Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH INFEKSI COVID-19 TERHADAP KADAR ELEKTROLIT SERUM

DI RUMAH SAKIT TNI AL Dr. MINTOHARDJO

Jurnal Tugas Akhir

Oleh : MAGHFIROH NOVIYANI Pembimbing: Fitri Fadhilah, S.Si., M.Kes.

ABSTRAK

Corona virus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan ringan hingga
sedang. Pemeriksaan laboratorium untuk menunjang diagnosis penyakit Covid-19 yaitu diantaranya
pemeriksaan elektrolit.. Pemeriksaan elektrolit yang bermakna adalah kalium, natrium, dan klorida. Setelah
dilakukan penelitian pada pasien covid di RS TNI AL dr. Mintohardjo didapatkan pada pemeriksaan elektrolit
Natrium pada awal infeksi rata-rata (141.97 mmol/L), minggu pertama infeksi (142.27 mmol/L), dan minggu ke
dua infeksi (142.00 mmol/L). pemeriksaan elektrolit Kalium pada awal infeksi rata-rata (3.8393 mmol/L),
minggu pertama infeksi rata-rata (3.99.73 mmol/L) dan minggu ke dua infeksi (4.0933 mmol/L). pemeriksaan
elektrolit Klorida pada awal infeksi rata-rata (107.13 mmol/L), minggu pertama infeksi (105.03 mmol/L) dan
minggu kedua infeksi (104.63 mmol/L). Dan dari hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan bahwa pada Natrium tidak
ada pengaruh yang signifikan (0,884 mmol/L) tetapi pada Kalium (0,018 mmol/L) dan Klorida (0,001 mmol/L)
terdapat pengaruh yang signifikan dari awal infeksi , minggu pertama dan diminggu ke dua infeksi disebabkan
oleh gasteonteritis terkait Covid-19 dan juga cedera ginjal.ALASANNYA KNP BGINI

Kata kunci: Covid-19, SAR-COV-2, Kadar Natrium, Kadar Kalium, Kadar Klorida.

ABSTRACT

Coronaviruses are a large family of viruses that cause mild to moderate respiratory tract infections. Laboratory
tests to support the diagnosis of Covid-19 include electrolyte tests. The significant electrolyte tests are
potassium, sodium, and chloride. After conducting research on covid patients at the TNI AL Hospital, dr.
Mintohardjo was found on the mean sodium electrolyte examination at the beginning of infection (141.97
mmol / L), the first week of infection (142.27 mmol / L), and the second week of infection (142.00 mmol / L).
Potassium electrolyte examination mean at baseline of infection (3.8393 mmol / L), mean first week of
infection (3.99.73 mmol / L) and week two of infection (4.0933 mmol / L). Chloride electrolyte examination at
the beginning of infection averaged (107.13 mmol / L), the first week of infection (105.03 mmol / L) and the
second week of infection (104.63 mmol / L). And from the results of the Kruskal-Wallis test, it was found that
there was no significant effect on sodium (0.884 mmol / L) but on potassium (0.018 mmol / L) and chloride
(0.001 mmol / L) there was a significant effect from the onset of infection, the first week and in the second
week the infection was caused by gasteonteritis associated with Covid-19 as well as kidney injury..

Keywords: Covid-19, SAR-COV-2, Levels of Sodium, Level of Potassium, Lavel of Chloride


PENDAHULUAN termasuk diabetes, hipertensi, penyakit hati
kronis, penyakit paru obstruktif kronis, dan
Latar Belakang penyakit jantung, serta 3 dari 51 (7%) pasien
dengan pneumonia COVID-19 yang dikonfirmasi
Pada tanggal 31 Desember 2019, Tiongkok
adalah perokok aktif (Song et al., 2020). COVID-19
melaporkan kasus pneumonia misterius yang tidak
berdampak buruk pada pada orang yang berusia
diketahui penyebabnya. Dalam 3 hari, pasien
lanjut yaitu lebih dari 65 tahun (Rao, Miller,
dengan kasus tersebut berjumlah 44 pasien dan
Berman, Hess, & Krantz, 2020). COVID-19 lebih
terus bertambah hingga saat ini berjumlah ribuan
mematikan pada pasien yang lebih tua (Onder,
kasus. Pada awalnya data epidemiologi
Rezza, & Brusaferro, 2020). Penelitian dari 355
menunjukkan 66% pasien berkaitan atau terpajan
pasien dengan COVID-19 yang meninggal di Italia
dengan satu pasar seafood atau live market di
dengan perincian sebagai berikut, rata-rata adalah
Wuhan, Provinsi Hubei Tiongkok. Sampel isolat dari
79,5 tahun dan 106 (30,0%) adalah perempuan.
pasien diteliti dengan hasil menunjukkan adanya
117 pasien (30%) memiliki
infeksi coronavirus, jenis betacoronavirus tipe
baru, diberi nama 2019 novel Coronavirus (2019- penyakit jantung iskemik, 126 (35,5%) menderita
nCoV). Pada tanggal 11 Februari 2020, World diabetes, 72 (20,3%)
Health Organization memberi nama virus baru
tersebut memiliki kanker aktif, 87 (24,5%) memiliki fibrilasi
SevereAcuteRespiratorySyndromeCoronavirus-2 atrium, 24 (6,8%) menderita demensia, dan 34
(SARS-CoV-2) dan nama penyakitnya sebagai (9,6%) memiliki riwayat stroke. Secara
Coronavirus disease 2019 (COVID-19). Pada keseluruhan, hanya 3 pasien (0,8%) tidak memiliki
mulanya transmisi virus ini belum dapat ditentukan penyakit, 89 (25,1%)
apakah dapat melalui antara manusia-manusia.
Jumlah kasus terus bertambah seiring dengan memiliki penyakit tunggal, 91 (25,6%) memiliki 2
waktu. Akhirnya dikonfirmasi bahwa transmisi penyakit, dan 172 (48,5%) memiliki 3 atau lebih
pneumonia ini dapat menular dari manusia ke penyakit yang mendasarinya. Kehadiran
manusia. Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO komorbiditas ini mungkin telah meningkatkan risiko
mengumumkan bahwa COVID-19 menjadi pandemi kematian terlepas dari infeksi COVID-19 (Onder et
di dunia (WHO.2020). al., 2020).

Virus corona menyebar secara contagious. Istilah Elektrolit adalah elemen yang penting untuk tubuh.
contagion mengacu pada infeksi yang menyebar Cairan ini mengontrol berbagai fungsi fisiologis
secara cepat dalam sebuah jaringan, seperti penting. Kehilangan cairan berlebih mengakibatkan
bencana atau flu. Istilah ini pertama kali digunakan dehidrasi atau kekurangan cairan yang
pada tahun 1546 oleh Giralamo Fracastor, yang menyebabkan pasien sering merasa lemah dan
menulis tentang penyakit Infeksius (Locher dalam letih yang disertai demam, serta matanya cekung.
Mona, 2016). Hal ini menyebabkan terjadinya komplikasi yang
dapat membahayakan jiwa penderita (Price dan
Orang yang memiliki riwayat penyakit penyerta dan Wilson 1994:285).
usia lanjut berisiko tinggi terkena COVID-19.
Penelitian dari Song et al., (2020) menyatakan Sekitar 60% tubuh manusia dewasa adalah
bahwa usia rata-rata terkena COVID-19 adalah 49 cairan, terutama berupa larutan ion dan zat-zat
tahun, berkisar 16-76 tahun. Gejala yang paling lain. Meskipun sebagian besar cairan ini terdapat
umum adalah demam (49 di dalam sel yang disebut cairan intraseluler,
kira-kira sepertiganya berada di ruang luar sel yang
dari 51, 96%) dan batuk (24 dari 51, 47%), Gejala disebut cairan ekstraseluler.
lain termasuk mialgia atau kelelahan (16 dari 51,
31%), sakit kepala ringan dan pusing (delapan Cairan ekstraseluler ini terus bergerak di seluruh
dari 51, 16%), dan diare (lima dari 51, 10%). Sebelas tubuh, bersirkulasi, dan berdifusi antara darah dan
dari 51 (22%) pasien memiliki komobiditas
cairan jaringan melalui dinding kapiler (Hardjoeno, magnesium, kalsium, dan phosfor. Pemeriksaan
2006). elektrolit yang bermakna adalah kalium, natrium,
dan klorida.
Elektrolit adalah ion yang terdapat dalam cairan
tubuh yang dapat berupa kation (misalnya Na+, K+, Berdasarkan latar belakang tersebut diatas,
Ca2+, Mg2+) atau anion (misalnya Cl-, HCO -, HPO penulis berkeinginan melakukan penelitian tentang
2-, SO 2-, dan laktat). Dalam keadaan normal, kadar pengaruh infeksi Covid-19 terhadap kadar elektrolit
kation dan anion seimbang, sehingga keberdayaan (natrium, kalium, dan klorida) pada pasien Covid-19
(potensial) listrik serum bersifat netral. Dalam di RSAL dr. Mintohardjo.
cairan ekstrasel (CES) kation utama adalah Na+ dan
anion utama adalah Cl- dan HCO -, sedangkan Rumusan Masalah
dalam cairan intrasel (CIS) kation utama adalah K+.
Berdasarkan dari uraian latar belakang, maka
Walaupun ada beberapa kation lain, tetapi Na dan
rumusan masalah yang diamil penulis adalah
K merupakan kation yang penting. Keduanya
“Pengaruh Infeksi Covid-19 terhadap Kadar
memengaruhi tekanan osmotik cairan ekstrasel dan
Elektrolit (Natrium, Kalium dan Klorida) di Rumah
intrasel yang langsung berhubungan dengan fungsi
Sakit Tni Angkatan Laut dr. Mintohardjo”.
sel (Hardjonoe, 2006).
Tujuan Penelitian
Peran elektrolit dalam tubuh manusia sangat
penting, sebab tidak ada proses metabolisme yang Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
tidak bergantung atau tidak terpengaruh oleh Pengaruh Infeksi Covid-19 terhadap Kadar
elektrolit. Fungsi elektrolit antara lain Elektrolit (Natrium, Kalium, dan Klorida) pada
mempertahankan tekanan osmotik dan sebaran Pasien Covid-19 di RSAL dr. Mintohardjo pada
(distribusi) air di berbagai ruang (kompartemen) periode bulan Maret-Mei 2020.
cairan tubuh, mempertahankan pH dalam keadaan
terbaik (optimal), pengaturan (regulasi) fungsi Manfaat Penelitian
jantung dan otot-otot lain terbaik (optimal),
berperan dalam reaksi oksidasi-reduksi (transfer Diharapkan penelitian ini memberikan manfaat
ion), dan berperan sebagai kofaktor enzim dalam bagi:
proses katalisis (Mulyono, 2005)
Penulis
Gangguan keseimbangan elektrolit kalium,
Menambah pengetahuan penulis sebagai referensi
walaupun kurang rumit (kompleks) dibandingkan
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah khususnya
dengan natrium, tetapi pengaruhnya lebih
Pemeriksaan Kadar Elektrolit (Natrium, Kalium, dan
berbahaya, karena kalium merupakan salah satu
Klorida) pada Pasien Covid-19 di RSAL dr.
analit terpenting, sehingga kesalahan pengukuran
Mintohardjo.
dapat menimbulkan akibat parah/berat
(konsekuensi serius) apabila pengobatan (terapi) Institusi Pendidikan
didasarkan oleh hasil yang tidak teliti (akurat).
Pemeriksaan laboratorium secara umum bertujuan Sebagai sumber untuk mengembangkan ilmu
membantu peklinik (klinisi) dalam menemukan pengetahuan, menambah referensi bagi peneliti
(deteksi) penyakit, menetapkan diagnosis, selanjutnya.

menentukan prognosis, menjadi pedoman di Institusi Rumah Sakit


dalam penatalaksanaan penderita dan pemantauan
pengobatan (Siregar P, 2006). Dengan diketahui kadar elektrolit (natrium, kalium,
dan klorida) dapat digunakan sebagai pegangan
Pemeriksaan laboratorium untuk menunjang untuk prognosis pada pasien Covid-19 sehingga
diagnosis penyakit Covid-19 yaitu diantaranya klinis diharapkan dapat menangani pasien tersebut
pemeriksaan elektrolit. Pemeriksaan elektrolit yang dengan baik.
biasa dilakukan adalah natrium, kalium, klorida,
Hipotesis Penelitian
Terjadi peningkatan Kalium dan Klorida yang cukup
signifikan akibat infeksi covid-19 terhadap kadar
elektrolit pada pasien positif Covid-19.

METODOLOGI PENELITIAN Pada dasarnya alat yang menggunakan metode ISE


untuk menghitung kadar ion sampel dengan
Jenis Penelitian membandingkan kadar ion yang tidak diketahui
nilainya dengan kadar ion yang diketahui nilainya.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
Membran ion selektif pada alat mengalami reaksi
dengan analisis data hasil pasien positif Covid-19 di
dengan elektrolit sampel. Membran merupakan
sistem laboratorium RSAL dr. Mintohardjo tahun
penukar ion, bereaksi terhadap perubahan listrik
2020.
ion sehingga menyebabkan perubahan potensial
Tempat Penelitian membran. Perubahan potensial membran ini
diukur, dihitung menggunakan persamaan
Penelitian dilakukan pada bulan Maret–Mei 2020 di Nerst, hasilnya kemudian dihubungkan dengan
Laboratorium RSAL dr. Mintohardjo. amplifier dan ditampilkan oleh alat.

Kerangka Konsep Prosedur Kerja

Populasi dan Sampel Prosedur pengambilan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah data hasil 1.Siapkan alat dan bahan
pasien positif Covid-19 di Laboratorium RSAL dr.
Mintohardjo pada bulan Maret-Mei 2020. Sampel 2.Lakukan pembendungan dengan tourniquet
pada penelitian ini adalah data hasil pemeriksaan
3.Usap dengan alkohol swab
elektrolit pasien positif Covid-19 di Laboratorium
RSAL dr. Mintohardjo pada bulan Maret-Mei 2020. 4.Lakukan sampling darah vena
Besaran sampel yang diguankan pada
5.Tutup dengan ultrafix
penelitian diskriptif ini berjumlah 30 data hasil
pemeriksaan kadar elektrolit pada pasien positif 6.Diamkan sampel selama 10 menit
Covid-19, dengan matriks penelitian seperti pada
tabel di bawah. Preparsi Sampel

Metode dan Prinsip Pemeriksaan 1.Dimasukan darah yang diambil tadi kedalam
centrifuge.
a. Metode IonSelectiveElektrode(ISE)
2.Dicentrifuge darah selama 5 menit kecepatan
Adalah perangkat yang digunakan dalam 2000 rpm sampai terpisah antara serum,
mendeteksi jumlah ion yang terdapat dalam suatu buffycoat dan plasma pada sampel tersebut.
larutan. ISE juga digunakan untuk pemeriksaan pH.
Ion yang diukur oleh ISE adalah natrium, kalium, c. Prosedur Pemeriksaan Kadar Elektrolit
kalsium, klorida, lithium, flourida, bromida,
1. Hidupkan alat
kadmium, dan gas dalam larutan seperti okisgen
dan karbon dioksida. Metode ISE biasanya 2. Pipet serum ke cup serum 300 µl
digunakan pada Laboratorium Klinik. Keunggulan
metode ISE yaiutu membutuhkan waktu analisa 3.Masukkan kode pasien
yang singkat untuk mendapatkan hasil yang akurat
dan biaya yang digunakan relatif rendah. 4.Aspirasikan spesimen terhadap alat Elektrolit

b.Prinsip 5.Hasil analisa berupa print out.


Nilai Normal Elektrolit Dewasa c. Lalu mencatat nomor medical record, nama, jenis
kelamin, dan umur
Natrium: 135-145 mmol/L
d. Mencari hasil pemeriksaan Laboratorium
Kalium : 3.5-5.0 mmol/L sesuai dengan nomor yang sudah
dicatat.
Klorida : 94-111 mmol/L
e. Mencatat kadar elektrolitnya (Natrium,
Nilai Normal Elektrolit pada Anak
Kalium, dan Klorida) sesuai dengan
Natrium: 135-145 mmol/L nomor Medical Recordnya.

Kalium : 3.5-5.5 mmol/L Instrumen Penelitian

Klorida : 98-105 mmol/L Instrumen yang dipakai pada penelitian ini adalah
laptop, komputer, berbagai macam alat tulis dan
Nilai normal berdasarkan nilai rujukan di Rumah alat hitung.
Sakit TNI AL dr.
Teknik Pengelolahan Data
Mintohardjo.
Data penelitian yang di peroleh
Teknik Pengumpulan Data kemudian akan diolah
menggunakan Microsoft Excel.
a. Membuat surat permohonan izin pengambilan
data di unit laboratorium RSAL Mintohardjo. Penyajian Hasil

b. Mencari riwayat pada pasien positif Covid-19 di Data disajikan dalam bentuk diagram, table, dan
Medical Record . narasi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN positif Covid -19 yang diperoleh dari sistem
informasi Laboratorium RS TNI AL dr. Mintohardjo
Hasil Penelitian pada bulan Maret-Mei tahun 2020 dapat
dideskrpsikan pada tabel sebagai berikut :
Berdasarkan penelitian 30 sampel pemeriksaan
elektrolit (Natrium, Kalium, dan Klorida) pasien
Tabel 4.1 Hasil Penelitian

Tabel4.1HasilPenelitian1

No. Kadar elektrolit


Awal infeksi Minggu pertama infeksi Minggu ke dua infeksi
Na K Cl Na K Cl Na K Cl
(mmo (mmo (mmo (mmo (mmo (mmo (mmo (mmo (mmo
l/L) l/L) l/L) l/L) l/L) l/L) l/L) l/L) l/L)
1 143 3,50 107 141 3,64 105 140 3,37 104
2 140 3,97 106 142 3,61 106 140 3,71 103
3 140 3,60 111 144 3,78 103 141 4,09 105
4 143 3,39 111 140 3,42 103 140 3,96 102
5 145 3,57 107 144 3,77 107 146 3,81 105
6 143 3,75 111 144 4,13 109 144 4,20 106
7 144 3,86 108 140 3,99 108 141 4,11 105
8 146 3,61 109 144 3,76 110 143 3,96 106
9 144 3,73 109 142 3,98 103 144 3,76 105
10 143 3,86 107 144 3,97 109 145 4,10 109
11 140 3,94 110 140 3,82 106 142 4,02 105
12 144 3,82 108 143 4,74 105 140 4,64 109
13 142 3,46 106 144 3,74 103 144 3,90 102
14 142 3,90 104 140 3,95 101 142 3,94 102
15 143 4,23 108 141 4,33 107 141 4,39 102
16 143 4,66 107 143 4,40 106 140 4,61 111
17 140 4,29 102 141 3,48 104 141 3,46 106
18 142 3,71 107 139 4,97 108 146 4,49 104
19 144 3,72 107 140 4,17 105 141 4,10 101
20 142 4,41 110 145 4,11 108 140 4,90 107
21 142 3,46 107 143 4,39 104 143 4,20 108
22 140 3,85 108 139 4,12 105 139 4,01 111
23 142 4,08 108 145 3,99 101 140 3,90 102
24 139 3,37 107 143 3,85 108 146 4,10 102
25 141 4,03 107 139 3,98 104 139 3,96 104
26 138 3,46 101 139 3,46 99 141 4,28 107
27 144 4,24 107 147 4,33 103 145 3,58 101
28 139 3,37 102 142 3,49 101 144 4,42 100
29 142 4,43 107 147 4,35 105 140 4,39 101
30 139 3,91 105 143 4,20 105 142 4,44 104

Analisis Data
Statistik Deskrptif

Tabel 4.2 Hasil Analisis Rata-rata dan Standar Deviasi


Tabel4.1HasilPenelitian2

N Mean Std. Deviation Std. Error


Natrium Awal Infeksi 30 141.97 1.991 .364
Minggu Pertama Infeksi 30 142.27 2.303 .421
Minggu Kedua Infeksi 30 142.00 2.197 .401
Total 90 142.08 2.148 .226
Kalium Awal Infeksi 30 3.8393 .34333 .06268
Minggu Pertama Infeksi 30 3.9973 .37041 .06763
Minggu Kedua Infeksi 30 4.0933 .34864 .06365
Total 90 3.9767 .36580 .03856
Clorida Awal Infeksi 30 107.13 2.488 .454
Minggu Pertama Infeksi 30 105.03 2.697 .492
Minggu Kedua Infeksi 30 104.63 2.965 .541
Total 90 105.60 2.910 .307

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai (3.8393) , dan pada minggu pertama infeksi
rata-rata pada pemeriksaan Natrium pada awal (3.9973), dan pada minggu kedua infeksi
infeksi (141,97), pada minggu pertama infeksi (3.9767). Kemudian, pada pemeriksaan klorida
(142,27), dan pada minggu kedua infeksi (142,08). nilai rata-rata pada awal infeksi (107.13), dan pada
Pada pemeriksaan Kalium nilai rat-rata awal infeksi
minggu pertama infeksi (105,03), dan pada minggu
kedua infeksi (104,63).
Grafik 4.1 Kadar Elektrolit Na (Natrium)
Grafik4.1KadarElektrolitNa(Natrium)1

Grafik 4.2 Kadar Elektrolit K (Kalium)

Grafik4.1KadarElektrolitNa(Natrium)2
Grafik 4.3 Kadar Elektrolit Cl (Klorida)
Grafik4.1KadarElektrolitNa(Natrium)3
Pengujian Persyaratan Analisis berbasis peringkat yang
tujuannya untuk menentukan
Setelah melakukan uji deskriptif adakah perbedaan signifikan
selanjutnya dilakukan uji statistik secarastatistik antara dua atau
diawali dengan uji Normalitas, lebih kelompok variabel
uji Homogenitas kemudian independen pada variabel
setelah itu dilakukan uji dependen yang berskala data
Kruskal-Wallis. Uji Kruskal- numerik (interval/rasio) dan skala
Wallis adalah uji non parametik ordinal.
Uji Normalitas

Tabel 4.3 Uji Normalitas


Tabel4.1HasilPenelitian3

Perlakuan Kolmogorov-Smirnova Keterangan


Statistic Df Sig.
Natriu Awal Infeksi .173 30 .022 Data Tidak Normal
m Minggu Pertama Data Normal
.137 30 .154
Infeksi
Minggu Kedua Data Tidak Normal
.209 30 .002
Infeksi
Kalium Awal Infeksi .086 30 .200* Data Normal
Minggu Pertama Data Normal
.108 30 .200*
Infeksi
Minggu Kedua Data Normal
.114 30 .200*
Infeksi
Clorida Awal Infeksi .245 30 .000 Data Tidak Normal
Minggu Pertama Data Normal
.105 30 .200*
Infeksi
Minggu Kedua Data Normal
.146 30 .102
Infeksi

Berdasarkan Tabel 4.3


diketahui nilai signifikansi (Sig.)
pada Uji Kolmogorov-smirnov <
0,05 pada data Natrium minggu
pertama infeksi (0.154), Kalium
awal infeksi (0,200), Kalium
minggu pertama infeksi (0,200),
Kalium minggu kedua infeksi
(0,200), Klorida minggu pertma
infeksi (0,200),
dan Klorida minggu kedua data penelitian berdistribusi
infeksi (0,102) maka dapat normal.
disimpulkan bahwa sebagian
Kemudian, nilai signifikansi terdapat sebagian data
(Sig.) pada Uji Kolmogorov- berdistribusi tidak normal maka
smirnov > 0,05 pada data dalam penelitian ini akan
Natrium awal infeksi (0,022), digunakan statistik non parametrik
Natrium minggu kedua infeksi (Uji Kruskal-Wallis) untuk
(0,002), dan Klorida awal infeksi melakukan analisis data
(0,000) maka dapat disimpulkan penelitian.
bahwa sebagian data penelitan
tidak berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil tersebut, Uji Homogenitas

Tabel 4.4 Uji Homogentitas


Tabel4.1HasilPenelitian4

Levene Keterangan
df1 df2 Sig.
Statistic
Natriu Based on Mean Data
.794 2 87 .455
m Homogen
Based on Median Data
.571 2 87 .567
Homogen
Based on Median and Data
.571 2 80.939 .567
with adjusted df Homogen
Based on trimmed Data
.778 2 87 .463
mean Homogen
Kalium Based on Mean Data
.066 2 87 .936
Homogen
Based on Median Data
.051 2 87 .950
Homogen
Based on Median and Data
.051 2 85.948 .950
with adjusted df Homogen
Based on trimmed Data
.052 2 87 .950
mean Homogen
Clorida Based on Mean Data
1.166 2 87 .317
Homogen
Based on Median Data
1.239 2 87 .295
Homogen
Based on Median and Data
1.239 2 86.394 .295
with adjusted df Homogen
Based on trimmed Data
1.103 2 87 .337
mean Homogen

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui Uji Kruskal-Wallis


nilai signifikansi (Sig.) Based on
Mean kadar Natrium sebesar Uji Kruskal-Wallis bertujuan untuk
0,794 > 0,05 , Based on Mean mengetahui ada tidaknya perbedaan
kadar Kalium sebesar 0,66 > 0,05 rata-rata 3 sampel yang tidak
, Based on Mean kadar Clorida berpasangan. Pada penelitian ini
sebesar 0,317 > 0,05, sehingga digunakan uji Kruskal-Wallis karena
dapat disimpulkan bahwa varians sebagian data penelitian tidak
data kadar elektrolit adalah sama berdistribusi normal.
atau homogen.
Tabel 4.5 Uji Kruskal-Wallis

Tabel4.1HasilPenelitian5

Natrium Kalium Clorida


Chi-Square .246 8.030 13.854
Df 2 2 2
Asymp. Sig.
.884 .018 .001

• Nilai uji Kruskal-Wallis Asymp Sig > 0,05


didapatkan nilai Asymp sehingga tidak terdapat
sig 0,884 dimana Nilai perbedaan signifikan
pada
tiap grup perlakuan untuk pemeriksaan didapatkan nilai Asymp
natrium. sig 0,018 dimana Nilai
Asymp Sig < 0,05
• Nilai uji Kruskal-Wallis sehingga terdapat
perbedaan signifikan untuk pemeriksaan
pada tiap grup perlakuan klorida.
untuk pemeriksaan
kalium. Berdasarkan nilai Asymp Sig uji
Kruskal-Wallis pada pemeriksaan
• Nilai uji Kruskal-Wallis Kalium Asymp sig 0,018 dimana
didapatkan nilai Asymp nilai Asymp sig < 0,05 dan
sig 0,001 dimana Nilai pemeriksaan klorida Asymp sig
Asymp Sig < 0,05 0,001 dimana nilai Asymp Sig <
sehingga terdapat 0,05 yang berarti ada perbedaan
perbedaan signifikan yang signifikan.
pada tiap grup perlakuan

KESIMPULAN 1.Perlu dilakukan pemeriksaan Elektrolit secara


rutin pada setiap pasien Covid-19, mengingat
Ddidapatkan hasil pemeriksaan Natrium tidak ada terdapat cluster-cluster baru ditemukan yang
perbedaan dari awal infeksi sampai minggu kedua. memerlukan pantauan pemeriksaan elektrolit.
Kalium dan Klorida terdapat perbedaan yang
segnifikan disebabkan oleh gasteonteritis terkait 2.Melakukan pola hidup sehat guna memutuskan
Covid-19 dan juga cedera ginjal. rantai penyebaran covid-19.

SARAN 3.Mematuhi protokol kesehatan.

Berdasarkan kesimpulan tersebut maka


implikasinya adalah disarankan hal-hal sebagai
berikut :

DAFTAR PUSTAKA

1. Bielecka et alabrowa A, Mikhailidis DP, 6. Fisiologi Kedokteran. Edisi 17. Penerbit


Jones L, Rysz J Aronow WS, and Banach M. 2012. Buku Kedokteran EGC.
The meaning of hypokalemia in heart failure. Int J
Cardiol.;158(1):12-7. doi: 10.1016. 7. Guyton AC, Hall JE. 2008. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta:EGC.
2. Darwis D, Moenajat Y, Nur B.M, Madjid A.S,
Siregar P, Aniwidyaningsih W, dkk, ’Fisiologi 8. Huang C, Wang Y, Li X, Ren L, Zhao J, Zang
Keseimbangan Air dan Elektrolit’ dalam Li, Fan G, etc. Clinical Features of Patients Infected
Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan with 2019 Novel Coronavirus in Wuhan, China. The
Asam-Basa, Fisiologi, Patofisiologi, Diagnosis dan Lancet; 24 Jan 2020.
Tatalaksana, ed. ke-2, FK-UI, Jakarta, 2008, hh. 29-
9. Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, jilid 2,
114.
Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2000.
3. Dherange P, Lang J, Qian P, Oberfeld B,
10. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Sauer WH, Koplan B, et al. Arrhythmias and
Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi COVID-19
COVID-19. JACC: Clinical Electrophysiology
versi 3 Maret 2020. Jakarta: Kementerian
2020;6:1193–204.
Kesehatan Republik Indonesia. 2020; 25.
4. Fitri Fadhilah. 2019. Medical Laboratory.
11. Kusnanto. (2016). Modul Pembelajaran
Kimia Klinik.
Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit. FKp.
5. Ganong, W.F., 1999. Editor Bahasa UNAIR, Surabaya.
Indonesia: M Djauhari Widjajakusumah. Buku Ajar
12.Li, Geng. 2020. Coronavirus Infections And 24.Swearingen Pamela. L., dan Mima, Home.
Immune Responses. Journal M., Keseimbangan Cairan E
ofMedicalVirology,Issue 92, hal 424-432. lektrolit,danAsamBasa,Edisi 2 EGC, Jakarta 2000.

13.Liu K, Fang Y-Y, Deng Y, Liu W, Wang M-F, 25.Shang L, Zhao J, Hu Y, Du R, Cao B. On the
Ma J-P, et al. Clinical characteristics of novel us ofcorticosteroids for 2019-nCoV pneumonia.
coronavirus cases in tertiary hospitals in Hubei Lancet.2020;395(10225):683-4.
Province. Chinese Medical Journal 2020;133:1025–
31. 26.Shi S, Qin M, Shen B, Cai Y, Liu T, Yang F, et al.
Association of Cardiac Injury With Mortality in
14.Mansjoer, Arief; Suprohaita; Wardhani, I. Hospitalized Patients With COVID-19 in Wuhan,
Wahyu; Setiowulan, Wiwiek, China. JAMA Cardiol 2020;5:802.

15.Mona, N. (2016). Mekanisme Contagion dalam 27.Wang, Chen. 2020. A Novel Coronavirus
Jaringan Sosial .Depok: Universitas Indonesia. Outbreak of Global Health Concern. Lancet, 24
Januari, hal 470-473.
16.Nur Istikhanan Wahidah, AMAK. Kimia Klinik .
Bidang Keahlian Kesehatan. Jakarta: EGC, 2016. 28. Wilson L.M, ‘Keseimbangan Cairan dan
Elektrolit serta Penilaiannya’ dalam: Patofisiologi
17.PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi ke-4,
Indonesia, Definisi dan Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1995, hh.
283- 301.
Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta.
29. Xu Z, Shi L, Wang Y, Zhang J, Huang L,
18. Pranata, A.E, (2013). Manajemen
Zhang C, et al. Pathological findings of COVID-19
Cairan dan Eleketrolit. nuMed: Yogyakarta.
associated with acute respiratory distress
19. Price, Sylvia.A; Wilson, syndrome. TheLancetRespiratoryMedicine2020.
Lorraine.M., Patofisiologi: Konsep
30. WHO. Interim Guidance: Clinical
KlinisProses-proses Penyakit, edisi 4, buku 1, EGC,
Management of Severe Acute Respiratory Infection
Jakarta, 1994.
when Novel Coronavirus (nCoV) Infection is
20. Puntmann VO, Carerj ML, Wieters I, Fahim Suspected. 12 Januari 2020.
M, Arendt C, Hoffmann J, et al. Outcomes of
Cardiovascular Magnetic Resonance Imaging in
Patients Recently Recovered From Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19). JAMA Cardiol 2020.

21. Ross and Wilson. 2011. Dasar-dasar


Anatomi dan Fisiologi Adaptasi Indonesia. Penerbit
Salemba Medika Jakarta.

22.Song, Fengxiang. 2020. Emerging Coronavirus


2019-nCoV Pneumonia,

Shanghai: Radiology.

23.Siregar, P. (2006). Gangguan Keseimbangan


Cairandan Elektrolit. Buku
AjarIlmuPenyakitDalam(Jakarta: Pusat Penerbitan
Ilmu Penyakit Dalam FKUI), 4 edn.

Anda mungkin juga menyukai