Anda di halaman 1dari 19

Januari 2023

MENGANALISIS SISTEM DINAMIKA PROSES TERHADAP VALVE


DENGAN PROFIL KETINGGIAN DALAM TANGKI

Annisa Rachmawati N Hudman1, Auliya Nazhifah Ghaisani2 dan Thasya Afiyah


Yuniar3

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri,


Institut Teknologi Nasional Bandung
Jl. PH. H. Mustofa No. 23, Neglasari, Kec. Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Jawa
Barat 40124, Indonesia

ABSTRAK
Perkembangan industry kimia di era modern dengan teknologi yang semakin canggih menjadi
cepat berkembang. Industry kimia merupakan industry proses yang mengolah bahan baku
menjadi produk agar memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi . dalam pelaksanaan industry
proses diperlukan sistem pengendalian yang mana mampu menjaga kestabilan proses agar
diperoleh hasil yang maksimal. Ilmu sistem pengendalian proses ini sangat berhubungan
dengan persamaan-persamaan matematika. Sifat-sifat proses ilmu sistem, pengendalian proses
selalu dikaitkan dengan unsur kapasitas dan kelambatan (lag). Salah satu pengaplikasin
dinamika proses yaitu pada pengendalian proses fluida dalam tangki yang diterapkan dalam
percobaan ini dengan tujuan mengetahui karakteristik valve, menentukan parameter n dan k,
membandingkan tinggi percobaan secara percobaan dan teoritis, mengetahui keadaan sebelum
dan setelah tunak.

Kata kunci: Dinamika Proses, Bernoulli, Kontinuita

I. PENDAHULUAN berbagai proses, permodelan, mata rantai,


Kebanyakan orang mengartikan manufaktur, ekonomi, dan lain sebagainya.
bahwa industri hanyalah kagiatan ekonomi Pada sIstem pengoperasian bidang
manusia yang mengolah bahan baku menjadi industry kimia, suatu waktu akan mengenal
barang jadi atau setnagh jadi. Padahal, dan mengalami gangguan, salah satunya
pengertian industri sangatlah luas mencakup adalah dinamika proses. Dinamika proses
akan selalu terjadi selama proses belum

Jurnal Bisnis Kolega 1


Vol. 6 No. 2. Des 2020 p-ISSN: 2476-910X
e- ISSN: 2621-8291

mencapai kondisi stabil. Dinamika proses yaitu unsteady state (transient state) dan
merupakan hal yang umum terjadi di dalam steady state. (Ritonga, 2002)
suatu sIstem. Unsteady state (transient) merupakan
Salah satu industri yang kondisi atau proses yang apabila persamaan
menggunakan dinamika proses yakni pada diferensialnya diturunkan terhadap waktu
peruahaan BUMN, PT. SIER yang akan memiliki nilai tidak nol. Transient state
menangani pengelolaan kawasan industry terjadi pada keadaan penting seperti pada
dan pengolahan air limbah pabrik. Dimana, saat start-up dan shutdowns. Bahkan pada
dinamika proses terjadi pada transfer air kondisi normal, kondisi steady state sulit
serta performa input dan output kapasitas tercapai karena memungkinkan adanya
dari pompa sentrifugal. Bila terjadi variabel eksternal yang akan mengganggu
kerusakan pada salah satu komponen pompa sistem. (M. Felder dan W. Rousseau, 2005)
sentrifugal dapat mengakibatkan shutdown 2.1.1 Variabel yang terdapat pada
sistem keseluruhan sehingga menghentikan dinamika proses
proses produksi sehingga akan Variabel-variabel yang terlibat dalam
memperngaruhi proses produksi. Maka dari proses operasi pabrik adalah F (laju alir), T
itu, perlu diperhatikan preventive (temperatur), P (tekanan), dan C (konsentrasi).
maintenance karena mweupakan komponen Variabel-variabel tersebut dapat dikategorikan
yang mendukung performa input dan output menjadi 2 kelompok, yaitu sebagai berikut :
kapasitas dari pompa sentrifugal. 1. Variabel Input
Oleh karena itu, penting bagi kita Variabel input adalah variabel
untuk mengetahui dan mempelajari yang menandai efek lingkungan pada
dinamika proses karena aplikasinya yang proses kimia yang dituju. Variabel ini
meluas pada kehidupan sehari-hari. juga diklasifikasikan dalam 2 kategori,
II. TINJAUAN PUSTAKA antara lain :
2.1 Dinamika Proses a. Manipulated (adjustable) variable,
Dinamika proses adalah suatu proses yaitu jika harga variabel tersebut
yang memiliki sistem dinamik dimana dapat diatur dengan bebas oleh
sifatnya akan selalu mengalami perubahan operator atau mekanisme
terhadap waktu. Secara matematis, dinamika pengendalian.
proses dapat dideskripsikan sebagai b. Disturbance variable, yaitu jika
persamaan diferensial. Berdasarkan kondisi harga tidak dapat diatur oleh
dan keadaannya terdapat 2 (dua) proses, operator atau sistem pengendali,
tetapi merupakan gangguan.

Jurnal Kajian Teknologi Kimia I 2


Vol. 6 No. 2. Des 2020 p-ISSN: 2476-910X
e- ISSN: 2621-8291

2. Variabel Output 4. Viskositas


Variabel output adalah variabel Temperatur mempengaruhi
yang menandakan efek proses kimia viskositas dan fluidanya. Apabila suhu
terhadap lingkungan yang semakin tinggi, viskositas semakin
diklasifikasikan dalam 2 kelompok, rendah, maka gaya gesek antara fluida
antara lain : dengan dinding tungku atau pipa
a. Measured output variables, yaitu semakin kecil.
jika variabel dapat diketahui 2.2 Sistem Pengendalian Proses
dengan pengukuran langsung. Sistem pengendalian proses
Contoh : tekanan, suhu. (controller) adalah sistem element aktif
b. Unmeasured output variables, dalam sistem pengendalian yang menerima
yaitu jika variabel tidak dapat informasi dari pengukuran dan membuat
diketahui dengan pengukuran tindakan yang sesuai untuk mengatur harga
langsung. Contoh : kalor. manipulated variable. Pengaturan
2.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi manivulated variable sangat bergantung
Dinamika Proses pada control law yang diterapkan secara
Adapun faktor-faktor yang dapat otomatis pada controller.
mempengaruhi dinamika proses, Sistem pengendali proses adalah
antara lain : sistem pengendalian suatu parameter dari
1. Karakteristik Valve berbagai macam proses. Didalam suatu
Karakteristik valve yang berbeda proses banyak parameter yang harus
akan menyebabkan laju alir yang dikendalikan. Diantaranya yaitu suhu (
masuk dan keluar tangki berbeda. temperature ), aliran ( flow ), tekanan (
2. Faktor Gesekan pressure ) dan sebagainya terutama pada
Faktor gesekan akan bidang teknik kimia.
menyebabkan semakin besar gesekan Gabungan serta kerja alat – alat
yang terjadi antara pipa dan valve pengendalian otomatis itulah yang
dengan fluida yang mengalir, maka dinamakan sistem pengendalian proses
laju alir (Q) akan semakin kecil. (process control system). Sedangkan semua
3. Konsentrasi Pengotor peralatannya yang membentuk sistem
Jika konsentrasi pengotor pengendalian disebut instrumentasi
semakin besar maka aliran pada pipa pengendalian proses (process control
akan tersumbat sehingga proses tidak instrumentation). Kedua hal terdsebut
berjalan dengan baik. berhubungan satu sama lain, namun

Jurnal Kajian Teknologi Kimia I 3


Vol. 6 No. 2. Des 2020 p-ISSN: 2476-910X
e- ISSN: 2621-8291

keduanya mempunyai hakikat yang berbeda. Secara umum, suatu proses


Ilmu process control instrumentation lebih terdidi. dari rangkaian peralatan
terfokus pada penjelasan kerja alat dan bahan yang dihubungkan
sedangkan process control system lebih pada beberapa urutan operasi
terpusat pada kerja sistem tersebut. (Frans pabrik.
Gunterus, 1994) 2) Pengukuran
2.2.1 Prinsip Pengendalian Proses Untuk mengendalikan
Prinsip Pengendalian Proses variabel dinamik pada suatu
Pengendalian proses melibatkan proses harus diketahui mengenai
keadaan memperhatikan / mengukur variabel itu sendiri dan informasi
parameter kemudian ini dipenuhi dengan melakukan
membandingkannya dengan harga pengukuran variabel. Pengukuran
yang diinginkan dan melakukan ialah pengkonversian variabel-
tindakan agar parameter tersebut sama variabel proses menjadi sinyal
atau mendekati harga yang diinginkan. analog dan digital yang dapat
Harga pengukuran merupakan harga digunakan untuk mengendalikan
variabel proses yang berubahubah sistem. Alat yang menunjukkan
selama proses berlangsung, harga pengukuran disebut sensor atau
pengukuran disebut dengan control instrumen.
point, sedangkan harga yang 3) Evaluasi
diinginkan merupakan harga variabel Pada tahapan evaluasi
proses yang telah ditetapkan pada awal rangkaian proses pengendalian,
proses dan disebut set point. pengukuran nilai diperiksa serta
2.2.1 Elemen – Elemen Pengendalian dibandingkan dengan nilai atau
Proses set point yang diinginkan dan aksi
Sistem pengendalian proses pemeriksaan yang dibutuhkan
terdiri dari 4 elemen penting yaitu untuk ditujukan memenuhi
proses, pengukuran, evaluasi dan pengendalian yang teapat.
pengendalian. Evaluasi pengukuran 4) Pengendalian
proses pengendalian set point Elemen pengendali pada
masukan input keluaran output. rangkaian pengendalian adalah
Berikut merupakan elemen-elemen perangkat yang memberikan
dari Pengendalian Proses : pengaruh langsung pada
1) Proses rangkaian proses di pabrik.

Jurnal Kajian Teknologi Kimia I 4


Vol. 6 No. 2. Des 2020 p-ISSN: 2476-910X
e- ISSN: 2621-8291

2.2.3 Jenis-Jenis Pengukuran Variabel menguntungkan, karena hasil


Dalam Pengendalian Proses pengukuran tersebut dapat
Beberapa pengukuran variabel memberikan informasi mengenai
harus dilakukan agar kinerja operasi kelakuan proses yang akan
pabrik dapat dimonitor. Terdapat terjadi. Informasi tersebut dapat
beberapa jenis pengukuran variabel igunakan untuk menentukan aksi
yang dapat diterapkan untuk pengendalian yang harus diambil
pengendalian proses : apabila menggunakan sistem
1) Primary Measurement pengendalian feed forward.
Cara pengukuran variabel 2.3 Jenis-Jenis Sistem Pengendalian
proses yang menjadi control (Controller System)
objective pengendalian secara Sistem pengendali (controller)
langsung disebut primary adalah elemen aktif dalam sistem
measurement. Proses pengendalian yang menerima informasi
pengendaliannya memerlukan dari pengukuran dan membuat tindakan
harga variable yang menjadi yang sesuai untuk mengatur harga
objective pengendalian dan perlu manipulated variables. Pengaturan
diukur atau dimonitor. manipulated variables sangat bergantung
2) Secondary measurement pada control law yang diterapkan secara
Variabel yang merupakan control otomatis pada controller. Beberapa
objective tidak dapat diukur control law yang umum diterapkan pada
secara langsung (unmeasured sistem pengendalian:
output) melainkan harus diukur 1) Proportional Controller
variabel lain yang tergolong Adalah sistem kontrol yang bisa
measured variable dan dapat menghasilkan output hanya apabila
dikorelasikan melalui suatu terjadi perbedaan antara input
hubungan matematika tertentu dengan output. Dengan kata lain,
dengan unmeasured output yang proportional controller selalu
ingin dikendalikan. membutuhkan error untuk
3) Pengukuran external menghasilkan output.
disturbance Kelebihan :
Pengukuran disturbance sebelum  Mudah dan sederhana
variabel tersebut masuk ke dalam dalam desain dan
proses dapat sangat penggunaannya.

Jurnal Kajian Teknologi Kimia I 5


Vol. 6 No. 2. Des 2020 p-ISSN: 2476-910X
e- ISSN: 2621-8291

 Memberikan respon yang  Memberikan waktu respon


sangat baik yang lebih lama
 Memiliki kestabilan yang 3) Proportional Derivatif Controller
baik (PD-Controller)
Penjumlahan output dari
Kekurangan :
controller ini meliputi
 Tidak dapat menghilangkan
proportional dan derivatif
offset
controller. Bagian derivatif ini
 Tidak dapat mengembalikan
berfungsi mengkoreksi perubahan
nilai variabel controller pada
error yang terjadi.
kondisi sesuai nilai set point
Kelebihan :
setelah diberi gangguan
 Dapat mengeliminasi atau
2) Proportional Integral controller
meredam terjadinya
(PI-Controller)
respon yang
Proportional Integral Controller
bergelombang
berfungsi meningkatkan respon ke
 Dapat memperkecil nilai
sistem secara kontinyu, kecuali
offsite
nilai error yang diintegralkan
dengan batas atas t dan batas Kekurangan : tidak dapat
bawah nol. menghilangkan offset yang terjadi
Kelebihan : walaupun nilai offset diperkecil
 Dapat menghilangkan 4) Proportional Integral Derivatif
offsite (PID – Controller)
 Dapat mengembalikan nilai PID-Controller merupakan
controller variabel pada controller untuk menentukan
kondisi sesuai set point presisi suatu sistem instrumen
setelah diberi gangguan dengan karakteristik adanya
Kekurangan : umpan balik pada sistem

 Terjadi respon yang tersebut.

bergelombang dalam Kelebihan PID-Controller :

periode yang lebih lama  Dapat mengeliminasi


dibandingkan proportional offsite
controller

Jurnal Kajian Teknologi Kimia I 6


Vol. 6 No. 2. Des 2020 p-ISSN: 2476-910X
e- ISSN: 2621-8291

 Dapat mengeliminasi yang kecil. Digunakan pada proses


periode terjadinya respon yang membutuhkan pressure drop
yang bergelombang yang besar pada valve, seperti
 Controller yang paling temperatur dan pressure control.
baik, dibandingkan
dengan P-Controller, PI-
Controller, dan PD-
Controller

Kekurangan PID-Controller :
 Controller yang terbilang Gambar 2.1 Kurva Karakteristik Valve
kompleks (Sumber : Damayanti, dkk., 2015)
 Biaya yang mahal dalam 2.6 Faktor-Faktor yang
hal maintence controller Mempengaruhi Dinamika Proses

2.4 Karakteristik Valve Faktor-faktor yang mempengaruhi

Terdapat tiga jenis karakteristik aliran sebuah dinamika proses, yaitu:

valve, yaitu: 1. Karakteristik Valve

1. Quick Opening Karakteristik valve yang

Bukaan valve yang kecil berbeda akan menyebabkan laju alir

memberikan kenaikan yang besar pada yang masuk dan keluar tangki

flow rate. Digunakan pada proses yang berbeda

membutuhkan flow rate dalam jumlah 2. Faktor Gesekan

besar seperti safety system dan Semakin besar gesekan yang

metering. terjadi antara pipa dan valve dengan

2. Linear fluida yang mengalir, maka laju alir

Bukaan valve berbanding lurus (Q) akan semakin kecil

dengan flow rate. Digunakan pada 3. Konsentrasi Pengotor

aplikasi dimana pressure drop pada Jika konsentrasi pengotor

valve cenderung konstan seperti pada semakin besar maka aliran pada pipa

level control dan flow control loop. akan tersumbat sehingga proses tidak

3. Equal Percentage berjalan dengan baik

Kebalikan dari quick opening, 4. Viskositas

bukaan valve yang besar, hanya Temperatur mempengaruhi

memberikan penambahan flow rate viskositas dan fluidanya. Semakin

Jurnal Kajian Teknologi Kimia I 7


Vol. 6 No. 2. Des 2020 p-ISSN: 2476-910X
e- ISSN: 2621-8291

tinggi suhu, semakin rendah 𝑉2 = √2. 𝑔 (ℎ1 − ℎ2 ) … … … … (2.5)


viskositasnya, maka gaya gesek
𝑉2 = √2. 𝑔 ∆ℎ1/2 … … … . . … … (2.6)
antara fluida dengan dinding tangki
atau pipa semakin kecil.
2.8 Azas Kontinuitas
2.7 Teori Dasar Azas Bernoulli
Azas kontinuitas adalah ketentuan
Azas ini menyatakan bahwa
yang menyatakan bahwa untuk fluida
kenaikan kecepatan aliran fluida akan
yang tak termampatkan dan mengalir
menyebabkan penurunan tekanan fluida
dalam keadaan tunak, maka laju aliran
secara bersamaan atau penurunan energi
volume di setiap titik fluida tersebut
potensial fluida tersebut. Intinya bahwa
adalah sama. maka persamaannya dapat
tekanan akan menurun jika kecepatan
ditulis:
aliran fluida meningkat, maka persamaan
Bernoulli dapat ditulis:
∆𝑝 ∆𝑉 2
+ + 𝑔. ∆ℎ = 0 … … … . … … (2.1)
𝜌 2
ṁ1 = ṁ2 … … … … … … … … … … … . (2.7)
𝑃1 𝑉1 2
+ + 𝑔. ℎ1 𝜌1 × 𝑄1 = 𝜌2 × 𝑄2 … … … … … … . . (2.8)
𝜌 2
Persamaan laju alir:
𝑃2 𝑉2 2
= + + 𝑔. ℎ2 … … … … … … … (2.2) 𝑄 = 𝐴 × 𝑣 … … … … … … … … . … . (2.9)
𝜌 2
Permukaan tangki dan saluran karena densitas tetap, maka persamaan

keluaran terbuka pada tekanan atmosfer menjadi:

sehingga persamaan menjadi:


1 𝐴1 × 𝑣1 = 𝐴2 × 𝑣2 … … … … … . . (2.10)
(𝑉1 2 − 𝑉1 2 ) = 𝑔. (ℎ1 − ℎ2 ) … (2.3)
2 𝐴2 × 𝑣2
2
𝑣1 = … … … … … … … . (2.11)
Selanjutnya digunakan asumsi 𝑉1 𝐴1

dapat diabaikan terhadap 𝑉2 2 karena luas Subtitusi persamaan (4.11) ke persamaan

penampang tangki dianggap jauh lebih (4.3), maka didapatkan persamaan:

besar dari pada saluran yang keluar,


sehingga persamaan menjadi: 1 𝐴2 2 𝑥𝑣2 2
(𝑣2 2 − )
2 𝐴1 2

1 2 = 𝑔(ℎ1 − ℎ2 ) … … … … … … … . (2.12)
𝑉 = 𝑔. (ℎ1 − ℎ2 ) … … … … … (2.4)
2 2 1 𝑣2 2
(𝑣2 2 − (1 − 2 ))
Persamaan tersebut disederhanakan 2 𝐴1
menjadi: = 𝑔(ℎ1 − ℎ2 ) … … … … … … (2.13)

Jurnal Kajian Teknologi Kimia I 8


Vol. 6 No. 2. Des 2020 p-ISSN: 2476-910X
e- ISSN: 2621-8291

2 × 𝑔 × ∆ℎ volume terhadap ketinggian, sehingga luas


𝑣2 2 = … … … . (2.14)
𝑣2 2 permukaan tangki adalah nilai gradien:
1− 2
𝐴1

2 × 𝑔 × ∆ℎ
𝑣2 = … … . (2.15)
√ 𝑣 2
1 − 22
𝐴1

Subtitusi persamaan (4.15) ke persamaan


(2.9), maka didapatkan persamaan:
Gambar 2.2 Grafik 𝑣 terhadap ℎ
2.10 Teori n dan k
2 × 𝑔 × ∆ℎ Bentuk persamaan karakteristik
𝑄 = 𝐴2 … … … … . (2.16)
√ 𝐴 2
1 − 22 valve yaitu 𝑄 = 𝑘. ℎ𝑛 dan persamaan ini
𝐴1
dapat disimpulkan bahwa laju alir
2 × 𝑔 volumetrik yang memiliki suhu valve
𝑄 = 𝐴2 2 𝑋 ∆ℎ1/2 … … . (2.17)
√ 𝐴2
1− adalah fungsi dari tinggi air dalam
𝐴1 2
tangki, nilai n dan k merupakan faktor
𝑄 = 𝑘 × ∆ℎ𝑛 … … … … … … … … . (2.18)
koreksi dari suatu laju alir yang tidak
steady yang melewati suatu valve.
Pada kondisi n=0, 5 Harga n dan k akan
Rentang nilai n yang diperbolehkan
bergantung pada bukaan kerangan.
yaitu 0,1 sampai 1. Harga k dan n
2.9 Luas Alas Tangki
didapatkan dengan cara linerirasi
Dalam praktikum kali ini
persamaan berikut ini:
dilakukan tangki yang berbentuk silinder
𝑑ℎ −𝑘 𝑛
dan volume dari tangki tersebut dapat = ℎ … … … … … … … … . (2.36)
𝑑𝑡 𝐴
dihitung dengan menggunakan persamaan 𝑑ℎ −𝑘
= 𝑛 .𝑙𝑛 𝑙𝑛 ℎ −𝑙𝑛 𝑙𝑛 ( ) . . (2.37)
: 𝑑𝑡 𝐴
Untuk mencari nilai dh /dt dicari
𝑉 = 𝐴 × ℎ … … … … … … . . … … … (2.35)
dari regresi nonlinear grafik h terhadap t
Dimana:
dengan cara memasukkan nilai t sebagai
𝑉 = Volume (cm3)
variable bebas. Hasil integrasi
𝐴 =Luas alas (cm2)
persamaan tersebut adalah garis lurus
ℎ = Tinggi cairan didalam tangki (cm)
dengan intersep ln (k/A) dengan gradien
karena v berbanding lurus dengan A,
n.
maka diperoleh grafik berupa garis lurus
2.11 Pompa

Jurnal Kajian Teknologi Kimia I 9


Vol. 6 No. 2. Des 2020 p-ISSN: 2476-910X
e- ISSN: 2621-8291

Pompa merupakan suatu alat yang


digunakan untuk memindahkan fluida
cair dari suatu tempat ke tempat lain.
Pompa mampu memindahkan fluida
dari tempat bertekanan rendah ke
tempat bertekanan tinggi dengan cara
dihubungkan pada sumber energi.

Pompa yang digunakan pada


praktikum ini adalah pompa sentrifugal,
Gambar 2.3 Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal adalah pompa yang
(Sumber: Anonim, t.t)
bekerja menggunakan energi mekanis
2.12 Kerangan (Valve)
dari luar pompa berupa motor listrik
Valve atau yang biasa disebut katup
yang selanjutnya digunakan untuk
adalah sebuah perangkat yang mengatur,
memutar impeler. Akibat putaran
mengarahkan atau mengontrol aliran dari
impeler tersebut fluida terdorong oleh
suatu cairan (gas, cairan, padatan
sudu-sudu kemudian fluida akan menuju
terfluidisasi) dengan membuka, menutup,
saluran keluar (discharge). Pada proses
atau menutup sebagian dari jalan
tersebut, fluida akan memperoleh
alirannya.
percepatan sehingga fluida akan
Valve yang digunakan pada
memiliki energi kinetik. Kecepatan
praktikum ini adalah gate valve. Gate
keluar fluida tersebut akan berkurang
valve adalah jenis valve yang paling
sehingga energi kinetik fluida berubah
sering dipakai dalam sistem perpipaan.
menjadi energi tekanan pada sudu-sudu
Fungsinya untuk membuka dan menutup
atau di dalam rumah pompa. Pompa
aliran. Gate valve tidak untuk mengatur
sentrifugal menggunakan impeler jenis
besar kecil laju suatu aliran fluida dengan
radial atau francis, sehingga
cara membuka setengah atau seperempat
menghasilkan aliran fluida tegak lurus
posisinya, Jadi posisi gate pada valve ini
terhadap pompa. Impeler jenis radial
harus benar benar terbuka (fully open)
digunakan untuk head (tinggi tekan)
atau benar-benar tertutup (fully close).
sedang hingga tinggi, sedangkan impeler
Gate valve hampir diaplikasikan pada
francis digunakan pada head rendah
seluruh sistem perpipaan pada kapal
dengan kapasitas lebih besar.
seperti sistem instalasi ballast dan fire
hydrant.

Jurnal Kajian Teknologi Kimia I 10


Vol. 6 No. 2. Des 2020 p-ISSN: 2476-910X
e- ISSN: 2621-8291

tekanan atmosfir (Bernasconi, G.,


1995).

III. METODE PENELITIAN


Pada percobaan dinamiko proses,
bahan yang digunakan berupa fluida yaitu
air tanah. Tangki yang diguanakan proses
ini terdiri dari 2 buah constant head tank
yang letaknya dibagian atas dan tanfki
sightglass yang berjumlah 3 buah,
dibagiam bawahnya tangki tersebut
disambungkan dengan pipa logam dan 6
Gambar 2.4 Gate Valve
buah valve ebagai pengaturan fluida.
(Sumber : Alvin, 2019)
Proses yang dilakukan pada percobaan ini
2.13 Tangki
adalah melakukan kalibrasi valve dan
Dalam industri kimia tangki melakukan proses percobaan steady state.
berpengaduk merupakan tangki yang Setelah didapatkan keadaan steady pada
paling sering digunakan untuk operasi percobaan ini diberikan gangguan lalu
yang tidak kontinyu atau batch. Yang mengamatinya hingga keadaan steady
dimaksud dengan tangki berpengaduk kembali.
adalah tangki pengaduk yang tertutup
IV. HASIL PENELITIAN DAN
dan berbentuk silinder. Tangki PEMBAHASAN
berpengaduk terdapat dalam berbagai Pada percobaan kali ini dilakukan
ukuran tergantung dari jenis bahan yang praktikum modul dinamika proses.
harus diproses dan kondisi operasi itu
Percobaan kali ini dilakukan untuk
sendiri. Tangki bisa terbuat dari mengetahui karakteristik valve,
berbagai bahan seperti baja, baja anti menentukan parameter n dan K yang
karat, baja pelapis karet, baja cor dan spesifik untuk tiap bukaan valve yang
besi cor. Bentuk reaktor yang biasa digunakan untuk mengevaluasi profil
digunakan adalah silinder tegak dengan ketinggian dalam tangki setelah suatu
alas dan head torispherical dan simulasi gangguan dilakukan,
dilengkapi dengan pengaduk. Tangki membandingkan tinggi permukaan air
pengaduk terutama digunakan untuk dalam tangki secara percobaan dengan
reaksi–reaksi kimia pada tekanan diatas tinggi permukaan air dalam tangki secara
teoritis, serta mengetahui dan
Jurnal Kajian Teknologi Kimia I 11
Vol. 6 No. 2. Des 2020 p-ISSN: 2476-910X
e- ISSN: 2621-8291

mempelajari keadaan sebelum dan setelah dengan nilai %Q diperoleh pada %


kondisi tunak tercapai. bukaan 20%, 40%, 60%, 80%, dan
4.1 Mengetahui karakteristik valve 100% adalah 30%, 52%, 81%, 89%, dan
Karakteristik valve terbagi 100% serta nilai laju alir (Q) setiap %
menjadi 3, yaitu quick opening, linear, bukaannya semakin meningkat, hal ini
dan equal percentage. Karakteristik terjadi karena kecilnya jumlah pengotor
valve diidentifikasi agar dapat pada air yang digunakan pada saat
diketahui tindakan yang tepat untuk percobaan dan mengakibatkan gesekan
mengendalikan valve tersebut agar yang terjadi semakin kecil antara pipa
kondisi operasinya sesuai dengan yang dan valve dengan fluida mengalirnya.
diinginkan.

Gambar 4.1 Grafik % Q terhadap %


Gambar 4.2 Grafik % Q terhadap % bukaan
bukaan valve A
valve B
Pada valve B di dalam percobaan
Pada valve A di dalam percobaan dinamika proses ini didapatkan hasil
dinamika proses ini didapatkan hasil karakteristik valve quick opening. Valve
karakteristik valve quick opening. dengan karakteristik ini memiliki laju alir yang
Valve dengan karakteristik ini memiliki meningkat secara signifikan pada persen
laju alir yang meningkat secara bukaan valve minimum dan terus meningkat
signifikan pada persen bukaan valve sampai persen bukaan valve maksimum. Pada
minimum dan terus meningkat sampai grafik karakteristik valve B diatas sesuai
persen bukaan valve maksimum. Pada dengan teori , dimana pada bukaan valve
grafik karakteristik valve A diatas minimum yaitu 20% sampai bukaan penuh
sesuai dengan teori , dimana pada yaitu 100% terjadi kenaikan pada laju alirnya
bukaan valve minimum yaitu 20% dengan nilai %Q diperoleh pada % bukaan
sampai bukaan penuh yaitu 100% 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% adalah 26%,
terjadi kenaikan pada laju alirnya 75%, 87%, 96%, dan 100% serta nilai laju alir
Jurnal Kajian Teknologi Kimia I 12
Vol. 6 No. 2. Des 2020 p-ISSN: 2476-910X
e- ISSN: 2621-8291

(Q) setiap % bukaannya semakin meningkat, mengakibatkan gesekan yang terjadi


hal ini terjadi karena kecilnya jumlah pengotor semakin kecil antara pipa dan valve
pada air yang digunakan pada saat percobaan dengan fluida mengalirnya.
dan mengakibatkan gesekan yang terjadi
semakin kecil antara pipa dan valve dengan
fluida mengalirnya.

Gambar 4.4 Grafik % Q terhadap %


bukaan valve D

Gambar 4.3 Grafik % Q terhadap % Pada valve D di dalam percobaan dinamika


bukaan valve C proses ini didapatkan hasil karakteristik valve
quick opening. Valve dengan karakteristik ini
Pada valve C di dalam percobaan
memiliki laju alir yang meningkat secara
dinamika proses ini didapatkan hasil
signifikan pada persen bukaan valve minimum
karakteristik valve quick opening. Valve
dan terus meningkat sampai persen bukaan
dengan karakteristik ini memiliki laju alir
valve maksimum. Pada grafik karakteristik
yang meningkat secara signifikan pada
valve D diatas sesuai dengan teori , dimana
persen bukaan valve minimum dan terus
pada bukaan valve minimum yaitu 20%
meningkat sampai persen bukaan valve
sampai bukaan penuh yaitu 100% terjadi
maksimum. Pada grafik karakteristik
kenaikan pada laju alirnya dengan nilai %Q
valve C diatas sesuai dengan teori ,
diperoleh pada % bukaan 20%, 40%, 60%,
dimana pada bukaan valve minimum
80%, dan 100% adalah 18%, 65%, 82%, 96%,
yaitu 20% sampai bukaan penuh yaitu
dan 100% serta nilai laju alir (Q) setiap %
100% terjadi kenaikan pada laju alirnya
bukaannya semakin meningkat, hal ini terjadi
dengan nilai %Q diperoleh pada %
karena kecilnya jumlah pengotor pada air yang
bukaan 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%
digunakan pada saat percobaan dan
adalah 27%, 69%, 87%, 90%, dan 100%
mengakibatkan gesekan yang terjadi semakin
serta nilai laju alir (Q) setiap % bukaannya
kecil antara pipa dan valve dengan fluida
semakin meningkat, hal ini terjadi karena
mengalirnya.
kecilnya jumlah pengotor pada air yang
digunakan pada saat percobaan dan
Jurnal Kajian Teknologi Kimia I 13
Vol. 6 No. 2. Des 2020 p-ISSN: 2476-910X
e- ISSN: 2621-8291

Gambar 4.6 Grafik % Q terhadap %


Gambar 4.5 Grafik % Q terhadap %
bukaan valve F
bukaan valve E

Pada valve F di dalam percobaan dinamika


Pada valve E di dalam percobaan dinamika
proses ini didapatkan hasil karakteristik valve
proses ini didapatkan hasil karakteristik valve
quick opening, tetapi terdapat penyimpangan
quick opening. Valve dengan karakteristik ini
pada %bukaan valve 60%. Pada grafik
memiliki laju alir yang meningkat secara
karakteristik valve F diatas tidak sesuai
signifikan pada persen bukaan valve minimum
dengan teori , dimana pada bukaan valve
dan terus meningkat sampai persen bukaan
minimum yaitu 20% sampai bukaan penuh
valve maksimum. Pada grafik karakteristik
yaitu 100% terjadi peningkatan yang tidak
valve E diatas sesuai dengan teori , dimana
signifikan pada laju alirnya dengan nilai %Q
pada bukaan valve minimum yaitu 20%
diperoleh pada % bukaan 20%, 40%, 60%,
sampai bukaan penuh yaitu 100% terjadi
80%, dan 100% adalah 26%, 53%, 61%, 90%,
kenaikan pada laju alirnya dengan nilai %Q
dan 100%. Terdapat %Q yang meningkat
diperoleh pada % bukaan 20%, 40%, 60%,
tetapi tidak signifikan pada %bukaan valve
80%, dan 100% adalah 21%, 65%, 89%, 95%,
60%, hal ini dikarenakan adanya pengotor
dan 100% serta nilai laju alir (Q) setiap %
pada air yang digunakan dan terdapat korosi
bukaannya semakin meningkat, hal ini terjadi
pada valve F sehingga mengakibatkan faktor
karena kecilnya jumlah pengotor pada air yang
gesekan antara valve dengan fluida semakin
digunakan pada saat percobaan dan
besar. Jika faktor gesekan antara pipa atau
mengakibatkan gesekan yang terjadi semakin
valve dengan fluida semakin besar maka laju
kecil antara pipa dan valve dengan fluida
alir fluida akan semakin kecil.
mengalirnya.
4.2 Parameter n dan K Untuk Tiap Bukaan
Valve Yang Digunakan

Jurnal Kajian Teknologi Kimia I 14


Vol. 6 No. 2. Des 2020 p-ISSN: 2476-910X
e- ISSN: 2621-8291

harga n dan k merupakan faktor koreksi dari


suatu laju alir yang tidak steady state yang
melewati suatu valve. Rentang nilai n yang
diperbolehkan yaitu 0,1 hingga 1. Nilai n dan
k diperoleh dari grafik ln (-A dh/dt) terhadap
ln ( ℎ ̅ ) dan didapatkan slope yaitu nilai n dan
intersep nilai ln k.
Gambar 4.10 Grafik nilai n dan k terhadap
%bukaan valve F
Pada percobaan yang telah dilakukan
terdapat nilai n dan k yang sesuai da nada
juga yang tidak sesuai. Beberapa factor
yang mempengaruhi ketidak sesuaian
tersebut adalah factor gesekan fluida
dengan penampang yang disebabkan
terdapat kotoran pada fluida atau adanya
Gambar 4.7 Grafik nilai n dan k terhadap korosi pada penampang.
%bukaan valve C 4.3 Perbandingan ketinggian air dalam
tangki secara percobaan dan teoritis

Berdasarkan hasil percobaan yang telah


dilakukan, diperoleh hasil perbandingan
ktinggian air dalam tangki secara teoritis
dan percobaan. Dari percobaan tersebut,
Gambar 4.8 Grafik nilai n dan k terhadap
ketinggianair dalam tangki secara
%bukaan valve D
percobaan diperoleh dari penurunan air
setiap 5 skala dari skala sightglass pada
tangki. Sedangkan ketinggian air dalam
tangki secara teoritis diperoleh dari hasil
perhitungan nilai n dan k, dengan
menggunakan kurva ln h terhadap ln (-A
dh), dimana nilai n didapat dari slope dan
Gambar 4.9 Grafik nilai n dan k terhadap
niali dt ln k didapat dari intersept. Dari
%bukaan valve E
kurva ini juga didapatkan nilai n dan k

Jurnal Kajian Teknologi Kimia I 15


Vol. 6 No. 2. Des 2020 p-ISSN: 2476-910X
e- ISSN: 2621-8291

sebagai factor koreksi ketinggian air


dalam tangki untuk valve C, D, E dan F.

Gambar 4.14 Kurva Perbandingan h Teoritis


dengan h Percobaan pada Valve F
Pada valve C,F dan E memiliki
perbedaan yang tidak signifikan dan
Gambar 4.11 Kurva Perbandingan h Teoritis
cenderung sama, namun pada valve D
dengan h Percobaan pada Valve C
pada bukaan 40 % terjadi penyimpangan
dan perbedaan yang signifikan. Hal ini
dapat disebabkan pada saat penurunan
skala 5 tidak tepat pada skala 5 sehingga
terdapat perbedaan ketinggiaan. Selain itu
juga dapat disebabkan oleh nilai skala 0
tidak tepat pada permukaan tangki.
4.4 Keadaan sebelum dan sesudah steady

Gambar 4.12 Kurva Perbandingan h Teoritis state

dengan h Percobaan pada Valve D Steady state merupakan keadaan


dimana suatu sistem tidak berubah
terhadap waktu, dengan kata lain konstan.
Pada percobaan ini dilakukan penentuan
% bukaan valve saat ketinggian air yang
diinginkan pada tangki hingga steady
state. Untuk mencapat keadaan steady
state dilakukan trial and error untuk

Gambar 4.13 Kurva Perbandingan h Teoritis mendapatkan persen bukaan valve yang

dengan h Percobaan pada Valve E sesuai. Bukaan valve tersebut merupakan


variable input dimana variable input
berubah maka akan menghasilkan output
yang sesuai dengan set point. Pada

Jurnal Kajian Teknologi Kimia I 16


Vol. 6 No. 2. Des 2020 p-ISSN: 2476-910X
e- ISSN: 2621-8291

percobaan kali ini dilakukan kondisi polymath dengan percobaan terdapat


steady state pada 2 tangki dan 3 tangki. perbedaan. Pada garis ketinggian
percobaan akan menghasilkan kurva
yang tidak rata dikarenakan oleh adanya
perubahan ketinggian air pada tangki
sebelum keadaan steady. Sedangkan
garis pada ketinggian berdasarkan
perhitungan polymath menghasilkan
garis yang lurus karena tidak terdapat
Gambar 4.14 Kurva perbandingan h perubahan ketinggian air secara terus
percobaan dan h pada polymath terhadap menerus pada tangki.
waktu steady state pada tangki 3 dan
tangki 5
Pada percobaan steady state 2
tangki, yaitu 5 cm pada tangki 3 dan 10
cm pada tangki 5. setelah dilakukan trial
and error didapatkan bukaan valve A
sebesar 20%, valve C 25%, dan valve F
sebesar 20% untuk mencapai keadaan
steady. Setelah keadaan steady pada valve
F diberi gangguan sebesar 10% sehingga Gambar 4.14 Kurva perbandingan h
keadaan menjadi unsteady dan steady percobaan dan h pada polymath terhadap
kembali dengan ketinggian konstan pada waktu steady state pada tangki 3, tangki
tangki 5 mengalami perubahan dari 10 cm 4 dan tangki 5
menjadi 2,5 cm. Perubahan ketinggian
disebabkan oleh gangguan pada bukaan Pada percobaan steady state 3

valve F yang menyebabkan laju aliran tangki, yaitu 10 cm pada tangki 3, 5 cm

keluar pada tangki 5 semakin besar pada tangki 4, 10 cm pada tangki 5.

sehingga ketinggian konstannya setelah dilakukan trial and error

menurun. didapatkan bukaan valve A sebesar


20%, valve B 20%, valve C 25%, valve
Berdasarkan grafik diatas E 10%, dan valve F sebesar 10% untuk
menunjukkan bahwa waktu kenaikkan mencapai keadaan steady. Setelah
permukaan air secara perhitungan keadaan steady pada valve E dan F

Jurnal Kajian Teknologi Kimia I 17


Vol. 6 No. 2. Des 2020 p-ISSN: 2476-910X
e- ISSN: 2621-8291

diberi gangguan sebesar 10% sehingga 2. Parameter nilai n dan k diperoleh


keadaan menjadi unsteady dan steady dari persamaan ketinggian air dalam
kembali dengan ketinggian konstan tangki. Nilai n dan k pada valve
pada tangki 4 mengalami perubahan C,D,E dan F terdapat penyimpangan
dari 5 cm menjadi 1,2 cm dan pada yang tidak sesuai dengan teori dapat
tangki 5 dari 10 cm menjadi 3,4 cm. disebabkan oleh beberapa factor
Perubahan ketinggian disebabkan oleh yaitu adanya factor gesekan yang
gangguan pada bukaan valve E dan F terjadi lalu dapat disebabkan
yang menyebabkan laju aliran keluar pengosongan tangki tidak tepat.
pada tangki 4 dan 5 semakin besar serta 3. Penentuan ketinggian permukaan air
laju aliran masuk pada tangki 5 semakin dalam tangki secara percobaan dan
besar sehingga ketinggian konstannya teoritis mengalami perbedaan namun
menurun. tidak signifikan dan ada pula yang
sama. Pebdaan terjadi karena adanya
Berdasarkan grafik diatas
factor korosi serta factor gesekan.
menunjukkan bahwa waktu kenaikkan
4. Keadaan steady state pada 2 tangki
permukaan air secara perhitungan
yaitu tangki 3 dan tangki 5 berada
polymath dengan percobaan terdapat
pada ketinggian 5 cm dan 10 cm
perbedaan. Pada garis ketinggian
setelah dapat gangguan pada valve F
percobaan akan menghasilkan kurva
sebesar %bukaan 10%. Ketinggian
yang tidak rata dikarenakan oleh adanya
air dengan keadaan steady berubah
perubahan ketinggian air pada tangki
menjadi 3 cm dan 2,5 cm. pada 3
sebelum keadaan steady. Sedangkan
tangki yaitu tangki 3, tangki 4, dan
garis pada ketinggian berdasarkan
tangki 5 berada pada keadaan steady
perhitungan polymath menghasilkan
dengan ketinggian 10 cm, 5 cm dan
garis yang lurus karena tidak terdapat
10 cm. setelah diberi gangguan pada
perubahan ketinggian air secara terus
valve E sebesar % bukaan 10% dan
menerus pada tangki.
pada valve F sebesar % bukaan 10%

V. KESIMPULAN DAN SARAN keadaan steady berubah menjadi 10

1. Karakteristik valve yang diperoleh cm, 1,2 cm dan 3,4 cm.

pada valve A,B,C,D,E dan F yaitu


quick opening yang artinya bukaan
valve yang kecil akan menghasilkan
kenaikan laju alir yang besar.

Jurnal Kajian Teknologi Kimia I 18


Vol. 6 No. 2. Des 2020 p-ISSN: 2476-910X
e- ISSN: 2621-8291

DAFTAR PUSTAKA
Alvin. (2019). Jenis-Jenis Valve dan

Fungsinya.

Ardiyan, & Harimawan. (2013). Dinamika

Proses Tangki . ITB.

C, N. W. (2019). Panduan pelaksanaan

Laboratorium Instruksional . ITB.

Candra, & Enduro. (n.d.). Tugas Makalah

Pompa.

Desi, K. (2012). Dinamika Pengosongan

Tangki.

Dewi, & Meliana. (n.d.). Laporan

Pengendalian Proses.

Ritonga, & Yusuf, I. (2002). Pengendalian

Proses 2. Universitas Sumatera Utara,

Medan.

Tirtanto, & Andrian. (2017). Modul Praktikum

Operasi Teknik Kimia 2 Dinamika

Proses. Surya University.

Jurnal Kajian Teknologi Kimia I 19

Anda mungkin juga menyukai