Istilah Di Berbagai Bidang
Istilah Di Berbagai Bidang
Istilah di Berbagai
Bidang
Judul Teks 1
A. Peta Konsep
B. Ringkasan Materi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah memiliki beberapa makna. Maknanya
adalah sebagai berikut.
1. Kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses,
keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
2. Sebutan atau nama.
3. Kata atau ungkapan khusus.
Istilah tentu memiliki perbedaan dengan kata-kata umum yang biasa digunakan dalam
percakapan sehari-hari. Berikut adalah ciri atau karakter istilah.
1. Bermakna tunggal dalam kalimat
2. Maknanya bersifat denotasi
3. Memiliki batasan arti yang pasti
4. Maknanya tidak mengalami perubahan
Untuk memperluas pengetahuanmu tentang istilah khusus, berikut ini akan diberikan contoh
istilah-istilah di berbagai bidang.
Teks 1
Ibarat maraton, Indonesia dan seluruh komunitas internasional kini tengah berkejaran
dengan waktu seiring intensitas cuaca ekstrem yang kerap melanda akibat perubahan iklim.
Di sektor pertanian, ilmu titen kini bahkan sudah sulit untuk diterapkan. Petani kerap dilanda
puso(1) akibat kondisi cuaca yang tidak menentu. Jika situasi ini terus dibiarkan, dikhawatirkan
ketahanan pangan Indonesia bisa hancur. Dampak lanjutannya akan berujung pada
ketidakstabilan ekonomi, sosial, dan politik negeri ini.
Tidak ada pilihan lain selain semua orang harus bertindak karena perubahan iklim tidak
memandang batas teritorial(2) negara. Setiap individu dapat ikut berperan dalam mitigasi(3)
dengan cara mengurangi penggunaan sampah plastik, tidak membuang sampah
sembarangan, serta membatasi penggunaan kendaraan bermotor dengan energi fosil.
Setelah itu, kita juga harus mulai beralih ke sarana transportasi umum, menghemat
penggunaan listrik dan air, serta reboisasi(4) yang lebih masif, termasuk taman kompleks. Hal-
hal tersebut memang terlihat sepele, tetapi membawa dampak positif sangat besar dalam
upaya mengurangi emisi(5) gas rumah kaca guna memerangi perubahan iklim dan cuaca
ekstrem. Persis seperti kata pepatah, lebih baik mencegah daripada mengobati, bukan?
Diadaptasi dari mediaindonesia.com
Banyak sekali orang yang tidak memedulikan masalah kesehatan yang dihadapinya. Alhasil,
berbagai penyakit dengan mudah berdatangan dan menyerang siapapun. Apalagi saat ini
penyakit tidak hanya menyerang kaum yang sudah berumur, tetapi juga kaum muda bahkan
anak-anak. Hal ini terjadi karena kurangnya perhatian seseorang akan pentingnya menjaga
kesehatan dalam tubuh.
Salah satu hal sederhana yang sering diremehkan adalah konsumsi makanan. Banyak orang
tidak pernah menghitung jumlah energi yang mereka konsumsi setiap harinya. Akibatnya,
masalah kegemukan atau biasa disebut obesitas sering menghantui seseorang. Kini masalah
obesitas dapat dialami oleh orang tua, dewasa, hingga anak-anak.
Hal yang perlu disadari sejak dini adalah tentang pentingnya makan sehat untuk menciptakan
kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan. Kita harus mulai membiasakan diri untuk
menghitung jumlah ... yang diasup. Penghitungan tersebut seharusnya tidak hanya berada
dalam daftar orang-orang yang mencoba menurunkan berat badan, tetapi juga orang yang
akan menambah berat badan serta ingin hidup sehat dan bebas penyakit.
Diadaptasi dari okezone.com
Teks 3
Rencana pemerintah menaikkan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) pada tahun 2022
memunculkan situasi dilematis. Jika tarif PPN naik, beban pajak bagi masyarakat akan
bertambah meski penerimaan negara dapat meningkat. Namun, jika tarifnya tetap, beban
bagi rakyat tetap, sedangkan kondisi keuangan negara dapat semakin mengkhawatirkan
karena utang terus bertambah. Kondisi ini sangat sesuai dengan pribahasa seperti makan
buah simalakama.
Di setiap perumusan kebijakan publik, termasuk kebijakan pajak berupa penetapan tarif PPN,
kondisi tarik ulur kepentingan sering terjadi. Situasi sulit harus dihadapi pemerintah untuk
memutuskan. Untuk itu, pemerintah harus dapat menyeimbangkan kepentingan pemerintah
dan masyarakat yang sering kontradiktif.
Dengan asumsi bahwa kondisi keuangan masyarakat masih tetap bertahan akibat pandemi
Covid-19, kenaikan tarif PPN akan menurunkan omzet penjualan karena otomatis akan
memengaruhi volalitas. Harga berbagai barang dan aset akan mengalami kenaikan seiring
kenaikan tarif PPN. Selain itu, beban masyarakat akan bertambah. Sebaliknya, pemerintah
membutuhkan pajak, selain utang, sebagai alternatif sumber pembiayaan negara.