Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MEMBUAT CERPEN

“PENGORBANAN”

Karya :

1) Hasya sabila
2) Nor janah
3) Sapna

LAPORAN TUGAS AKHIR SEMESTER

SMK MUHAMMADIYAH LOA JANAN

2023
LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER

Laporan makalah ini disusun sebagai tugas akhir ujian semester

Mata pelajaran : Bahasa Indonesia

Disusun :

•Hasya Sabila
•Nor janah
•Sapna

Menyetujui,

Pembimbing Mengetahui

Kepala SMK Muhammadiyah


......................................... ..............................................
Nur Hasnah Wati Pagorai, S.Pd Nur Alim, S.Pd, M.Pd.

Cerpen

“PENGORBANAN”

Di pagi hari yang cerah terdengar teriakan anak kecil “paman-paman, ayok
bangun, nenek bilang kau masih juga tidak mau bangun, kau akan di hajarnya”
ucapnya sambil menggangguku, tak lama kemudian ibu candra datang dan
mengomelinya untuk segera bangun “cepat keluar, semua orang sudah mulai
sibuk dari pagi tadi, kau itu pejabat penting? Tidur sampai jam segini” candra
bergegas membersihkan diri dan makan, usai makan candra berangkat bekerja,
candra adalah seorang mekanik di perusahaan pembangkit listrik tenaga nuklir,
dalam perjalanan segerombolan orang memenuhi gerbang hingga bis kami tak
dapat masuk ke perusahaan. Ricuh terdengar “hentikan operasi, tutup pembangkit
listrik nuklir” para demonstran menggila. Seseorang keluar dari bis berkata
“memangnya kalian tidak butuh listrik? Kalian bisa hidup dan makan enak berkat
siapa? Masih juga mau ribut-ribut ayo minggir, ayo supir langsung masuk saja ke
dalam” dengan susah payah kami akhirnya dapat masuk dan bekerja. Malam hari
saat di rumah candra mengobrol dengan ibunya, ia mencoba memberitahunya
bahwa candra ingin pergi keluar Negri, ia ingin bekerja di luar negri, candra tidak
suka bekerja di pembangkit listrik ia ingin bekerja di tempat yang lebih baik,
belum selesai ia bicara ibunya menjawab bahwa ia tidak mengizinkannya pergi.
“perusahaan itu telah membuatku kehilangan suami dan anakku yang lain, aku
juga tidak ingin kau yang tertinggal ini di antar masuk ke sana, tapi ibu juga tidak
bisa membiarkanmu pergi karna kau tak dapat di percaya kau selalu berbuat
sesukamu, maka dari itu jangan berpikir untuk pergi’. Dengan kecewa candra
berpaling masuk ke kamarnya hingga tertidur dalam keadaan kesal.

Pagi pun tiba, candra kembali melakuka rutinitas seperti biasanya, bekerja
di perusahaan pembangkit listrik tenaga nuklir. Saat semua orang sibuk dengan
pekerjaan mereka. Tiba-tiba semua terguncang langit-langit pelaponpun jatuh,
kami berhamburan menyelamatkan diri keluar, guncangan itu menghancurkan
sebagian bangunan. Untungnya gempa itu tak berlangsung lama, saat gempa
berhenti candra langsung menelpon cika, cika adalah pacar candra “coba cek ke
rumah, ibu dan kakak iparku tidak menjawab panggilan teleponku” mendengar itu
cika bergegas pergi untuk memastikan keadaan ibunya candra. Untungnya semua
baik-baik saja, saat gempa terjadi mereka berlindung bersama warga lainnya. Cika
langsung menelpon candra dan memberi tahu bahwa keluarganya baik-baik saja
sehingga candra merasa tenang. Namun tak lama kemudian orang-orang di
perusahaan panik, ternyata terjadi keretakan di kutup pasokan cairan pendingin
akibat gempa tadi. Ini sangat berbahaya, jika kubu itu meledak maka akan
menghancurkan seluruh kota. Semua orang panik tim darurat di kerahkan untuk
menutup kembali keretakan pada kutup, namun bukannya tertutup malah terjadi
keretakan yang lebih besar, cairan dingin bocor, tekanan reaktor nuklir naik
drastis, dan boom pipa cairan dingin itu meledak, semua orang berlarian, dan saat
candra melihat orang-orang berlarian ia bergegas mengajak ciko temannya untuk
segera keluar, karna candra tahu jika ledakan terjadi maka akan terjadi ledakan
yang lebih besar lagi, candra tahu karna ini adalah hal yang serupa yang pernah
menimpa ayah dan kakaknya, akibat peristiwa itu keduanya meninggal dunia.
Namun ciko menolak ajakan candra ia tak ingin pergi, ia percaya bahwa
semuanya akan baik-baik saja jika mereka mencoba memperbaikinya, kemudian
ciko berbalik dan kembali masuk ke dalam, candra tak merasa nyaman untuk
meninggalkan rekannya-rekannya candrapun kembali masuk dan membantu
rekan-rekannya.

Keadaan semakin serius, pemerintah turun tangan, warga sekitar di


evakuasi ke tempat yang lebih jauh, sejumlah bis berdatangan dan membawa
seluruh warga ke tempat yang sudah di tetapkan pemerintah sebagai tempat
mengungsi. Seluruh warga termasuk keluarga candra ikut masuk ke dalam bis dan
pergi meninggalkan desa kembali ke perusahaan, seorang teknisi berlari ke-arah
candra dan berteriak “cepat keluar! Malapetaka besar akan terjadi! Hentikan
pekerjaan kalian! Semuanya keluar! Tungku nuklir ini sudah terisi penuh dengan
hidrogen. Sebentar lagi akan meledak” mendengar hal itu candra dan rekan-
rekannya berlarian meninggalkan lokasi menuju pintu keluar. Saat menuju pintu
keluar, pintu keluar otomatisnya tertutup sehingga jalan untuk keluar terblokir,
candra dan semua orang yang berada di dalam ketakutan dan mencoba mendobrak
namun tak bisa karna pintunya sangat kokoh dengan keamanan tinggi. Di sisi lain
candra tetap tenang dan berusaha untuk menghancurkan program keamanannya
dan tak lama kemudian candra berhasil, pintu otomatis terbuka. Candra berteriak
“ayo cepat berbalik! Pintunya sudah terbuka. Semua orang keluar dan boom!
Ledakan ketiga menyusul nyaris saja candra dan rekan-rekannya terjebak dan
meledak di dalam, saat mereka berlari keluar mereka tertimpa sedikit reruntuhan,
karna belum sempat lari jauh, untungnya candra baik-baik saja, tetapi beberapa
rekannya tertimpa bangunan dan harus langsung di obati.

Ledakan itu mengguncang seluruh kabupaten, mengakibatkan banyak


bangunan dan rumah ambruk. Pemadam berdatangan di lokasi, pemadam
berusaha menyiram area tersebut dengan air, agar suhu reaktor tersebut
mendingin. Pemadam tidak berani masuk kedalam karna tingkat radiasinya sudah
terlalu tinggi. Mendengar informasi itu candra merasa kesal hingga meraih kerah
salah satu pemadam “apa yang kalian lakukan di sini? Ayo selamatkan mereka!”
pemadam berusaha membuat candra mengerti bahwa situasinya tidak
memungkinkan untuk masuk, karna jika seseorang masuk maka bisa di pastikan
orang itu akan terkena radiasi. Namun candra tak peduli ia tetap menerobos masuk
untuk menyelamatkan rekan-rekannya yang terjebak. Melihat keberanian candra,
hati para damkarpun tergerak dan mencoba untuk membantu candra dan masuk
bersama ke dalam untuk mengevakuasi korban yang tertinggal. Di sisi lain ibu,
kakak ipar, pacar dan keponakan candra yang berada di tempat evakuasi, terus
khawatir akan kondisi candra, namun juga di tempat pengungsian ini terjadi krisis,
pemerintah ingin mengunci mereka di stadion tempat mereka mengungsi, karna
terlalu banyaknya warga yang di evakuasi, di khawatirkan akan membuat warga
lain panik, karna pemerintah masih berusaha menutupi ini dari media.

Percakapan tersebut terdengar oleh cika pacarnya candra, ia segera


menginformasikan pada seluruh warga yang ada di pengungsian, namun sayang
sekali mereka terlambat, para petugas sudah menutup semua pintu akses keluar
stadion “hey buka pintunya, kenapa kalian mengunci kami? Ayo cepat buka”
semuanya panik apalagi setelah mengetahui bahwa kota itu akan teradiasi mereka
pun berusaha keluar dan akhirnya pintu pun terbuka, mereka langsung berlarian
mencari transportasi untuk segera meninggalkan kota itu, keluarga candra kembali
menaiki bis dan mencoba untuk pergi ke tempat yang jauh adapun kondisi di
penampungan darurat dipenuhi orang-orang yang teradiasi candra dan ciko pun
termasuk di dalamnya, muntahan darah di mana-mana, kulit mereka melepuh
akibat teradiasi, banyak rekan-rekan candra yang tewas akibat teradiasi. Di sisi
lain para damkarpun mulai terpapar radiasi, mereka berjatuhan pingsan situasi
semakin buruk yang awalnya kejadian ini berusaha di tutupi namun badan energi
atom internasional sekarang sudah tahu, hingga situasi ini di tetapkan sebagai
situasi darurat, dan itu akan merugikan negara ini. Di penampungan darurat
candra sadarkan diri usai terpapar radiasi ia bergegas menelpon cika untuk
menyuruhnya segera pergi jauh dari kota ini tak peduli bagaimanapun caranya
mengingat jalanan pasti macet parah akibat situasi ini. Namun cika sangat
khawatir pada candra “lalu bagaimana denganmu? Kau akan menyusul bukan?”
bujuk cika pada candra, namun candra tak menjawabnya ia hanya meminta cika
membawa keluarganya pergi jauh dari tempat itu. Cika mengikuti saran candra
dan memboyong seluruh keluarga ke tempat yang jauh.

Produksi otomotif, minyak dan bahan kimia lumpuh total. Hingga situasi
darurat militer di keluarkan, karna masa depan negara ini sudah berada di ujung
tanduk keadaan ini membuat istana kepresidenan menjadi tegang presiden
kebingungan tak ada lagi yang dapat di lakukan. Hal ini membuat presiden merasa
tak berguna, semua ini akibat para menterinya yang terus menyepelekan masalah
yang terjadi dan menyembunyikan darinya, sehingga situasi memburuk seperti ini.
Untuk mengetahui lebih dalam presiden memutuskan untuk menghubungi
penanggung jawab proyek listrik tenaga nuklir yang sebelumnya yang sempat
mengiriminya surat tentang kejanggalan yang terjadi, presiden mengikuti semua
arahannya untuk mengatasi situasi ini. Di sisi lain di penampungan darurat candra
dan rekannya berpikir bahwa mereka harus kembali ke tempat itu demi
melindungi keluarganya “jika kita tak maju, keluarga kita juga akan mati,
sekalipun merasa di curangi, sakit hati, tapi tidak bisa berbuat apa-apa kita harus
ke sana, selain kita tidak akan ada yang bersedia masuk ke sana” ucapnya sembari
meneteskan air mata, rekan-rekan yang lain pun setuju dengannya karna mereka
tahu setelah terpapar radiasi maka hidup mereka tidak akan bertahan lama. Candra
menelpon cika ia memberitahukan bahwa ia akan kembali masuk ke tempat itu,
cika bertanya apakah hanya itu satu-satunya jalan? Kamu harus masuk ke dalam,
cika meminta candra berjanji satu hal padanya. Tak peduli bagaimana caranya ia
harus kembali dalam keadaan hidup, entah harus menunggu beberapa hari atau
beberapa bulan, air matanya menetes dan ia terus meneguhkan hatinya, dan candra
menyanggupi janjinya. Ia berjanji akan melakukan seperti yang di inginkan cika,
walau ia tahu bahwa hal itu akan sangat mustahil, telpon pun terputus.

Candra dan rekannya pun kembali kelokasi ledakan, sepanjang jalan ia


melihat-lihat jalan yang ia lalui ia terhanyut dalam kenangan masa kecilnya ia
sering bermain di jalan kecil itu bermain kejar-kejaran, hal itu membuatnya rindu
masa kecilnya. Sesampainya mereka di lokasi, mereka semua langsung masuk
mempertaruhkan nyawa mereka dan berjuang antara hidup dan mati. Mereka
segera melakukan operasi penutupan sambil berkomunikasi dengan presiden.
Awalnya baik-baik saja namun tiba-tiba dua orang dari mereka terjatuh dari
ketinggian, situasinya semakin memburuk, keretakan bertambah parah cairan
pendingin mengalir keluar dengan deras, dan operasi ini menjadi sangat sulit
untuk dilakukan karna semakin besarnya risiko. Preside pun meminta tim
perbaikan untuk menghentikan operasinya. “semuanya mundur saja dan kembali
ke sisi keluarga kalian”. Namun tiba-tiba candra bertanya “hanya tinggal
menambal lubang itu saja kan?, tinggal cara menutup keretakan itu saja, rubuhkan
anak langit-langitnya, dengan begitu, ruangan tersebut akan langsung terendam di
dalam air” ucapnya. Semua orang setuju dengan idenya dan memulai kembali
operasi penutupannya. Namun operasi ini tidak dapat menyelamatkan semua
orang, harus ada yang tinggal agar dapat melakukannya secara bersamaan di luar
dan di dalam, lalu siapakah itu? Tentunya yang paham menginstalasi peledak, dan
di sini hanya satu orang yang paham menginstalasi peledak. Iya, satu orang itu
adalah candra, candra bersiap-siap merakit peledak, tinggal ia sendirian di
ruangan itu yang lain pergi meninggalkan ruangan untuk segera memulai operasi,
pintu keluar dan masuk segera di blokir. Perlahan candra semakin teradiasi ia
terus memuntahkan darah, namun ia tetap bersikukuh untuk menyelesaikan
tugasnya merakit bom.

Menyadari ia tak bisa bertahan lebih lama ia meminta satu keinginan


terakhirnya di kabulkan, presiden pun mengabulkan permintaannya, ia ingin
membuat pesan untuk berpamitan. Pada keluarga dan pacarnya. Cika langsung
mendapatkan kabar bahwa candra akan di siarkan di televisi lalu cika mengajak
ibu dan kakak iparnya candra untuk mencari tv terdekat. Ia pun di tampilkan di
saluran televisi melalui kamera yang terpasang pada helmnya. “ibu, ini aku
walaupun aku tak bisa melihat ibu dengan jelas tapi ibu bisa melihatku dengan
jelas kan? Aku sungguh bersalah padamu bu, Maaf jika aku tidak memberitahumu
dari awal, maaf jika aku harus lebih dulu pergi meninggalkanmu. Maaf jika aku
hanya bisa mengucapkan selamat tinggal padamu dengan cara seperti ini, aku
minta maaf atas semuanya, jangan bersedih, aku pergi lebih dulu, aku akan
menjaga ayah dan kakak dengan baik, ibu harus panjang umur sampai ponakanku
rafa menikah dan menggendong cicit, ibu harus berumur panjang mengerti?” air
mata ibunya pun mengalir tak henti medengar anaknya mengucapkan semua itu
“jangan candra jangan lakukan itu” .

Dan untuk kakak iparnya “kakakku sudah tiada, tapi kau masih begitu
setia menjaga ibuku. Aku sungguh berterima kasih. Ini adalah kata-kata yang
selama ini ada di dalam lubuk hatiku yang ingin kusampaikan padamu, tapi aku
merasa sedikit canggung, jadi tak pernah kuucapkan, terima kasih, sungguh amat
sangat terima kasih, rawatlah rafa dengan baik” ibu, kakak ipar dan cika hanya
bisa menangis sejadi-jadinya mereka tak rela Candra harus meninggalkan mereka
seperti itu. Dan untuk cika “kau marahkan, kau benci padakukan karena aku tidak
menepati janjiku padamu? Jangan begitu, aku juga ingin sekalipun hanya sehari
saja bersama denganmu, mencicipi makanan yang kau buat untukku hingga akhir
hayatku aku ingin bisa menutup mataku dengan tangan di dalam pelukanmu, tapi
semua ini, bukanlah sesuatu yang akan terjadi hanya karena aku
menginginkannya, janjiku untuk membahagiakanmu tidak dapat kupenuhi, janji
untuk melewati hidup bersamamu juga tidak dapat kupenuhi, aku sungguh-
sungguh.... ingin memperlakukanmu dengan baik, aku sungguh-sungguh ingin
melewati hidupku denganmu”. “kenapa tidak bisa? Ini bukanlah impian yang
terlalu sulit, kenapa aku harus mati dengan cara seperti ini? Mengapa? Apa
salahku? Aku tidak ingin mati dengan cara seperti ini. Aku sungguh sangat takut
ibu..ibu..” menetes air mata membasahi wajahnya, orang-orang yang menyaksikan
pun ikut merasakan kesedihan yang Candra alami. Semakin banyak waktu yang
terbuang, tim pun menyatakan semua persiapan sudah siap. Semua orang bersiap,
keadaan semakin tegang sekujur tubuh candra gemetar ia mengatakan bahwa
hidup ini sangat menderita, hitungan mundur di mulai 3, 2, 1.. boom.... Bom itu
meledak dalam pelukan candra, ledakan ini berhasil mengatasi masalah kubu yang
bocor dan menguburnya ke dalam tanah, semua orang menyaksikannya di tv,
semua orang memberi hormat atas pengorbanan candra Semua orang akan terus
mengingatnya sebagai pahlawan.

Anda mungkin juga menyukai