Anda di halaman 1dari 19

KLINIK PRATAMA RAWAT JALAN

JASA KARTINI
Jalan Otto Iskandar Dinata No. 69 Telp : (0260) 414635
Email : kartinijasa69@gmail.com
Subang – 41211

KEPUTUSAN KEPALA KLINIK PRATAMA RAWAT JALAN JASA KARTINI


NOMOR : 08/SK/001-008/I/2023

TENTANG
PENETAPAN, PENGUKURAN, DAN PELAPORAN INDIKATOR MUTU DAN
KINERJA KLINIK PRATAMA RAWAT JALAN JASA KARTINI TAHUN 2023

KEPALA KLINIK PRATAMA RAWAT JALAN JASA KARTINI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka upaya pelaksanaan upaya pelayanan


kesehatan di klinik diperlukan indikator dan target kinerja
dan mutu pelayanan untuk perbaikan mutu pelayanan;
b. bahwa sehubungan dengan pertimbangan pada huruf a
tersebut dipandang perlu ditetapkan indikator mutu dan
kinerja klinik yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Klinik.

Mengingat : 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014


tentang Klinik;

2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 47 tahun 2016 tentang


Fasilitas Pelayanan Kesehatan;

3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021


Standar Kegiatan Usaha Dan Produk Pada
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Sektor Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2022
tentang Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan
Tempat Praktik Mandiri Dokter Dan Dokter Gigi, Klinik,
Pusat Kesehatan Masyarakat, Rumah Sakit, Laboratorium
Kesehatan, Dan Unit Transfusi Darah;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022
tentang Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik,
Laboratorium Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat
Praktik Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter
Gigi.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik;

7. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun


2023 tentang Kesehatan;

M E M U T U S K A N:

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KLINIK TENTANG TANGGUNG


JAWAB PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
KLINIK PRATAMA RAWAT JALAN JASA KARTINI.

KESATU : Melakukan upaya pengukuran, analisa, evaluasi, tindak


lanjut dengan mengoreksi melakukan tindakan korektif,
dan melakukan pelaporan pencapaian Indikator Mutu dan
Kinerja Klinik.
KEDUA : Sebagaimana dalam diktum KESATU, dapat dilakukan
apabila cakupan Indikator Mutu Klinik belum mencapai
target yang diharapkan.
KETIGA : Uraian Indikator Mutu dan Kinerja Klinik terdapat dalam
lampiran yang tidak dapat dipisahkan.

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila


dikemudian hari terdapat kekeliruan maka akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Subang
Pada tanggal : 2 Januari 2023
KEPALA KLINIK PRATAMA RAWAT JALAN
JASA KARTINI

SHELLA SUCY YANTI

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA KLINIK PRATAMA RAWAT


JALAN JASA KARTINI
NOMOR : 08/SK/001-008/I/2023
TANGGAL : 2 JANUARI 2023
TENTANG : PENETAPAN, PENGUKURAN DAN
PELAPORAN INDIKATOR MUTU DAN
KINERJA KLINIK PRATAMA RAWAT
JALAN JASA KARTINI TAHUN 2023

INDIKATOR MUTU DAN KINERJA KLINIK PRATAMA RAWAT JALAN


JASA KARTINI

A. Indikator Mutu Mandatori


Indikator mutu mandatori adalah indikator yang ditetapkan oleh Kemenkes untuk
dilakukan pengukuran oleh seluruh Klinik di Indonesia yang terdiri dari 4 Indikator
Nasional Mutu (INM) yaitu :

No Indikator Nasional Mutu Jenis Indikator Target


1. Kepatuhan kebersihan tangan Proses >85%
2. Kepatuhan penggunaan APD Proses 100%
3. Kepatuhan identifikasi Proses 100%
4. Kepuasan pasien Outcome >76,61
Seluruh Indikator Nasional Mutu (INM) wajib dilaporkan setiap bulan melalui entry
data di aplikasi Mutu Fasyankes (INM) Klinik.

B. Indikator Mutu Non Mandatori


Indikator mutu non mandatori adalah indikator yang disusun berdasarkan
permasalahan yang ada/ dihadapi di klinik yang terdiri dari :

1. Indikator Mutu Prioritas Klinik (IMPK)


No Unit Indikator Mutu Prioritas Klinik Jenis Target
Indikator
1. Poli Umum Pemberi pelayanan adalah Input 100%
dokter umum tetap
2. Rekam Cakupan kelengkapan Proses >70%
Medis pengisian rekam medis

2. Indikator Mutu Pelayanan (IMPEL)


No Indikator Mutu Pelayanan Jenis Indikator Target
1. Angka kontak Proses ≥ 150‰

2. Rasio Rujukan Non Spesialistik Output ≤ 2%

3. Rasio Peserta Prolanis Terkendali Output ≥ 50%

C. Indikator Sasaran Keselamatan Pasien


Sasaran
Keselamatan Upaya Untuk
No Indikator Target
Pasien Mencapai Sasaran

1. Tidak terjadinya Kepatuhan 100 % • Menyusun kebijakan


kesalahan melakukan identifikasi pasien
identifikasi pasien identifikasi pasien minimal dengan dua
dalam pelayanan pada saat cara yang relative
pendaftaran dan tidak berubah
akan • Menyusun prosedur
melaksanakan identifikasi pasien
tindakan maupun • Sosialisasi
pemberian obat pelaksanaan
identifikasi pasien
• Kepatuhan
melaksanakan
identifikasi pasien
• Monitoring dan
tindak lanjut
terhadap kepatuhan
identifikasi pasien
2. Komunikasi efektif • Kepatuhan 100 % • Menyusun kebijakan
dalam pelayanan melaksanakan komunikasi efektif
prosedur dalam pelayanan
transfer • Menyusun prosedur
• Kepatuhan komunikasi efektif
melaksanakan dalam pelayanan
prosedur • Melaksanakan
operan komunikasi efektif
• Kepatuhan dalam pelayanan
melaksanakan sesuai prosedur
SBAR pada
pelaporan
kasus
• Kepatuhan • Memonitor dan
melaksanakan menindaklanjut
TBK pelaksanaan
pada saat komuniksasi efektif
menerima dalam pelayanan
instruksi dokter dengan
menggunakan
indikator yang telah
ditentukan

3. Tidak terjadinya • Kepatuhan 100 % • Melaksanakan 5


kesalahan pelaksanaan benar dalam
pemberian obat 5 benar pemberian obat
dalam • Melakukan
pemberian monitoring dan
obat tindak lanjut upaya
penyediaan obat
yang aman dengan
menggunakan
indikator yang sudah
ditetapkan

4. Tidak terjadinya • Kepatuhan 100 % • Menyusun kebijakan


kesalahan terhadap dan prosedur untuk
prosedur pelaksanaan mencegah
tindakan prosedur kesalahan
tindakan yang prosedur tindak
kritis klinis

• Melaksanakan
• Kepatuhan tindakan klinis
melakukan sesuai prosedur dan
double check melakukan double
pada tindakan check agar tidak
agartidak terjadi salah sisi atau
terjadi salah salah orang
sisi
• Melakukan
• Kepatuhan monitoring dan
melakukan tindak lanjut dengan
double check menggunakan
pada tindakan indikator yang sudah
agar tidak ditetapkan
salah orang
5. Pengurangan • Kepatuhan 100 % • Menyusun kebijakan
terjadinya infeksi melakukan dan prosedur
dalam pelayanan hand hygiene pengendalian infeksi
dengan benar dalam pelayanan
• Kepatuhan • Melaksanakan
menggunakan pengendalian infeksi
APD sesuai dalam pelayanan
dengan sesuai kebijakan dan
ketentuan prosedur
• Melakukan
monitoring dan
tindak lanjut dengan
menggunakan
indikator yang sudah
ditetapkan

6. Tidak terjadinya Kepatuhan 100 % • Menyusun kebijakan


pasien jatuh di melakukan kajian dan prosedur kajian
fasilitas jatuh pada pasien pasien jatuh
kesehatan • Melaksanakan
upaya pencegahan
pasien jatuh sesuai
dengan kebijakan
dan prosedur
• Melakukan
monitoring dan
tindak lanjut sesuai
dengan indikator
yang ditetapkan
PROFIL INDIKATOR MUTU

A. Indikator Nasional Mutu (INM)


1. Indikator Kepatuhan Kebersihan Tangan
Judul Indikator Kepatuhan Kebersihan Tangan
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Keselamatan Pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
3. Klinik harus memperhatikan kepatuhan seluruh
pemberi pelayanan dalam melakukan kebersihan
tangan sesuai dengan ketentuan WHO.

Dimensi Mutu Keselamatan


Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan
sebagai dasar untuk memperbaiki dan meningkatkan
kepatuhan agar dapat menjamin keselamatan
petugas dan pasien/pengguna layanan dengan cara
mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan
kesehatan.

Definisi Operasional 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci


tangan menggunakan sabun dan air mengalir
bila tangan tampak kotor atau terkena cairan
tubuh, atau menggunakan alkohol (alcohol-
based handrubs) dengan kandungan alkohol 60-
80% bila tangan tidak tampak kotor.
2. Kebersihan tangan yang dilakukan dengan benar
adalah kebersihan tangan sesuai indikasi dan
langkah kebersihan tangan sesuai rekomendasi
WHO.
3. Indikasi adalah alasan mengapa kebersihan
tangan dilakukan pada saat tertentu sebagai
upaya untuk menghentikan penularan mikroba
selama perawatan.
4. Lima indikasi (five moment) kebersihan tangan
terdiri dari :
a. Sebelum kontak dengan pasien yaitu sebelum
menyentuh tubuh/ permukaan tubuh pasien.
b. Sesudah kontak dengan pasien yaitu setelah
menyentuh tubuh/ permukaan tubuh pasien.
c. Sebelum melakukan prosedur aseptik
yaitu kebersihan tangan yang dilakukan
sebelum melakukan tindakan steril atau
aseptik, seperti: pemasangan intra vena
kateter (infus), perawatan luka, pemasangan
kateter urin, suctioning, pemberian suntikan
dan lain-lain.
d. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh
pasien seperti muntah, darah, nanah, urin,
feses, produksi drain, setelah melepas sarung
tangan steril dan setelah melepas APD.
e. Setelah bersentuhan dengan lingkungan
pasien yaitu melakukan kebersihan tangan
setelah tangan petugas menyentuh
permukaan, sarana prasarana, dan alat
kesehatan yang ada di lingkungan pasien,
seperti: menyentuh tempat tidur pasien, linen
yang terpasang di tempat tidur, alat- alat di
sekitar pasien atau peralatan lain yang
digunakan pasien.
5. Peluang adalah periode di antara indikasi di
mana tangan terpapar kuman setelah menyentuh
permukaan (lingkungan atau pasien) atau tangan
menyentuh zat yang terdapat pada permukaan.
6. Tindakan kebersihan tangan yang dilakukan
adalah kebersihan tangan yang dilakukan sesuai
peluang yang diindikasikan.
7. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan
tenaga kesehatan.
8. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan adalah
penilaian kepatuhan pemberi pelayanan yang
melakukan kebersihan tangan dengan benar.
9. Observer adalah orang yang melakukan
observasi atau penilaian kepatuhan dengan
metode dan tool yang telah ditentukan.
10. Periode observasi adalah kurun waktu yang
digunakan untuk mendapatkan minimal 200
peluang kebersihan tangan di setiap unit sesuai
dengan waktu yang ditentukan untuk melakukan
observasi dalam satu bulan.
11. Sesi adalah waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan observasi maksimal 20 menit (rerata 10
menit).
12. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi adalah
jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam
satu periode observasi.
13. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi pada
waktu observasi tidak boleh lebih dari 3 orang agar
dapat mencatat semua indikasi kegiatan yang
dilakukan.

Jenis Indikator Proses


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator (pembilang) Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan

Denominator (penyebut) Jumlah total peluang kebersihan tangan yang


seharusnya dilakukan dalam periode observasi
Target Pencapaian ≥ 85%
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Seluruh peluang yang dimiliki oleh pemberi pelayanan
terindikasi harus melakukan kebersihan tangan

Kriteria Eksklusi: Tidak ada


Formula Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan
x 100
% Jumlah total peluang kebersihan tangan yang
seharusnya dilakukan dalam periode observasi
Metode Observasi
Pengumpulan Data

Sumber Data Hasil observasi


Instrumen Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan
Pengambilan Data
Besar Sampel Minimal 200 Peluang
Cara Pengambilan Sampel Non probability Sampling – Consecutive sampling

Periode Bulanan
Pengumpulan Data
Penyajian Data Tabel, Run chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggung jawab mutu
2. Indikator Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Keselamatan Pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan mengenai
penanggulangan penyakit yang dapat menimbulkan
wabah atau kedaruratan kesehatan masyarakat.
4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
5. Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Fasilitas Pelayanan Tingkat Pertama.
6. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD).
7. Klinik harus memperhatikan kepatuhan pemberi
pelayanan dalam menggunakan APD sesuai
dengan prosedur.
Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Klinik dalam


menggunakan APD.
2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna
layanan dengan cara mengurangi risiko infeksi.

Definisi Operasional 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat


yang dirancang sebagai penghalang terhadap
penetrasi zat, partikel padat, cair, atau udara untuk
melindungi pemakainya dari cedera atau transmisi
infeksi atau penyakit.
2. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan
petugas dalam menggunakan APD dengan tepat
sesuai dengan indikasi ketika melakukan tindakan
yang memungkinkan tubuh atau membran mukosa
terkena atau terpercik darah atau cairan tubuh atau
cairan infeksius lainnya berdasarkan jenis risiko
transmisi (kontak, droplet dan airborne).
3. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah
penilaian terhadap petugas dalam menggunakan
APD sesuai indikasi dengan tepat saat memberikan
pelayanan kesehatan pada periode observasi.
4. Petugas adalah seluruh tenaga yang terindikasi
menggunakan APD, contoh dokter, dokter gigi,
bidan, perawat, petugas laboratorium.
5. Observer adalah orang yang melakukan observasi
atau penilaian kepatuhan dengan metode dan tool
yang telah ditentukan.
6. Periode observasi adalah waktu yang
ditentukan sebagai periode yang ditetapkan dalam
proses observasi penilaian kepatuhan.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator (pembilang) Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD sesuai
indikasi dalam periode observasi
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh petugas yang terindikasi menggunakan
APD dalam periode observasi
Target Pencapaian 100%
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua petugas yang terindikasi harus menggunakan
APD

Kriteria Eksklusi: Tidak ada


Formula Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD
sesuai indikasi dalam periode
x 100
% Observasi Jumlah seluruh petugas yang
terindikasi menggunakan APD dalam periode
observasi

Metode Observasi
Pengumpulan Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Observasi Kepatuhan Penggunaan APD
Pengambilan Data
Besar Sampel Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Sampel Non Probability Sampling – Consecutive Sampling

Periode Bulanan
Pengumpulan Data
Penyajian Data Tabel, Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan Data

Penanggung Jawab Penanggung Jawab Mutu


3. Indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien
Judul Indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Keselamatan Pasien.
2. Ketepatan identifikasi menjadi sangat penting untuk
menjamin keselamatan pasien selama proses
pelayanan dan mencegah insiden keselamatan
pasien.
3. Untuk menjamin ketepatan identifikasi pasien maka
diperlukan indikator yang mengukur dan memonitor
tingkat kepatuhan pemberi pelayanan dalam
melakukan proses identifikasi. Dengan adanya
indikator tersebut diharapkan pemberi pelayanan
akan menjadikan identifikasi sebagai proses rutin
dalam proses pelayanan.
Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan untuk


melakukan identifikasi pasien dalam melakukan
tindakan pelayanan.

Definisi Operasional 1. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan


tenaga kesehatan.
2. Identifikasi pasien secara benar adalah proses
identifikasi yang dilakukan pemberi pelayanan
dengan menggunakan minimal dua penanda
identitas seperti: nama lengkap, tanggal lahir, nomor
rekam medik, NIK sesuai dengan yang ditetapkan di
klinik.
3. Identifikasi dilakukan dengan cara visual (melihat)
dan atau verbal (lisan).
4. Pemberi pelayanan melakukan identifikasi pasien
secara benar pada setiap keadaan terkait tindakan
intervensi pasien seperti :
a. Pemberian pengobatan: pemberian obat,
pemberian cairan intravena.
b. Prosedur tindakan kegawatdaruratan.
5. Identifikasi pasien dianggap benar jika pemberi
pelayanan melakukan identifikasi seluruh tindakan
intervensi yang dilakukan dengan benar.

Jenis Indikator Proses


Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi
pasien secara benar dalam periode observasi.
Denominator (penyebut) Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam
periode observasi.
Target Pencapaian 100%
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua pemberi pelayanan yang memberikan
pelayanan kesehatan.

Kriteria Eksklusi: Tidak ada


Formula
Jumlah pemberi pelayanan yang
melakukan identifikasi pasien secara
benar dalam periode observasi
x 100%
Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi
dalam periode observasi
Metode Observasi
Pengumpulan Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Observasi Kepatuhan Identifikasi Pasien
Pengambilan Data
Besar Sampel Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)

Cara Pengambilan Sample Non Probability Sampling – Consecutive Sampling

Periode Bulanan
Pengumpulan Data
Penyajian Data Tabel, Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan Data

Penanggung Jawab Penanggung Jawab Mutu


4. Indikator Kepuasan Pasien
Judul Indikator Kepuasan Pasien

Dasar Pemikiran 1. Undang-Undang mengenai pelayanan publik


2. Peraturan menteri pendayagunaan aparatur negara
dan reformasi birokrasi mengenai pedoman
penyusunan survei kepuasan masyarakat unit
penyelenggara pelayanan publik.
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Klinik.

Dimensi Mutu Berorientasi kepada pasien

Tujuan Mengukur tingkat kepuasan masyarakat sebagai dasar


upaya peningkatan mutu dan terselenggaranya
pelayanan di semua unit yang mampu memberikan
kepuasan pasien.

Definisi Operasional 1. Kepuasan pasien adalah hasil pendapat dan


penilaian pasien terhadap kinerja pelayanan yang
diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Responden adalah pasien yang pada saat survei
sedang berada di lokasi unit pelayanan, atau yang
pernah menerima pelayanan.
3. Besaran sampel ditentukan dengan menggunakan
sampel dari Krejcie dan Morgan.
4. Survei Kepuasan Pasien adalah kegiatan
pengukuran secara komprehensif tentang tingkat
kepuasan pasien terhadap kualitas layanan yang
diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan kepada
pasien.
5. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang
terdapat dalam penyelenggaraan pelayanan sebagai
variabel penyusunan survei kepuasan untuk
mengetahui kinerja unit pelayanan.
6. Unsur survei kepuasan pasien dalam peraturan ini
meliputi :
a. Persyaratan.
b. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur.
c. Waktu Penyelesaian.
d. Biaya/Tarif.
e. Spesifikasi Jenis Pelayanan.
f. Kompetensi Pelaksana.
g. Perilaku Pelaksana.
h. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan.
i. Sarana dan prasarana.
7. Indeks Kepuasan adalah hasil pengukuran dari
kegiatan survei kepuasan berupa angka

Jenis Indikator Outcome


Satuan Pengukuran Indeks
Numerator (pembilang) Tidak ada

Denominator Tidak ada


(penyebut)
Target Pencapaian ≥ 76.61
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Seluruh pasien

Kriteria Eksklusi:
Pasien yang tidak kompeten dalam mengisi kuesioner
dan/atau tidak ada keluarga yang mendampingi.

Formula Total nilai persepsi seluruh responden x 25

Total unsur yang terisi dari seluruh


responden
Metode Survei
Pengumpulan Data
Sumber Data Hasil survei
Instrumen Kuisioner
Pengambilan Data
Besar Sampel Sesuai tabel Sampel Krejcie dan Morgan
Cara Pengambilan Sampel Stratified Random Sampling

Periode Semesteran
Pengumpulan Data

Penyajian Data Tabel, Run chart


Periode Analisis dan Semesteran, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Mutu
B. Indikator Mutu Prioritas (IMP) Klinik Pratama Rawat Jalan Jasa Kartini
1. Pemberi pelayanan adalah dokter umum tetap
Judul Indikator : Pemberi pelayanan adalah dokter umum tetap
Dasar pemikiran : Peraturan mentri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021
Standar Kegiatan Usaha Dan Produk Pada
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko Sektor Kesehatan.
Dimensi Mutu : Keselamatan (Safety)
Tujuan : Tersedianya pelayanan oleh dokter umum yang
mempunyai SIP tetap di klinik.
Definisi : Pemberi pelayanan adalah dokter umum tetap yang
Operasional memiliki SIP di klinik dan praktek sesuai dengan
jadwal yang ditentukan.
Jenis Indikator : Input
Satuan pengukuran : Persen
Numerator : Jumlah hari pelayanan yang dilayani oleh dokter
(Pembilang (N)) tetap
Denominator (Penyebut(D)) : Jumlah total hari pelayanan

Target pencapaian : 100%

Kriteria : Kriteria inklusi : -


Kriteria Eksklusi : jika dokter tetap tidak hadir
dikarenakan sakit/ keperluan penting

Formula : Jumlah hari pelayanan yang


dilayani oleh dokter tetap x 100%
Jumlah total hari pelayanan
Disain : Retrospektif
pengumpulan data
Sumber data : Daftar hadir dokter

Instrumen : Daftar hadir dokter


Pengambilan data
Populasi atau sampel : Total sampling

Frekuensi pengumpulan : Bulanan


data
Periode waktu pelaporan : Triwulanan
data
Periode analisa data : Triwulanan
Penyajian data : Table
Penanggungjawab : PJ Klinik
Indikator

2. Cakupan kelengkapan pengisian rekam medis


Judul Indikator Cakupan kelengkapan pengisian rekam medis
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Keselamatan Pasien.
2. Untuk menjamin kelengkapan isi rekam medis
pasien maka diperlukan indikator yang mengukur
dan memonitor tingkat kepatuhan pemberi
pelayanan dalam melakukan proses pengisian
rekam medis. Dengan adanya indikator tersebut
diharapkan pemberi pelayanan akan menjadikan
pengisian rekam medis sebagai proses rutin yang
harus lengkap dalam proses pelayanan.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan untuk
melakukan pengisian rekam medis secara lengkap
dalam melakukan tindakan pelayanan.
Definisi Operasional Cakupan kelengkapan pengisian rekam medis
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran %
Numerator (pembilang) Jumlah pengisian rekam medis secara lengkap

Denominator (penyebut) Jumlah seluruh rekam medis yang diisi

Target Pencapaian 100%


Kriteria: Kriteria inklusi : semua pemberi pelayanan yang
memberikan pelayanan kesehatan.

Kriteria eksklusi : tidak ada


Formula Jumlah pengisian rekam medis secara lengkap
x 25
Jumlah seluruh rekam medis yang diisi
Metode Observasi
Pengumpulan Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir observasi kelengkapan pengisian rekam medis
Pengambilan Data
Besar Sampel Total sampling
Cara Pengambilan Sampel Non Probability Sampling – Consecutive Sampling

Periode Harian
Pengumpulan Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab PJ Pelayanan Klinis

Ditetapkan di : Subang
Pada tanggal : 2 Januari 2023

KEPALA KLINIK PRATAMA RAWAT JALAN


JASA KARTINI

SHELLA SUCY YANTI

Anda mungkin juga menyukai