Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

HUBUNGAN ANTARA IKLIM DENGAN PERTUMBUHAN

DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays) dan Padi


(Oryza sativa)

Dosen pembimbing : Sri Yoseva, S.P, M.P

Ditulis oleh :

Khariq Anhar

2006112549

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

RIAU
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan.


Atas karunia-Nya berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya penulis bisa
menyelesaikan makalah kami. Tidak lupa shawalat serta salam tercurahkan bagi
Baginda Agung Rasulullah SAW yang syafaatnya akan kita nantikan kelak. Makalah
ini berjudul “Hubungan antara iklim dengan pertumbuhan dan produksi
tanaman jagung (Zea mays) dan Padi (Oryza sativa)”. Adapun penulisan makalah
bertema iklim ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi budidaya
tanaman Penulis tidak hanya membahas konteks iklim dari segi umum saja, tetapi
juga pengembangan teori-teori terkait. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Sri Yoseva dan pihak terkait yang telah mendukung serta membantu penyelesaian
makalah. Harapannya, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca..

Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian


kalimat dan kesalahan. Meskipun demikian, penulis terbuka pada kritik dan saran dari
pembaca demi kesempurnaan makalah.

Wassalamualaikum wr.wb

Kuantan Singingi, 28 Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................................

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................

1.2 Tujuan....................................................................................................................................

1.3 Manfaat..................................................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................

2.1 IKLIM....................................................................................................................................

2.2 Pertumbuhan Tanaman..........................................................................................................

2.3 Reproduksi Tanaman.............................................................................................................

BAB III ISI......................................................................................................................................

3.1 Faktor-faktor iklim yang mempengaruhi Tanaman...............................................................

3.2 Tanaman berdasarkan Iklimnya...........................................................................................

A. Jagung...............................................................................................................................

B. Padi....................................................................................................................................

BAB IV KESIMPULAN...............................................................................................................

4.1 Kesimpulan..........................................................................................................................

4.2 Saran....................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Faktor iklim sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman. Apabila


tanaman ditanam di luar daerah iklimnya, maka produktivitasnya sering kali tidak
sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Sutarno at all (2017) Studi tentang perilaku
kejadian tiap organisme atau tumbuhan dalam hubungannya dengan perubahan-
perubahan iklim disebut dengan fenologi. Untuk faktor iklim yang dipergunakan
dalam penelitian fenologi pada umumnya adalah curah hujan hal ini adalah karena
curah hujan secara langsung atau tidak langsung penting untuk pengaturan waktu dan
ruang dalam pembentukan bunga dan buah pada tumbuhan tropis.

Menurut Ashari (2016) sedikitnya ada 2 unsur yang mempengaruhi hal tersebut,
yaitu:

1. Curah hujan dan distribusi hujan

2. Tinggi tempat dari permukaan laut.

Selain unsur iklim di atas, menurut Guslim (2017) Produksi tanaman juga
dipengaruhi oleh Radiasi Matahari dan Suhu. Pertumbuhan tanaman dapat
dipengaruhi dalam berbagai cara oleh lingkungan. Kondisi lingkungan yang sesuai
selama pertumbuhan akan merangsang tanaman untuk berbunga dan menghasilkan
benih. Kebanyakan speises tidak akan memasuki masa reproduktif jika pertumbuhan
vegetatifnya belum selesai dan belum mencapai tahapan yang matang untuk
berbunga, sehubungan dengan ini terdapat dua rangsangan. Yang menyebabkan
perubahan itu terjadi, yaitu suhu dan panjang hari (Mugnisjah dan Setiawan, 1995).

Diwilayah dengan empat musim, pengaruh suhu berlaku ganda. Pada waktu awal
pertumbuhan suhu harus cukup tinggi agar pertumbuhan tidak terhambat. Tetapi bagi
kebanyakan tanaman terutama tanaman tahunan, suhu sebelum perubahan fase
pertumbuhan itu terjadi sangat penting. Cekaman (stress) air yang diikuti oleh hujan
sering merangsang pembungaan tanaman tahunan tropika. Faktor lain yang memicu
pembungaan adalah panjang hari, atau panjang periode selama setiap 24 jam.
Tanaman berhari pnjang tidak akan berbunga jika ditanam di wilayah tropika
(Mugnisjah dan Setiawan,1995).

Jika bunga telah berkembang tahap berikutnya adalah menjamin sedapat mungkin
agar penyerbukan berlangsung dengan baik. Cuaca pada saat penyerbukan adalah
penting. Umumnya serbuk sari tidak dapat tahan hidup jika hujan lebat, dan suhu
yang terlalu dapat menyebabkan penyerbukan yang jelek. Serangga terutama lebah,
tidak akan bekerja dengan baik dalam kondisi cuaca yang sangat basah.

1.2 Tujuan

1. Memahami pengaruh unsur iklim terhadap pertumbuhan dan produktivitas


jagung
2. Memahami faktor - faktor iklim yang mempengaruhi produktivitas jangung
3. Memahami budidaya jagung berdasarkan iklim

1.3 Manfaat

1. Mahasiswa dapat memprediksikan optimal suatu daerah sebaagi objek


penanaman berdasarkan iklim di daerah tersebut.
2. Mahasiswa mampu menerapkan pemanfaatan iklim untuk mempercepat masa
panen.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 IKLIM

Iklim (climate) adalah sintesis atau kesimpulan dari perubahan nilai unsurunsur
cuaca (hari demi hari dan bulan demi bulan) dalam jangka panjang di suatu tempat
atau pada suatu wilayah. Sintesis tersebut dapat diartikan pula sebagai nilai statistik
yang meliputi: rata-rata, maksimum, minimum, frekuensi kejadian. Iklim sering
dikatakan sebagai nilai statistik cuaca jangka panjang di suatu tempat atau suatu
wilayah. Iklim dapat pula diartikan sebagai sifat cuaca di suatu tempat atau wilayah.
Data iklim terdiri dari data diskontinu (radiasi, lama penyinaran matahari, presipitasi
dan penguapan) dan data kontinu (suhu, kelembaban, tekanan udara, kecepatan
angin) (Atmaja, 2009). Menurut Kartasapoetra (2012) iklim adalah rata-rata keadaan
cuaca dalam jangka waktu yang cukup lama yang sifatnya tetap. Gibbs (1987) dalam
Rosalina (2012) menyatakan iklim sebagai peluang statistik berbagai keadaan
atmosfer, antara lain suhu, tekanan, angin kelembaban, yang terjadi disuatu daerah
selama kurun waktu yang panjang.

Gunarsih (2006) dalam Rosalina (2012) menyatakan unsur-unsur iklim terdiri dari
radiasi matahari, temperatur, kelembaban, hujan, dan angin.

1. Radiasi matahari

Radiasi matahari adalah peristiwa yang terjadi pada atmosfer yang dianggap
penting bagi sumber kehidupan. Energi matahari merupakan penyebab utama dari
perubahan dan pergerakan dalam atmosfer sehingga dapat dianggap sebagai
pengendali iklim dan cuaca. Matahari memancarkan sinar yang pada umumnya
mempunyai gelombang pendek, sedangkan dari bumi dipancarkan gelombang
panjang (Gunarsih dalam Rosalina, 2012).

Menurut AAK (1983) menyatakan dari pengukuran sinar matahari yang


terpenting adalah panas atau teriknya penyinaran dan panjang atau lamanya
penyinaran. Panasnya penyinaran dan lamanya penyinaran dapat diukur dengan
menggunakan alat Heliograf. Akibat orbit bumi yang mengelilingi matahari, maka
setiap perubahan jarak dari bumi ke matahari menimbulkan variasi terhadap
penerimaan energi matahari. Intensitas radius matahari (IRM) suhu merupakan
absorpsi energi matahari dalam satuan per cm2 /menit. IRM ini merupakan fungsi
dari sudut sinar matahari yang mencapai bagian yang lengkung dari permukaan bumi,
artinya sinar matahari yang miring kurang memberikan energi karena menempuh
lapisan atmosfer yang tebal bila dibandingkan dengan sinar yang tegak lurus. IRM
yang besar mempunyai pengaruh yang besar pula pada proses fotosintesis. Besarnya
energi cahaya yang bisa diserap oleh setiap tanaman ditentukan oleh faktor luas daun
yang dimiliki oleh tanaman tersebut, kelebatan pertumbuhan daun, jarak tanam, ada
tidaknya awan diangkasa, dan panjang hari yang menentukan lamanya penyinaran
(Sriartha, 2004). Lamanya penyinaran matahari ditentukan oleh posisi bumi
mengelilingi matahari seakan-akan bergerak dari 23½ lintang utara dan 23½ lintang
selatan. Adanya perubahan letak kedudukan matahari berdampak di belahan bumi
selatan akan menerima hari siang lebih panjang sedangkan di bumi bagian utara,
terutama di kutub, akan menerima malam lebih panjang yaitu selama enam bulan.

2. Temperatur atau suhu udara

Suhu adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu
dengan menggunakan thermometer.

3. Kelembaban

Kelembaban adalah banyaknya uap air yang ada di udara. Keadaan kelembaban di
permukaan bumi berbeda-beda. Pada umumnya, kelembaban yang tinggi ada di
khatulistiwa sedangkan yang terendah ada pada lintang 400. Besarnya kelembaban
suatu daerah merupakan faktor yang dapat menstimulasi curah hujan (Atmaja, 2009).

Pengaruh kelembaban terhadap tanaman tampak pada perubahan stomata yang


menjadi terbuka atau tertutup. Daerah yang mempunyai kelembaban tinggi
menyebabkan stomata akan tertutup sehingga CO2 yang menjadi bahan pokok
fotosintesis tidak dapat masuk ke dalam daun. Akibatnya adalah mengurangi
terjadinya penguapan. Sebaliknya, pada daerah atau tempat dengan kelembaban
rendah, maka penguapan yang terjadi lebih banyak (Sriartha, 2004). Selain itu,
Kramer and Kozlowski (dalam Libria, 2004) menyatakan bahwa kelembaban udara
yang terlalu rendah dan terlalu tinggi akan menghambat pertumbuhan dan
pembungaan tanaman. Kelembaban udara dapat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman karena dapat mempengaruhi proses fotosintesis. Laju fotosintesis akan
meningkat dengan meningkatnya kelembaban udara sekitar tanaman.

4. Angin

Angin merupakan gerakan atau perpindahan massa udara dari satu tempat ke
tempat lain secara horizontal. Massa udara adalah udara dalam ukuran yang sangat
besar yang mempunyai sifat fisik yang seragam dalam arah yang horizontal. Sifat
massa udara ditentukan oleh daerah di mana massa udara terjadi, jalan yang dilalui
oleh massa udara, dan umur dari massa udara itu. Gerakan angin berasal dari daerah
yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Terdapat banyak jenis-
jenis angin seperti angin darat, angin laut, angin gunung, angin lembah dan angin
lokal (Fohn) yang sifatnya kering. Angin lokal ini biasanya tidak begitu baik bagi
tanaman karena sifatnya yang kering sehingga menyebabkan besarnya evaporasi dan
trasnpirasi yang akan dilakukan oleh tanaman. Kadang-kadang hal ini akan
menyebabkan tanaman menjadi layu karena tanaman tersebut tidak dapat
mengimbangi jumlah air yang hilang dengan pengambilan air dari dalam tanah
(Atmaja, 2009).

5. Curah hujan

Hujan adalah sebuah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi non-
cair seperti salju, batu es dan slit. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer
tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan
bumi. Hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang
cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin
terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu
pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara (Atmaja, 2009).

2.2 Pertumbuhan Tanaman

Tanaman merupakan makhluk hidup yang memiliki ciri yaitu kesanggupannya


untuk tumbuh dan berkembang. Tanaman akan tumbuh dan berkembang dengan cara
yang berbeda. Pertumbuhan merupakan bertambah besarnya sel yang menyebabkan
bertambah besarnya jaringan, organ dan akhirnya menjadi keseluruhan makhluk
hidup (Suarna et al., 1993).

Pertumbuhan tanaman ditunjukkan dengan adanya pertambahan ukuran sel dan


bahan kering yang mencerminkan pertambahan protoplasma (Harjadi, 1983).
Leiwakabessy (1998) menyatakan bahwa pertumbuhan ditentukan dengan
peningkatan berat kering, tinggi tanaman atau diameter batang, lebih lanjut lagi
Harjadi (1983) bahwa pada masa pertumbuhan vegetatif tanaman terdapat tiga proses
penting yaitu pembelahan sel, perpanjangan sel, dan tahap awal dari diferensiasi sel.
Ketiga proses akan mengembangkan batang, daun dan sistem perakaran. Proses
pembelahan sel terjadi pada pembuatan sel−sel baru, selanjutnya akan tumbuh
membesar dan memanjang. Tahap pertama dari diferensiasi terjadi pada
perkembangan jaringan primer. Semua proses dalam pertumbuhan ini memerlukan
karbohidrat sebagai bahan baku energi disamping protein dan lemak. Kekurangan
persediaan karbohidrat akan berakibat terganggunya ketiga proses tersebut yang
menyebabkan lambatnya pertumbuhan tanaman. Winaya (1983) menyatakan bahwa
pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor
intrinsik yaitu faktor genetis, sedangkan yang termasuk faktor ekstrinsik adalah
semua faktor yang terdapat di sekitar tanaman (lingkungan) seperti: tanah, air, dan
iklim.

Pertumbuhan dan produksi hijauan makanan ternak sangat tergantung pada daya
tahan bibit atau kemampuan untuk berkembang, kemampuan daya saing, daya tahan
terhadap kekeringan, kemampuan menyerap radiasi dan tingkat kesuburan tanah
dimana tanaman itu tumbuh. Salah satu faktor penting dalam pertumbuhan tanaman
adalah fotosintesis. Fotosintesis adalah proses untuk memproduksi gula (karbohidrat)
pada tumbuhan, beberapa bakteri dan organisme non-seluler (seperti jamur, protozoa)
dengan menggunakan energi matahari, yang melalui sel-sel yang berespirasi energi
tersebut akan dikonversi ke dalam bentuk ATP sehingga dapat digunakan seluruhnya
oleh organisme tersebut. Reaksi umum dan proses fotosintesis adalah: 6 H2 0 + 6
CO2 C6H1206 + 602

Proses fotosintesis berlangsung dalam dua proses. Proses pertama merupakan


proses yang tergantung pada cahaya matahari, yaitu reaksi terang yang membutuhkan
energi cahaya matahari langsung dan molekul-molekul energi cahya tersebut belum
dapat digunakan untuk proses berikutnya. Oleh karena itu pada reaksi terang ini,
energi cahaya matahari yang belum dapat digunakan tersebut akan dikonversi
menjadi molekul-molekul energi yang dapat digunakan yaitu dalam bentuk energi
kimia. Konversi energi cahaya menjadi energi kimia dilakukan oleh aktivitas pigmen
daun (klorofil). Dalam reaksi terang, cahaya matahari akan membentuk klorofil-a
sebagai suatu cara untuk membangkitkan elektron agar menjadi suatu energi dengan
tingkatan yang lebih tinggi. Dua pusat reaksi pada pigmen tersebut yang bekerja
secara berantai mentransfer elektron. Elektron diperoleh dengan memecah air (H20)
sehingga terjadi pelepasan 02 dan 02 tersebut yang kemudian mengkonversi energi
menjadi ATP dan NADP. Proses kedua adalah proses yang tidak membutuhkan
cahaya (reaksi gelap) yang terjadi ketika produk dari reaksi terang digunakan untuk
membentuk ikatan kovalen C-C dari karbohidrat. Pada proses ini, C02 atmosfer
ditangkap dan dimodifikasi oleh penambahan hydrogen menjadi bentuk karbohidrat,
reaksi gelap ini berlangsung dalam stroma kroloplas.

2.3 Reproduksi Tanaman

  Reproduksi tumbuhan dibagi atas reproduksi vegetatif dan reproduksi generatif.


Reproduksi vegetatif terjadi secara alami dan buatan. Reproduksi generatif terbagi
menjadi dua yaitu pada Gymnospermae dan Angiospermae. Reproduksi vegetatif
pada tumbuhan di atas terjadi secara alami. Tumbuhan juga dapat dikembangbiakkan
secara buatan dengan cara: mencangkok, stek, okulasi, merunduk, kultur jaringan dan
lain-lain (Srikini 2008: 4).

Reproduksi seksual pada tumbuhan terjadi pada Gymnospermae (tumbuhan


berbiji terbuka, misalnya pinus, cemara, melinjo, damar, dan pakis haji), dan
Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup yaitu monokotil dan dikotil). Flora atau
tumbuh-tumbuhan sama halnya dengan binatang dan manusia sama-sama melakukan
kegiatan berkembang biak dengan tujuan untuk menghindari kepunahan pada spesies
atau rasnya karena cara inilah tumbuhan mempertahankan keturunannya. Kegiatan
berkembangbiak atau beranak ini pada tumbuhan dapat dilakukan secara tidak kawin
atau tanpa melalui perkawinan antara sel kelamin jantan betina atau kepala putik
dengan benang sari (Pratiwi 2007: 191).  

Perkembangbiakan secara alami adalah berkembang biaknya tumbuhan tanpa


bantuan tangan manusia untuk terjadi pembuahan atau anakan tanaman baru. Umbi
lapis adalah tumbuhnya tunas pada sela-sela lapisan umbi. Contohnya seperti bawang
merah. Umbi batang adalah batang yang beralih fungsi sebagai tempat penimbunan
makanan dengan calon tunas-tunas kecil yang berada di sekitarnya yang dapat
tumbuh dengan cara geragih adalah batang yang menjalar secara terus-menerus di
mana pada ruas batang dapat muncul tunas-tunas baru. Misalnya seperti tanaman
rumput teki, arbei, kangkung, dan lain sebagainya jadi tanaman baru. Contoh seperti
jagung dan ketela rambat (Campbell 2003: 355).                                    Sistem
reproduksi ini tidak melibatkan proses penyerbukan. Keuntungan reproduksi secara
buatan ini adalah keturunan yang dihasilkan memiliki sifat yang sama persis dengan
induknya dan cenderung lebih cepat menghasilkan buah. Kekurangannya antara lain
sistem perakaran kurang kuat dan jika ranting dipotong menyebabkan menurunnya
pertumbuhan. Reproduksi vegetatif merupakan suatu perluasan dari kapasitas
tumbuhan untuk  melakukan pertumbuhan tak terbatas. Individu baru (keturunannya)
yang terbentuk mempunyai ciri dan sifat yang sama dengan induknya. Individu-
individu sejenis yang terbentuk secara reproduksi aseksual dikatakan termasuk dalam
satu klon, sehingga anggota dari satu klon mempunyai susunan genetik yang sama
(Pratiwi 2007: 356).

Gametogenesis adalah peristiwa pembentukan gamet (sel kelamin). Pembentukan


spermatozoid disebut dengan spermatogenesis, sedang pembentukan ovum disebut
dengan oogenesis. Spermatogenesis pada tumbuhan adalah proses pembentukan
serbuk sari yang berlangsung di kepala sari dan oogenesis berlangsung  di ruang
bakal buah (putik). Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari di kepala putik untuk
tumbuhan Angiospermae sedang untuk Gymnospermae langsung pada bakal biji
(Srikini 2008: 5). Reproduksi  pada tumbuhan dari sel generatif dapat terjadi dengan
pembuahan (amfimiksis),  atau tanpa  melalui pembuahan (apomiksis). Reproduksi
(perkembangbiakan) ini merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Dengan
reproduksi  maka makhluk hidup dapat mempertahankan kelangsungan jenisnya
(spesies) sehingga tidak punah. Pembuahan pada angiospermae disebut pembuahan
ganda sebab terjadi 2 kali pembuahan (Pratiwi 2004: 193).

Sama seperti halnya mahluk hidup lain, tumbuhan juga bereproduksi untuk
mempertahankan kelangsungan spesiesnya. Tumbuhan berbunga melakukan
reproduksi dengan cara membentuk biji. Biji terbentuk dengan jalan reproduksi
seksual yaitu bergabungnya sel kelamin jantan dari serbuk sari dengan sel kelamin
betina dari bakal buah.Baik benangsari maupun putik dilindungi oleh kelopak bunga
dan daun mahkota. Keduanya membentuk mahkota bunga. Polinasi atau penyerbukan
terjadi ketika butir sel jantan dari benangsari masuk ke kepala putik bunga lalu turun
ke tangkai putik untuk bergabung dengan bakal biji. Ada juga tumbuhan yang bisa
dikembangkan tanpa pembuahan (Srikini 2007: 28) 
BAB III ISI

3.1 Faktor-faktor iklim yang mempengaruhi Tanaman

Faktor iklim sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman. Apabila


tanaman ditanam di luar daerah iklimnya, maka produktivitasnya sering kali tidak
sesuai dengan yang diharapkan.Menurut Sutarno at all (1997) Studi tentang perilaku
kejadian tiap organisme atau tumbuhan dalam hubungannya dengan perubahan-
perubahan iklim disebut dengan fenologi. Untuk faktor iklim yang dipergunakan
dalam penelitian fenologi pada umumnya adalah curah hujan hal ini adalah karena
curah hujan secara langsung atau tidak langsung penting untuk pengaturan waktu dan
ruang dalam pembentukan bunga dan buah pada tumbuhan tropis.

Perubahan iklim merupakan sesuatu yang sulit untuk dihindari dan memberikan
dampak terhadap berbagai segi kehidupan. Perubahan iklim adalah implikasi dari
pemanasan globaldimana fenomena ini menyebabkan peningkatan intensitas kejadian
iklim ekstrim (El-Ninodan La-Nina) dan ketidak teraturan musim. Selama 30 tahun
terakhir terjadi peningkatansuhu global secara cepat dan konsisten sebesar 0,20C per
dekade, dengan sepuluh tahunterpanas terjadi pada periode setelah tahun 1990.

Pertanian merupakan salah satu sektor yangsangat rentan terhadap perubahan


iklim yang berdampak pada produktivitas tanaman dan pendapatan petani. Budidaya
tanaman pertanian sangat tergantung pada iklim dan cuaca.Unsur cuaca yang
berpengaruh adalah intensitas cahaya matahari, suhu, curah hujan, dankelembaban.
Pengaruh perubahan iklim ini dapat berdampak berupa potensi yangmengancam
penurunan atau mungkin terjadinya peningkatan dari produktivitas pertanian.

Tanaman jagung perlu memperhatikan beberapa faktor yang dapat mendukung


pertumbuhan tanaman. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi adalah faktor
lingkungan. Pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman dapat dibagi atas
dua faktor yaitu lingkungan dan genetik. Lingkungan tumbuh tanaman sendiri dapat
dikelompokkan atas lingkungan biotik (tumbuhan lain, hama, penyakit dan manusia),
dan abiotik (tanah dan iklim).

Dari faktor-faktor diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Genetik

Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat di dalam makhluk hidup.
Gen berpengaruhi setiap struktur makhluk hidup dan juga perkembangannya,
Walaupun gen bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhinya. Setiap jenis
(spesies) memiliki gen untuk sifat tertentu. Penggunaan jagung dari varietas yang
tahan merupakan salah satu cara dalam memproduksi tanaman jagung yang optimal.

2. Curah hujan

Besarnya curah hujan mempengaruhi kadar air tanah, aerasi tanah, kelembaban
udara dan secara tidak langsung juga menentukan jenis tanah sebagai tempat media
tumbuh tanaman. Oleh karenanya curah hujan sangat besar pengaruhnya terhadap
pertumbuhan tanaman. Ketinggian tempat menentukan suhu udara, intensitas cahaya
matahari dan mempengaruhi curah hujan, yang pada gilirannya mempengaruhi
pertumbuhan tanaman.

Perbedaan ketinggian tempat dari permukaan laut menyebabkan perbedaan suhu


lingkungan. Setiap kenaikan 100m dari permukaan laut, suhu akan turun sekitar
0,50C. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah
hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan
pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air.

Sebaiknya Jagung ditanam diawal musim hujan, dan menjelang musim kemarau.
Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di daerah
pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Daerah dengan
ketinggian optimum antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang baik bagi
pertumbuhan tanaman jagung.
3. Tanah

Tanah merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting dalam


mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanah yang menentukan
penampilan tanaman. Kondisi kesuburan tanah yang relative rendah akan
mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman dan akhirnya akan
mempengaruhi hasil. Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain: andosol
(berasal dari gunung berapi), latosol, grumosol, tanah berpasir.

Pada tanah-tanah dengan tekstur berat (grumosol) masih dapat ditanami jagung
dengan hasil yang baik dengan pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah
dengan tekstur lempung/liat (latosol) berdebu adalah yang terbaik untuk
pertumbuhannya. Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur-
unsur hara tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung
adalah pH antara 5,6 - 7,5. Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan
ketersediaan air dalam kondisi baik. Tanah dengan kemiringan kurang dari 8 % dapat
ditanami jagung, karena disana kemungkinan terjadinya erosi tanah sangat kecil.
Sedangkan daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan
pembentukan teras dahulu.

4. Suhu

Suhu udara mempengaruhi kecepatan pertumbuhan maupun sifat dan struktur


tanaman. Tumbuhan dapat tumbuh dengan baik pada suhu optimum. Untuk tumbuhan
daerah tropis suhu optimumnya berkisar 22-370C. Suhu optimum berkisar antara 25-
300C dan suhu maksimum 35-400C. Tetapi suhu kardinal (minimum, optimum, dan
maksimum) ini sangat dipengaruhi oleh jenis dan fase pertumbuhan tanaman.

Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-34 derajat C, akan tetapi bagi
pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antara 23-27 derajatC.
Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 30
derajat C.

5. Cahaya matahari
Cahaya matahari (radiasi surya) mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui
tiga sifat yaitu intensitas cahaya, kualitas cahaya (panjang gelombang) dan lamanya
penyinaran (panjang hari). Pengaruh ketiga sifat cahaya tersebut terhadap
pertumbuhan tanaman adalah melalui pembentukan klorofil, pembukaan stomata,
pembentukan anthocyanin (pigmen merah) perubahan suhu daun atau batang,
penyerapan hara, permeabilitas dinding sel, transpirasi dan gerakan protoplasma.

6. Hara dan air

Hara dan air memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Salah satu fungsi dari kedua bahan ini adalah sebagai bahan pembangun
tubuh makhluk hidup. Pertumbuhan yang terjadi pada tanaman (sampai batas
tertentu) disebabkan oleh tanaman mendapatkan hara dan air. Bahan baku pada
proses fotosintesis adalah hara dan air yang nantinya akan diubah tanaman menjadi
makanan. Tanpa kedua bahan ini pertumbuhan tidak akan berlangsung.

Hara dan air umumnya diambil tanaman dari dalam tanah dalam bentuk ion.
Unsur hara yang dibutuhkan tanaman dapat dibagi atas dua kelompok yaitu hara
makro dan mikro. Hara makro adalah hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
besar sedangkan hara mikro dibutuhkan dalam jumlah kecil.

Nutrien yang tergolong kedalam hara makro adalah Carbon, Hidrogen, Oksigen,
Nitrogen, Sulfur, Posfor, Kalium, Calsium, Ferrum. Sedangkan yang termasuk
golongan hara mikro adalah Boron, Mangan, Molibdenum, Zinkum (seng) Cuprum
(tembaga) dan Klor. Jika tanaman kekurangan dari salah satu unsur tersebut diatas
maka tanaman akan mengalami gejala defisiensi yang berakibat pada penghambatan
pertumbuhan (Hanum, 2008).
3.2 Tanaman berdasarkan Iklimnya

A. Jagung

Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Tanaman


jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji
yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah. Suhu yang dikehendaki
tanaman jagung antara 21-34 derajat C, akan tetapi bagi pertumbuhan tanaman yang
ideal memerlukan suhu optimum antara 23-27 derajat C. Pada proses perkecambahan
benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 derajat C.

Saat panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik daripada
musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan
hasil. adapun media tanaman jagung adalah sebagai berikut ;

a. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus. Agar supaya dapat
tumbuh optimal tanah harus gembur, subur dan kaya humus.

b. Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain: andosol (berasal dari
gunung berapi), latosol, grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan
tekstur berat (grumosol) masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik
dengan pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur
lempung/liat (latosol) berdebu adalah yang terbaik untuk pertumbuhannya.

c. Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur hara


tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah
pH antara 5,6-7,5.

d. Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air dalam
kondisi baik.

e.  Tanah dengan kemiringan kurang dari 8 % dapat ditanami jagung, karena


disana kemungkinan terjadinya erosi tanah sangat kecil. Sedangkan daerah
dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan
teras dahulu.

Berdasarkan ketinggiannya jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran


rendah sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m
dpl. Daerah dengan ketinggian antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang
optimum bagi pertumbuhan tanaman jagung.

B. Padi

Keadaan iklim sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, termasuk padi.


Tanaman padi sangat cocok tumbuh di iklim yang berhawa panas dan banyak
mengandung uap air. Komponen iklim ini, meliputi curah hujan, suhu, ketinggian
tempat, sinar matahari, dan angin.

1. Curah hujan

Tanaman padi membutuhkan curah hujan rata-rata 200 mm/bulan atau lebih
dengan distribusi selama empat bulan. Curah hujan yang baik akan memberikan
dampak yang baik dalam pengairan, sehingga genangan air yang diperlukan
tanaman padi di sawah dapat terpenuhi.

2. Suhu

Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik pada suhu 23oC ke atas, sedangkan di
Indonesia pengaruh suhu tidak terasa karena suhunya hampir konstan sepanjang
tahun. Adapun salah satu pengaruh suhu terhadap tanaman padi ialah kehampaan
pada biji.

3. Ketinggian tempat

Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah maupun dataran
tinggi. Ketinggian tempat untuk tanaman padi dataran rendah yaitu 0 – 650 meter
diatas permukaan laut dengan suhu 22 – 27oC, sedangkan untuk dataran tinggi
650 – 1500 meter diatas permukaan laut dengan suhu 19 – 23oC.

4. Sinar matahari

Sinar matahari diperlukan oleh tanaman padi untuk melangsungkan proses


fotosintesis, terutama proses pengisian dan pemasakan biji padi akan tergantung
terhadap intensitas sinar matahari.

5. Angin

Angin memiliki peranan yang cukup penting bagi pertumbuhan tanaman padi.
Tanaman padi dapat melakukan proses penyerbukan dan pembuahan dengan
bantuan angin. Jenis angin yang cocok untuk penyerbukan dan pembuahan
tanaman padi adalah angin sepoi-sepoi.

BAB IV KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Studi tentang perilaku kejadian tiap organisme atau tumbuhan dalam


hubungannya dengan perubahan-perubahan iklim disebut dengan fenologi. Untuk
faktor iklim yang dipergunakan dalam penelitian fenologi pada umumnya adalah
curah hujan hal ini adalah karena curah hujan secara langsung atau tidak langsung
penting untuk pengaturan waktu dan ruang dalam pembentukan bunga dan buah pada
tumbuhan tropis.

Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan


memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah. Suhu
yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-34 derajat C, akan tetapi bagi
pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antara 23-27 derajat C.
Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 30
derajat C.

Tanaman padi sangat cocok tumbuh di iklim yang berhawa panas dan banyak
mengandung uap air. Komponen iklim ini, meliputi curah hujan, suhu, ketinggian
tempat, sinar matahari, dan angin.

4.2 Saran

Budidaya tanaman sangat dipengaruhi oleh iklim yang pada kondisi tertentu dapat
menentukan keberhasilan dari penanaman, maka pembahasan selanjutnya bisa
menyertakan pembagian daerah di Indonesia berdasarkan kecocokan tanmaan dengan
iklim di daerah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Ance Gunarsih Kartasapoetra, Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan


Tanaman, (Jakarta:Bumi Aksara,2012)

Soedomo Moestikahadi, Pencemaran Udara (Bandung: ITB, 2001)

Al Omran et al. 2012. Management of Irrigation Water Salinity in Greenhouse


Tomato Production under Calcareous Sandy Soil and Drip Irrigation. Journal Of
Agricultural Science And Technology. Vol 14:939-950.

Fitter dan Hay. 1992. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Gardner, dkk. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: Universitas Indonesia


(UI-Press).

Hanum, Chairani. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 1 Untuk SMK. Jakarta:


Departemen Pendidikan Nasional.

Kartasapoetra, Ance Gunarsih. 1990. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah


dan Tanaman. Jakarta: Bumi Aksara.

Kasniari dan Supadma. 2007. Pengaruh Pemberian Beberapa Dosis Pupuk (N, P, K )
dan Jenis Pupuk Alternatif terhadap Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) dan
Kadar N, P, K Inceptisol Selemadeg, Tabanan. Agritrop. Vol 26(4): 168-176.

Anda mungkin juga menyukai