2015. Manajemen content/uploads/sites/15480/2017/10/la
Pengembangan Sumber Daya Manusia. ndasan.pdf). Diakses tanggal 28
Yogyakarta : Pustaka Pelajar. September 2022.
[5]. Bahri, Syaiful. 2015. Psikologi Belajar. [19]. Kalsum Nasution, M. 2017. Penggunaan
Jakarta : Rineka cipta. Metode Pembelajaran Dalam
Peningkatan Hasil Belajar Siswa. STUDIA

67
JTB Vol. 11 No. 3 (2022) 058-068 ISSN: 2301-5012
DIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Bidang
Pendidikan. 11 (1): 1978-8169.
[20]. Nurfadhillah, S. 2021. Peranan Media
Pembelajaran Dalam Meningkatkan
Minat Belajar Siswa SD Negeri Kohod III.
E-journal.stitpn. 3 (2): 243-255.
[21]. Erba Robani, M. 2021. Metode Learning
By Doing Dalam Mengoptilalisasi Kualitas
Belajar Siswa SMP. Journal upgris. 1 (1):
25-30.
[22]. Datun Nisa, S. 2021. Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Menggunakan Metode
Demonstrasi Terbimbing Pada
Pendidikan Agama Islam Sdn Barunai
Baru. Prosiding Pendidikan Profesi Guru
Agama Islam (PPGAI). 1 September
2021, Palangka Raya, Indonesia. Hal.
326-335.

68

Anda mungkin juga menyukai