Anda di halaman 1dari 11

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa : YOYOK EFENDI

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 020323238

Tanggal Lahir : 07/03/1975

Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM4407/METODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN

Kode/Nama Program Studi : ILMU PEMERINTAHAN

Kode/Nama UPBJJ : 13/BATAM

Hari/Tanggal UAS THE : 29 JUNI 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : YOYOK EFENDI


NIM : 020323238
Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM4407/METODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN
Fakultas : FHISIP
Program Studi : ILMU PEMERINTAHAN
UPBJJ-UT : BATAM

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran atas
pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
29 JUNI 2022, TANJUNGPINANG

Yang Membuat Pernyataan

YOYOK EFENDI
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Pemerintahan menurut Barbara Goodwin merupakan sistem sosial, sedangkan Mark Philip berpendapat
pemerintahan adalah sebagai sistem kekuasaan. Berikan analisis Anda mengapa kedua pakar tersebut
(Goodwin dan Philip) memberikan pandangan yang berbeda terhadap pemerintahan! Mohon analisis Anda
didukung oleh argumentasi pakar tersebut secara masing-masing!
Jawaban:
Pandangan dari Barbara Goodwin, Pengertian kekuasaan adalah kemampuan untuk mengakibatkan
seseorang bertindak dengan cara yang oleh yang bersangkutan, dan tidak akan dipilih seandainya ia tidak
dilibatkan. Dengan kata lain memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan
kehendaknya. Berdasarkan pengertian kekuasaan diatas, terdapat beberapa poin yaitu, • Bahwa kekuasaan
umumnya diselenggarakan melalui isyarat jelas. Hal ini disebut dengan kekuasaan Manifes atau manifest
power. • Kekuasaan yang lain, namun hanya kadang terjadi yaitu kekuasaan implisit yang terjadi tanpa
adanya isyarat yang jelas. • Hal yang perlu ditekankan karena adanya kekuasaan adalah adanya hak untuk
mengadakan sanksi. Dalam menyelenggarakan kekuasaan, banyak upaya yang dilakukan dalam bentuk sanksi
untuk menegakkan kekuasaan seperti koersi, persuasi dan cara lainnya. Sedangkan pemerintah sebagai
sistem kekuasaaan yaitu kekuasaan berarti kekuasaan golongan, kekuasaan raja, kekuasaan pejabat negara.
Sehingga tidak salah bila dikatakan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut
kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan tersebut.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

2. Pendekatan legalistik adalah salah satu cara untuk melihat gejala dan peristiwa dari sudut pandang
aturanaturan formal. Hal tersebut menjadi ciri yang membedakan Ilmu Pemerintahan dari ilmu-ilmu sosial
lainnya. Berikan analisis Anda bagaimana kelebihan dan kekurangan pendekatan legalistik dibandingkan
dengan pendekatan lainnya! Mohon analisis Anda dapat dilengkapi dengan contoh.
Jawaban:
Pemerintahan adalah gejala kekuasaan yang sah (kewenangan). Jadi kegiatan pemerintah selalu berkaitan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Gejala semacam itu dapat dipahami dengan
pendekatan legalistik formal, dalam arti menggunakan rujukan sebagai peraturan yang digunakan pemerintah
pada saat: 1) Membuat kebijakan, 2) Memberikan pelayanan kepada masyarakat, 3) Menegakkan aturan.
Pada saat menggunakan pendekatan legalistik, kajian ilmu pemerintahan dapat meminjam berbagai teori,
paradigma, konsep, maupun definisi yang digunakan pula dalam ilmu hukum.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

3. Fukuyama (2002) menyatakan bahwa membangun suatu bangsa membutuhkan trust (kepercayaan).
Analisislah keadaan pemerintahan di Indonesia dewasa ini dengan menggunakan pendapat Fukuyama ini
berdasarkan metode pendekatan sistemik!
Jawaban:
Selama beberapa dekade terakhir dunia mengalami empat transformasi besar yaitu globalisasi, demokratisasi,
informasi dan teknologi komunikasi. Perubahan tersebut turut membangun kesadaran publik dan merubah
persepsi publik terhadap pemerintah. Kompleksitas kebutuhan dan mobilitas yang tinggi, meningkatkan
tuntutan publik terhadap pemerintah. Ketidakmampuan pemerintah memenuhi espektasi publik
mengakibatkan persepsi publik terhadap pemerintah cenderung negatif. Salah satu konsekuensiya yaitu
turunnya kepercayaan publik terhadap pemerintah. Ketika harapan publik tidak sesuai dengan kenyataan,
ketidakpercayaan masyarakat sangat mudah terbentuk. Kepercayaan publik bukan suatu hal yang datang
dengan sendirinya namun sesuatu yang bersifat sangat dinamis dan harus dikelola. Kepercayaan publik
merupakan variablel penting terwujudnya good governance. Kepercayaan menghasilkan legitimasi publik
yang dapat menciptakan modal sosial bagi pemerintah yang digunakan sebagai instrumen untuk
mendapatkan dukungan politik maupun sosial dalam aktivitas pemerintah. Di Indonesia kepercayaan publik
terhadap pemerintah terbilang cukup baik, menurut data yang dilansir oleh OECD dalam Government at
Glance 2017 tingkat kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap pemeritah mencapai 80% pada tahun 2016,
meningkat 28% dibandingkan tahun 2007 yang hanya 52%. Tingginya tingkat kepercayaan publik
merepresentasikan dukungan masyarakat terhadap kebijakan serta program-program pemerintah. Presiden
Joko Widodo memberikan kepeduliannya kepada masyarakat dengan menampilkan branding politik sebagai
pemimpin yang dekat dengan rakyat. Kebijakan- kebijakan pro-rakyat yang dirangkum dalam nawacita
menumbuhkan harapan rakyat untuk kehidupan yang lebih baik. Kepercayaan publik yang dibangun oleh
pemerintah mengesankan bahwa pemerintah memiliki kapasitas yang mumpuni dalam mengelola
pemerintahan. Selain figuritas presiden, keberadaan menteri-menteri yang berkompeten serta program-
program pemerintah yang pro-rakyat mampu menaikkan kepercayaan rakayat secara signifikan. Namun,
kenyatannya kepercayaan tersebut tidak bertahan lama. Pasalnya ditahun yang sama hasil survey yang
dilakukan oleh Edelman Indonesia menunjukkan bahwa kepercayaan publik kepada pemerintah sebesar 58%
turun 7% yang sebelumnya yaitu sebesar 65%. Ketidakpuasan muncul akibat dari serangkain program dinilai
tidak sesuai dengan apa yang telah di janjikan. Masyarakat diposisikan sebagai pihak yang menjadi sasaran
program, kesan tersebut membuat masyarakat tidak merasa memiliki dan tidak memahami substansi
program tersebut dan canderung menjadi pihak penilai yang meresponse dengan standar kepuasan.
Ketidakpuasan inilah yang menjadi akar permasalahan dalam menciptakan ketidakpercayaan publik terhadap
pemerintah. Salah satu strategi pemulihan kepercayaan publik adalah dengan prinsip tata kelola
pemerintahan partisipatif (participatory governance). Pemerintahan partisipatif lebih mengedepankan
partisipasi dan transparansi dalam meningkatkan kepercayaan publik. Keterlibatan masyarakat dalam
pemerintahan memiliki arti penting dalam membangun kepercayaan publik. Partisipasi dan kepercayaan
memiliki hubungan timbal balik, partisipasi dapat meningkatkan kepercayaan dan kepercayaan dapat
meningkatkan partisipasi. Partisipasi masyarakat merupakan suatu keniscayaan dalam proses demokrasi.
Partisipasi dapat tercipta dari kepercayaan publik, dan partisipasi juga berperan sebagai pilar kepercayaan
publik.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

4. Pendekatan paradigmatik sebagai alat analisis untuk memahami gejala dan peristiwa pemerintahan telah
mengalami perubahan dan penyempurnaan terus menerus. Analisislah urgensi metode pendekatan
paradigmatik untuk menganalisis gejala dan peristiwa pemerintahan dewasa ini!
Jawaban:
pendekatan paradigmatik mempelajari gejala pemerintahan di satu negara atau daerah, perhatian paradigma
yang digunakannya sehingga akan diperoleh analisis yang akurat, yang pada gilirannya akan diperoleh
pengetahuan yang benar. Dalam hal ini kebenaran yang diperoleh bukan hanya menurut pendapat pengkaji
saja, melainkan kebenaran menurut kaidah-kaidah ilmiah maupun kebenaran menurutr kalangan luas. Di
dalam pendekatan paradikma, yang dikaji meliputi: a) hasil-hasil nilai warganegara, b) kualitas dan nilai, c)
produksi, d) mendorong ketaatan pada norma, e) Mengidentifikasi misi, pelayanan, pelanggan, dan nilai guna
f) Memindahkan nilai g) Membangun akuntabilitas h) Memperkuat hubungan kinerja i) Memahami dan
menerapkan norma j) Mengidentifikasi dan memecahkan masalah k) Terus menerus meningkatkan proses l)
Memisahkan pelayanan dari pengendalian m) Membangun dukungan berdasarkan norma n) Memperluas
pilihan konsumen o) Mendorong tindakan kolektif p) Memberikan insentif q) Mengukur dan menganalisis
hasil r) Memperkaya umpan balik.

Anda mungkin juga menyukai