Anda di halaman 1dari 6

KARYA TULIS

TENTANG:

“PERAN BELA DIRI TAPAK SUCI DALAM PENDIDIKAN KARAKTER


SANTRI THAWALIB TANJUNG LIMAU”

OLEH:
INDRA HANAFI

TINGKAT KADER TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH PIMDA


140 TANAH DATAR

DIAJUKAN GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UJIAN KADER


DASAR TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH WILAYAH 14
SUMATRA BARAT

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta
alam, atas segala karunia Nya kami dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

Kami berusaha menyajikan karya ilmiah ini secara sederhana, praktis, dan
sistematis agar mudah dipelajari dan dihayati oleh para mahasiswa khususnya
yang berminat membaca makalah ini. Saya mohon maaf atas segala kekhilafan
dan kekurangan makalah ini, dan senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun agar makalah ini lebih bermanfaat dan lebih berkualitas
dimasa yang akan mendatang.

Batusangkar, 14 Desember 2021

Pemakalah
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Masalah .................................................................................... 2

BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 7
B. Saran ..................................................................................................... 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Indonesia pada hakekatnya tidak hanya menghasilkan sumber
daya manusia yang cerdas secara keilmuan, tetapi juga harus memiliki
ketrampilan dan bermoral. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan pada Pasal 17 Ayat (3)
menyebutkan bahwa “Pendidikan dasar, termasuk Sekolah Menengah Pertama
(SMP) bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang (a) beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa; (b) berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; (c) berilmu,
cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; (d) sehat, mandiri, dan percaya diri; (e)
toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggungjawab”. Berdasarkan hal
tersebut, jelas bahwa tujuan pendidikan di setiap jenjang termasuk SMP sangat
berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik.
Pendidikan karakter tidak saja merupakan tuntutan undang-undang dan
peraturan pemerintah, tetapi juga oleh agama. Setiap Agama mengajarkan
karakter atau akhlak pada pemeluknya. Dalam Islam, akhlak merupakan salah
satu dari tiga kerangka dasar ajarannya yang memiliki kedudukan yang sangat
penting, di samping dua kerangka dasar lainnya, yaitu aqidah dan syariah. Nabi
Muhammad Saw dalam salah satu sabdanya mengisyaratkan bahwa
kehadirannya di muka bumi ini membawa misi pokok untuk menyempurnakan
akhlak manusia yang mulia. Akhlak karimah merupakan sistem perilaku yang
diwajibkan dalam agama Islam melalui nash al-Quran dan Hadis.
Berdasarkan publikasi Kemendikbud (2010:5) tentang hasil penelitian di
Harvard University Amerika Serikat menunjukkan bahwa “Kesuksesan
seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan
teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang
lain (soft skill)”. Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan ditentukan hanya
sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Soft skill
merupakan bagian keterampilan dari seseorang yang lebih bersifat pada
kehalusan atau sensitivitas perasaan seseorang terhadap lingkungan di
sekitarnya. Mengingat soft skill lebih mengarah kepada keterampilan
psikologis maka dampak yang diakibatkan lebih tidak kasat mata namun tetap
bisa dirasakan. Akibat yang bisa dirasakan adalah perilaku sopan, disiplin,
keteguhan hati, kemampuan kerja sama, membantu orang lain dan lainnya. Soft
skill sangat berkaitan dengan karakter seseorang.
Menurut Goleman (1995) mengungkapkan “Pentingnya kemampuan
menguasai emosi sebagai penentu keberhasilan akademik anak, melebihi
kemampuan intelektual. Selanjutnya Goleman memaparkan bahwa 80%
kesuksesan seseorang ditentukan oleh kecerdasan emosinya sementara hanya
20% ditentukan oleh intelligence quotient nya”.
Pendidikan karakter bukan hanya sekedar mengajarkan mana yang benar
dan mana yang salah. Lebih dari itu, pendidikan karakter adalah usaha
menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik sehingga peserta didik mampu
bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi
kepribadiannya. Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus
melibatkan pengetahuan yang baik, perasaan yang baik dan perilaku yang baik
sehingga terbentuk perwujudan kesatuan perilaku dan sikap hidup peserta
didik.
Pendidikan karakter tidak melulu merupakan tugas dari sekolah, tetapi
menjadi tugas semua pihak baik itu keluarga, tokoh masyarakat dan pihak
lainnya. Perguruan Seni Beladiri Tapak Suci Putera Muhammadiyah sebagai
pencak silat bernafaskan Islam memiliki peran penting dalam pendidikan
karakter santri . Dalam pembelajaran kurikulum Tapak Suci baik tersurat
maupun tersirat ada aktifitas jasmani yang mendorong dan menuntut santri
untuk bersikap sportif, jujur, bekerja sama, saling menghormati, sabar, kerja
keras, percaya diri, mandiri, disiplin, dan patuh pada aturan-aturan yang telah
ditetapkan. Sebagai beladiri Islam Tapak Suci memiliki peran strategis dalam
pembentukan karakter generasi muda Islam. Terlebih perguruan silat ini
tumbuh dan berkembang banyak dilingkungan pendidikan, mulai sekolah,
pondok pesantren hingga kampus-kampus. Baik melalui kegiatan
ekstrakuriluler (diluar jam pelajaran) maupun masuk dalam program muatan
lokal (ekskul wajib dalam jam pelajaran).
Namun, penumbuhan karakter mulia santri dalam proses pendidikannya
mengalami berbagai tantangan dan rintangan. Perilaku penyimpangan dan
kekerasan dari hari ke hari semakin meningkat di sekitar anak. Baik dpalam
bentuk fisik maupun non fisik dalam berbagai bentuk, bisa langsung dalam
pergaulan sehari-hari dan bisa tidak langsung melalui media massa. Ironisnya,
remaja Indonesia tidak saja menjadi korban penyimpangan sosial tetapi pada
lain kesempatan itu menjadi pelaku kekerasan. Begitu banyak pemberitaan
media massa dalam beberapa kasus sadis melibatkan pelaku remaja.
Realitas remaja masa kini membuat miris banyak pihak lebih utamanya
orangtua mereka. Bagaimana tidak, tindak anarkis dan tidak bermoral remaja
menjadi ciri-ciri runtuhnya sebuah peradaban bangsa. Thomas Lickona (Ratna
Megawangi, 2004), para pendidikan dari Corland University Amerika
menyebutkan ciri-ciri kebangkrutan sebuah bangsa. Tanda-tanda tersebut
antara lain (1) meningkatnya kekerasan di kalangan remaja; (2) penggunaan
bahasa dan kata-kata yang buruk; (3) pengaruh peer group yang kuat dalam
tindak kekerasan; (4) meningkatnya perilaku merusak diri, seperti narkoba,
minuman keras, seks bebas; (5) semakin kaburnya pedoman moral baik dan
buruk; (6) menurunnya etos kerja; (7) semakin rendahnya rasa hormat kepada
orangtua dan guru; (8) rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga
negara; (9) membudayanya ketidakjujuran; dan (10) adanya rasa saling curiga
dan kebencian antar sesama. Tanda-tanda kemirisan remaja tersebut sudah
sangat terasa bisa dijumpai dikalangan remaja-remaja di Indonesia. Apa
jadinya bangsa ini jika patalogi sosial remaja tersebut dibiarkan tanpa ada
solusi penyelamatan. Tapak Suci sebagai beladiri yang lahir dan tumbuh di
Indonesia memiliki kepentingan besar dalam membantu mengatasi
problematika dekadensi moral remaja Indonesia. Santri Tapak Suci
berkarakter masa depan Islam dan bangsa Indonesia berkembang dengan baik.
Berdasarkan ulasan tersebut maka peneliti mencoba menguraikan karya ilmiah
dengan judul “ Peran Bela Diri Tapak Suci Dalam Pendidikan Karakter Santri
Thawalib Tanjung Limau”
B. Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang yang telah dijabarkan maka dapat durumuskan
masalah yaitu “Bagaimana Peran Bela Diri Tapak Suci Dalam Pendidikan
Karakter Santri Thawalib Tanjung Limau”
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui
Bagaimana Peran Bela Diri Tapak Suci Dalam Pendidikan Karakter Santri
Thawalib Tanjung Limau”.
D. Manfaat Penulisan
Adapun penelitian ini memberikan manfaat kepada beberapa pihak sebagai
berikut ini.
1. Bagi Santri, dari suatu hasil yang diperoleh dari sebuah penelitian sangat
diharapkan supaya bisa menekuni dan mengembangkan seni bela diri tapak
suci
2. Bagi seorang guru, agar dapat memotivasi santri, dalam mengikuti seni bela
diri tapak suci
3. Sekolah, hasil yang diperoleh dari suatu penelitian untuk membangun
karakter santri melalui tapk suci

Anda mungkin juga menyukai