Anda di halaman 1dari 74

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia adalah salah satu negara berkembang di dunia dengan

membangun di segala bidang, salah satunya bidang kesehatan. Dalam

pembangunan kesehatan lahir produk-produk yang mendukung upaya

peningkatan kesehatan yaitu diantaranya tempat-tempat pelayanan

kesehatan berupa rumah sakit, puskesmas dan klinik-klinik milik

pemerintah maupun swasta. Dalam perjalanannya terjadi interaksi antara

pengelola dan petugas pemberi pelayanan dengan klien atupun pasien.

Oleh karena itu perlu adanya peraturan perundang-undangan maupun

peraturan pemerintah yang mengaturnya. Salah satu bentuk dari peraturan

itu adalah UU RI No. 23/Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 53, ayat 2

yang berbunyi “Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya

berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak-hak

pasien”.

Dalam prakteknya mungkin masih banyak yang belum atau tidak

sesuai dengan undang-undang yang telah disebutkan di atas. Hal ini

dibuktikan seringnya kita mendengar dan melihat di media cetak maupun

elektronik adanya tuntutan dari masyarakat ke pihak pengelola pelayanan

kesehatan. Dari sini timbul pertanyaan apakah hal ini timbul karena

adanya peningkatan kesadaran dan pengetahuan tentang kesehatan dari

1
masyarakat atau dikarenakan pemberi pelayanan tidak memberikan hak-

hak pasien yang merupakan pengguna dari pelayanan itu.

Rumah Sakit Margono Soekarjo Purwokerto adalah salah satu

pusat pelayanan kesehatan di daerah Jawa Tengah bagian barat selatan

yang memberikan berbagai macam pelayanan terhadap pasien/klien, yang

mempunyai visi “Menjadi rumah sakit pusat rujukan pelayanan kesehatan

yang prima dan rumah sakit pendidikan yang berkualitas”.

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yaitu memberikan

pelayanan kesehatan, Rumah Sakit Margono Soekarjo menyelenggarakan

pelayanan rawat inap dengan kapasitas 446 tempat tidur yang terdiri dari

VVIP 2 TT, VIP A 16 TT, VIP B 22 TT, kelas I 78 TT, kelas II 104 TT

dan kelas III 224 TT. Sebagai rumah sakit yang mempunyai kapasitas

tempat tidur yang besar, hal ini menuntut rumah sakit memberikan

pelayanan yang prima sesuai dengan visinya, yaitu salah satunya dengan

memenuhi hak-hak pasien yang dalam survei pendahuluan banyak yang

belum terpenuhi sebagai contoh sering ditemukan pasien dan atau

keluarganya meminta untuk memilih dokter yang mengobati sesuai dengan

yang mereka inginkan, mereka juga tidak tahu tentang penyakit atau

masalah yang sedang dideritanya dan masih banyak lagi yang mungkin

belum terungkap. Kondisi inilah yang membuat peneliti tertarik untuk

meneliti seberapa jauh Rumah Sakit Margono Soekarjo, khususnya rawat

inap, telah memenuhi apa yang telah menjadi hak pasien.

2
B. PERUMUSAN MASALAH

Perumusan masalah yang timbul adalah : Apakah ada perbedaan

tingkat pemenuhan hak pasien pada berbagai kelas rawat inap di Instalasi

Rawat Inap Rumah Sakit Margono Soekarjo Purwokerto?

C TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan umum

Mengetahui perbedaan tingkat pemenuhan hak pasien pada berbagai

kelas rawat inap di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Margono

Soekarjo Purwokerto.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat hunian kelas rawat inap di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Margono Soekarjo Purwokerto.

b. Mengetahui tingkat pemenuhan hak-hak pasien di Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Margono Soekarjo Purwokerto.

c. Mengetahui hubungan usia, jenis kelamin, pekerjaan dan

pendidikan.terhadap tingkat pemenuhan hak pasien rawat inap di

Rumah Sakit Margono Soekarjo Purwokerto.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi rumah sakit :

a. Dapat dijadikan masukkan untuk peningkatan mutu pelayanan

rumah sakit.

3
b. Dapat memberikan masukkan kepada penentu kebijakan di

Rumah Sakit Margono Soekarjo Purwakerto tentang hal-hal

yang diperlukan untuk meningkatkan pelayanan kepada

klien/pasien.

2. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya

di bidang penelitian.

3. Bagi dunia keperawatan, untuk mengingatkan dan menambah wawasan

tentang hak-hak pasien sehingga mampu meningkatkan pelayanan.

F. KEASLIAN PENELITIAN

Penelitian tentang “Hubungan antara pemilihan kelas rawat inap

dengan pemenuhan hak pasien di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Margono Soekarjo Purwokerto”, selama ini belum pernah dilakukan.

Adapun penelitian tentang pemberian pelayanan rumah sakit dengan

berbagai pengaruhnya diantaranya kepuasan pasien telah banyak

dilakukan. Antara lain adalah :

1. Suhartati, Sutono dan Nuryandari (2005), “Hubungan Mutu Pelayanan

Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap RSUD

Kota Yogyakarta”. Dalam penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif analitik dengan pendekatan cross sctional, dengan

pengambilan sampel purposive sampling. Dalam penelitian ini

dihasilkan : (1) mutu pelayanan keperawatan relatif bermutu dengan

kriteria sangat bermutu 36%, bermutu baik 26%, kurang bermutu 35%

dan tidak bermutu 3%. (2) Kepuasan responden dengan kriteria sangat

puas 20%, kriteria puas 48%, kurang puas 30% dan tidak puas 2%. (3)

4
Ada hubungan sangat kuat dan bermakna antar mutu pelayanan

keperawatan dengan kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap RSUD

Kota Yogyakarta dengan r hitung adalah 0,846. (4) Ada hubungan

sangat kuat dan dimensi mutu pelayanan keperawatan, dimensi

kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empati dengan kepuasan

pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Yogyakarta. (5) Ada

hubungan lemah dan bermakna antara mutu pelayanan keperawatan

dimensi bukti nyata dengan kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap

RSUD Kota Yogyakarta.

2. Susanto, (2002), “Pengaruh Kepuasan Pasien dan Keluarga akan Mutu

Pelayanan Keperawatanterhadap Minat untukMenggunakan Kembali

Jasa Pelayanan Keperawatan di Instalasi Rawat Inap RSUD Cilacap”.

Penelitian ini menggunakan metode dengan pendekatan cross sectional

untuk meneliti tingkat kepuasan pasien akan pelayanan keperawatan

dan minat untuk menggunakan kembali jasa pelayanan. Dari penelitian

ini didapatkan hasil menunjukan tingkat kepuasan yang sangat tinggi

yaitu pada pelayanan fisik, sangat puas 40%, puas 48%, tidak puas

12%, pelayanan sosial dihasilkan sangat puas 70%, puas 24%, tidak

puas 6%, pada pelayanan psikologi spiritual sangat puas 72%, puas 28

%, pada pelayanan penyuluhan/edukasi yang sangat puas 72%, puas

18%, tidak puas10%, sedangakan dari minat dapat dilihat sangat

berminat 4%, tingkat hubungan antara kepuasan pasien dengan minat

sangat lemah.

Penelitian di atas bisa dilihat keduanya menitik beratkan pada mutu

pelayanan kesehatan dan mutu pelayanan keperawatan, tidak spesifik

5
menitik beratkan pada pemenuhan hak-hak pasien. Namun demikian

terjadi keterkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan karena

pemenuhan hak pasien merupakan bagian dari pelayanan rumah sakit.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Hak –hak Pasien

Hak menurut Fagin dikutip oleh Ismani, (2001), merupakan

tuntutan terhadap sesuatu, dimana seseorang mempunyai hak

terhadapnya, seperti kekuasaan dan hak-hak istimewa yang berupa

tuntutan yang berdasarkan keadilan, moralitas atau legalitas. Hak-hak

pasien yang sekarang ini sering dibicarakan menurut Purnomo dikutip

oleh Robert, (1995) tumbuh dari mata rantai pasal 25 The United

Nations Universal Declaration of Human Rights 1948 : pasal I The

United Nations International Convention Civil and Political Rights

196 yaitu hak untuk memperoleh pemeliharaan kesehatan (The Right to

Self Determination) kemudian dari Deklarasi Helsinki, oleh The 18th

World Medical Assembly, Finland 1964 muncul hak untuk

memperoleh informasi (The Right to Information).

Direktorat Pelayanan Keperawatan Dirjen.Yan.Medik Dep.

Kes. RI 2001 memberikan ketentuan tentang hak-hak pasien yaitu :

a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang

berlaku di rumah sakit.

b. Pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.

c. Memperoleh pelayanan keperawatan dan asuhan yang bermutu

sesuai dengan standar profesi keperawatan tanpa diskriminasi.

7
d. Memilih dokter dan kelas keperawatan sesuai dengan

keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah

sakit.

e. Meminta konsulatsi ke dokter lain yang terdaftar di rumah sakit

tersebut (second opinion), terhadap penyakit yang dideritanya

sepengetahuan dokter yang menangani.

f. Privacy dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-

data medisnya.

g. Mendapatkan informasi yang meliputi : penyakit yang

dideritanya, tindakan medik yang akan dilakukannya,

kemungkinan penyulit sebagai akibat dari tindakan tersebut dan

tindakan untuk mengatasinya, alternatif terapi lainnya beserta

resikonya, prognosa penyakitnya dan prakiraan biaya

pengobatan/rincian biaya atas penyakit yang dideritanya.

h. Menyetujui/memberikan tindakan atas tindakan yang akan

dilakukan oleh perawat sehubungan dengan penyakit yang

dideritanya.

i. Menolak tindakan yang akan dilakukan terhadap dirinya dan

mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab

sendiri sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang

penyakitnya.

j. Hak didampingi keluraganya dalam keadaan kritis.

k. Hak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang

dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.

8
l. Hak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama perawatan di

rumah sakit.

m. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit

terhadap dirinya.

n. Hak untuk menerima atau menolak bimbingan moril dan spirituil.

o. Hak didampingi perawat/keluarga pada saat diperiksa dokter.

Pernyataan hak-hak pasien cenderung meliputi hak-hak warga

negara, hak-hak hukum dan hak-hak moral.

Munurut Notoatmodjo (2003), hak orang sakit yang pertama

dan yang utama adalah bebas dari segala tanggung jawab sosial yang

normal. Artinya, orang yang sedang sakit mempunyai hak untuk tidak

melakukan pekerjaan sehari-hari yang biasa dia lakukan. Hak yang

kedua dari orang sakit adalah untuk menuntut (mengklaim) bantuan

atau perawatan kepada orang lain. Ia berhak dibantu dan dirawat agar

cepat memperoleh kesembuhan. Hak konsumen kesehatan,

berdasarkan UU No.8/1999 tentang kesehatan perlindungan konsumen,

yaitu :

a. kenyamanan, keamanan dan keselamatan

b. memilih

c. informasi yang benar, jelas dan jujur

d. didengar pendapat dan keluhannya

e. mendapatkan advokasi, pendidikan dan perlindungan konsumen

f. dilayani secara benar, jujur, tidak diskriminatif

g. memperoleh kompensasi, ganti rugi dan atau penggantian

9
Pernyataan hak-hak pasien (Patient’s bill of Right) dikeluarkan

oleh The American Hospital Association pada tahun 1973 dikutip oleh

Ismani, (2001) dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang

pentingnya pemahaman hak-hak pasienyang akan dirawat dirumah

sakit. Pernyataan tentang hak-hak tersebut adalah:

a. Pasien mempunyai hak untuk mempertimbangkan dan menghargai

asuhan kesehatan atau keperawatan yang akan diterimanya.

b. Pasien berhak untuk menerima informasi lengkap dari dokter yang

memeriksanya berkaitan dengan diagnosa, pengobatan dan

prognosa, dalam arti pasien layak untuk mengerti masalah yang

dihadapinya.

c. Pasien berhak untuk menerima informasi penting dan memberikan

suatu persetujuan tentang dimulainya suatu prosedur pengobatan,

serta resiko penting yang kemungkinan akan dialaminya, kecuali

dalam situasi darurat.

d. Pasien berhak untuk menolak pengobatan sejauh diizinkan oleh

hukum dan diinformasikan tentang konsekuensi tindakan yang

akan diterimanya.

e. Pasien berhak mengetahui setiap pertimbangan dan privasinya

yang menyangkut program asuhan medis, konsultasi dan

pengobatan yang dilakukan dengan cermat dan dirahasiakan.

f. Pasien berhak atas kerahasiaan semua bentuk komunikasi dan

catatan tentang asuhan kesehatan yang diberikan kepadanya.

g. Pasien berhak untuk mengerti bila diperlukan rujukan ketempat

lain yang lebih lengkap dan memperoleh informasi yang lengkap

10
tentang alasan rujukan tersebut; dan rumah sakit yang ditunjuk

dapat menerimanya.

h. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang hubungan

rumah sakit dan instansi lain, seperti instansi pendidikan dan

instansi terkait lainnya sehubungan dengan asuhan yang

diterimanya. Contoh : hubungan individu yang merawatnya, nama

yang merawat dan sebagainya.

i. Pasien berhak untuk memberi pendapat atau menolak bila

diikutsertakan sebagai suatu eksperimen yang berhubungan dengan

asuhan atau pengobatannya.

j. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang pemberian

delegasi dari dokternya kepada orang lain, bila dibutuhkan dalam

rangka asuhannya.

k. Pasien berhak untuk mengetahui dan menerima penjelasan tentang

biaya yang diperlukan untuk asuhan kesehatannya.

l. Pasien berhak untuk mengetahui peraturan atau ketentuan rumah

sakit yang harus dipatuhinya sebagai pasien selama dirawat.

Selain yang sudah tertuang hak-hak pasien di atas, menurut

Yahya (2005), pasien di rumah sakit mempunyai hak-hak tertentu.

Hak-hak itu adalah :

a. Hak untuk mendapatkan pelayanan yang manusiawi.

b. Hak untuk memperoleh asuhan perawatan yang bermutu baik.

c. Hak untuk memilih dakter yang merawat.

d. Hak untuk meminta dokter yang merawat agar mengadakan

berkonsultasi dengan dokter lain.

11
e. Hak atas “privacy” dan kerahasiaan yang berkenaan dengan

penyakit yang dideritanya.

f. Hak untuk memperoleh informasi yang jelas tentang : penyakit

yang diderita ; tindakan medis yang akan dilakukan dan

kemungkinan timbulnya penyulit sebagai akibat tindakan tersebut;

alernatif pengobatan lain; prognosis atau perjalanan penyakit; serta

perkiraan biaya pengobatan.

g. Hak untuk tidak diinformasikan tentang penyakitnya kepada orang

atau pihak lain.

h. Hak untuk menolak tindakan yang akan dilakukan terhadap

dirinya.

i. Hak untuk mengajukan keluhan-keluahan dan memperoleh

tanggapan segera.

j. Hak untuk didampingi keluarga pada saat kondisi kritis.

k. Hak mengakhiri pengobatan dan rawat inap atas tanggung jawab

sendiri.

l. Hak untuk menjalankan ritual agama dan kepercayaannya di rumah

sakit, selama tidak mengganggu pengobatan dan pasien yang lain.

Menurut Djojobroto (1997), provider (pemberi layanan jasa

kesehatan) harus menghormati hak-hak pasien yaitu:

a. Pasien berhak menerima perawatan yang diberikan kepadanya

dengan sopan dan penuh perhatian.

b. Pasien berhak menerima keterangan lengkap dan jelas dari

dokternya mengenai diagnosa medis, perawatan dan prognosisnya

melalui istilah yang mudah ditangkap dan dimengerti oleh pasien.

12
Bila kesehatan pasien tidak memungkinkan dia untuk memperoleh

keterangan secara langsung, keterangan itu harus disampaikan

kepada orang yang dapat mewakili pasien. Pasien berhak

mengetahui nama dokter yang memimpin perawatannya.

c. Pasien berhak mendapatkan keterangan yang jelas sebelum ia

dimintai menyetujui suatu prosedur atau perawatan lain, kecuali

dalam kegawatan, pasien harus menerima keterangan yang terinci

mengenai risiko yang dihadapi dan berapa lama ia harus dirawat

sebelum pulih kembali. Pasien juga berhak mendapat keterangan

mengenai perawatan atau tindakan tersebut.

d. Pasien berhak menolak perawatan atau tindakan sesuai dengan

hukum yang berlaku dan harus diberitahu mengenai akibat medis

dari penolakan ini.

e. Keterangan medis mengenai pasien bersifat sangat pribadi.

Diskusi, konsultasi, pemeriksaan dan perawatan harus dilaksanakan

dengan merahasiakan keterangan mengenai pasien ini sehingga

orang lain yang tidak berkepentingan tidak akan mengetahuinya.

Pasien harus memberi izin sebelum orang yang tidak berhubungan

langsung dengan perawatannya boleh memperoleh keterangan

mengenai perawatan dan keadaan dirinya.

f. Pasien berhak menerima jaminan bahwa semua dokumen yang

berhubungan dengan perawatannya akan dianggap sangat pribadi

dan tidak dapat diberikan kepada orang yang tidak berkepentingan.

g. Pasien berhak atas pelayanan yang sebaik-baiknya dan

permintaannya yang dapat dipenuhi harus dipenuhi. Bila

13
diperlukan, pasien dapat dipindahkan ke lembaga medis atau

rumah sakit yang lain, tetapi sebelum ini dilaksanakan pasien harus

memahami alasan atau pertimbangan atas keputusan ini. Pasien

juga harus diizinkan masuk rumah sakit atau lembaga medis lain.

h. Pasien berhak menerima keterangan mengenai hubungan rumah

sakit tempat dia berada denga lembaga medis lain yang terlibat

dalam perawatannya. Pasien juga berhak mengetahui hubungan

profesional diantara dokter dan orang lain yang memberikan

perawatan.

i. Pasien berhak diberi tahu bahwa rumah sakit tempat dia berada

mengadakan penelitian-penelitian yang melibatkan pasien. Pasien

berhak menolak ikut dalam program penelitian ini.

j. Pasien berhak memperoleh jaminan bahwa perawatan yang ia

terima tidak akan terputus, tetapi akan berlangsung dengan lancar.

Pasien berhak mendapat keterangan mengenai jadwal dokter dan

kapan dokter dapat ditemui. Pasien berhak mendapat keterangan

mengenai tindak lanjut perawatan setelah dia pulang dari rumah

sakit.

k. Pasien berhak melihat perincian biaya perawatan rumah sakit,

meskipun bukan dia sendiri yang akan mengatur pembayarannya.

l. Pasien berhak mendapat keterangan mengenai segala peraturan

rumah sakit yang berlaku dan berhubungan dengan pasien.

Mengetahui hak-hak pasien adalah penting, hal ini bertujuan

untuk meningkatkan mutu asuhan kesehatan dan membuat sistem

14
asuhan kesehatan yang responsive terhadap kebutuhan klien. Menurut

Robert (1995) beberapa hak pasien yang penting adalah:

a. Hak memberikan persetujuan (consent)

Consent mengandung arti suatu tindakan atau aksi beralasan yang

diberikan tanpa paksaan oleh seorang yang memiliki pengetahuan

cukup tentang keputusan yang ia berikan, dimana orang tersebut

secara hukum mampu memberikan consent. Consent diterapkan

pada prinsip bahwa setiap manusia dewasa mempunyai hak untuk

menentukan apa yang harus dilakukan terhadapnya. Di Indonesia

masalah informed consent sudah diatur dsalam Peraturan Menteri

Kesehatan no.585 tahun 1989, adalah hak pasien untuk

memberikan izin/persetujuan kepada dokternya untuk boleh

dilakukan medik tertentu terhadapnya. Hal ini melekat pada diri

pasien sebagai manusia untuk menentukan apa yang dikehendaki

terhadap dirinya sendiri. (Guwandi, 2004). Kriteria consent yang

sah menurut Ellis dikutip oleh Robert, (1995) yaitu: a) tertulis, b)

ditanda tangani oleh pasien atau orang yang bertanggng jawab

terhadapnya, c) hanya ada salah satu prosedur yang teat dilakukan,

d) memenuhi bebrapa elemen penting: penjelasan kondisi, prosedur

dan konsekuensinya, penanganan atau prosedur alternatif, manfaat

yang diharapkan, tawaran diberikan oleh pasien dewasa yang

secara fisik dan mental mampu membuat keputusan.

b. Hak untuk memilih mati

Keputusan tentang kematian dibuat berdasarkan standar medis

yang dibuat oleh dokter, salah satu kriteria adalah mati otak atau

15
brain death. Hak untuk memilih mati sering bertolak belakang

dengan hak untuk mempertahankan hidup.

Permasalahan muncul ketika pasien dalam keadaan kritis dan tak

mampu membuat keputusan sendiri tentang hidup dan matinya,

misal dalam keadaan koma. Dalam keadaan ini pasien hanya

mampu mempertahankan hidup jika dibantu dengan peralatan

mekanik.

c. Hak perlindungan bagi orang yang tidak berdaya.

Yang dimaksud orang dengan golongan tidak berdaya di sini adalah

orang dengan gangguan mental dan anak-anak di bawah umur serta

remaja di mana secara hukum mereka tidak dapat membuat

keputusan tentang nasibnya sendiri, serta golongan usia lanjut yang

telah mengalami perubahan pola berpikir maupun kelemahan fisik.

Prinsip dalam konteks di sini, hak-hak mereka tidak dilanggar dan

segala keputusan dibuat pada mereka merupakan keputusan yang

terbaik. Untuk membuat keputusan dibutuhkan wali baik keluarga,

orang tua atau wali ahli.

d.. Hak pasien dalam penelitian

Penelitan sering dilakukan dengan melibatkan pasien. Setiap

penelitian yang melibatkan pasien harus memperhatikan hak

pasien. Sebelum pasien terlibat, kepada mereka harus diberi

informasi secara jelas tentang sesuatu yang akan dilakukan

terhadap mereka dan kebebasan pasien untuk menolak atau

menerima berpartisipasi.

16
Menurut Sudra (2006), hak pasien terhadap berkas rekam

medis mereka berkaitan dengan informasi kesehatan yang terkandung

di dalamnya :

a. Hak privacy, pasien mempunyai hak untuk menjaga kerahasiaan

informasi kesehatan mereka. Informasi yang terkandung dalam

berkas rekam medis harus dijaga kerahasiaan dan keamanannya.

Penggunaan rekam medis berbasis komputer / elektronik

selayaknya harus lebih terjaga kerahasiaan dan keamanannya

dibandingkan rekam medis berbasis kertas.

b. Hak untuk mengakses / melihat informasi kesehatan pribadi,

meskipun perdebatan tentang kepemilikan rekam medis masih

diperdebatkan namun secara umum mulai disepakati bahwa pihak

provider (rumah sakit, klinik, dll) berhak atas kepemilikan rekam

medis secara fisik. Fisik atau media rekam medis ini dapat berupa

lembaran kertas atau media penyimpanan di komputer. Isi /

kandungan informasi dari rekam medis dimiliki secara bersama

oleh pihak provider pasien. Beberapa provider mungkin belum siap

untuk mengijinkan pasiennya melihat / mengakses berkas rekam

medisnya atau melayani permintaan fotokopi untuk itu. Namun

secara umum, pihak provider akan melayani kebutuhan hak pasien

ini. Jadi, pasien berhak melihat, mengakses atau meminta fotokopi/

salinan dari berkas medis mereka. Tentunya hal ini akan berkaitan

dengan konsekuensinya dengan biaya penggantian fotokopi dan

pengelolaanya. Hak untuk memasukkan / menambahkan catatan

dalam rekam medis. Pelaksanaan hak ini tentu melalui prosedur

17
dan alur yang telah ditentukan oleh pihak provider, misalnya

melalui unit atau komite yang bersangkutan. Pasien mempunyai

hak untuk menambahkan catatan atau penjelasan ke dalam berkas

rekam medis mereka.

c. Hak untuk tidak mencantumkan indentitas (anonim). Hak ini

berlaku apabila pasien tersebut membayar biaya sendiri pelayanan

kesehatanya (tidak melalui penjaminan atau asuransi). Dalam hal

ini pasien berhak untuk menutup / menjaga informasi dirinya

selama pelayanan kesehatan (termasuk juga rencana kesehatannya).

Beberapa informasi hanya boleh dibuka untuk dokter atau pihak

tertentu saja dengan pernyataan tertulis dan spesifik dan pasien

yang bersangkutan.

d. Hak untuk mendapat riwayat kehidupan medis yang baru.

Beberapa pasien akan merasa terperangkap dalam diagnosis medis

tertentu atau catatan tetentu dalam rekam medis mereka misalnya

pasien kesehatan mental. Pasien memiliki hak untuk memulai

kehidupan medis yang baru dengan mulai membuat rekam medis

yang baru.

2. Klasifikasi Rumah Sakit

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

134/Men.Kes/SK/ IV/78 tahun 1978 tentang Susunan Organisasi dan

Tata Kerja Rumah Sakit Umum pasal 4 menjelaskan bahwa Rumah

Sakit Umum dibagi menjadi tiga kelas yaitu :

18
a. Kelas A yang melaksanakan pelayanan kesehatan yang spesialistis

dan sub spesialistis luas.

b. Kelas B yang melaksanakan pelayanan keshatan spesialistis luas.

c. Kelas C yang melaksanakan pelayanan kesehatan sedikitnya empat

cabang spesialistis yaitu penyakit dalam, kebidanan dan

kandungan, penyakit bedah dan kesehatan anak.

Sesuai dengan klasifikasi di atas, untuk mengarahkan dan

mengendalikan perkembangan rumah sakit diperlukan klasifikasi dan

subklasifikasi rumah sakit berdasarkan jenis pelayanan medik,

penunjang medik dan perawatan yang dikemukakan oleh Departemen

Kesehatan RI, sebagai berikut :

a. Pelayanan medik umum.

b. Pelayanan medik spesialistik dan subspesialistik :

1). Pelayanan medik spesialistik 4 dasar :

a). Penyakit dalam

b). Penyakit bedah

c). Kebidanan dan kandungan

d). Kesehatan anak

2). Pelayanan 6 medik spesialistik :

a). Mata

b). THT

c). Kulit dan kelamin

d). Syaraf

e). Kesehatan jiwa

f). Gigi da mulut

19
3). Pelayanan medik lainnya

a). Jantung

b). Paru-paru

c). Bedah syaraf

d). Ortopaedi

4). Pelayanan medik sub-spesialistik

Dari setiap cabang spesialistik, 4 dasar dan 6 spesialistik

tesebut dapat berkembang satu atau lebih sub-spesialistik.

c. Pelayanan penunjang medik

1). Radiologi

2). Patologi, meliputi :

a). Patologi klinik

b). Patologi anatomi

c). Patologi forensik

3). Anestesi

4). Gizi

5). Farmasi

6). Rehabilitasi medik

d. Pelayanan Perawatan

1). Pelayanan perawatan umum dasar

2). Pelayanan perawatan spesialistik

3). Pelayanan perawatan sub-spesialistik

Sedangkan menurut Dirjen Yan. Medik Depkes RI (1993),

pengelompokan rumah sakit menjadi dua yaitu berdasarkan jenis dan

pengelolanya.

20
Berdasarkan jenisnya yaitu :

a. Rumah Sakit Umum

b. Rumah Sakit Jiwa

c. Rumah Sakit Khusus yang meliputi :

1). Rumah Sakit Kusta

2). Rumah Sakit Tuberkulosis

3). Rumah Sakit Mata

4). Rumah Sakit Ortopaedi dan Protease

5). Rumah Sakit Bersalin

6) Rumah Sakit Khusus Spesialis lainnya.

Sedangkan menurut pengelolanya, rumah sakit dibedakan

menjadi sebagai berikut :

a. Rumah Sakit Rumah Sakit Vertikal (Depkes RI)

b. Rumah Sakit Propinsi

c. Rumah Sakit Kabupaten/Kota

d. Rumah Sakit Tentara

e. Rumah Sakit Departemen lainnya.

f. Rumah Sakit Swasta.

3. Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Margono Soekarjo Purwoketo adalah rumah sakit

umum kelas B milik Pemda Propinsi Jawa Tengah yang

menyelenggarakan pelayanan rawat inap dengan kapasitas 446 tempat

tidur yang terbagi menjadi beberapa kelas rawatan. Untuk kelas VVIP

memiliki 2 tempat tidur dengan fasilitas kamar mandi dalam AC,

21
lemari es, tempat tidur penunggu serta ruang tamu dengan sofa besar.

Untuk kelas VIP tedapat 38 tempat tidur dengan fasilitas yang tidak

jauh beda dengan VVIP, perbedaannya hanya ruangan lebih sempit dan

ruang tamu dengan kursi kayu. Untuk kelas I tedapat 78 tempat tidur

dengan fasilitas kamar mandi dalam, fan, diisi dua pasien untuk tiap

kamarnya, kelas II terdiri dari 104 tempat tidur dengan tiap kamarnya

terdiri dari empat tempat tidur, kamar mandi di luar serta kelas III

terdiri 224 tempat tidur dengan fasilitas tiap kamar terdiri dari enam

tempat tidur dengan kamar mandi di luar.

B. KERANGKA TEORI

Pasien masuk Kelas Rawat Inap: Hak dan


IRNA -VVIP kewajiban
-VIP
-Kelas I
-Kelas II
-Kelas III

terpenuhi Tak terpenuhi

C. KERANGKA KONSEP

Variabel bebas : Varibel terikat :


Pemilihan kelas Pemenuhan hak-
rawat inap hak pasien

:
- Sosial - Tingkat
ekonomi pendidikan
- Jumlah pasien - Jumlah pasien
- Jumlah tenaga
- Kebijakan
rumah sakit
22
: variabel yang diteliti

: varibel pengganggu

: mempengaruhi

: keterkaitan

D. HIPOTESIS

Hipotesis dari penelitian ini adalah adanya perbedaan tingkat pemenuhan

hak-hak pasien pada berbagai kelas rawat inap.

23
BAB III

METODE PENELITIAN

A. RANCANGAN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan

menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional.

B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Penelitian ini telah dilakukan pada akhir bulan Januari 2007 sampai

dengan pertengahan bulan Februari 2007 di Instalasi Rawat Inap Rumah

Sakit Margono Soekarjo Purwokerto.

C. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas :

obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono,2001). Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh pasien di Instalasi Rawat Inap RSUD Margono Soekarjo.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan

diteliti. (Arikunto,2002).

a. Cara pengambilan sampel

Dalam penelitian ini untuk pengambilam sampel dengan

menggunakan simple random sampling maksudnya adalah cara

24
pengambilan sampel dari semua populasi dilakukan secara acak

tanpa memperhatikan strata yang ada.

b. Besar sampel

Ukuran sampel yang digunakan adalah berdasarkan atas

ketepatan/tingkat kepercayaan sebesar 0,05 % dari jumlah tempat

tidur yang berada di Instalasi Rawat Inap yaitu 446 tempat tidur.

Untuk populasi kecil atau lebih kecil 10.000 dapat menggunakan

formula yang lebih sederhana (Notoatmojo, 2002) yaitu :

n = N

1+N(d2)

Keterangan :

N = besar populasi

n = besar sampel

d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan.

n = 446

1+446(0,052)

= 446 = 201,7 dibulatkan menjadi 202.

1+1,115

Jadi jumlah sampel yang dibutuhkan paling sedikit 202 pasien

sebagai sumber data yang memenuhi kriteria inklusi.

D. KRITERIA INSKLUSI DAN EKSLUSI

1. Kriteria Inklusi

a. Pasien/keluarga pasien yang dirawat di Instalasi Rawat Inap RS

Margono Soekarjo, minimal 5 x 24 jam.

25
b. Bersedia menjadi responden.

2. Kriteria Eksklusi

a. Pasien di luar Instalasi Rawat Inap RS Margono Soekarjo

b. Tidak bersedia menjadi responden

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Variabel penelitian

Variabel penelitian ini ada 2 yaitu :

a. Variabel bebas

Yaitu pemilihan kelas rawat inap.

b. Variabel terikat

Yaitu pemenuhan hak-hak pasien.

2. Definisi operasional

a. Kelas rawat inap

Kelas rawat inap yaitu tingkatan pada ruang rawatan yang

diberikan kepada pasien yang dirawat dengan fasilitas yang

berbeda masing-masing kelasnya.

Di RS Margono Soekarjo terdapat 5 kelas perawatan yaitu :

1). VVIP

2). VIP, terdiri dari VIP A dan VIP B

3). Kelas I

4). Kelas II

5). Kelas III, terdiri dari III A dan III B

26
b. Hak pasien

Hak pasien adalah hak dari sesorang yang sedang dirawat di rumah

sakit untuk mendapat pelayanan yang sesuai dengan standar.

3. Alat pengumpulan data

Alat ukur/instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian

ini adalah berupa pertanyaan dan pernyataan yang berupa kuisioner.

Data diperoleh dari jawaban responden terhadap pertanyaan. Kuisioner

berupa pertanyaan dan pernyataan mengenai bagaimana pelayanan

rumah sakit terhadap pasien selama pasien dirawat dilihat dari

pemberian hak-hak pasien. Kusioner yang digunakan untuk

mengetahui pemenuhan hak-hak pasien diadopsi dari sumber

Direktorat Yan. Kep., Dirjen Yan. Med. Depkes RI 2001 sebanyak 13

pertanyaan, UU No. 8/1999 tentang Hak Konsumen Kesehatan

sebanyak 4 pertanyaan, The American Hospital Association pada tahun

1973 sebanyak 1 pertanyaan, Yahya sebanyak 2 pertanyaan dan

Djojobroto sebanyak 1 pertanyaan, sehingga jumlah pertanyaan

sebanyak 21 pertanyaan. Untuk mengetahui tingkatan pemenuhan hak

pasien, peneliti menggunakan penilaian menurut Sugiyono (2001).

Pembuatan kuisioner menggunakan skala Guttman dengan

menggunakan pilihan ganda dan untuk penilaian pada skala Guttman

jawaban Ya diberi nilai 1 dan untuk jawaban Tidak diberi nilai 0

(Sugiyono,2002).

27
F. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

1. Uji Validitas

Alat yang akan digunakan dalam penelititan ini akan

diujicobakan pada 10 orang pasien di Instalasi Rawat Inap RSUD Prof.

Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Pengujian validitas instrumen ini

dilakukan dengan cara analisis butir soal dimana skor-skor yang ada

pada setiap butir soal dikorelasikan dengan skor total. Uji korelasi ini

menggunakan korelasi product momen menurut Notoatmodjo (2005)

dengan rumus :

r =

Keterangan :

r = nilai korelasi product momen

X = pertanyaan nomor ke-n

Y = skor total

XY = skor pertanyaan ke-n dikalikan skor total

N = jumlah sampel

Untuk menetukan validitas dengan nilai r, keputusan diambil dengan

dasar :

a. Jika r hasil positif serta r hasil > r tabel, maka valid

b. Jika r hasil negatif serta r hasil < r tabel, maka tidak valid

28
Hasil dari uji validitas didapatkan bahwa dari 21 pertanyaan yang

diberikan semuanya valid untuk dijadikan pertanyaan untuk kuisioner

penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui realiabilitas instrumen ini peneliti

menggunakan rumus Alpha (Arikunto, 1998) sebagai berikut :

rII =

Keterangan :

RII = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

Σδ2 = jumlah varians butir

δ2 = varians total

Untuk menetukan reliabilitas dengan nilai r alpha, keputusan diambil

dengan dasar :

b. Jika r alpha positif dan r alpha > r alpha trabel, maka reliabel.

c. Jika r alpha negatif dan r alpha< r tabel, maka tidak reliabel

Hasil dari uji reliabiltas didapatkan bahwa N of case 10, N of items 21

dengan Alpha 0,98 sehingga r alpha > r tabel maka hasilnya adalah

reliabel.

G. PENGOLAHAN DATA

Sesudah pengumpulan data, dilakukan pengolahan data melalui

beberapa tahap :

1. Persiapan

29
Keseluruhan data yang diperoleh terkumpul dilakukan mengenai

kelengkapan indentitas responden, jumlah kuisioner serta jawaban

yang ada.

2. Tabulasi data

Data yang telah diperoleh dilakukan tabulasi dengan pemberian

coding.

3. Analisa data

a). Univariat

Hasil disajikan dalam bentuk tabel dengan pembagian

sesuai dengan variabel yang diteliti.

b). Bivariat

1). Chi-Square

Untuk mengetahui hubungan usia, jenis kelamin,

pekerjaan dan pendidikan terhadap pemenuhan hak pasien

diperlukan perhitungan dengan menggunakan analisa Chi-

Square

Rumus :

X2 = Chi-Square

fo = frekunsi yang diobservasi/diperoleh baik melalui

pengamatan maupun hasil angket.

fh = frekuensi yang diharapkan

2). Anova

30
Untuk menguji hipotesis, digunakan Uji-F (Fisher Test)

atau sering disebut dengan Anova/Anava. Menurut Riduan

(2004) tujuan dari Anova yaitu untuk membandingkan lebih

dari dua rata-rata yang berguna untuk menguji kemampuan

generalisasi, maksudnya dari signifikaasi hasi penelitian. Jika

terbukti berbeda berarti kedua sampel tersebut dapat

digeneralisasikan artinya data sampel dianggap dapat mewakili

populasi.

Untuk menghitung nilai Anova atau F (Fhitung) dengan rumus :

F hitung =

Varian dalam group dapat disebut juga Varian kesalahan

(Varian Galat). Lebih lanjut dirumuskan :

JKA =

JKD =

Dimana :

= sebagai faktor koreksi

N = jumlah keseluruhan sampel (jumlah kasus dalam


penelitian)

A = Jumlah keseluruhan group sampel.

BAB IV

31
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pasien di Instalasi

Rawat Inap Rumah Sakit Margono Soekarjo minimal 5 x 24 jam dan

bersedia menjadi responden yang berjumlah 202 dengan karakteristik

sebagai berikut :

Tabel 4.1
Karaktersitik Responden Berdasarkan Usia

Jumlah Persentase
Usia
(Orang) (%)
< 25 Tahun 10 5,0
25 - 50 Tahun 151 74,8
> 50 Tahun 41 20,3
Total 202 100

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

penelitian berusia antara 25 sampai dengan 50 tahun yaitu sebanyak

151 orang atau 74,8 %. Responden yang berusia lebih dari 50 tahun

sebanyak 41 orang atau 20,3 % dan responden yang berusia kurang

dari 25 tahun sebanyak 10 orang atau 5,0 %

Tabel 4.2
Karaktersitik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah Persentase
Jenis Kelamin
(Orang) (%)
Laki- laki 104 51,5
Perempuan 96 48,5
Total 202 100

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

penelitian berjenis kelamin laki – laki yaitu sebanyak 104 orang atau

32
51,5 %. dan responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 98

orang atau 48,5 %.

Tabel 4.3
Karaktersitik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Jumlah Persentase
Pekerjaan
(Orang) (%)
Petani
51 25,2
PNS/POLRI/
26 12,9
TNI
56 27,7
Swasta
69 34,2
Lain - lain
Total 202 100

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pekerjaan sebagian besar

responden adalah selain yang disebutkan di kuesioner yaitu pelajar,

pensiunan, pedagang yaitu sebanyak 69 orang atau 34,2 %. Responden

yang bekerja sebagai petani sebanyak 51 orang atau 25,2 %,

PNS/POLRI/TNI sebanyak 26 orang atau 12,9 % dan swasta sebanyak

56 orang atau 27,2 %.

Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Jumlah Persentase
Pendidikan
(Orang) (%)
SD 65 32,2
SMP 52 25,7
SMA 65 32,2
D 1/2/3 11 5,4
S 1/2/3 9 4,5
Total 202 100

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pendidikan terakhir sebagian

besar responden adalah SD dan SMA yaitu sebanyak 65 orang atau

32,2 %. SMP sebanyak 52 orang atau 25,7 %, Diploma sebanyak 11

orang atau 5,4 % dan sarjana sebanyak 9 orang atau 4,5 %

33
2. Tingkat Pemenuhan Hak

Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh gambaran

mengenai kelas dan pemenuhan hak pasien sebagai berikut :

Tabel 4.5
Tabulasi Silang Kelas Rawat Inap dan Pemenuhan Hak pasien

Pemenuhan Hak Pasien


Kelas Rawat
Kurang Cukup Baik Total
Inap
F % F % F % F %
Kelas I 18 8,9 10 5,0 3 1,5 31 15,3
Kelas II 53 26,2 7 3,5 2 1,0 62 30,7
KelasIII/ Gts 63 31,2 17 8,4 8 4,0 88 43,6
VIP 4 2,0 3 1,5 14 6,9 21 10,4
Total 138 68,3 37 18,3 27 13,4 202 100

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa terdapat 31 orang responden

kelas 1 dengan proporsi 18 orang dengan pemenuhan hak dalam

kategori kurang, 10 orang dalam kategori cukup dan 3 orang dalam

kategori baik. Terdapat 62 orang responden dari kelas II dengan

proporsi 53 orang dengan pemenuhan hak dalam kategori kurang, 7

orang cukup dan 2 orang dengan pemenuhan hak dalam kategori baik.

Terdapat 88 orang dari kelas III / Gratis dengan proporsi 63 orang

dengan pemenuhan hak dalam kategori kurang, 17 orang dalam

kategori cukup dan 8 orang dalam kategori baik. Terdapat 21 orang

dari VIP dengan proporsi 4 orang dengan pemenuhan hak dalam

kategori kurang, 4 orang dalam kategori cukup dan 14 orang dalam

kategori baik

a. Hasil analisa Chi-Square

Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pemenuhan hak pasien

dengan usia, jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan digunakan uji

Chi-Square.

34
Tabel 4.7
Hubungan antara tingkat pemenuhan hak dengan usia

Pemenuhan Hak Pasien p


Kurang Cukup Baik
Count % Count % Count %
of total of total of total
6 1 3
<25 tahun
3,6% 0,5% 1,5% 0,568
25-50 104 29 18
tahun 51,5% 14,4% 8,9%
Usia
28 7 6
>50 tahun
13,9% 3,5% 3,0%
Total 138 37 27 202
68,3% 18,3% 13,4% 100%

Dari hasil perhitungan Chi-Square antara usia dengan

pemenuhan hak pasien diperoleh nilai X2 hitung = 2,941, dengan

nilai koefisien kontingensi 0,120. Nilai X2 hitung dibandingkan

dengan X2 tabel pada taraf kepercayaan 95 % didapatkan nilai X 2 tabel

= 9,49. Sehingga X2 hitung < X2 tabel yang berarti tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara usia pasien dengan pemenuhan

hak pasien.

Tabel 4.8
Hubungan antara tingkat pemenuhan hak dengan jenis kelamin

Pemenuhan Hak Pasien


Kurang Cukup Baik
p
Count % Count % Count %
of total of total of total
79 13 12
Laki-laki
Jenis 39,1% 6,4% 5,9%
0,042
Kelamin 59 24 15
Perempuan
29,2% 11,9% 7,4%
Total 138 37 27 202
68,3% 18,3% 13,4% 100%

35
Dari hasil perhitungan Chi-Square antara jenis kelamin

dengan pemenuhan hak pasien diperoleh nilai X2 hitung = 6,330,

dengan nilai koefisien kontingensi 0,174. Nilai X2 hitung

dibandingkan dengan X2 tabel pada taraf kepercayaan 95 %

didapatkan nilai X2 tabel = 5,99. Sehingga X2 hitung > X2 tabel yang

berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara jenis kelamin

pasien dengan pemenuhan hak pasien, nilai koefisien kontigensi

sebesar 0,174 artinya kekuatan pengaruh adalah sebesar 17,4 %.

Tabel 4.9
Hubungan antara tingkat pemenuhan hak dengan jenis pekerjaan

Pemenuhan Hak Pasien


Kurang Cukup Baik
p
Count % Count % Count %
of total of total of total

37 10 4
Petani
18,3% 5,0% 2,0%
13 4 9
PNS/TNI/POLRI
6,4% 2,0% 4,5%
Pekerjaan 0,044
37 12 7
Swasta
18,3% 5,9% 3,5%
51 11 7
Lain-lain
25,2% 5,4% 3,5%
138 37 27 202
Total
68,3% 18,3% 13,4 100%

Dari hasil perhitungan Chi-Square antara jenis pekerjaan

dengan pemenuhan hak pasien diperoleh nilai X2 hitung = 12,959,

dengan nilai koefisien kontingensi 0,246. Nilai X2 hitung

dibandingkan dengan X2 tabel pada taraf kepercayaan 95 %

didapatkan nilai X2 tabel = 12,59. Sehingga X2 hitung > X2 tabel yang

berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara pekerjaan pasien

36
dengan pemenuhan hak pasien, nilai koefisien kontigensi sebesar

0,246 artinya kekuatan pengaruh adalah sebesar 24,6 %.

Tabel 4.10
Hubungan antara tingkat pemenuhan hak dengan tingkat
pendidikan

Pemenuhan Hak Pasien

Kurang Cukup Baik


p
Count % Count % Count %
of total of total of total

47 12 6
SD
23,3% 5,9% 3,0%
38 11 3
SMP
18,8%% 5,4% 1,5%
47 10 8
Pendidikan SMA 23,3 5,0% 4,0% 0,000
4 3 4
D1/2/3 2,0% 1,5% 2,0%
2 1 6
S1/2/3
1,0% 0,5% 3,0%
138 37 27 202
Total 68,3% 18,3% 13,4% 100%

Dari hasil perhitungan Chi-Square tingkat pendidikan

dengan pemenuhan hak pasien diperoleh nilai X2 hitung = 32,803,

dengan nilai koefisien kontingensi 0,374. Nilai X2 hitung

dibandingkan dengan X2 tabel pada taraf kepercayaan 95 %

didapatkan nilai X2 tabel = 15,51. Sehingga X2 hitung > X2 tabel yang

berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan pasien

dengan pemenuhan hak pasien, nilai koefisien kontigensi sebesar

0,374 artinya kekuatan pengaruh adalh sebesar 37,4 %.

b. Hasil Uji F (Anova)

37
Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pemenuhan hak

antara kelas yang ada digunakan uji ANOVA, dengan kriteria

pengujian apabila nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel maka dinyatakan

terdapat perbedaan antara pemenuhan hak pada masing – masing

kelas, demikian pula sebaliknya. Ada tidaknya perbedaan dapat

pula dilihat pada dilai p (assimp. Sign) apabila nilai p < α (0,05)

maka Ha diterima, dan apabila p > α (0,05) maka H0 diterima.

Tabel 4.6
Hasil Uji One way Anova

Kelas Rawat Standar


N Mean Fhitung P
Inap Deviasi
Kelas I 31 1,51 0,68
Kelas II 62 1,18 0,46
23,550 0,000
Kelas III/Gts 88 1,37 0,65
VIP 21 2,47 0,81
Total 202 1,45 0,72

Berdasarkan pengujian pada lampiran 4 diperoleh nilai

Fhitung sebesar 23,55 sedangkan nilai Ftabel sebesar 3,8 dengan nilai p

= 0,000 lebih kecil dari α (0,05) yang berarti secara nyata terdapat

perbedaan pemenuhan hak pada masing – masing kelas pada

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Margono Soekarjo Purwokerto.

38
Tabel 4.7
Post Hoc Tests

Kelas Rawat Inap N Mean p


Kelas I 31 1,51 0.085
Kelas II 62 1,18 0.085
Kelas III/Gts 88 1,37 0.341
VIP 21 2,47 0.000

Dari hasil yang didapat pada Bonferreni test bisa kita dapatkan

adalah significansy VIP adalah 0,000 ini berart bahwa kelas yang

memperoleh pemenuhan hak-hak pasien adalah kelas VIP.

B. PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berusia antara 25 sampai 50 tahun yaitu sebanyak 151 orang atau 74,8 %,

jenis kelamin sebagian besar responden adalah laki –laki yaitu sebanyak

104 orang atau 51,5 %, pekerjaan sebagian besar responden adalah pada

bidang lain – lain (pelajar, pedagang dan lain – lain) sebanyak 69 orang

atau 34,2 %. Pendidikan terakhir sebagian besar responden adalah SD dan

SMA masing masing sebanyak 65 orang atau 32,2 % sedangkan kelas

rawat inap sebagian besar responden adalah kelas III /gratis sebanyak 88

orang atau 43,6 % dengan tingkat pemenuhan hak sebagian besar

responden berada pada kategori kurang yaitu sebanyak 138 orang atau

68,3 %.

Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pemenuhan hak pasien

pada berbagai kelas rawat inap pada Rumah Sakit Margono Soekarjo

Purwokerto digunakan uji One – way anova dan diperoleh hasil nilai Fhitung

17,826 dengan nilai p = 0,000. Nilai Fhitung ini lebih besar dari Ftabel 3,8

39
yang berarti secara nyata terdapat perbedaan pemenuhan hak pasien pada

berbagai kelas rawat inap yang ada. Hal ini diperkuat dengan nilai p =

0,000 lebih kecil dari  = 0,05.

Adanya perbedaan pemenuhan hak-hak pasienpada masing-

masing kelas rawat inap di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Margono

Soekarjo Purwokerto sesuai dengan kenyataan yang ada dipengaruhi juga

oleh faktor-faktor berikut :

1. Faktor rasio jumlah pasien dengan jumlah tenaga

yang ada

Hal ini terjadi karena perimbangan jumlah pasien dan jumlah tenaga

yag ada menimbulkan pemenuhan hak tidak tercapai. Bila pasien

mempunyai keluhan tidak selalu bisa langsung ditanggapi disebabkan

karena kesibukan petugas karena banyak pasien yang harus

ditanganinya.

2. Faktor biaya

Pada kelas yang lebih tinggi, pasien dan keluarga akan menuntut

pelayanan yang lebih dan fasilitas yang lebih baik karena merasa

mengeluarkan biaya yang lebih tinggi, hal ini mendorong petugas

kesehatan lebih memperhatikan.

3. Faktor kebijakan rumah sakit

Kebijakan rumah sakit mungkin ada yang tidak mendukung untuk

memberikan hak-hak pasien yang sama pada semua kelas rawat inap.

Sebagai contoh adalah dalam memili dkter yang merawat, pada

pasien yang yang dirawat di VVIP dan VIP pasien bisa memilih

dokter yagn merawat dirinya, tetapi pada kelas yang lebih rendah

40
yaitu Kelas I, I I dan III/ gratis pasien tidak bisa memili dokter yang

merawatnya, mereka dirawat oleh dokter yang sesuai jadwal

mingguan.

4. Faktor sumber daya

Hal ini berhubungan dengan tingkat pengetahuan dari dokter, perawat

maupun petugas kesehatan yang lain tentang hak-hak pasien yang

harus dihormati. Tidak semua petugas kesehatan mempunyai

pengetahuan ini sehingga perlu disosialisakan tentang masalah ini.

5. Faktor dari pasien dan keluarga

Faktor ini juga dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dari pasien dan

keluarganya. Banyak pasien dan keluarganya tidak mengetahui apa

yang menjadi hak mereka selama mereka dirawat.

Namun faktor-faktor di atas masih perlu untuk dilakukan penelitian

lebih lanjut untuk membuktikan kebenarannya.

Selain itu juga dapat kita lihat dari hasil perhitungan dengan

menggunakan Chi-Square untuk melihat apakah ada hubungan antara

faktor usia, jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan dengan pemenuhan

hak-hak pasien.

Dengan melihat hasil uji Chi-Square didapatkan hasil bahwa

faktor usia tidak mempunyai pengaruh terhadap pemenuhan hak pasien

dibuktikan dengan hasil X2 tabel = 9,49, sehingga X2 hitung < X tabel pada traraf

kepercayaan 95 % yang berarti tidak terhadap pengaruh yang signifikan

antara usia dengan tingkat pemenuhan hak.

Namun pada sisi lain terdapat pengaruh yang signifikan antara

jenis kelamin pasien dengan pemenuhan hak pasien dengan didapatkan X2

41
tabel = 59,9 dengan X2 hitung > X2 tabel pada taraf kepercayaan 95 % berarti ada

hubungan antara jenis kelamin dengan pemenuhan hak pasien

Juga pada hubungan antara tingkat pemenuhan hak pasien dengan

pekerjaan terdapat pengaruh yang signifikan X2 tabel = 12,59 dengan X2 hitung

> X2 tabel pada taraf kepercayaan 95% berarti ada hubungan antara

pekerjaan dengan pemenuhan hak pasien.

Tingkat pendidikan dalam hubungannya dengan tingkat

pemenuhan hak pasien juga mempunyai pengaruh yang signifikan dengan

didapatkan X2 tabel = 15,52 dengan X2 hitung > X2 tabel pada taraf kepercayaan

95 % berarti ada hubungan antara pekerjaan dengan pemenuhan hak

pasien.

Dari hasil di atas telah membuktikan adanya hubungan antara

jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan, tetapi tidak mempunyai

hubungan dengan faktor usia.

42
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa :

1. Tingkat pemenuhan hak pasien di Rumah Sakit Margono Soekarjo

Purwokerto rata-rata dalam kategori kurang.

2. Terdapat perbedaan tingkat pemenuhan hak pasien pada Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Margono Soekarjo Purwokerto.

3. Terdapat hubungan antara tingkat pemenuhan hak pasien dengan jenis

kelamin, jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan, namun tidak terdapat

hubungan dengan usia.

B. Saran

Penelitian ini bisa dijadikan bahan masukkan bagi manajemen

rumah sakit untuk meningkatkan pemenuhan hak-hak pasien yang selama

ini belum bisa terpenuhi.

Bagi pembaca yang budiman, mohon kiranya kritikannya terhadap

penelitian ini dan bisa menemukan faktor-faktor lain yang ikut berperan

dalam pemenuhan hak-hak pasien.

43
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Proses,


Jakarta : Rineka Cipta

Azwar, B. (2004). Kapan Dokter Disebut Malpraktek?. Terdapat pada :


http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0804/21/0801.htm

Biro Umum Sekretariat Jenderal Depkes RI. (1980). Struktur


Organisasi Departemen Kesehatan RI, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta

Dirjen Yan. Med. Depkes RI. (1993). Informasi Rumah Sakit, Edisi :
3, Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Djojodibroto, R. D. (1997). Kiat Mengelola Rumah Sakit, Editor.


Sudiarto Komala. Alexander Hakim, Jakarta : Hipokrates

Guwandi, J.S. H. (2004). Informed Consent, Jakarta : Balai Penerbit


FKUI Jakarta

Hidayat, T. (2006). Perlu Diungkap Hak dan Kewajiban Pasien.


Terdapat pada : http://www.duniaesai.com/hukum/hukum9.htm

Ismani, N. Hj. (2001). Etika Keperawatan, Jakarta : Widya Merdeka

Nasution, Az. (2002). Hukum Perlindungan Konsumen, Suatu


Pengantar, Jakarta : Diadit Media

Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta :


Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta :


Rineka Cipta

Nugroho, H. (2005). Hubungan Dokter dan Pasien Bersifat


Kontraktual. Terdapat pada :
http://www.suaramerdeka.com/harian/0504/ban05.htm

Presiden Republik Indonesia. (1996). PP 32/1996; Tenaga Kesehatan.


Terdapat pada : http://ftp.ui.edu/bebas/v01/RI/pp/1996/pp-1996-32.txt

Priharjo, Robert. (1995). Praktek Keperawatan Profesional Konsep


Dasar Hukum; Editor : Yasmin Asih, Jakarta : EGC

Sudra, R. (2006). Hak Pasien terhadap Rekam Medis. Terdapap pada :


http://www.rino’s-center.com.id

44
Riduan. (2004), Statistik untuk Lembaga dan Instansi
Pemerintah/Swasta, Alfabeta, Jakarta.

Roshana, S. (2001). Hak dan Kewajiban Pasien RS. Terdapat pada :


http://www.pdpersi.com.id/pdpersi/news/layanan-rs.php3?id=1

Sub Bagian Penyusunan Program dan Laporan, (2006), Laporan


Kinerja Bulanan RSMS Purwokerto, Januari 2006-Oktober 2006, Purwokerto.
Tidak dipublikasikan.

Takarina, E. K. (2004). Layanan Kesehatan adalah Hak Pasien.


Terdapat pada : http://www.freelists.org/archives/ppi//03-2004/msg00394.html

Wiyono, D. (1999). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan,


Surabaya : Airlangga Universty Press

Yahya, A. A. (2005). Pelayanan Rumah Sakit; Belum Mengerti


Penyakit? Hak Pasien di Rumah Sakit. Terdapat pada :
http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2005/0225/kes.html

45
Lampiran 1

KUISIONER PENELITIAN

Kepada pasien dan atau keluarga pasien yang terhormat,

Saya Didik Pungki Dwi Nugroho mahasiswa Program Sarjana

Keperawatan Universtas Jenderal Soedirman Purwokerto sedang melakukan

penelitian dengan judul “ Hubungan pemilihan kelas rawat inap dengan

pemenuhan hak pasien di Instalasi Rawat Inap RS Margono Soekarjo

Purwokerto”.

Dengan ini saya mohon kiranya Bapak/Ibu/Saudara/i berkenan menjadi

responden pada penelitian inidengan menjawab semua pertanyaan yang saya

ajukan dengan benar sesuai kenyataan yang ada.

Semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua, terima kasih atas

partisipasinya.

Hormat saya,

Peneliti,

Didik Pungki Dwi Nugroho

NIM : N1B 005 039

46
KUISIONER

HUBUNGAN PEMILIHAN KELAS RAWAT INAP DENGAN

PEMENUHAN HAK PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RS

MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

I. Indentitas Responden

Nomor responden

Usia

Jenis kelamin L P

Pekerjaan

Petani PNS /TNI/POLRI Swasta

Lain-lain

Pendidikan

SD SMP SMA/Sederajat

DIPLOMA 1/2/3 S1/S2/S3

Ruang rawat

Kelas rawat inap

VVIP VIP A/B KELAS I

KELAS II KELAS III/Gratis

47
II. Pertanyaan

Berilah tanda silang (X) pada huruf a atau b sesuai dengan jawaban yang
Bapak/Ibu/Saudara/i pilih!
1. Apakah ketika pertama anda dirawat diberitahu tentang tata tertib dan atau
peraturan yang ada di rumah sakit ?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah anda mendapat pelayanan yang adil, jujur dan tanpa dibeda-
bedakan ?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah anda diperbolehkan memilih dokter yang merawat anda/kelurga
anda?
a. Ya
b. Tidak
4. Pernahkah anda meminta dokter yang merawat anda untuk konsultasi ke
dokter lain dan permintaan anda dikabulkan?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah kerahasiaan penyakit dan data-data medis dijaga oleh
perawat/dokter
yang merawat anda?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah anda diberikan informasi tentang penyakit yang anda derita dan
tindakan yang akan dilakukan oleh perawat/dokter?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah anda dimintai persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan
terhadap anda?
a. Ya
b. Tidak

48
8. Pernahkan anda menolak tindakan yang akan dilakukan oleh
perawat/dokter dan diijinkan untuk menolaknya?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah anda/ keluarga anda diperbolehkan untuk didampingi disaat
keadaan kritis?
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah anda diperbolehkan menjalankan ibadah sesuai kepercayaan anda
selama anda dirawat di rumah sakit?
a. Ya
b. Tidak
11. Apakah anda merasa keamanan dan keselamatan anda terjaga selama di
rawat?
a. Ya
b. Tidak
12. Apakah anda pernah dan diperbolehkan mengajukan usul, saran dan
perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap diri anda?
a. Ya
b. Tidak
13. Apakah anda diperbolehkan untuk didampingi keluarga pada saat anda
diperiksa oleh dokter?
a. Ya
b. Tidak
14. Apakah anda diperbolehkan untuk memilih kelas rawat inap sesuai
keinginan dan kemampuan anda serta alternatif tindakan sesuai keinginan
anda?
a. Ya
b. Tidak

49
15. Apakah keluhan dan pendapat anda selalu didengar dan ditanggapi oleh
perawat dan dokter yang merawat anda/
a. Ya
b. Tidak
16. Pernahkan anda mendapatkan perlindungan konsumen dan pendidikan
tentang kesehatan selama anda dirawat?
a. Ya
b. Tidak
17. Apakah anda mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan atau penggantian
apabila anda dirugikan secara materi maupun non materi?
a. Ya
b. Tidak
18. Apakah anda diberi penjelasan apabila anda memerlukan rujukan ke
rumah sakit lain dan diberi tahu rumah sakit mana yang bisa menangani
anda?
a. Ya
b. Tidak
19.Apakah anda bisa mengetahui jumlah perkiraan biaya perawatan dan
pengobatan setiap harinya?
a. Ya
b. Tidak
20. Apakah anda diijinkan untuk mengakhiri perawatan dan pengobatan atas
tanggung jawab sendiri?
a. Ya
b. Tidak
21. Rumah sakit sering melakukan penelitian-penelitian yang melibatkan
pasien dan kelurganya, apakah anda diberi kebebasan untuk ikut atau
menolak dala program penelitian ini?
a. Ya
b. Tidak

50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74

Anda mungkin juga menyukai