Anda di halaman 1dari 4

Diskusi 1

Kajian tentang perilaku organisasi terus berkembang dari waktu ke waktu sesuai
dengan kompleksitas yang dihadapi oleh organisasi dalam tantangan dan
perubahan lingkungan yang semakin meningkat. Dapatkah saudara memberikan
pendapat tentang pentingnya kajian perilaku organisasi dalam proses manajemen
serta dalam kondisi yang seperti apakah sangat diperlukan. Berikan contoh kasus
organisasi yang saudara ketahui.

*hindari plagiasi dan kerjakan menurut bahasa Anda sendiri.

PEMBAHASAN

Untuk menjawab mengenai pentingnya kajian perilaku organisasi dalam proses


manajemen perlu diketahui dulu mengenai definisi organisasi, manajemen, perilaku
organisasi dan manfaat mempelajari perilaku organisasi, sehingga nanti dapat ditarik
kesimpulan untuk menjawab mengenai topik diskusi di atas.

Pengertian Organisasi menurut Gani,dkk (2021 hal v) adalah kumpulan


individu, lebih dari dua orang yang memiliki peminatan dan tujuan yang sama.
Tujuan sebuah organisasi dituliskan dalam visi dan misi organisasi. Visi dan misi
mengarahkan individu di dalam organisasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sobirin (2015 hal 1.2) menambahkan bahwa dengan berdirinya organisasi maka
kebutuhan orang-orang yang terlibat di dalamnya dapat terpenuhi. Stephen Robbins
(dalam Sobirin 2015) memberikan definisi yang lebih komprehensif sebagai berikut.

“Organisasi adalah unit sosial yang sengaja didirikan untuk jangka


waktu yang relatif lama, beranggotakan dua orang atau lebih yang bekerja
bersama-sama dan terkoordinasi, mempunyai pola kerja tertentu, serta
didirikan untuk mencapai tujuan bersama atau satu set tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya”

Secara sederhana Follet (dalam Sulastri, 2014 hal 1) menyatakan bahwa


manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Griffin dalam
Sulastri (2014 hal 9) menambahkan definisi manajemen sebagai sebuah
perencanaan, pengorganisasian, pengoordinasian dan pengontrolan sumber daya
untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Stoner (dalam Sulastri 2014 hal
11) melengkapi bahwa manajemen ialah proses perencanaan, organisasi,
kepemimpinan dan pengawasan terhadap usaha-usaha anggota organisasi dan
penggunaan semua sumber-sumber organisasi lainnya untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.

Menurut Daft dalam Sobirin (2015) Perilaku organisasi adalah bidang studi
yang membahas organisasi secara mikro, sehingga manusia menempati posisi
sentral dan diperlakukan sebagai tempat berpijak untuk memahami organisasi
secara keseluruhan. Teori serupa dikemukakan oleh Davis dan Newstrom dalam
Sobirin (2015) yang menyatakan bahwa perilaku organisasi adalah bidang studi
yang mempelajari bagaimana manusia berperilaku dan bertindak dalam organisasi.
Sementara itu Robbins (dalam Sobirin 2015 hal 1.41) melengkapi pembahasan
dengan memasukkan variable saling memengaruhi antara manusia dan aspek-
aspek manusia yang relevan dengan organisasi.

Sobirin (2015 hal 1.44) menyatakan bahwa tujuan mempelajari perilaku organisasi
agar perilaku manusia dalam organisasi dapat dideskripsikan, dijelaskan dan
diprediksi serta dikendalikan dan tujuan orang-orang yang terlibat di dalamnya
tercapai secara optimal.

Berdasarkan landasan teori di atas maka saya berpendapat sebagai berikut:

Pada era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 ini, organisasi harus mampu
melakukan adaptasi mengikuti ritme dan iramanya. Tantangan dan perubahan
lingkungan yang dihadapi bukan semakin ringan, namun semakin menantang.
Apabila organisasi tidak dapat menyikapi tantangan ini sebagai sebuah peluang,
maka akan dikalahkan oleh organisasi kompetitornya dimana efek berikutnya tujuan
organisasi dapat tidak tercapai.

Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan sejumlah terobosan teknologi baru di


antaranya robot kecerdasan buatan (Artificial Intelligent/AI), Teknologi nano,
Bioteknologi, Teknologi Komputer Kuantum, Blockchain, Teknologi berbasis internet
dan Printer 3D, sedangkan Society 5.0 lebih menekankan pada masyarakat sebagai
subjek yang dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial
dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir pada Revolusi Industri 4.0.
Manajer pada berbagai level harus melihat hal ini sebagai peluang yang
dapat dimanfaatkan demi keuntungan organisasi. Organisasi, baik itu yang bersifat
profit ataupun pelayanan, pemerintah maupun swasta, dapat merasakan efek
positifnya dengan memanfaatkan teknologi terkini yang telah dibuat. Kini kita dapat
menemukan di pasaran pendingin ruangan (Air Conditioner/AC) dan pasta gigi
berteknologi nano, pelayanan sertifikasi pengguna jasa di instansi pemerintahan
bertransformasi menggunakan internet dan online. Hal ini merupakan sebuah
pemandangan lumrah dari organisasi yang memanfaatkan Revolusi Industri 4.0.

Untuk mewujudkan proses perubahan di atas memerlukan waktu yang tidak


instan. Manajemen harus melakukan berbagai perencanaan, pengordinasian,
pengendalian dan pengawasan kepada karyawan/staf yang berada di dalam
organisasi tersebut. Pada titik inilah kajian perilaku organisasi memainkan perannya.
Bila sumber daya yang dimiliki diharuskan memiliki kualifikasi tertentu untuk
menjalankan teknologi yang diinginkan, maka proses rekruitmen atau pelatihan
menjadi sebuah program yang harus disiapkan oleh manajemen. Sebuah insentif
atau reward dapat diberikan agar dapat meningkatkan motivasi karyawan/staf untuk
mempercepat suatu program yang sedang dijalankan. Bila perusahaan dikaitkan
dengan efisiensi dan arus kas yang harus diupayakan dalam kondisi positif, maka
pada instansi pemerintahan diharuskan mencapai pelayanan prima yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian PAN-RB.

Contoh kasus yang dapat diangkat

1. Pada pertengahan tahun 2000-an Dunia digemparkan dengan kemunculan


vendor ponsel Black Berry dengan fitur unggulannya Black Berry Messenger (BBM).
Dengan BBM, pengguna diuntungkan dengan tarif yang lebih ekonomis dalam
melakukan transaksi perpesanan (SMS, MMS). Pecinta produk ini rela mengantri
berjam-jam demi mendapatkan ponsel Black Berry keluaran terbaru. Namun,
kompetitor lainnya seperti Samsung dan Apple tidak tinggal diam. Kedua
perusahaan tersebut, khususnya manajemen, senantiasa melakukan riset dan
inovasi memanfaatkan penemuan teknologi era Revolusi 4.0, sehingga mampu
membalikkan posisi dalam memimpin pangsa pasar penjualan ponsel.
2. Program IQFAST pada Badan Karantina Pertanian

IQFAST (Indonesia Quarantine Full Automation System) merupakan inovasi


teknologi yang dimiliki oleh Badan Karantina Pertanian. Pada tahun 2020,
Kementerian PAN-RB mengumumkan bahwa IQFAST merupakan salah satu TOP
45 Inovasi Pelayanan Publik. Salah satu fitur unggulan yang dimiliki adalah PPK
(Permohonan Pemeriksaan Karantina) online. Dengan mengakses fitur PPK Online,
pengguna jasa dapat menghemat waktu karena dapat diisi sendiri sebelum datang
ke kantor Karantina Pertanian.

Daftar Pustaka

Anonim A, 2016. Mengulik Data Suku di Indonesia. Diakses melalui


https://bungokab.bps.go.id/news/2016/01/01/3/mengulik-data-suku-di-indonesia.html
(15 Maret 2022)

Gani, N.A., Utama, R.E., Jaharuddin, Priharta, Andry. 2021. Perilaku Organisasi.
Jakarta: Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Sobirin, Achmad. 2015. Perilaku Organisasi. Tangerang Selatan: Universitas


Terbuka – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sulastri, Lilis. 2014. Manajemen sebuah Pengantar:Sejarah, Tokoh, Teori dan


Praktik. Bandung : LaGood’s Publishing.

Anda mungkin juga menyukai