Salin1-Makalah Akuntansi Syariah Kel. 2 1
Salin1-Makalah Akuntansi Syariah Kel. 2 1
MAKALAH
RIAU
2022
1
DAFTAR ISI
2.1Contoh Laporan Keuangan syariah........................................................................................ 6
(Nama Bank).................................................................................................................................. 6
2.4.2 Laporan Laba rugi............................................................................................................. 8
Pada tahun yang terakhir (tahun) dengan ( tahun lalu)............................................................ 8
( Nama Bank ) Laporan Arus Kas............................................................................................... 9
2.4.4 Laporan Perubahan Modal atau Laporan Laba Ditahan............................................ 12
Untuk tahun yang terakhir ( tahun ) dengan ( tahun yang lalu )............................................ 12
(Nama Bank)................................................................................................................................ 12
( Nama bank )............................................................................................................................... 13
Untuk tahun yang terakhir ( tahun ) dengan (tahun lalu )...................................................... 13
2.2 Perbedaan Laporan keuangan Syariah dan Konvensional.............................................14
2.5.1 Dari Segi Pelaporan............................................................................................................14
3.5.2 Dari segi akad dan legalitas.............................................................................................16
3.5.3 Dari segi penyelesain sengketa........................................................................................ 17
3.5.4 Dari segi usaha yang di biayai.........................................................................................18
3.5.5 Dari segi pendapatan (laba)............................................................................................ 19
3.5.6 Lingkungan Kerja Dan Corporate Culture...................................................................19
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................ 24
BAB III PENUTUP......................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................25
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan Makalah Laporan Keuangan Entitas Syariah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penyusunan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah Akuntansi Syariah. Selain itu, Makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang bagaimana penyajian Laporan Keuangan Entitas Syariah bagi para pembaca dan juga
bagi penyusun.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu HIDAYATI NASRAH, S.E., M.Acc, Ak. selaku
dosen mata kuliah Akuntansi Syariah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini.
Kami menyadari, Makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan Makalah ini.
Kami berharap Makalah ini berguna bagi para pembaca dan semoga materi yang kami
sampaikan dalam ini menjadi sumbangan pemikiran dan tambahan pengetahuan bagi kita semua.
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu laporan keuangan bermanfaat apabila informasi yang di sajikan dalam laporan keuangan
tersebut dapat dipahami, relevan, andal dan dapat di perbandingkan. Akan tetapi, perlu di sadari
pula bahwa laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin di butuhkan
oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan bank karena secara umum laporan keuangan
hanya menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu dan tidak di wajibkan untuk
menyediakan informasi non keuangan.
Ada beberapa perbedaan unsur antara laporan keuangan lembaga syariah dan laporan lembaga
keuangan konvensional. Unsur-unsur yang ada dalam laporan keuangan lembaga syariah antara
lain, neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan
dana investasi terikat, laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infaq dan shodaqoh, laporan
sumber dan penggunaan dana qardhul hasan. Sedangkan unsur-unsur yang ada dalam laporan
keuangan lembaga konvensional adalah neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas,
laporan arus kas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian laporan keuangan Syariah?
2. Apa tujuan Pembuatan laporan keuangan Syariah?
3. Apa saja komponen-komponen laporan keuangan Syariah?
4. Bagaimana contoh laporan keuangan Syariah?
5. Apa perbedaan laporan keuangan syariah dan konvensional?
1.3 Tujuan Masalah
1. Agar Mengetahui pengertian laporan keuangan syariah
2. Agar Mengetahui tujuan Pembuatan laporan keuangan Syariah
3. Agar Mengetahui komponen-komponen laporan keuangan Syariah
4. Agar Mengetahui Bagaimana contoh laporan keuangan Syariah
5. Agar Mengetahui perbedaan laporan keuangan syariah dan konvensional
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Laporan Keuangan Entitas Syariah
Lembaga keuangan syariah menurut Dewan Syariah Nasional (DSN) adalah lembaga
keuangan yang mengeluarkan produk keuangan syariah dan yang mendapat izin oprasional
sebagai lembaga keuangan syariah. Definisi ini menegaskan bahwa suatu lembaga keuangan
syariah harus memenuhi dua unsur, yaitu unsur kesesuaian syariah islam dan unsur legalitas
oprasi sebagai lembaga keuangan.jadi laporan keuangan syariah adalah bagaimana lembaga
keuangan syariah tersebut menyajikan laporan keuangan syariah sesuai yang belaku di lembaga
keuangan syariah itu sendiri. Sehinga laporan keuangan syariah adalah laporan yang dibuat
khusus dari pihak lembaga keuangan syariah sesuai dengan ketentuan standar akutansi syariah
yaitu mengacu pada PSAK dan KDPPLKS1. dan atausuatu laporan keuangan mencatat secara
ketentuan syariah seluruh kejadian keuangan dimasa lampau artinya kejadian yang sudah berlalu
berdasarkan asumsi – asumsi tertentu dan bukti – bukti pendukung yang akurat, yang dapat
dibenarkan oleh prinsip – prinsip laporan keuangan syariah.
Laporan keuangan di Indonesia pada dasarnya dianjurkan menggunakan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK), untuk perusahaan go public, pelaporan keuangannya menggunakan prinsip
akuntansi yang diatur SAK.
2.2 Tujuan Pembuatan Laporan KeuanganEntitasSyariah
Tujuan laporan keuangan syariah adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi2. Disamping itu, tujuan
lainnya adalah:
1. mengingkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan usaha;
2. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi aset, kewajiban,
pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, bila ada dan bagaimana perolehan
dan penggunaannya:
3. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas syariah terhadap
amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak; dan
4. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam modal dan pemilik dana
syirkah temporer; dan informasi mengenai pemenuhan kewajiban (obligation) fungsi sosial entitas
syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah, dan wakaf.
2.3 Komponen-komponen Laporan Keuangan Syariah
1. Laporan posisi keuangan (neraca)
Unsur-unsur neraca meliputi aktiva, kewajiban, investasi tidak terikat, dan ekuitas.
Penyajian aktiva pada neraca atau pengungkapan pada catatan atas laporan keuangan atas
aktiva yang dibiayai oleh bank sendiri dan aktiva yang dibiayai oleh bank bersama pemilik dana
investasi tidak terikat, dilakukan secara terpisah.
2. Laporan laba dan rugi
Dengan memperhatikan ketentuan dalam PSAK lainnya,dalam laporan laba rugi
mencakup, tetapi tidak terbatas pada pos-pos pendapatan dan beban.
3. Laporan arus kas
5
Laporan Arus Kas merupakan laporan mengenai keluar masuknya kas selama periode
tertentu. Informasi arus kas memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai
kemampuan entitas syariah dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan entitas
syariah dalam menggunakan arus kas tersebut.
4. Laporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan ekuitas entitas syariah menggambarkan peningkatan atau penurunan
aset bersih selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut
dalam laporan keuangan.
5. Laporan perubahan investasi terikat
Laporan perubahan dana investasi terikat memisahkan dana investasi terikat berdasarkan
sumber dana dan memisahkan investasi berdasarkan jenisnya.
6. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infaq dan shadaqah:
Bank syari’ah menyajikan laporan sumber dan penggunaan zakat, infaq, dan
shodaqoh sebagai komponen utama laporan keuangan yang menunjukkan:
a. Sumber dana zakat, infaq dan shadaqah yang berasal dari penerimaan:
o Zakat dari bank syari’ah
o Zakat dari pihak luar bank syaria’ah
o Infaq
o Shadaqah
b. Penggunaan dana zakat, infaq dan shadaqah untuk:
o Fakir
o Miskin
o Hamba sahaya
7
2.4 Contoh Laporan Keuangan Syariah
2.1 Contoh Laporan Keuangan syariah
2.4.1 Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
(Nama Bank)
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi
Pada Bulan xx Tahun xxxx
8
2.4.2 Laporan Laba rugi
(Nama Bank)
Laporan Laba Rugi
Pada tahun yang terakhir (tahun) dengan ( tahun lalu)
9
Pendapatan netto sebelum saham minoritas ( saham 30 x.xxx x.xxx
minoritas ) xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Pendapatan netto (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx)
(x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx)
x.xxx.xxx x.xxx.xxx
(x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx)
x.xxx.xxx x.xxx.xxx
(x.xxx) (x.xxx)
x.xxx.xxx x.xxx.xxx
10
Zakat yang dibayarkan (xxx.xxx) --
Pajak yang dibayarkan -- --
Keuntungan dari rekening
xxx.xxx
investasi tidak terbatas --
Keuntungan dari penjualan
aktiva tetap -- --
Depresiasi dari aktiva yang
x. xxx.xxx
disewakan --
Provisi untuk penurunan
--
nilai investasi pada surat- --
surat berharga
(x.xxx)
Piutang ragu-ragu --
(xxx.xxx)
Pembelian aktiva tetap --
xx.xxx.xxx
Arus kas netto dari operasi --
Arus dari kegiatan
investasi -- --
Penjualan real estate yang
disewakan - --
-
Pembelian real estate yang
disewakan xx.xxx.xxx --
Penjualan real estate -- --
Investasi pada surat-surat
berharga (x.xxx.xxx) --
Kenaikan pada investasi
mudharabah x.xxx.xxx --
Penjualan persediaan x.xxx.xxx --
Penjualan istishna’ (x.xxx.xxx) --
Kenaikan netto pada
piutang x.xxx.xxx --
Arus kas netto dari
kegiatan investasi
11
Arus kas dari kegiatan
keuangan xxx.xxx --
Kenaikan netto pada
rekening investasi tidak x.xxx.xxx --
terbatas x.xxx.xxx --
Kenaiakn netto pada xxx.xxx --
rekening koran
Deviden yang dibayarkan
Kenaikan pada saldo kredit
dan biaya-biaya (xxx.xxx) --
(penurunan) pada biaya
yang dikeluarkan xxx.xxx
(accrud expenses) xx.xxx.xxx --
Kenaikan pada saham xx.xxx.xxx --
minoritas
Penurunan pada aktiva lain
Penurunan arus kas dari xx.xxx.xxx
kegiatan pembiayaan --
xx.xxx.xxx
Kenaikan/penurunan uang --
kas dan setara kas xx.xxx.xxx
Kas dan setara kas pada --
awal tahun
Kas dan setara kas pada
akhir tahun
12
2.4.4 Laporan Perubahan Modal atau Laporan Laba Ditahan
( Nama Bank )
Laporan perubahan Modal
Untuk tahun yang terakhir ( tahun ) dengan ( tahun yang lalu )
Cadangan Unit
Uraian Modal Disetor Unit Moneter Laba
Moneter yang Total
Unit Moneter Umum Ditahan
sah
Saldo per tahun xxx.xxx.xxx -- -- -- xxx.xxx.xxx
Emisi ( ) saham -- --
x.xxx.xxx
Pendapatan netto x.xxx.xxx
--
Keuntungan dibagikan xxx.xxx xxx.xxx (x.xxx.xxx)
Transfer ke cadangan
13
Penggunaan zakat dan sumbangan
Zakat untuk fakir dan miskin
Zakat untuk Ibnu Sabil xxx.xxx --
Zakat untuk ghairimin dan membebaskan xxx.xxx --
budak xx.xxx --
Zakat untuk mu’allaf
Zakat untuk fisabilillah xxx.xxx --
Zakat untuk amil zakat ( biaya administrasi dan xxx.xxx --
umum )
xxx.xxx --
Total penggunaan dana
x.xxx.xxx --
Kenaikan ( penurunan ) sumber-sumber
terhadap penggunaan
Zakat dan sumbangan yang belum dibagikan x.xxx.xxx --
pada awal tahun
x.xxx.xxx --
Zakat dan sumbangan yang belum dibagikan
pada akhir tahun
x.xxx.xxx --
14
Alokasi dari rekening koran xxx.xxx xxx.xxx
Alokasi dari pendapatan yang dilarang syariah
(haram ) xxx.xxx
Sumber diluar bank xxx.xxx xxx.xxx
15
Perbedaan 5 dan 8 jenis tersebut adalah sebagai berikut:
Perbedaan Laporan Keuangan
Bank Konvensional Bank Syariah
1. Neraca 1. Neraca
2. Laporan laba rugi 2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Arus Kas 3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Perubahan Ekuitas 4. Laporan Peruubahan Ekuitas
5. Catatan Atas Laporan Keuangan 5. Lap. Perubahan dana investasi
terkait
6. Laporan Rekonsiliasi Pendapatan
dan bagi Hasil
7.Laporan Sumbber dana dan
penggunaan dana Zakat
8.Laporann Dan penggunaan dana
kebaikan.
Acuan peyusunan laporan keuangan
A. Bank Konvensional
Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan
(KDPPLK)
PSAK (no 1-58)
Pedoman akutansi perbankan Indonesia (PAPI)
B. Bank Syariah
Kerangka Dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan
syariah (KDPPLKS)
PSAK Syariah (No.101-109)
PSAK 59: Akutansi perbankan
Pedoman Akutansi Perbankan Syariah indonesia (PAPSI)
16
3.5.2 Dari segi akad dan legalitas
Fiqih muamalat Islam membedakan antara wa’ad dengan akad. Wa’ad
adalah janji (promise) antara satu pihak kepada pihak lainnya, sementara akad
adalah kontrak antara dua belah pihak. Wa’ad hanya mengikat satu pihak, yakni
pihak yang memberi janji berkewajiban untuk melaksanakan kewajibannya.
Sedangkan pihak yang diberi janji tidak memikul kewajiban apa-apa terhadap
pihak lainnya. Dalam wa’ad, terms and condition-nya belum ditetapkan secara
rinci dan spesifik (belum well defined). Bila pihak yang berjanji tidak dapat
memenuhi janjinya, maka sanksi yang diterimanya lebih merupakan sanksi moral.
Akad merupakan suatu kesepakatan yang mengikat kedua belah pihak
yang saling bersepakat, yakni masing-masing pihak terikat untuk melaksanakan
kewajiban mereka masing-masing yang telah disepakati terlebih dahulu. Dalam
akad, terms and condition-nya sudah ditetapkan secara rinci dan spesifik (sudah
well-defined). Bila salah satu atau kedua pihak yang terikat dalam kontrak itu
tidak dapat memenuhi kewajibannya, maka ia/mereka menerima sanksi seperti
yang sudah disepakati dalam akad.
Dalam bank syariah, akad yang yang dilakukan memiliki konsekwensi
duniawi dan ukhrowi, karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum islam.
Sehingga kesepakatan dapat diminimalisir. Selain itu akad dalam perbankan
syariah baik dalam hal barang, pelaku transaksi, maupun ketentuan lainnya harus
memenuhi ketentuan akad, seperti hal-hal berikut.
a. Rukun, seperti penjual, pembeli, barang, harga dan ijab qabul.
b. Syarat, seperti:
Barang dan jasa harus halal.
Harga barang dan jasa harus jelas
Tempat penyerahan harus jelas.
Barang yang ditransaksikan harus sepenuhnya dalam kepemilikan.
Dari uarian diatas akad dan legalitas sebuah lembaga keungan syariah dan
konvensional itu berbeda dimana akad dalam bank syariah itu memberikan nilai
dunia dan ahirat karena disitu menentukan langkah yang akan dilakukan oleh
17
sesorang. Sementara dalam konvensional hanya akan memberikan sanki moral sesuai dengan
yang sudah disepakati di awal.
3.5.3 Dari segi penyelesain sengketa
Berbeda dengan perbankan konvensional, jika pada perbankan syariah
terdapat perbedaan atau perselisihan antara bank dan nasabahnya, kedua belah
pihak tidak menyelesaikannya di peradilan negeri, tetapi menyelesaikannya sesuai
tata cara dan hukum syariah. Lembaga yang mengatur hukum berdasar prinsip
syariah di Indonesia dikenal dengan nama Badan Arrbitrase Muamalah Indonesia
(BAMUI) yang didirikan secara bersama oleh Kejaksaan Agung Republik
Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia. Menurut UU No.30 tahun 1999 pasal 1
angka 1 arbitase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata diluar peradilan
umum yang didasarkan pada perjanjian arbitase yang dibuat secara tertulis oleh
para pihak yang bersengketa, Dengan kata lain bahwa arbitase adalah lembaga
yang dipilih oleh pihak yang bersengketa dan untuk memberikan keputusan
mengenai sengketa yang mereka persilihkan.
Dalam rekomendasi RAKERNAS MUI tanggal 23-26 Desember 2002,
menegaskan bahwa BAMUI adalah lembaga hukam (arbitrase syariah) satu-
satunya dan merupakan perangkat organisasi MUI. Kemudian sesuai dengan hail
pertemuan antara dewan pimpinan MUI dengan pengurus BAMUI tanggal 26
Agustus 2003 serta memperhatikan isi surat pengurus BAMUI
No.82/BAMUI/07/X/2003, tanggal 7 Oktober 2003, maka MUI dengan SKnya
No.Kep 09/MUI/XII/2003, tanggal 24 Desember 2003, menetapkan:
1. Mengubah nama Badan Arbitrase Muamalat Indoesia (BAMUI) menjadi
Badan Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS).
2. Mengubah bentuk badan dari yayasan menjadi badan yang berada d bawah
MUI dan merupakan perangkat organisasi.
3. BASYARNAS bersifat otonom dan independen.
Tugas dan kewenangan BASYARNAS
1. Menyelesaikan perselisihan dan sengketa keperdataan dengan prinsip yang
mengutamakan perdamaian
18
2. Menyelesaiakan sengketa keperdataan antara bank syariah dengan
nasabahnya yang menjadikan syariah sebagai dasarnya.
3. Memberikan penyelesaian yang adil dan cepat dalam sengketa muamalat
yang timbul dalam bidang perdagangan, industri, jasa dan lain-lain.
4. Atas permintaan pihak-pihak dalam suatu perjanjian, dapat memberikan
suatu pendapat mengenai suatu persoalan berkenaan dengan perjanjian
tersebut.
3.5.4 Dari segi usaha yang di biayai
Prinsip syariah yang berlaku umum dalam kegiatan muamalah mengikat
secar hukum bagi semua pelaku dan pemangku kepentingan entitas yang
melakukan transaksi syariah. Adapun ahlak merupakan norma dan etika yang
berisi nilai-nilai moral dalam interaksi sesama mahluk agar hubungan tersebut
menjadi saling menguntungkan dan harmonis.
Dalam bank syariah, bisnis dan usaha yang dibiayai tidak terlepas dari
saringan syariah. Karena itu, bank syariah tidak akan mungkin membiayai usaha
yang terkandung di dalammnya hal-hal yang diharamkan. Dalam perbankan
syariah suatu pembiayaan tidak akan disetujui sebelum dipastikan beberapa hal
pokok, diantaranya sebagai berikut:
a. Usaha yang dibiayai merupakan proyek halal.
b. Usaha yang bermanfaat bagi masyarakat
c. Usaha yang menguntungkan bagi bank dan mitra usahanya.
Sebaliknya bank konvensional, tidak mempertimbangkan jenis
investasinya, akan tetapi penyaluran dananya dilakukan untuk perusahaan yang
menguntungkan, meskipun menurut syariah Islam tergolong produk yang tidak
halal. Maka dari peenjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada lembaga
keuangan syariah selain tujuan untamanya untuk mendapatkan laba lembaga
keuangan syariah juga harus tetap memperhatikan unsur-unsur yang akan di
biayai karena lembaga keuangan syariah berdasarkan pada prinsip islam sehingga
semua kegiatanya harus benar-benar dalam kategori halal serta bermanfaat selain
untuk pihak lembaga keuangan juga bermanfaat bagi masyarakat terkait. Sehingga
tidak merugikan sebelah pihak.
19
3.5.5 Dari segi pendapatan (laba)
Dari segi pendapatan atau laba bank konvensional memperoleh laba dari
hasil bunga,bunga itu di dapatkan dari hasil pembiayaan antara pihak bank kepada
nasabah . begitu pula dengan bank syariah hanya saja laba yang di hasilkan bank
syariah adalah hasil dari pembiayaan bank kepada nasabah yanga telah di sepakati
di depan sebelum kegiatan itu di laksanakan atau sering di sebut juga dengan
prinsip bagi hasil. Bank konvensional tidak memperdulikan apakah usaha yang
dijalankan oleh pihak nasabah itu berhasil atau tidak, pihak konvesional tetap
mengambil keuntungan. Sedangka bank syariah tetap memperhatikan situai
nasabah tersebut.
3.5.6 Lingkungan Kerja Dan Corporate Culture
Sebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja yang sejalan
dengan syariah. Dalam hal etika misalnya sifat amanah dan shiddiq harus
melandasi setiap karyawan sehingga tercermin integritas eksekutif muslim yang
baik. Disamping itu karyawan bank syariah harus skillful dan profesional dan
mampu melakukan tugas-tugas teamwork.
20
3. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara individual maupun
konsolidasi meliputi ?
A. Penilaian Profil Risiko
B. Penilaian Good Corporate Governance (GCG)
C. Penilaian Rentabilitas
D. Semua benar
5. Berikut ini risiko yang yang hanya ada dalam operasional bank
syariah yaitu?
A. Risiko kredit dan risiko pasar
B. Risiko imbal hasil dan risiko investasi
C. Risiko stratejik dan risiko operasional
D. Risiko pasar dan risiko imbal hasil
21
7. Rasio yang dipergunakan untuk menilai kecukupan modal dari
Bank Syariah yaitu ?
A. CAR (Capital Adequacy Ratio)
B. KPMM (Kewajiban Penyediaan Modal Minimum) Bank
C. Return on Equity (ROE)
D. a, dan b benar
22
2.6 Contoh Soal Esay Laporan Keuangan Entitas Syariah
1.Apa yang dimaksud dengan laporan keuangan entitas syariah?
Jawab:
Laporan keuangan syariah adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan dari suatu entitas syariah.
3. Organisasi
23
Dilihat dari segi organisasi, kehadiran Dewan Pengawas Syariah atau
DPS menjadi faktor pembeda antara perusahaan berbasis syariah dengan
perusahaan konvensional. Kehadiran DPS yang terdiri dari minimal 3
orang propesi ahli hukum Islam ini bertanggung jawab dalam
memberikan fatwa agama dan mengawasinya bersama dengan Dewan
Komisaris perusahaan yang menggunakan basis syariah. Sedangkan
dalam perusahaan konvensional tidak dikenal adanya DPS maupun
aturan-aturan yang merupakan bagian dari tanggung jawab DPS itu.
4. Penyelesaian Sengketa
Adanya masalah akan diselesaikan secara berbeda oleh perusahaan
dengan basis konvensional serta basis syariah. Pada perusahaan berbasis
syariah, adanya masalah akan diselesaikan dengan aturan dan hukum
syariah. Berbeda halnya dengan perusahaan konvensional yang memilih
menyelesaikan perkaranya di pengadilan negeri. Lembaga yang
mengatur hukum syariah di Indonesia ini adalah Badan Arrbitrase
Muamalah Indonesia atau BAMUI.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Lembaga keuangan syariah menurut Dewan
Syariah Nasional (DSN) adalah lembaga keuangan yang mengeluarkan produk
keuangan syariah dan yang mendapat izin oprasional sebagai lembaga keuangan
syariah. Tujuan laporan keuangan syariah adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu
entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Komponen-komponen dalam laporan keuangan
syariah adalah :
1. Laporan posisi keuangan (neraca)
2. Laporan laba dan rugi
3. Laporan arus kas
4. L aporan perubahan ekuitas
5. Laporan perubahan investasi terikat
6. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infaq dan shadaqah
7. Laporan sumber dan pengguna dana qardhul hasan
8. Catatan-catatan laporan keuangan
9. Pernyataan,
Sedangkan perbedaan laporan keuangan syariah dan konvensional adalah
dari Segi Pelaporan, dari segi akad dan legalitas,dari segi penyelesain sengketa,
dari segi usaha yang di biayai, dari segi pendapatan (laba), Lingkungan Kerja dan
Corporate Culture.
25
DAFTAR PUSTAKA
26