Anda di halaman 1dari 13

Dosen Pengampu : Mata Kuliah :

Mawaddah Warahmah Azhari, M.pd Sosiologi dan Antropologi Pendidikan

TUGAS INDIVIDU

Disusun Oleh:
LIA MIFTAKHUL JANNAH (22.00.4218)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
HUBBUL WATHAN DURI
2023
SELAYANG PANDANG TENTANG

ANTROPOLOGI PENDIDIKAN ISLAM


Oleh: Abd. Shomad
A. PENDAHULUAN

Antropologi adalah suatu ilmu yang memahami sifat-sifat semua jenis


manusia
secara lebih banyak. Antropologi yang dahulu dibutuhkan oleh kaum misionaris
untuk
penyebaran agama Nasrani dan bersamaan dengan itu berlangsung sistem penjajahan
atas negara-negara di luar Eropa, dewasa ini dibutuhkan bagi kepentingan
kemanusiaan
yang lebih luas. Studi antropologi selain untuk kepentingan pengembangan ilmu itu
sendiri, di negara-negara yang telah membangun sangat diperlukan bagi pembuatan-
pembuatan kebijakan dalam rangka pembangunan dan pengembangan masyarakat.

Antropologi secara garis besar dipecah menjadi dua bagian, yaitu antropologi
fisik/biologi dan antropologi budaya. Tetapi dalam pecahan antropologi budaya,
terpecah-pecah lagi menjadi banyak sehingga menjadi spesialisasi-spesialisasi,
termasuk antropologi pendidikan. Seperti halnya kajian antropologi pada umumnya,
antropologi pendidikan berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang
manusia dan perilakunya dalam rangka memperoleh perngertian yang lengkap
tentang
keanekaragaman manusia khususnya dalam dunia pendidikan.

Studi antropologi pendidikan adalah, spesialisasi yang termuda dalam


antropologi. Setelah dasa warsa tahun 60-an di Amerika Serikat semakin banyak
diperlukan keahlian dalam antropologi untuk meneliti masalah-masalah pendidikan,
maka antropologi pendidikan kemudian dianggap dapat berdiri sendiri sebagai cabang
spesialisasi antropologi yang resmi.

B. ANTROPOLOGI PENDIDIKAN ISLAM

Penambahan kata Islam di belakang Antropologi Pendidikan agaknya berhu-


bungan dengan issue Islamisasi ilmu pengetahuan seperti Sosiologi Islam, Ekonomi
Islam, Biologi Islam, Kimia Islam, Matematika Islam. Pandangan yang demikian mau
tidak mau harus ada pemilahan misalnya ada Antropologi Islam dan Antropologi
non Islam, Biologi Islam dan Biologi non Islam, mengandung kategori lain misalnya
kafir, musyrik, Kristen, Budha dan sebagainya. Konsekuensi lebih lanjut harus ada
pembedaan ilmu pengetahuan dengan indikator-indikator tertentu menurut agama-
agama tertentu. Hal ini tentu sangat rumit.

a. Terlepas dari kerumitan tersebut, maka Antropologi Islam tentunya harus


dikategorikan bersama dengan Ekonomi Islam. Dalam Ekonomi Islam, kaidah-
kaidah keilmiahannya bersumber dari kitab suci Al Qur'an dan dari As Sunah.
Seperti Ekonomi Islam (juga Hukum Islam) yang sejak awal pertumbuhannya
telah diberi contoh oleh Nabi dan diteruskan oleh para sahabat, Antropologi Islam
kaidah-kaidah keilmiahannya seharusnya juga bersumber atau didasarkan pada Al
Qur'an dan As Sunah. Akan tetapi dalam sejarah kebudayaan Islam belum ada
pengakuan terhadap tokoh-tokoh atau pelopor Antropologi yang diakui dari
zaman Nabi atau sesudahnya.
Tokoh-tokoh pelopor antropologi pada umumnya yang dikenal antara lain:
1. EB. Taylor (1832-1917) yang pertama membuat definisi kebudayaan :
sebagaikompleks keseluruhan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, hukum, moral, kebiasaan dan lain'lain kecakapan dan kebiasaan
yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat".
2. Malinowski (1884-1942) yang melahirkan teori fungsional, Masyarakat dilihat
sebagai totalitas fungsional. Seluruh adat istiadat dan kebiasaan serta praktik
harus difahami dalam totalitas konteksnya dan dijelaskan dengan melihat
fungsinya bagi anggota masyarakat yang bersangkutan.

Sesungguhnya Ibnu Batutah (1304-1377 M) dapat disebut sebagai ahli


antropologi Islam yang pertama. Tokoh yang bernama lengkap Muhammad bin
Abdullah bin Muhammad bin Ibrahim at Tauji yang lahir di Tanger Maroko itu
dikenal
sebagai" Pengembara Islam". Jelajah kembaranya dimulai dari Maroko ujung Barat
laut Afrika—Mesir—Madinah—Mekah—Sumatera—Cina—Afganistan—Asia
Tengah—Kaukasia—Spanyol dan Iain-lain.

Tokoh ini juga dikenal sebagai seorang etnografer. Keterangan tentang itu
diperoleh dari kitab yang ditulisnya berjudul : Tuhfah an Nazzerfi Garaib al Amsar
wa Ajabul al Asfar (Persembahan seorang pengamat tentang kota-kota asing dan
perjalanan yang mengagumkan). Mengingat Ibnu Batutah hidup beratus-ratus tahun
sebelum Malinowski yang hanya mengamati kehidupan orang-orang Trobriand di
Pasifik Selatan, maka pengamatan Ibnu Batutah di pelbagai negara, tentunya lebih
kaya memberi informasi perihal perilaku manusia yang diamati dengan perbedaan
kebudayaan mereka yang meliputi tiga benua.

C. KAJIAN ANTROPOLOGI PENDIDIKAN

Masyarakat (society) dan kebudayaan (culture) saling bergantung satu sama


lain. Masyarakat tldak mungkin merupakan satu kesatuan fungsional tanpa
kebudayaan, demikian pula sebaliknya. Individu-individu hanya sebagai medium
ekspresi kebudayaan dan mclangsungkannya dengan pendidikan terhadap generasi
berikutnya. Implementasi Antropologi dalam pendidikan sebagai penyesuaian diri
dengan masyarakat dan kebudayaan berlangsung dalam proses:

a. Proses sosialisasi. Proses ini dimulai sejak bayi baru lahir. Bayi berinteraksi
dengan orang-orang di sekitarnya—hingga terjadi komunikasi timbal balik.
Dalam
perkembangan selanjutnya sering terjadi konflik dengan individu-Individ u lain
yang disebabkan oleh ketidak harmonisan antara keinginan pribadi anak dengan
tuntutan norma dan aturan yang berlaku dalam masyarakat kecil yakni keluarga.
b. Proses Enkulutrasi. Enkulturasi, artinya pembudayaan. Yang dimaksud disini
adalah proses membudayakan anak manusia agar mcnjadi manusia yang
berbudaya. Manusia yang berbudaya diawali didalam sistem kehidupan bersama
yang disebut kelompok lokal yang meliputi lebih dari satu keluarga atau satu
keluarga yang diperluas.
c. Proses Intemalisasi, yakni proses penerimaan dan menjadikan warisan sosial
(pengctahuan budaya) sebagai isi kepibadian yang dinyatakan dalam perilaku
sehari-hari selama hayat dikandung badan. Proses Internalisasi berlangsung
sepanj ang masa-masa pertumbuhan dan perkembangan anak di tengah
lingkungan masyarakatnya. Dengan pengalamannya tersebut, scseorang memiliki
pengetahuan dan nilai-nilai ideal atau sistem nilai dan dinyatakan dalam perilaku.

D. SASARAN KAJ1AN ANTROPOLOGI PENDIDIKAN

Pendidikan sebagai suatu ilmu memiliki sifat normatif. Artinya ada


seperangkat
norma yang harus dilakukan oleh pendidik dan anak didik dalam rangka menuju
tujuan yang diinginkan. Norma-norma tersebut mengacu pada nilai-nilai ideal yang
berlaku dalam kehidupan bersama (sosial) Norma, pada umumnya diartikan sebagai
suatu aturan yang menentukan kebiasaan, kelakuan yang diterapkan dalam kehidupan
sosial.
Norma di tengah masyarakat dibedakan menjadi dua sifat sesuai dengan
pelanggaran yang dilakukan. Norma yang berakibat berat apabila dilangar disebut tata
cara. Akibat berat dari pelangaran norma misalnya sanksi sosial berupa pengusiran,
atau denda yang harus dibayar. Akibat ringan dari pelanggaran norma misalnya
disesalkan oleh sebagian besar angota maysarakat atau hanya ditertawakan.
Pengetahuan normatif, dapat disebut sebagai naluri apabila dilihat dari sikap
orang tua terhadap anaknya. Oleh karena itu, pendidikan yang diberikan orang tua
terhadap anaknya lebih bersifat naluri. Seorang yang pekerjaannya mencuri (maling)
dan tidak pernah memperoleh pendidikan formal, tidak mendidik anaknya agar
menjadi maling.

E. SIMPULAN
Antropologi Pendidikan Islam, merupakan derivat dari Ilmu Antroplogi.
Antroplogi sendiri sebagai suatu ilmu yang paling luas cakrawalanya dibanding ilmu'
ilmu sosial, memiliki cabang yang banyak. Sebagai suatu ilmu yang membahas
segala
sesuatu yang ada hubungannya dengan mahluk manusia, mengakibatkan tiadanya
seorang ahli antropologi yang mampu menguasai ilmu yang demikian luas
cakupannya. Oleh karenanya sarjana'Sarjana antropologi memusatkan kajiannya pada
bagian-bagian tertentu dari antropologi. Antroplog Pendidikan merupakan satu dari
kajian khusus tersebut.
PEMBELAJARAN MANDIRI PERSPEKTIF
SOSIOLOGI ANTROPOLOGI PENDIDIKAN

I Gusti Ngurah Triyana


PENDAHULUAN

Pengembangan diri manusia tidak lepas dari usaha pembelajaran yang


dilakukannya secara sadar. Pembelajaran memiliki banyak metode yang
dipraktekan secara konsisten dalam perjalanan hidup manusia. Pengembangan
diri yang dilakukan manusia berlangsung secara individu dan sosial, hal ini tidak
terlepas dari kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
Kehidupan sosial manusia saling terkait antara manusia yang satu dengan manusia
lainnya.

Manusia tidak dapat hidup sendiri. Ilmu yang mempelajari kehidupan sosial
manusiaini disebut sosiologi, yang sangat terkait dengan kebudayaan. Kebudayaan
muncul karena adanya kehidupan sosial manusia, yang harus dilakukan karena kodrat
manusia sebagai makhluk sosial. Perkembangan budaya tidak terlepas dari
perkembangan sosiologi atau kehidupan sosial masyarakat manusia. Ilmu sosial ini
terus menerus dipelajari secara sadar oleh manusia untuk terus meningkatkan
kualitas hubungan antar manusia dimana akan mengakibatkan perkembangan
kebudayaan semakin maju. Usaha sadar belajar sosiologi dilaksanakan melalui
jalur pendidikan yang merupakan bagian dari kegiatan sosial manusia yang secara
langsung maupun tidak langsung akan memajukan kebudayaan manusia dari
waktu ke waktu. Ilmu yang mempelajari kehidupan sosial manusia ini
disebut sosiologi, yang sangat terkait dengan kebudayaan.

Kebudayaan muncul karena adanya kehidupan sosial manusia, yang harus


dilakukan karena kodrat manusia sebagai makhluk sosial. Perkembangan budaya
tidak terlepas dari perkembangan sosiologi atau kehidupan sosial masyarakat
manusia. Ilmu sosial ini terus menerus dipelajari secara sadar oleh manusia untuk
terus meningkatkan
kualitas hubungan antar manusia dimana akan mengakibatkan perkembangan
kebudayaan semakin maju. Usaha sadar belajar sosiologi dilaksanakan melalui
jalur pendidikan yang merupakan bagian dari kegiatan sosial manusia yang secara
langsung maupun tidak langsung akan memajukan kebudayaan manusia dari
waktu ke waktu.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembelajaran mandiri adalah pembelajaran yang dilakukan tanpa ketergantungan


dengan orang lain sehingga segala sesuatu yang perlu dipersiapkan dalam rangka
pengelolaan pembelajaran dapat dilakukan secara mandiri (Metode et al. 2017).
Pendidikan tidak dapat dilepaskan dari kehidupansosial karena pendidikan
merupakan usaha sosial untuk mewujudkan sebuah tatanan masyarakat yang lebih
baik dari waktu ke waktu.

Pendidikan dengan sosialmerupakan sinergi yang saling berhubungan, tidak


dapat lepas satu sama lain karena pendidikan merupakan bagian dari kehidupan sosial
dan pendidikan dapat menjelaskan berbagai fenomena sosial yang terjadi di
masyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa grand theory yang terukir dalam
sejarah menjadi sebuah paradigma yang mempengaruhi dunia pendidikan. Paradigma
besar dalam sosiologi kemudian berkembang menjadi tiga, yaitu: Pertama, struktural,
fungsional dan interaksionisme (Rasyid 2015).

Menurut undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional menegaskan bahwa pendidikan dilakukan
melalui tiga jalur, yaitu: pendidikan formal, pendidikan non formal, dan
pendidikan informal.menurut undang-undang No.20 Tahun 2003tentang Sistem
Pendidikan Nasional menegaskan bahwa pendidikan dilakukan melalui tiga jalur,
yaitu: pendidikan formal, pendidikan non formal, dan pendidikan informal.
pembelajaran yang terjadi sepanjang waktu. Proses ini sangat dominan dalam
pembentukan karakter seorang anak.

Pendidikan informal juga menjadi pendidikan yang dilakukan orang dewasa


dalam menguasai berbagai keterampilan hidup yang diperlukan di jaman yang terus
berkembang. Orang dewasa dituntut untuk menguasai teknologi informasi dan
komunikasi di tengah majunya teknologi informasi dan komunikasi. Pendidikan
orang dewasa(andragogi) sering digolongkan kependidikan non formal karena
dilakukan oleh orang dewasa yang memiliki berbagai latar belakang sosial budaya,
pengalaman, minat, dan tujuan yang berbeda (Bartin 2018).

Pendidikan Non Formal sebagaimana terdapat dalam UU nomor 20 tahun


2003 tersebut meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan
anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan,
pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,
pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik (Bartin 2018). Pendidikan non formal mencakup pendidikan yang
berlangsung diluar pendidikan formal Pendidikan orang dewasa (andragogi) sering
digolongkan kependidikan non formal karena dilakukan oleh orang dewasa yang
memiliki berbagai latar belakang sosial budaya, pengalaman, minat, dan tujuan yang
berbeda (Bartin 2018).

Pendidikan Non Formal sebagaimana terdapat dalam UU nomor 20 tahun


2003 tersebut meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan
anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan,
pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,
pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik (Bartin 2018).

Pendidikan non formal mencakup pendidikan yang


berlangsung diluar pendidikan formal Pertama, seorang antropolog
(khususnya antropolog sosiokultural) seharusnya menguasai cukup pengetahuan
tentang paradigma khas antropologi sosiokultural, termasuk teori, konsep,
pendekatan, dan metode penelitian antropologi. Kedua, antropolog
seharusnya juga memahami teori- teori pembangunan secara umum, sekurang-
kurangnya dalam garis besarnya. Ketiga, antropolog tersebut seharusnya mengikuti
dan memahami kebijakan-kebijakan dalam pembangunan di Indonesia,
termasuk cara-cara bagaimana kebijakan-kebijakan tersebut diimplementasikan
dalam program dan proyek yang dikelola oleh departemen-departemen tertentu.
Terakhir, penting juga bagi seorang antropolog untuk menguasai bahasa
Inggris, mengingat bahwa sebagian besar literatur antropologi ditulis dalam bahasa
Inggris (Marzali 2014).

Secara makro antropologi terdiri dari antropologi fisik dan antropologi


budaya. Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organism biologis yang
melacak perkembangan manusia menurut evolusinya dan memnyelidiki variasi
biologisnya dalam berbagai jenis (spesies). Melalui aktivitas analisis yang
mendlam terhadap fosil-fosil dan pengamatan pada primate-primata yang
pernah hidup, para ahli antropologi fisik berusaha melacak nenek moyang jenis
manusia untuk mengetahui bagaimana, kapan, dan mengapa kita menjadi
makhluk seperti sekaran ini (Haviland, 1999: 13).

Antropologi budaya memfokuskan perhatiannya pada kebudayaan manusia


ataupun cara hidupnya dalam masyarakat. Menurut Haviland (1999:12) cabang
antropologi budaya ini dibagi-bagi lagi menjadi tiga bagian, yakni arkeologi,
antropologi linguistic, dan etnologi

SIMPULAN
Pembelajaran mandiri merupakan usaha pengembangan potensi diri
pembelajar yang mencakup anak-anak dan orang dewasa dalam beragam pendidikan
yang dikategorikan menjadi pendidikan formal, informal dan non formal.
Pembelajaran mandiri yang dilaksanakan pada pendidikan formal mengikuti
petunjuk yang diberikan oleh para pendidik dalam hal ini guru, dosen dan
instruktur. Pembelajaran mandiri pada pendidikan informal dan non formal
dilaksanakan tanpa keterlibatan pendidik secara formal namun benar-benar
dilakukan secara swadaya.

Pendidikan merupakan bagian dari kegiatan sosial manusia dalam


mengembangkan segala potensi yang dimilikinya, telah berkembang menjadi banyak
teori sosiologi yang intinya mengkaji kehidupan manusia secara berkelompok,
bagaimana struktur dan interaksi yang terjadi secara berkesinambungan dari semenjak
manusia ada dan mengembangkan kehidupan sosialnya sampai sekarang, memiliki
pola yang menjadi kebiasaan yang diwariskan secara turun temurun, dikembangkan
menjadi sesuatu yang desebut dengan kebudayaan. Antropologi mempelajari
ilmu tentang kebiasaan manusia ini sehingga memberikan pemahaman
tentang bagaimana manusia mempertahankan eksistensinya.

Anda mungkin juga menyukai