Anda di halaman 1dari 13

Indikator Poli Umum :

N Sasaran Indikator Target Upaya untuk


o Keselamatan mencapai
Pasien sasaran
a. Tidak Kepatuhan 100 % Menyusun
terjadinya melakukan kebijakan
kesalahan identifikasi identifikasi
identifikasi pasien pada pasien
pasien dalam saat minimal
pelayanan pendaftaran dengan dua
dan akan cara yang
melaksanakan relative tidak
tindakan berubah
maupun Menyusun
pemberian prosedur
obat identifikasi
pasien
Sosialisasi
pelaksanaan
identifikasi
pasien
Kepatuhan
melaksanakan
identifikasi
pasien.
Monitoring
dan tindak
lanjut
terhadap
kepatuhan
identifikasi
pasien
b Komunikasi Komunikasi 100 % Memonitor
dokter dalam yang dan menindak
pemberian dilakukan lanjut
pelayanan dokter pelaksanaan
medis kepoada komunikasi
pasien efektif dalam
dilakukan pelayanan
sesuai SPO dengan
menggunakan
indicator yang
telah
ditentukan
c Kesesuaian Kepatuhan 100 % Monitoring
diagnosa pelaksanaan dan tindak
dokter dengan dalam lanjut upaya
terapi yang pemberian penyediaan
diberikan obat obat yang
aman dengan
menggunakan
indicator yang
sudah
ditetapkan
d Tidak Kepatuhan 100 % Menyusun
terjadinya terhadap kebijakan dan
kesalahan pelaksanaan prosedur
prosedur prosedur untuk
tindakan tindakan yang mencegah
kritis kesalahan
prosedur
tindak klinis
Melaksanakan
tindakan
klinis sesuai
prosedur.
Melakukan
monitoring
dan tindak
lanjut dengan
menggunakan
indicator yang
sudah
ditetapkan
BAB I
PENDAHULUAN

•       Latar Belakang
Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan
oleh dokter berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama
anamnesis dan pemeriksaan. 
Dalam proses pengobatan terkandung keputusan ilmiah yang
dilandasi oleh pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan
intervensi pengobatan yang memberi manfaat maksimal dan resiko
sekecil mungkin bagi pasien. Hal tersebut dapat dicapai dengan
melakukan pengobatan yang rasional. Pengobatan rasional menurut
WHO 1987 yaitu pengobatan yang sesuai indikasi, diagnosis, tepat
dosis obat, cara dan waktu pemberian, tersedia setiap saat dan harga
terjangkau.
Tujuan pengobatan adalah mengupayakan kesembuhan dan
pemulihan pasien secara optimal melalui prosedur dan tindakan yang
dapat dipertanggungjawabkan.

•       Tujuan Pedoman
Pedoman Poli Umum  Puskesmas....... bertujuan untuk menjadi
acuan dalam memberi pelayanan kepada pasien rawat jalan baik
pasien anak maupun dewasa.  Sehingga pada akhirnya pelayanan
klinis dapat meningkatkan kepuasan pelanggan..

•       RuangLingkup
       Pelayanan Pengobatan dibagi dalam dua macam kegiatan, yaitu :
•        Kegiatan di dalam gedung Puskesmas
      Meliputi :Pengobatan di Poli Umum
•        Kegiatan di luar gedung Puskesmas
      Meliputi : Pengobatan di Posyandu, UKK

•       Batasan Operasional
•      Rawat jalan adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien
untuk tujuan pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi dan
pelayanan kesehatan lainnya tanpa mengharuskan rawat inap.
•      Pasien rawat jalan adalah pasien puskesmas yang setelah
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan kondisinya dapat
pulang ke rumah.
•       Landasan Hukum
•    Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
•    Undang Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
•    Peraturan Menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

•       Kualifikasi Sumber Daya Manusia pelayanan klinis


Berikut ini tenaga kesehatan yang bertugas pada  poli umum
yang ada di Puskesmas .......
Penanggung Jawab Poli Umum : dr.
Anggota Pelaksana                      :    
                                     
                                               
•              Distribusi Ketenagaan dan pengaturan jadwal kegiatan
•        Dokter setiap hari bertugas di balai pengobatan umum, UGD dan
Rawat Inap. Jumlah dokter ada 1 (satu ) yang  mempunyai tugas
sesuai jadwal. Bila ada pertemuan yang menyangkut upaya klinis
yang menjadi tugas keseharian dokter atau yang berkaitan dengan
tugas integrasinya, maka akan didisposisi untuk melakukan
pertemuan, sehingga pelayanan dilayani oleh  perawat yang diberi
pelimpahan wewenang. Setelah selesai
pertemuan dokter akan  menangani pasien di UGD dan Rawat Inap.
•        Perawat setiap hari melakukan ketugasan sesuai jadwal yang dibuat
oleh Koordinator UKP . Setiap perawat mempunyai tugas integrasi
atau tugas lain yang diberikan kepala puskesmas, misalnya
penanggung jawab TB, penanggung jawab PHN dll. Sehingga jika ada
undangan yang menyangkut ketugasanya perawat yang bersangkutan
akan didisposisi mengikuti kegiatan tersebut.

BAB III
STANDAR FASILITAS

•      Denah Poli Umum

•      Standar Fasilitas
•      Fasilitas Sarana
Poli umum  merupakan ruangan dengan ruang pemeriksaan dokter,
termasuk didalamnya terdapat bed/tempat tidur pasien. Di depan
pintu masuk  poli umum terdapat 1 (satu) meja untuk melakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital pada pasien sedangkan 2 (dua) meja di
dalam poli umum digunakan untuk pemeriksaan yang dilakukan oleh
dokter atau perawat.
Ruangan ini memiliki wastafel sebagai sarana cuci tangan bagi
petugas.Selain itu ruangan ini memiliki seperangkat komputer
sebagai bagian dari sistem informasi puskesmas yang terhubung
dengan server untuk memasukkan data pasien pada sistem informasi
puskesmas
      Peralatan

•        Timbangan Dewasa
•        Stetoscope
•        Tensimeter
•        Termometer

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

Tata Laksana
•    Kegiatan di Dalam Gedung
•    Persiapan ruangan
•    Persiapan alat – alat pemeriksaan
•    Penatalaksanaan pasien
•    Memanggil pasien berdasarkan nomor urut
•    Menuliskan nomor jaminan pada klaim jaminan, untuk pasien
peserta jaminan kesehatan
•    Melakukan Kajian awal klinis , bagi pasien baru dan pasien yang
belum pernah dilakukan kajian awal
•    Melakukan anamnesa, pemeriksaan dan tatalaksana penderita
•    Melakukan pencatatan rekam medik pasien
•    Pengobatan medik dasar di Puskesmas sesuai pedoman
•    Melakukan perawatan luka
•    Penyuluhan tentang penyakit dan pola hidup sehat
•    Konseling medik umum
•    Menerima rujukan internal
•    Melakukan rujukan kasus spesialistik
•    Menerbitkan surat keterangan sakit/sehat yang ditandatangani
dokter, bila diperlukan
•    Memberikan surat KIR dokter
•    Selesai pelayanan
•    Mencuci dan mensterilkan alat sesuai prosedur

•    Kegiatan di luar gedung


•      Penyuluhan kesehatan
•      Penjaringan Penyakit
•      Screening penyakit tertentu
•      Pengobatan pada waktu Posyandu /Posyandu Lansia

•      Dokumentasi
•    Kegiatan di dalam gedung :
Setelah selesai pelayanan, data – data pasien :
•    Ditulis dalam Buku Register
•    di-input dalam simpus Puskesmas melalui Komputer
•    Kegiatan di luar gedung :
•    Buku tugas luar
•    Penyuluhan kader :
• Undangan
• Materi penyuluhan
• Daftar hadir
• Notulen penyuluhan

BAB V
LOGISTIK

Untuk menunjang terselenggaranya pelayanan klinis yang


bermutu, maka perlu didukung oleh penyediaan logistik yang
memadai dan optimal, melalui perencanaan yang baik dan
berdasarkan kebutuhan pasien dan usulan petugas rawat inap atas
dasar kebutuhan pasien dan demi kelancaran dari pelayanan di rawat
inap.Ketersediaan logistik harus dijamin kecukupannya dan
pemeliharaan yang sudah dianggarkan dan dijadwalkan.Pengadaan
alat dan bahan dalam pelaksanaan upaya klinis Puskesmas
diselenggarakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
         
                                              
  
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Ada enam sasaran keselamatan pasien, yaitu:


•       Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien
•       Komunikasi efektif
•       Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat
•       Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan
•       Pengurangan terjadinya resiko infeksi di Puskesmas
•       Tidak Terjadinya pasien jatuh
Upaya Puskesmas untuk mencapai enam sasaran keselamatan pasien
tersebut adalah :
•       IDENTIFIKASI PASIEN SECARA BENAR
Indikator melakukan identifikasi pasien secara benar adalah:
•    Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, seperti nama
pasien dan tanggal lahir pasien, tidak termasuk nomor dan lokasi
kamar.
•    Pasien diidentifikasi sebelum  melakukan pemberian obat atau
produk lainnya.
•    Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah, dan specimen lain
untuk keperluan pemeriksaan.
•    Pasien diidentifikasi sebelum memberikan perawatan atau prosedur
lainnya.
•     
Prosedur dalam Identifikasi Pasien
Ada 2 identitas yaitu menggunakan NAMA dan TANGGAL
LAHIR yang disesuaikan dengan tanda pengenal resmi.Pengecualian
prosedur identifikasi dapat dilakukan pada kondisi kegawatdaruratan
pasien di UGD.
Beberapa hal yang dapat dilakukan petugas adalah:
•      Petugas meminta pasien untuk menyebutkan nama dan tanggal  lahir
sebelum melakukan prosedur, dengan pertanyaan terbuka, contoh :”
Nama bapak siapa?” “Tolong sebutkan tanggal lahir Bapak”.
•      Bila pasien tidak dapat menyebutkan nama, identitas pasien dapat
ditanyakan kepada penunggu/ pengantar pasien.

•       MENINGKATKAN KOMUNIKASI EFEKTIF


    Cara komunikasi yang efektif di puskesmas:
•      Menggunakan teknik SBAR (Situation – Background – Assessment –
Recomendation) dalam melaporkan kondisi pasien untuk
meningkatkan efektivitas komunikasi antar pemberi layanan.
•             Situation : Kondisi terkini yang terjadi pada pasien.
•    Background : Informasi penting apa yang berhubungan dengan
kondisi pasien terkini.
•             Assessment : Hasil pengkajian kondisi pasien terkini
•    Recommendation : Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi
masalah pasien saat ini.

b.   Komunikasi Verbal (Write down/tulis, Read back/baca kembali


•      Intruksi/ laporan hasil tes secara verbal dan telepon ditulis oleh
penerima instruksi/ laporan.
•      Intruksi/ laporan hasil tes secara verbal dan telepon dibacakan
kembali oleh penerima instruksi/ laporan.
•      Instruksi/ laporan yang dibacakan tersebut, dikonfirmasikan oleh
individu pemberi instruksi/ laporan.
•      Untuk istilah yang sulit atau obat – obatan kategori LASA (Look Alike
Sound Alike) diminta penerima pesan mengeja kata tersebut perhurup 
misalnya : UBRETID
S Situasi
Saya menelepon tentang (nama pasien, umur, dan lokasi)
………….
Masalah yang ingin disampaikan…..
Tanda- tanda vital :
B Background/ latar belakang
Status mental pasien :
Kulit:…
Alat Bantu…
A Assesment/ Penilaian
Sampaikan masalah yang sedang terjadi dan katakan
penilaian anda.
R Rekomendasi
Apakah (katakan apa yang ingin disarankan)
Apakah diperlukan pemeriksaan tambahan?
Jika ada perubahan tatalaksana, tanyakan…

•       MENINGKATKAN KESELAMATAN PENGGUNAAN OBAT YANG PERLU


DIWASPADAI (HIGH ALERT)
Obat- obatan yang perlu diwaspadai adalah :  NORUM (Nama Obat
Rupa Ucapan Mirip) / LASA (Look Alike Sound
     Alike) yaitu obat-obat yang terlihat mirip dan  kedengarannya
mirip.
Pengelolaan obat yang perlu diwaspadai:
•      Penyimpanan di lokasi khusus dengan akses terbatas dan diberi
penandaan yang jelas berupa stiker berwarna merah bertuliskan
“High Alert”

•      Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA.


•      Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat
pasien tanpa pengawasan.
•      Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA saat menerima /
memberi instruksi
Obat-obatan yang memerlukan kewaspadaan tinggi yang ada di
Puskesmas:
•      Golongan Opioid
Di puskesmas tidak ada
•      Antiaritmia
•    Lidokain
•      Obat antagonis adrenergik
• Efinefrin

•      Sound Alike Look Alike Drugs


  
•       PENERAPAN 7 BENAR DALAM PEMBERIAN OBAT
•       PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN
Indikator Usaha Menurunkan Infeksi Nosokomial:
•    Menggunakan panduan hand hygiene terbaru yang diakui umum.
•    Mengimplementasikan program kebersihan tangan yang efektif.
Semua petugas di rumah sakit termasuk dokter melakukan
kebersihan tangan pada 5 MOMEN yang telah ditentukan, yakni:
•      Sebelum kontak dengan pasien
•      Sesudah kontak dengan pasien
•      Sebelum tindakan asepsis
•      Sesudah terkena cairan tubuh pasien
•      Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien

Ada 2 cara cuci tangan yaitu


•       HANDWASH – dengan air mengalir, waktunya : 40 – 60 detik
•       HANDRUB – dengan gel berbasis alcohol, waktunya : 20 – 30 detik
•        
Alat Pelindung Diri
Alat yang digunakan untuk melindungi petugas dari pajanan darah,
cairan tubuh, ekskreta, dan selaput lendir pasien seperti sarung
tangan, masker, tutup kepala, kacamata pelindung, apron/ jas, dan
sepatu pelindung.
•    PENGURANGAN RISIKO CEDERA AKIBAT PASIEN JATUH
Indikator usaha menurunkan risiko cedera karena jatuh :
•      Semua pasien baru dinilai rIsiko jatuhnya dan penilaian diulang jika
diindikasikan oleh perubahan kondisi pasien atau pengobatan, dan
lainnya.
•      Hasil pengukuran dimonitor dan ditindak lanjuti sesuai derajat rIsiko
jatuh pasien guna mencegah pasien jatuh serta akibat tak terduga
lainnya.

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

        Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan


kesehatan oleh pasien dan keluarga pasien maka tuntutan
pengelolaan program Keselamatan Kerja di rawat inap semakin tinggi,
karena Sumber Daya Manusia (SDM) puskesmas,
pengunjung/pengantar pasien, pasien  sekitar puskesmas ingin
mendapatkan perlindungan dari gangguan kesehatan dan kecelakaan
kerja, baik sebagai dampak proses kegiatan pemberian pelayanan
maupun karena kondisi sarana dan prasarana yang ada di
puskesmas yang tidak memenuhi standar.
        Puskesmas sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi
masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh
perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi,
dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu
meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh
masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
        Dalam Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,
khususnya pasal 165 :”Pengelola tempat kerja wajib melakukan
segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan,
peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja”.
Berdasarkan pasal di atas maka pengelola tempat kerja di puskesmas
mempunyai kewajiban untuk menyehatkan para tenaga
kerjanya.Salah satunya adalah melalui upaya kesehatan kerja
disamping keselamatan kerja.Puskesmas harus menjamin kesehatan
dan keselamatan baik terhadap pasien, penyedia layanan atau
pekerja maupun masyarakat sekitar dari berbagai potensi bahaya di
puskesmas.
        Program keselamatan kerja di Poli Umum merupakan salah satu
upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan puskesmas, khususnya
dalam hal kesehatan dan keselamatan bagi SDM puskesmas, pasien, 
keluargapasien, masyarakat sekitar.
Tujuan umum
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk
SDM puskesmas, aman dan sehat bagi pasien,
pengunjung/pengantar pasien, masyarakat dan lingkungan sekitar
sehingga proses pelayanan puskesmas  berjalan baik dan lancar.
Tujuan khusus
•    Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya PAK (Penyakit Akibat
Kerja) dan KAK (Kecelakaan Akibat Kerja).
•    Peningkatan mutu, citra dan rawat inap  puskesmas.

Alat Keselamatan Kerja


•              Pemadam kebakaran (hidrant)
•              APD (alat Pelindung Diri)
•              Peralatan pembersih
•              Obat-obatan
•              Kapas
•              Plaster pembalut
•              Pembersih tangan di depan tiap-tiap ruangan pasien.
Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai
berikut:
•       Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya
untuk memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja,
•       Pakailah APD saat bekerja,
•       Orientasi pada petugas baru,
•       Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam
kebakaran,
•       Harus mengetahui cara mencuci tangan dengan benar,
•       Buanglah sampah pada tempatnya,
•       Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik,
•       Dilarang merokok.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu   (quality control) dalam manajemen mutu
merupakan suatu sistem kegiatan  teknis yang bersifat rutin yang
dirancang  untuk mengukur dan menilai mutu produk atau jasa yang
diberikan kepada pelanggan.  Pengendalian mutu pada pelayanan
klinis diperlukan agar produk layanan klinis terjaga kualitasnya
sehingga memuaskan masyarakat sebagai pelanggan.

Ishikawa (1995) menyatakan bahwa pengendalian mutu adalah


pelaksanaan langkah-langkah yang telah direncanakan secara
terkendali agar semuanya berlangsung sebagaimana mestinya,
sehingga mutu produk yang direncanakan dapat tercapai dan
terjamin.Dalam pengertian Ishikawa tersirat pula bahwa
pengendalian mutu itu dilakukan dengan orientasi pada kepuasan
konsumen. Dalam bahasa layanan kesehatan keseluruhan proses
yang diselenggarakan oleh puskesmas ditujukan pada pemenuhan
kebutuhan masyarakat sebagai konsumen.

Pada unit Poli Umum Puskesmas ....... selalu dilakukan survey


kepuasan pelanggan  untuk mengetahui tingkat kepuasan penerima
layanan di Puskesmas ........ Hasil dari survey  pelanggan di analisa
sehingga dapat merumuskan follow up dari permasalahan yang ada. .
Jika ada KTD, KPC dan KNC segera melaporkan pada Ketua Tim
Mutu dan Keselamatan Pasien untuk segera di followup  bersama-
sama dengan Anggota Tim Mutu dan keselamatan pasien
Puskesmas .......

BAB IX
PENUTUP

          Penanggung jawab penyelenggaraan pelayanan klinis di rawat


inap Puskesmas ....... adalah Kepala Puskesmas ........ Sedangkan
penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya
pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten Purworejo  adalah
dinas kesehatan kabupaten Purworejo. Puskesmas bertanggung
jawab    hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang
dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten Purworejo sesuai
dengan kemampuannya. Tujuan pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung tercapainya
tujuan pembangunan kesehatan nasional.Yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas, agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

Anda mungkin juga menyukai