Anda di halaman 1dari 3

Penegakan diagnosis :

1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang

1. Anamnesis : Sacred 7 & Fundamental 4 sudah dapat mengarahkan ke diagnosis kulit, karena
membedakan satu penyakit dengan penyakit yang lain
a. RPS → Keluhan Utama (usahakan pasien dapat menceritakan semua keluhan penyakitnya)
 Onset
 Lokasi
 Kronologi
 Kualitas
 Kuantitas
 Faktor yang memperberat / memperingan
 Gejala penyerta
b. Riwayat Penyakit Dahulu
 Apakah merupakan penyakit pertama kali atau penyakit berulang, riwayat pengobatan,
apakah lesi sebelumnya sama dengan lesi saat ini ataukah lebih parah
 Penyakit sistemik (DM)
 Penyakit Alergi (tidak hanya menanyakan seputar kulit saja, tetapi dapat juga tanyakan
alergi di tempat lain seprti pada mata, sesak, rinitis, mudah diare jika makan tertentu
 Riwayat pengobatan penyakit lain, contoh penyakit jantung, obat antijamur seperti
ketokonazol tidak boleh diberikan bersamaan dengan obat jantung karena dapat
menyebabkan aritmia
 Obat-obat kemoterapi tidak boleh digunakan bersamaan dengan obat ketokonazol,
sebabkan aritmia
c. Riwayat Penyakit Keluarga
 Tentukan penyakit ini apakah penyakit menular ataukah penyakit genetiik
d. Riwayat Sosial Ekonomi
 Pekerjaan (penyakit kulit akibat kerja) anamnesis lebih lengkap lagi, apakah
paparannya sesuai dengan lesi, apkah orang yang bekerja dalam lingkup yang sama
menderita penyakit yang sama atau tidak (memastikan bahan kontaknya bersifat iritan),
tetapi jika hanya mengenai orang-orang tertentu (bahannya bersifat alergi), apakah jika
pasien cuti kerja, lesinya menghilang atau membaik (bahan bersifat iritan), tapi jika
keluhan kulit tidak membaik meskipun sudah cuti kerja (bahan alergi).
 Pekerja tambang, mukanya jadi jerawatan (menunjukkan penyakit kulit akibat kerja)
 Anamnesis mengenai penggunaan APD
 Higienitas dan sanitasi (anamnesis mengenai mandi, penggunaan pakaian apakah
mudah menyerap keringat atau tidak)
 Kebiasaan harian, misalnya anak-anak kecil jarang memakai alas kaki terkena creeping
eruption karena terkena kotoran
 Lingkungan rumah, apakah lembab dan penyinaran cukup atau tidak, berapa orang
dalam 1 rumah
 Lingkungan pekerjaan, apakah sirkulasi udara cukup bagus tau tidak
Cara membedakan penyakit :
Infeksi jamur (contoh : tinea)gatal terutama saat berkeringat
Kusta  kulit terasa tebal dan baal
Poriasis  kulit berlapis-lapis dan mudah berdarah
2. Pemeriksaan fisik
a. Status generalis : tanda vital
b. Status lokalis (status dermatologi)
1) Lokasi lesi, menggunakan bahasa latin (regio capitis)
2) Morfologi lesi (deskripsi UKK: ukk primer-sekunder-konfigurasi-distribusi)
Contoh pasien datang dengan bercak-bercak (macula), bintil-bintil (papul), bercak
meninggi melebar (plakat)
>5cmmtumor
<5cmnodul (tidak dapat meraba bagian dasar, terasa keras) atau kista (meraba
dasarnya dan bisa di angkat, merupakan suatu kantong)
- Bentol-bentol (urtika), lenting-lenting (vesikel), berkelok-kelok (kanalikuli)
- Kerak, keropeng (krusta), bersisik (skuama)
- Skuma psoriasis (tebal)
- Skuama ptyriasis (halus)
- Skuala lamellaris (skuama melebar), contoh iktiosis lamellaris
- Likenifikasi (penebalan kulit akibat hiperplastik, tekstur kulit tampak kasar)
- Erosi (lecet akbat vesikel atau bula yang pecah), tapi klo luka yang digaruk-garuk
keluar darah (ekskoriasi)
- Tumit pecah-pecah (fissura)
- Ulkus( nilai diameter, tepi, dinding, dasarnya jaringan apa, nyeri atau tidak, jaringan
sekitar ada lesi atau tidak)

Konfiguari
1. Annular : tepi terlihat lebih jelas dibanding daerah sekitarnya, central healing
(tinea)
2. Numular : membulat seperti koin (neurodermatitis yang baru, dermatitis
numularis)
3. Milier : lesinya papul-papul
4. Lentikuler: seperti pada moluskus kontagiosum, tai lalat yang besar
5. Herpetiformis : bergerombol (herpes zoster)
6. Linier : tersusun berderet membentuk seperti garis
7. Target : membentuk gambaran sasaran tembak (lesinya papul eritem atau
vesikel)
8. Verukosus : berdungkul-dungkul seperti bunga kol\
9. Gutata : lesi kecil-kecil seperti tetesan air

Tatacara deskripsi UKK pada tinea: plak eritem denga tepi aktif dan central
healing

Distribusi
1. Unilateral
2. Folikuler
3. Serpiginosa : lesinya makin lama makin meluas
4. Diskret : 1 lesi dengan lesi yang lain berjauhan
5. Lokalisata : hanya pada lokasi tertentu
6. Soliter : 1 lesi besar
7.
3. Pemeriksaan penunjang (tujuan untuk menegakkan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis
banding)
4. Gunakan terapi definitif lini pertama

Anda mungkin juga menyukai