Anda di halaman 1dari 4

Diskusi 2 Perilaku Organisasi

DISKUSI 2

Kurt Lewin merumuskan bahwa perilaku merupakan fungsi dari kepribadian dan
lingkungan. Dengan memperhatikaan rumusan tersebut, apakah yang dapat dilakukan
manajemen dalam mengelola perilaku individu di dalam organisasi ? Terutama dalam
upaya peningkatan kinerja organisasi menjadi lebih baik. Bagaimana masing masing
variabel yang dikemukakan tersebut dapat digunakan dalam kebijakan manajemen.

*hindari plagiasi dan kerjakan menurut bahasa Anda sendiri

Kurt Lewin merupakan seorang pakar dalam bidang psikologi sosial. Ia menyatakan
bahwa perilaku seseorang merupakan kombinasi dari kepribadian dan lingkungan
dalam kurun waktu lama. Dengan kata lain perilaku seseorang dipengaruhi oleh
kepribadian dan lingkungan, sehingga secara matematis dapat dirumuskan sebagai
berikut:

B = f (P, E)

Keterangan: B adalah behavior (perilaku)

P adalah personality (kepribadian)

E adalah environment (lingkungan)

Berdasarkan rumus di atas, maka tanggapan atas diskusi kali ini dapat dilihat dari dua
variabel, yakni variabel kepribadian dan lingkungan.

Bila diuraikan dari variabel kepribadian, pertama, secara individual seseorang bisa
sama atau berbeda dari orang lain tergantung dari karakteristik dan kecenderungannya
masing-masing. Kedua, kesamaan atau perbedaan muncul dalam bentuk perilaku dan
tindakan seseorang, dan ketiga karakteristik dan kecenderungan tersebut tidak mudah
dipengaruhi oleh tekanan-tekanan sosial, biologis, situasi atau momen-momen tertentu.
Secara sekilas, kita dapat menilai bahwa dengan adanya tiga uraian di atas manajemen
akan menghadapi berbagai kesulitan menghadapi berbagai macam perbedaan karakter
dan kecenderungan yang akan memengaruhi perilaku individu dan pada akhirnya
perilaku organisasi, Oleh karena itu tindakan yang dapat dilakukan manajer yang
pertama adalah meminta ke bagian HRD untuk menyeleksi karakter-karakter dan
kepribadian yang sesuai dengan kebutuhan organisasi pada saat melakukan
rekrutmen. Perbedaan individu yang tercermin pada tujuan individu harus diperhatikan
oleh setiap organisasi untuk dipenuhi agar selaras dengan tujuan organisasi (Susana,
2009). Ilmu psikologi saat ini sudah berkembang sedemikian rupa sehingga alat tes
berupa psikotest, wawancara, unjuk kerja dapat menjadi saringan yang efektif untuk
memperoleh kepribadian yang diinginkan oleh organisasi. Sebagai contoh HRD dapat
menggunakan Wartegg Drawing Completion Test untuk menilai atau mengevaluasi
kepribadian individu saat wawancara pekerjaan. Test lainnya seperti MBTI (Myers-
Briggs Type indicator) dapat dipakai untuk mengetahui karakter kepribadian karyawan
perusahaan agar dapat ditempatkan pada bidang-bidang yang membuat potensi
karyawan tersebut optimal. Tindakan kedua yang dapat dilakukan adalah
mengintegrasikan tes kepribadian dalam program orientasi pegawai baru, dan tindakan
ketiga adalah ikut serta pada sesi pelatihan kepemimpinan dengan modul
pembelajaran yang bertujuan untuk mengelola kepribadian yang berbeda di tempat
kerja dengan sukses (Anonim A, 2022).

Variabel berikutnya yang memengaruhi perilaku individu adalah lingkungan.Selain


memerhatikan karakteristik individu pihak manajemen perlu memerhatikan lingkungan
kerja yang aman dan kultur organisasi yang menjanjikan, sehingga karyawan dapat
melaksanakan tugas dalam menunjang prestasi kerja mereka. Menurut Susana (2009)
lingkungan kerja pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua: (1) Lingkungan fisik,
meliputi ventilasi, penerangan, tata letak, peralatan dan (2) lingkungan psikososial atau
perlakuan yang diterima, misalnya tempat kerja yang memudahkan interaksi sosial
yang tercipta secara positif. Nitisemito (1996 dalam Susana 2009) menyatakan bahwa
lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada di lingkungan para pekerja yang
memengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas, seperti temperature, kelembaban,
polusi, udara, ventilasi penerangan, kegaduhan, kebisingan, kebersihan tempat kerja
dan memadai tidaknya alat dan perlengkapan kerja. Penelitian yang dilakukan Prabowo
& Prawitasari (2007 dalam Susana 2009) menunjukkan bahwa lingkungan kerja
berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Lebih jauh Susana (2009) menyatakan bahwa
prestasi kerja memiliki korelasi sangat kuat dan searah dengan lingkungan kerja. Oleh
karena itu, manajer perlu melakukan setting lingkungan baik secara fisik (temperature,
kelembaban, penerangan dan sebagainya) maupun sosial (kenyaman bekerja,
keberterimaan, keramahan dan sebagainya)
Daftar Referensi

Anonim A.2022. Mengelola Beragam Kepribadian:Bagaimana Pemimpin HR Membantu


Para Manajer. Diakses 26 Maret 2022
https://www.jobstreet.co.id/id/cms/employer/mengelola-beragam-kepribadian-
bagaimana-pemimpin-hr-membantu-para-manajer/

Hanifi, A.K. 2021. 10 Alat Tes Psikologi dan Kegunaannya. Diakses 26 Maret 2022

https://kampuspsikologi.com/alat-tes-psikologi-dan-kegunaannya/

Sobirin, A. 2021. Perilaku Organisasi. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka

Susana, E. 2009. Karakteristik Individu dan Lingkungan Kerja Terhadap Prestasi Kerja
Karyawan Bank Syariah. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 13, No 3 September
2009, hal. 534-546. Diakses 26 Maret 2022
https://media.neliti.com/media/publications/116019-ID-karakteristik-individu-dan-
lingkungan-ke.pdf

Anda mungkin juga menyukai