Bab VIII : Pembelajaran Dan Pengembangan Kurikulum
1. Kurikulum dan landasan pengembangan kurikulum.
Kurikulum menurut para ahli (Zais, Tanner dan Tanner) yaitu, kurikulum sebagai jalan meraih ijazah, kurikulum sebagai mata dan isi pelajaran, kurikulum sebagai rencana kegiatan pembelajaran, kurikulum sebagai hasil belajar, kurikulum sebagai pengalaman belajar. Dari kelima konsep kurikulum guru dapatmemilih satu atau lebih konsep kurikulum. Landasan pengembangan kurikulum meliputi, landasan folosofis. Untuk landasan filosofis pengembangan kurikulum di Indonesia secara cepat dan tepat yakni nilai dasar yang merupakan falsafah dalam pendidikan manusia seutuhnya yaitu Pancasila. Landasan social- budaya-agama, Landasan ilmu pengetahuan teknologi dan seni, landasan kebutuhan masyarakat, dan landasan perkembangan masyarakat.
2. Komponen dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
Komponen kurikulum terdiri dari, tujuan, materi/pengalaman belajar, organisasi, dan evaluasi. Empat komponen kurikulum tersebut akan dapat dihasilkan melalui pengembangan kurikulum yang memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Prinsip itu meliputi, (i) prinsip relevansi, relevansi berarti sesuai antara komponen-komponen kurikulum dan juga sesuai dengan kebutuhan masyarakat, (ii) prinsip kontinuitas, komponen kurikulum dikembangkan secara berkesinambungan, (iii) prinsip fleksibilitas, kurikulum harus mampu disesuaikan dengan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang.
3. Model-model pengembangan kurikulum.
Pertama model administrative, atau garis komando (a) menyiapkan seperangkat dokumen kurikulum baru, (b) menyiapkan instalansi atau implementasi dokumen. Model ini membutuhkan kegiatan penyiapan para pelaksana kurikulum melalui pelatihan agar dapat melaksanakan kurikulum dengan baik. Kedua model grass-roots, atau rakyat biasa semua inisiatif dan upaya pengembangan kurikulum dari bawah. Ketiga model Beauchamp, mengumpulkan data melalui kegiatan evaluasi yang digunakan untuk proses pengembangan kurikulum. Keempat model Arah Terbalik Taba, model pengembangan kurikulum ini terbalik dari yang lazim dilaksanakan, yakni dari biasanya dilakukan secara deduktif dubalik menjadi induktif. Kelima model Rogers, model ini lebih mementingkan kegiatan pengembangan kurikulum daripada rancangan pengembangan kurikulum tertulis, yakni melalui aktivitas dan interaksi dalam pengalaman kelompok intensif yang terpilih.