Anda di halaman 1dari 2

Sukses Berdagang, Sukses Berbahasa

Nurhelina1, Sri Hastuti2


e-mail: nurhelina03@gmail.com1, srih88330@gmail.com2
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Jambi

Taukah kalian bahwa Indonesia memiliki lebih dari 652 bahasa? Keberagaman
bahasa ini menjadikan Indonesia rentan terhadap perpecahan. Lalu, bagaimana
Indonesia dapat berkomunikasi dengan baik? Pernahkah kalian mengalami kesulitan
dalam berbelanja akibat perbedaan bahasa? Nah, disini kami akan menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang kalian baca sebelumnya, dan kami juga akan mengenal
lebih banyak tentang penggunaan bahasa nasional di Indonesia. Mulai dari pengertian,
hambatan, dampak, serta solusi dari permasalahan tersebut.

Bahasa nasional merupakan bahasa yang digunakan oleh suatu bangsa dalam
berkomunikasi sehari-hari. Sebagai bentuk persatuan dalam berkomunikasi, Indonesia
mengukuhkan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Pengukuhan ini terjadi pada
tanggal 28 oktober 1928 yang terdapat pada ikrar ke tiga sumpah pemuda yang berbunyi
“menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Setiap lapisan masyarakat harus
memegang teguh bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia, baik itu pedagang, guru,
ataupun pelajar.

Nah, umumnya penerapan bahasa nasional lebih lazim digunakan dalam situasi
formal, seperti dunia pendidikan, perkantoran, dan politik. Hal ini berbanding terbalik
dengan para pedagang kaki lima. Dominan para pedagang tidak memakai bahasa
nasional dalam bertransaksi, mereka kerap menggunakan bahasa daerahnya masing-
masing, umumnya para pedangang yang sudah lanjut usia. Seringkali kita tidak
memahami bahasa yang mereka gunakan, sehingga transaksi dapat terhambat.
Permasalahan inilah yang akan kita kupas lebih dalam tentang penanaman bahasa
Indonesia sebagai alat komunikasi pemersatu bangsa.

Hambatan yang biasanya dialami para pedagang dalam penggunaan bahasa


Indonesia saat berkomunikasi seperti, kebiasaan berkomunikasi menggunakan bahasa
daerah sehingga akan menghambat fungsi kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
pemersatu bangsa. Acap kali orang yang sudah terbiasa menggunakan bahasa daerah,
apalagi mereka menjadikan bahasa tersebut sebagai bahasa utama mereka. sehingga hal
inilah yang menyebabkan mereka sulit untuk menerima bahasa Indonesia. Hambatan
lainnya seperti kurangnya Pendidikan para pedagang kaki lima yang menyebabkan
perbedaan signifikan bahasa dalam berkomunikasi. pada kenyataannya pengenalan
bahasa Indonesia lebih banyak ditemui dalam dunia Pendidikan. Hal inilah yang
menyebabkan para pedagang kaki lima yang kurang mendapatkan Pendidikan kurang
mengenal dan kurang menerapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

Dampak dari penggunaan bahasa daerah oleh pedagang kaki lima menyebabkan
ketidakpahaman pembeli dalam berbelanja. Ketidakpahaman ini akan menghambat
proses transaksi jual beli dan melemahkan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional. Permasalahan inilah yang harus kita musnahkan di Indonesia. Menurut kami
pembinaan dan penguatan bahasa Indonesia di kalangan pedangang kaki lima harus
ditingkatkan dan lebih di perhatikan lagi, hal ini sebagai upaya penguatan pilar
kebahasaan dan persatuan Indonesia yang telah dikukuhkan dalam sumpah pemuda.

Saat kamu mengalami situasi ini, ada beberapa solusi yang kami tawarkan.
Solusi pertama kamu dapat melakukan alih kode seperti mengalihkan bahasa tersebut ke
bahasa Indonesia ataupun menggunakan bahasa isyarat. Gunakan bahasa isyarat seperti
menggerakkan tangan menunjuk barang dagangan untuk mengetahui tujuan atau
menggunakan jari untuk memastikan harga barang yang dibeli. Solusi kedua yaitu
dengan melalui perantara. Kamu dapat bertanya kepada orang lain yang memahami
bahasa penjual dan bahasa nasional yang berada di sekitarmu.

Bahasa Indonesia mulai memudar kedudukannya sebagai bahasa nasional, baik


itu dikarenakan penggunaan bahasa daerah yang lebih dominan bagi para pedagang,
maupun kebiasaannya dalam berbahasa daerah yang sudah melekat. Kami sebagai
mahasiswa bahasa Indonesia sangat menekankan penguatan dan pembinaan Bahasa
Indonesia di kalangan pedagang untuk lebih diperhatikan dan ditingkatkan. “Cintai
bahasa Indonesia , gunakanlah tiap hari”.

Anda mungkin juga menyukai