Anda di halaman 1dari 2

Natasha Fazilla 2206039923

Polemik, Pembangunan, dan Masyarakat Adat.

Belakangan ini, Indonesia sedang berupaya untuk memulihkan ekonomi karena dilanda
pandemi 2020 lalu. Berbagai langkah telah dilakukan oleh negara, salah satunya dengan
membuka kesempatan lebar untuk menjadi investor di Indonesia. Adanya investor dapat
menambah devisa negara yang menunjang pembangunan nasional. Dengan demikian, dapat
dilihat bahwa pembangunan adalah tujuan utama dari langkah yang dilakukan negara.

Selain membuka kesempatan bagi investor, negara juga mengupayakan untuk mengeksplorasi
sumber daya alam sebagai komoditas untuk membangun bangsa. Contohnya, eksplorasi
tambang. Walaupun aktivitas ini dapat dianggap sebagai hal yang positif karena bertujuan untuk
membangun bangsa, ada pihak yang menentang hal ini, yaitu masyarakat adat yang
wilayahnya terancam hilang.

Hal tersebut telah dialami oleh warga Samabue di Kalimantan Barat. Mereka melihat
pertambangan tersebut sebagai ancaman karena akan memengaruhi kawasan Bukit Samabue
yang merupakan sumber mata air dan kehidupan masyarakat sekitar. Dari luas 1.214 hektare,
perusahaan tambang tersebut sudah mengklaim tanah seluas 874 hektare. Ditambah,
eksplorasi tersebut dilakukan tanpa pemberitahuan kepada ketua adat sekitar.

Hal ini dapat memunculkan polemik antara banyak pihak. Suatu pihak menganggap bahwa
eksplorasi itu adalah hal yang diperlukan karena hal ini menunjang pembangunan Pihak ini juga
menganggap bahwa mempertahankan eksistensi masyarakat dan tanah adat merupakan hal
yang tidak memberikan untung. Sedangkan, pihak lain beranggapan bahwa eksistensi
masyarakat adat, bagaimanapun juga, berhak untuk tetap ada. Mereka juga merupakan rakyat
Indonesia yang identitasnya harus dilindungi oleh negara.

Jika kita melihat Pasal 28D ayat (1) UUD 1945, ayat tersebut menyatakan bahwa “Setiap orang
berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan
yang sama di hadapan hukum.” Dengan begitu, perlindungan bagi setiap warga negara
merupakan kewajiban dari negara. Sudah sepantasnya jika masyarakat adat meminta negara
untuk melindungi mereka di hadapan pihak yang mengancam kehidupannya.
Dengan adanya penentangan oleh masyarakat dan kepentingan pembangunan ini, maka,
langkah paling tepat apa yang dapat dilakukan negara? Jika kita telaah lebih lanjut, terjaganya
kawasan eksplorasi dengan keberadaan masyarakat adat bukanlah hal yang tidak memiliki
hubungan satu sama lain. Masyarakat adat memiliki peraturan-peraturan dalam memelihara
lingkungan mereka. Jika negara dapat mengakomodasi negosiasi antara perusahaan dan
masyarakat adat, seharusnya, hasil dari negosiasi tersebut dapat menjadi win-win solution.
Dengan begitu, masyarakat adat tetap dapat memiliki andil dalam lingkungan tersebut dan
pihak perusahaan tetap dapat mengolah sumber daya dengan cara pemeliharaan yang sudah
terjamin akan menjaga keberlangsunan lingkungan. Sehingga, negara tetap dapat menunjang
pembangunannya sekaligus merangkul masyarakat adat yang sudah menjadi kewajibannya.

Anda mungkin juga menyukai