Daftar isi i
Literatur v
Kata Pengantar vi
2. Analisis Investasi: 12
3. Teknik Peramalan: 21
4. Pembuatan Keputusan: 34
5. Peningkatan Produktivitas 38
6.1.1. Event 45
Methode 47
b). Management, Kinard, DC Health And Company c). Manajemen Produksi, IPPM,
Moderne Industri.
i). Production & Operations Management, Adam Yr & Ebert, Prentice Hall
International
Kata Pengantar
Politeknik Manufaktur Timah (POLMAN) sebagai institusi pendidikan, yang
mengkonsentrasikan diri pada pendidikan profesi tingkat keahlian spesialisasi yang
bertujuan untuk mengisi tenaga teknik proses produksi di bidang manufaktur harus
dapat menghasilkan lulusan yang siap untuk menyambut era globalisasi dan pasar
bebas dunia.
Lulusan POLMAN diharapkan bukan saja menguasai teknologi manufaktur saja namun
juga diharapkan mempunyai / memiliki kemampuan manajerial. Karena lulusan
POLMAN bila bekerja nanti diharapkan bisa mengisi / menduduki posisi manajerial
tingkat menengah.
Untuk memenuhi tuntutan diatas, maka disusunlah buku diktat manajemen industri /
produksi yang kedua ini, dimana merupakan kelanjutan diktat pertama yang
diperuntukan bagi peserta didik POLMAN. Dengan harapan setelah membaca ataupun
mempelajarinya peserta didik bisa mengetahui aspek-aspek manajemen yang meliputi:
Akuntansi Biaya
Analisa Investasi
Teknik Peramalan
Pembuatan Keputusan
Peningkatan Produktifitas
teknik Jaringan serta
gugus Kendali Mutu
Penyusun
Bentuk laporan keuangan biasanya dalam bentuk neraca, pernyataan laba-rugi serta
perubahan posisi keuangan organisasi / perusahaan sebagai sajian informasi kepada
pihak luar perusahaan.
Proses akuntansi secara skematis bisa dilihat seperti dalam ilustrasi gambar dibawah
ini:
Dalam mengolah data keuangan ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:
Kesatuan usaha, yang dimaksudkan dengan ini adalah memisahkan milik
perusahaan dengan milik pribadi,
Kesinambungan usaha, yaitu pernyataan perusahaan tidak bangkrut (gulung
tikar), sehingga dalam kondisi apapun kondisi keuangan harus disajikan secara
jujur,
Dasar biaya berdasarkan sejarah, maksudnya data yang diolah adalah data yang
telah dilakukan oleh perusahaan,
Dasar aktual, maksudnya pencatatan dilakukan pada saat transaksi, walaupun
belum terjadi pembayaran tunai, namun dicatat sebagai piutang,
Nilai uang, maksudnya adalah penyajian dalam satuan mata uang dan kondisi
daya beli sama dari waktu ke waktu, meskipun tingkat harga berubah.
Agar supaya akuntansi biaya dapat mencapai tujuan tersebut, segala pembiayaan
harus dicatat sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk:
rekening pasiva.
Rekening aktiva adalah semua sumber daya milik organisasi / perusahaan, yang
dipakai untuk menunjang aktifitas organisasi / perusahaan. Dilihat dari jenisnya ada yang
disebut aktiva lancar, aktiva tetap, aktiva tetap tidak berujud, investasi serta aktiva
yang Iainnya.
Aktiva lancar adalah aktiva yang dapat diubah menjadi kas dalam periode
akuntansi kurang dari satu tahun. Contoh aktiva lancar adalah: saham / surat
berharga, piutang, persediaan / inventori dan lain-lain.
Aktiva tetap adalah aktiva berujud yang berfungsi sebagai penunjang operasi
organisasi / perusahaan. Contah: Mesin-mesin produksi, gedung, tanah dli.
Aktiva tetap tidak berujud adalah aktiva yang didapat hasil dari hak patent, lisensi atau
hak cipta.
Investasi bisa berbentuk saham atau barang yang dimiliki lebih dari satu tahun,
mencakup juga didalamnya investasi tanah di Kawasan industri Cikarang,
pemilikan saham di PT Semen Cibinong, ataupun di PT Falco Perdana.
Sedangkan aktiva lain-lain adalah aktiva yang tidak bisa masuk kesalah satu aktiva
diatas.
Rekening pasiva adalah sumber daya yang dimiliki organisasi / perusahaan yang
dipakai untuk menjalankan usaha / bisnisnya. Pada rekening ini terdiri dari modal dan
hutang. Hutang termasuk rekening pasiva karena hutang merupakan sumber daya yang
berasal dari luar organisasi / perusahaan, misalnya dari bank. Hutang itu sendiri terdiri
dari hutang lancar, hutang jangka panjang dan modal.
• Hutang lancar adalah hutang yang harus dilunasi dalam satu periode akuntansi,
sebagai contoh hutang yang termasuk dalam jenis ini adalah: hutang wesel,
cicilan ke bank, pembayaran gaji karyawan dan pajak.
Hutang jangka panjang adalah hutang yang masa pelunasannya lebih dari satu
periode akuntansi. Misalnya hutang obligasi, hipotek dan lain-lain.
Modal merupakan sumber daya yang, berasal dari pemilik. Bisa juga disebut
sebagai hutang organisasi / perusahaan kepada pemilik. Rekening modal terdiri
atas:
Saham Istimewa
Saham biasa
Agio saham
Rekening laba-rugi adalah rekening yang disajikan dalam laporan laba-rugi, terdiri dari
rekening pendapatan dan rekening biaya.
Rekening pendapatan adalah rekening aktiva, tidak terbatas kas saja namun
termasuk juga pertukaran barang ataupun jasa.
Hasil kerja seorang akuntan merupakan laporan keuangan. Dengan demikian proses
akhir akuntansi terdiri dari neraca (aktiva dan pasiva) dan penyusunan laporan
keuangan yang menyatakan laba-rugi perusahaan. Dalam neraca ditunjukan posisi
keuangan perusahaan pada masa akuntansi. Selain itu didalam neraca akan
ditunjukan sumber-sumber yang dimiliki (aktiva) dibeli dengan hutang dan modal
sendiri. Neraca hanya menunjukkan posisi keuangan sesaat, ketika laporan dibuat.
Selain itu kedua sisi neraca (total aktiva dan pasiva) harus seimbang.
Secara persamaan aktiva dapat ditulis sebagai berikut:
Pada laporan laba-rugi ditunjukkan tentang hasil kegiatan perusahaan selama masa
akuntansi tahun tertentu termasuk didalamnya adalah penghasilan perusahaan,
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk operasional, pajak penghasilan dan pendapat-an
(bersih) perusahaan. Secara persamaan laba-rugi ditulis sebagai berikut:
Bila pendapatan perusahaan ditambahkan dengan hutang dan modal sendiri maka
akan mendapatkan persamaan baru yaitu:
bila kita ingin mengetahui aktiva maka persamaan diatas akan menjadi:
Nama Rekening
Debet Kredit
1. PT Falco Perdana menjual saham biasa seharga Rp. 6.000,- dan saham
preferen seharga Rp. 1500,- Transaksi ini diasukan kedalam rekening T maka:
2. Pada minggu berikutnya PT Falco Perdana membeli mesin seharga Rp. 3900, -
membeli gedung ruko Rp. 1800,- membeli tanah Rp. 750. Untuk membeli aktiva
tersebut diatas, PT Falco meminjam uang dari Bank Bali sebanyak Rp. 1500, dan
wesel jangka panjang Rp. 1950,- maka rekening T minggu berikut menjadi:
3. Transaksi berikutnya perusahaan membayar asuransi gedung dan mesin selama 3
tahun sebesar Rp. 300,- dan membayar lisensi pembuatan produk sebesar Rp. 600,-
5. Perusahaan menetapkan persediaan Kas minimum dijaga Rp. 150,- Sisanya Rp.
3450,- dibelikan surat berharga jangka pendek.
Berdasarkan seluruh kegiatan transaksi diatas, maka neraca bisa disusun seperti
dibawah ini:
1.4.2 Transaksi Penghasilan dan Biaya
Di atas telah dipelajari / ditunjukkan transaksi secara neraca. Dibawah ini akan
dibahas tentang rekening penghasilan maupun rekening neraca.
1. Pada akhir bulan berjalan perusahaan harus membayar gaji karyawan sebesar
Rp. 2550,- . Sebanyak Rp. 2400,- dibayar tunai sisanya dibayar dengan giro
6. Pada akhir bulan berjalan, perusahaan melunasi hutang jangka pendek sebesar Rp.
450,- , hutang wesel jangka panjang Rp. 180,- serta hutang hipotik Rp. 240,-.
Seluruh transaksi diatas kemudian digolongkan menjadi satu dalam debet dan kredit yang
kemudian disebut neraca saldo. Dibawah ini adalah contoh neraca saldo
2. Analisis Investasi:
Berdasarkan kriteria tersebut diatas, dapat dipilih suatu investasi yang paling
memuaskan, artinya sebuah investasi yang dikeluarkan Iebih cepat kembali akan lebih
baik. Hal ini dikarenakan kewajiban penginvestasi dalam menanggung biaya investasi
menjadi lebih rendah, sehingga pendapatan dari hasill investasi baru bisa digunakan
lagi untuk merencanakan dan mengadakan investasi baru. Karena dengan melipat-
gandakan investasi diharapkan akan menambah keuntungan yang lebih besar
sehingga akan menambah modal yang akan memperbesar aset perusahaan.
Yang dimaksudkan dengan periode pengembalian adalah waktu yang diperlukan untuk
mengembalikan investasi yang sudah ditanamkan. Dalam memperhitungkan waktu
pengembalian ini biasanya tingkat bunga jarang diperhitungkan, bila periode
pengembalian dijadikan sebagai alat untuk menganalisa investasi tingkat validasinya
kurang. Sehingga bila cara ini akan digunakan sebagai alat penganalisis, perlu
digabungkan dengan cara-cara yang lain. Namun keuntungannya sederhana dalam
pengunaan.
Yang dimaksudkan dengan Net Present Value adalah evaluasi nilai ekivalensi yang
menyatakan perbedaan ekivalensi pendapatan dengan biaya atau pengeluaran. Dalam
penganalisaan NPV rencana pendapatan dari investasi dihitung, begitu pula biaya
pengeluarannya (termasuk unsur bunga investasi, depresiasi nilai investasi dsb.)
dijadikan satu dengan biaya operasional, selanjutnya dibandingkan.
Untuk mengetahui NPV bisa dihitung dengan bantuan rumus seperti dibawah ini:
Selain itu dalam menentukan NPV ada beberapa prosedur yang harus diperhatikan
diantaranya adalah:
1. Pisahkan semua data dari beberapa alternatif. Ulangi setiap Iangkah untuk setiap
alternatif,
2. Identifikasi cash flow misainya dalam diagram. Pada diagram indentifikasikan bunga
/ tahunnya serta periode waktu,
3. Tuliskan persamaan NPV untuk merefleksikan situasi cash flow,
4. Tentukan NPV dari alternatif yang ada dan akumulasi nilai terhadap bunga yang
sesuai dengan kenyataan pada tabel dan selesaikan,
5. Pilihlah nilai NPV yang terbesar.
Benefit Cost Ratio merupakan rasio atau perbandingan nilai ekivalensi antara
pendapatan serta biaya saat ini. Pada metoda ini perhitungan awal sama seperti pada
NPV. Perbedaannya adalah pada NPV yang diperhitungkan adalah perbedaan nilai
antara pendapatan dan pengeluaran, sedangkan pada BCR yang dibandingkan adalah
pendapatan dan pengeluaran.
Untuk menghitung BCR secara matematik bisa dihitung seperti dibawah ini:
Dari persamaan diatas IRR = i", dimana untuk mencari nilai i" dilakukan dengan cara
coba-coba, sehingga akan mendapatkan NPV = 0. Cara coba-coba ini dilakukan
dengan menentukan 2 nilai tingkat bunga tertentu sebagai batas minimum clan
maksimum. Kemudian hitung NPV untuk kedua tingkat bunga tersebut diatas,
selanjutnya dari nilai yang didapat kemudian diinterpolasikan dengan menggunakan
rumus pendekatan seperti dibawah ini:
Bila tingkat bunga IRR sudah didapat, harus dibandingkan dengan tingkat bunga yang
berlaku saat ini. Bila i ≤ tingkat bunga di Bank saat ini, investasi bisa dilakukan.
3. Teknik Peramalan:
Peramalan atau sering disebut forecasting adalah suatu aktifitas untuk menentukan
langkah-Iangkah yang harus dijalankan dimasa yang akan datang dengan berbekal
pengalaman / informasi data yang telah dicapai organisasi pada masa lampau atau
berdasarkan pertimbangan faktor luar yang mempengaruhi seperti hasil riset pasar,
penaruh kebijaksanaan uang ketat, perubahan situasi ekonomi ataupun teknologi
kemungkinan serangan kompetitor / pesaing. Pada jaman dahulu, peramalan ini
dianggap sebagai seni. Namun sekarang banyak sekali ditemukan teknik-teknik
peramalan yang dikembangkan berdasarkan ilmu matematika serta statistika
terapan.
Jenis-jenis peramalan pada dasarnya dibagi menjadi 2 cara. Cara pertama disebut cara
kualitatif dimana pada cara ini lebih ditekankan berdasarkan pada pertimbangan akal,
naluri dan penilaian. Cara kedua disebut cara kuantitatif cara ini menggunakan metoda
statistik dan matematika terapan. Adapun yang paling sering digunakan adalah deret
waktu (time series).
Dalam pelaksanaannya, peramalan hendaknya tidak dilakukan dengan satu jenis saja,
akan tetapi sebaiknya digabungkan dari beberapa jenis. Hal ini dianjurkan karena dari
semua jenis peramalan, tidak ada satupun yang bisa memperkirakan secara tepat sesuatu
kejadian dimasa yang akan datang. Dengan mengabungkan beberapa jenis
peramalan, maka jenis yang satu akan mengisi kekurangan yang lainnya.
3.3 Methode Kualitatif
Jenis peramalan kualitatif ini ada 3 yaitu Delphi, Survei pasar dan Judgement.
Banyak yang berpendapat bahwa teknik kualitatif digunakan bila teknik kuantitatif sudah
diperoleh. Pendapat ini ada benarnya namun tidak selalu demikian.
Sistem ini biasanya digunakan untuk peramalan jangka panjang, perencanaan pabrik
berikut kapasitas produksinya serta peramalan perubahan teknologi. Adapun tingkat
ketepatannya untuk jangka pendek, menengah maupun jangka panjang berkisar
antara sedang sampai dengan sangat baik. Biaya yang diperlukan untuk melakukan
peramalan ini sedang hingga besar. Cara peramalan dilakukan dengan berkumpulnya
para ahli dalam suatu kelompok diskusi. Adapun mekanisasinya adalah para ahli tadi
diberi beberapa masalah, yang harus dijawab. Jawaban para ahli itulah yang dijadikan
bahan diskusi, hal ini dilakukan dalam beberapa kali.
Sistem ini biasanya digunakan untuk ramalan penjualan total, ramalan produk utama serta
ramalan untuk setiap jenis produk. Tingkat ketelitian sangat baik untuk jangka pendek,
balk untuk jangka menengah serta sedang untuk jangka panjang. Biaya yang
diperlukan untuk cara ini besar. Cara peramalan dilakukan dengan panel diskusi,
melkukan angket (kuesioner), percobaan pasar serta melkukan survei Iangsung.
Sistem ini hampir sama dengan sistem survei pasar dalam hal penggunaannya. hanya
dalam melakukan peramalannya lebih sederhana. Namun tingkat ketelitiannya diragukan
walaupun biayanya murah (kecil).
teknik matematika
2. Sebab akibat (casual)
Metoda ini dilakukan dengan cara menganalisa data (baik itu dari dalam organisasi
ataupun dari luar organisasi) dengan melihat kecenderungan yang akan terjadi.
Adapun kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi adalah:
trend, artinya perkembangan yang akan terjadi, biasanya menuju suatu arah
tertentu.
siklus, artinya perkembangan yang akan terjadi akan bervariasi yang disebabkan
oleh siklus bisnis yang terdapat fase-fase tertentu misalnya fase kemakmuran, fase
kemunduran fase depresi clan fase pemulihan.
Sistem ini membutuhkan data hasil yang telah dicapai beberapa tahun sebelumnya
secara beruntun. Data yang ada sudah barang tentu akan memiliki karakteristik yang
berfluktuasi. Namun pada sisitem ini unsur waktu bukan merupakan variabel dalam
meramalkan periode yang akan datang.
Pada dasarnya sistem ini merupakan perbaikan dari sistem moving average. Sistem ini
menganalisa penyimpangan antara ramalan dengan kenyataan. Penyimpangan ini
dieliminasi dan ditambahkan untuk peramalan periode berikutnya.
Perkiraan penjualan tahun 1998 = 1.395 + 0.2403 = Rp. 1.446 Milyar
Pada metoda ini, peramalan dilakukan berdasarkan model data. Moteda yang paling
populer adalah teknik garis lurus. Adapun persamaan garis lurus adalah y = bx + a.
Dengan demikian dari persamaan garis lurus tadi bisa dibuat grafik sebagai berikut:
Pada teknik garis lurus dikenal 2 cara yaitu:
Coded Methode
a=ΣY/n
b = Σ XY / Σ X2
Long methode
Σ Y = n.a + b. Σ X
Σ XY = a. ΣX + Σb . ΣX 2
Contoh Pemakaian:
b = 0.74 / 28 = 0.026
Σ Y = n.a + b. Σ X dan
Σ XY = a. Σ X + b. Σ X2.
= 7a+ 28b
38.220 = 28 a + 140 b -
b = 0.026
a = 1.233
tergantung dari besarnya penjualan per kuartal dibandingkan dengan total penjualan
pertahun. Dengan kata lain:
Jika penjualan perkuartal untuk 3 tahun terakhir seperti tabel dibawah ini,
maka untuk setiap kuartalnya index musiman bisa diperhitungkan. Sebagai contoh
untuk tahun 1995 :
Kuartal 1 : 0.275/1.375 x 100 % = 20
Kuartal 11 : 0.303/1.375 x 100 % = 22
Kuartal III : 0.385/1.375 x 100 % = 28
Kuartal IV : 0.413/1.375 x 100% = 30
Dengan cara yang sama, maka untuk tahun-tahun yang lainnya akan didapat seperti
pada tabel dibawah ini:
Adapun untuk mengetahui ramalan setiap kuartalnya pada tahun 1998 diambil rata rata
kuartal tahun-tahun berikutnya.
Pada teknik ini menganalisa sampai sejauh mana pengaruh tertentu terhadap
penjualan yang akan diramalkan. Sebagai contoh sejauh mana pengaruh promosi,
populasi penduduk, pertumbuhan ekonomi, geografis / iklim, terhadap penjualan.
Penjualan Promosi
Dari angka diatas dimana nilai r ~ +1, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang sangat erat antara promosi dengan penjualan. Artinya dengan meningkatnya
promosi makin meningkat juga nilai penjualannya.
3.5 Langkah-Iangkah Peramalan.
3.5.1 Siasat
Ketika melakukan peramalan, jangan menggunakan satu teknik peramalan saja namun
gunakanlah beberapa teknik peramalan yang dianggap sesuai berdasarkan kriteria-
kriteria berikut:
tingkat kecanggihan sistem dan pemakai
ketersediaan sumber daya, data dan waktu
model data yang didapat serta
karakteristik keputusan yang tertuang pada tabel dibawah ini
Dari faktor-faktor & kriteria diatas, diharapkan peramalan yang satu dapat menjadi
faktor koreksi untuk yang lainnya.
3.5.2 Perencanaan.
Dalam pengelolaan data base hendaknya dikelola secara profesional, agar data yang
dijadikan acuan tidak menyesatkan. Karena bila datanya tidak betul, maka
peramalan pun tidak akan teliti.
3.5.3 Pengendalian
Dalam tahapan ini pertama-tama harus diketahui tujuannya. Apakah untuk kebutuhan
intern organisasi ataukah extern. Begitu pula apakah sifatnya strategis,
taktis ataukah operasional? Selain itu apakah keputusan ini bisa dilaksanaan atau
tidak, dan juga sumber daya yang dimiliki organisasi mendukung / memadai atau
tidak
4.1.6 Menganalisa, tindak Ianjuti dan evaluasi keputusan yang telah diambil
Pada kondisi ini keputusan yang akan diambil hanya memberikan satu pilihan pasti,
walaupun terdapat beberapa alternatif. Artinya dari beberapa alternatif yang ada
hanya ada satu pilihan pasti.
Sebagai contoh pada kondisi ini, bila lapar pasti diputuskan untuk mencari makanan
bukan mencari minuman.
Pada kondisi ini keputusan yang diambil, tidak ada kemungkinan ataupun hasil yang
dapat , dipastikan. Sehingga untuk menentukannya kadang-kadang banyak
dipengaruhi oleh pendapat (judgement) pengambil keputusan. Bila kondisi ini
muncul, maka ada beberapa cara untuk mengatasi pemilihan keputusan. Diantaranya
adalah metode:
Maximin (Wald)
Index pesimistik-optimistik (Hurwick)
Netral (Laplace)
Pada kondisi ini keputusan yang diambil mempunyai beberapa kemungkinan pilihan
akhir, di mana peluang masing-masing alternatif sesuai dengan yang dimilikinya.
Salah satu contoh tadi bila lapar maka diputuskan untuk mencari makanan. Adapun
makanan apa yang dipilih tergantung dari situasi dan kondisi yang dimiliki oleh
si pengambil keputusan. Bisa saja membeli makanan berat, atau mungkin juga
membeli makanan ringan tergantung situasi ataupun kondisi yang ada.
Agar supaya tingkat produktivitas tinggi, maka seorang manajer harus mampu
mengenali adanya kegiatan-kegiatan kerja yang ineffisien yang didapat dari:
Dengan mengenali hal-hal yang tidak effisien, maka diharapkan seorang manajer
bisa memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara optimum serta mampu
meningkatkan tingkat effektifitasnya.
perusahaan adalah:
Total / seluruh pengeluaran
Produktivitas =
Total / seluruh masukan
• Data harus lengkap, balk itu unsur masukan (input) maupun unsur keluaran
(output)
Tingkat produktivitas harus mampu / bisa dibandingkan dengan periode
sebelumnya.
Hasil pengukuran nilai effektifitas harus bisa digunakan untuk perbaikan
dalam organisasi.
Pengukuran tingkat produktivitas bisa diukur secara makro (lingkup nasional) atau
secara mikro (lingkup organisasi / perusahaan). Bila pengukuran dilaksanakan
secara makro, maka memerlukan seluruh data yang dihasilkan secara nasional.
Berdasarkan penelitian ada banyak cara untuk perbaikan / peningkatan
produktivitas, namun dari sekian banyak itu secara dasar bisa diklasifikasikan pada 5
jenis dasar yang antara lain:
Peningkatan produktivitas selain berdasarkan 5 hal diatas, bisa juga ditinjau dari sisi
pendekatan teknik industri / ekonomi dan pendekatan hubungan manusia.
1. Pendekatan teknik industri & ekonomi.
Pendekatan teknik terdiri dari gabungan antara tata cara kerja dan pengukuran
kerja, yang digunakan untuk mempelajari peningkatan produksi dengan lebih
memanfaatkan penggunaan serta pengelolaan material, cara / metode kerja dan
waktu kerja. Prosedur dalam pelaksanaannya adalah:
Ambillah tugas atau proses yang akan diamati,
amati tugas / proses yang dipilih, apakah cara yang dipakai sudah effektif
atau belum, lantas catat waktu yang terpakai berdasarkan cara yang
diamati, hasil pengamatan datanya dicatat
data hasil pengamatan dianalisa, tentukan tindakan apa saja yang harus
dilakukan oleh pekerja,
Kembangkan, bakukan serta implementasikan teknik / cara / metode keja
yang lebih baik agar hasil yang dicapai lebih ekonomis dibandingkan
dengan sebelumnya, selanjutnya tentukan waktu standardnya.
Pengembangan teknik / cara / metoda kerja bisa dilakukan dengan cara
memperbaiki proses, tataletak mesin / fasilitas, merancang fasilitas dan
Setiap proyek pada umumnya terdiri atas banyak pekerjaan atau aktivitas. Masing-
masing aktivitas tidak akan berdiri sendiri, melainkan berangkai satu dengan yang
lainnya, dari mulai sampai berakhirnya proyek. Setiap kegiatan digambarkan sebagai
anak panah, sehingga bila suatu proyek untuk setiap kegiatannya digambarkan
dengan beberapa anak panah, pada akhirnya akan terbentuk suatu susunan anak
panah yang merupakan gambaran jaringan aktifitas atau jaringan kerja (Networking).
Dari jaringan kerja ada beberapa manfaat yang berguna bagi manajemen antara lain
untuk:
Merencanakan proyek termasuk urutan operasinya, sehingga sasaran waktu dan
sumber daya (manusia, peralatan dan material) dapat dievaluasi,
menentukan kebutuhan biaya sesuai dengan jadwal kegiatan,
mengendalikan proyek yang sedang dilaksanakan dan segera mengambil
tindakan bila terdapat penyimpangan,
menggambarkan secara grafts ketergantungan setiap unit kerja dengan unit kerja
yang lainnya sedemikian rupa sehingga jaringan kerja mampu menggambarkan
arus operasi serta memperlancar komunikasi antara berbagai divisi atau
departemen / bagian dan perusahaan-perusahaan yang terkait dengan proyek,
memelihara disiplin organisasi dengan menetapkan cara / teknik / metode kerja yang
tegas,
meningkatkan kualitas rencana proyek dan pelaksanaannya
Dilihat dari cara penggambaran, pembuatan, penyusunan jaringan kerja yang lazim
dipakai ada 2 yaitu:
1. Jaringan dengan panah ( an arrow network ), pada cara ini kegiatan / aktivitas
ditunjukan / digambarkan dengan arah panah.
2. Jaringan dengan node ( on node network ), pada cara ini kegiatan digambarkan
dengan bongkol, sedangkan arah panah digunakan untuk menunjukkan
ketergantungan aktifitas satu dengan yang lainnya.
Dari dua cara penggambaran tersebut, jaringan kerja yang paling banyak dan sering
digunakan adalah jaringan kerja dengan panah, sehingga selanjutnya yang akan
dibahas adalah terbatas pada jaringan kerja dengan panah
6.1.1 Event
Dalam pembuatan jaringan kerja untuk setiap aktifitas digambarkan dengan sebuah
anak panah yang dimulai dan diakhiri dengan suatu titik yang dapat diidentikan
dengan waktu. Titik yang dimaksud diberi nama event atau kejadian. Titik ini bisa
digambarkan sebuah lingkaran / oval / lonjong bisa juga berbentuk kotak. Dibawah
ini ditunjukkan contoh penggambaran satu aktifitas.
Yang dimaksudkan dengan aktifitas dummy adalah aktivitas yang tidak memerlukan
sumber daya dan tidak memerlukan waktu. Aktifitas ini biasanya digunakan untuk
memperlihatkan ketergantungan suatu kegiatan terhadap kegiatan yang lainnya
yang tidak memerlukan sumber daya dan waktu.
Namun adakalanya kegiatan dummy ini memerlukan waktu tapi tidak sumber daya
yang lain. Contoh kasus ini kalau seorang pekerja bangunan / tukang tembok yang
akan menembok dinding harus menunggu sluf beton yang masih basah, sebelum dia
memasang bata.
menunggu kegiatan yang lain sebelum pekerjaan itu dapat dimulai, tapi tidak
menutup kemungkinan kegiatan-kegiatan itu dikerjakan bersama-sama secara
paralel.
Bila semua aktifitas telah tersusun dalam bentuk jaringan kerja yang tertutup /
lengkap, maka kepada tiap-tiap event harus diberi nomor. Penomoran diberikan
mulai dari awal kegiatan hingga akhir kegiatan secara bertutur-turut. Artinya nomor
rendah menunjukkan awal kegiatan sedangkan nomor tertinggi menunjukkan akhir
dari kegiatan. Untuk sebuah event individual, maka nomor event sebelumnya harus
lebih kecil daripada sesudah kegiatan.
Pada pembuatan jaringan kerja, biasanya event awal digambarkan disebelah kiri dan
event akhir disebelah kanan pada kertas gambar. Dengan demikian, nomor event
juga dimulai dari sebelah kiri juga. Adapun bila terjadi penomoran event loncat tidak
menjadi masalah, hanya sebelah kiri bernomor lebih kecil dari yang sebelah kanan.
Dari urutan operasi serta lama pengerjaan setiap kegiatan, bisa diketahui kapan
setiap kegiatan itu dimulai dan kapan harus selesai, kegiatan apa sebelumnya serta
kegiatan apa seterusnya. Dari diagram panah yang terbentuk, kemudian dianalisa
sehingga akan ditemukan aktifitas ataupun jalur kritis pada jaringan kerja yang
disebut Critical Path Methode (CPM).
Selain CPM, ada juga yang disebut Program Evaluation & Review Techniques
(PERT). Keduanya sama-sama berguna untuk memperkirakan waktu kegiatan yang
diperlukan. Namun masing-masing mempuyai karakteristik yang berbeda. PERT
lebih cocok digunakan untuk memperkirakan waktu yang sifatnya masih probabilistik.
Adapun langkah langkah dalam metode CPM yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut:
Setiap aktifitas dalam pengerjaan proyek hendaknya diidentifikasi,
Urutan pengerjaan dan konstruksi jaringan yang menggambarkan
hubungan ketergantungan kegiatan ditentukan,
Perkiraan waktu untuk setiap kegiatan / aktifitas ditetapkan
Rangkaian jaringan kerja dibuat, sehingga jalur kritis bisa diketahui.
Pada metoda CPM, dikenal beberapa istilah yang berhubungan dengan waktu, yang
diantaranya adalah:
EETS = Earliest Event Time Start, artinya waktu mulai kegiatan paling awal,
dihitung pada arah maju.
EETF = Earliest Event Time Finish, artinya waktu selesai kegiatan paling awal,
dihitung pada arah maju dengan cara EETF = EETS + t
LETS = Latest Event Time Start, artinya waktu mulai kegiatan paling lambat,
dihitung dari arah belakang / mundur.
LETF = Latest Event Time Finish, artinya waktu selesai kegiatan paling lambat,
dihitung dari arah belakang / mundur dengan cara LETF = LETS - t
Selain istilah di atas ada dua istilah lain yaitu:
FF = Free Float, artinya waktu yang dapat ditunda atau digeser-geser, untuk
mengetahui besarnya waktu yang dapat digeser dihitung dengan cara
FF = EETF - EETS - t
TF = Total Float, artinya waktu yang fleksibel diluar jalur kritis, berapa
besarnya waktu fleksibel dihitung dengan cara TF = LETF - EETS - t
Agar perhitungan semua istilah waktu-waktu diatas bisa dipahami, dapat dilihat
event / bongkol pada setiap kegiatan dibagi menjadi 3 bagian sperti pada
gambar dibawah ini:
Catatan: Untuk EETF dan LETF pada event akhir kegiatan, akan menjadi EETS dan
LETS untuk kegiatan berikutnya.
Dari gambar jaringan kerja diatas dapat ditentukan bahwa jalur kritis ada pada jalur
kegiatanA-D-E-F
belum pernah dikerjakan. Seperti telah dibahas sebelumnya, metoda ini dipakai
untuk sebuah proyek yang waktunya belum definitif.
Kurva distribusi kegiatan seperti diatas pada umumnya berbentuk asimetri dan
disebut kurva beta. Namun demikian untuk memudahkan pendekatan perkiraan
waktu pencapaian, diambil sebuah kurva ideal yang bentuknya seperti genta dan
simetri. Kurva ini disebut kurva normal. Pada pemakiannya kurva normal sudah
dikonversikan kedalam tabel.
Bila diagram PERT dibuat, maka ada beberapa hal ataupun langkah yang harus
diperhatikan yang antara lain:
a). Identifikasikan setiap aktifitas dalam melaksanakan proyek,
b). Tentukan Urutan aktifitas serta konstruksi jaringan yang menggambarkan
hubungan satu dengan yang lainnya,
cara:
Contoh pemakaian
Sebuah proyek pengembangan mesin perkakas memiliki kegiatan mulai dari disain,
pembuatan proto-type, pengevaluasian perangkat / peralatan, pengujian prototype,
pembuatan laporan, pencatatan metoda kerja serta pembuatan laporan akhir. Dari
kegiatan diatas, maka bisa dibuatkan tabel kegiatan sebgai berikut:
Dari tabel diatas bisa dibuat diagram jaringan serta perhitungan estimasi waktu
seperti dibawah ini:
Untuk mengetahui sejauh mana proyek itu dapat dikerjakan dalam waktu 34 satuan
waktu kerja, secara pendekatan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Z=(34-38):118/ 9= - 0 , 3 7
Dengan diketahui indikasi berapa persen kemungkinan tercapainya target jadwal suatu
proyek / kegiatan, maka hal ini merupakan informasi yang penting bagi pengelola proyek
untuk menentukan langkah-langkah berikutnya.
7. Gugus Kendali Mutu:
7.1 Pengertian Gugus Kendali Mutu (GKM)
Gugus kendali mutu (GKM) adalah sekelompok karyawan dari unit kerja suatu
perusahaan / organisasi yang mengupayakan pengendalian mutu dengan cara
mengidentifikasi serta menganalisa permasalahan kemudian mengupayakan
pemecahan masalah dalam pertemuan-pertemuan berkala dengan mempergunakan
teknik kendali mutu.
Pada awalnya konsep GKM berasal dan dilaksanakan di Jepang. Dimana mereka
menerapkan sistem Plan - Do - Check - Action. Artinya pertama mereka melakukan
perencanaan, dilanjutkan dengan pelaksanaannya, kemudian mengadakan evaluasi
kerja / hasil dan terakhir melakukan pengoreksian bila ada penyimpangan hasil dari
yang telah ditetapkan.
Tujuan dilaksanakannya GKM antara lain untuk:
memotivasi karyawan agar mampu memberikan sumbangan fikiran yang berkaitan
dengan mutu produk perusahaan, serta meningkatkan dan mengembangkan mutu
diunit kerjanya dengan didukung hubungan yang harmonis antara karyawan dan
bawahan
membiasakan kepada karyawan agar berfikir analitis serta meningkatkan
kemampuan manajerial,
mengarahkan mereka agar terlibat dalam kerja sama / kelompok yang dinamis
untuk mencari pemecahan masalah dalam hal mutu kerja ataupun mutu produk.
Dengan dilaksanakannya GKM ada beberapa keuntungan baik bagi karyawan itu
sendiri maupun bagi perusahaan / organisasi.
Dilihat dari sisi karyawan, maka keuntungan bagi mereka adalah:
dapat mengembangkan kemampuan diri sendiri dalam menilai permasalahan
hingga mencarikan pemecahan permasalahan tersebut lewat komunikasi /
partisipasi dalam kegiatan kerja sama / kelompok,
Meningkatkan kreatifitas dengan cara membiasakan diri dalam berfikir secara
analitis lewat teknik kontrol mutu.
Mutu adalah nilai yang melekat pada suatu benda kerja / produk secara total,
yang mencakup spesifikasi keandalan, kemudahan operasional serta
kemampuannya menyesuaikan dengan peralatan yang lain. Nilai mutu secara total
seyogyanya harus dapat dievaluasi dan bisa memuaskan bagi pemakai.
Untuk menjamin mutu tersebut masih sesuai dengan standard yang telah ditetapkan,
maka mutu tersebut harus dikendalikan. Pengendali mutu tersebut disebut statistik
pengendali mutu. Pengendalian mutu tidak cukup bila dilakukan oleh satu bagian,
melainkan harus terintegrasikan diseluruh bagian di perusahaan yang disebut
dengan pengendalian mutu terpadu (total Quality Control TQC).
3. Graph (Grafik)
Merupakan cara penyajian data dalam bentuk visual. Data yang
dikumpulkan biasanya banyak dan terdiri dari angka-angka. Dengan bantuan
grafik data-data akan tersaji dengan jelas dan dengan mudah untuk diamati.
Merupakan grafik yang menggambarkan penyebaran data, yang terdiri dari data
aktual yang didapatkan berdasarkan pengamatan di lapangan.
5. Laksanakan perbaikan.
Bila hasil perbaikan ada perubahan yang positif dan menguntungkan, maka
buat standar baru agar kualitas yang telah dicapai dapat dipertahankan
serta menghindari / mencegah terulangnya persoalan.