1. Akad Wadiah
Akad wadiah adalah akad penitipan barang atau uang antara pihak yang
mempunyai barang atau uang (nasabah) dan pihak yang diberi kepercayaan (bank).
Akad ini bertujuan untuk menjaga keselamatan, keamanan, serta keutuhan barang
atau uang yang dititipkan tersebut.
Pada Bank Syariah, tabungan dengan akad Wadiah adalah tabungan yang tujuan
utamanya adalah menyimpan dana. Pada transaksi perbankan yang menggunakan
akad Wadiah, maka dana yang simpanan bisa diambil kapan pun atau berdasarkan
kesepakatan kedua belah pihak.
Akad Wadiah tidak mensyaratkan adanya imbalan (bagi hasil) kecuali dalam bentuk
hadiah atau pemberian (‘athaya) yang bersifat sukarela dari bank.
2. Akad Mudharabah
Jenis akad syariah selanjutnya adalah akad mudharabah. Akad satu memiliki
fungsi kerja sama usaha antara pihak pertama (malik, shahibul mal, atau bank
syariah) sebagai yang menyediakan seluruh modal dan pihak kedua (‘amil, mudharib,
atau nasabah) sebagai pengelola dana dengan kesepakatan yang dituangkan di
dalam akad.
Pada Bank Syariah, tabungan dengan akad Mudharabah adalah tabungan yang
memiliki tujuan investasi. Di akhir bulan, nasabah akan memperoleh tambahan dana
sebagai bagi hasilnya.
3. Akad Musyarakah
Pada akad musyarakah, transaksi didasarkan atas kerja sama usaha di mana
masing-masing pihak menyetorkan dana sesuai dengan porsinya masing-masing.
Kemudian, keuntungan dan risiko juga akan ditanggung bersama sesuai
kesepakatan.
4. Akad Murabahah
Selain itu, ada juga akad murabahah yang merupakan akad transaksi di mana
penjual menyatakan harga beli produk kepada pembeli dan pembeli membeli produk
tersebut dengan harga yang lebih tinggi.
Melalui akad ini, keuntungan disepakati oleh kedua belah pihak sehingga pembeli
mengetahui harga beli produk dan margin yang didapatkan oleh penjual.
5. Akad Salam
Pada akad ini, pembeli melakukan pemesanan dan pembayaran dahulu di awal.
Setelah pembayaran dilakukan, penjual memproses produk sesuai pesanan pembeli
dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Salah satu contoh aplikasi akad ini adalah pada pembelian yang bersifat pre-order.
6. Akad Istisna’
Akad pada transaksi syariah berikutnya adalah Istisna’. Pada akad ini, pembeli
melakukan pemesanan terlebih dahulu kepada penjual.
7. Akad Ijarah
Akad Ijarah merupakan akad yang digunakan pada sistem sewa. Dalam akad
ini, penyewa melakukan pembayaran kepada pemilik produk untuk mendapatkan
hak guna dan manfaat dari barang yang disewa tanpa memindahkan hak milik.
Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik merupakan akad transaksi syariah di mana
penyewa melakukan pembayaran kepada pemilik produk untuk mendapatkan hak
guna.
Kemudian, penyewa akan memperoleh manfaat dari barang yang disewa dan
mendapatkan opsi pemindahan hak milik terhadap barang tersebut di akhir
transaksi.
9. Akad Qardh
Terakhir ada akad Qardh yang merupakan jenis akad pada transaksi pinjaman di
mana nasabah melakukan peminjaman dana tanpa imbalan tetapi wajib
mengembalikannya pada waktu yang telah disepakati. Akad qardh termasuk dalam
kategori akad saling bantu (Tatawwu’i) sehingga bukan termasuk transaksi
komersial.