Anda di halaman 1dari 4

PENGEMBANGAN KARAKTER DAN KEPRIBADIAN KRISTEN

OLEH :

MELISA LISNA LAMBA

712021034

FAKULTAS TEOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2023
Secara umum karakter tidak dapat dilihat dari luar diri seseorang, melainkan dilihat
dari nilai emosional. Contohnya, seseorang terlihat pendiam itu dinamakan sifat, sedangkan
karakter tidak dapat terlihat karena tersimpan didalam sifat seseorang. Jika seseorang yang
pendiam melakukan sesuatu yang emosional itu dinamakan karakter. Karakter seseorang
mengarah kepada kualitas kepribadian dan karakteristik yang biasanya dapat
membedakannya dengan orang lain.

Karakter mengandung dua makna, yaitu nilai-nilai (values) dan kepribadian.


Hubungan karakter dengan kepribadian saling berkaitan dan saling mempengaruhi,
contohnya nilai kepribadian seseorang yang baik sangat mendukung terbentuknya karakter
yang baik dan sebaliknya. Nilai mengacu pada kualitas moral, yaitu spiritual setiap orang
sebagai inti kekuatan (power) dalam kepribadian dan bukan bagian yang terpisah dari
kepribadian.

Adapun asumsi bahwa pribadi seseorang termasuk diantaranya adalah komponen


sosial yang termasuk identitas pribadi. Identitas pribadi memungkinkan seorang individu
untuk tampil unik melalui karakteristik kepribadiannya. Kepribadian adalah identitas pribadi
yang terorganisir dari karakteristik yang dimiliki oleh seseorang. Secara unik kepribadian
mempengaruhi kognitif, emosi, motivasi, dan perilaku dalam berbagai situasi.

Kata “kepribadian” berasal dari bahasa Latin persona, artinya menggambarkan


identitas seseorang, mencerminkan mentalitas, sikap dan perilakunya, juga meliputi sifat-sifat
seperti, kejujuran, kepemimpinan, kepercayaan, keberanian dan kesabaran. Kepribadian juga
mengacu pada pola pikiran, perasaan, penyesuaian sosial, dan perilaku secara konsisten dari
waktu ke waktu serta mempengaruhi harapan seseorang, persepsi diri, nilai-nilai, dan sikap.

Jerry C. Wofford telah mengamati bahwa “bagi seorang pemimpin gereja, tidak ada
atribut yang lebih penting ketimbang karakter”. Selanjutnya Wofford menjelaskan, “Dalam
pengajaranNya Yesus sangat menekankan karakter para muridNya. Surat Paulus kepada
Timotius dan Titus juga berbicara mengenai karakter pemimpin gereja. Karakter itu meliputi
kualitas, seperti integritas, kemurnian moral, kelemahlembutan dan kesabaran. Kualitas
kepemimpinan dibahas diseluruh Perjanjian Baru. Unsur karakter Kristen sangat penting
sehingga Yesus mengambil waktu khusus untuk mengajarkannya kepada mereka yang akan
memimpin gereja mula-mula” (Wofford, J.C, 2001., Kepemimpinan Kristen Yang
Mengubahkan, terj, Penerbit ANDI).

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang, seperti faktor internal, yaitu


insting atau naluri, adat atau kebiasaan, kehendak atau kemauan, suara hati atau hati nurani
dan hereditas atau keturunan, sedangkan faktor eksternal, yaitu pendidikan dan lingkungan.
Pengembangan diri pada dasarnya merupakan suatu pendekatan yang menekankan
pentingnya siklus belajar sepanjang hayat, sedangkan pengembangan kepribadian ialah
pengembangan pribadi yang dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik perbaikan dalam
semua bidang kehidupan, dan mengembangkan kultus kepribadian sehingga menciptakan
kesan kuat dan positif tentang dirinya.

Aspek yang paling penting dari kepribadian adalah totalitas dari keputusan yang
dibuat sepanjang hidup yang mencerminkan nilai-nilai, keyakinan dan harapan-harapan yang
meliputi: penampilan, kepintaran, Trustworthy, integritas yang tinggi dan tanggung jawab,
pengetahuan yang mendalam, manajemen, efisiensi, kemandirian ekonomi,
moralitas/karakter, keberuntungan (Dhiman et ol. 2012).

Setiap pribadi individu memiliki kepribadian yang unik, sehingga harus dapat
memutuskan apa yang dimilikinya untuk memperbaiki diri, jujur menganalisis ciri-ciri
karakternya dan bagaimana dapat ditingkatkan? Ada cara yang baik untuk mengembangkan
kepribadian, dengan mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain serta menganalisis
manfaat bagi dirinya, sopan terhadap semua orang dengan selalu berhati-hati tentang kata-
kata yang kita gunakan untuk orang lain, memiliki martabat dan menjaga moral yang baik
serta bertanggung jawab dalam keberhasilan maupun kegagalan dan kekalahan.
Dengan cara itulah pribadi setiap individu mampu mengembangkan kepribadian yang
utama. Kepribadian yang ada hubungannya dengan tinggi badan, kulit, penampilan fisik
seseorang, hampir tidak mempengaruhi ciri-ciri kepribadian seseorang. Pengernbangan
kepribadian sebenarnya adalah perbaikan ciri-ciri perilaku, seperti kemampuan komunikasi,
hubungan interpersonal, dan sikap terhadap kehidupan dan etika berperilaku. Pengembangan
kepribadian tersebut merupakan karakter pribadi setiap individu, yang meliputi tahapan
pengembangan sikap, ciri-ciri perilaku dan karakter.

Identitas orang Kristen dikenal lewat dua kualitas transformatif yang secara metaforis
dinyatakan sebagai “garam” dan “terang” dunia (Matius 5:13-14). Kedua metafora ini
mengacu kepada “perbedaan” dan “pengaruh” yang harus dimanifestasikan murid-murid
Yesus kepada dunia ini. Kedua metafora ini dapat diartikan sebagai “penetrating power of the
Gospel” yang harus dinyatakan oleh murid-murid Yesus yang sudah lebih dahulu mengalami
transformasi. Implikasi dari penegasan ini cukup serius, yaitu bahwa orang Kristen secara
harus memikul beban moral dari metafora-metafora ini secara konsisten dan konsekuen.
Lebih jauh, implikasi ini bukan sekedar penegasan, tetapi merupakan sebuah panggilan bagi
orang Kristen untuk melibatkan diri dan memberi solusi dalam masalah-masalah dunia ini
tanpa harus menjadi duniawi.

Alkitab menyatakan bahwa kepribadian manusia yang diciptakan menurut gambar


Allah merupakan suatu ketritunggalan yang mencakup komponen roh, jiwa, dan tubuh (1 Tes
5:23; Ibr 4:12). Adapun nilai-nilai karakter dalam kekristenan yang perlu diwujudkan
manusia dalam sikap dan perbuatan, yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran,
kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri, itulah yang
dinamakan buah roh (Gal 5:22-23).

Anda mungkin juga menyukai