Anda di halaman 1dari 4

Tahapan Pengembangan Wirausaha Roti Bakar

1. Pemilihan Jenis Usaha


 Roti bakar adalah sebuah roti lapis khas Indonesia yang dibakar, yang terdiri dari
dua potong roti dan isian, seperti gula, margarin, mentega, meses, selai coklat, keju,
selai kacang, selai stroberi, serikaya, blueberry dan nanas
2. Nama Perusahaan
CV Sangga langit
3. Lokasi Perusahaan
Jalan Jaya Sirayu, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah
4. Perizinan Usaha
a. Nomor NPWP : 47.853.146.8-096.422
b. Akta Notaris : 07
c. ISIUP/TDP/TDI : 26495036510.174/2023
5. Sumber Daya Manusia
a. Dua orang pendiri, yang mempunyai tugas masing-masing sebagai:
i. Penanggung jawab produksi dan Penanggung jawab pemasaran
ii. Penanggung jawab administrasi dan penanggung jawab keuangan
b. Enam orang karyawan, yaitu tiga orang untuk bagian pemasaran, dan satu orang
untuk bagian administrasi.
6. Aspek Produksi
7. Proses Pengolahan
a. Potong iris roti menjadi tiga potongan
b. Isi dalam roti itu selai yang telah diminta pembeli
c. Kemudian berikan susu diatas selainya
d. Lalu tutup dengan potongan roti tersebut, kemudian
e. Oleskan mentega kebagian-bagian roti yang akan digoreng pada tempat
penggorengan
f. Simpan diatas wajan yang berbentuk segi empat besar yang telas dipanaskan oleh
kompor gas
g. Lalu goreng hingga merata pada dasar rotinya
h. Sesudah selesai penggorengan kemudian sajikan diatas kertas nasi,
i. Dan kemudian potong hingga menjadi berbagai potongan kecil,dan
j. Bungkus rapih-rapih dengan kertas nasi yang telah disajiakn tersebut dengan
rapih
k. Dan dimasukan ke kresek yang disiapkan untuk diberikan kepada pembeli

8. Aspek Keuangan
Total Biaya
Total biaya adalah jumlah keseluruhan biaya tidak tetap dan biaya tetap. Pada proses produksi
roti bakar, total biaya yang dibutuhkan adalah
Total biaya = Biaya variabel + Biaya tetap
= Rp1.050.000,00 + 40.000,00
= Rp1.090.000,00

Harga Pokok Produksi (HPP)


Harga Pokok Produksi (HPP) adalah harga pokok dari suatu produk, dimana jika dijual
dengan harga tersebut, maka produsen tidak untung dan juga tidak rugi. HPP ditentukan untuk
bisa menentukan harga jual, dimana harga jual adalah HPP ditambah margin keuntungan yang
akan diambil. Untuk produk asinan ini HPP-nya adalah :
Total Biaya / Jumlah produksi
Rp1. 050.000,00 / 200 = 5.450,00

Harga Jual
Harga jual adalah harga yang harus dibayarkan pembeli untuk mendapatkan produk tersebut.
Harga jual bisa ditentukan dengan mempertimbangkan HPP dan juga produk pesaing. Harga jual
ini meliputi harga dari pabrik dan harga konsumen. Harga dari pabrik tentu lebih murah, karena
saluran distribusi (agen, toko, counter, dll) tentu juga harus mendapatkan keuntungan.
Pada produk roti bakar dalam kemasan box ini, melihat HPP nya yaitu Rp. 5.450,00 dan produk
pesaing dengan volume yang relatif sama dijual berkisar Rp12.000,00 sampai Rp15.000,00,
maka ditetapkan harga jual dari pabrik adalah Rp10.000,00 (pada Tabel 7), dengan harapan di
tingkat konsumen harganya adalah Rp12.000,00 sampai Rp15.000,00

Penerimaan Kotor
Penerimaan kotor adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh perusahaan, sebelum
dipotong total biaya.

Pendapatan Bersih (Laba)


Pendapatan bersih adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh perusahaan, setelah
dipotong total biaya. Pada produksi asinan ini, jumlah penerimaan bersih adalah:
Pendapatan Bersih = Penerimaan kotor – Total biaya
= Rp2.000.000,00 – Rp1.050.000,00
= Rp950.000,00
Jadi perkiraan pendapatan untuk satu kali produksi, yaitu sebanyak 200 roti bakar , akan
mendapatkan laba/keuntungan sebesar Rp950.000,00 (sembilan lima puluh ribu rupiah).

Anda mungkin juga menyukai