Skripsi
Ditulis sebagai Salah Satu Tugas Akademik untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum.)
Oleh:
M Arief Rahman
Nim: 1110022000025
Disetujui oleh
Pembimbing,
i
ABSTRAK
M Arief Rahman
”Resistensi Politik Kolonial: Pergerakan Nasionalis Maroko Vis A Vis
Kolonial Prancis”
Skripsi ini bertujuan untuk membahas proses pembentukan resistensi
masyarakat Maroko terhadap kolonialisme yang dilakukan oleh Prancis. Lebih
jauh skripsi ini juga ingin menjelaskan perjuangan yang dilakukan orang-orang
Maroko untuk mendapatkan kebebasan ekonomi, politik, dan sosial. Pada
konteks Prancis vis a vis Maroko, Dahir Berbere digunakan oleh Prancis untuk
memecah bangsa Arab Maroko dengan bangsa Berber Maroko. Namun langkah
devide et impera yang diterapkan oleh Prancis tidak berhasil memecah bangsa
Maroko. Justru, dahir tersebut menjadi bumerang bangsa Prancis. Skripsi ini
menemukan dua poin penting yaitu (1) sekolah dan media menjadi corong utama
Prancis dalam upaya internalisasi budaya, (2) Istiqlal menjadi wadah dalam
mewujudkan indepedensi masyarakat Maroko, lewat gerakan sosial dengan
beragam ide-ide kontra-kolonialisme.
Kata kunci : kolonialisme, Prancis, Maroko, Dahir berber
iii
UCAPAN TERIMAKASIH
memudahkan penulis untuk bisa membuat skripsi ini. Tak lupa penulis
mengirimkan salam dan shalawat kepada Nabi Besar Muhammad Saw yang telah
membawa umat manusia dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang
benderang.
Nasionalis Maroko Vis A Vis Prancis” merupakan salah satu syarat untuk
mencapai Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum). Terwujudnya skripsi ini tidak lepas
dari partisipasi dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
1. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.A. Selaku pimpinan Fakultas Adab dan
Islam (SKI) yang telah membantu dan memudahkan penulis dalam proses
4. Bapak Dr. H M Muslih Idris Lc., M.A. Selaku dosen pembimbing, yang
iv
dengan baik. Beliau juga mengajarkan Penulis untuk lebih teliti dalam
menggunakan sumber-sumber.
5. Ibu Dr. Awalia Rahma, M.A. Selaku Dosen Penasehat Akademik, yang
6. Bapak dan Ibu Dosen yang selalu memberikan bimbingan dan pelajaran
7. Ibunda tercinta ibu Nadrah dan juga kepada Ayahanda tersayang Ayah
cita-citanya.
skripsi ini.
10. Teman seperjuangan SKI 2010, yang tidak bisa disebutkan satu per satu,
v
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. Pembatasan masalah............................................................................. 7
D. Tujuan penelitian.................................................................................. 7
E. Manfaat penelitian................................................................................ 8
vi
Bab II MAROKO: MENUJU KOLONIALISME PRANCIS
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dari bahasa Arab yang seringkali di terjemahkan sebagai ―barat‖, ―oksiden‖, atau
menyebut daerah-daerah di barat sungai nil sampai pantai atlantik di Afrika Utara.
Dalam konteks sistem Negara modern, yang disebut sebagai kawasan Magribi
adalah Libya, Tunisia, Aljazair, Maroko, Mauritania, Sahara barat (yang tidak
eksis sampai saat ini – Dinasti Alawiyyah. Sejarah mencatat, Maroko merupakan
lainnya yang nyatanya berulang kali takluk oleh bangsa yang lebih superior.
kawasan Al-Maghreb, setelah Aljazair dan Tunisia,juga pernah menjadi pusat dua
kerajaan besar Arab-Berber, tetapi tidak pernah menjadi bagian dari imperium
1
Riza Sihbudi, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam (Bandung: PT Ichtiar Baru Van Hoeve,
2002) h. 117
1
kerajaan Utsmani.2 Kemudian pada tahun 1901, Prancis memulai upaya
penaklukan Maroko dan wilayah itu sepenuhnya dikuasai Prancis sejak tahun
Membahas Maroko tidak bisa terlepas dari Dinasti Alawiyah, dan Dinasti
dinasti Alawiyah merupakan dinasti Maroko yang bertahan dari abad ke-16
Alawiyah, ia mengambil alih kota Rif dan membuka rute perdagangan antara
bersekutu dengan aliansi lainnya, membuat tentara Abid -tentara budak yang
Prancis, mengambil pajak yang tinggi, membangun kota Meknes sebagai ibu kota,
memonopoli perdagangan dan membuat bajak laut untuk merampok kapal yang
melintasi wilayahnya. Ia dikenal sebagai raja yang kejam dan otoriter. Banyak
para ‘Ulama dan Syarif tidak suka dengannya. Masa kekuasaannya berlangsung
2
Hitti, History of the Arabs, h. 336.
3
Philip C. Naylor. North Africa: A History from Antiquity to the Present. (USA: University of Texas
Press, 2009) hal. 130
2
Banyak terjadi huru-hara setelah kematian Maulawi Ismail seperti
lima kali sebagai raja dan empat kali diganti sebelum akhirnya ia meninggal pada
yang paling bertanggung jawab terhadap internal organisasi Negara. Selain itu, ia
Negara luar. Meski Sidi Muhammad III berhasil meletakkan pondasi dasar
struktur pemerintahan.5
maka pada tahun 1811 ia melarang tarian dan lagu-lagu tentang sufi. Berbeda
dengan bapaknya, ia lebih waspada dan hati-hati dengan Negara Eropat terkait
4
C.N. Pennell, Morocco From Empire to Independent (UK: Oneworld Oxford, 2003) hal. 108
5
Ibid hal. 112
3
hubungan perdagangan. Ia sangat membutuhkan pendapatan dan saudaranya,
Eropa. Ia mendesak raja untuk mengekspor padi namun ada rasa kekhawatiran
pada rakyatnya. Kalau seandainya padi terus diimpor dan suatu saat lumbung padi
rakyat habis maka akan terjadi kelaparan. Maka pada tahun 1820 terjadi
kerusuhan dan pemberontakan terkait isu tersebut. Pada tahun 1822 Sulaiman
dirinya.6
pemberontakan dan kerusuhan yang terjadi hingga dinasti Alawi masih bisa
pada tahun 1830, Ini merupakan sekuel pembuka dari trilogi kolonialisasi bangsa
Tunisia ke bagian timur yang berhasil dikuasai pada tahun 1881, yang kemudian
6
Philip C. Naylor. North Africa: A History from Antiquity to the Present. (USA: University of Texas
Press, 2009) hal 132
7
C.N. Pennell, Morocco From Empire to Independent (UK: Oneworld Oxford, 2003) hal. 114
4
Maroko, Prancis berusaha menggantikan bahasa Arab yang selama ini menjadi
bahasa kesustraan bagi penduduk pribumi dan pemersatu bagi bangsa Berber dan
umumnya.8
konsep imperialisme kuno: Gold, Glory dan Gospel yang pada saat itu
bangsa-bangsa Eropa lainnya dalam menjaga stabilitas Negara karna hal itu lah
imperialisme juga dikenal sebagai pos-ekonomi modern bagi bangsa Eropa yang
Berangkat dari fakta tersebut, satu demi satu negeri-negeri Islam – yang
pada saat itu sedang rapuh – itu jatuh ke tangan Barat. dalam waktu yang relatif
Inggris merebut India dan Mesir. Rusia menyeberangi Kaukasus dan menguasai
Asia Tengah. Prancis menaklukan Afrika Utara atau juga yang disebut daerah
Islam itu akibat dari kehancuran dan kemunduran tiga pilar kerajaan Islam.9
8
Hitti, History of the Arabs, h. 916.
9
L. Stoddard, Dunia Baru Islam, (Jakarta: 1966), h. 27.
5
Dengan berbagai manuver bangsa Eropa terhadap pengukuhan hegemoni
mereka pada Negara-negara Timur Tengah, Asia Tengah dan Afrika Utara.
Penulis sangat tertarik mendalami akan penetrasi yang dilakukan salah satu
kawasan Afrika Utara atau kita kenal populer dengan sebutan Al-Maghreb. Selain
itu usaha-usaha Prancis yang sangat ingin mengubah secara sistematis dan
Prancis sebagai pengganti bahasa ibu pada Negara koloninya ataupun hal lainnya
seperti memasukkan hukum ala barat agar dapat menggantikan syariat Islam
ide mengenai resistensi politik kolonial di Maroko yang disuarakan oleh gerakan-
gerakan nasionalis Maroko yang mana nantinya akan mempunyai pengaruh yang
Prancis (1912-1956)‖.
B. Pembatasan Masalah
Berangkat dari latar belakang di atas, agar penelitian ini menjadi terarah
maka, penelitian ini difokuskan pada wilayah Maroko dengan rentang tahun
6
Prancis dan juga munculnya gerakan-gerakan anti-kolonial dan terakhir
Maroko.
C. Perumusan Masalah
D. Tujuan Penenelitian
Lewat sejumlah permasalahan di atas maka tujuan dari penelitian ini yaitu
adalah:
1. Mengetahui lebih jauh bagaimana kondisi Maroko sebelum dan saat masa
Kolonial Prancis.
Maroko.
E. Manfaat Penelitian
dan Humaniora.
7
F. Metode Penelitian
Research) dan juga jenis sejarah dalam penelitian ini adalah sejarah sosial.11
jauh mengenai kondisi sosial masyarakat Maroko pada masa Kolonial Prancis.
10
Lihat Louis Gottschalk, Understanding History. A Primer of Historical Method (New
York: Alfred Knopf, 1969), second ed. Terj. Nugroho Notosutanto, Mengerti Sejarah. Pengantar
Metode Sejarah (Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia, 1975). Lihat juga H.C. Hockett,
Critical Method in Historical Research and Writing (New York: Macmillan & Co., 1967).
11
Sekalipun sejarah sosial sudah menjadi gejala baru dalam penulisan sejarah sejak
sebelum Perang Dunia II, tetapi sebagai sebuah jenis penulisan sejarah baru mendapat tempat pada
tahun 1950-an. Paling tidak Mazhab Annales yang dipelopori oleh Marc Bloch di Prancis
merupakan embrio bagi jenis penulisan sejarah baru, dalam hal ini sejarah sosial. Dari situ
nantinya, sejarah sosial akan terus berkembang menjadi canggih lewat modifikasi terus-menerus.
Namun pada dasarnya, sejarah sosial merupakan sejarah yang mempunyai bidang garapan yang
sangat besar karena metode pengawinan dua ilmu atau lebih menjadi sebuah narasi sejarah yang
lebih kompleks. Misalnya saja dengan ekonomi, sosiologi maupun antropologi. Lihat,
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1994), h. 33.
12
Istilah gerakan sosial merupakan istilah yang muncul di kalangan sosiolog Amerika
Serikat di tahun 1950-an. Pada dasarnya gerakan-gerakan sosial muncul karena adanya
penentangan (resistensi) atau bahkan perlawan terbuka terhadap sebuah sistem yang berlaku di
masyarakat. Pada perkembangannya banyak sejarawan yang mulai menggunakan kerangka teori
ini untuk melihat objek kajian sejarahnya. Misalnya, Hobsbawm membahas pemberontakan
primitif (primitive rebels) yang bahasannya mencakup mulai dari pemberontakan yang dilakukan
oleh para bandit hingga orang-orang yang percaya akan datangnya zaman millenia atau Spitz yang
mengkaji tentang masa-masa sebelum meletusnya Reformasi Jerman yang menekankan pada
pentingnya tindakan kolektif untuk mengubah tatanan yang ada secara langsung ketimbang secara
kelembagaan dan mungkin juga Burke yang melihat Revolusi Prancis. Lebih jauh lihat, Peter
Burke, History and Social Theory (New York: Cornell University Press, 1993), h. 132-136; L.W.
Spitz, ―The Third Generation of German Renaissance Humanists‖, dalam A.R. Lewis, ed.,
Aspects of the Renaissance (Austin: T.p, 1967), h. 105-121; dan Eric Hobswawm, Primitive
Rebels: Studies in Archaic Forms of Social Movement in the Nineteenth and Twentieth Century.
Third Edition (Manchester: T.p, 1971).
8
Kemudian, sejauh mana dampak yang diberikan kepada masyarakat Maroko
yang biasanya dilakukan oleh peneliti sejarah 13 dan penulis juga mengikuti
prosedur yang telah ada. Adapun, tahap-tahap yang penulis gunakan untuk
serta situs-situs sejenis merupakan ‗surga‘ bagi penulis dalam pencarian sumber-
penulis dapatkan berasal dari situs-situs luar negeri yang akses terbuka maupun
akses bebas.
Akses daring ke situs arsip nasional Maroko dan Prancis sangat membantu
penulis dalam penelitian ini. Karena, arsip-arsip nasional Maroko dan tulisan-
tulisan para aktivis dari kalangan nasionalis yang pernah terbit pada masa
perjuangan seperti Les Notables. Selain itu, penulis juga berhasil mendapatkan
beberapa buku primer dan arsip, beberapa diantaranya adalah, The Independence
Movement in Arab North Africa, salah satu karya pejuang kemerdekaan, al-Fassi,
13
Saefur Rochmat, Ilmu Sejarah.(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 147.
9
Au temps des Mehallas au Maroc ou le Maroc de 1860 a 1912 karya Louis
Adapun sumber data sekunder yang menjadi acuan penulis antara lain;
yaitu pandangan dan tulisan orang yang memiliki relevansi dengan sumber data
primer yang penulis dapatkan dari berbagai laporan penelitian, makalah, buku,
Kajian sejarah, tentu saja tidak lepas dari sumber-sumber tertulis yang
data.Sehingga, aksara bisa menjadi jembatan antara informasi yang begitu banyak
permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini dan tentu saja sebagai landasan
selanjutnya adalah tahap interpretasi data, yang terdiri dari analisis dan
14
Kuntowijoyo, Ilmu Sejarah, h. 78-80.
10
mereduksi data-data yang telah didapat menjadi lebih informatif guna
perkembanganpenelitian ini.
Sintesis yang berarti menyatukan. Yang mana dalam hal ini adalah menyatukan
hasil bacaan yang telah kita analisis sebelumnya. Dalam kasus ini, data-data yang
tersebut menjadi satu kategori besar. Dalam hal ini yang paling mendekati adalah
revolusi.15
4. Tahap Penyajian
permasalahan, tetapi masih terbelah. Untuk itu, agar dapat menjadi suatu kajian
yang bersifat utuh, sistematis, komunikatif dan mudah dimengerti khalayak maka
Namun demikian, paling tidak terdapat dua hal penting agar tercipta
historiografi yang memadai dan nikmat dibaca. Yaitu, imajinasi dan kemampuan
15
Ibid., h. 79.
11
menjadi faktor penting guna mewujudkan karya skripsi yang integral. Dan yang
terakhir, sekaligus yang terpenting, historiografi penelitian kali ini, tetap berada di
buku acuan yang penulis gunakan, supaya penelitian skripsi ini sesuai koridor
G. Tinjauan Pustaka
sebetulnya sudah banyak ditulis oleh sarjana-sarjana di dunia. Pasalnya, kajian ini
atau negara berkembang (developing country) dan hal tersebut merupakan isu
yang pernah ―seksi‖ bagi para sarjana-sarjana terutama pada awal kebangkitan
1997 (2003).16 Skripsi dari Handayani ini mempunyai jangkauan waktu yang
12
nilai kesetaraan jender ditambah perannya dalam mewujudkan demokrasi dan
kemerdekaan Maroko.
banyak ditulis. Misalnya saja melihat bagaimana respon raja dan masyarakat
H. Sistematika Penulisan
pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, pendekatan dan
penelitian ini.
17
Abdul Latif, Dinasti Alawiyah: Kontribusi Maulay Ismail pada Kemajuan Kebudayaan
di Maroko, 1672-1727, (Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri
Jakarta, 2015).
13
Bab Kedua, akan membahas kondisi Maroko sebelum dan saat kedatangan
Prancis. Dengan judul bab; Maroko: Menuju Kolonialis Prancis. Dengan sub-bab
sebagai berikut:
sebagai berikut:
c) Gerakan Anti-Kolonialisme
a) Mobilisasi Masyarakat
c) Kedaulatan Maroko
14
BAB II
Maroko, secara geografis, merupakan salah satu negara Afrika Utara yang
laut Afrika yang memiliki garis pantai yang panjang dekat yang memanjang
berbatasan dengan Spanyol, timur dengan Algeria, barat dengan samudra Atlantik
Maroko juga bisa dikatakan sebagai negara yang punya sejarah panjang,
seperti, Tunis, Libya dan Aljazair. Hal tersebut dikarenakan letaknya yang cukup
strategis, tepat berbatasan dengan Laut Mediterania, laut yang pernah menjadi
besar seperti, Romawi dan Arab. Masuknya kedua bangsa ini ke Maroko jelas
orang-orang Maroko kedepannya. Selain itu, yang tidak kalah penting adalah
pengaruh bangsa Eropa –dalam hal ini adalah Prancis – yang telah
mengkonstruksi sedemikian rupa bangsa Maroko. Pada bab ini, penulis akan
15
A. Maroko: Daratan di Tepi Laut Mediterania
Sultan Hasan II berkata bahwa ―Maroko ibarat pohon, ia memiliki akar yang
Algeria dan Tunisia. Ibukota kerajaan Maroko adalah Rabat, tapi kota terbesar dan
Tanah
pegunungan, lahan subur di bagian barat, tanah lumpur di barat daya, lahan
Wilayah gunung dibagi menjadi tiga area: Middle Atlas, High Atlas dan Anti-
Atlas Ranges.18 Ke selatan dari Rif dan lembah sungai Sebu adalah wilayah
Middle Atlas, terpisah dari pinggir bagian timur High Atlas yang membentang
sampai ke lembah sungai Abid. High Atlas memiliki panjang 450 mil dan luas 40
mil.Maka dari itu wilayah High Atlas memiliki dua zona iklim yang berbeda;
yang satu dipengaruhi oleh angin laut Mediterania dan satunya lagi oleh
vulkano Siruoa.Jauh ke selatan Anti-Atlas adalah oase, sungai musiman, dan kota-
18
Raphael Chijioke Njoke, Culture and Costumes of Morocco (USA:Greenwwod Press: 2006) hal.
24
16
kota pulau kecil. Ada dua gunung yang mempengaruhi pembagian wilayah
Maroko yaitu gunung Atlas dan gunung Rif. Dan Maroko memiliki empat musim:
Orang-orang Maroko
Sebagaimana masyarakat Arab atau Afrika, Maroko juga terdiri dari ratusan
wilayah Maroko dan sekitarnya ratusan tahun sebelum bangsa lain menjajahnya.
Suku Berber dibagi menjadi tiga suku: Amazigh, Syilha dan Rifi. Ketiga suku ini
nikah antar suku dan dominasi bangsa Arab baik dari segi bahasa maupun
%, disusul dengan Yahudi dengan 0,2 %, dan minoritas lainnya 0,7 % seperti
daerah kota, dan seperti tiga dari yang tinggal di kota itu tinggal di Casablanca.
kata Berber adalah sebutan dari orang-orang Romawi ‗Barbarus‘ bagi orang yang
adalah keturunan campuran Arab, Berber dan Afrika. Orang Maroko Arab-Berber
19
Ibid, hal. 26
17
memiliki beberapa keunikan dan karakteristik yang membedakan dengan yang
lainnya: mereka memiliki mata biru dengan variasi warna kulit karena perkawinan
Bahasa
Ada tiga bahasa mayoritas bahasa yaitu Arab, Berber dan Prancis. Bahasa arab
digunakan oleh 70% dari total populasi. Ada dua jenis bahasa arab di Maroko
yakni bahasa Arab standar dan bahasa arab Maroko. Bahasa arab standar atau
bahasa Arab fushah digunakan dalam surat kabar, korespondensi, pidato dan
belajar agama dan filsafat. Bahasa arab Fushah jarang digunakan dalam
sehari-hari, bahasa Arab yang terpengaruh dengan dialek orang Berber, Prancis
dan Spanyol. Bahasa Berber digunakan 30% populasi dan bahasa Prancis
Pemerintahan
Alawiyah. Raja sebagai kepala Negara dibai‘at sebagaimana sistem khalifah dan
diberi gelar Amirul Mukmin yang mengisyaratkan raja juga sebagai pemimpin
umat islam. Roda pemerintahan dijalankan oleh kabinet yang dipimpin oleh
Perdana Menteri yang diangkat oleh raja. Maroko memiliki parlemen yang terdiri
20
Ibid,hal28
18
dari majelis rendah yang dipilih secara langsung dan majelis tinggi yang dipilih
paham liberalisme ekonomi dan menganut paham banyak partai. Dia berjanji akan
kepentingan rakyat. 21
pada tahun 1912, sebetulnya Maroko sudah berada dalam posisi yang tidak
orang-orang Eropa di tanah Maghrib. Tentu saja hal tersebut akan menjadi
Proses panjang sampai Maroko bisa jatuh ke tangan Prancis dimulai pada
tahun 1830, ketika Prancis melakukan intervensi militer ke Aljazair.22 Dari situ
21
Raphael Chijioke Njoke, Culture and Costumes of Morocco (USA:Greenwwod Press:
2006) hal.31
22
Thomas K. Park dan Aomar Boum, Historical Dictionary of Morocco. Second Edition
(Oxford: Scarecrow Press Inc., 2005), h. lxv.
23
C.R. Pennell, Morocco: From Empire to Independence (Oxford: One World, 2003), h.
115.
19
Paling tidak, dua kejadian tersebut mengakibatkan tersebarnya rumor bahwa
kekuatan militer Maroko tidak sebanding dengan kekuatan militer yang dimiliki
oleh Prancis.26
tekanan dari Prancis dan Austria semata. Spanyol dan Inggris ikut ke dalam
persaingan tersebut untuk mendapatkan bagian dari wilayah paling ujung di tanah
Maghrib tersebut. Tentu saja hal tersebut berdampak besar kepada perekonomian
Maroko. Pasalnya, invasi yang dilakukan oleh orang-orang Eropa tersebut bukan
24
Ibid., h. 116.
25
Edmund Burke, Prelude to Protectorate in Morocco: Pre-colonial Protets and
Resistance 1860-1912 (Chicago: The Chicago Unversity Press, 1976), h. 22.
26
Ibid.
27
C.R. Pennell, Morocco since 1830: A History (New York: New York University Press,
2000), h. 17.
20
pedagang lokal kalah bersaing dalam perdagangan dengan orang-orang Eropa.
ulama menetapkan aturan agar tidak menjual atau membeli barang ke orang-orang
Eropa Kristen yang notabene kafir (menurut pandangan ulama).28 Selain itu,
otoritas ulama juga melarang sultan menaikkan pendapatan negara dengan pajak,
orang Eropa tersebut. Sultan yang mencoba mengandalkan sektor ekspor barang-
barang lokal khas Maroko seperti gandum, kain wol, kulit, lilin dan karet
sebetulnya merupakan sebuah keputusan yang tepat.30 Namun hal tersebut juga
Maroko.
politik. Jelas, tujuan dari politik kolonial mencoba membentuk identitas Eropa ke
dalam bangsa-bangsa yang dijajahnya. Maka dari itu, politik jelas-jelas menjadi
28
Louis Arnaud, Au temps des Mehallas au Maroc ou le Maroc de 1860 à 1912
(Casablanca: Atlantides, 1952), h. 66.
29
Ibid., h. 67.
30
C. Avonde, Le Commerce Extérieur du Maroc Français (Renseignements Coloniaux,
1923) h. 365-383.
31
Arnaud, Au temps des Mehallas, h. 68.
21
agenda utama dalam politik kolonial disamping ekonomi. Dalam tahun-tahun ini
nampaknya agama bukan menjadi agenda utama lagi bagi orang-orang kolonial.
Lalu, pada tahun 1883, di tengah krisis ekonomi yang tidak berkesudahan,
agar Maroko tidak jatuh dan menjadi negara yang bangkrut, dengan ganjaran ia
harus melanggar hukum yang telah ditentukan oleh otoritas ulama tentang pajak
atau bukan, lewat perwakilan mereka menolak untuk membayar pajak yang
diterapkan oleh sultan. Walhasil, kebijakan baru ini tidak dapat mendongkrak
berlarut-larut tak tentu arah. Bahkan ekonomi Maroko semakin terpuruk dari
tahun ke tahun.33
lagi ditambah dengan rencana di balik layar negara-negara Eropa untuk ―bagi-
bagi‖ wilayah kekuasaan Afrika dan Asia. Yang mana dalam hal ini, Afrika Utara
yang menjadi wilayah yang akan dibagi-bagi oleh negara-negara Eropa. Pada
kasus ini, Maroko yang sudah lama diincar oleh Prancis pun dilepaskan oleh
32
Pennell, Morocco since 1830, h. 22.
33
Pennell, Morocco, h. 136.
22
Lebih jauh lagi, pada tahun 1904, The Entente Cordiale, antara Inggris,
Prancis dan Rusia meneguhkan pondasi-pondasi yang penting bagi Prancis untuk
menguasai Maroko. Dimana, Mesir yang tadinya milik Prancis ditukar dengan
Maroko milik Inggris. Pada tahun-tahun ini, merupakan tahun di mana kedaulatan
Bila diibaratkan maka Maroko seperti negara yang sebentar lagi mau ‗mati‘
delegasinya di Paris namun dengan bayaran yang sangat mahal. Dia mendapatkan
namun ditukar dengan kendali atas negaranya. Sehingga, ia sudah tidak punya
23
dibentuk ulang dan mereka juga merekrut orang-orang Maroko yang potensial
juga mengambil kontrol penuh atas pendapatan, pajak dan juga monopoli
juga tidak punya kebebasan ekonomi lagi. Musim panas tahun 1910, Prancis
terkait pinjaman dana, menjadi perdana menteri, dan ketiga anaknya menduduki
posisi menteri Ekonomi, Pasha di Tangier dan Pasha di Fez. Sedangkan yang
Makhzen juga tidak punya kuasa lagi atas Maroko. Setelah pemberontakan di
Middle Atlas pada Januari 1911, Mawlay Zein, saudara lainnya dari sultan,
penghujung bulan Mei, enam ribu pemberontak telah mengepung Fez. Pemerintah
Prancis telah memutuskan untuk ikut campur tangan dalam perselisihan tersebut.
pemberontakan sebagai dalih untuk menguasai Fez pada tanggal 21 Mei. Sebagai
respon dari tindakan Prancis tersebut, Spanyol memutuskan untuk melindungi apa
24
yang dikatakan sebagai ― wilayah kanan‖ di Maroko, dan menguasai Larache dan
Pemerintahan kolonial Inggris. Dan protes satu-satunya hanya datang dari Berlin.
Pada 1 Juli kapal penjelajah bersenjata milik Jerman, the Panther, telah dikirim ke
bantuan Inggris, permasalahan dapat diselesaikan dengan apik dan damai. Dengan
sebuah keputusan bersama yang disetujui seperti berikut; yaitu Jerman boleh
Madani El Glaoui turun dari jabatan wazir yang ia pegang dan adiknya Si Thami
Prancis.34
Sebagai daerah pedalaman yang secara cepat dan tidak disengaja menjadi
34
Burke, Prelude to Protectorate in Morocco, h. 71.
25
perjalanan ke Fez dengan segala jenis kebutuhan untuk pesta besar-besaran dan
pada 12 May 1912.35 The Treaty of Fez menjamin wewenang keagamaan yang
kekuatan eksekutif di tangan Prancis. Dan dengan ini dimulailah masa Protektorat
Prancis.
sistem politik yang ada di Maroko. Baik sebelum maupun sesudah kedatangan
kedaulatan yang tadinya berada pada tangan rakyat menjadi sebaliknya. Dimana
kedaulatan tertinggi berada pada pemerintah, atau dengan kata lain bersifat
monarki absolut.36
bahwa dulu masyarakat madani telah terbangun dengan baik di Maroko sebelum
kedatangan Prancis. Yang mana terdapat hubungan yang positif antara Sultan,
Ulama serta Masyarakat Maroko, dan hal tersebut tidak dapat dilupakan dalam
dilengserkan, yaitu sultan Abd‘ al-Aziz, pada tahun 1908. Dari hal tersebut
terlihat bahwa contoh tersebut telah menjadi bukti mengenai ruang kebebasan
35
Ibid.
36
Gellner dikutip dari C.R. Pennell: ‗Tyranny, Just Rule and Moroccan Political Thought‘
dalam Morocco: Occasional Papers, No. 1, 1994, h. 13
26
untuk ideologi masyarakat. Selain itu, konsep mengenai pemimpin tirani yang
harus digantikan juga berdiri begitu kokoh pada masa pra-kolonial Maroko seperti
If the Sultan rules justly, preserves order and the safety of the roads,
keepshis officers under control so that they do not ‘tyrannise’ the people,
raisestaxes in a fair way in accordance with the shari’a, and protects the
countryagainst attack by outside forces, particularly the Christians, then
they have aduty to obey him. If he does not, and fails so manifestly that
justice andorder are replaced by tyranny, then he can be removed from
office. Indeed,on occasion it was argued that it was not only the right of
the people – ledby the ‘ulema– to remove him, but their duty to do so.37
Selain itu, terdapat contoh lainnya yang masih terkait dengan kasus
sultan Abd al-‗Aziz yang dilakukan oleh el-Kattani di tahun 1908. Padahal hal
tersebut benar-benar sudah melampaui kehendak sultan atau ulama, namun el-
Kattani.38 menjadikan hal tersebut menjadi mungkin. Dia merupakan contoh figur
tuhan di muka bumi‘. Selain itu, dia juga salah satu tokoh utama yang mencoba
Dimana secara tersirat hal tersebut sama saja mendobrak kepatuhan tradisi dan
37
Pennel: ‗Tyranny, Just Rule and Moroccan Political Thought‘, h. 22.
38
‗abd al-Hayyal-Kattani atau El Kattani (1873-1909) merupakan seorang akademisi
sekaligus sufi yang dimuliakan oleh masyarakat. Sosoknya semakin terkenal ketika ia dengan
lantang menyuarakan ketidaksukaannya atas lemahnya sang sultan yang mau bernegosiasi dengan
kolonial Prancis pada tahun 1904-1909. Meskipun dikatakan sebagai seorang sufi, dia juga tidak
bisa dikatakan sebagai tipikal representatif ulama. Hukuman pertama kali dijatuhkan kepadanya
oleh ulama, yaitu eksekusi mati pada tahun 1896-1887 dengan tuduhan bid‘ah walaupun alasan
sebetulnya karena perjuangannya yang kokoh melawan sultan yang tidak pro-rakyat.Lebih jauh
lihat, Thomas K. Park dan Aomar Bourn, Historical Dictionary of Morocco. Second Edition
(Lanham: The Scarecrow Press, 2005), h. 136-138.
27
Karena hal tersebut, pada tahun-tahun menjelang pendudukan Prancis
atas perintah Abd al-‗Aziz, karena dinilai telah melemahkan posisinya di mata
masyarakat sebagai sultan, selaku pemimpin tertinggi di Maroko saat itu. Faktor
lainnya karena el-Kattani dinilai sebagai orang yang berbahaya karena punya
‗Aziz, sebetulnya punya hubungan yang relatif harmonis dengan ambisi kolonial
Prancis. Karena hal tersebut dijadikan celah oleh Prancis untuk memaksa Abd al-
‗Aziz untuk menandatangani Perjanjian Algeciras pada tahun 1906 dengan dalih
Prancis akan memberikan dukungan kekuatan secara politik kepada Abd al-‗Aziz.
usaha sultan karena upaya sultan yang ingin melakukan putusan atas kehadiran
Prancis di Maroko. Namun demikian, adik dari sang sultan, Hafidh, yang
ternyata punya rencana yang senada dengan el-Kattani. Dia meminta massa
tersebut untuk memilih sultan lain yang mampu menentang para penjajah. Dalam
mengangkat dirinya sendiri dan terjadilah bai‘at baru, yang secara terang-terangan
menentang posisi kakaknya sendiri, Abd al-‗Aziz. Ulama Marakesh pun dipaksa
39
Ibid.,h. 67.
28
Bila dicermati lebih jauh, sebetulnya, bila Abd al-‗Aziz bisa memposisikan
dirinya sebagai kontra dari kolonial Prancis, tentu saja apa yang disebut sebagai
Fassi di istananya di Rabat dan memaksa mereka untuk mengeluarkan fatwa agar
apapun untuk mengambil sumpah kesetiaan. Pada januari 1908, kejadian serupa
juga terjadi di tempat lain, yang mana para ulama Fassi dipaksa oleh
petani, masyarakat miskin dan tukang kayu. Penggambaran Munson paling tidak
dapat memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai peristiwa di Fez tersebut:
dilakukan atas dasar sikap tunduknya Abd al-‗Aziz terhadap Prancis dan gagal
40
Ibid.,h. 69–70.
29
untuk menerapkan hukum Islam di Maroko. Dalam 30 menit, bai‘at yang baru
Kesetiaan yang baru terhadap Abdel Hafidh berarti menjadi tugas besar
baginya yang secara tidak langsung telah menjadi tempat untuk masyarakat
ulama tradisional.
antara El Kattani, orang paling berkuasa di Fez dengan Sultan menjadi lebih
buruk. Pada musim semi 1909, el-Kattani pergi meninggalkan kota Fez menuju
Middle Atlas untuk memulai pemberontakan dan perang suci melawan Prancis.
41
Pajak non-Qur‘an adalah pajak-pajak yang tidak ada landasan hukumnya dalam al-
Qur‘an.
30
Sesudah itu ditangkap oleh pasukan-pasukan sultan, dibawa menuju Fez,
perbedaan yang berhubungan dengan agama dan perannya yang dimainkan ulama
Berangkat dari kasus bai‘at 1908, dasar bai‘at yang sifatnya sementara
baru dan hal tersebut terlihat bahwa ulama tidak sepenuhnya independen. El
Kattani, seperti yang disebutkan di atas, tidak mau mengikuti ulama-ulama pada
keputusannya:
It is true that the weakened state of the Sultanate in 1907–8 enabled the
Moroccan ‘ulema to play a more conspicuous political role than they
usually did. Still, even in these years, most scholars remained pawns
manipulated by those who held real power, be it the reigning sultan, . . . or
el-Kattani when he was able to mobilize huge crowds of artisans,
shopkeepers, and peasants. In this period, as in previous centuries, no one
denied that approval by the ‘ulema was a prerequisite of legitimate rule.
But nor did those with power have any difficulty in forcing the ‘ulema to
legitimate whatever it was they wanted legitimated. 43
42
Ibid.
43
Ibid.,h. 75.
31
Tozy bahkan mengekspresikan dengan kata-kata yang kurang lebih sama:
What is sure is that despite the real weight that the ‘ulema represented,
their power remained limited and one should not exaggerate their
importance’.44
tidak mengindikasikan satu hal penting dalam struktur ruang publik pada
hubungan negara-masyarakat di awal abad kedua puluh. Hal tersebut adalah satu
hal penting dari agama yang ideal dalam menantang kekuasaan si penguasa, yang
dalam jantung hubungan sosial mengikat antara negara dan masyarakat, agar
44
Mohamed Tozy,Champs et contre-champs politico-religieux au Maroc (Disertasi Gelar
Doktor dalam Ilmu Politik, Université de Droit, d‘Economie et des Sciences d‘AixMarseille,
1984), h. 34.
45
James N. Sater, Civil Society and Political Change in Morocco (London: Routledge,
2007), h. 33.
32
BAB III
menekankan bahwa terdapat peran penting Perang Dunia Kedua dalam transisi
mereka di Maroko yang sama sekali sarat dengan kepalsuan akan kemerdekaan
1925.46 Diawali dari studi grup mahasiswa yang bersama-sama mencari format
baru mengenai hubungan Maroko dengan Protektorat Prancis. Dari studi grup
Lalu, studi grup yang notabene terdiri dari mahasiswa Universitas Qaramiyyin ini,
pada dasarnya terinspirasi oleh pergerakan Salafi dalam melawan praktik politik
kolonial.47
Selain itu, anggota studi grup tersebut pada umumnya berasal dari
46
John P. Halstead,Rebirth of a Nation: The Origins of and Rise of Moroccan
Nationalism,1912-1944(Harvard: Harvard University Press, 1967),h. 66;Jamil M. Abun-Nasr,A
Historyof the Maghrib. 2nd edition (Cambridge: Cambridge University Press, 1975), h. 368.
47
Secara tidak langsung, pergerakan Salafi mempunyai andil yang besar dalam
kemerdekaan Maroko. Ide-ide salafi tentang memodernisasikan Islam untuk dunia yang sedang
dikuasai oleh orang-orang Eropa menjadi faktor yang menjadi utama yang mendorong terjadinya
banyak perubahan di dunia Islam Timur Tengah. Dengan kata lain, salafi adalah kontra dari
kolonialisme pada saat itu.
33
kelompok yang berada di garda depan dalam mendesak reformasi Makhzen untuk
mencegah okupasi yang akan dilakukan oleh orang-orang Eropa ditahun 1912.48
Pengaruh dari luar jelas menjadi – dalam hal ini Timur Tengah –faktor
Utara terlihat begitu kuat kekuasannya. Pada tahun tersebut, pemerintahan Prancis
di bawah hukum adat bukannya hukum Islam.50 Meskipun hal tersebut tidak lebih
dari hasil undang-undang dari keputusan eksekutif yang dibuat lebih dari 10 tahun
Islam dan penyatuan syariah Islam dalam hukum Maroko–tidak setuju dengan
dekrit tersebut. Karena, secara politis dekrit tersebut jelas menjadi alat bagi
48
ʻAbd Allah ʻArawi, Les Origines Sociales et Culturelles du Nationalisme
Marocain, 1830-1912 (Paris: F. Maspero, 1977), h. 62.
49
Albert Hourani, Arabic Thought in the Liberal Age (Cambridge: Cambridge
University Press,1983), h. 371-372.
50
Ibid.
34
Lebih jauh lagi, isu yang kemudian dikenal sebagai Dahir Berber tersebut
menjadi hal yang kontroversial di Maroko. Hal itu dapat terjadi karena Prancis
Bled as-Siba atau ―land of dissidence‖. Sedangkan bagi Arab yang dipaksa
―Land of Government‖.51
ranah yang sifatnya sangat politis. Karena hal tersebut, gap sosial yang terjadi
antara Orang Berber dengan Orang Arab menjadi semakin dalam. Selain itu,
karena dibiasakan tinggal di kota, maka kemampuan fisik orang Arab jauh lebih
51
Halstead, Rebirth of Nation, h. 68.
52
Edmund Burke, 'The Image of the Moroccan State in French Ethnographical
Literature: a new look at the origins of Lyautey's Berber policy', dalamErnest Gellner
danCharles Micaud, Arabs and Berbers: From Tribe to Nation in North Africa (London:
Duckworth, 1973), h. 78.
35
keberanian. Bahkan, para pendukung ataupun simpatisan terhadap golongan
rangkaian panjang kampanye Dahir Berber menjadi alasan kuat mereka untuk
Kampanye Dahir Berber hanyalah awal dari tujuan besar kalangan nasionalis agar
sehingga keberadaan mereka sulit dilacak. 54 Upaya ini terus dilakukan hingga para
mereka.
Jbala, wilayah yang berada di tengah batas ujung zona Spanyol dan zona Prancis.
mereka dalam perekonomian masa Protektorat Prancis tapi juga suku-suku lokal
53
K. Brown, 'The Impact of the Dahir Berbere in Sale', dalam Ernest Gellner and
Charles Micaud, Arabs and Berbers (London: Duckworth, 1973), h. 201.
54
Situation politique et economique', 7-13 August 1937, MAE, h. 490.
36
mulai belajar tentang peristiwa-peristiwa di Fez lewat ‗les notables‘ dan sebagian
dari pelajar yang melakukan kontak baik langsung ataupun tidak langsung dengan
Fez dan kota-kota lainnya. Dalam hal ini, pedagang kecil pun juga memainkan
peran penting. Mereka, yang sering melakukan perjalanan dagang dari wilayah
kecil lainnya letaknya tidak lebih strategis dari Ouezzane, yang memiliki akses
keluar dari pedesaan dan datang ke kota mencari pekerjaan dengan kesempatan
Undang Algeciras, 1906; Depresi tersebut merupakan pukulan telak bagi orang-
55
Ibid
56
Dale F. Eickelman, Moroccan Islam: Tradition and Society in a Pilgrimage Center
(Austin: Texas University Press, 1976)h. 229.
57
C. Geertz,H. Geertz dan L. Rosen, Meaning and Order in Moroccan Society
(Cambridge, 1979), h. 15.
58
Robin L.Bidwell, Morocco under Colonial Rule: French Administration of Tribal
Areas, 1912-1956 (London, I973), h. 57
59
Charles F. Stewart, Economy of Morocco, 1912-1965 (Cambridge: Harvard University
Press, 1964),h. 16-17.
37
orang Maroko.60 Dalam kondisi ekonomi yang begitu memprihatinkan seperti ini,
titik ledak yang pada ujungnya menjadi pendukung bagi golongan nasionalis.
Kesulitan yang sama pun dialami oleh orang-orang Maroko yang tinggal
60 persen. Dalam hal ini, faktor Ekonomi merupakan faktor utama yang
kemerdekaan adalah satu-satunya solusi untuk keluar dari masa paceklik ini, baik
Prancis dalam perang tersebut.61 Pada titik ini, kalangan nasionalis juga
Prancis. Dukungan sultan terhadap Prancis juga tidak serta-merta ditolak oleh
orang-orang Maroko. Alasannya, akan lebih baik bila mendukung Prancis, karena
bila Prancis kalah, maka Jerman akan mengambil alih Maroko. Hal tersebut sudah
terlihat ketika Jerman mengunjungi Tangier di tahun 1905 dan insiden Agadir di
60
Ibid., h. 17.
61
Julien, Le Maroc, h.188.
38
tahun 1911.62 dan juga bantuan-bantuan yang diberikan oleh Jerman kepada
Lebih jauh lagi, propaganda Nazi juga terus digelontorkan oleh orang-
orang Jerman yang ada di Prancis. Propaganda ini berawal dari tahun 1937,
melalui petugas Jerman di sebuah sekolah militer di Chaouen, salah satu kawasan
di zona Spanyol dan dibantu dengan kelompok fasisme lainnya, Italia.64 Dari situ
terlihat bahwa ambisi Jerman untuk mengusir Prancis dari Maroko begitu besar.
di Maroko. Akan tetapi, Prancis menjadi tembok penghalang yang besar bagi
Jerman untuk mewujudkan hal tersebut. Apalagi Prancis juga menolak pemikiran
nyatanya tidak akan menguntungkan juga bagi mereka terutama bagi kalangan
seperti Jerman dan Italia yang berideologi Fasisme tidak lebih baik dari Prancis
ataupun Spanyol.66
62
Jamil M. Abun-Nasr, History of the Maghrib (Cambridge: Cambridge University Press,
1971), h.300-302 dan Frederick V. Parsons, The Origins of the Morocco Question, 1800-1900
(London: Duckworth,1976), h. 516.
63
SHAT, Maroc E12 bis.Dokumen ini mendeskripsikan secara detail mengenai agen-agen
dan mata-mata Jerman di Selatan Maroko.
64
Bulletins mensuels du Protectorat', January 1936, March 1937, (AGGA), h. 27.
65
Halstead, Rebirth of a Nation, h. 260.
66
Ibid.
39
Satu hal yang tidak bisa dipungkiri dari campur tangan Jerman di Maroko,
protektorasi yang diterapkan oleh Prancis dan Spanyol. 67 Bahkan bantuan berupa
pada saat itu sedang terjadi bentrokan antara kalangan nasionalis dengan
Protektorat Prancis.
Kekalahan Prancis pada Perang Dunia Kedua oleh Jerman jelas menjadi
diri. Hal tersebut membuktikan bahwa Prancis tidak sesuperior yang diperkirakan
hingga dapat dikalahkan oleh Jerman pada tahun 1940. Terlepas dari itu, hal
Jepang, dan kekalahan Jepang oleh sekutu memengaruhi kejiwaan para pahlawan
Kemerdekaan adalah hal yang realistis pada waktu itu. Rentetan peristiwa
di atas hanya faktor pendukung namun kunci utama agar kemerdekaan dapat
Seperti yang dijelaskan sebelumnya pada BAB II, posisi sultan sudah
dilemahkan oleh orang-orang Eropa. Namun disatu sisi, Prancis tidak ingin ‗main
kasar‘ dengan menggulingkan sultan, karena cara tersebut justru akan merugikan
67
Leon Borden Blair, Western Window in the Arab World (Austin: University of Texas
Press, 1970), h. 65-66.
68
Lahbabi, LeGouvernement Marocain a l’aube du XXe Siècle,h. 23.
40
Prancis. Sultan masih dibutuhkan untuk melanggengkan kekuasaan Prancis di
Maroko pada saat itu. Di sisi lainnya, kalangan nasionalis membutuhkan sosok
sultan untuk mengisi kekosongan jabatan kala Prancis berhasil ditaklukkan, agar
agar upaya-upaya yang mereka lancarkan dapat berjalan sesuai rencana. Bak
dilakukan kalangan nasionalis. Setidaknya sultan sudah simpati sejak tahun 1934.
Maka dari itu, kalangan nasionalis sangat berhati-hati agar tuntutannya terhadap
kesultanan terus dijalin dengan baik. Lewat Putra Mahkota, Mohammed el-Fassi,
Sama seperti pemerintahan Prancis sebelumnya, Gaulle juga tidak punya sikap
politik yang jelas terkait hak-hak yang dituntut oleh orang-orang Maroko.
Pada tahun 1943, para pemimpin nasionalis masih dalam tahanan dan
pengasingan. Hal ini memaksa kalangan nasionalis untuk segera merubah bentuk
69
Ibid.,h. 67.
41
perjuangannya yang mana pada awalnya hanya memaksa Prancis untuk merubah
total beberapa hal terkait hubungan antara Maroko dengan Prancis kemudian
Lyazidi dan Umar Abdeljalil, yang ditujukan tidak hanya untuk Gubernur
Gubernur Jenderal yang baru, Gabriel Puaux. Setelah disampaikan, Prancis akan
Prancis jelas terlihat tidak akan mempertimbangkan apapun atas apa yang telah
70
Mu ammad ibn Mu ammad al- ʻAlami, Mohammed V: Histoire de l ind pendance du
Maroc (Sale: Maroc, 1981), h. 71.
42
Untuk saat ini tampaknya bahwa meskipun pembentukan hubungan antara
nasionalis.
berasal dari wilayah pedesaan. Kondisi ekonomi yang buruk menjadi penyebab itu
semua. Terang saja, pasca pecahnya bentrokan di tahun 1937 wilayah pedesaandi
nilai pasar.72 Lebih jauh lagi, penjatahan memiliki efek merugikan yang drastis
mengurangi jatah konsumsi.73 Situasi buruk pada tahun 1942 tersebut misalnya
Imports from France had ceased, and the Moroccans were suffering
distressedliving conditions. Local authorities were requisitioning grain,
and flour was in short supply in an area that normally produced a
surplus. Building, except for military purposes, was forbidden. Wood,
cement, bricks and nails were unobtainable and cotton goods virtually
so. Railroad services were reduced and the equipment was in bad
condition. Electric service was curtailed. The cost of living was high
and rising rapidly.74
71
Bidwell, Morocco under Colonial Rule, h. 185.
72
‗Bulletin Mensuel‘, March 1941, AGGA, 27H 6.
73
Bidwell, Morocco under Colonial Rule, h. 184-185.
74
Blair, Western Window, h. 49.
43
Kondisi ekstrim seperti itu tidak kondusif bagi perkembangan gerakan
kemajuan yang diperoleh Istiqlal di kota-kota besar.75 Pada tahun 1945 para
pejuang yang ada di pedesaan ditangkap. Di zona Spanyol, tahun 1942, lebih awal
Prancis setelah beridirinya Istiqlal.76 Istiqlal dengan cepat menjadi mitra dialog
sama, tentu saja jika tidak mau sang gubernur akan mendapatkan ancaman.
Pada tahun 1946, Laoux digantikan oleh Erik Labonne. Sebagai langkah
Marrakesh.78
75
Bidwell, Morocco underColonial Rule, h. 311-312.
76
Brignon, Histoire du Maroc, h. 397-400 dan Julien, L’Afrique du Nord, h. 299-305.
77
Leveau, Fellah Marocain, h. 19-25.
78
Julien, L’Afrique du Nord, h. 302-303.
44
Maroko.79 Namun sebelum itu dapat dilakukan, kerusuhan terjadi lebih dulu di
Paling tidak beberapa ratus orang telah menjadi korban mereka. Tidak cukup jelas
cukup kenapa kerusuhan tersebut dapat terjadi. Yang paling mungkin adalah isu
memaksa sultan untuk segera pulang ke Fez. Kerusuhan tersebut bukan bagian
dari demonstrasi terorganisir, tapi muncul dari insiden kecil yang meningkat
gubernur jenderal tersebut menjadi angin segar bagi kalangan nasionalis Maroko.
Pasalnya, Juin mau mengakui Sultan sebagai pemimpin Maroko yang independen
bangsa Maroko. Sebuah kemajuan besar. Dengan begitu sultan lebih leluasa untuk
Selain itu, berita positif lainnya adalah, pada tahun 1947 wilayah pedesaan telah
pulih kembali dari perang dan kekeringan, dan siap untuk mendengarkan pidato-
pidato yang disuarakan oleh sultan. Dibantu dengan teknologi terbaru saat itu,
C. Gerakan Anti-Kolonialisme
Fase reformasi yang terjadi di Maroko ini pada dasarnya dimulai pada
79
Abderrahim Ouardighi, LaGrande Crise Franco-Marocaine, 1952-1956 (Rabat:
L'Imprimerie nouvelle, 1976), h. 14.
80
Julien, L’Afrique du Nord, h. 312.
81
Lihat, Julien, Le Maroc, h. 454 danStephen Bernard, The Franco-Moroccan conflict,
1943-1956 (New Haven: Yale University Press, 1968), h. 318-337.
45
Kemudian, tindakan tersebut mengakibatkan ditahannya para pemimpin dari
panas dan musim gugur di tahun 1937. Antara tahun 1938 sampai tahun 1943,
Maroko di dunia internasional agar Prancis segera hengkang dari Maroko. Selain
itu, hal tersebut juga bertujuan agar masyarakat internasional prihatin dengan
Misalnya, mereka ingin kebebasan berekspresi dalam hal politik, tidak ada lagi
bahasa Arab), dan juga kebebasan untuk berserikat apapun tujuannya. Kemudian
pada tahun 1947, sultan juga mendukung pergerakan kalangan nasionalis tidak
Isu penting yang coba penulis sampaikan dalam kronologi tersebut yaitu
bangsa sebagai identitas bersama. Sosok sultan, sebagai kepala negara juga
46
menjadi identitas nasional dan menggunakan hal tersebut kalangan nasional
tersebut, selain hal di atas, adalah fakta mengenai Prancis yang telah melanggar
dan dengan semena-mena mereka meraup keuntungan ekonomi yang banyak dari
Maroko untuk dibawa ke negara mereka. Belum lagi penjajahan dalam bentuk
mengukuhkan argumen dasar tersebut. Maka dari itu, Dahir Berber menjadi
orang-orang Berber namun justru menciptakan disparitas antara orang Arab dan
orang Berber.
47
BAB IV
hubungan antara Maroko dengan Pemerintahan Protektorat dan lebih jauh lagi,
Maka dari itu, pengembangan struktur organisasi yang formal pun menjadi
satu faktor penting untuk membangun komunikasi antar pergerakan yang masih
akhirnya jelas, untuk melawan Protektorat Prancis, sehingga Maroko bisa menjadi
negara merdeka.
aturan organisasi yang jelas. Pada dasarnya gerakan ini merupakan konsep akhir
bersatunya sebuah gerakan yang satu dari gerakan-gerakan kecil yang pernah ada
82
Lebih jauh mengenai pertentangan Latif lihat, Jonathan Wyrtzen, ‗Performing the
Nation in Anti-Colonial Protest in Interwar Morocco‘, Journal of the Association for the Study of
Ethnicity and Nationalism 19 (4), 2013, h. 615-634.
48
Karena struktur organisasi dan memiliki kerja organisasi yang sama
ini punya ciri khas tersendiri. Melahirkan organisasi orisinil yang hanya ada di
Maroko.
A. Mobilisasi Masyarakat
Diakhir musim panas tahun 1930, pihak yang terlibat dalam protes Latif
menggunakan istilah-istilah yang serupa dengan lembaga tasawuf. Dalam hal ini,
mereka menyebut diri mereka adalah zawiya. 83 Di luar kelompok ini, kalangan
Taifa (grup). Pada tahun 1933, terdapat juga pergerakan masyarakat yang
terdiri dari gabungan pengrajin kesenian dan pahatan tradisional dan pedagang-
pedagang kecil yang juga menderita akibat perubahan sistem ekonomi yang
83
Secara letterlijk zawiya dapat diartikan sebagai pojok atau sudut, mengacu kepada sudut
atau pojok ruangan masjid yang biasanya digunakan untuk tempat belajar-mengajar antara murid
dan guru. Ketika Sekarang, kata zawiya digunakan untuk mendefinisikan bangunan fisik, pondok
dan juga sebuah bentuk pergerakan. Dalam konteks orang-orang Maroko, zawiya artinya sebuah
tingkatan dalam pergerakan nasionalis.
84
Halstead, Rebirth of Nation, h. 191.
49
Nasionalis-nasionalis bernapaskan salafi, dengan latar belakang
kepada pihak Prancis. Dengan kata lain, ide salafi menjadi penyambung
ditinjau dari sudut pandang struktur organisasi dan juga operasionalnya, mereka
Bagaimanapun, dengan begini maka semakin luas dan semakin banyak kelompok
potensi audien mereka dalam mengadopsi sesuatu nama dan struktur yang familiar
pergerakan mereka ke dalam tiga bagian: (1) Zawiya atau lingkaran dalam yang
terdiri dari para pendiri pergerakan seperti al-Fassi, Ouezzani, dan Balfarej; (2)
Taifa, anggota organisasi dan aktivis yang berada pada bagian-bagian organisasi
yang lebih luas; dan (3) Kutla, yang mengakomodasi masyarakat yang baru mau
bergabung dan beroperasi secara terbuka, tidak seperti yang lainnya yang bergerak
iuran. Untuk sumpah, salinan Al Quran itu diletakkan di atas meja, calon anggota
85
Ibid., h. 193.
86
Allal el-Fassi,The Independence Movements in North Africa (Washington,
D.C.:1954), h. 170.
50
meletakkan jarinya di atas Quran dan kemudian berkata, "Aku bersumpah demi
Tuhan dan Quran saya akan mengikuti perintah dari Wataniyin. 87 "Gerakan
dalam gerakan tarekat pada tahun 1936, mereka mengikuti Allal al-Fassi yang
Sheikh Allal atau haji Allal.88 Sehingga, dapat dikatakan bahwa al-Fassi juga
berhasil menyatukan gerakan tarekat secara tidak langsung ke dalam wadah yang
baru.
organisasi lain yang tidak kalah penting selama tahap awal gerakan
kalangan pemuda. Meskipun tidak secara resmi berkaitan dengan Kutlat, yaitu
gerakan Sekolah Bebas ("bebas" atau ―free‖ dalam hal ini berarti bebas dari
Bebas, yang pertama dibuka pertama kali pada tahun 1919. Awalnya sekolah ini
Franco-Muslim. Dengan mengajarkan bahasa Arab dan Islam sebagai bagian dari
87
Wataniyin (nasionalis) adalah nama yang diberikan kepada cabang utama sebuah
pergerakan bentukan Allal al-Fassi dan juga pecahan dari pergerakan yang dipimpin Ouezzani.
Lihat, SHD-AT 3H 250, ―Extraits des déclarations du nommé Taieb Ben Hassan Janati, ‖
(November 1, 1937).
88
Charles André Julien, L'Afrique du Nord en Marche Alg rie-Tunisie-Maroc, 1880-
1952 (Paris: Omnibus, 2002), h. 138.
51
kurikulum modern, sekolah-sekolah ini memainkan peran penting dalam
peran penting dalam menyediakan sistem pendidikan Arab yang berkaitan dengan
kegiatan belajar-mengajar di Sekolah Bebas. Selain itu ada juga yang terlibat
yang berada pada jajaran utama sekarang ternyata telah dididik di Sekolah Bebas.
89
Di pertengahan 1930-an terdapat 5000 siswa Maroko yang mendaftar dan di akhir 1940-
an jumlah tersebut meningkat menjadi 25.000. Lihat, John Damis, "The Free-School Movement in
Morocco, 1919-1970." (Disertasi Doktor, Tufts University, 1970), h. 240.
90
Ibid.,h. 242.
91
―Pramuka Maroko‖ pertama kali didirikan oleh Ahmed ben Maati Bouhlal pada bulan
Agustus 1993 di Rabat-Sale dengan anggota sebanyak sembilan puluh. Bagi Prancis, pendirian
Pramuka Maroko tersebut jelas menjadi sebuah ancaman. Lihat, M. Goidan, Le Scoutisme
musulman au Maroc CHEAM, No. 944, October 1946.
52
menyuarakan propaganda nasionalis, hingga menulis grafiti anti-Perancis di
dinding-dinding.92
didirikan pada tahun 1932 di Paris, Fez, dan Rabat – yang menjadi corong
dengan publik dan penggerakkan protes massa. Sementara itu, ada tumpang tindih
yang signifikan antara forum ini ketika digunakan sebagai kerangka pergerakan,
dimana hal tersebut juga penting untuk mengenali tujuan yang berbeda dari dua
metode di tingkat domestik dan internasional dalam hal pesan yang ingin
disampaikan.
resistensi terhadap politik kolonial. Hanya saja terdapat dua prasyarat penting
tingkat melek huruf di Maroko yang sangat terbatas dan 2) kebebasan pers yang
92
L‘Action du Peuple pada 15 September 1933 melaporkan penanganan skandal Pramuka
Maroko yang sudah berkumpul untuk menyambut sultan yang baru kembali dari perjalanannya ke
Prancis di Trois-Portes dan kemudian residen mengirim motorcade lewat pintu gerbang lainnya.
Para pramuka juga seringkali disebut dalam laporan keamanan tentang demonstrasi kalangan
nasionalis di Rabat/Sale dan Fes.
93
Imagined Communities adalah konsep yang mengikat sekumpulan orang dalam satu
wadah yang sama. Dalam hal ini, orang-orang Maroko adalah komunitas yang dibayangkan karena
adanya persamaan rasa sebagai manusia yang ditindas oleh kolonialisme. Lebih jauh lihat
Bennedict Anderson, Imagined Communities: Reflections on the Origin and Spread of
Nationalism. (London: Verso, 1991).
53
sangat terbatas, dengan batasan yang dilakukan oleh Prancis secara besar-
besaran..
Seiring berjalannya waktu, hampir semua pers Arab lainnya yang datang
selebaran yang mulai disebarkan pada semua kota-kota besar. Banyak media yang
jurnal di Maroko dan di Paris, kaum nasionalis mulai menjelaskan dasar mereka,
Maroko termasuk kesenjangan ekonomi dan hukum antara orang Eropa dan
melawan perampasan tanah oleh penjajah dan beban pajak yang tidak adil. Kaum
nasionalis juga terinspirasi perjuangan di tempat lain di dunia Arab yang sedang
94
Lihat, Jamaâ Baida, La presse marocaine d'expression francaise des origines à
1956(Rabat: Faculté des Lettres et des Sciences Humaines de Rabat, 1996).
54
Salah satu perhatian utama yang menarik kemarahan kaum nasionalis
dengan alokasi anggaran untuk sekolah Eropa dan Yahudi di Maroko.95 dan
pembatasan akses yang tidak masuk akal bagi kaum Muslim untuk menemukan
sekolah modern (Gratis) dan orang tua Muslim pun dicegah untuk tidak
nasional selama lebih dua tahun secara langsung difokuskan pada menjaga akar
budaya dan agama dari identitas nasional Maroko serta menuntut terhadap
Maroko, "memodernisasi sambil tetap diri kita sendiri," katanya, Tentu kami ingin
mengejar modernisasi negara kita, untuk mengambil apa yang baik dari Barat
dengan budaya modernnya, tapi kami sama-sama berpegang pada masa lalu kita,
95
Abdellatif Sbihi, ―Le problème scolaire au Maroc,‖ Maghreb, h. 19-20.
96
Ibid., h. 20.
55
tradisi kita, dan tidak akan pernah melepaskan api yang kuat dari Islam yang
mengorbankan kepribadian kita sendiri, adalah wajar bahwa kita tidak ingin hal
itu. Singkatnya, kami ingin memodernisasi sambil tetap menjadi diri kita sendiri.97
Putus asa dengan sistem hukum yang diciptakan oleh Pemerintah kolonial
karena telah mempisahkan masyarakat Arab dan suku Berber, masyarakat Maroko
nasionalis:
menjadi hukum yang dianut oleh negara, bukannya menerapkan hukum yang
97
―Al-Maghrebi,‖ ―Les aspirations du ‗Maghreb‘‖, Maghreb, July 1932, h. 175.
98
―La politique berbère,‖ L‘Action du Peuple, August 18, 1933.
99
Ibid.
56
Selain reformasi peradilan, tujuan politik yang jelas dari nasionalis adalah
untuk menunjang peran Bahasa Arab sebagai bahasa resmi di Maroko. Sebuah
artikel pada bulan Januari 1933 mengeluhkan bahwa bahasa Prancis lebih
perguruan tinggi muslim di Fez dan Rabat, awalnya ilmu, sejarah, dan geografi
yang diajarkan dalam bahasa Arab; namun, Pejabat dewan Pendidikan, Brunot
bahwa nama-nama jalan di kota-kota di Maroko, dan rute utama antara kota
"sebentar lagi bahasa arab akan lenyap dari Maroko, dan itu sudah cukup untuk
mengatakan bahwa orang asing yang tidak tahu bahwa rakyat Maroko sebenarnya
Dalam artikel lain di Mei 1933 edisi khusus memperingati ulang tahun ketiga
Berber Dahir, Ahmed Belafrej menjelaskan definisi dari sebuah bangsa bangsa:
History offers us proof of the existence ofa national Moroccan spirit which
was formed in the course of trials and in battle against the Christian
Portuguese and Spanish kingdoms and against the Turks, Muslims who
nevertheless harassed the country without respite...Why choose to use the
principle of race in order to break us up and divide us? We are all more or
less Berbers, some more Arabized than the others; the Arab element in
100
Abou Abdillah, ―Comment le protectorat respecte notre langue,‖ Maghreb, January
1933, h. 30-32.
57
Morocco is tiny. But one fact is certain—that all of Morocco is
Muslim...One cannot assert that Morocco is a Berber country colonized
and oppressed by the Arabs and that France has arrived today to
charitably liberate it. For, Muslim Morocco has always been independent.
From the earliest time in which the Berbers chose Idriss as Sultan and
who never had, we are certain, a single connection to the Caliphs.101
reformis mereka. dimulai pada musim gugur 1933, sebuah komite ditunjuk untuk
alOuezzani.102
Perancis! "itulah pekikan kaum nasionalis yang sering terdengar. Menurut al-
Fassi, ketika Raja mencapai hurm (ruang sakral di sekitar makam), kerumunan
101
Ahmed Belafrej,‖ "Et maintenant?" Maghreb, No. 11, May-June 1933, h. 50-51.
102
Halstead, Rebirth, h. 212.
103
Ibid.,h. 133.
58
tahun 1933, seorang aktivis di Fez, Abdesalam ben Messaoud ditangkap dan
Pada awal 1930-an, akibat protes kaum nasionalis adalah bahwa terjadinya
Atlas di Boulemane misalnya, atau di selatan di Sahara). Dalam masa genting ini,
Konfrontasi antara kedua belah pihak muncul pada musim gugur 1937, setelah
Kemenangan Front Popular, partai politik sayap kiri Prancis, dalam pemilu
legistlatif di Prancis bulan Mei 1936 nampaknya menjadi kesempatan emas bagi
tahun lalu sebelumnya dalam rencana yang bernama Plan de Réformes akhirnya
berbuah manis.
Maroko yang notabene adalah orang-orang sayap kiri. Maka dari itu, ketika sayap
104
Georges Hertz, ―Les troubles de Fès,‖ L‘Action du people, August 18, 1933.
59
yang dituntut kalangan nasionalis agar direformasi akhirnya direspon dengan baik.
tidak liberal, reformasi tenaga kerja, sektor industri, perpajakan dan perbaikan
Masih di tahun 1936, saat memasuki musim panas, muncul peristiwa yang
Prancis. Awal bulan Juni, pekerja di berbagai sektor di zona Perancis, termasuk
zona utara memberontak di bawah Jenderal Franco dan memulai perang sipil
Timur Tengah termasuk pecahnya Revolusi Arab di Palestina pada awal musim
Inggris berjanji untuk menarik sebagian besar pasukannya, dan negosiasi antara
harapan di Maroko. Musim panas di Paris, Ouezzani dan Abdeljalil dikirim untuk
melobi menteri dalam pemerintah Front Populer, namun kembali pada bulan
Oktober tanpa hasil nyata. Pada saat ini, gerakan kepemimpinan nasionalis
60
memisahkan diri pada musim gugur untuk membuat organisasi sendiri setelah Al-
turun tangan dan melarang pertemuan yang dijadwalkan pada malam perayaan,
dan Taza pada 16 November dan bentrokan pada tanggal 17 November. Benturan
dan ditangkapnya ratusan orang pada demonstrasi tersebut. Setelah satu bulan
105
Penggantian Gubernur Jenderal pada bulan September, Marcel Peyrouton (merupakan
Prancis berhaluan kiri dan menuduh nasionalis Maroko sebagai simpatisan fasisme),oleh Charles
Noguès dilihat sebagai perkembangan yang signifikan meskipun enthusiasme hanya terjadi di
awal-awal pengangkatannya dan kemudian berangsur-angsur surut ketika tidak ada lagi yang
mendukungnya.
61
mengambil langkah besar ke depan sebagai hasil dari demonstrasi berdarah;
Sepanjang sisa tahun dan pada musim semi 1937, kelompok nasionalis
setelah dua setengah tahun tidak ada satupun media cetak yang diberikan izin
penerbitan.
kepada Allal al-Fassi dan faksi yang setia Moyammed al-Ouezzani, sehingga
secara otomatis ikut menggandakan jumlah media cetak yang mewakili mereka.
pertama nasionalis Arab, Al-Atlas Januari 1937, dan versi Prancis, L'Aksi
L'Action baru dan dengan versi bahasa Arab di musim semi dengan nama Al-
Difaa. Koran Arab lainnya termasuk Al-Maghreb (dua mingguan yang diterbitkan
di Casa), At-aqaddum (1937), dan al-'Amal (1937) juga ada, meskipun media
cetak tersebut tidak secara langsung berkaitan dengan partai-partai dan tidak
Sementara Nogues membuka peluang baru bagi pers, dekrit pada tanggal
Kutlat al-Wataniyya tidak lagi dapat dianggap sebagai organisasi berbadan hukum
106
Al Fassi, The Independence Movements in Arab North Africa, h. 161.
62
karena Kutlat telah melanggar perundang undangan dengan menciptakan
organisasi gelap dimana para anggotanya tak memiliki kartu keanggotaan. Hal
sayap di seluruh Maroko. Tidak sampai akhir musim panas, kaum nasionalis
demonstrasi besar-besaran.
sebanyak kurang lebih 6000 orang. Mereka memblokir jalan-jalan menuju masjid
dan benturan tidak dapat terhindarkan. Terjadi baku tembak antara polisi dan
kerumunan:
Fifty-two police and one European civilian were injured while thirteen
Moroccans were killed and forty more were injured.While the initial
protests had arisen locally out of the grievances of the Meknes medina, the
nationalists quicklytook an active role, building off of the momentum that
had been created in the September 2nd confrontation. A few days later, on
September 6th, there were mass protests about the bloody events in
Meknes in Casablanca, Fes, Rabat, Oujda, Marrakesh, and again in
Meknes with the Latif prayer being recited in the major mosques. French
officials, worried about the volatility of the situation, shut down the
nationalist newspapers again and continued to arrest demonstrators.107
Fez terus menjadi pusat kerusuhan huru-hara, dan Nogues, salah satu
Residen Umum, datang ke Fez untuk bertemu dengan tokoh-tokoh delegasi pada
kelompok kelas istimewa di Old Medina) dan tentu saja tokoh-tokoh dari
kalangan nasionalis.
107
SHD-AT Carton 3H 250, Commissariat Divisionnaire Casablanca, Note de
renseignements, 9 September 1937.
63
Pada bulan November 1936, konfrontasi dan bentrokan-bentrokan antara
sebelumnya. Hal ini menandakan bahwa fase yang terjadi antara kalangan
diabaikan, antara warga setempat dengan Prancis, memberikan ruang baru bagi
Hal tersebut jelas memancing kegeraman di pihak Prancis. Maka dari itu,
Nogues:
108
SHD-AT, Carton 3H 250, Report by General Noguès to Yvon Delbos, Minister of
Foreign Affairs, on Moroccan Nationalism, (October 9, 1937), 31.
64
Karena konflik tersebut, di akhir 1937, mengubah tujuan kalangan
dengan Prancis menjadi lebih baik (semisal sistem ekonomi yang tidak hanya
masyarakat desa. Namun hal tersebut malah berujung terhadap penahanan agen
tersebut oleh Prancis karena tindakannya diketahui. Pun demikian, beberapa suku
di pedesaan ternyata juga ikut dalam aksi pemberontakana ini. Suku Ould El Hadj
misalnya yang datang ke Old Medina untuk memberikan sumpah setia sekaligus
nasionalis.109 Selain itu ada juga laporan demonstrasi dukungan yang dilakukan di
C. Kedaulatan Maroko
Saat De Gaulle jatuh pada bulan Maret 1946, pemerintah sosialis yang
liberal, sebagai gubernur jenderal yang baru. Usaha yang ia lakukan adalah
109
SHD-AT Carton 3H 250, Report of Chief Boiseaux, Commander of Gendarmerie of
Fes, (September 9, 1937).
110
SHD-AT, Carton 3H 250, 3rd Trimester Report on Meknes Region, Chef de la Région,
Caillault, (October 29, 1937.)
65
di Maroko. Namun hal tersebut tidak berjalan dengan mulus karena hal tersebut
membutuhkan modal yang besar. Dia juga mencoba meliberalisasi sektor politik
dan hal tersebut berimbas positif kepada kalangan nasionalis. Pasalnya, kebijakan
yang ditempuh oleh Labonne malah menyebabkan Allal el-Fassi terbebas dari
Selain itu, komunitas Yahudi juga membuat gerakan patriotik, paling tidak
Tangier yang dilakukan oleh sultan merupakan bencana bagi Prancis, karena
seperti yang penulis jelaskan pada BAB III, bahwa hal tersebut memperkuat
Pada Mei 1947, Labonne digantikan oleh Alphonse Pierre Juin. Juin
Selain itu, Setelah kemerdekaan Israel pada tahun 1948, banyak orang
Yahudi yang melakukan migrasi. Gerakan nasionalis terus tumbuh dan mulai
Yahudi yang justru pergi ke Israel. Selain itu, terdapat satu hal yang menarik,
yaitu, ide mengenai nasionalisme dan patriotisme tanah air menyebar dengan
66
sangat cepat, terutama dikalangan laki-laki muda dan penyebaran ide ini terjadi
Selain itu, keanggotaan serikat buruh juga terus tumbuh, meskipun para
pemimpin Istiqlal tidak tahu persis apakah hal tersebut nantinya akan berdampak
saudaranya hingga mati pada tahun 1909. Kemudian tokoh yang lainnya adalah El
untuk memaksa sultan mereformasi Dahir Berbere. Namun usahanya sia-sia saja,
bahkan lebih keras kepala dari Juin dalam hal pengambilan keputusan. Ia
terjadi di Maroko. Para serikat buruh dan kalangan nasionalis tentu saja semakin
111
Pada akhir tahun 1930-an, kalangan nasionalis telah mendirikan Widad Athletic Club.
Isu nasionalisme menyebar ketika ada pertandingan sepakbola antara Prancis dengan Maroko, dari
situ situasi mulai memanas dan meruncing karena nyatanya olahraga justru dapat membangkitkan
rasa nasionalisme dan patriotisme beberapa kali lebih efektif ketimbang dialog.
67
Pada tahun 1953, Mohammed V ditangkap di bawah todongan senjata dan
anggota keluarga Alawi, Moulay Ben Arafa. Tindakan Prancis tersebut justru
malah mempercepat kepergian Prancis dari Maroko, karena sultan yang baru
diangkat tersebut juga didukung secara penuh oleh kalangan nasionalis, terutama
oleh tentara pembebasan yang berutang budi kepada Istiqlal dan berjanji untuk
dihadiri oleh El Glaoui, jajaran tinggi pemerintahan Protektorat Prancis, dan tentu
saja para petinggi Istiqlal. Terhitung dari konferensi tersebut, Mohammed V juga
diizinkan untuk keluar dari pengasingannya di Madagaskar atau dengan kata lain
Prancis. Ben Arafa, sebagai sultan pengganti akhirnya mundur dan Muhammad V
68
ketergantungan dari Prancis. Sultan setuju untuk melakukan reformasi dan
monarki konstitusional dan demokratis. Pada Februari 1956, negosiasi lebih lanjut
Pada 7 April, Prancis resmi angkat kaki dari Maroko dan tentu saja masa
Protektorasi Prancis telah berakhir. Tangier yang tadinya dijadikan sebagai zona
kemerdekaan atas Maroko oleh Spanyol yang dinegosiasikan secara terpisah pada
April 1956.113
konstitusional yang posisi sultan sebagai kepala negara yang menjalankan peran
politik secara aktif. Tahun 1957 bentuk pemerintahan monarki tersebut resmi
berhati-hati agar masa transisi ini tetap dalam jalurnya. Selain itu, ia juga terus
merugikan stabilitas negara karena posisi Istiqlal yang masih kuat secara politis.
112
Allal Al-Fassi, The independence movements, h. 176.
113
Ibid., h. 177.
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian bab 2,3 dan 4 maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
merupakan negara yang secara de jure tidak pernah dijajah oleh bangsa
Berber.
70
2. Perjuangan orang-orang Maroko dalam mendapatkan independensinya –
baik secara ekonomi, politik, dan sosial – dari Prancis. Terlihat bahwa
orang. Protes Latif adalah protes terbesar yang pernah terjadi di Maroko
pada saat masa Protektorat Prancis dan itu semua merupakan hasil dari
gerakan ini.
71
yang mandiri tanpa harus diatur ataupun dikontrol oleh Prancis. Bebas.
Tidak lagi menjadi boneka perasan Negara yang pernah dikuasai oleh
alat mobilisasi; kedua, kondisi perang dunia kedua yang merugikan pihak
Prancis sehingga kekuatan Prancis menjadi melemah, baik dari segi militer
72
Daftar Pustaka
Press, 1971.
73
Berque, Jacques. Etudes d'Histoire Rurale Maghrebine. Fes: Les Ed.
Internationales, 1938.
Blair, Leon Borden. Western Window in the Arab World. Austin: University of
Brown, K. "The Impact of the Dahir Berbere in Sale." In Arabs and Berbers:
and Berbers: From Tribe to Nation in North Africa, by Ernest Gellner, &
74
Burke, Peter. History and Social Theory. New York: Cornell University Press,
1993.
1965.
University, 1970.
1954.
75
Geertz, C., H. Geertz, and L. Rosen. Meaning and Order in Moroccan Society.
2003.
Hockett, H.C. Critical Method in Historical Research and Writing. New York:
76
Julien, Charles Andre. L'Afrique du Nord en Marche: Algerie-Tunisie-Maroc,
77
Ouardighi, Abderrahim. La Grande Crise Franco-Marocaine, 1952-1956. Rabat:
Park, Thomas K., and Aomar Boum. Historical Dictionary of Morocco. Second
Duckworth, 1976.
Pennel, C.R. Morocco: From Empire to Independence. Oxford: One World, 2003.
Pennell, C.R. Morocco since 1830: A History. New York: New York University
Press, 2000.
Pennell, C.R. "Tyranny, Just Rule and Moroccan Political Thought." Morocco:
Routledge, 2007.
78
Schroeter, Daniel J., and Joseph Chetrit. "Emancipation and Its Discontents: Jews
Sihbudi, Riza. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam. PT Ichtiar Baru van Hoeve:
Bandung, 2002.
1984.
Waterbury, John. The Commander of the Faithful: The Moroccan Political Elite.
79