Anda di halaman 1dari 30

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang praktek kerja klinik dan latar belakang penyakit


Merupakan suatu kegiatan pengalaman belajar bagi peserta didik
untuk mengembangkan kemampuan dalam memberikan pelayanan dasar
keperawatan bagi siswa SMK Kesehatan. Pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan dengan keahlian di bidang studi kesehatan, kompetensi
keperawatan KURIKULUM 2013 yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan tenaga kesehatan yang terampil. Pengalaman praktek kerja
industri membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan yang telah diperoleh di kelas pada situasi nyata sesuai
dengan perkembangan ilmu dan teknologin saat ini. Sehingga saya sebagai
siswa dapat mengikuti praktek kerja industri dengan baik dan sesuai
dengan KURIKULUM 2013 serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berkembang saat ini.
Penyakit ini masih bersifat endemi di indonesia, dapat di jumpai
sepanjanng tahun tanpa pravelensi seks tertentu,dan sering menyerang
1
kelompok usia sekolah dan dewasa muda. Setiap penderita dengan riwayat
demam lebih dari 5 hari, dan terutama dirasakan pada sore hari , harus
dicurigai menderita tifus abdominalis (demam tifoid ). tipes atau typus
abdominalis ( demam tifoid, enteric fever ) ialah penyakit infeksi akut
yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan ( pada usus halus ) dan
terkadang pada aliran darah , dengan gejala demam yang lebih dari satu
minggu, gangguan pencernaan dan gangguan kesadaran yang disebabkan
oleh kuman salmomella typhi atau salmonella parathypi A,B, dan C.
Selain ini dapat juga menyebabkan gastoetritis ( keracunan makanan) dan
spetikimia ( tidak menyerang usus).Dalam msyarakat penyakit ini dikenal
dengan nama tipes atau thypus, tetapi dalam dunia kedokteran disebut
TYPHOID FEVER atau thypus abdominalis, karena berhubungan dengan
usus perut
2

B. Tujuan praktek kerja industri


Adapun tujuan kerja lapangan sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Praktek kerja industri di dunia kesehatan bertujuan agar siswa
berwawasan pengetahuan dasar untuk bekerja tahapan awal.
2. Tujuan Khusus
a. Melatih dan mengasah keterampilan siswa dan siswi dalam dunia
kerja
b. Menambah pengetahuan siswa siswi tentang dunia kerja
c. Membentuk mental siswa siswi memberikan motivasi agar serius
dan bersemangat dalam mencapai cita-cita

C. Manfaat praktek kerja industri


a. Manfaat klinis
1. Dapat memahami, memantapkan dan mengembangkan pelajaran yang
diperoleh dari sekolah.
2. Mengetahui arti penting disiplin dan tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas.
3. Dapat membandingkan kemampuan yang diperoleh disekolah dengan
yang dibutuhkan di dunia kerja.Meningkatkan rasa percaya diri,
disiplin dan tanggung jawab.
4. Memperoleh wawasan mengenal seluk beluk dunia kerja.

b. Manfaat teoritis
1. Memberikan informasi kepada pembaca tentang penyakit thypus
abdominalis
2. Memberitahu tentang gejala maupun asuhan yang dapat diberikan
3. Salah satu persyaratan kenaikan kelas
4. Sebagai refensi bagi pembaca
3

BAB II
GAMBARAN TEMPAT PRAKTIK KERJA BIDANG KESEHATAN

1. SejarahSingkat
Puskesmas berseri pangkalan kerinci merupakan unit pelaksanaan
teknis dinas (UPTD).dinas kesehatan kabupaten pelalawan telah beraktivitas
nyata sejak tahun 1988 dengan nama puskesmas langgam II karena berada di
wilayah kecamatan langgam kabupaten kampar. Seiring dengan pembentukan
kabupaten pelalawan tahun 1999, aka puskesmas langgam II menjadi
puskesmas kecamatan pangkalan kerinci kabupaten pelalawan dan tahun
2008 ditambah dengan kata “berseri” pada nama puskesmas.

Sampai saat ini puskesmas “Berseri” kecamatan pangkalan kerinci


mempunyai 7 wilayah binaan, teriri dari 3 kelurahan dan 4 desa. Dimana 2
desa merupakan ekstramigrasi dan 2 desa merupakan daerah hantaran sungai
atau desa tertinggal yang setiap tahunnya terkena dampak dari meluapnya
sungai kampar, adpun jumlah rata-rata setiap bulannya 2500-3000 berkunjung
ke puskesmas berseri kecamatan pangkalan kerinci.

2. Visi, Misi, Dan Motopuskesmas Berseri


A.Visi
Menjadikan puskesmas pangkalan kerinci, sebagai puskesmas percontohan
dalam pelayanan kesehatan individu dan masyarakat di pelelawan pada tahun
2020 dan di riau pada tahun 2021.

B. Misi
1. Meningkatkan mutu dan profesionalitas tenaga yang ada
2. Melengkapi ketenagaan puskesmas sesuai dengan spesifikasi yang
dibutuhkan
3. Nooderansi perasarana dan sarana puskesmas
4

4. Menerapkan standar sehingga program yang berjalan menjadi tepat


guna dan operasional prosedur dan sistem uji mutu/kualitas dalam
rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang prima
5. Mendorong terciptanya semangat dan hubungan kerja yang harmonis
dalam lingkungan kerja yang bersih, sehat,
3 rapi dan indah.
C. Motto
Bekerja sepenuh hati bermutu dalam pelayanan

3. Kedudukan dan letak puskesmas berseri


Terletak dijalan kamboja No. 04, pangkalan kerinci, kabupaten
pelalawan , riau 28654, indonesia
4. Struktur Organisasi puskesmas berseri

KEPALA PUSKESMAS

NURMAYANI, SKM, M.KES

TATA USAHA

MARDALENA, M.KES

PERENCANAAN KEPEGAWAIAN PENGADAAN KEUANGAN


DAN ANGGARAN
YONA S.A, Amd. IIN FERONIKA, 1. RUNIKA,
MARDALENA, M. Keb Amk Amd.Keb
Kes 2. SUPRIANI, SE
3. T. ZULFAN
EFFENDI, SKM

BAGIAN UMUM PEMELIHARAAN


PENERIMA BARANG

1. ADE NOVRIANI
2. ENDAH SRI RAHAYU
3. NOVFRIAN
4. EDI KURNIAWAN
5. M. YUSUF
5

5. Prosedur pelayanan puskesmas berseri


Prosedur pelayanan di puskesmas berseri pangkalan kerinci adalah
rawat jalan untuk semua penyakit. Jika terlalu parah akan di rujuk ke
RS Efarina, RSUD Selasih, dan RS Amelia medika.
Prosedur :
a) Keluarga pasien datang ke puskesmas berseri,
keluarga meminta dokter/bidan meminta untuk
datang kerumah dikarenakan pasien tidak dapat
bergerak, kemudian tanyakan keluhannya,
sudah mengetahui keluhannya sudah
mengetahui keluhannya lakukan tindakan
selanjutnya.
b) Kemudian jika ada perubahabn pada kondisi
pasien, pasien bisa dirujuk ke RS Efarina,
RSUD Selasih, dan RS Amelia medika

Alur Rujukan

Dari puskesmas atau klinik RS kab/kota RS Provinsi


RS Pusat.
6

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK

A. Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Industri


Waktu praktek kerja industri dilaksanakan mulai tanggal 11
November 2019 sampai dengan 30 Januari 2020.
B. Deskripsi kegiatan

1.) Mengukur tanda-tanda vital


Tekanan Darah
Adalah kekuatan yang mendorong darah terhadap dinding arteri,
tekanan ditentukan oleh kekuatan dan jumlah darah yang dipompa, dan
ukuran serta fleksibilitas dari arteri, diukur dengan alat pengukur
tekanan darah dan stetoskop.Alat dan bahan
a. Tensi meter
b. Stetoskop
c. Alat tulis
d. Buku catatan

Prosedur Kerja

1. Mencuci tangan
2. Memberi tahu pasien akan tindakan yang dilakukan
3. Menyisingkan lengan baju pasien
4. Memasang manset 2,5 cm di lengan atas
5. Memasang manset tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar
6. Menghubungkan pipa tensi meter dengan pipa manset
7. Menutup sekrup balon karet
8. Membukan kunci reservoir
9. Letak tensi harus diatur
10. Meraba arteri branchialis dengan 3 jari tengah
11. Memompa balon sehingga diafragma stetoskop tepat diatas ( bagian
corong tertutup)
7

12. Memomp balon sehingga udara masuk kedalam manset sampai detik arteri
tidak terdengar lagi atau 30 mmHg diatas nilai sistolik
13. Membuka skrup balon perlahan-lahan dengan kecepatan 2-3 mmHg
perdetik sambil melihat skala dan mendengarkan bunyi detak pertama
(sistole) dan detak terakhir (diastole)
6
14. Bila hasil meragukan perlu diulang kembali
15. Menurunkan air raksa sampai 0 (nol) dan mengunci reservoir
16. Membuka pipa penghubung
17. Melepaskan manset dan memasukkan kedalam tensi meter
18. Merapikan pasien
19. Membereskan alat
20. Mencuci tangan
21. Mencatat hasil pada lembar pasien
22. Memberi tahu pasien hasilnya

Mengukur suhu
Adalah pengukuran panas tubuh. Suhu tersebut adalah keseimbangan antara
panas yang
Dihasilkan dan panas yang di keluarkan.

Alat dan bahan


a. Nerbeken
b. Buku catatan
c. Alat tulis
d. Kasa / tissu

Prosedur Kerja

1. Memeriksa termometer dan menurunkan air raksa sampai 35 ◦C


2. Mencuci tangan
3. Memberi tahu pasien tindakan yang akan dilakukan
8

4. Membuka pakaian atas pasien, kalau perlu keringkan menggunakan kasa /


tissu
5. Dilarang memasang termometer
a. Axila yang baru dikompres
b. Axila yang luka
6. Pastikan reservoir menempel di permukaan kulit axila
7. Menyilang tangan pasien di atas dada
8. Angkat termometer setelah 10 menit
9. Mencatat hasil pada buku
10. Membereskan alat
11. Mencuci tangan
12. Dan memberi tahu kepada pasien hasilnya.

Menghitung denyut nadi

Adalah denyut nadi yang teraba pada dinding pembuluh darah arteri yang
berdasarkan Systole dan diastole dari jantung. Denyut nadi adalah jumlah denyut
jantung, atau berapa kali jantung berdetak permenit.

Alat dan bahan

a. Jam
b. Buku catatan
c. Alat tulis

Prosedur Kerja

1. Mencuci tangan
2. Memberitahu tindakan yang akan dilakukan
3. Meletakkan 3 jari tengan diatas arteri tertentu
4. Menghitung jumlah nadi selama 15 detik kemudian dikali 4
5. Mengamati volume (keras / lemah denyutan)
6. Mengamati irama (teratur / tidak)
7. Mencatat hasil denyutan nadi di buku catatan
9

8. Membereskan alat
9. Mencuci tangan
10. Memberi tahu hasilnya kepada pasien.
11. Pernafasan

Adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai proses pengambilan


oksigen dan pengeluaran karbondioksida. Menilai frekuensi, irama, kedalaman
dan tipe atau pola pernapasan.

Alat dan bahan


a. Jam
b. Buku catatan
c. Alat tulis
Prosedur Kerja
1. Mencuci tangan
2. Meletakkan tangan seperti menghitung nadi
3. Menghitung pernafasan waktu ispirasi pada dada perut selama 1 menit
4. Pasien tidak diajak berbicara
5. Mengamati kedalaman pernapasan
6. Mengamati irama pernapasan
7. Mengamati bunyi pernapasan
8. Mencatat jumlah, kedalaman, irama, dan bunyi pernapasan
9. Membereskan alat
10. Mencuci tangan

2.) Injeksi IM
Adalah pemberian obat dengan cara dimasukkan langsung kedalam
otot (muskulus).
Alat dan bahan
a. Spuit 3 ml
10

b. Kom berisi kapas alkohol


Prosedur kerja
1. Memberi salam
2. Mencuci tangan
3. Tenangkan pasien dan jelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Bersihkan area penyuntikkan dengan kapas alkohol
5. Mintalah pasien untuk rileks
6. Tusukkan jarum ke area penyuntikkan
7. Aspirasi terlebih dahulu apabila tidak ada darah lanjutkan
penyuntikkan
8. Suntikkan obat perlahan-lahan
9. Tarik jarum pada sudut yang sama dengan arah masuknya
10. Buanglah jarum suntik kedalam tempat sampah tajam
11. Mencuci tangan
12. Dokumentasi

3.) Perawatan Luka Terbuka


Adalah respon tubuh terhadap berbagai cedera dengan proses
pemulihan yang
kompleks dan dinamis yang menghasilkan pemulihan anatomi dan fungsi
secara terus
menerus (Joyce M. Black , 2001).

Alat dan bahan


a. Bak instrumen dan Handscoon
b. Kassa steril
c. Betadine
d. Larutan Nacl 0,9%
e. Nerbeken
f. Pinset anatomi
11

g. Pinset sirugis
h. Kom berisi kapas alkohol
i. Plester dan gunting
j. Waskom berisi larutan clorin
k. Perlak
l. Kapas alkohol
Prosedur kerja
1. Beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan
2. Menyiapkan alat
3. Pasang sampiran
4. Atur posisi pasien senyaman mungkin
5. Pasang perlak dibawah daerah yang akan dilakukan perawatan luka
6. Cuci tangan
7. Memakai handscoon
8. Olesi plester dengan kapas alkohol, agar mudah dan tidak sakit saat
plester dibuka
9. Buka plester dan kassa dengan menggunakan pinset, buang dalam
nerbeken
10. Kaji luka (tekan daerah sekitar luka, lihat sudah kering atau masih
basah)
11. Bersihkan luka dengan larutan antiseptic
12. Buang kassa yang telah digunakan kedalam nerbeken
13. Keringkan luka dengan menggunakan kassa yang baru
14. Berikan salap antiseptic (gentamicin)
15. Tutup luka dengan kassa dan memasang plester
16. Rapikan pasien
17. Bereskan alat
18. Lepas handscoon (masukkan kedalam waskom yang berisi larutan
klorin 0,5% selam + 10 menit
19. Cuci tangan
20. Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan
12

4.) Mensterilisasikan alat


Adalah untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme pada
peralatan yang sudah dicuci dan dikeringkan.
Alat dan bahan
a. Peralatan logam (pinset, gunting, cocor bebek, dll)
b. Peralatan karet (kateter, sarung tangan, dll)
c. Peralatan tenunan (kain kassa, tampon, sprei, dll)
Prosedur kerja
1. Bersihkan peralatan yang akan disterilisasi
2. Peralatan yang dibungkus harus diberi lebel (nam, jenis
obat, dan tanggal jam sterilisasi)
3. Masukkan kedalam sterilisator dan hidupkan sterilisator
sesuai dengan waktu yang ditentukan
4. Cara sterilisasi :
a. Sterilisasi dengan merebus dalam air mendidih sampai
100 ͦ C 915-20 menit) untuk logam, kaca, dan karet.
b. Sterilisasi dengan stoom. Menggunakan uap panas
didalam autoclave dengan waktu, suhu dan tekanan
tertentu untuk alat tenunan
c. Sterilisasi dengan panas kering menggunakan oven
panas tinggi (logam yang tajam, dll)
d. Sterilisasi dengan bahan kimia menggunakan bahan
kimia seperti alkohol, sublimat, uap formalin, sarung
tangan dan kateter.
5. Dokumentasi.
13

BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN

A. KOSEP DASAR
1. Pengertian
Thypus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya
terdapat pada saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 1 minggu
dan terdapat gangguan kesadaran ( Suriadi, Yuliani Rita, 2001).
2. Etiologi
Faktor penyebab dari demam thypoid adalah disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh salmonella typhoid dan salmonella
paratyphoid A, B, dan C yang ditularkan melalui makanan jari tangan,
lalat, dan feses, serta muntah diperberat bila klien makan tidak teratur.
Faktor prendisposisinya adalah minum air mentah, makan makanan
yang tidak bersih dan pedas, tidak mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan, dari WC dan menyiapkan makanan.
3. Patofisiologi
Kuman Salmonella masuk bersama makanan atau minuman yang
terkontaminasi, setelah berada dalam usus halus mengadakan invasi ke
jaringan limfoid usus halus dan jaringan limfoid mesenterika.

13
14

4. Pathway
Makanan minuman tercemar

Mengandung Salmonella type

Masuk ke dalam tubuh melalui


Saluran cerna

Tyhpus abdominalis

Masuk ke lambung usus


halus

Salmonella di musnahkan salmonella bersarang di


jaringan limfoid
Oleh asam lambung
Mukosa membran
cedera / luka
Produksi asam lambung
Tukak pada
mukosa
Mual / muntah
Perdarahan/
perforasi intestinal
Anoreksia
Gangguan rasa nyaman
dan nyeri
15

Nutrisi kurang dari


Kebutuhan nutrisi tubuh
Sebagian menembus lamina propia

Masuk kedalam darah, dan bersarang di hati dan limfe

Infeksi salmonellatyhpi

Peningkatan suhu tubuh

5. Manifestasi klinik
Gejala klinis demam thypoid pada anak biasanya lebih ringan
jika dibandingkan dengan penderita dewasa. Masa tuntas rata-rata 10-
20 hari. Masa tuntas tersingkat adalah 4 hari, jika terinfeksi dari
makanan. Sedangkan masa tuntas terlama berlangsung 30 hari, jika
terinfeksi dari minuman. Gejala sebagai berikut :
a. Demam
Berlangsung selama 3 minggu, bersifat febris, dan dengan suhu
tubuh yang tidak terlalu tinggi.
b. Gangguan pada saluran pencernaan
Nafas berbau tidak sedap, bibir kering, dan pecah-pecah, perut
Kembung.
c. Gangguan kesadaran
Kesadaran menurun, walaupun tidak terlalu turun yaitu keinginan
untuk tidur dan terus tidur.
6. Penatalaksanaan
a. Perawatan posisi tubuh harus diubah setiap 2 jam untuk mencegah
dekubitus. Mobilisasi sesuai kondisi.
b. Obat
1. Anti Mikriba
16

CO- trimoksazol ( kombinasi antara trimetropim dan


sulkametoksazol_
2. Suportif
Vitamin- vitamin
17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. R

DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN

DENGAN DIAGNOSA THYPUS ABDOMINALIS

DI PUSKESMAS BERSERI

A. Pengkajian
a. Identitas
1. Identitas pasien
Nama : NY. R
Umur : 26 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku bangsa : Melayu
Status perkawinan : Sudah menikah
Golongan darah :-
No RM :
Tanggal masuk : 08 JANUARI 2020
Tanggal pengkajian : 08 JANUARI 2020
Diagnosa medis : Thypus Abdominalis
Alamat : Jl. Sepakat
2. Identitas penanggung jawab
Nama : TN. S
Umur : 27 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Swasta
18

Suku bangsa : Melayu


Hubungan dengan klien : suami dari klien
Alamat : Jl. Sepakat

b. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Pasien mengatakan sudah demam berhari- hari, terasa
nyeri pada perut, mual dan rasa pahit di lidah.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien datang ke PUSKESMAS pada tanggal 08
JANUARI 2020 dengan keluhan demam berhari- hari,
mual dan rasa pahit di lidah.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Klien tidak pernah mengalami penyakit yang
berhubungan dengan Thypus Abdominalis.
4. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang terkena
penyakit Thypus Abdominalis.
c. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Kesadaran : composmentis
Penampilan : lemah
Tanda-tanda vital :
TD : 120/ 80 mmhg
N : 88 x/menit
R : 18 x/menit
S : 39 c
1. Kepala
Bentuk : simetris
Warna : sawo matang
19

Tekstur : lembut
Penyebaran : baik
Keadaan : bersih
Nyeri tekan : tidak ada
Benjolan : tidak ada
Kebersihan : bersih
2. Mata
Kesimetrisan : simetris
Sclera : tidak ada
Konjungtiva : tidak ada
Secret : tidak ada
Bengkak : tidak ada
Benjolan : tidak ada
Lesi : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada
Fungsi penglihatan : normal
Reflex pupil : tidak ada
Kebersihan : bersih
3. Telinga
Kesimetrisan : simetris
Warna : kulit sawo matang
Secret : tidak ada
Bengkak : tidak ada
Benjolan : tidak ada
Lesi : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada
Fungsi pendengaran : normal
Kebersihan : bersih
4. Hidung
Kesimetrisan : simetris
Secret : tidak ada
20

Bengkak : tidak ada


Benjolan : tidak ada
Lesi : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada
Fungsi penciuman : normal
Kebersihan : bersih
5. Mulut
a) Bibir
Kesimetrisan : simetris
Warna : merah jambu
Tekstur : normal
Mukosa : tidak ada
Sekret : tidak ada
Bengkak : tidak ada
Benjolan : tidak ada
Lesi : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada
Kebersihan : bersih
b) Gigi
Warna : putih
Caries : tidak ada
Jumlah : lengkap
Kebersihan : bersih
c) Lidah
Warna : merah jambu
Fungsi pengecapan : normal
Tekstur : normal
Kebersihan : bersih
6. Leher
Bentuk : simetris
JVP : tidak ada
21

Thyroid : tidak ada


Bengkak : tidak ada
Benjolan : tidak ada
Lesi : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada
Kebersihan : bersih
7. Dada
Bentuk : simetris
Bunyi jantung : normal
Bunyi paru : normal
Frekuensi napas : normal
Frekuensi jantung : normal
Otot-otot bantuan Pernapasan : normal
Bengkak : tidak ada
Secret : tidak ada
Benjolan : tidak ada
Lesi : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada
Perkusi jantung dan paru-paru : normal
Kebersihan : bersih
8. Abdomen
Bentuk : simetris
Tekstur : normal
Bengkak : tidak ada
Benjolan : tidak ada
Lesi : tidak ada
Nyeri tekanan : tidak ada
Bising usus : normal
Abdomen : normal
Bunyi perkusi lambung : normal
Kebersihan : bersih
22

9. Ekstremitas
Bentuk : simetris
Warna : normal
Tekstur : normal
Kelembaban : tidak ada
Turgor : tidak ada
Bengkak : tidak ada
Benjolan : tidak ada
Lesi : tidak ada
Nyeri tekanan : tidak ada
Jumlah : lengkap
Ekstremitas atas : tidak ada
Ekstremitas bawah : tidak ada
Kekuatan otot : normal
Kebersihan : bersih
10. Genetalia

Pola aktivitas sehari-hari


No. Jenis Sebelum sakit Selama sakit
pengkajian
1. Pola nutrisi
a. Makan
Frekuensi : -Makan teratur - Makan tidak
±2-3x/hari teratur
1-2×/hari
Jenis : -Nasi, lauk pauk, dan -Nasi, lauk pauk,
buah dan buah
Porsi : -1 porsi makan sendiri - ½ porsi makan
sendiri
Cara : -Makan sendiri -makan sendiri,
23

kadang disuapin
Keluhan : - tidak ada keluhan - keluhan kurang
nafsu makan

b. Minum
Frekuensi : -7-8gelas/ hari
Jenis : -Air putih, teh -8-10 gelas/hari
Cara : -Sendiri -Air putih
Keluhan : -Tidak ada -sendiri/ dibantu
-Tidak ada
2. Pola eliminasi
a. BAB
Frekuensi : -1-2×/hari -1×/hari

Konsistensi: -Lembek -lembek

Warna : -Kuning - kuning kecoklatan

Bau : -Khas -khas

Cara : -sendiri -dibantu

Keluhan : -Tidak ada keluhan - tidak ada keluhan


dalam BAB dalam BAB
b. BAK
Frekuensi : -± 3-6x/ hari -5-7×/hari

Warna : - Kuning -kuning

Bau : - Khas -khas

Cara : - Sendiri -dibantu

Keluhan : - Tidak ada keluhan -tidak ada keluhan


dalam BAK dalam BAK

3. Pola istirahat
1. Malam: - pasien mengatakan -pasien mengatakan
tidur selama ± 7-8 jam tidur selama ± 6-7
24

jam
2. Siang: -Pasien mengatakan -pasien mengatakan
tidur selama ± ½-1 tidur selama ± 1 jam
jam

4. Personal
hygiene
Mandi : -2× sehari yaitu pagi -2× sehari pagi dan
dan sore sore
Gosok gigi : -2× sehari yaitu pagi -2× sehari pagi dan
dan sore sore
Ganti pakaian : - 1× sehari 1× sehari
Cara : - sendiri -sendiri/dibantu
Keluhan : - Tidak ada -tidak ada

B. Data psikologis, sosial, dan spritual


1. Data psikologis
Sebelum sakit pasien mengatakan senang melakukan aktivitas
sehari-hari tanpa ada rasa beban dan selama sakit pasien
mengatakan aktivitasnya terganggu dikarnakan sakitnya.
2. Data sosial
Sebelum sakit pasien mengatakan berhubungan baik dengan
tetangganya dan selama sakit pasien mengatakan kurang
berkomunikasi pada tetangganya.

3. Data spritual
Sebelum sakit pasien mengatakan rajin melaksanakan ibadah 5
waktu dan selama sakit pasien masih tetap melaksanakan sholat
25

Data penunjang
1. Pemeriksaan laboraturium

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai normal


Hb
Leukosit
LED
Tombosit
Hematukrit
Tidak Tidak
Kadar gula puasa
Dilaksanakan Dilaksananakan
Ureum
Creatitin
SGOT/Asat
SGPT/Asat

2. Therapy
a. Paracetamol 3×1
Untuk menurunkan demam
b. B kompleks
Untuk menambah nafsu makan
c. Asam mefenamat 3×1
Untuk mengurangi rasa nyeri
26

No Syptom Etiologi Problem


.
1. Ds: pasien mengatakan Infeksi Demam
sudah demam berhari
hari
Do: suhu tubuh
meningkat
S: 39C
2. Ds: pasien mengatakan Kurangnya Kekurangan
tidak ada nafsu makan indeks nutrisi nutrisi dalam
Do: pasien tampak lemas tubuh tubuh
3. Ds: pasien mengatakan Demam Rasa nyaman
nyeri pada bagian kepala dan nyeri
Do: pasien tampak pucat

Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan demam yang berhubungan dengan infeksi
2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan nutrisi
tubuh berhubungan dengan penurunan pemasukkan nutrisi.
3. Gangguan rasa nyaman yang berhubungan dengan demam dan
nyeri

BAB V
PENUTUP
27

A. KESIMPULAN
1. Setelah mengadakan dan melaksanakan praktek kerja industri
akhirnya saya mengetahui yang sebenarnya atas hasil yang
diperoleh dari sekolah, serta memperoleh pengetahuan
tentang teori, praktek dan bahan atau benda yang belum
pernah dipelajari disekolah.
2. Disamping itu juga saya dapat mengetahui bagaimana bekerja
di pelayanan kesehatan. Dengan hal tersebut, penyusun
menjadi dewasa dan lebih menghormati kerja keras orang tua.
3. Thypus abdominalis adalah penyaki infeksi menular yang
dapat terjadi pada anak atau orang dewasa. Tetapi thypus
lebih sering menyerang anak.penyakit thypus abdominalis
merupakan problem atau masalah yang serius bagi kesehatan
masyarakat dinegara berkembang sepeti hal nya indonesia
yang memeiliki iklim tropis banyak di temukan penyakit
infeksi ini.thypua abdominalis disebakan oleh salmonella
thypi.
B. SARAN
1. Saran untuk puskesmas berseri
Agar lebih meningkatkan pelayanan dan lebih
memperhatikan siswa dan siswi untuk membimbing dan
memberi ilmu kepada siswa dan siswi yang sedang magang
2. Saran untuk Sekolah
Sebaiknya siswa dan siswi yang akan diturunkan ke
puskesmas atau klinik untuk mengikuti praktek kerja industri
dibekali terlebih dahulu mengenai pekerjaan yang akan
dilakukan di klinik, segingga siswa dan siswi merasa siap dan
baik secara fisik dan mental.
3. Saran dari penulis
28

Bagi siswa atau siswi yang melakukan praktek keja industri,


saran yang paling penting adalah menjaga nama baik sekolah
dimanapun tempat `praktek kerja industri yang kalian
laksanakan dan mematuhi peraturan yang ada di klinik atau
puskesmas tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Icha octavia W, 2014. Laporan Pra erin smk keperawatan. url.


Jakarta.
Patrick X-Treme. 2015. Contoh laporan pkl keperawatan. ul.
Jakarta.
Medicinestuff. 2015. Asuhan persalinan normal. url. Jakarta.
Tiarafebria, 2014. SOP Pemasangan Infus. url. Jakarta.

25
29

DOKUMENTASI
30

Anda mungkin juga menyukai