Anda di halaman 1dari 29

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

TEKNIK PEMBESARAN KOMODITAS PERIKANAN AIR TAWAR


KELAS XI

MENERAPKAN SELEKSI BENIH IKAN


( SELEKSI BENIH DAN PADAT PENEBARAN)

Oleh :
HAMBALI
202110631011327

PENDIDIKAN PROFESI GURU


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG
2021
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMK YADIKA 2


Kelas/Semester : XI / Ganjil
Mata Pelajaran : Teknik Pembesaran Komoditas Perikanan Air Tawar
Materi Pokok : Menerapkan Seleksi Benih
Sub Materi : Seleksi Benih Dan Padat Penebaran
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui
keteladanan, pemberian nasihat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian
secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan
lingkup kerja Agribisnis Perikanan Air Tawar pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga,
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja
yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang
kerja Agribisnis Perikanan Air Tawar. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan
dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.6 Menganalisa kualitas benih 1. Menyeleksi benih ikan yang baik untuk
pada pembesaran komoditas budidaya ikan (C4)
perikanan 2. Menghitung padat penebaran benih untuk
budidaya ikan dalam ember (C3)
3. Merencanakan pembesaran ikan dalam ember
berdasarkan benih dan padat penebaran (C6)
4.6 Melakukan seleksi benih pada 1. Mempraktekkan seleksi benih ikan yang
pembesaran komoditas baik untuk budidaya (P3)
perikanan 2. Mengelola pembesaran ikan dalam ember
berdasarkan benih dan padat penebaran
budidaya ikan dalam ember (P4)

C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menyeleksi benih ikan yang baik untuk budidaya ikan
2. Peserta didik dapat menghitung padat penebaran benih untuk budidaya ikan dalam
ember
3. Peserta didik dapat merencanakan pembesaran ikan dalam ember berdasarkan benih
dan padat penebaran
4. Peserta didik dapat mempraktekkan seleksi benih ikan yang baik untuk budidaya
5. Peserta didik dapat mengelola pembesaran ikan dalam ember berdasarkan benih dan
padat penebaran budidaya ikan dalam ember

D. Materi Pokok/Ajar
1. Ciri-ciri benih yang baik
2. Seleksi benih
3. Padat penebaran
E. Model, Pendekatan, Strategi, Metode Pembelajaran
a. Model : Problem Based Learning (PBL)
b. Pendekatan : Scientific (ilmiah) TPACK
c. Strategi : 4C (Critical Thinking, Creativity, Collaboration Dan Communication)
d. Metode : Cooperative Learning (Diskusi)

F. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


Terlebih dahulu guru memberikan link Google Class Room kepada Walikelas dan akan
diteruskan kepada Peserta Didik melalui Whatsapp Group Kelas
Pertemuan (2 x 45 menit)

Pengorganisasian
Langkah Kegiatan Model/Me Peserta
Waktu
tode Didik
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam, membimbing berdoa Ceramah 15 menit Berdoa
bersama, menyapa siswa, memeriksa kesiapan dan Tanya Menjawab
meminta siswa mengisi daftar kehadiran peserta didik, Jawab Absen
juga menyampaikan peraturan kelas online, juga TPACK
mengingatkan akan pentingnya menerapkan prosedur
kesehatan di masa pandemi melalui
Zoom :
https://us04web.zoom.us/j/73414081338?pwd=RzRK
SGFEdjBkdDlpRE1JK3BsUlp6UT09
Google Meet :
https://meet.google.com/uqb-mtwi-jpy
2. Peserta didik mengerjakan soal pre-test untuk
mengetahui pengetahuan awal mengenai materi yang
akan dibahas
https://forms.gle/WbZEmyy4Q45gSPjf6
3. Peserta didik menyampaikan hasil pre-test dan
menginformasikan pemahaman mereka terkait materi
ini
Pengorganisasian
Langkah Kegiatan Model/Me Peserta
Waktu
tode Didik
4. Guru memotivasi peserta didik dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
Mengorientasikan peserta didik pada masalah Problem 60 menit
(Mengamati) Based
1. Guru memberi pertanyaan : Learning
“Bagaimana cara menseleksi bibit yang baik ?” (PBL)
“Berapa banyak bibit yang harus dibudidayakan?”
2. Peserta didik mengamati bibit yang akan Ceramah Observasi
dibudidayakan Tanya
3. Peserta didik memberikan tanggapan secara lisan dan Jawab
tulisan terhadap objek yang diamati berupa : TPACK
• Ciri ciri bibit yang baik
• Menseleksi bibit yang baik
• Berapa padat penebaran yang baik

Mengorganisasikan siswa untuk belajar (Menanya) Diskusi Diskusi


1. Peserta didik dibuat menjadi beberapa kelompok
difasilitasi guru untuk menanyakan tentang
• Ciri ciri bibit yang baik
• Menseleksi bibit yang baik
• Berapa padat penebaran yang baik
2. Dengan diskusi, guru dan siswa berkolaborasi
memahami materi

Membimbing penyelidikan individu dan kelompok Ceramah 4C

(mengumpulkan informasi) TPACK

1. Guru menayangkan PPT yang didalamnya berupa 4C

gambar/video mengenai materi pembelajaran berupa


• Ciri ciri bibit yang baik
Pengorganisasian
Langkah Kegiatan Model/Me Peserta
Waktu
tode Didik
• Menseleksi bibit yang baik
• Berapa padat penebaran yang baik
2. Siswa mengumpulkan informasi mengenai seleksi Praktik
benih dan padat penebaran yang sesuai untuk
budidaya ikan dalam ember
Kegiatan Penutup
1. Peserta didik meyimpulkan hasil pembelajaran pada Ceramah 15 menit 4C
materi pembelajaran TPACK
2. Peserta didik mengerjakan tes formatif melalui
sebagai bahan evaluasi
https://forms.gle/UwRN7j99MHMHyaF17
3. Guru mengevaluasi kegiatan pembelajaran secara
umum, memberikan pujian dan terimakasih serta
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya dan mengingatkan kembali prosedur
kesehatan di masa pandemi.
4. Guru dan peserta didik bersama-sama menutup
pembelajaran dengan do’a dan salam.

G. Media Pembelajaran
PPT , LKPD, Room online(Google Class Room/Nearpod/Google Form)
(Terlampir)

H. Sumber Belajar
a. Buku Teks Bahan Ajar Siswa
b. Gambar dan Video
(Terlampir)
I. Alat dan Bahan
Alat :
1. Timbangan Digital
2. Penggaris
3. Wadah
4. Meteran
Bahan :
1. Benih Ikan
2. Air

J. Penilaian
a. Teknik Penilaian (Sikap Spiritual, Sikap Sosial, Pengetahuan, Keterampilan)
No Ranah Teknik Penilaian Bentuk Penilaian
Kompetensi
1 Sikap Observasi Lembar Pengamatan
2 Pengetahuan Tes Tertulis Soal Pilihan Ganda
3 Keterampilan Unjuk Kerja dan Penyajian/presentasi hasil diskusi
Praktek
(Terlampir)
b. Pembelajaran Remidial
Pembelajaran remedial dapat dilaksanakan apabila terdapat siswa yang belum
mencapai kriteria ketuntasan minimal sebesar 75
c. Pembelajaran Pengayaan
Pembelajaran pengayaan dilaksanakan untuk menambah wawasan siswa tentang
Seleksi benih dan padat penebaran bagi siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan
minimal
K. Lampiran
1. Lampiran 1 (Materi/Rangkuman Materi)
2. Lampiran 2 (Media Pembelajaran)
3. Lampiran 3 (LKPD Terstruktur)
4. Lampiran 4 (Soal Evaluasi)
5. Lampiran 5 (Penilaian)

Jakarta, 8 Agustus 2021


Mahasiswa Dosen Pengampu

Hambali, S.Pi Ganjar Adhywirawan Sutarjo, S.Pi, MP.


Lampiran 1 (Materi/Rangkuman Materi)

Peta Konsep Materi

Penjabaran Materi

Pertumbuhan penduduk dunia umumnya dan Indonesia khususnya dalam beberapa


dasawarsa terakhir ini sangat pesat. Hal ini menjadi bahan pemikiran bagi para ahli
kependudukan di dunia untuk mencari pemecahan masalah bagaimana cara mengelola sumber
daya alam agar dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia tanpa harus merusaknya. Sumber
daya perikanan cukup memberikan sumbangan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan
dan gizi masyarakat. Mengapa demikian ? Karena ikan merupakan salah satu sumber daya
alam yang dapat diperbaharui, mengandung gizi lengkap dan aman dikonsumsi, yaitu
mengandung protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan asam lemak tak jenuh yang
dapat meningkatkan kecerdasan. Dalam usaha pembesaran ikan pada sistem teknologi
budidaya , salah satu faktor yang menentukan keberhasilannya adalah ketersediaan benih.
Dalam penyediaannya, benih dapat diperoleh dengan dua cara yaitu dari alam dan dari panti
pembenihan (Hatchery).
Benih alam adalah benih yang diperoleh oleh petani dengan cara menangkap di
pantai-pantai sekitar kolam/tambak dengan cara menyeser seperti halnya menangkap nener
bandeng, benih kakap, benih belanak, benih kerapu lumpur, benih gabus, benih toman, benih
betok, dan lain sebagainya. Benih ikan yang berasal dari alam kurang baik sebagai benih,
karena memiliki kekurangan, antara lain :
1. Benih alam memiliki tingkat pertumbuhan yang tidak seragam karena umurnya berbeda ,
sehingga menyulitkan dalam pengelolaannya.
2. Tidak diketahui sifat asalnya, khususnya tentang kelainan sifat jeleknya yang menurun,
seperti pertumbuhannya lambat, rentan terhadap penyakit, dan lain sebagainya.
3. Tidak diketahui tingkat kedewasaan induk dari benihnya.
4. Mortalitasnya relatif tinggi karena benih banyak yang stress akibat penangkapan
menggunakan alat tangkap seperti seser, bubu, jaring, dan sebagainya. Selain itu benih
hasil tangkapan terlalu lama dalam wadah penampungan sehingga kondisi tubuhnya
menurun, yang mengakibatkan benih stress dan akhirnya mati.
5. Seringkali benih tidak murni dari spesies ikan yang akan kita besarkan, sehingga dapat
menurunkan tingkat produksi kita.
Benih ikan hasil kegiatan pembenihan di panti pembenihan (hatchery), merupakan
benih yang relatif lebih baik, karena melalui suatu tahapantahapan yang selektif seperti
pemilihan induk berkualitas, pemijahan induk, pemeliharaan larva dan benih, pendederan
benih, dan panen benih, dari hasil panen diperoleh benih dilakukan sortasi dan grading
sehingga diperoleh benih-benih dengan kriteria ukuran dan biomassa yang berbeda. Sortasi
adalah memilih benih-benih berdasarkan kriteria kualitas misalnya baik dan jelek. Pengertian
benih jelek apabila benih-benih ada yang badannya cacat, sangat kecil, dan sakit. Sedangkan
grading adalah mengelompokkan benihbenih ikan berdasarkan kriteria ukuran panjang tubuh,
misalnya benih ukuran 3 – 5 cm, 5 – 7 cm, 8 – 10 cm. Penebaran benih bertujuan untuk
memasukkan ikan dalam wadah budidaya dengan padat penebaran tertentu. Kriteria benih
yang digunakan baik yang berasal dari alam maupun yang berasal dari produksi pembenihan
adalah sebgai berikut.
1. Spesies definitif tidak tercampur dengan spesies lain,
2. Organ tubuh lengkap, tidak cacat,
3. Berukuran seragam,
4. Respon terhadap gangguan,
5. Berenang dengan normal,
6. Menghadap dan melawan arus ketika diberi arus,
7. Berwarna cerah
8. Tidak membawa penyakit
Ukuran benih yang akan ditebar, akan menentukan lama waktu pemeliharaan untuk
mencapai ukuran atau biomassa panen tertentu. Namun benih berukuran kecil biasanya harga
satuannya lebih murah dibanding benih yang berukuran besar. Pertimbangan-pertimbangan
dalam memilih benih yang bisa dibesarkan pada sistem teknologi budidaya yang digunakan,
diantaranya adalah:
1. Ketersediaan spesies benih yang akan dibesarkan.
Apabila spesies atau jenis benih yang tersedia banyak, maka kita tidak menemukan
masalah dalam menggunakan sistem teknologi buddidaya (wadah) yang akan kita pakai,
namun apabila spesiesnya terbatas maka sistem teknologi budidaya yang akan dipakai
harus sesuai dengan sifat dan tingkah laku spesies ikan tersebut.
2. Kecocokan spesies benih.
Apabila kita sudah memilih sistem teknologi budidaya tertentu (misalnya kolam), maka
kita harus memilih spesies apa yang cocok hidup dan tumbuh dengan baik di kolam.
Sebagai contoh ikan yang agresif seperti gabus akan sangat riskan apabila dipelihara di
kolam karena akan bisa kabur pada saat hujan atau kolam penuh dengan air
3. Daya adaptasi benih (SR-nya) ketika dipelihara.
Spesies ikan yang SR-nya tinggi seperti ikan mas, beresiko dipelihara di KJA, apalagi
apabila ada peristiwa atau kejadian up-welling maka biasanya yang banyak mengalami
kematian adalah ikan mas.
4. Ukuran benih.
Ukuran benih merupakan kriteria yang umum menjadi pertimbangan dalam menentukan
benih yang akan ditebar. Sebagai contoh untuk budidaya di Karamba Jaring Apung baik
di perairan tawar maupun laut, ukuran benih yang layak ditebar adalah benih yng tidak
lolos mata jaring KJA-nya.
5. Harga benih.
Harga benih yang terlalu mahal bisa menjadi pertimbangan untuk tidak memilih benih
tersebut untuk dibesarkan, apalagi kalau ikan sudah dipanen dan ketika dipasarkan
harga jualnya tidak sesuai harapan (ekspektasi) maka pengelola dan pemilik usaha akan
merugi.
a. Padat tebar
Padat penebaran benih adalah jumlah atau biomassa benih yang ditebar per satuan
luas atau volume sistem teknologi budidaya. Padat penebaran benih akan menentukan tingkat
intensitas pemeliharaan. Semakin tinggi padat penebaran benih berarti semakin banyak
jumlah atau biomassa benih per satuan luas, maka semakin tinggi tingkat pemeliharaannya.
Pada padat penebaran yang tinggi, kebutuhan DO tinggi jumlah pakan yang besar. Benih ikan
melakukan metabolisme, sebagai dampaknya maka limbah buangannya berupa feses, NH3,
H2S, dan CO2 juga akan banyak. Untuk mengatasi permasalahan tersebut pada sistem
teknologi budidaya yang berbasis daratan seperti kolam, tambak, atau bak plastik, maka
dibutuhkan suplai air yang banyak untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang tinggi dan
membuang keluar wadah buangan metabolisme tersebut. Kebutuhan DO yang meningkat juga
dapat dipenuhi dengan pemberian aerasi.
Setelah kondisi air media kolam/tambak betul-betul siap untuk dipergunakan untuk
kegiatan pembesaran ikan, maka yang kita lakukan adalah menyiapkan penebaran benih.
Jumlah benih yang ditebar sangat erat kaitannya dengan daya dukung wadah serta sistem
teknologi budidaya yang akan diterapkan. Daya dukung sistem teknologi budidaya meliputi:
kesuburan, sistem pengairannya, kondisi kualitas airnya, serta kelengkapan sarana prasarana
yang digunakan seperti kincir, pompa, dan sebagainya. Padat penebaran benih ikan yang
ditebar di kolam dan tambak bervariasi menurut pola pemeliharaannya, serta komoditas ikan
kulturnya. Di bawah ini padat penebaran beberapa jenis ikan :
1. Padat penebaran ikan bandeng dalam SNI th 2009 5 – 10 ekor/m2, dengan ukuran benih
40 – 70 mm, bobot 8 gram – 15 gram. Dengan lama waktu pemeliharaan 90 – 120 hari
diperoleh hasil panen 8 ekor/kg, atau 125 gram/ekor.
2. Padat tebar lele dumbo 50 ekor/m2, dengan biomasa benih 7 gram- 10 gram. Lama waktu
pembesaran 60 – 75 hari, diperoleh hasil panen 8 – 10 ekor /kg atau 100 – 125 gram/ekor.
3. Padat tebar ikan mas 5 – 10 ekor/m2, biomassa benih 8 – 10 gram/ekor lama waktu
pemeliharaan 120 hari,
4. Padat tebar ikan nila 5 – 10 ekor/m2 biomassa benih 8 – 10 gram/ekor lama waktu
pemeliharaan 120 hari,
Padat penebaran benih pada pola tradisional dan semi intensif, boleh dikatakan tidak
dapat dipaksakan lebih banyak lagi dari standar yang telah ditentukan, karena akan
menyebabkan produksi ikan tidak meningkat bahkan malah bisa menyebabkan pertumbuhan
ikan terhambat sehingga waktu panen semakin lama dan biaya operasional meningkat.
Akhirnya kegiatan pembesaran tidak efektif dan efisien. Penyebabnya adalah pada pola
tradisional dan semi intensif terkendala dengan keterbatasan penggunaan sarana dan
prasarana, kuantitas dan kualitas pakan, serta, penerapan manajemen pengelolaan yang
kurang baik.
Padat penebaran benih ikan pada sistem teknologi budidaya intensif seperti kolam air
deras, KJA, karamba dan kombongan, dan lain-lain, umumnya lebih tinggi. Hal ini karena
didukung kelebihan dari sistem teknologi budidayanya yang memiliki kelebihan-kelebihan
seperti DO yang relatif tinggi, bahan-bahan beracun minim, serta kualitas air lainnya yang
juga memenuhi persyaratan bagi kehidupan ikan. Di bawah ini padat penebaran beberapa
jenis ikan pada sistem pembesaran secara intensif:
1. Benih ikan mas yang kolam air deras (running water), padat tebarnya 200 – 300
ekor/m2, dengan berat benih rata-rata 40 – 50 gram/ekor.
2. Benih ikan nila yang ditebar Kolam air deras padat tebarnya 300 – 400 ekor/m2, dengan
berat benih rata-rata 20 – 30 gram/ekor.
3. Benih ikan mas yang ditebar di KJA, mencapai 50 kg/49 m2, dimana rata-rata per kg
benih berisi 15 – 20 gram/ekor.
4. Benih ikan nila yang ditebar di KJA, mencapai 75 kg/49 m2, dimana rata – rata benih
nilanya per kg berbobot 15 – 20 gram/ekor.
5. Benih ikan bandeng di KJA padat tebarnya 200 – 300 ekor/m2 dengan ukuran benih
(nener) 8 gram.
6. Benih nila merah yang dipelihara di karamba padat tebarnya 200 – 300 ekor/m2, dengan
biomasa rata-rata 15 – 20 gram/ekor.
7. Benih ikan baronang, padat tebarnya 250 ekor/m2, dengan biomasa rata-rata 30 – 50
gram/ekor.
8. Kakap merah, padat tebarnya 100 ekor/m2 dengan biomassa rata-rata 50 gram. Untuk
benih ukuran lebih besar (200 gram/ekor) padat tebarnya 11 – 12 ekor/m2
Salah satu pola budidaya pembesaran lele yang inovatif dan produktif adalah sistem
bioflok. Budidaya ikan dengan sistem bioflok, sangat cocok untuk berbudidaya ikan lele di
lahan perkotaan yang terbatas dan hemat air; Teknik budidaya dengan sistim bioflok
mempunyai nilai manfaat yang besar, antara lain: a) padat tebar ikan yang tinggi (1000 – 2000
ekor ikan / m3 air); b) budidaya dilahan sempit dan kritis air, karena selama budidaya tanpa
ada pergantian air; c) menghasilkan produksi yang melimpah dalam waktu singkat; d) hemat
pakan berprotein tinggi. Sedangkan pada sistem budidaya lele secara tradisional secara
intensif selalu ganti air, membutuhkan lahan yang cukup luas, berbasis ekologi plankton
sehingga harus memonitor keberadaan alga sebagai sumber oksigen. Disamping itu juga
tergantung keberadaan matahari, penggunaan pupuk, dan pengapuran tanah.
Sistim bioflok dapat dilakukan di lahan sempit sampai tanpa pergantian air, sehingga
sesuai pada kondisi yang kritis air seperti perkotaan. Untuk kontrol ekologinya adalah berupa
bakteri bioflock yang dikondisikan, tidak tergantung dari sinar matahari, menggunakan bahan
organik, aerasi penuh dan kuat.
b. Teknik Penebaran Benih
Setelah benih sampai ke lokasi budidaya, maka benih segera akan ditebar ke dalam
wadah. Dalam penebaran benih, hal yang tidak boleh dilewatkan adalah aklimasi dan
aklimatisasi. Aklimasi adalah proses penyesuaian biota air terhadap satu parameter kualitas
air di perairan tempat budidaya. Sedangkan aklimatisasi adalah penyesuaian biota air terhadap
faktor-faktor kualitas air pada lingkungan barunya seperti suhu, pH, alkalinitas, dan
sebagainya. Mengapa benih ikan yang akan ditebar harus diaklimatisasi ? Ya, karena ikan
adalah binatang berdarah dingin (Poikiloterm) dimana suhu tubuhnya sama dengan suhu
lingkungannya. Jadi apabila lingkungannya berganti dimana suhu lingkungan hidupnya yang
baru juga berganti. Yang menjadi masalah adalah apabila perbedaan suhu lingkungan asal dan
lingkungan baru berbeda terlalu besar maka ikan-ikan akan stres. Maka aklimatisasi bertujuan
untuk meminimalisir kemungkinan akan terjadi “shock atau stres” bagi biota air tersebut,
dimana biota air akan terganggu fungsi fisiologisnya bahkan bisa lebih parah lagi
mengakibatkan kematian. Terlebih bagi biota air yang sudah dalam kondisi lemah akan lebih
fatal lagi.
Aklimasi adalah penyesuaian biota air terhadap satu faktor kualitas air saja, misalnya
penyesuaian suhu saja, atau pH saja. Proses aklimatisasi sebagai berikut.
1. Benih di dalam kemasan kantong plastik diapungkan di dalam wadah. Biarkan kantong
plastik mengapung selama lebih kurang 30 menit agar suhu di dalam kantong kemasan
sama dengan suhu di dalam wadah (proses aklimasi).
2. Setelah 30 menit, kantong dibuka satu persatu, tambahkan air dari wadah atau air
lingkungan sebanyak kira-kira 1/4 dari volume air kemasan ke dalam kantong tersebut,
biarkan selama 15 menit. Perlu diperhatikan agar setelah kantong dibuka posisinya di air
tidak miring, sehingga air tidak masuk.
3. Setelah 15 menit, tambahkan lagi air wadah sebanyak 1/4 volume volume air kantong ke
dalam kantong-kantong, lalu biarkan 30 – 60 menit. Penambahan air wadah atau
lingkungan wadah ke dalam kantong untuk menyesuaikan pH dan alkalinitas (salinitas
untuk ikan payau dan laut) air dalam kantong dengan air kolam/tambak secara bertahap.
4. Setelah dilakukan dua kali penambahan air media pada kantong, maka diperkirakan
salinitas air di kedua tempat sudah sama atau mendekati sama. Bila petani memiliki alat
pengukur kadar garam, seyogyanya kadar garam diukur. Jika ada perbedaan kadar garam
antara air kemasan benih dan air petakan perbedaannya tidak boleh terlalu besar melebihi
5 ppt. Jika ternyata perbedaan lebih besar, masukkan lagi air kolam/tambak ¼ volume
lagi ke dalam kantung dan biarkan tenang selama 30 menit.
5. Selanjutnya, periksa apakah benih sehat. Benih yang sehat akan berenang dengan gesit.
Apabila sudah dipastikan bahwa benih sudah melakukan aktifitas berenang dengan aktif,
maka saatnya kantongkantong dimiringkan hingga benih-benih dapat berenang keluar
sendiri dari kantong dan menyebar ke dalam kolam/tambak. Namun jangan lupa ambillah
data tentang waktu penebaran (hari, tanggal, jam), jumlah populasi benih yang ditebar,
biomassa rata-rata, dan biomassa total, sebagai data awal untuk menentukan kebutuhan
pakan. Ketika sampling data awal ini juga sangat dibutuhkan, karena untuk menduga
pertumbuhan biomassa ikan dan perhitungan FCR harus diketahui data awal ini.
c. Cara melakukan pengukuran dan uji respon berdasarkan SNI
Kriteria kuantitatif benih ikan lele dumbo kelas benih sebar :

Kriteria Kuantitatif Benih Ikan Lele Dumbo Sesuai SNI


1. Cara mengukur panjang total
Cara mengukur panjang total benih dilakukan dengan mengukur jarak antara
ujung mulut sampai dengan ujung sirip ekor menggunakan jangka sorong atau penggaris
yang dinyatakan dalam satuan centimeter atau millimeter.
2. Cara mengukur bobot badan
Cara mengukur bobot badan dilakukan dengan menimbang ikan menggunakan
timbangan analitis yang dinyatakan dalam satuan miligram atau gram.
3. Cara memeriksa kesehatan
1. Pengambilan contoh untuk pengujian kesehatan ikan dilakukan secara acak
sebanyak 10 % dari populasi, dengan jumlah minimal 30 ekor baik untuk
pengamatan visual maupun mikroskopik.
2. Pengamatan visual dilakukan untuk pemeriksaan adanya gejala penyakit dan
kesempurnaan morfologi ikan.
3. Pengamatan mikroskopik dilakukan untuk pemeriksaan jasad patogen (parasit,
jamur, virus dan bakteri) di laboratorium uji
4. Cara menguji respon
1. Dengan mengalirkan air di wadah pemeliharaan atau penampungan, benih yang
sehat akan bergerak/berenang melawan arus.
2. Pada saat pemberian pakan, benih yang sehat sangat responsif terhadap pakan
yang diberikan.
3. Dengan memberikan rangsangan gangguan pada wadah pemeliharaan atau
penampungan, benih yang sehat akan bergerak menyebar dengan cepat bila ada
gangguan.
Lampiran 2 (Media Pembelajaran)

1. Slide Presentasi Seleksi Benih Dan Paadat Penebaran Dalam Budidaya Ikan
https://docs.google.com/presentation/d/1SPOo-4FsRl-
ih0c6owECSwYV0WXJ38DL/edit?usp=sharing&ouid=104325654106580746487&rt
pof=true&sd=true
2. Langkah Penggunaan Media
a. Cara memilih bibit ikan lele yang berkualitas baik dan unggul :
https://youtu.be/cL9VZw8taAM
b. Cara menghitung jumlah padat penebaran bibit lele dengan benar :
https://youtu.be/5iiDVicFrOQ
3. Buku/Jurnal/Penelitian
a. Anonim, 2013, Buku Teks Bahan Ajar Siswa Kelas XI Teknik Pembesaran Ikan,
Dirjen PSMK Kemendikbud, Jakarta.
https://drive.google.com/file/d/1ZvGsU2ozWdAkPZPGmaB8YZ-
o24PSMWPX/view?usp=sharing
b. Sistiyanto H, 2020, Pendampingan pada Produksi Pembesaran Lele Dalam Kolam
Bioflok, Badan Riset Dan Sumber Daya Manusia Kelautan Dan Perikanan,
Jakarta
https://kkp.go.id/brsdm/artikel/16976-aksi-luhkan-padang-pendampingan-pada-
produksi-pembesaran-lele-dalam-kolam-bioflok
c. Purnawati, 2002, Peranana Kualitas Air Terhadap Keberhasilan Budidaya Ikan
Dalam Kolam, Warta : Penelitian Perikanan Indonesia Volume 8 No 1 ISSN No.
0853/849, Pontianak.
https://drive.google.com/file/d/1pNnW33YE9ROhTwAYWEwXzKN9b_cr5kqu/v
iew?usp=sharing
d. anonim, 2000, Benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih
sebar, SNI : 01- 6484.2 - 2000, BSN, Jakarta.
https://drive.google.com/file/d/1MYfahryN0tTumjUbPKCXhDPMhMOWrzkL/vi
ew?usp=sharing
4. Pretest Online
https://forms.gle/YXRLbrgWjyYDRCh87
5. Test Sumatif Online
https://forms.gle/UwRN7j99MHMHyaF17
Lampiran 3 (LKPD Terstruktur)

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


( LKPD )

Materi : Menerapkan Seleksi Benih Mapel : Tek. Pembesaran Komoditas PAT


Nama : .......................................... Kelas : .............................................................
Hari, Tanggal : .......................................... Tempat : .............................................................

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.6 Menganalisa kualitas benih 1. Menyeleksi benih ikan yang baik untuk
pada pembesaran komoditas budidaya ikan (C4)
perikanan 2. Menghitung padat penebaran benih untuk
budidaya ikan dalam ember (C3)
3. Merencanakan pembesaran ikan dalam
ember berdasarkan benih dan padat
penebaran (C6)
4.6 Melakukan seleksi benih pada 1. Mempraktekkan seleksi benih ikan yang
pembesaran komoditas baik untuk budidaya (P3)
perikanan 2. Mengelola pembesaran ikan dalam ember
berdasarkan benih dan padat penebaran
budidaya ikan dalam ember (P4)

Alat dan Bahan :


Alat :
1. Timbangan Digital : Untuk melakukan pengukuran bobot ikan
2. Penggaris : Untuk melakukan pengukuran panjang ikan
3. Wadah Ikan 1 : Untuk tempat sampel lolos seleksi
4. Wadah Ikan 2 : Untuk tempat sampel tidak lolos seleksi
5. Meteran : Untuk mengukur volume wadah budidaya
Bahan :
1. Benih Ikan : Sampel
2. Air : Media hidup sampel ikan

Langkah Kerja
1. Lakukan pengukuran sesuai prosedur kerja yang ada !
2. Lakukan pencatan hasil uji dan analisa hasil pengukuran parameter tersebut !
3. Buatlah laporan hasil praktek seleksi benih dan padat penebaran !

No Prosedur Hasil Standar/ Keterangan atau Analisa


Kriteria
1 Pengamatan tingkah laku
benih
(5 Menit)
1. Amati benih ikan pada Berdiam diri atau
wadah 1 dan pisahkan berenang
ikan yang memiliki mengapung
pergerakan yang tidak
normal ke wadah 2

2. Amati benih ikan pada Tidak respon


wadah 1 dan pisahkan terhadap
ikan yang tidak perlakuan yang
memiliki respon yang diberikan (tidak
tidak normal ke wadah bergerak/berenang
2 melawan arus)

3. Amati benih ikan pada Benih yang sehat


wadah 1 dan pisahkan akan bergerak
ikan yang tidak menyebar dengan
memiliki responsif cepat
terhadap gangguan
pada wadah
pemeliharaan, yang
tidak normal ke wadah
No Prosedur Hasil Standar/ Keterangan atau Analisa
Kriteria
2

2 Pengamatan fisik dan


ukuran ikan ( Bobot dan
panjang )
(5 Menit)
1. Amati dan identifikasi Jenis/ spesies
bibit ikan secara benih sama
cermat dan pisahkan
ikan yang berbeda
jenis atau spesies pada
wadah 2

2. Amati jika ada ikan Sehat, Tidak


yang sakit, terdapat cacat, tidak ada
cacat, terdapat tanda tanda
parasit/bintil, atau parasit
warna yang tidak
seragam pisahkan pada
wadah 2

3. Ukurlah bobot bibit 7 - 10 gram/ekor


ikan dan masukkan
pada wadah ikan yang
masuk kriteria pada
wadah 1 dan pisahkan
benih ikan yang tidak
sesuai kriteria pada
wadah 2.

4. Ukurlah ukuran Panjang benih


No Prosedur Hasil Standar/ Keterangan atau Analisa
Kriteria
panjang bibit ikan dan 7 – 8 cm
masukkan pada wadah
ikan yang masuk
kriteria pada wadah 1
dan pisahkan benih
ikan yang tidak sesuai
kriteria pada wadah 2

3 Menghitung padat
penebaran
(5 Menit) Rumus volume
1. Ukurlah dengan Bentuk tabung :
menggunakan meteran
tinggi permukaan air
Ket.
(t) jari jari lingkaran
V = Volume
drum (r) untuk
π = 3,14
mencari volume air
r = Jari jari
dari drum yang akan
t = Tinggi air dari
dijadikan sebagai
dasar
media budidaya
dengan menggunakan
Bentuk balok :
rumus volume air
(pada bentuk tabung)
Ket.
V = Volume
p = Panjang
l = Lebar
No Prosedur Hasil Standar/ Keterangan atau Analisa
Kriteria
t = Tinggi air dari
dasar

Rumus Padat
Tebar :
2. Hitung padat
penebaran ikan dengan
asumsi bahwa satu Ket :
drum dimasukkan 50 Pt = Padat Tebar
ekor benih.

Lampiran 4 (Soal Evaluasi)


1. Kisi-Kisi Soal Evaluasi
Indikator
Kompetensi Pencapaian Materi Jenjang Bentuk Butir
Indikator Soal
Dasar Kompetensi Pokok Soal Tes Soal
(IPK)
3.6 Menganalisa Menyeleksi Ciri-ciri Peserta didik C4 1,2
kualitas benih ikan yang benih dapat
benih pada baik untuk yang baik menyeleksi
Pilihan
pembesaran budidaya ikan benih ikan yang
Ganda
komoditas (C4) baik untuk
perikanan budidaya ikan

Menghitung Padat Peserta didik C3 Pilihan 3,4


padat penebaran penebaran dapat Ganda
benih untuk menghitung
budidaya ikan padat
dalam ember penebaran
(C3) benih untuk
budidaya ikan
Indikator
Kompetensi Pencapaian Materi Jenjang Bentuk Butir
Indikator Soal
Dasar Kompetensi Pokok Soal Tes Soal
(IPK)
dalam ember

Merencanakan Seleksi Peserta didik C6 Pilihan 5,6


pembesaran ikan benih dan dapat Ganda
dalam ember Padat merencanakan
berdasarkan penebaran pembesaran
benih dan padat ikan dalam
penebaran (C6) ember
berdasarkan
benih dan padat
penebaran

4.6 Melakukan Mempraktekkan Seleksi Peserta didik C3 Pilihan 7,8


seleksi seleksi benih benih dapat Ganda
benih pada ikan yang baik mempraktekkan
pembesaran untuk budidaya seleksi benih
komoditas (P3) ikan yang baik
perikanan untuk budidaya

Mengelola Seleksi Peserta didik C3 Pilihan 9,10


pembesaran ikan benih dan dapat Ganda
dalam ember Padat mengelola
berdasarkan penebaran pembesaran
benih dan padat ikan dalam
penebaran ember
budidaya ikan berdasarkan
dalam ember benih dan padat
(P4) penebaran
Indikator
Kompetensi Pencapaian Materi Jenjang Bentuk Butir
Indikator Soal
Dasar Kompetensi Pokok Soal Tes Soal
(IPK)
budidaya ikan
dalam ember
2. Soal evaluasi
1. Berikut ini yang bukan merupakan ciri ciri benih ikan yang baik adalah ….
a. Mortalitas tinggi
b. Sehat, gerakan lincah
c. Responsif terhadap pakan
d. Tidak cacat (sirip-sirip lengkap)
e. Tidak membawa penyakit/parasit
2. Benih hasil tangkapan dari alam memiliki banyak kekurangan. Berikut ini yang bukan
merupakan kekurangan benih hasil tangkapan dari alam adalah ….
a. Jumlahnya sedikit
b. Tidak jelas keturunannya
c. Umur tidak seragam/sama
d. Umur dan ukuran relatif sama
e. Kemungkinan bercampur dengan jenis lain
3. Pada pembesaran intensif benih ikan mas pada kolam air deras umumnya berjumlah ...
a. 100 – 200 ekor/meter persegi
b. 200 – 300 ekor/meter persegi
c. 300 – 400 ekor/meter persegi
d. 400 – 500 ekor/meter persegi
e. 500 – 600 ekor/meter persegi
4. Dalam budidaya perikanan jumlah benih yang ditebar per satuan luas dalam sistem
teknologi budidaya adalah dikenal dengan istilah ….
a. Jumlah benih
b. Populasi benih
c. Kepadatan benih
d. Jumlah hasil sampling
e. Padat penebaran benih
5. Penebaran benih dengan cara pengelompokan benih berdasarkan kisaran ukuran tertentu
disebut ….
a. Grading
b. Sortasi
c. Sintasan
d. Sampling
e. Pemanenan
6. Dalam proses penebaran benih di wadah budidaya atau tambak dikenal dengan istilah
aklimatisasi, bagaimana proses aklimatisasi tersebut ….
a. Memasukkan benih ke dalam baskom lalu dimasukkan air wadah
b. Memasukkan air dari wadah sedikit demi sedikit
c. Merendam kantong packing pada wadah
d. Memasukkan ikan ke dalam wadah
e. Semua jawaban benar
7. Dalam pengambilan contoh benih ikan yang akan didata, masing-masing kantong packing
diambil sebanyak 10 – 20 ekor, dengan tujuan ….
a. Mudah dalam menangkap benihnya
b. Mudah dalam melakukan pendataan
c. Contoh yang diambil seragam ukurannya
d. Contoh yang diambil tidak banyak yang stres
e. Contoh yang diambil dapat mewakili populasi
8. Ketika melakukan seleksi benih berdasarkan ukuran ternyata dalam wadah benih yang
dibeli dari panti pembenihan (hatchery) terdapat benih yang signifikan berukuran lebih
besar dari benih lainnya, bagaimana perlakuan terhadap benih tersebut ….
a. Tetap dianggap sebagai benih yang baik karena berasal dari panti pembenihan
(hatchery) dan bisa diperlakukan sama dengan benih lainnya untuk tahap berikutnya
b. Tetap dianggap sebagai benih yang baik karena berasal dari panti pembenihan
(hatchery) namun diperlakukan tidak sama dengan benih lainnya
c. Dipisahkan dengan benih lainnya karena tidak seragam dan dapat digabungkan
dengan benih dengan ukuran yang sama untuk tahap berikutnya
d. Tidak perlu dipisahkan dengan benih lainnya karena tidak perlu penyeragaman dan
dapat digabungkan dengan benih dengan ukuran yang sama untuk tahap berikutnya
e. Dipisahkan terlebih dahulu kemusian setelah seleksi selesai diperlakukan sama dengan
benih lainnya untuk tahap berikutnya
9. Sebuah kolam terpal dengan panjang 2 m x 6 m dengan kedalaman air 100 cm akan
ditebar ikan lele dengan padat tebar 50 ekor/m3. Berapakah jumlah benih yang akan di
lepaskan ke kolam tersebut ….
a. 500 ekor
b. 550 ekor
c. 600 ekor
d. 650 ekor
e. 700 ekor
10. Sebuah drum yang tegak berdiri dengan diameter 60 cm dan diisi dengan kedalaman air
90 cm akan dibudidayakan ikan lele 60 ekor. Berapakah padat penebaran benih pada
drum tersebut ….
a. 136 Ekor/m3
b. 236 Ekor/m3
c. 336 Ekor/m3
d. 436 Ekor/m3
e. 536 Ekor/m3

3. Kunci Jawaban
1. A
2. D
3. B
4. E
5. B
6. C
7. E
8. C
9. C
10. B
Lampiran 5 (Penilaian)

Pengetahuan/Sumatif

Keterampilan (Praktek Pengukuran)

No Kriteria Penilaian Nilai

Jika cara menggunakan alat sesuai prosedur praktik dan


1 4
mendapatkan hasil yang sesuai
Jika cara menggunakan alat tidak sesuai prosedur praktik dan
2 3
mendapatkan hasil yang sesuai
Jika cara menggunakan alat sesuai prosedur praktik dan
3 2
mendapatkan hasil yang tidak sesuai
Jika cara menggunakan alat tidak sesuai prosedur praktik dan
4 1
mendapatkan hasil yang tidak sesuai

Nilai Maksimal 4

Keterampilan (Seleksi Benih)


SB B C K
No Kriteria Penilaian
(4) (3) (2) (1)
Siswa melakukan pengamatan tingkah laku (gerak renang
1
dan respon) benih dengan baik
Siswa dapat melakukan pengamatan indentifikasi (jenis
2
benih ikan) yang sama dengan baik
Siswa dapat melakukan pengamatan fisik
3
(Cacat/Penyakit/parasit) dengan baik
Siswa dapat melakukan pengukuran sampling (bobot dan
4
panjang) dengan baik
Siswa dapat menghitung volume air dan padat penebaran
5
dengan baik
Nilai Maksimal 20
Keterampilan (Presentasi / Laporan)

SB B C K
No Kriteria Penilaian
(4) (3) (2) (1)

1 Penulisan
2 Penyampaian Bahasa
3 Presentasi
4 Ketepatan Waktu Pengumpulan

Nilai Maksimal 4

Sikap dan Spiritual


SB B C K
No Penilaian Kegiatan
(4) (3) (2) (1)
1 Berdoa Sebelum memulai
2 Mengucap Salam Kepada Guru dan Teman
3 Kecakapan Berbahasa
4 Tanggung jawab
5 Disiplin
6 Jujur
7 Ketelitian
8 Sopan Santun
9 Bekerjasama
10 Berdoa setelah Selesai

Skor maksimal 40

Ket : SB = Sangat Baik


:B = Baik
:C = Cukup Baik
:K = Kurang
Kriteria kelulusan :
Jika siswa memperoleh status nilai rata rata Baik atau minimal 30 Point

Anda mungkin juga menyukai