Anda di halaman 1dari 5

Cari di Alodokter Info Kesehatan Cari Dokter Tanya Dokter Masuk

Virus Kanker Jantung Otak Psikologi Defisiensi Infeksi Mata Pencernaan Semua Penyakit

Artikel Terkait
Disfagia
Kesehatan

Disfagia adalah sebuah is lah medis yang ar nya sulit menelan. Bagi orang yang mengalami
kondisi ini, proses penyaluran makanan atau minuman dari mulut ke dalam lambung akan
membutuhkan usaha lebih besar dan waktu lebih lama.

Ha -ha , Awalnya Stroke Ringan,


Selanjutnya Stroke

Hidup Sehat

Cara Ampuh Meredakan Rasa Sakit saat


Menelan

Kesehatan

Proses menelan secara umum dibagi menjadi ga tahapan, yaitu:

Fase oral. Tahapan ini terjadi pada saat makanan berada di dalam mulut. Tahapan ini
melibatkan proses mengunyah makanan, pemindahan makanan dari bagian depan ke Ketahui Apa Itu Operasi Amandel
bagian belakang mulut, dan proses persiapan menyalurkan makanan ke faring dan
kerongkongan (esofagus). Setelah makanan siap ditelan, proses menelan akan masuk ke Dokter Terkait
tahapan berikutnya.
Dr. dr. Suyanto Sidik,
Fase faringeal. Tahapan ini melibatkan dua proses utama, yaitu pendorongan makanan Sp.PD-KGEH
dari mulut ke esofagus, serta tahapan proteksi saluran pernafasan dari makanan. Tahapan Dokter Gastroenterologi

ini berlangsung dengan cepat selama beberapa de k. Mulai dari Rp 350.000

Fase esofageal. Tahapan ini terjadi ke ka makanan sudah masuk ke dalam esofagus.
dr. Bonauli Simanjuntak,
Makanan akan didorong dari bagian atas esofagus dengan gerakan seper gelombang Sp.B-KBD
(peristal k) yang dimiliki saluran pencernaan dan gerakan ini diatur oleh saraf otonom, Dokter Gastroenterologi
yaitu kelompok saraf yang bekerja otoma s tanpa perintah. Gaya gravitasi juga turut Mulai dari Rp 350.000

membantu makanan untuk masuk ke dalam lambung.


dr. Bennardus Philippi,
Sp.B, KBD
Disfagia dibagi menjadi dua jenis berdasarkan lokasinya, yaitu orofaringeal dan esofageal.
Dokter Gastroenterologi
Pembagian jenis disfagia ini berdasarkan fase dalam proses menelan. Disfagia orofaringeal
Mulai dari Rp 400.000
terjadi di fase oral dan faringeal, sementara disfagia esofageal terjadi pada fase esofageal.

Gejala Disfagia

Gejala utama disfagia adalah kesulitan menelan makanan atau minuman. Selain kesulitan
menelan, ada juga beberapa gejala atau tanda-tanda lain yang dapat menyertai, di antaranya
adalah:
Rasa nyeri saat menelan.
Cari di Alodokter Info Kesehatan Cari Dokter Tanya Dokter Masuk
Makanan terasa tersangkut di dalam tenggorokan atau dada.
Tersedak atau batuk ke ka makan dan minum.
Mengeluarkan air liur terus-menerus.
Penurunan berat badan.
Makanan yang sudah ditelan keluar kembali.
Rasa asam lambung yang naik ke tenggorokan
Sering nyeri ulu ha .
Suara menjadi serak.
Penderita kerap memotong makanan menjadi kecil-kecil akibat sulit menelan atau bahkan
menghindari makanan tertentu.

Disfagia juga dapat terjadi pada anak-anak dengan gejala seper :

Makanan atau minuman sering keluar dari mulut.


Sering memuntahkan kembali makanan saat sedang makan.
Tidak mau memakan makanan tertentu.
Sulit bernapas pada saat sedang makan.
Kehilangan berat badan tanpa alasan.

Penyebab Disfagia

Disfagia orofaringeal umumnya disebabkan oleh kelainan otot dan saraf di daerah tenggorokan.
Beberapa penyebab disfagia orofaringeal, antara lain adalah:

Penyakit Parkinson.
Kerusakan saraf akibat radioterapi atau pembedahan.
Sindrom pasca polio.
Mul ple sclerosis.
Kanker pada esofagus, kepala, atau leher.

Disfagia esofageal umumnya disebabkan oleh perasaan adanya benda yang menyumbat di
daerah kerongkongan. Beberapa pemicu disfagia esofageal, antara lain adalah:

Ketegangan otot pada bagian kerongkongan bawah.


Penyempitan bagian kerongkongan bawah karena terbentuknya jaringan parut, misalnya
setelah radioterapi.
Pembengkakan atau penyempitan esofagus akibat peradangan atau penyakit GERD.
Adanya benda yang menyumbat pada kerongkongan atau tenggorokan.

Seseorang akan lebih mudah mengalami disfagia seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini
disebabkan oleh kelemahan otot yang terjadi secara alamiah serta meningkatnya risiko
mengalami penyakit-penyakit penyebab disfagia. Selain itu, penderita kelainan saraf juga lebih
mudah mengalami disfagia dibanding orang yang dak menderita kelainan saraf.

Diagnosis Disfagia

Jangan abaikan jika Anda merasa kesulitan dalam menelan dan segera ke dokter untuk
mendapatkan diagnosis yang tepat. Karena dengan diagnosis yang tepat, pengobatan akan
efek f dan juga akan menurunkan risiko terjadi komplikasi, seper kehilangan berat badan,
malnutrisi, dehidrasi, tersedak, atau bahkan pneumonia.

Sebagai langkah awal, dokter akan menanyakan gejala-gejala yang pasien rasakan, termasuk
ngkat keparahan dan seberapa sering gejala tersebut muncul, dokter juga akan mengecek
indeks massa tubuh (IMT/BMI) untuk melihat apakah pasien kekurangan nutrisi akibat kesulitan
menelan. Lalu dokter akan meminta pasien meminum air dalam takaran tertentu secepat
mungkin (water swallow test). Catatan waktu yang didapat serta jumlah air yang tertelan dapat
membantu dokter menilai kemampuan pasien dalam menelan.
Untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, beberapa metode pemeriksaan lanjutan berikut ini
Cari di Alodokter Info Kesehatan Cari Dokter Tanya Dokter Masuk
dapat dilakukan:

Endoskopi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan bantuan selang khusus yang fleksibel serta
dilengkapi kamera dan lampu. Gambar yang ditangkap oleh kamera nan nya akan bisa
dilihat oleh dokter melalui layar monitor. Endoskopi bisa dilakukan untuk memeriksa
kondisi saluran pernapasan atas, yaitu hidung sampai tenggorokan (nasoendoskopi), atau
memeriksa kondisi kerongkongan sampai lambung (gastroskopi).
Fluoroskopi. Pemeriksaan ini menggunakan sinar-X dan dipandu oleh zat khusus sebagai
kontras yang disebut barium. Berbeda dengan foto Rontgen biasa, pengambilan gambar
pada fluoroskopi dilakukan berkelanjutan, sehingga dapat merekam gerakan-gerakan saat
fase menelan.
Manometri. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat seberapa baik kerja esogafus
dengan cara mengukur besar tekanan otot pada organ tersebut ke ka menelan.
Pemeriksaan manometri menggunakan kateter atau selang khusus berukuran kecil yang
dilengkapi dengan sensor tekanan. Manometri biasanya juga dilakukan bersamaan dengan
pengukuran kadar asam lambung di esofagus.
Pencitraan. Pencitraan dilakukan untuk melihat kondisi mulut sampai dengan
kerongkongan secara lebih detail. Pencitraan dapat dilakukan dengan CT scan, MRI, atau
PET scan.

Pengobatan Disfagia

Mengetahui penyebab disfagia secara mendasar sangat pen ng terhadap ngkat keberhasilan
pengobatan. Tujuan terpen ng dari terapi disfagia adalah untuk menjaga asupan nutrisi pasien
dan mencegah makanan masuk ke saluran pernapasan. Selain mengatasi penyebabnya,
beberapa metode atau teknik tatalaksana yang dapat diterapkan kepada pasien untuk menjaga
asupan nutrisi yang cukup adalah:

Modifikasi diet. Modifikasi diet dilakukan dengan cara mengatur tekstur dan kekentalan
makanan sesuai dengan kemampuan menelan pasien. Pasien disfagia yang menjalani
pengobatan ini umumnya adalah pasien yang mengalami kesulitan menelan di fase oral.
Pasien dapat diatur makanannya mulai dari makanan berbentuk cair encer seper jus,
kemudian di ngkatkan kekentalannya jika kemampuan menelan sudah membaik, hingga
kemudian dapat kembali diberikan makanan yang berbentuk padat, seper ro atau nasi.
Terapi menelan. Terapi menelan pada penderita disfagia akan dibimbing oleh terapis
khusus. Terapis akan mengajarkan bagaimana proses menelan selama masa penyembuhan
agar pasien tetap dapat menelan makanan. Terapi ini dijalankan terutama bagi penderita
yang kesulitan menelan akibat permasalahan di mulut.
Selang makan. Selang makan umumnya dilakukan untuk membantu pasien memenuhi
kebutuhan nutrisinya selama fase pemulihan mulut dan faring. Selain untuk membantu
memasukkan makanan ke saluran pencernaan, selang makan juga dapat digunakan untuk
memasukkan obat-obatan. Terdapat dua jenis selang makan, yaitu selang nasogastrik
(NGT) dan selang gastrostomi endoskopi perkutan (PEG). Selang NGT dipasang melalui
hidung kemudian menuju lambung. Sedangkan selang PEG dipasang langsung ke dalam
lambung melalui kulit luar perut.
Obat-obatan. Pemberian obat-obatan bagi penderita disfagia umumnya tergantung dari
penyebab disfagia. Beberapa jenis obat-obatan yang dapat diberikan kepada penderita
disfagia antara lain:
Obat untuk mengurangi asam lambung, seper rani din dan omeprazole. Obat-
obatan ini biasanya digunakan pada penderita disfagia akibat penyakit reflux asam
lambung (GERD), serta untuk mengurangi keluhan sakit maag yang mungkin terjadi
pada penderita disfagia karena menyempitnya kerongkongan.
Botulinum toxin yang disun kan pada kerongkongan bagian bawah untuk
melumpuhkan otot kerongkongan yang kaku akibat akalasia. Namun kerja botulinum
toxin hanya bertahan sekitar 6 bulan.
Cari di Alodokter Info Kesehatan Cari Dokter Tanya Dokter Masuk
Obat darah nggi golongan penghambat kalsium, seper amlodipine dan nifedipine.
Obat-obatan ini dapat diberikan untuk melemaskan otot apabila terdapat
ketegangan pada otot kerongkongan bagian bawah.
Operasi. Operasi yang dilakukan untuk mengatasi disfagia biasanya dilakukan pada
kelainan di esofagus. Operasi bertujuan untuk memperlebar esofagus yang menyempit
sehingga makanan bisa lewat dengan mudah. Terdapat dua metode operasi yang dapat
dilakukan untuk memperlebar esofagus, yaitu:
Dilatasi. Metode operasi ini dilakukan dengan menggunakan panduan endoskopi,
yaitu selang berkamera untuk mendapatkan gambaran esofagus dengan jelas.
Setelah itu, bagian esofagus yang menyempit dilebarkan dengan balon atau alat
businasi.
Pemasangan stent. Stent merupakan tabung logam yang bisa dipasang di esofagus
untuk memperlebar saluran esofagus yang menyempit. Pemasangan stent lebih
disarankan pada penderita kanker esofagus yang dak dapat diangkat dibandingkan
dengan dilatasi, karena jaringan kanker berisiko untuk robek bila dilebarkan dengan
teknik dilatasi. Stent akan dipasang dengan panduan foto Rontgen ataupun
endoskopi.

Untuk membantu meringankan gejala yang mbul akibat disfagia, penderita dapat mengubah
kebiasaan makan dan hidup, seper :

Berhen minum alkohol, merokok, dan minum kopi.


Mengubah kebiasaan makan. Pola makan penderita disfagia diatur menjadi lebih sedikit
jumlahnya namun lebih sering. Potongan makanan juga dipecah-pecah menjadi lebih kecil
dan saat makan harus mengunyah lebih lama.
Menghindari makanan yang menyebabkan gejala bertambah parah. Beberapa makanan
yang sifatnya kental dan melekat pada dinding kerongkongan dapat membuat proses
menelan lebih sulit. Contohnya selai, mentega atau karamel. Beberapa penderita disfagia
juga mengalami kesulitan menelan cairan, seper jus.

Komplikasi Disfagia

Jika dak ditangani dengan baik, disfagia dapat menimbulkan komplikasi yang dak diinginkan.
Penderita disfagia dapat mengalami malnutrisi, dehidrasi, dan penurunan berat badan karena
kekurangan asupan nutrisi dan cairan. Selain itu, penderita disfagia juga dapat mengalami
gangguan pernapasan seper infeksi saluran pernafasan bagian atas dan pneumonia. Gangguan
pernafasan akibat disfagia diakibatkan oleh makanan atau minuman yang masuk ke dalam
saluran pernafasan pada saat menelan.

Terakhir diperbarui: 24 Januari 2018

Di njau oleh: dr. Tjin Willy


Referensi

Diskusi Terkait Tanya Dokter


Punya pertanyaan seputar kesehatan?

Kesulitan menelan setelah perut di urut karena 1 Balasan


jatuh terpleset 18 hari yang lalu
Oleh: Karni Amelia Sihaloho

Dijawab oleh Dokter

Selamat malam dok 2 minggu lalu saya tepleset/jatuh trus perut saya terasa
tergeser ke kiri dan saya gak priksa ke dokter karna...
Cari di Alodokter Info Kesehatan Cari Dokter Tanya Dokter Masuk

Chat lebih dari 500 dokter di Aplikasi Alodokter!


Respons Cepat, Jawaban Akurat!

Alodokter Lainnya Media Sosial

Tentang Kami Syarat & Ketentuan


Karier Privasi
Kontak Kami Iklan
Tim Editorial Gabung di Tim Dokter Bagian dari Alodokter

Proteksi Alodokter Da arkan Rumah Sakit Anda alomedika.com pobpad.com

Hak Cipta © 2019 Alodokter

Anda mungkin juga menyukai