Anda di halaman 1dari 63

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

KEMENTERIAN AGRARIA Kementerian


Pelatihan Nilai-Nilai DAN TATA RUANG/
ATR/BPN
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MODUL 6
TERPERCAYA
DI KEMENTERIAN
ATR/BPN

PELATIHAN NILAI – NILAI


KEMENTERIAN ATR/BPN
Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

Hak Cipta © Pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional
Edisi Tahun 2021

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia


Inspektorat Jenderal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Badan Pertanahan Nasional

Jl. Akses Tol Cimanggis, Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat.
Telp. (021) 8674586

PELATIHAN NILAI-NILAI KEMENTERIAN ATR/BPN


Terpercaya di Kementerian ATR/BPN

Tim Pengarah Substansi:


1. Adriani Sukmoro
2. Deni Santo, S.T., M.Sc.
3. Drs. Dalu Agung Darmawan, M.Si.

Penulis:
Lisma Niken Pratiwi, S.IP.

Editor:
Nur Fadillah Ulfa, S.Kom.

JAKARTA - KEMENTERIAN ATR/BPN – 2021


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya Modul
yang menjadi pegangan bagi peserta Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian
ATR/BPN. Modul ini dapat terselesaikan karena kerjasama Tim Penyusun
Modul yang sudah dirangkum melalui beberapa kali workshop dan dukungan
dari berbagai pihak di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
Untuk itu dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional;
2. Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian Kementerian ATR/BPN;
3. Tim Penyusun Modul;
4. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya Modul ini.
Akhir kata, semoga Modul ini dapat memberikan manfaat bagi peserta
Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN. Kritik dan saran dengan senang
hati akan diterima untuk perbaikan modul ini.

Bogor, Juli 2021


Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Badan Pertanahan Nasional

Deni Santo, S.T., M.Sc.


NIP. 19700129 199703 1 004

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN i


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR GAMBAR iv

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL v

BAB I PENDAHULUAN 1

A. LATAR BELAKANG 2

B. DESKRIPSI SINGKAT 3

C. MANFAAT MODUL 3

D. HASIL BELAJAR 4

E. INDIKATOR HASIL BELAJAR 4

G. WAKTU 5

BAB II PERILAKU UTAMA TERPERCAYA 6

A. BEKERJA DENGAN INTEGRITAS, DAPAT DIPERCAYA DAN


DIANDALKAN, MENJAGA MARTABAT SERTA TIDAK MELAKUKAN HAL
TERCELA 6

B. PATUH DAN TAAT PADA PERATURAN YANG TELAH DITETAPKAN


SESUAI TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB YANG DIBERIKAN 15

C. UNIT KEPATUHAN INTERNAL 17

D. RANGKUMAN 21

E. LATIHAN 21

BAB III. INTERNALISASI DAN AKTUALISASI 24

A. INTERNALISASI KEMENTERIAN ATR/BPN 24

B. AKTUALISASI KEMENTERIAN ATR/BPN 28

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN ii


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

C. RANGKUMAN 33

D. LATIHAN 34

BAB IV. KISAH INSPIRATIF “INTEGRITAS TANPA BATAS” 36

A. KAMI BUKAN MAFIA TANAH 36

B. AMPLOP COKLAT 38

C. PILIHAN HIDUP BERINTEGRITAS ADALAH JALAN KEBAHAGIAAN 40

D. ALMOST DEAD SEORANG ASN – PERJUANGAN PNS ATR/BPN DI


DAERAH TERPENCIL DALAM MELAYANI MASYARAKAT 42

E. INTERNASIONALISASI KEMENTERIAN ATR/BPN – BELAJAR MENJADI


PEMENANG 48

BAB V. PENUTUP 50

A. SIMPULAN 50

B. TINDAK LANJUT 50

DAFTAR PUSTAKA 52

KUNCI JAWABAN 54

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN iii


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Formulir Alat Bantu Rancangan Aktualisasi Nilai Organisasi (“Terpercaya”) 29
Tabel 2 Usulan Program Budaya Kerja Kementerian ATR/BPN 31

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN iii


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Tiga Lini Pertahanan Pengendalian Organisasi 18

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN iv


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


Anda dapat mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang
berurutan. Jangan memaksakan diri sebelum benar-benar menguasai
bagian demi bagian dalam modul ini, karena masing-masing saling
berkaitan.
Pada awal kegiatan belajar terdapat potongan artikel yang terkait
dengan materi sebagai gambaran realitas atau kenyataan yang terjadi di
lapangan. Pada setiap bab terdapat indikator hasil belajar sebagai gambaran
apa yang dapat dipahami oleh peserta pelatihan setelah pembelajaran bab
tersebut telah selesai. Dan di akhir bagian kegiatan belajar akan terdapat
evaluasi pada lembar terpisah yang akan disediakan guna menguji tingkat
pemahaman Anda setelah memperoleh pembelajaran.
Guna memudahkan Anda dalam memahami materi dalam modul ini,
Fasilitator nantinya akan banyak melakukan simulasi atau latihan selama
proses pembelajaran berlangsung.
Apabila anda masih mengalami kesulitan memahami materi yang ada
dalam modul ini, silahkan diskusikan dengan teman atau Fasilitator.

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN v


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

BAB I
PENDAHULUAN

..::SELAMAT::..
Anda telah menyelesaikan 5 modul dari 6 modul dalam Paket Modul Budaya Kerja
dan Budaya Inovasi . Modul ”Terpercaya Di Kementerian ATR/BPN ” ini
merupakan modul ke 6 yang akan Anda pelajari.
Semoga Anda tetap semangat belajar dan menimba ilmu.

REALITAS
Baca dan perhatikan kasus yang terjadi di bawah ini:
Kementerian ATR/BPN Terapkan Nilai Organisasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

WARTALIKA.id – Reformasi Birokrasi (RB) pada hakikatnya merupakan upaya untuk


melakukan suatu pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan
pemerintahan, terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan
(business process) dan sumber daya manusia/aparatur. Semua Kementerian/Lembaga wajib
mengimplementasikan RB dalam pelaksanaan kegiatan maupun pemberian pelayanan kepada
masyarakat.
Staf Ahli Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Bidang
Ekonomi Pertanahan, Gunawan Muhammad mengatakan bahwa indeks nilai RB Kementerian
ATR/BPN selalu meningkat dalam sejak tahun 2016 hingga 2021.
“Tahun ini nilai indeks RB kita targetkan mencapai lebih dari 75, naik dari tahun 2019 lalu yaitu
72,32. Untuk terus mendongkrak nilai RB ini, kita mengusulkan percepatan RB melalui Rencana
Aksi (Renaksi) sesuai surat Menteri ATR/Kepala BPN Nomor OT.02/535-100/III/2021 tertanggal
19 Maret 2021,” ujarnya saat memberikan laporan pada Rapat Pimpinan di Aula Prona Lantai VII,
Kementerian ATR/BPN, Jakarta, Rabu (27/05/2021).
Seiring dengan harapan membaiknya nilai RB, Kementerian ATR/BPN menerapkan nilai
organisasi, yang diatur dalam Keputusan Menteri ATR/Kepala BPN Nomor 115/SK-
OT.02/V/2021 mengenai Nilai Kementerian ATR/BPN.
“Kementerian ATR/BPN saat ini telah menerapkan nilai organisasi yakni Melayani, Profesional,
Terpercaya. Namun untuk ketiga hal ini, perlu penyusunan budaya kerja sebagai tindak lanjut
penerapan dari Nilai Kementerian ATR/BPN,” jelas Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian,
Dalu Agung Darmawan.
Menyambung hal tersebut, Tenaga Ahli Menteri Bidang Sumber Daya Manusia (SDM), Adriani
Sukmoro mengatakan untuk membangun nilai dan budaya organisasi bisa dimulai dari diri sendiri
dengan menerapkan 5 (lima) nilai utama.
“Setiap SDM di Kementerian ATR/BPN harus melihat dan menyadari bahwa perubahan dalam
organisasi ini dibutuhkan, percaya bahwa perubahan bisa dilakukan, menggalang pergerakan untuk
menuju perubahan, melakukan komunikasi berkelanjutan tentang nilai dan budaya organisasi itu
sendiri dan yang terpenting harus berperilaku sesuai dengan nilai dan budaya organisasi instansi
ini,” kata Adriani Sukmoro.
Berbicara mengenai pembangunan SDM di lingkungan Kementerian ATR/BPN, Menteri
ATR/Kepala BPN, Sofyan A. Djalil mengatakan bahwa SDM di masa mendatang akan jauh lebih
baik, terlebih dengan penerapan sistem rekrutmen dan nilai organisasi yang saat ini dimiliki.

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 1


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

“Beberapa nilai ini kita akan terapkan sistematik di seluruh kantor Kementerian ATR/BPN, saya
pikir meskipun masih ada kelemahan tetapi di beberapa kementerian menganggap kantor kita jadi
model yang melakukan reformasi,” ucapnya.
Sekretaris Jenderal Kementerian ATR/BPN, Himawan Arief Sugoto beranggapan bahwa
pengembangan SDM tidak ada batasnya di semua bidang karena faktor lingkungan yang selalu
berubah. Untuk itu, tantangan Kementerian ATR/BPN saat ini adalah menyusun sistem Human
Resource Development (HRD) baru yang merupakan turunan dari Renstra 5 tahunan.
..........
Sumber: Redaksi Wartalika, 28 Mei 2021. Diakses dari
https://wartalika.id/news/nasional/2021/05/28/kementerian-atr-bpn-terapkan-nilai-organisasi-
pelaksanaan-reformasi-birokrasi

Dari realitas yang terjadi disampaikan bahwa Kementerian ATR/BPN saat ini telah
menerapkan nilai organisasi yakni Melayani, Profesional, Terpercaya. Namun untuk ketiga
nilai ini, perlu penyusunan budaya kerja sebagai tindak lanjut penerapan dari Nilai
Kementerian ATR/BPN. SDM di masa mendatang akan jauh lebih baik, terlebih dengan
penerapan sistem rekrutmen dan nilai organisasi yang saat ini dimiliki. Dan nilai-nilai ini akan
diterapkan sistematik di seluruh kantor Kementerian ATR/BPN. Untuk itu pemahaman akan
nilai-nilai organisasi ini menjadi kebutuhan penting bagi tiap ASN di Kementerian ATR/BPN.
Nilai organisasi “Terpercaya” akan dibahas dalam modul ini.

A. LATAR BELAKANG
Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 115/SK-0T.02/V/2021 tentang Nilai-Nilai
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional,
menetapkan 3 nilai utama organisasi Kementerian ATR/BPN, yakni
Melayani, Profesional, dan Terpercaya. Selain itu, ditetapkan pula
bahwa Pimpinan dan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di
lingkungan Kementerian ATR/BPN wajib melaksanakan tugas dan
fungsinya dengan mendasar pada nilai-nilai dan kaidah-kaidah perilaku
utama masing-masing nilai organisasi. Penerapan ketiga nilai ini harus
didahului dengan penyusunan budaya kerja bagi seluruh pegawai
Kementerian ATR/BPN.
Ketiga nilai-nilai organisasi di atas sangat penting dan harus
segera diwujudkan apalagi dengan isu-isu Kementerian ATR/BPN yang
memang sistemnya adalah pelayanan. Dan oleh karenanya, ASN
menjadi faktor utama berhasil atau tidaknya organisasi ini membangun
nilai organisasi khususnya dalam modul ini adalah nilai “terpercaya”.

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 2


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

Penerapan nilai “terpercaya” di Kementerian ATR/BPN dilakukan


dengan berbagai tahapan yang harus dipahami para ASNnya, mulai
dari pemahaman perilaku utama dari nilai “terpercaya” tersebut,
pelaksanaan internalisasi dan aktualisasi di organisasi Kementerian
ATR/BPN, serta pemahaman beberapa kisah inspiratiif terkait
integritas yang tak terbatas sebagai gambaran nyata bagi seluruh ASN.

B. DESKRIPSI SINGKAT
Mata Pelatihan ini membahas tentang perilaku utama terpercaya;
internalisasi dan aktualisasi, dan kisah inspiratif “integritas tanpa
batas”.

C. MANFAAT MODUL
a. Manfaat Bagi Peserta:
Memberikan pengetahuan dan meningkatkan pemahaman terkait
materi yang disampaikan, sehingga peserta dapat memahami dan
mampu mengimplementasikan nilai “terpercaya” di Kementerian
ATR/BPN dengan lebih baik.

b. Manfaat Bagi Fasilitator:


Modul yang disusun memudahkan Fasilitator dalam memberikan
pengarahan dan motivasi kepada Peserta Pelatihan serta sebagai
media dalam penyamaan persepsi antar Fasilitator.
c. Manfaat Bagi Pengelola Pelatihan:
Modul yang disusun sebagai alat kelengkapan dalam
menyelenggarakan pelatihan bagi Pusat Pengembangan Sumber

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 3


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

Daya Manusia dan pengendalian pelaksanaan pelatihan serta


untuk penyempurnaan modul pelatihan berikutnya agar lebih baik.

D. HASIL BELAJAR
Setelah mempelajari materi dalam mata pelatihan ini peserta
dapat memahami sikap “terpercaya” di Kementerian ATR/BPN.

E. INDIKATOR HASIL BELAJAR


Setelah mempelajari materi pelatihan ini peserta diharapkan dapat:
a. Menjelaskan perilaku utama terpercaya di lingkungan kerja;
b. Menjelaskan bagaimana internalisasi dan aktualisasi menjadi ASN
yang terpercaya di Kementerian ATR/BPN;
c. Menjabarkan berbagai kisah Inspiratif tentang integritas.

F. MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK


Materi pokok dalam modul ini adalah sebagai berikut:
a. Perilaku Utama Terpercaya
1. Bekerja Dengan Integritas, Dapat Dipercaya dan Diandalkan,
Menjaga Martabat Serta Tidak Melakukan Hal Tercela
2. Patuh dan Taat Pada Peraturan yang Telah Ditetapkan Sesuai
Tugas dan Tanggung Jawab Yang Diberikan
3. Unit Kepatuhan Internal
b. Internalisasi Dan Aktualisasi
1. Internalisasi Kementerian ATR/BPN
2. Aktualisasi Kementerian ATR/BPN
c. Kisah Inspiratif “Integritas Tanpa Batas”
1. Kami Bukan Mafia Tanah
2. Amplop Coklat
3. Pilihan Hidup Berintegritas Adalah Jalan Kebahagiaan

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 4


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

4. Almost Dead Seorang ASN – Perjuangan ASN ATR/BPN di


Daerah Terpencil Dalam melayani masyarakat
5. Internasionalisasi Kementerian ATR/BPN – Belajar menjadi
Pemenang

G. WAKTU
Waktu penyampaian mata pelatihan ini adalah 9 JP x @ 45 menit

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 5


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

BAB II
PERILAKU UTAMA TERPERCAYA

Indikator Hasil Belajar:


Setelah mempelajari bab ini, peserta dapat menjelaskan perilaku utama terpercaya
di lingkungan kerja.

Berdasarkan Keputusan Menteri ATR/Kepala BPN Nomor 115/SK-


0T.02/V/2021 tentang Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN, dalam nilai
“terpercaya” mengandung makna bahwa dalam bekerja, berfikir, berkata,
berperilaku dan bertindak dengan cara terbaik dan benar, memegang teguh
kode etik, amanat jabatan, amanat jabatan dan prinsip-prinsip moral. Adapun
dari nilai “terpercaya” ini dapat ditunjukkan dengan perilaku utama yaitu:
1. Bekerja dengan integritas, dapat dipercaya dan diandalkan, menjaga
martabat serta tidak melakukan hal tercela
2. Patuh dan taat pada peraturan yang telah ditetapkan sesuai tugas dan
tanggung jawab yang diberikan

A. BEKERJA DENGAN INTEGRITAS, DAPAT DIPERCAYA


DAN DIANDALKAN, MENJAGA MARTABAT SERTA
TIDAK MELAKUKAN HAL TERCELA

Dalam perilaku utama pertama dari nilai “terpercaya” ini ada


beberapa kata kunci yang harus dipahami secara baik oleh ASN, yaitu:

a. Bekerja dengan integritas


Kata “integritas” berasal dari bahasa Latin yaitu integer;
incorruptibility, firm adherence to a code of especially moral a

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 6


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

acristic values, yaitu yang artinya sikap yang teguh


mempertahankan prinsip, tidak mau korupsi, dan menjadi dasar
yang melekat pada diri sendiri sebagai nilai-nilai moral. Integritas
dapat menjadi penyaring atau filter untuk menghindar dari
perbuatan tercela yang dapat merugikan diri sendiri, mencoreng
nama baik dan martabat organisasi.
Seorang dikatakan “mempunyai integritas” apabila
tindakannya sesuai dengan nilai, keyakinan, dan prinsip yang
dipegangnya. Sederhananya, ciri seorang
yang berintegritas ditandai dengan salah satunya antara kata-
kata dan perbuatannya adalah sama dan tidak bertentangan.
Integritas menjadi karakter kunci bagi seorang pemimpin.
Seorang pemimpin yang mempunyai integritas akan
mendapatkan kepercayaan dari pegawainya. Pimpinan yang
berintegritas dipercaya karena apa yang menjadi ucapannya dan
juga menjadi tindakannya.
Ciri-ciri seseorang mempunyai karakter integritas adalah:
1. Orang yang tidak bertindak dengan tujuan atau kedok
tertentu
2. Orang yang melakukan tindakan sesuai dengan apa yang
diucapkannya
3. Tidak bersikap munafik, yakni memiliki karakter yang
berbeda ketika di depan seseorang dan di belakangnya
4. Selalu konsisten pada apa yang diyakini dan dilakukannya
dalam konteks kebaikan
5. Selalu konsisten dalam menjalankan nilai hidup dan
keyakinan yang dianut.
6. Mempunyai komitmen penuh ketika menjalankan sesuatu
dan juga selalu bertanggung jawab.

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 7


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

7. Menjaga segala prinsip dan juga nilai-nilai yang telah


diyakininya.
8. Selalu jujur dan terbuka dalam segala situasi dan kondisi.
9. Selalu menghargai waktu dan menghargai orang lain.

Manfaat seseorang mempunyai karakter integritas adalah:


1. Secara fisik akan merasa sehat dan bugar karena tidak
pernah berbohong ataupun melakukan hal yang tidak baik
2. Dapat berpikir secara ilmiah karena kecerdasan intelektual
otak terus diasah dengan baik
3. Menjadi orang yang senantiasa termotivasi secara
emosional dan mampu menyesuaikan diri dalam berbagai
situasi dan kondisi
4. Mampu melihat kehidupan dalam perspektif yang lebih
dalam, utuh dan menyeluruh karena telah dibekali
pengalaman secara spiritual
5. Secara sosial mampu membangun hubungan kemanusiaan
yang baik dengan siapa saja dan dari golongan atau golongan
apapun.

b. Dapat dipercaya
Dimulai dari diri sendiri menjadi pribadi yang dapat
dipercaya, berlanjut ke relasi pertemanan atau persahabatan,
kemudian relasi di organisasi, meluas ke tempat kerja atau
dipercaya lingkungan, dan akhirnya di masyarakat global. Namun
yang akan dicakup di sini adalah yang pertama yaitu menjadi
pribadi (ASN) yang dapat dipercaya.

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 8


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

Terdapat beberapa definisi atau pengertian “kepercayaan”


menurut pendapat para ahli atau pakar, antara lain (Christofora
Megawati Tirtawinata, 2013):
1. Das dan Teng (1998) memberikan definisi atau pengertian
kepercayaan (trust) sebagai derajat di mana seseorang yang
percaya menaruh sikap positif terhadap keinginan baik dan
keandalan orang lain yang dipercayainya di dalam situasi
yang berubah ubah dan beresiko.
2. Rousseau et al, (1998) memberikan definisi atau pengertian
kepercayaan sebagai bagian psikologis yang terdiri dari
keadaan pasrah untuk menerima kekurangan berdasarkan
harapan positif dari niat atau perilaku orang lain.
3. Mayer (1995) memberikan definisi kepercayaan sebagai
keinginan suatu pihak untuk menjadi pasrah/menerima
tindakan dari pihak lain berdasarkan pengharapan bahwa
pihak lain tersebut akan melakukan sesuatu tindakan tertentu
yang penting bagi pihak yang memberikan kepercayaan,
terhadap kemampuan memonitor atau mengendalikan pihak
lain.
4. Doney et.al. (1998) memberikan definisi atau pengertian
kepercayaan sebagai sesuatu yang diharapkan dari kejujuran
dan perilaku kooperatif yang berdasarkan saling berbagi
norma-norma dan nilai yang sama.
5. Shaw (1997) memberikan definisi atau pengertian,
kepercayaan adalah keyakinan bahwa orang lain tempat kita
bergantung akan memenuhi harapan-harapan kita
kepadanya.
6. Pruit (1981) memberikan definisi atau pengertian,
kepercayaan adalah keyakinan dari semua pihak terhadap

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 9


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

satu dengan yang lainnya yang dapat diandalkan dalam


memenuhi kewajiban dari hubungan timbal balik.
7. Robinson (1996) memberikan definisi atau pengertian,
kepercayaan adalah harapan seseorang, asumsi-asumsi atau
keyakinan akan kemungkinan tindakan seseorang akan
bermanfaat menguntungkan atau setidaknya tidak
mengurangi keuntungan lainnya.
Menjadi pribadi yang dapat dipercaya memang dambaan
setiap orang, namun dalam kenyataannya hal itu tidaklah mudah.
Seseorang perlu mengondisikan, mengupayakan, dan perlu
memiliki keteguhan hati. Adapun elemen atau bagian yang penting
yang harus ada dalam kepercayaan adalah kredibilitas (credibility)
atau dapat dipercaya (believability).
Ciri-ciri seseorang mempunyai karakter bisa dipercaya adalah:
1. Dapat menjaga rahasia
2. Tidak suka menambah atau mengurangi cerita
3. Selalu berusaha untuk berkata jujur
4. Selalu berusaha dengan maksimal atas sesuatu yang
dipercayakan kepadanya
5. Bukan pemberi harapan palsu
Manfaat seseorang mempunyai karakter bisa dipercaya adalah:
1. akan sering diberikan tanggung jawab yang lebih besar
2. menyelesaikan segala sesuatu sesuai dengan target
3. karya dari pribadi yang dipercaya akan jauh lebih mahal dan
berarti dari pribadi yang kurang dipercaya
4. hasil dari produk yang dipercaya akan jauh lebih diminati dari
produk yang masih diragukan
5. Orang akan menghargai

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 10


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

1) Dapat diandalkan
Apakah artinya “dapat diandalkan”? Seorang yang
dapat diandalkan berarti mampu, akan dan pasti
menyelesaikan tugas yang mereka terima. Setiap
pegawai pada sebuah organisasi pasti ingin karirnya
meningkat dan salah satu cara agar karirnya dapat
meningkat adalah dengan menjadi pegawai yang bisa
diandalkan.
Bisa diandalkan bukan berarti pegawai tersebut
mengerjakan semua tugas teman kantor yang memang
bukan tanggung jawab pegawai yang bersangkutan.
Seorang pegawai harus menyelesaikan tugas pekerjaan
yang dibebankan kepadanya semaksimal mungkin dan
memberikan bantuan bila teman kantor memang sangat
butuh bantuan.
Contohnya, ciri utama bagi praktisi yang dapat
diandalkan adalah memiliki ilmu yang dikuasai dengan
sungguh-sungguh. Dalam bidang SDM, seorang praktisi
SDM belum dapat diandalkan sebelum dia menguasai
ilmunya dengan mendalam.
Ciri-ciri seseorang yang mempunyai karakter bisa
diandalkan (dunia profesi, 2021):
a) Selalu aktif dalam bekerja
b) Tulus
c) Bekerja dengan cerdik
d) Memperlakukan rekan kerja dengan baik
e) Membantu rekan kerja yang sedang kesulitan
f) Mengakui kesalahan jika menjadi pelakunya
g) Menjadi orang yang dapat dipercaya.

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 11


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

Manfaat seseorang yang mempunyai karakter bisa


diandalkan (Iskandarjet, 2012):
a) Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
b) Menuntaskan tugas dengan hasil memuaskan
c) Mengkhawatirkan pekerjaan yang sedang ditangani
dengan memberikan update ke pimpinan atas apa
yang sedang dikerjakan dan apa yang akan terjadi
di kemudian hari
d) Tidak pernah melepaskan atau mengalihkan
pekerjaan ke orang lain. Ini adalah bentuk nyata dari
kata 'tanggungjawab'
e) Terbuka untuk selalu berkonsultasi dengan rekan
atau pimpinan dalam menyelesaikan sebuah tugas
f) Pekerjaan lebih cepat tuntas

2) Menjaga martabat
Kata "martabat" menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), yakni tingkat harkat kemanusiaan,
harga diri. Magnis Suseno (1992) berpendapat bahwa
nilai kemanusiaan yang universal berakar pada
martabat manusia. Adapun martabat diartikannya
sebagai “derajat” atau “pangkat” manusia sebagai
manusia. Dengan kalimat lain, “martabat manusia”
mengungkapkan apa yang menjadi keluhuran manusia
yang membedakannya dari makhluk-makhluk lain di
bumi. Untuk itu seseorang yang “menjaga martabat”
dapat diartikan sebagai karakter seseorang yang
menjaga apa yang menjadi keluhurannya sebagai
manusia maupun menjaga harga dirinya.

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 12


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

Martabat Kementerian ATR/BPN berada di tangan


para ASNnya. Para ASN sebagai jajaran Kementerian
ATR/BPN wajib menjaga martabat dan marwah
Kementerian ATR/BPN yang telah mempercayakan
tugas dan perannya kepada ASN tersebut. Menjaga
martabat sebagai ASN Kementeriaan ATR/BPN berarti
juga menjaga citra atau nama baik, sebagai pribadi
maupun seorang ASN yang membawa nama
Kementerian ATR/BPN. Hal ini dilakukan dengan tidak
melakukan tindakan atau perbuatan yang melanggar
tata nilai, norma, kode etik organisasi maupun hukum
dalam masyarakat umum. Dan, perilaku ini biasanya
lebih dilakukan di luar jam kerja namun masih membawa
atribut sebagai ASN, dan apabila perilaku menjaga
martabat ini dilanggar maka seseorang tersebut lebih
akan mendapat sanksi sosial.
Ciri-ciri pribadi yang mempunyai karakter “menjaga
martabat” antara lain:
a. Setiap tindakan/perilaku akan dipikirkan
akibatnya terhadap citra atau nama baik dirinya
maupun organisasi
b. Selalu mematuhi tata nilai, norma, kode etik
organisasi maupun hukum yang berlaku dalam
masyarakat di manapun berada, terlebih di area
publik
c. Selalu berbuat untuk memberikan tampilan
terbaiknya di depan publik karena selain
membawa nama dirinya namun juga mewakili
organisasinya.

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 13


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

Manfaat yang diperoleh pribadi yang mempunyai


karakter “menjaga martabat” antara lain:
a. Hasil kerja memuaskan/tuntas
b. Lebih dihargai dan dipercaya organisasi dan
pihak lain (eksternal organisasi)
c. Dapat berpeluang menjadi role model bagi ASN
lain
d. Jenjang karir berjalan baik

3) Tidak melakukan hal tercela


Menjaga martabat dan tidak melakukan hal
tercela adalah saling berkaitan. Martabat kementerian
ATR/BPN ini berada di pundak para pegawainya.
Betapa besar akibat yang ditimbulkan jika pegawainya
melakukan perbuatan tercela. “Perbuat tercela” disini
adalah perbuatan tidak baik menurut definisi secara
umum atau universal, perbuatan yang tidak sesuai
norma, hukum atau aturan baku yang berlaku di
masyarakat maupun negara. Perbuatan atau perilaku
ini lebih dilakukan di saat jam kerja ASN tersebut. Oleh
karena itu istilah seorang ASN “tidak melakukan hal
tercela” dapat diartikan sebagai tindakan yang tidak
melanggar kaidah tata nilai, norma, kode etik
organisasi maupun hukum yang berlaku baku di
masyarakat maupun negara selama menjalankan
tugas dan fungsinya atau saat bekerja.
Apapun latar belakang agama dan suku para
ASN Kementrian ATR/BPN, pasti mengajarkan nilai-
nilai mulia tersebut. Para ASN perlu

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 14


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

mengimplementasikan dan meyakinkan diri bahwa


segala perbuatan yang dilakukan ada yang melihat dan
akibat dari perbuatan tercela yang dilakukan akan
mencoreng nama baik institusi dalam hal ini
Kementerian ATR/BPN.
Ciri-ciri pribadi yang mempunyai karakter “tidak
melakukan hal tercela” antara lain:
a. Menghindari tindakan/perilaku yang tidak sesuai
dengan tata nilai, norma, kode etik organisasi
maupun hukum yang berlaku secara umum
dalam menjalankan tugas dan wewenangnya
sebagai ASN
a. Selalu berbuat untuk memberikan tampilan
terbaiknya saat menjalankan tugas dan
wewenangnya sebagai ASN.
Manfaat yang diperoleh pribadi yang mempunyai
karakter “tidak melakukan hal tercela” antara lain:
a. Hasil kerja memuaskan/tuntas
b. Lebih dihargai dan dipercaya organisasi (internal)
c. Dapat berpeluang menjadi role model bagi ASN
lain di kantornya
d. Jenjang karir berjalan baik (berprestasi).

B. PATUH DAN TAAT PADA PERATURAN YANG TELAH


DITETAPKAN SESUAI TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
YANG DIBERIKAN

Kata “patuh” dan “taat” hampir sama artinya, yakni tunduk dan
setia. Wujud kata patuh dan taat pada Peraturan adalah menjalankan

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 15


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

apa yang menjadi kewajiban dalam peraturan tersebut maupun tidak


melanggar dari apa yang dilarang dalam peraturan tersebut.
Peraturan yang telah ditetapkan sesuai tugas dan tanggung jawab
ASN yang dimaksud disini adalah peraturan-peraturan terkait
kepegawaian atau Kode Etik dan Kode Perilaku yang merupakan
pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan pegawai dalam
melaksanakan tugas pokok dan tanggungjawabnya serta pergaulan
hidup sehari-hari yang bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan pegawai (ASN), bangsa, dan negara.
Kode Etik dan Kode Perilaku Kementerian ATR/BPN diatur dalam
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 8 Tahun 2011
tentang Kode Etik Pelayanan Publik dan Penyelenggara Pelayanan
Publik di Lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.
ASN yang patuh dan taat peraturan adalah yang menjalankan
kewajiban dan tidak melanggar seluruh larangan yang terdapat dalam
peraturan tersebut. Tidak patuh atau taat peraturan tersebut berarti
ASN tersebut melakukan maladministrasi atau penyalahgunaan
wewenang.
Ciri-ciri pegawai yang tunduk dan patuh pada peraturan yang
telah ditetapkan sesuai tugas dan tanggung jawab antara lain:
a. melaksanakan tugas dan wewenang sesuai ketentuan yang
berlaku;
b. menjaga informasi yang bersifat rahasia;
c. melaksanakan setiap kebijaksanaan yang ditetapkan oleh
Pejabat yang berwenang;
d. membangun etos kerja untuk meningkatkan kinerja organisasi;
e. menjalin kerja sama secara kooperatif dengan unit kerja lain
yang terkait dalam rangka pencapaian tujuan;
f. memiliki kompetensi dalam pelaksanaan tugas;

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 16


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

g. patuh dan taat terhadap standar operasional dan tata kerja;


h. mengembangkan pemikiran secara kreatif dan inovatif dalam
rangka peningkatan kinerja organisasi;
i. berorientasi pada upaya peningkatan kualitas kerja.
j. Berlaku adil dan bertindak sesuai prosedur kepada siapapun
yang dilayaninya.
Manfaat pegawai yang tunduk dan patuh pada peraturan yang
telah ditetapkan sesuai tugas dan tanggung jawab antara lain:
a. Terhindar dari benturan kepentingan
b. Tidak terjadi tindakan sewenang-wenang
c. Adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban ASN
d. Terciptanya pelayanan prima
e. Terciptanya masyarakat yang aman, tertib, dan aman.

C. UNIT KEPATUHAN INTERNAL


Pembentukan Unit Kepatuhan Internal (UKI) merupakan hal baru
pada praktik organisasi publik, meskipun pada organisasi privat sudah
banyak diterapkan. Praktik ini mengacu pada best practices dari
konsep three lines of defense pada organisasi modern untuk
meningkatkan pengendalian organisasi. Inti konsep tersebut adalah
bahwa pengendalian organisasi dilakukan melalui 3 (tiga) lapis
pertahanan.

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 17


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

Gambar 1 Tiga Lini Pertahanan Pengendalian Organisasi


Sumber: Enda Heri, 2013

Manajemen operasional merupakan lini pertahanan pertama yang


bertanggung jawab penuh untuk menjalankan seluruh kebijakan
organisasi dengan menjalankan pengendalian intern secara terus
menerus dalam seluruh tahapan kegiatan. Untuk membantu efektivitas
manajemen, dibentuk oversight unit sebagai lini pertahanan kedua,
yang bertugas untuk memantau pelaksanaan pengendalian intern pada
waktu-waktu yang ditentukan. Ada berbagai nama dalam praktik
penerapan konsep ini, seperti unit kontrol intern, unit kepatuhan, unit
manajemen risiko, unit legal, dan lain sebagainya.
Manfaat Unit Kepatuhan Internal (UKI) bahwa manajemen
membutuhkan perangkat yang melakukan pengecekan/penilaian atas
kegiatan yang dilakukan dalam rangka menghindari
kesalahan/kekeliruan yang dapat merugikan organisasi. Kehadiran
auditor internal pada prinsipnya ditujukan untuk membantu organisasi
dalam penilaian independen apakah kegiatan manajemen operasional
telah dilakukan secara patuh terhadap peraturan, ekonomis, efisien,
dan efektif. Dengan demikian pimpinan organisasi dapat mengambil

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 18


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

langkah perbaikan yang diperlukan demi pencapaian tujuan. Namun


demikian, sangat disadari bahwa sumber daya auditor internal juga
memiliki keterbatasan.
Tidak setiap kegiatan yang dilakukan oleh manajemen
operasional dapat dilakukan penilaian setiap saat, bahkan mungkin
tidak dapat dilakukan setiap tahun. Padahal secara alamiah,
kemungkinan terjadinya kesalahan pada setiap kegiatan manajemen
operasional selalu terbuka lebar. Kemunginan kesalahan tersebut akan
semakin besar saat kegiatan semakin bertambah banyak, sehingga
manajemen operasional tidak sempat lagi meneliti apakah tugas-
tugasnya telah dilakukan dengan baik. Oleh karena itu dibutuhkan satu
unit yang dapat membantu manajemen operasional dalam kegiatan
sehari-hari agar kemungkinan terjadinya kesalahan dapat diminimalkan
dan setiap kesalahan yang ditemukan dapat dilakukan perbaikan
sesegera mungkin.
Tentunya, perwujudan fungsi Unit Kepatuhan Internal (UKI) dalam
pencapaian tujuan organisasi memiliki berbagai macam tantangan
pada penerapannya. Apa saja yang perlu dipenuhi dalam mewujudkan
keberhasilan Unit Kepatuhan Internal (UKI) pada suatu unit organisasi?
Dilansir dari KLC Kemenkeu (2021) sebagai best practice dalam
penerapan Unit Kepatuhan Internal (UKI) dijelaskan poin-poin sebagai
berikut (Zuni Asih Nurhidayati. 2021):
1. Dukungan pimpinan atau komitmen top management
Komitmen pimpinan untuk berbuat baik dan mendukung reformasi
birokrasi merupakan hal mendasar yang akan menentukan
keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Kepatuhan
Internal (UKI). Sosialisasi mengenai pentingnya sistem
pengendalian intern (SPI) harus selalu disampaikan kepada
seluruh pegawai agar merasuk dan menjadi budaya kerja.

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 19


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

2. Penerapan kode etik dan perilaku pegawai tanpa kompromi


Dalam hal ini tidak memandang dan tanpa membedakan pegawai
berdasarkan jabatan maupun golongan.
3. Penempatan pegawai Unit Kepatuhan Internal (UKI) yang tepat
Kriteria “tepat” yang dimaksud adalah pegawai berintegritas,
kompilasi antara pegawai senior dan junior yang kompeten
(menguasai proses bisnis), tingkat remunerasi yang tinggi dan
penyusunan pola karir yang jelas.
4. Kewenangan dan tanggung jawab Unit Kepatuhan Internal (UKI)
Pemberian akses kepada Unit Kepatuhan Internal (UKI) sangat
penting dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya seperti akses
pencatatan dan aplikasi kantor, pemeriksaan fisik, maupun
bantuan keahlian pihak ketiga.
a. Pengendali Kepatuhan di Kementerian ATR/BPN

Di Kementerian ATR/BPN, unit pelaksana atau perangkat


yang melakukan pengecekan/penilaian atas kegiatan yang
dilakukan dalam rangka menghindari kesalahan/kekeliruan
termasuk dipatuhi/tidaknya nilai-nilai organisasi adalah Aparat
Pengawas Intern Pemerintah (APIP). Sistem ini mengacu pada
Sistem Pengawasan Internal yang tertuang dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP).
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, yang selanjutnya
disingkat SPIP, adalah Sistem Pengendalian Intern yang
diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah
pusat dan pemerintah daerah. Pengawasan Intern meliputi
seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan
kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan
fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 20


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok


ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk
kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan
yang baik.

D. RANGKUMAN
Berdasarkan Keputusan Menteri ATR/Kepala BPN Nomor
115/SK-0T.02/V/2021 tentang Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN, Nilai
terpercaya dapat ditunjukkan dengan perilaku utama yaitu:
1) Bekerja dengan integritas, dapat dipercaya dan diandalkan,
menjaga martabat serta tidak melakukan hal tercela
2) Patuh dan taat pada peraturan yang telah ditetapkan sesuai tugas
dan tanggung jawab yang diberikan
Di dalam pelaksanaan nilai-nilai organisasi ini dibutuhkan sebuah
satuan yang memantau atau memastikan bahwa para ASN benar-
benar menjalankan nilai-nilai tersebut. Satuan tersebut adalah Unit
Kepatuhan Internal (UKI). Manfaat UKI adalah untuk melakukan
pengecekan/penilaian atas kegiatan yang dilakukan dalam rangka
menghindari kesalahan/kekeliruan yang dapat merugikan organisasi.

E. LATIHAN

1. Seorang dikatakan “mempunyai integritas” apabila tindakannya


sesuai dengan.......
A. Prinsip yang dipegangnya
B. Keyakinan yang dipegangnya
C. Nilai yang dipegangnya
D. Jawaban A, B, C benar
E. Semua jawaban salah

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 21


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

2. Elemen penting untuk kepercayaan adalah............


A. Menunjukkan rasa terima kasih
B. Kredibilitas dan dapat dipercaya
C. Respek soal waktu
D. Tidak materialistis atau hanya mengutamakan uang
E. Apa yang mereka sampaikan seringkali benar
3. Berikut ini yang bukan merupakan tanda seseorang bisa dipercaya,
yaitu.....

A. Konsistensi
B. Memperlihatkan arogansi
C. Sikapnya santai
D. Respek soal waktu
E. Menunjukkan rasa terima kasih

4. Berikut ini yang bukan merupakan ukuran orang yang bisa


diandalkan (Iskandarjet, 2012), yaitu......
A. Menuntaskan tugas dengan hasil memuaskan
B. Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
C. Terbuka untuk selalu berkonsultasi dengan rekan atau
pimpinan dalam menyelesaikan sebuah tugas
D. Tidak pernah melepaskan atau mengalihkan pekerjaan ke
orang lain. Ini adalah bentuk nyata dari kata 'tanggungjawab'
E. Mengerjakan semua pekerjaan rekan se tim

5. Berikut ini hal-hal yang perlu dipenuhi dalam mewujudkan


keberhasilan UKI pada suatu unit organisasi, kecuali......
A. Kewenangan dan tanggung jawab UKI
B. Penempatan pegawai UKI yang tepat

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 22


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

C. Perilaku ASN di unit kerja


D. Penerapan kode etik dan perilaku pegawai tanpa kompromi
E. Dukungan pimpinan atau komitmen top management

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 23


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

BAB III. INTERNALISASI DAN AKTUALISASI

Indikator Hasil Belajar:


Setelah mempelajari bab ini, peserta dapat menjelaskan bagaimana internalisasi
dan aktualisasi menjadi ASN yang terpercaya di kementerian ATR/BPN

A. INTERNALISASI KEMENTERIAN ATR/BPN


Secara terminologi, kata “internalisasi” berasal dari bahasa
Inggris yaitu dari kata “Internalization” yang berarti semua hal yang
berhubungan dengan kehidupan di dalam masyarakat itu tidak bisa
dipisahkan. Atau secara umum, Internalisasi merupakan sebagai
penahan dari nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang sehingga hal
tersebut menjadi tolak ukur kepribadiannya. Dengan kata lain,
Internalisasi adalah sebuah proses pembelajaran yang sudah
berlangsung dari kelahiran seseorang hingga kematiannya. Di dalam
hal ini, seseorang akan secara terus-menerus belajar untuk
mengembangkan kepribadiannya sendiri.
Secara etimologis, internalisasi menunjukkan suatu proses.
Dalam kaidah bahasa Indonesia akhiran-isasi mempunyai definisi
proses. Sehingga internalisasi dapat didefinisikan sebagai suatu
proses. Dalam kamus besar bahasa Indonesia internalisasi diartikan
sebagai penghayatan, pendalaman, penguasaan secara mendalam
yang berlangsung melalui binaan, bimbingan dan sebagainya (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 1989, hlm. 336).

1. Internalisasi Menurut Pendapat Para Ahli

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 24


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

Selain penjelasan yang ada di atas, terdapat beberapa


pendapat mengenai Internalisasi yang diungkapkan oleh para
ahli, yaitu diantaranya adalah:
a. Menurut Kartono dalam Ulia Kumalasari (2021)
Menurut Kartono (Ulia Kumalasari, 2021), internalisasi
adalah sebuah tindakan yang dilakukan oleh seseorang
dengan kesadaran, atau dengan kata lain tindakan ini
dilakukan tanpa adanya paksaan. Penjelasan diatas berarti,
bahwa sebuah Internalisasi dilakukan secara sadar, yang
kemudian akan membentuk adat atau kebiasaan di dalam
diri seseorang.
b. Menurut Chaplin (2005)
Menurut Chaplin, Internalisasi adalah sebuah
penyatuan sikap yang dilakukan berdasarkan dengan
standar tingkah laku serta pendapat didalam kepribadian
seseorang.
c. Menurut Ihsan Fuad (1997)
Ihsan memaknai internalisasi sebagai upaya yang
dilakukan untuk memasukkan nilai–nilai ke dalam jiwa
sehingga menjadi miliknya.
Dalam kaitannya dengan nilai organisasi, pengertian–
pengertian yang diajukan oleh beberapa ahli tersebut pada
dasarnya memiliki substansi yang sama. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa internalisasi sebagai proses
penanaman nilai ke dalam jiwa seseorang dalam hal ini ASN
Kementerian ATR/BPN, sehingga nilai tersebut tercermin
pada sikap dan perilaku yang ditampakkan dalam kehidupan
sehari–hari (menyatu dengan pribadi). Suatu nilai yang telah

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 25


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

terinternalisasi pada diri seseorang memang dapat diketahui


ciri–cirinya dari tingkah laku.
Proses penanaman nilai memerlukan waktu yang terus
menerus dan berkelanjutan sehingga seseorang akan menerima
nilai-nilai yang telah ditanamkan pada dirinya dan akan
memunculkan perilaku sesuai dengan nilai yang diperolehnya.
Hal ini berarti ada perubahan dalam diri seseorang itu dari belum
memiliki nilai tersebut menjadi memiliki, atau dari sudah memiliki
nilai tersebut tetapi masih lemah dalam mempengaruhi
perilakunya menjadi memiliki nilai tersebut lebih kuat
mempengaruhi perilakunya.
Berdasarkan proses tersebut maka ada dua hal yang
menjadi inti internalisasi, yaitu:
a. Proses penanaman atau pemasukan sesuatu yang baru
dari luar ke dalam diri seseorang.
b. Proses penguatan sesuatu yang telah ada dalam diri
seseorang sehingga membangun kesadaran dalam dirinya
bahwa sesuatu tersebut sangat berharga.

2. Tahapan Internalisasi
Dalam proses internalisasi berkaitan dengan penanaman
nilai “terpercaya” pada ASN Kementerian ATR/BPN dapat
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Tahapan Transformasi Nilai
Tranformasi Nilai adalah sebuah tahapan yang terjadi
antara kedua belah pihak di dalam bentuk komunikasi
verbal. Di dalam tahapan ini melibatkan tranformasi dari
sebuah informasi dari orang yang satu ke orang lainnya
didalam suatu hubungan sosial. Namun, objeknya masih

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 26


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

bersifat kognitif, sehingga seseorang tidak bisa memaksa


orang lain untuk menerima sebuah informasi yang
disampaikan dengan benar.
Dalam tahapan ini organisasi menginformasikan nilai-
nilai organisasi (“terpercaya”) kepada ASN yang sifatnya
hanya sebagai komunikasi dengan menggunakan bahasa
verbal. Pada tahap ini ASN belum melakukan analisis
terhadap informasi yang diperoleh dengan kenyataan
empirik dalam kehidupan nyata.
b. Tahapan Transaksi Nilai
Di dalam fase ini, kedua belah pihak akan saling
bertukar pandangan mengenai suatu topik pembicaraan
yang memiliki pengaruh sangat luas. Atau dengan kata lain,
pada fase ini kedua pihak tersebut harus berkomunikasi
secara aktif.
Tahapan transaksi nilai yaitu cara penanaman nilai
“terpercaya” dengan melakukan komunikasi dua arah, yakni
interaksi ASN dengan organisasi Kementerian ATR/BPN
yang sifatnya timbal balik. Komunikasi dua arah pada
tahapan ini masih menitikberatkan pada komunikasi fisik,
belum kepada komunikasi batin antara organisasi dan
pegawai.
c. Tahapan Transinternalisasi Nilai
Transinternalisasi adalah sebuah fase yang
membahas lebih dalam lagi mengenai Internalisasi
dibandingkan dengan dua tahapan yang sudah dibahas
sebelumnya. Bahkan di dalam tahapan ini tidak hanya terjadi
komunikasi verbal saja, melainkan melalui contoh mental
dan kepribadian yang lebih diutamakan. Atau dengan kata

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 27


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

lain, pada tahapan ini lebih merujuk ke komunikasi


kepribadian seseorang.
Dalam tahap ini organisasi Kementrian ATR/BPN
berhadapan dengan pegawainya, tidak hanya fisiknya saja
melainkan sikap mental dan keseluruhan kepribadian.
Pegawai juga merespon terhadap apa yang dikehendaki
organisasi dengan menggunakan seluruh aspek
kepribadiannya. Pada proses transinternalisasi terjadi
komunikasi batin antara pihak organisasi dengan ASNnya.
Proses internalisasi adalah proses sentral dalam
usaha mengubah tingkah laku dan membina keperibadian
ASN, maka tahapan dalam proses internalisasi harus
berjalan sesuai dengan tingkat perkembangan ASN guna
memperoleh perubahan diri ASN dalam pemaknaan dan
respon terhadap nilai yang ditanamkan yakni nilai
“terpercaya”.

B. AKTUALISASI KEMENTERIAN ATR/BPN


Nilai merupakan aspek yang bersifat intangible yang mampu
menggerakkan elemen organisasi sehingga terbentuklah budaya
organisasi dalam waktu yang cukup lama. Dalam hal sosialisasi nilai
organisasi, pastilah terdapat hambatan, namun dapat diselesaikan
dengan menggunakan komunikasi yang efektif.
Terdapat lima rangkaian kegiatan tahapan aktualisasi yang harus
dilaksanakan oleh organisasi terhadap ASNnya pada tahap setelah
internalisasi. Proses aktualisasi nilai organisasi ini dapat dilakukan
misalnya dalam bentuk pelatihan, maka tahapannya antara lain:
1. Merancang aktualisasi nilai dasar ASN, dalam hal ini nilai
“Terpercaya”

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 28


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

Aktualisasi nilai “terpercaya” Kementerian ATR/BPN diawali


dengan penyusunan rancangan aktualisasi nilai organisasi
tersebut, yang akan menghasilkan sebuah dokumen yang disebut
dengan Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar bagi ASN
Kementerian ATR/BPN. Dalam merancang aktualisasi nilai-nilai
dasar ini, organisasi dituntut mampu menyusun daftar rencana
kegiatan (rancangan) aktualisasi yang akan dilaksanakan ketika
ASN kembali ke tempat tugas.
Selama pelaksanaan kegiatan tersebut, para ASN dituntut
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar organisasi (nilai
“terpercaya”), sebagai tindak lanjut dari tahap pembelajaran
internalisasi nilai-nilai dasar di Kementerian ATR/BPN yang telah
membantu ASN dalam mengaitkan nilai-nilai dasar tersebut
dengan pelaksanaan kegiatan.
Namun demikian, formulir berikut ini dapat membantu
peserta ASN dalam menjelaskan keterkaitan nilai-nilai organisasi
dengan kegiatan tersebut:
Tabel 1 Formulir Alat Bantu Rancangan Aktualisasi Nilai Organisasi (“Terpercaya”)
No Kegiatan Tahapan Output/ Nilai Konstribusi Penguatan
Kegiatan Hasil Organisasi Terhadap Nilai-nilai
Kegiatan Visi Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7

Dengan menggunakan formulir tersebut, maka hasil dari


kolom 4, merupakan esensi rancangan aktualisasi, karena pada
kolom ini ASN akan memberikan uraian yang penuh makna
aktualisasi nilai “terpercaya” terhadap proses dan output kegiatan
yang mereka lakukan.

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 29


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

2. Mempresentasikan rancangan aktualisasi nilai “terpercaya”


Kementerian ATR/BPN
Setelah merampungkan rancangan aktualisasi, ASN dituntut
untuk mempresentasikan rancangan aktualisasi nilai organisasi
“terpercaya” tersebut. Tujuan presentasi ini adalah untuk
mendapatkan masukan agar rancangan kegiatan dan aktualisasi
nilai organisasi tersebut layak diterapkan.
3. Mengaktualisasikan nilai “terpercaya” di tempat tugas
Untuk memastikan proses aktualisasi nilai “terpercaya”
berjalan dengan lancar, maka dibutuhkan pihak
pengendali/pemantau.
4. Melaporkan pelaksanaan aktualisasi nilai “terpercaya”
Pada saat ASN melakukan aktualisasi nilai “terpercaya” di
tempat tugasnya, maka dapat dibuat laporan pelaksanaan
aktualisasi untuk mengetahui capaian aktualisasi.
5. Mempresentasikan laporan aktualisasi nilai “terpercaya”
Kementerian ATR/BPN
Tujuan presentasi ini adalah menggambarkan pelaksanaan
dan kemanfaatan aktualisasi nilai-nilai organisasi dalam hal ini
“terpercaya”, serta analisis dampak apabila nilai organisasi
tersebut tidak diaplikasikan, agar mendapatkan masukan
sehingga kualitas aktualisasi nilai-nilai organisasi dapat
ditingkatkan.
Aktualisasi nilai-nilai organisasi diartikan sebagai suatu
proses untuk menjadikan nilai organisasi tersebut
aktual/nyata/terjadi/sesungguhnya ada. Aktualisasi nilai
“terpercaya” di Kementerian ATR/BPN tercermin di dalam Usulan
Program Budaya Kerja Kementerian ATR/BPN berikut ini:

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 30


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

Tabel 2 Usulan Program Budaya Kerja Kementerian ATR/BPN

Nilai Kementerian Program Budaya Delivery Action


Terpercaya Work life balance - Siraman rohani bulanan/ kerjaku
adalah ibadahku
- Olahraga bersama mingguan
- Akrual (Aksi rutin jalan jalan)
- Outbound
- Coaching and Counseling/ Sesi
Motivator
Akselerasi Anti - Pelaksanaan hari anti korupsi
Korupsi - Setiap Satker aktif ikut serta dalam
program Zona Integritas
- Peningkatan kualitas dan capaian
hasil program Zona Integritas
Kementerian
- Pengawasan penggunaan mobil
dinas dan fasilitas kantor lainnya
- Penggunaan anggaran yang
akuntabel
3T (Tertib, Taat dan - Sharing Session bersama KPK dan
Transparan) Aparat Penegak Hukum
- Peningkatan pemahaman tentang
pentingnya kepatuhan terhadap
regulasi
- Peningkatan Pemahaman
Pentingnya SAKIP
Budaya Malu Untuk - Internalisasi budaya malu untuk
Hal Negatif hal negatif (malu datang terlambat
dan pulang terlalu cepat, malu

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 31


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

sering izin tidak kerja, malu tidak


berprestasi,
malu melanggar peraturan, malu
berbagi akun elektronik, malu
berpakaian tidak rapi, malu tidak
menjalankan tugas dengan baik,
malu tidak menjaga kebersihan,
malu meninggalkan ruang kerja
tanpa izin pada jam kerja, malu
menuntut hak tapi lupa kewajiban,
malu berbicara/ berperilaku negatif)
Bijaksana - Membangun kesadaran pegawai
Menggunakan tentang pentingnya sosial media
Sosial Media sebagai sarana komunikasi satker
dengan masyarakat dan stakeholder
- Sosialisasi oleh sumber
berkompeten tentang bahaya
penyebaran berita hoax dan
ketentuan yang mengatur
- Sosialisasi tentang Perspektif
hukum terhadap netralitas ASN
melalui penggunaan sosial media
- Tertib penggunaan email
Kementerian sebagai sarana
korespondensi dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 32


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

Saat ini Kementerian ATR/BPN sedang mencanangkan


penerapan program untuk mendukung nilai organisasi
“terpercaya” ini, yakni program Kementerian ATR/BPN Menuju
Zero Defect, dengan program unggulannya yaitu:
a. Produk PTSL/ Sertipikat Tanah
b. Produk Penataan dan Pengendalian Ruang
c. Zero Pelanggaran
d. Zero Maladministrasi
e. Sengketa Tanah/Permasalahan Hukum
f. Zero Aduan Masyarakat
g. Zero Tunggakan Pelayanan
Pencapaian program-program tersebut akan semakin
mewujudkan nilai “terpercaya” dalam Kementerian ATR/BPN.

C. RANGKUMAN
Penerapan nilai organisasi “terpercaya” membutuhkan proses
internalisasi dan aktualisasi nilai tersebut kepada pegawai (ASN) oleh
organisasi dalam hal ini Kementerian ATR/BPN. Kedua proses ini
mutlak dibutuhkan, agar nilai organisasi yang ditanamkan dapat
tercermin dalam perilaku pegawai secara nyata. Internalisasi nilai
organisasi “terpercaya” dilakukan dalam 3 (tiga) tahapan yakni:
Tahapan Transformasi Nilai, Tahapan Transaksi Nilai, dan Tahapan
Transinternalisasi Nilai. Setelah nilai diinternalisasi, tahapan
selanjutnya adalah aktualisasi atau penerapan di unit kerja masing-
masing ASN. Proses ini tidak dapat instan dan harus benar-benar
dipahami baik oleh pegawai maupun organisasi.

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 33


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

D. LATIHAN
1. Secara terminologi, apakah arti kata “internalisasi”?
A. Semua hal yang berhubungan dengan kehidupan di
dalam masyarakat itu tidak bisa dipisahkan
B. Sebuah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dengan
kesadaran, atau dengan kata lain tindakan ini dilakukan
tanpa adanya paksaan.
C. Sebuah penyatuan sikap yang dilakukan berdasarkan
dengan standar tingkah laku serta pendapat didalam
kepribadian seseorang.
D. Upaya yang dilakukan untuk memasukkan nilai–nilai ke
dalam jiwa sehingga menjadi miliknya
E. Semua jawaban salah

2. Sebutkan arti kata “internalisasi” menurut Chaplin!


A. Semua hal yang berhubungan dengan kehidupan di
dalam masyarakat itu tidak bisa dipisahkan
B. Sebuah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dengan
kesadaran, atau dengan kata lain tindakan ini dilakukan
tanpa adanya paksaan.
C. Sebuah penyatuan sikap yang dilakukan berdasarkan
dengan standar tingkah laku serta pendapat didalam
kepribadian seseorang.
D. Upaya yang dilakukan untuk memasukkan nilai–nilai ke
dalam jiwa sehingga menjadi miliknya
E. Semua jawaban salah

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 34


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

3. Sebutkan arti kata “internalisasi” menurut Ihsan Fuad!


A. Semua hal yang berhubungan dengan kehidupan di
dalam masyarakat itu tidak bisa dipisahkan
B. Sebuah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dengan
kesadaran, atau dengan kata lain tindakan ini dilakukan
tanpa adanya paksaan.
C. Sebuah penyatuan sikap yang dilakukan berdasarkan
dengan standar tingkah laku serta pendapat didalam
kepribadian seseorang.
D. Upaya yang dilakukan untuk memasukkan nilai–nilai ke
dalam jiwa sehingga menjadi miliknya
E. Semua jawaban salah

4. Internalisasi nilai organisasi “terpercaya” dilakukan dengan


melalui tahapan......
A. Tahapan Transinternalisasi Nilai
B. Tahapan Transformasi Nilai
C. Tahapan Transaksi Nilai
D. Jawaban A, B, C benar
E. Semua jawaban salah

5. Aktualisasi nilai-nilai organisasi diartikan sebagai........


A. Transaksi Nilai
B. Penerapan Nilai
C. Transformasi Nilai
D. Transinternalisasi Nilai
E. Semua jawaban benar

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 35


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

BAB IV. KISAH INSPIRATIF “INTEGRITAS TANPA


BATAS”

Indikator Hasil Belajar:


Setelah mempelajari bab ini, peserta dapat menjabarkan berbagai kisah Inspiratif
tentang integritas.

Inspirasi adalah percikan ide-ide kreatif (ilham) akibat hasil proses


belajar dan peduli kepada sekeliling kita. Bab ini ditampilkan beberapa kisah
inspiratif terkait aktivitas jajaran Kementerian ATR/BPN, dengan harapan
peserta dapat mengambil pelajaran maupun meneladani nilai-nilai positif dari
kisah yang disajikan.

A. KAMI BUKAN MAFIA TANAH


Citra organisasi dan diri sendiri berawal dari ketegasan dan
kepatuhan terhadap aturan yang berlaku.
Seperti biasa aku, Halim Kharisma, seorang pegawai di kantor BPN wilayah
Yogyakarta, mengawali hari kerja ku dengan semangat. Aku mengambil buku dan
pena untuk membuat catatan, memeriksa name tag, dasi, semua sudah lengkap,
semoga hari ini berjalan dengan lancar seperti biasa. Namun ternyata hari ini ada
yang spesial, ada laporan mengenai kasus sengketa tanah yang dialami oleh
seorang Ibu-ibu. Ibu Sarmini, tengah menghadapi kasus gugatan sengketa tanah
dengan seseorang bernama Suparman. Cerita berawal ketika Ibu Sarmini dan
mendiang suaminya memiliki tanah seluas 6 hektar, entah bagaimana tanah itu
telah berpindah tangan ke tangan seseorang bernama Suparman. Hari ini kedua
belah pihak yang bersengketa bersama dengan Pengacara masing-masing
mendatangi kantor BPN untuk mengecek kejelasan data-data kepemilikan tanah
yang sebenarnya.
“Pak Suparman boleh diceritakan bagaimana dan kapan anda bisa menjadi
pemilik atas tanah tersebut?” Tanyaku
“Saya membeli tanah tersebut kurang lebih setahun lalu, dari seseorang bernama
Kasimin” Jawab Pak Suparman.
“Tapi saya pernah menjual tanah tersebut kepada siapapun, dan saya tidak kenal
dengan seseorang bernama Kasimin” Sanggah Ibu Sarmini.

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 36


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

“Baik Pak Suparman dan Ibu Sarmini, laporan ini akan kami proses secepatnya,
akan kami lakukan pengecekan terhadap kebenaran dan kejelasan data-data
kepemilikan tanah tersebut” Kata ku
Pihak Ibu Sarmini kemudian beranjak pergi, tersisa pihak Pak Suparman.
Tiba-tiba Pak Suparman berkata “Lakukan dengan benar Pak, Saya kenal dengan
pejabat-pejabat tinggi. Kita sama-sama butuh mas, anda tidak usah macam-
macam”
“Baik, akan saya lakukan sebaik mungkin pak” Jawabku sembari tersenyum.

Setelah dilakukan analisis dengan melihat catatan pelayanan yang pernah diajukan
dan Berita Acara Penelitian Lapangan yang dibuat tahun sebelumnya, ketemulah
benang merah permasalahannya. Ternyata ada ketidakberesan dalam proses jual
beli tanah yang dilakukan Pak Suparman. Di dalam surat jual beli tanah, hanya
ada tanda tangan suami Ibu Sarmini, Suparjo. Itu pun diduga juga direkayasa.
Padahal, suami istri pemilik tanah harus tanda tangan semua.
Agar tidak menimbulkan masalah berkepanjangan, aku melaporkan semua
kejadian tersebut kepada kepala kantor. Beberapa orang yang berhubungan dengan
permasalahan itu dikumpulkan, lalu berkas diteliti bersama-sama.
Diam-diam kami melakukan pengecekan di lapangan, mengecek ke kelurahan,
mencari info ke kecamatan dan tetangga sekitar.
Ketika semua data sudah cukup kuat, termasuk konfirmasi data ke kedua belah
pihak, kami buatkan berita acara. Pembetulan data pun kami lakukan sesuai
dengan dokumen yang paling valid. Butuh waktu tiga bulan lebih untuk
menyelesaikan satu kasus ini.
Setelah itu kami buat Surat Pemberitahuan kepada kedua belah pihak bahwa
proses jual beli tanah tersebut tidak sah, sesuai dengan dokumen-dokumen asli dan
analisis lapangan. Awalnya keputusan itu masih belum bisa diterima oleh pihak
Pak Suparman. Namun, dokumen dan saksi justru mengalahkannya. Akhirnya
kasus sengketa tanah dimenangkan oleh Pihak Ibu Sarmini.

Selang beberapa hari dari penyelesaian kasus sengketa, Ibu Sarmini datang
kembali ke kantor, “Pak Halim, sebagai tanda terima kasih kami, karena Bapak
dan teman-teman Bapak sudah membantu saya, mohon diterima ungkapan terima
kasih dari kami,” desaknya sambil menyodorkan satu amplop putih. Tebal.
“Kami menghargai ucapan terima kasih dari Anda. Tetapi tidak usah memberikan
apa pun kepada kami. Ini semua tugas kami, Anda bisa melihat dan membaca di
media bahwa BPN sedang berbenah. Kami semua sedang belajar bekerja
profesional. Semua ini memang tugas kami. Cukuplah Anda dengan kami sebagai
saudara. Bahkan kami membutuhkan masukan dari Anda untuk kebaikan institusi
kami.”
Sambil merajuk dan minta nomor ponsel, dia masih mencoba mengangsurkan
amplop tersebut. “Pak, tolong diterima, saya ikhlas bukan untuk mempengaruhi
Bapak, tapi ungkapan terima kasih saya.”

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 37


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

“Mohon maaf, Bu, terima kasih sekali lagi. Kami sedang berusaha menegakkan
etika dalam bekerja, jadi tolong dukung kami dengan tidak memberikan apa pun
kepada kami.” Aku melihat Ibu itu kecewa. Dia benar-benar tulus. Tapi kami juga
tulus melayani masyarakat. Karena kami memang dibayar pemerintah untuk itu.
Hari ini ada perasaan yang membuncah, Allah memberikan kesempatan untuk
menjelaskan kepada Ibu Sarmini yang diyakini seorang Pengusaha Batik Sukses,
bahwa kami adalah pegawai BPN yang profesional.

Dari kisah inspiratif tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa


dalam melaksanakan pelayanan publik, pegawai ASN ATR/BPN
seringkali menghadapi beragam kasus dengan beragam sikap
masyarakat. “Mafia tanah” muncul diakibatkan oleh ulah oknum ASN
yang kurang tegas dan tidak taat pada aturan yang berlaku. Untuk itu
penting untuk memperbaiki citra “mafia tanah” yang dilabelkan pada
ASN Kementerian ATR/BPN menjadi ASN yang “terpercaya”.

B. AMPLOP COKLAT
Ketika nasehat baik orang tua, prinsip dan keyakinan yang sudah
dipegang, tugas dan tanggung jawab pekerjaan bertemu dengan
atasan yang melanggar aturan dan besarnya kebutuhan hidup, menjadi
pilihan yang seringkali sulit, yang mana yang harus dipilih?
“Hati-hati di sana Nang, gak usah aneh-aneh, nurut sama atasan. Apapun yang
kamu kerjakan di tempat orang, lakukan yang terbaik demi agama, nusa, dan
bangsa! Yang penting satu: jangan korupsi! Simbok di rumah baik-baik saja.
Mangkato, Nang, nanti terlambat!”
Kalimat itu terngiang-ngiang di telingaku, seperti baru kemarin Simbok
mengatakan itu, ketika aku berangkat untuk pertama kalinya meninggalkan rumah
untuk bekerja di kota.
“Tidak usah sok deh, kamu ‘kan masih pegawai baru!” muka meradang menahan
amarah, Atasanku menggebrak meja dengan keras. “Saya benar-benar tidak berani
Pak.” “Kamu kan tidak perlu ngapa-ngapain, cukup ketik saja sesuai
kesepakatan!” “Tapi, Pak ...“ “Tidak usah tapi-tapian, habis waktu saya jika hanya
berdebat denganmu!”
Tidak! Betapa pun Beliau adalah pemimpin di kantor ini, aku tidak ingin
memenuhi perintahnya. Aku bimbang sejenak, meskipun akhirnya dengan berat
kutinggalkan juga ruangan itu, kembali ke meja kerjaku. Demi memikirkan
kembali posisiku sebagai pegawai baru di kantor ini, aku pun memenuhi

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 38


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

permintaan Beliau. Sehingga angka-angka ajaib itu pun tercipta, entah dari mana
aku sendiri tak mampu menjelaskan. Tugasku hanyalah memindahkan catatan
tangan itu dalam format yang telah ditentukan. Seminggu kemudian Atasanku
mendatangiku dan memberiku amplop cokelat yang tak perlu ditanyakan lagi
isinya apa.
“Maaf, ini apa, Pak?” tanyaku curiga.
“Jatah kamu,” jawabnya polos. “Maksudnya, Pak?” tanyaku lagi. “Tidak usah
basa-basi, ambil saja!” ujarnya enteng sambil meninggalkan ruanganku begitu
saja. Segera kuintip isi amplop cokelat yang memang tidak disegel itu. Segepok
uang yang tidak sedikit! Tidak, hal inilah yang paling kutakutkan dari kemarin.
Menerima uang yang bukan hakku. Apalagi aku tahu ini adalah uang kotor. Aku
harus menolak uang ini, tapi bagaimana caranya? Apa yang harus aku lakukan?
Ada banyak pertanyaan yang berkecamuk dalam pikiranku. Akhirnya kuyakinkan
diri untuk teguh pada prinsipku, bila tak dimulai dari sekarang, maka tak akan
terjadi perubahan apapun. Kupaksakan pikiranku tertuju pada harapan akan
perubahan besar pada instansi ini ke arah yang jauh lebih baik. Mempertahankan
budaya lama yang santun, kembangkan budaya baru yang lebih beradab, temukan
cara perubahan yang terbaik dan meninggalkan keburukan-keburukan. Aku pun
bersemangat menuju ke ruangan atasanku. “Saya percaya Mas Bagas orang baik.
Makanya uang itu saya serahkan ke kamu. Kalau saya serahkan ke orang lain yang
tidak semestinya, pasti akan diarahkan ke hal yang semakin tidak jelas.
Memangnya kamu mau uang yang dibilang ‘kotor’ itu digunakan dan dihambur-
hamburkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab? Apakah tidak lebih berdosa
nantinya kalau kita memberikan daging kambing yang tak berdosa kepada singa
lapar yang malas mencari mangsa? Kalau kamu merasa uang itu bukan hakmu,
kamu bisa salurkan ke tempat yang menurutmu tepat. Dan yang jelas, karena toh
selama ini kamu adalah tulang punggung kantor ini. Hampir semua seksi
membutuhkan tenagamu, jadi adalah uang hasil keringatmu juga.” ujar Atasanku
suatu hari. Terkejut, aku pun lemas tak berkutik mendengar perkataan ‘enteng’
Beliau. Ya Allah, benarkah yang kudengar tadi? Yang kupahami ini bukan hakku.
Namun mengapa atasanku tadi berkata bahwa ini hasil keringatku sendiri?
Bukankah tanpa uang ini pun aku tetap harus menyelesaikan pekerjaanku, karena
memang sudah kewajibanku?
“Bagas pulanglah, Simbok sakit keras, Pak Lik-mu ndhak punya uang banyak
untuk biaya operasi ibumu.” Bagiku berita itu seperti petir di siang bolong.
Ampuni aku ya Allah, karena selama ini aku begitu lalai berbakti kepada orang
tuaku sendiri. Aku telah meninggalkan Simbok sendiri bersama Pak Lik yang
ternyata juga sedang kesulitan memenuhi kebutuhan keluarganya sendiri, apalagi
ditambah kondisi Simbok yang sakit-sakitan. Baru kutahu bahwa uang yang
kukirimkan setiap bulan itu sangat tidak mencukupi biaya rawat jalan Simbok,
karena biaya obat-obatan yang cukup mahal. “Memangnya gajimu cukup banyak
untuk membawa Simbok ke rumah sakit, Nang?” Lidahku mendadak kelu.
Mendadak terlintas olehku sebuah amplop cokelat yang sudah kumasukkan ke

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 39


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

dalam tasku. Dan tas itu, kini masih teronggok di kamar kosku. Namun,
pergolakan di hati terjadi. Tak sudi kucelakai Simbok dengan uang itu. Simbok
pasti juga tidak akan rela jika tahu asal-usul biaya pengobatannya. Kubuang
bayangan amplop cokelat yang memutari kepalaku. Hidup mati manusia sudah
diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Sayup-sayup terngiang kalimat penuh cinta dari Simbok, “Yang penting satu,
jangan korupsi!”

Dari kisah inspiratif tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa


menjadi pribadi yang taat dan patuh terhadap peraturan yang telah
ditetapkan sesuai tugas dan tanggung jawab yang diberikan itu tidaklah
mudah. Nilai, keyakinan, dan prinsip yang selama ini dipegang
seringkali berbenturan dengan realitas di sekitar. “Amplop coklat”
mungkin sering didengar, tapi sebaiknya jangan sampai ke tangan ASN
Kementerian ATR/BPN, karena itulah salah satu kunci Kementerian
ATR/BPN menjadi organisasi yang “terpercaya”.
C. PILIHAN HIDUP BERINTEGRITAS ADALAH JALAN
KEBAHAGIAAN
Ketika Anda sedang terdesak membutuhkan uang, kemudian di
saat yang sama Anda diberikan uang namun Anda tahu bahwa uang
itu bukan hak Anda, apakah akan diterima?
Kisah ini berawal dari uang tips atau uang “terima kasih” yang diberikan oleh
pengguna jasa kepada si pegawai (sebut saja Jaya) yang pada zaman itu dianggap
wajar-wajar saja karena kebanyakan orang juga melakukan hal yang sama.
Selanjutnya, lebih dari sekadar uang tips atau terima kasih karena Jaya pada
waktu bertugas di Kantor BPN wilayah Jakarta tahun 2000 sudah mulai berani
bernegosiasi dengan auditee untuk mendapatkan “rezeki” tambahan. Sebenarnya
apa yang dilakukan Jaya adalah hal yang biasa karena hal yang sama pun
dilakukan oleh teman-teman sejawatnya.

Seandainya apa yang dilakukan oleh Jaya adalah hal yang benar, tentunya Jaya tak
perlu merasa bersalah. Namun nyatanya, Jaya justru merasa semakin tertekan atau
tidak bahagia karena di dalam dirinya berkecamuk sebuah perasaaan bahwa
meski di hadapan manusia ia dianggap sebagai pahlawan namun di hadapan
Tuhan tindakannya tetaplah salah. Rasa bersalah terus saja menyelimuti Jaya,
terlebih bila ia membandingkan dirinya dengan teman sejawatnya yang ternyata

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 40


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

bisa hidup jujur dan tidak takut untuk melawan arus. Selanjutnya, pada bulan April
2005 Jaya dimutasikan ke kantor BPN wilayah Kalimantan Barat. Di tempat yang
baru ini, tepatnya satu tahun kemudian pada tahun 2006, Jaya sudah tidak tahan
lagi dengan perasaan bersalah yang menghantuinya. Pelan tapi pasti, di dalam
dirinya mulai ada keberanian untuk bekerja dengan penuh kejujuran atau
integritas. Namun, di saat timbul keberanian dan ada keinginan yang kuat untuk
berubah, Jaya dihadapkan pada masalah lain. Anaknya ternyata divonis
Dyslexia sehingga harus menjalani terapi dan perlu penanganan khusus. Tentunya
diperlukan biaya yang tidak sedikit untuk itu. Setelah dihitung-hitung, penghasilan
yang diterimanya bakal terkuras untuk membiayai pengobatan anaknya. Luar
biasa, ternyata dalam kesulitan dan ujian hidup yang dialaminya ini, Jaya tetap
memutuskan untuk bekerja tanpa mendapatkan ‘uang saku’ lagi. Keputusan ini
disikapi Jaya dengan cara benar-benar menolak “rezeki” atau ucapan terima kasih
dalam bentuk apapun dari auditee setiap kali selesai mengaudit. Keputusan ini
membuat teman-temannya merasa heran. Bahkan ketua timnya, Arya, dengan rasa
penasaran bertanya kepadanya, “Mengapa kalau dulu mau duit, sekarang tidak
mau? Bukankah duit ini bisa dipakai untuk membantu orang yang susah?” Jaya
pun menjawab bahwa ia ingin berubah. “Kalau kita mau melakukan sesuatu yang
benar caranya pun harus benar, Pak Arya,” tambahnya lagi. Walaupun Arya ingin
memberi uang kepada Jaya untuk pengobatan anaknya, Jaya tetap menolaknya.
Luar biasa! Ini artinya Jaya menyakini bahwa untuk menolong si buah hati, ia tidak
boleh mencarinya dari uang yang tidak ‘jelas’. Masih penasaran dengan sikap
pegawai yang satu ini, suatu saat Arya menelpon Jaya dan meminta nomor
rekeningnya untuk mentransfer jatah atau bagian Jaya. Entah bagaimana memang
pada saat itu Jaya sebenarnya juga membutuhkan uang karena istrinya baru saja
mengalami kecelakaan. Apakah ini sebuah kebetulan atau sebuah jawaban?
Keputusan untuk memilih gaya hidup sebagai pribadi yang berintegritas sudah
bulat dan final sehingga dengan berteguh hati ia tetap menolak uang tersebut.
Keputusan ini kelihatannya konyol karena bagaimana bila suatu saat nanti Jaya
ternyata membutuhkan uang tambahan, apakah ia harus kembali menerima ‘uang
saku’? Tidakkah ini akan lebih memalukan?

Seiring dengan berjalannya waktu, di bulan Juni 2008 Jaya mendapat kenaikan
jabatan. Mungkin ada yang beranggapan bahwa dulu ‘rezekinya’ tidak seberapa
sehingga lebih baik ditolak daripada bikin malu menerimanya. Namun, kini
dengan ‘rezeki’ yang lebih besar setelah kenaikan jabatan, Jaya sebenarnya bisa
saja mewujudkan impian untuk mengobati anaknya yang berkebutuhan khusus
tersebut.

Selama menjabat jabatan barunya, Jaya sama sekali tak pernah luluh dengan
rayuan untuk mendapatkan ‘rezeki’ tambahan yang dapat mengubah nasibnya.
Selain itu, Jaya pun dikenal tegas karena tidak bersedia berkompromi dengan
pengguna jasa. Bahkan dalam bekerja, Jaya mencoba mengajak teman-teman

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 41


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

sejawatnya untuk bekerja profesional dan memilih jalan tidak berkompromi


dengan tawaran dari si pengguna jasa. Atas ketegasannya ini, kabar yang terdengar
justru Jayalah yang dituding sebagai biang kerok di kantornya. Sungguh ironis,
bukan? Menghadapi kondisi ini, Jaya hanya berserah kepada Tuhan dan ia tetap
meyakini bahwa apabila institusi tidak mengapresiasi apa yang sudah
dilakukannya, maka Jaya tetap mendapati sisi baik bahwa untuk membawa
perubahan atau kebaikan, memang ada harga yang harus dibayar. Sebuah
perubahan memang membutuhkan pengorbanan. Dan akhirnya, tanpa terduga
sebuah apresiasi diberikan oleh BPN bahwa Jaya ditempatkan di bagian yang
sesuai dengan karakter dan visinya. Hebatnya lagi, ia dimutasikan ke kantor pusat.
Sebagai penutup dari kisah ini, bahwa walaupun terkabulnya keinginan Jaya untuk
ditugaskan di kantor yang dekat dengan domisili keluarganya merupakan
kebahagiaan tersendiri baginya, namun kebahagiaan terbesar yang Jaya rasakan
justru terbebasnya ia dari perasaan bersalah yang selama ini menghantui dan
menderanya karena pilihan hidupnya sendiri. Kebahagiaan terbesar datang dari
pilihan-pilihan tepat yang sesuai dengan hati nurani kita, yaitu pilihan hidup
berintegritas kendati ada harga yang harus dibayar untuk itu.

Dari kisah inspiratif tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa


menjadi pribadi yang dikatakan “mempunyai integritas” itu tidak
mudah. Bahkan, ketika keteguhan hati dan kejujuran justru dapat
berdampak menjadi tudingan buruk. Hal ini hanyalah “ujian” komitmen
seseorang dalam berniat menjadi pribadi baik dan terpercaya dengan
menolak tawaran materi yang bukan haknya. Ketika menanam
kebaikan maka akan berbuah kebaikan, itulah yang diterima pribadi
yang berintegritas pada kasus di atas.

D. ALMOST DEAD SEORANG ASN – PERJUANGAN PNS


ATR/BPN DI DAERAH TERPENCIL DALAM MELAYANI
MASYARAKAT
Indonesia adalah negara yang dilalui “ring of fire” atau deretan
gunung-gunung berapi yang sifatnya aktif. Tidak bisa dihindari jika
wilayah Indonesia berpotensi mengalami bencana alam, seperti gempa
bumi. Dan gempa terdasyat terjadi pada tanggal 26 Desember 2004.

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 42


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

Sebagai ASN Kementerian ATR/BPN yang harus melayani masyarakat


di Indonesia, termasuk di Aceh harus menjalankan tugasnya dengan
baik dimanapun berada.

Berita dahsyatnya tsunami Aceh demikian mengharu biru. Bulan Desember 2004,
Salah seorang pegawai kantor BPN ada mengalami peristiwa dahsyat itu, dia
adalah Junedi. Pada sebuah pertemuan yang mengharukan, cerita deras mengalir
dari Beliau:

Aku salah satu aparat di kantor BPN dan aku tinggal tidak jauh dari tepi laut.
Minggu, 26 Desember 2004 Pagi itu aku masih tertidur lelap, tiba-tiba guncangan
hebat membangunkannya, terdengar teriakan dari luar kamar, “Gempa, gempa,
gempa…” Semua penghuni kontrakan juga penghuni rumah-rumah lainnya
berhamburan keluar menuju jalan aspal, gempa begitu kuat hingga semua orang
berusaha menghindari daerah yang berbahaya, khawatir pohon tumbang, tiang
listrik/telepon roboh, ataupun bangunan mess yang roboh. Setelah gempa mereda,
kemudian aku masuk kamar dan mengambil HP, waktu masih menunjukkan jam
08.15 WIB, aku ingin mengabari keluargaku di Jawa namun sinyal tak ada. Tiba-
tiba gempa kembali terjadi, goncangannya lebih kecil dibanding gempa yang
pertama. Kami pun kembali berkumpul di aspal. ”Mudah-mudahan gempa tidak
berasal dari laut, karena dikhawatirkan gempa tersebut disusul dengan gelombang
dari arah laut.” Kata salah satu rekanku.
Setelah beberapa saat, aku kembali ke kontrakan. Namun tak berselang lama,
tsunami datang! Tiba-tiba terdengar suara ribut dari arah pantai, orang-orang
berusaha mencari perlindungan. Tiba-tiba air datang begitu cepat, tingginya ± 2
meter, air menerjang pagar tembok tempat aku dan tetanggaku menyelamatkan
diri. Robohlah pagar tembok itu, kami jatuh bersama robohnya tembok. Kami
tenggelam, tergilas air laut yang asin dan keruh karena bercampur dengan pasir
dan tanah. Aku berusaha mencapai permukaan air, karena pagar tembok itu
terhalang oleh mess yang masih berdiri kokoh, jadi arus dari laut tak begitu kuat
menerjangku. Aku berusaha menggapai pohon yang ada di dekatku, aku berhasil
memegang salah satu cabang pohon tersebut. Sementara waktu aku selamat, tapi
air begitu cepat meninggi, menenggelamkan pohon tempatku bergantung. Semua
hancur dan tenggelam terkena tsunami. Ternyata keganasan air tak berhenti
sampai di situ. Beberapa saat kemudian ombak setinggi ± 7 meter datang
menghempas dan menenggelamkan diriku ke dalam air. Berkat kayu yang masih
kupeluk dengan erat, aku tenggelam dalam air hanya 5-6 detik dan muncul lagi ke
permukaan.
Setelah berkali-kali ditenggelamkan ombak, dan menghadapi beberapa kendala
aku terus berusaha bergerak dengan sisa tenaga yang ada. Kucari kayu lain agar
aku tetap bisa mengapung. Setelah kudapat, kupeluk erat kayu itu dengan tangan

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 43


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

kiriku. Kuikuti arus menuju kota dan sedapat mungkin kuhindari arus balik ke laut.
Akhirnya aku merapat di atas seng (atap rumah) dan beristirahat di atas seng
tersebut. Matahari mulai menunjukkan sinarnya, hingga seng tempatku pun mulai
terasa panas. Menyengat. Kuambil daun pintu yang terapung didekatku. Aku tarik
ke atas seng dan aku duduk di atasnya. Ikan mulai bergelimpangan di atas air. Ular
dan biawak pun berusaha keluar dari air, tak mampu bertahan di dalam air yang
sangat keruh berwarna cokelat pekat karena bercampur dengan pasir dan lumpur.
Kulihat sejauh mata memandang adalah hamparan air, atap penduduk yang berupa
seng, tumpukan kayu puing-puing rumah yang hanyut terbawa air dan lantai dua
beberapa rumah yang masih berdiri kokoh. Aku memandang jauh ke arah pantai,
tak nampak kantor tempat aku bekerja, tak nampak mess tempat aku berteduh dari
panas dan hujan. Entah bagaimana nasib kedua gedung tersebut.
Aku harus bergerak, takut akan gelombang susulan. Aku mulai berharap, mudah-
mudahan segera datang pertolongan/bantuan/evakuasi dari udara. Tempatku
beristirahat sangat terbuka, sehingga mudah dilihat dari udara jika bantuan tiba.
Jika ingin selamat, aku harus berusaha sendiri. Aku berhasil meyakinkan diriku
sendiri, aku harus berusaha sendiri semaksimal mungkin. Tak boleh
mengharapkan bantuan karena belum tahu kapan bantuan akan tiba, sementara
kulihat seluruh kota sudah porak poranda. Kuputuskan untuk melanjutkan
perjalananku dengan satu tujuan yaitu mencapai ujung air (daratan yang tidak
terkena tsunami). Aku mulai menceburkan diri ke air, aku berenang di pinggir
puing-puing kayu, menghindari arus balik air ke laut. Setelah lima puluh meter
berenang, aku putuskan untuk beristirahat di atas pohon mangga yang masih
berdiri kokoh. Aku tak dapat melanjutkan berenanganku karena arus balik ke laut
begitu deras. Tak mungkin aku berenang melawan arus tersebut. Aku beristirahat
di atas pohon mangga, memandang ke laut, khawatir akan datangnya air susulan.
Kudengar suara azan pertanda sudah waktunya salat Zuhur. Berarti sekarang
sudah jam 12.30 WIB. Sudah empat jam aku terapung. Namun, harapanku untuk
mencapai ujung air semakin besar karena dengan terdengarnya suara azan, berarti
daratan tidak terlalu jauh. Aku melanjutkan perjalananku dengan berjalan di atas
tumpukan puing-puing kayu dan seng yang sudah membentuk gunung setinggi ±
4-5 meter.
Aku terus melangkah, air masih setinggi pinggangku. Sesekali kulihat sekeliling
mencari sesuatu yang bisa dimakan atau diminum karena tenggorokanku sudah
terlalu kering, setetes air tawar sudah cukup untuk membasahi tenggorokanku.
Dalam perjalananku aku berpapasan dengan seorang pemuda yang kulihat baru
saja mengangkat jenazah seorang wanita yang ternyata wanita itu adalah
tetangganya dan tak tahu di mana sang suami berada. Aku mencoba meminta air
kepadanya dan ditunjukkannya sebuah warung, tak jauh di depanku. Aku bergegas
menuju warung yang juga terendam air selututku. Isi warung berantakan hampir
roboh. Aku mencoba memanggil pemiliknya, tapi tak ada jawaban. Mungkin
warung ini sudah ditinggalkan pemiliknya. Karena tenggorokanku terasa kering
sekali, aku pun memaksakan diri untuk mencari sesuatu yang bisa membasahi

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 44


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

tenggorokanku. Sambil waspada, khawatir warung itu akan roboh, aku mengambil
3 buah jelly yang biasa dimakan anak-anak. Kumakan sebungkus. Alhamdulillah
tenggorokanku sudah basah saat ini. Ujung air 7 km dari rumah! Ternyata di
belakang kedai tersebut adalah daratan. Ya, air sudah berujung. Perjuanganku tak
sia-sia. Ketika pertama kali menginjak daratan, aku tak sanggup melangkah. Perih
sekali. Kedua kaki terluka mulai dari telapak hingga atas mata kaki. Kedua tangan
dan kepalaku pun penuh dengan luka. Aku melangkah dengan terpincang-pincang
menahan rasa sakit, orang nampak berlalu-lalang. Sebagian searah denganku, para
korban yang baru saja menyelamatkan diri, sebagian yang lain berlawanan arah
denganku. Mereka berusaha melakukan pertolongan kepada korban yang selamat
dan melakukan evakuasi jenazah. Setelah sampai di jalan raya, aku baru sadar
ternyata aku berada di samping Terminal, berarti aku sudah terdampar sejauh ± 7
kilometer dari Pantai tempatku pertama kali terkena bencana tsunami. Semua
pengungsi berjalan menuju arah yang sama yaitu Masjid. Di jalan aku menemukan
sandal yang beda kiri dan kanan, aku tanya tidak ada orang yang memiliki dan
mereka menganjurkanku untuk memakai sandal itu, mengurangi rasa sakit di
telapak kakiku. Aku terus berjalan menuju masjid, kutemui seseorang dengan
sebotol air mineral di tangannya. Aku mencoba meminta, alhamdulillah dengan
senang hati disodorkannya air mineral tersebut kepadaku. Basah sudah
tenggorokanku yang sudah kering sejak tadi. Sampai di masjid, terlihat para
pengungsi mulai dari anak-anak hingga orang tua, mereka berkumpul
berkelompok.
Kemudian seseorang berusaha mendekatiku (dia iba melihat bajuku yang basah
kuyup dan robek-robek, serta seluruh tubuhku yang penuh dengan luka). ”Bapak
dari mana?” Kuceritakan semua kejadian yang aku alami. Bapak itu kaget,
tercengang tak percaya atas apa yang aku alami.
”Di tempat kami yang jaraknya cukup jauh dari pantai, air begitu hebat dan
dahsyat, apalagi di daerah bapak yang jaraknya sangat dekat dengan laut”.
Kemudian aku minta tolong untuk diantar ke tempat Shara, calon istri Farhan,
temanku di kantor. Aku tahu tempatnya tapi lupa nama jalannya. Dengan senang
hati aku diantar ke tempat Shara. Sesampai di rumah yang berpagar dan berdinding
putih, aku turun. Ternyata rumah tersebut tak sedikit pun tersentuh oleh air. Aku
tak tahu bagaimana keadaan Firman. Kemudian Ibu Shara mempersiapkan kaos,
celana pendek, handuk, dan cairan pembunuh kuman untuk menghindari infeksi.
Ternyata dalam celana panjangku, masih terdapat dompet yang berisi KTP Merah
Putih, dua kartu debit, dan dua lembar uang pecahan Rp50.000,00. Gempa kecil
kembali terjadi sebanyak 3 kali. Semua berhamburan keluar rumah. Akhirnya
kami semua berkumpul di halaman rumah, dalam diam dan tatapan mata kosong.
Kami tak tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Trauma air… Tak lama kemudian
aku tersadar dari lamunanku, tampak di depan rumah, orang-orang berlarian panik
sambil meneriakkan, “Air… air… air…” Aku trauma, teringat kejadian pagi tadi
di mess-ku. Aku kurang sigap mendengar peringatan orang-orang dari pantai, aku
tak mau mengulangi kesalahanku yang pertama. Tak kuhiraukan lagi saran Ibu

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 45


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

Shara, aku segera lari dari rumah itu. Bahkan aku sampai lupa mengucapkan
terima kasih. Aku lupa kakiku yang masih perih akibat luka di telapak kakiku.
Yang ada di otakku hanyalah air yang begitu cepat, begitu tinggi, begitu dahsyat.
Aku harus lari secepat mungkin. Aku sampai kembali ke Masjid. Ternyata itu tadi
hanya teriakan-teriakan orang yang sedang panik. Sekelompok pria
memperhatikan aku, melihat luka-luka di sekujur tubuhku. “Ke pinggir jalan raya
aja, Bang, setiap saat ambulans lewat mengangkut korban yang terluka seperti
abang.” Salah seorang mencoba memberitahuku. Namun, aku masih trauma. Aku
tak mau kembali ke dalam kota. Aku tak sanggup membayangkan jika air datang
kembali meluluhlantakkan kota ini.
Mereka menganjurkanku untuk mengikuti arus pengungsi yang lain. Mereka
beriringan menuju bukit yang jaraknya 10 – 15 km. Di benakku muncul ingatan
bahwa di daerah bukit itu adalah sarang GAM. Baru saja aku lolos dari bencana
tsunami, apakah aku harus berhadapan dengan mereka? Hatiku mulai ciut. Aku
tak mau mati sia-sia. Akhirnya aku kembali ke masjid.
Aku pasrah, aku tetap pada pendirianku semula, aku harus lari dari kota ini apapun
yang akan terjadi. Aku berjalan mengikuti rombongan pengungsi, kami beriringan,
kebanyakan berjalan berkelompok bersama sanak saudara yang masih tersisa
akibat bencana. Setelah berjalan ± 500 m, dua buah Bus Sahabat berhenti, para
pengungsi berebut naik. Secara spontan aku pun ikut berebut naik bus. Bus
tersebut (kalau tidak salah Bus Sahabat tersebut mempunyai rute Aceh - Meulaboh
- Tapak Tuan - Medan) sedang berada di Terminal dan berusaha diselamatkan oleh
awak bus ke tempat yang lebih tinggi.
Menjelang magrib, sampailah bus yang kami tumpangi di pom bensin, terpisah
dengan Bus Sahabat lain yang masih ada di belakang kami. Bahan bakar bus mulai
menipis, sementara sepanjang jalan yang kami lalui tak satu pun yang menjual
bahan bakar, demikian juga di pom bensin tempat kami berhenti. Aku cukup was-
was, pom bensin tempat kami berhenti letaknya di tengah ladang dan dikelilingi
bukit. Daerah ini masih termasuk daerah rawan, masih ada anggota GAM yang
berkeliaran di daerah ini. Aku hanya bisa pasrah, kuserahkan semuanya kepada
Sang Pencipta.
Kira-kira 2 jam kemudian awak bus memutuskan untuk bergabung dengan Bus
Sahabat yang lain. Berarti kami harus kembali ke arah Banda Aceh. Mereka harus
bergabung untuk memudahkan koordinasi menunggu petunjuk lebih lanjut dari
perwakilan bus di Banda Aceh. Akhirnya bus berbalik arah dan meluncur menuju
arah Banda Aceh. Berarti untuk menuju kota Medan aku pun harus melalui jalur
darat.

Senin, 27 Desember 2004


Setelah melewati jalur darat yang panjang dan penuh kendala, akhirnya aku
sampai di Medan dan bertemu dengan teman-temanku yang kebetulan sedang
bertugas di Medan. Aku dapat menghubungi teman-temanku di Medan karena aku

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 46


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

mendapat pertolongan dari seseorang yang kutemui selama dalam perjalanan


menuju Medan.
Aku menghubungi istriku di Depok dan orang tuaku di Jawa Timur. Betapa senang
dan haru mereka mendengar suaraku, semakin yakin bahwa aku benar-benar telah
selamat. Namun, aku tak bisa bicara banyak, uangku terbatas, istriku mengabarkan
bahwa semua teman-teman mengkhawatirkan diriku, beberapa teman
meninggalkan nomor HP untuk memudahkan aku menghubungi mereka jika ada
kesulitan pada saat menyelamatkan diri dari bencana. Aku mencoba menghubungi
seorang teman yang kebetulan sedang tugas di Medan, dia menginap di sebuah
hotel. Betapa senang dan haru mereka mendengar suaraku, mereka menungguku
dan tak sabar ingin melihat keadaanku. Setelah bertemu teman-temanku, mereka
membantuku untuk aku bisa segera pulang ke Jawa.

Selasa, 28 Desember 2004


Pukul 06.30 aku sudah berada di Bandara Polonia, satu jam lagi aku ditemani salah
satu temanku berangkat ke Jakarta dengan pesawat Garuda. Pukul 09.30
mendaratlah kami di Bandara Soekarno-Hatta, kami langsung disambut dengan
sebuah Kijang yang sudah menunggu di tangga pesawat. Ya Rabb syukur pada-
Mu, aku masih diberikan kesempatan bertemu istri dan anak-anakku. Pujian bagi-
Mu aku masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang yang aku
cintai. Hanya dengan izin-Mu aku dapat melewati ujian dahsyat yang nyaris
merenggut nyawaku…

Beliau mengakhiri kisahnya. Tiap Beliau menceritakan kisah ini di hadapan


teman-teman juga para pegawai BPN, selalu membuat kita yang mendengarkan
terbawa suasana haru yang menghunjam hati. Tak ada yang menjamin kita masih
bernafas esok hari kecuali Tuhan. “…mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di
dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.” (An Nazi’at 79:
46). Bahkan saking menyesalnya mereka (karena kurang amal baiknya), sampai
mereka ingin menjadi debu saja. “…Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu
adalah tanah” (An Naba’ 78: 40). Marilah kita bersama isi setiap episode hidup
kita yang sangat sebentar ini dengan kebajikan penuh makna. Nikmat kesempatan
hidup yang diberikan Tuhan, semaksimal mungkin digunakan seluruh detiknya
untuk mendatangkan kemanfaatan dan kebaikan untuk alam semesta. Teriring
lantunan doa tulus, sepenuh hati, semoga para korban tsunami, diberikan kekuatan,
kesabaran, dan kehidupan yang lebih baik. Para syuhada yang meninggal semoga
ditempatkan di salah satu taman dari taman-taman di surga-Nya.

Dari kisah inspiratif tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa


dalam melaksanakan pelayanan publik, pegawai ASN Kementerian
ATR/BPN seringkali mendapat tugas di daerah terpencil bahkan

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 47


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

daerah rawan gempa dengan begitu besar resikonya. Namun masih


ada ASN yang tunduk dan setia dengan tugas dan tanggungjawabnya.
Itulah salah satu ASN yang akan menguatkan citra “terpercaya” yang
melekat pada organisasi Kementerian ATR/BPN beserta seluruh
jajarannya.

E. INTERNASIONALISASI KEMENTERIAN ATR/BPN –


BELAJAR MENJADI PEMENANG
Kementerian ATR/BPN di era 4.0 telah meluncurkan
layanan-layanan elektronik. Secara bertahap layanan yang
tadinya dilayani secara digital akan diubah menjadi secara digital.
Tentunya masa ini membutuhkan ASN yang menguasai teknologi
sehingga dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Bagaimana
dengan ASN yang belum mempunyai kapasitas pendukung pada
saat transformasi digital ini?
“minggu depan semua berkas sudah harus selesai dialih mediakan menjadi berkas
digital” masih terngiang kata-kata atasanku perihal digitalisasi berkas-berkas yang
ada di kantor. Kantorku, Kantor BPN Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
tengah begerak menuju era digital. Semua berkas termasuk akta tanah akan diubah
menjadi dokumen elektronik, selain untuk memudahkan pelayanan juga untuk
meminimailisir kasus mafia tanah. Rencananya akhir 2021 layanan pembentukan
sertifikat tanah digital itu bisa diperkenalkan kepada publik, jadi kami harus
bergerak cepat demi mencapai target yang telah ditetapkan oleh pusat.
Jujur saja aku yang sudah menua ini masih kurang memahami perkembangan
teknologi yang ada. Semua begitu berbeda, aku yang terbiasa mengurus berkas
dalam bentuk arsip fisik harus mulai bekerja dengan arsip elektronik. Semua terasa
asing bagiku. Aku mengalami kesulitan dalam mengoperasikan alat-alat untuk
pengalih-mediaan arsip-arsip yang ada.
Sudah 20 tahun aku bekerja di BPN Kabupaten Kapuas Hulu, sebentar lagi aku
akan pensiun, usiaku tak lagi muda, walau sulit bagiku mengikuti arus
perkembangan tekhnologi yang begitu cepat, aku tidak boleh menyerah.
Beruntung bagiku, aku memiliki rekan kerja yang masih belia dan paham akan
segala tetek bengek tentang digitalisasi. Dia begitu sabar mengajariku dari satu hal
ke hal lainnya. Dia mengajariku bagaimana mengoperasikan aplikasi pada

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 48


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

komputer, mengajariku bagaimana cara mengubah sebuah dokumen fisik menjadi


dokumen elektronik.
Kini pelan tapi pasti aku mampu mengerjakan pekerjaanku dengan mudah berkat
arahan dan ajaran rekan kerjaku. Usia yang tak lagi muda tak menghentikanku
untuk terus belajar tentang hal baru, sesulit apa pun pasti dapat dilakukan asalkan
mau berusaha dan tekun belajar. Aku siap menghadapi era digital yang tengah
diterapkan pada kantor BPN Kabupaten Kapuas Hulu.

Dari kisah inspiratif tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa


ASN yang telah berumurpun tetap belajar agar dapat tetap melayani
sesuai perkembangan yang ada. ASN-ASN seperti inilah yang menjadi
pendukung utama keberhasilan program internasionalisasi
Kementerian ATR/BPN.

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 49


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

BAB V. PENUTUP

Disiplin adalah jembatan antara bakat dan kesuksesan (Everest John Alexander)

Oleh karena itu, Selamat bagi Anda semua yang telah berproses dengan baik dan
telah menyelesaikan Modul 6 ini dengan baik.

A. SIMPULAN
Nilai “terpercaya” mengandung makna bahwa dalam bekerja,
berfikir, berkata, berperilaku dan bertindak dengan cara terbaik dan
benar, memegang teguh kode etik, amanat jabatan, amanat jabatan
dan prinsip-prinsip moral. Nilai ini sangat dibutuhkan khususnya bagi
Kementerian ATR/BPN yang merupakan lembaga layanan publik.
Perilaku “terpercaya” yang ditunjukkan oleh para ASN akan
berpengaruh pada citra organisasi dan kepercayaan masyarakat
terhadap Kementerian ATR/BPN.
Penerapan nilai “terpercaya” di Kementerian ATR/BPN dilakukan
dengan berbagai tahapan yang harus dipahami para ASNnya, mulai
dari pemahaman perilaku utama dari nilai “terpercaya” tersebut,
pelaksanaan internalisasi dan aktualisasi di organisasi Kementerian
ATR/BPN, serta pemahaman beberapa kisah inspiratiif terkait integritas
yang tak terbatas sebagai gambaran nyata bagi seluruh ASN. Dengan
dipahaminya konsep dan tahapan maka aktualisasi nilai “terpercaya”
secara aktual/nyata/terjadi/sesungguhnya dapat segera diwujudkan.

B. TINDAK LANJUT
Pengetahuan dan keterampilan yang telah dihasilkan melalui
pembelajaran dengan Modul ini, memberikan bekal kepada peserta
pelatihan untuk menapaki proses-proses pembelajaran berikutnya.

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 50


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

Oleh karena itu, pendalaman materi dan penyelesaian terkait substansi


dalam Modul ini perlu terus menerus dilakukan.
Sebagai tindak lanjut dari pembelajaran modul ini, maka:
1. Bagi peserta pelatihan diharapkan mampu mengimplementasikan
hasil pembelajaran nilai terpercaya di Kementerian ATR/BPN.
2. Bagi Fasilitator, diharapkan mampu menyampaikan pengarahan
dengan lebih mudah dan modul mampu menjadi media dalam
penyamaan persepsi antar peserta pelatihan.
3. Bagi pengelola pelatihan, diharapkan mampu menjadikan modul
sebagai alat kelengkapan dalam menyelenggarakan pelatihan
bagi Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia dan
pengendalian pelaksanaan pelatihan budaya organisasi dan
budaya inovasi serta untuk penyempurnaan modul pelatihan
berikutnya agar lebih baik.

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 51


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 115/SK-0T.02/V/2021 tentang Nilai-Nilai
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Christofora Megawati Tirtawinata, 2013. Menjadi Pribadi Yang Dapat
Dipercaya. HUMANIORA Vol.4 No.1 April 2013: 49-57. diakses dari
http://research-
dashboard.binus.ac.id/uploads/paper/document/publication/Proceedi
ng/Humaniora/Vol.%204%20No.%201%20April%202113/_6_28_PSi
_Christofora%20Megawati%20Tirtawinata_SETTING_SARI_MENJA
DI%20%20PRIBADI%20%20YANG%20%20DAPAT%20%20DIPER
CAYA%20--%20EDITED.pdf
Dr. Basseng, M.Ed. Dr. Bayu Hikmat Purwana, M.Pd. 2015. Aktualisasi Nilai-
Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil. Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia. Jakarta
Dunia profesi, 2021. Cara Agar Menjadi Orang yang Bisa Diandalkan.
Diakses dari https://rrajaqni.blogspot.com/2015/12/cara-agar-
menjadi-orang-yang-bisa.html
Enda Heri, 2013. Tugas Kepatuhan Internal di Lingkungan Ditjen
Perbendaharaan. Diakses dari https://slideplayer.info/slide/2569350/
Flora L.Y. Barus, 2018. Ini Dia 10 Tanda Seseorang Bisa Dipercaya. Diakses
dari https://www.gatra.com/detail/news/321255-Ini-Dia-10-Tanda-
Seseorang-Bisa-Dipercaya
Fuad, Ihsan. 1997. Dasar-Dasar Kependidikan. Rieneka Cipta, Jakarta. h.
155.
Guru Pendidikan. 2021. Integritas Adalah. Diakses dari
https://www.gurupendidikan.co.id/integritas-adalah/

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 52


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

Iskandarjet. 2012. "Bisa Diandalkan", Gelar Besar untuk Orang Sukses.


Diakses dari
https://www.kompasiana.com/iskandarjet/5519157f8133110a749de0
b6/bisa-diandalkan-gelar-besar-untuk-orang-sukses
J.P. Chaplin, 2005. Kamus Lengkap Psikologi, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, h.256.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan dan pengembangan
Bahasa Departement Pendidikan dan Kebudayaan (Jakarta: Balai
Pustaka, 1989) h.336
Magnis-Suseno, Frans. 1992. Di Senja Zaman Ideologi: Tantangan
Kemanusiaan Universal. Dalam: Tantangan Kemanusiaan Universal:
Antologi Filsafat, Budaya, Sejarah-Politik, dan Sastra. Yogyakarta.
Kanisius.
pedj430eaN6. 2018. Definisi Dapat Diandalkan. Diakses dari
http://lingkarlsm.com/definisi-dapat-diandalkan/
Rizkyan Adiyudha. 2019. Angka dan Alasan Turunnya Kepercayaan Publik
kepada Presiden. Diakses dari
https://nasional.republika.co.id/berita/q0wp0e409/angka-dan-alasan-
turunnya-kepercayaan-publik-kepada-presiden
Ulia Kumalasari, 2021. Internalisasi Adalah. Diakses dari
https://rumus.co.id/internalisasi-
adalah/#:~:text=Pendapat%20Internalisasi%20Menurut%20Para%20
Ahli,-
Selain%20penjelasan%20yang&text=Menurut%20Kartono%2C%20I
nternalisasi%20adalah%20sebuah,ini%20dilakukan%20tanpa%20ad
anya%20paksaan.
Zuni Asih Nurhidayati. 2021. Penentu Keberhasilan Penerapan UKI. Diakses
dari http://itjen.pu.go.id/single_kolom/47

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 53


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

KUNCI JAWABAN

BAB II
1. D
2. B
3. B
4. E
5. C

BAB III
1. A
2. C
3. D
4. D
5. B

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 54


Pelatihan Nilai-Nilai Kementerian ATR/BPN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MODUL 6 | TERPERCAYA DI KEMENTERIAN ATR/BPN 55

Anda mungkin juga menyukai